penting bagi dua alasan pertama, struktur dasar mendorong bahwa sisi ikatan dibuat dari
lembaran beta secara konvensionalyang mungkin model umum bagi interaksi protein DNA dari
tipe lain. Kedua; system prealbumin tiroksin mungkin mendapatkan sejarah namun merupakan
keterangan yang penting untuk mengetahui mode aksi aktivitas biologis dari kompleks tiroksininti reseptor.
Bagian yang mempertemukan geometris DNA terbuat dari komponen lembaran beta
bagian luar yang tidak digunakan dalam pembentukan kanal tiroksin. Benang asli pasangan
lembaran member pasangan berikatan kuat dari lengan yang jaraknya tepat pada bagian yang
melingkar dari heliks DNA (Gambar 6.15). mereka kaya akan asam amino yang polar. Kelipatan
dua simetris dari prealbumin sekali lagi sangat berguna di dalam dua lipatan simetris dari heliks
dan DNA (Gambar 6.16). model yang terinci masih dalam pencarian, tetapi elemen pengamatan
didalam komunikasi antara sisi ikatan hormone dan sisi ikatan dari DNA telah diketengahkan. Itu
adalah Try-116, ditempatkan sehingga gugus peptidanya terlibat di dalam struktur beta dari
tempat hormone dengan gugus hidroksil dapat menjadi ikatan hydrogen pada DNA. Kita dapat
menjelaskan suatu pro-duktifitas penelitian secara ekstrim dari interhaksi ganda dalam system
model ini.
didapatkan dalam bakteri orodopsi, membrane protein yang lain dipelajari pada saat ini. Heliks
pajangnya lebih kurang 80 dan menjalar tegak lurus pada bidang dua lapis. Seluruh bentuk
dari greseptor asetilkholin pada saat yang dapat dilihat dengan kemampuan daya pisah sekarang
seperti buah manisan bentuk bola dengan memperlihatkan saluran permukaan luar. Bila dikambil
bersama keterangan itu mendrong bahwa reseptor asetilkholin adalah integral dengan protein
membrane. Yang menggunakan bagian akhir dasar membrane ini agak konsisten dengan
peranannya sebagai kanal ionofortik.
5.
Sobell dan kawan sekerjanya telah mempelajari sejumlah komplek sebagai model interaksi
obat-DNA Kristal dibuat dari obat dengan dinukleotida yang dimodifikasi. Penelitian itu
melibatkan antibiotic aktinomisin dengan dioksiguanosin, dengan kerangka lapisan mutagen 9amino akridin dengan 5-iodostidil (3-5) guanosin, vdan tripanosid etidium bromide dengan 5iodouridili (3-5) adenosine dalam tiap hal obat yang mengandung system aromatic planar yang
lebar dapat tersisipkan diantara basis dinukleotid. Obat-obat ini mungkin mendapatkan aktivitas
sitotoksisnya dan interferensi langsung dengan transkripsi dan reflikasi dari DNA. Maka
umumnya mereka itu menarik dalam kisaran yang luas bagi problema didalam biologi molekuler
maupun dalam farmakologi.
Tiga struktur mempunyai beberapa hal penting yang umum: adanya dua lipatan simetris;
penyisipan teramati sebagai satu model ikatan; ikatan hydrogen dan interaksi penimbunan adalah
penting di dalam tiap-tiap system. Keterangan singkat akan diberikan dibawah.
5.1 Aktinomisin
Komplek kristalin yang mengandung 1 molekul aktinomisin 2 dioksiguanomisin dan 12
molekul air (Gambar 6.17). berinteraksi guanosin dengan rantai siklis pentapolipeptida dari
aktinomisin maupun timbunan pada sisi yang berlawanan dari cincin fenosason. Ikatan hydrogen
berhubungan dengan gugus guanine 2-amino dengan oksigen karbonil dari residu treonin dan
guanine N-3 diikat pada NH dari stereonin yang sama. Kedua deoksiguanosin merupakan anti
konformasi. Satu residu tersusun C3-endo C2 endo C2 ekso dan yang lain adalah C2 dan C3 ekso
stokiometris satu banding dua dari komplek merupakan hasil langsung dari dua lipatan simetris
dari aktinomisin.
5.2 9-Amino Akridin
Unit sel dari kompleks 9-amino akrolin berisi empat akridin, 4-sitidil guanosin dan 24 dari
pasangan basa C-G (Gambar 6.18a). yang kedua adalah posisi asimetris dari akridin dengan
memperhatikan (Gambar 6.18b). Interaksi sistemetris akan menjadi penyisipan normal pada
heliks ganda. Geometric asimetrik akan cendrung bagi untaian tunggal dan mungkin bertanggung
jawab bagi stabilitasasi dari putaran butiran tunggal DNA yang dipikirkan menjadi sumber
kerangka lapisan mutasi.
Dasar kehidupan adalah air, yaitu kandungan utama jasad hidup dan semua selnya.
