Anda di halaman 1dari 27

BAB I

LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
1.1.

Identitas Penderita
Nama Penderita

: An. H.W.

Umur

: 11 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

No CM

: 238575

Bangsal

: Dahlia

Tgl Masuk RS

:20 Juli 2010

Tgl Keluar RS

:26 Juli 2010

1.2. Identitas Orang Tua


Nama Ayah

: Tn.S

Umur

: 40 tahun

Pendidikan

:SLTA

Pekerjaan

: Pedagang

Agama

: Islam

Alamat

: Bojonggede

Nama Ibu

: Ny. M

Umur

: 37 tahun

Pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

2. ANAMNESA
Alloanamnesa pada tanggal 21 Juli 2010 jam 11.00 WIB, Alloanamnesa dengan ayah
penderita.
Keluhan Utama

: Panas selama 4 hari

Riwayat Penyakit Sekarang :


-

Ayah pasien mengatakan bahwa anaknya panas. Panas sudah 4 hari ini, panas
tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas. Panas terus menerus, menggigil (-),
kejang (-), pusing (+), mual (+), perut terasa sakit (+), muntah (-) mimisan (-),
gusi berdarah (-), batuk (-), pilek (-), BAB (+) sulit dan keras 2 hari yang lalu,
namun hari ini BAB (-). Pasien mengatakan sudah minum obat penurun panas,
panas turun kemudian naik lagi. Selain panas pasien juga mengeluh haus. BAK
(+) terakhir pada pukul 06.00 WIB tadi pagi. Nafsu makan pasien berkurang.
Karena kondisi pasien yang terus menurun,ayah pasien membawa anaknya ke
RSUD dr.H Soewondo Kendal.

2HSMRS
Masuk
1HSMRS
RS
PanasPanas(+),
(+),
Panas
pusing
(+).
pusing
Pusing
(+)Mual
(+),
(+),Mual
(+),
Mualmuntah
(+),
(+),
Muntah
muntah
(-), Nyeri
(-)(-)
, Ulu
Nyeri
Nyeri
hati
Ulu
Ulu
(+),
hati
Hati
BAB
(+),
(+),
(+)
Lemah
Lemah
N, BAK
(+),
(+),
(+)
nafsu
haus
N makan-minum(<),
(+) BAB (+) keras, BAB
BAK (-)
(+).
, BAK

3. Riwayat Penyakit Dahulu


-

Penderita tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga ada yang sakit seperti ini yaitu kakak pasien.
Tetangga di lingkungan penderita ada yang mondok di RS karena Demam Berdarah.
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakaknya berusia 15 tahun dan adiknya
berusia 6 tahun. Ayah bekerja sebagai pedagang dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Penderita tinggal bersama orang tuanya. Kebutuhan keluarganya dicukupi oleh ayah yang
berkerja sebagai pedagang dengan penghasilan cukup perbulannya. Biaya Pengobatan
ditanggung sendiri
Kesan Sosial Ekonomi

: Cukup

6. Riwayat Pemeliraharaan Prenatal


Pemeriksaan Kehamilan

: 5x selama kehamilan di
bidan

Penyakit kehamilan

: disangkal

Pendarahan selama kehamilan

: Disangkal

Obat yang diminum selama kehamilan

: Vitamin dan suplemen penambah darah

Kesan Pemeliharaan Prenatal :Cukup


7. Riwayat Kelahiran
Persalinan

: Ditolong oleh bidan

Jenis Persalinan

: Spontan

Usia dalam kandungan

: 38 minggu

Barat Badan lahir

: 2700 gr

Panjang badan

: 47 cm

Kesan Persalinan dan Kelahiran : Normal

8. Riwayat Imunisasi Dasar


BCG

: 1x, Umur 1 Bulan

Polio

: 5x, umur 0,2,4,6,18bulan

DPT

: 3x, umur 2,4,6 bulan

Campak

: 1x umur 9 bulan

Hepatitis B

: 3x, umur 0,1,5 bulan

Kesan Imunisasi

: Lengkap dan tepat bulan

9. Riwayat Gizi
ASI

: Diberikan sejak lahir sampai usia 2 tahun,

Susu Formula

: Diberikan sejak usia 8 bulan

Makanan

: Diberikan Bubur sejak usia 8 bulan sampai


usia 2 tahun

Status Gizi (Z-Score)


Jenis Kelamin

: Perempuan

Berat badan

: 23 kg

Tinggi Badan

: 135 cm

Usia

: 11 tahun

Status Gizi menurut Z-Score : nilai real nilai median/ penyebut


SD Upper jika nilai real > nilai median
SD Lower jika nilai real < nilai median
WAZ (BB/U) = 25 37 / 6,3 = -1,9 (Normal)
HAZ (TB/U) 135 144,8 / 7 = -1,4 (Normal)
WHZ (BB/TB) = 25 30,1/ 3,1 = -1,6 (Normal)
Kesan Status Gizi : Baik

10. Riwayat Perkembangan


Tengkurap

: Usia 4 bulan

Duduk dengan dibantu

: Usia 7 bulan

Merangkak

: Usia 9 bulan

Berdiri

: Usia 12 Bulan

Berjalan

: Usia 14 bulan

Kesan : Perkembangan anak dalam batas Normal sesuai usia


3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 21 Juli 2010 jam 11.00 WIB (di bangsal Dahlia)
Status Present :
Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 11 tahun

Berat badan

: 23 Kg

Pajang Badan

: 135 cm

Tanda Vital :
Nadi

: 140 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Suhu

: 38,2C

Frekuensi Nafas

: 24x/menit

Tekanan darah

: 80/60 mmHg

Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum

: Sedang, compos mentis

Kepala

: Mesocephal

Rambut

: Hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: Palpebra oedem (-), Conjungtiva Anemis (-),


Sklera Ikterik (-), Pupil isochor 3 mm, reflek
cahaya (+/+), reflek kornea (+/+)N.

Telinga

: Ukuran sedang, discharge (-/-), tidak nyeri,


tidak bengkak

Hidung

: Simetris, Nafas Cuping (-)


5

Mulut

: Bibir kering (-), sianosis (-), karies (-), lidah kotor


(-)

Tenggorok

: T0-T0, faring hiperemis (-)

Leher

: Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Thorax
Paru
Inspeksi

: Simetris statis dinamis, tidak ada retraksi

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor seluruh lapang pandang (posisi terlentang)

Auskultasi

: Suara dasar : Vesikuler (+),


Suara Tambahan : Wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung
Inspeksi

: Iktus cordis tidak tampak

Palpasi

: Iktus cordis teraba di sela iga IV. linea


Medioclavicula sinistra, tidak kuat angkat, tidak
Teraba

Perkusi

: Redup

Batas atas

: ICS II linea parasternal kiri

Pinggang

: ICS III linea parasternal kiri

Batas kiri

: ICS V linea Midclavicularis kiri

Batas kanan

: ICS IV linea sternalis kiri

Auskultasi

: Suara jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-)

Abdomen
Inspeksi

: Datar, venektasi tidak ada

Palpasi

: Supel, lemas, nyeri tekan (+) regio epigastrium,


Turgor baik, massa (-), Hepar = tidak teraba (dalam batas
normal) Lien = tidak teraba (dalam batas normal)

Ekstremitas

Superior

Inferior

Sianosis

-/-

-/-

Akral Dingin

-/-

-/-

Oedem

-/-

-/-

Reflek Fisiologis

+N/+N

+N/+N

Reflek Patologis

-/-

-/-

Ptechie

+/+

-/-

Rumple Leed Test

Genital : tidak ada kelainan

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
(Tanggal 20 Juli 2010 jam 18.30 WIB)
Preparat