Disamping sebagai pelarut umum atau zat pndispersi, air berperan serta dalam banyak reaksi,
dan kareana itu peranannya lebih besar daripada hanya sebagai medium lembaran: air adalah
senyawa kimia luar biasa yang sangat reaktif. Daya larut, aktivitas permukaan, ikatan
hydrogen, ikatan hidrofob, pengionan, dan berbagai efek konformasi makromolekul
(misalnya pada reseptor obat) semuanya melibatkan air.
1.1 struktur air ruahan
Struktur air adalah akibat sifat fisika molekul H 2O yang luar biasa dank has. Titik lebur,
titik didih, dan kalor penguapan lebih tinggi dibandingkan dengan hibrida unsure sejenis
seperti H2S, H2Se, dan H2Te, atau senyawa isoelektronik seperti HF, CH 4, atau NH3. Ketiga
sifat tersebut merupakan ukuran gaya antarmolekul kuat yang terdapat di antara masingmasing molekul air, yang mencegah Kristal es jatuh berantakan atau molekul meninggalkan
permukaan fase cair dengan mudah waktu dipanaskan. Gaya ini terjadi karena kepolaran air
tinggi yang disebabkan oleh arah sudut iakatan H-O-H, yaitu 104,5 o. Oksigen yang lebih
elektronegatif menarik kuat electron pada ikatan O-H, serta menyebabkan H bermuatan
parsial positif. ( +), sedangkan atom O menjadi bermuatan parsial parsial negative (
-). Karena molekul tidak linier, H 2O mempunyai momen dwikutub. Muatan parsial positif
dan negative pada air yang satu akan menarik secara elektrostatik lawannya pada molekul air
yang nonkovalen seperti itu dapat pula terbentuk antara air dan gugus hidroksil, karbonil,
atau NH, seperti yang akan dibahas.
Dalam es, setiap atom oksigen terikat empat atom hydrogen dengan dua ikatan kovalen
dan dua ikatan hydrogen. Sewaktu es mencair, kira-kira 20% ikatan H ini pecah, tetapi daya
tarik-menarik antara molekul air masih kuat, bahkan juga dalam uap air. Karena itu, air cair
tertata baik pada dasar terbatas: ikatan hydrogen putus dan terbentuk kembali secara spontan,
sambil membangun dan menghancurkan daerah struktur sementara, yang dinamakan
kelompok berkelipatan. Akan tetapi, karena umur-paro setiap ikatan hydrogen hanya
kira=kira 0,1 nanodetik (10-10 detik), adanya kelompok itu hanya mempunyai nilai-statistik;
bahkan ini pun merupakan pertanyaan bagi beberapa penulis yang menganggap air sebagai
polimer sinambung.
F adalah gaya, q1 dan q2 muatan, r jarak yang memisahkannya D, yaitu tetapan dielektrik,
merupakan sifat khas medium itu. Karena D terletak dalam penyebutan, maka makin tinggi
tetapan dielektrik, makin lemah antaraksi antara kedua muatan itu.
Gugus fungsi polar pada senyawa organic nonionic seperti aldehida, keton dan amina
(mempunyai pasangan electron bebas) dengan mudah membentuk ikatan hydrogen dengan
air , dan melarut pada jumlah banyak atau sedikit, htergantung pada perbandingan bagian
polar, dan nonpolar dalam molukul itu.
Zat terlarut atau linarut mengubah suatu air karena bungkus hidrat yang terbentuk
disekeliling ion terlarut itu lebih teratur dan karena itu lebih mantap dibandingkan dengan
kelompok berkelipatan pada air bebas. Akibatnya ion-ion adalah pemecah struktur air. Sifat
larutan yang tergantung kadar linarut, berbeda dengan sifat air murni; perbedaan itu terlihat
pada peristiwa seperti penurunan titik beku, peningkatan titik didih, dan peningkatan
tekanan osmotic larutan.
Molekul air tidak dapat menggunakan keempat ikatan hydrogen yang ada jika
bersentuhan dengan molekul hidrofob (takut air). Ketiodak mampuan ini menyebabkan
hilangnya entropi, meningkatnya kepadatan, vdan miningkatnya penataan. Sesuatu yang
dinamakan gunung es-daerah air yang lebih stabil daripada kelompok-berkelipatan dalam
cair-akan terbentuk. Gunung es seperti itu akan terbentuk disekeliling molekul nonpolar
tunggal, dan membentuk senyawa inklusi yang dinamakan clathrate. Jadi, molekul nonpolar
adalah pembentuk struktur air.
Antar aksi antara linarut dengan suatu fase padat-misalnya obat dengan reseptor
lipoprotein-dipengaruhuri juga oleh air. Bungkus nhidrat atau gunung es yang bergabung
dengan sdalah satu fase akan dihancurkan atau dibentuk dalam antaraksi ini, dan sering
dapat menunjang perubahan konformasi pada reseptor obat makromolekul dan akhirnya,
menunjang peristiwa faali.