Tanggal 20 Juli 2010 jam

Hb

10.00 WIB
14,3 g/dl

:
Ht
Leukosit
Trombosit
Widal

40,4 %
1400 /mm3
142.000 / mm3
(-)

Pemeriksaan X Foto Thorak : tidak ditemukan adanya Efusi Pleura Dextra

5. DIAGNOSA BANDING
1. Observasi Febris

Demam Thypoid

Demam Dengue

Demam Berdarah Dengue grade I

2. Status Gizi (NCHS)


Status gizi kurang
Status gizi sedang
Status gizi baik

6. DIAGNOSIS SEMENTARA
1. Demam Berdarah Dengue Grade I
2. Status gizi baik
7. PENATALAKSANAAN (20 Juli 2010 )
a. Suportif
-

Infus RL 10 ml/KgBB/jam 50 tpm

- Maintenance Infus RL 20 tpm


b. Medikamentosa
Injeksi : Cefotaxime 3 x 500 mg (test dulu)
P.o
-

Sanmol Syr 3xII cth (K/P)

Imunos Syr 1x II cth

L-Bio Syr 2 x I cth

c. Diit
-

Banyak minum

3 x lunak

8. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan serologi

9. PROGNOSA
Qua ad vitam

: ad bonam

Qua ad sanam

: ad bonam

Qua ad fungsionam : ad bonam

10. PERJALANAN PENYAKIT


Hari ke-1

Hari ke-2

Hari 3

(20 Juli 2010)

(21 Juli 2010)

(22 Juli 2010)

Panas (+) hari ke-4, menggigil

Panas (+) hari ke-5, menggigil

Panas (+) hari ke 6, menggigil

(-), mimisan (-), pusing (+),

(-), pusing (+), mual (+),

(-), pusing (+), mual (-),

mual (+), muntah (-), nyeri ulu

muntah (-), nyeri ulu hati (+),

muntah (-), nyeri ulu hati (+),

hati (+), batuk (-), pilek (-),

perut terasa sebah (+), batuk

batuk (-), pilek (-), ma/mi (<</

ma/mi (<</+), BAK (+)<<

(-), pilek (-), ma/mi (<</+),

+), BAK (+) >>, BAB (-) 3

terakhir 06.00 , BAB (-) 1 hari

BAK (+) >>, BAB (-) 2 hari

hari

Keadaan

Composmentis, lemah, kurang

Compos mentis, baik, kurang

Umum

aktif

aktif

Keluhan

Vital Sign

Compos mentis, baik, aktif

Nadi

: 140 x/mnt

Nadi

: 130 x/mnt

Nadi

: 100 x/mnt

TD

: 80/60

RR

: 22 x/mnt

RR

: 24 x/mnt

RR

: 24 x/mnt

Suhu

: 37,90C

Suhu

:37,70C

Suhu : 38,2 0 C

Kepala : mesocephal

Kepala : mesocephal

Kepala : mesocephal

Mata

Mata

Mata

: Odem palpebra(-/-)

: odem palpebra (-/-),

C.Anemis (-),S. ikterik (-)

C.Anemis (-),S. ikterik (-)

C.Anemis (-), S. ikterik (-)

Hidung : discharge (-), nafas

Hidung : discharge (-), nafas

Hidung : discharge (-), nafas

cuping hidung (-),

cuping hidung (-),

cuping hidung (-),

Mulut : sianosis (-),kering (-)

Mulut : sianosis (-),kering (-)

Mulut : sianosis (-),

lidah kotor (-)

lidah kotor (-)

(-),lidah kotor (-)

Leher : simetris,

Leher : simetris,

Leher : simetris,

Pembesaran kel limfe {-)

Pembesaran kel limfe {-)

Pembesaran kel limfe {-)

Thorax

Thorax

Pemeriksaan Thorax
Fisik

: Odem palpebra(-/-)

Cor

: Bising (-)

Cor

: Bising (-)

Cor

kering

: Bising (-)

Pulmo : SD vesikuler,

Pulmo : SD vesikuler,

Pulmo :

SD

vesikuler

wheezing (-), Ronchi (-)

wheezing (-), Ronchi (-)

wheezing (-), Ronchi (-)

Abdomen : supel, peristaltic (+), Abdomen : supel, peristaltic (+), Abdomen : supel, peristaltic (+),

Pemeriksaan
Penunjang

Nyeri tekan epigestrium (+)

Nyeri tekan epigestrium (+)

Nyeri tekan epigastrium (+)

Extremitas : akral hangat, nadi

Extremitas : akral hangat, nadi

Extremitas : akral dingin (-),

kaki (+),petechie (+/+) pada

kaki (+),petechie (+/+) pada

nadi kaki (+) kuat, ptechie (-).

ekstremitas superior

ekstremitas superior

Genital : tidak ada kelainan

Genital : tidak ada kelainan

Genital : tidak ada kelainan

Anus

Anus : tidak ada kelainan


Hb : 14,3 gr/dl

Anus : tidak ada kelainan


Hb : 13,2 gr/dl

Hb : 14,6gr/dl

Ht : 40,4 %

Ht : 36,3 %

Ht : 38,1%

Leukosit : 1400/mmk

Leukosit : 1400/mmk

Leukosit : 2900/mmk

Tombosit : 142.000/mmk

Tombosit : 111.000/mmk

Trombosit : 86.000/mmk

Obs. Febris

Obs. Febris

DBD grade I

DBD grade I

Kontipasi

Kontipasi

Konstipasi
Infus R L 20 tts/mnt

Infus R L 20 tts/mnt

Infus R L 15 tts/mnt

Inj. Cefot axime 3x500 mg

Inj. Cefotaxime 3x500 m g

Inj. Cefot axime 3x500 mg

Po : Sanmol syr 3x2 cth

Inj. Ulceranin 3x1/2 amp

Inj.Ulceranin 3x1/2 amp

(K/P )

Po : Sanmol s yr 3x2 cth

Po : Sanmol syr 3x2 cth

(K/P )

(K/P )

L-Bio 2x1 cth

L- Bio 2x1 cth

Imunos syr 1x2 cth

Im unos s yr 1x2 cth

: tidak ada kelainan

Widal : (-)

Obs. Febris 4 hari


DD Demam Thypoid
Assement

Demam Dengue
DBD grade I

Terapi

10

di

Diet

Program

Konsultasi
Rehabilitasi
Medic
Prognosa

Keluhan

Banyak Minum

Banyak Minum

3 x bubur

3 x bubur

3 x bubur

Pepaya

Papaya
Awasi KU

Pepaya
Awasi KU

Awasi KU

Vital sign

Vital sign

Vital sign

Awasi adanya perdarahan

Awasi adanya perdarahan

Awasi adanya perdarahan

Cek Hb, Ht, Trombo


-

Cek Hb, Ht, Trombo


-

Cek Hb, Ht, Trombo


-

Qua ad vitam = ad bonam

Qua advitam = ad bonam

Qua advitam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad fungisionam = ad bonam Qua ad fungisionam = ad bonam Qua ad fungisionarn = adbonam

Hari ke-4

Hari ke-5

(23 Juli 2010)

(24 Juli 2010)

Panas (-) hari ke 6, menggigil

Panas (-) hari ke 7, menggigil

(-), pusing (-), mual (-), muntah

(-), pusing (-), mual (-),muntah

(-), nyeri ulu hati (-), batuk (-),

(-), nyeri ulu hati (-), batuk (-),

pilek (-), ma/mi (+/+), BAK (+)

pilek (-), ma/mi (+/+), BAK

terakhir jam 06.30, BAB (-)

(+) terakhir jam 10.00,


BAB (-)

Keadaan
Umum

Vital Sign

Compos mentis, baik, aktif

Compos mentis, baik,aktif

Nadi

: 88 x/mnt

Nadi

: 96 x/mnt

RR

: 20 x/mnt

RR

: 20 x/mnt

Suhu

: 36, 20C

Suhu : 36,7 0 C

11

Kepala : mesocephal

Kepala : mesocephal

Mata

Mata

: Oedem palpebra (-/-),

C.Anemis (-), S. ikterik (-)

C.Anemis (-), S. ikterik (-)

Hidung : discharge (-), nafas

Hidung : discharge (-), nafas

cuping hidung (-),

cuping hidung (-),

Mulut : sianosis (-),kering (-),

Mulut : sianosis (-),kering (-),

lidah kotor (-)

lidah kotor (-)

Leher : simetris,

Leher : simetris,

Pembesaran kel limfe {-)

Pembesaran kel limfe {-)

Pemeriksaan Thorax
Fisik

: Oedem palpebra (-/-),

Cor

Thorax
: Bising (-)

Cor

: Bising (-)

Pulmo : SD vesikuler,

Pulmo : SD vesikuler,

strem fremitus kanan=kiri,

strem fremitus kanan=kiri,

wheezing (-), Ronchi (-)

wheezing (-), Ronchi (-)

Abdomen : supel, peristaltic (+), Abdomen : supel, peristaltic (+),


Nyeri tekan epigastrium (-)

Nyeri tekan epigastrium (-)

Extremitas : akral dingin (-),

Extremitas : akral dingin (-),

nadi kaki (+), ptechie (-).

nadi kaki (+), ptechie (-).

Genital : tidak ada kelainan

Genital : tidak ada kelainan

Anus : tidak ada kelainan

Anus : tidak ada kelainan


Pukul 05.40
Hb : 14 gr/dl

Hb : 14,4 gr/dl

Ht : 35,4 %

Ht : 38,1 %

Leukosit : 4100/mmk

Pemeriksaan Leukosit : 4900/mmk

Trombosit : 88.000/mmk

Penunjang

Pukul 15.52

Trombosit :70.000/mmk

Hb :12,3 g/dl
Ht: 33,9 %
Leukosit ; 3700/mmk
Trombosit : 117.000/mmk
Assement

DBD grade I

DBD grade I

Infus R L 15 tts/mnt

Terapi

Inj. Cefot axime 3x500 mg

Po : Sanmol syr 3x2 cth

Inj.Ulceranin 3x1/2 amp

(K/P )

Po : Sanmol s yr 3x2 cth

L-Bio 2x1 cth

(K/P )

Imunos syr 1x2 cth

L- Bio 2x1 cth


Im unos 1x2 cth

12

Diet

Program

Konsultasi
Rehabilitasi
Medic

Prognosa

Banyak Minum

Banyak minum

3 x bubur

3 x bubur

Pepaya
Awasi KU

Pepaya
Awasi KU

Vital sign

Vital sign

Awasi adanya perdarahan


Cek Hb, Ht, Trombo

Qua ad vitam = ad bonam

Qua advitam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad fungisionam = ad bonam

Qua ad fungisionam = ad bonam

Hari ke-6

Hari ke-7

(25 Juli 2010)

(26 Juli 2010)

Panas

Keluhan

(-),

menggigil

(-),

Panas (-), menggigil (-), pusing

mimisan (-), pusing (-), mual

(-), mual (+), muntah (-), nyeri

(-),muntah (-), nyeri ulu hati

ulu hati (-), perut terasa sebah

(-), batuk (-), pilek (-), ma/mi

(-), batuk (-), pilek (-), ma/mi

(+/+), BAK (+) terakhir jam

(+/+), BAK (+) terakhir jam

12.00, BAB (+) terakhir jam

03.00, BAB (-)

10.00
Keadaan
Umum
Vital Sign

Composmentis, aktif

Compos mentis, aktif

Nadi

: 90x/mnt

Nadi

: 110 x/mnt

RR

: 20 x/mnt

RR

: 22 x/mnt

Suhu

: 35,70C

Suhu : 36,3 0 C

13

Pemeriksaan
Fisik

Kepala : mesocephal

Kepala : mesocephal

Mata

Mata

: Odem palpebra(-/-)

: Odem palpebra(-/-)

C.Anemis (-),S. ikterik (-)

C.Anemis (-),S. ikterik (-)

Hidung : discharge (-), nafas

Hidung : discharge (-), nafas

cuping hidung (-),

cuping hidung (-),

Mulut : sianosis (-),kering (-)

Mulut : sianosis (-),kering (-)

lidah kotor (-)

lidah kotor (-)

Leher : simetris,

Leher : simetris,

Pembesaran kel limfe {-)

Pembesaran kel limfe {-)

Thorax

Thorax

Cor

: Bising (-)

Cor

: Bising (-)

Pulmo : SD vesikuler,

Pulmo : SD vesikuler,

wheezing (-), Ronchi (-)

wheezing (-), Ronchi (-)

Abdomen : supel, peristaltic (+), Abdomen : supel, peristaltic (+),


Nyeri tekan epigestrium (-)

Nyeri tekan epigestrium (-)

Extremitas : akral hangat, nadi

Extremitas : akral hangat, nadi

kaki (+)

kaki (+)

Genital : tidak ada kelainan

Genital : tidak ada kelainan

Anus : tidak ada kelainan


Hb : 13,6 gr/dl

Anus : tidak ada kelainan

Ht : 36,3 %
Pemeriksaan
Penunjang

Assement

Terapi

Diet

Leukosit : 3700/mmk
Tombosit : 256.000/mmk
Widal : (-)

DBD grade I

DBD grade I

Po : Sanmol syr 3x2 cth

Po : Sanmol syr 3x2 cth

(K/P )

(K/P )

L- Bio s yr 2x1 cth

L- Bio 2x1 cth

Im unos s yr 1x2 cth

Im unos s yr 1x2 cth

Banyak Minum

Banyak Minum

3 x bubur

3 x bubur

Papaya

Pepaya

14

Program

Konsultasi
Rehabilitasi
Medic
Prognosa

Awasi KU

Awasi KU

Vital sign

Vital sign

Awasi adanya perdarahan

Awasi adanya perdarahan

Cek Hb, Ht, Trombo


-

Cek Hb, Ht, Trombo


-

Qua ad vitam = ad bonam

Qua advitam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad sanam = ad bonam

Qua ad fungisionam = ad bonam Qua ad fungisionam = ad bonam

Hari ke-7 di RS, pasien minta pulang konsul dr. Sp.A BLPL jika trombosit bagus.

15

BAB II
PEMBAHASAN
1. DEMAM BERDARAH DENGUE
1.1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes albopictus. Ada 4 gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tandatanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue)
sebagai

akibat

kebocoran

plasma

yang

dapat

menyebabkan

kematian.

Trombositopeni yang bersamaan dengan adanya hemokonsentrasi.


Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti, Aedes albopictus, Aedes polynosiensis, dan beberapa spesies lainnya. Yang
paling berperan dalam penularan adalah Aedes aegypti, yang hidup subur di daerah
tropis dan subtropis. Nyamuk ini mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik
putih pada bagian badan, kaki dan daypnya. Nyamuk Aedes aegypti hidup dan
berkembang pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak langsung
berhubungan dengan tanah seperti bak mandi/WC, air tempayan atau gentong,
kaleng, ban bekas, dll. Nyamuk jantan menghisap sari bunga untukkeperrluan
hidupnya, sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina mencari mangsa
pada siang hari. Biasanya aktivitas menggigit dimulai dari pagi sampai petang hari
dengan puncak aktivitas antara puku 09.00 10.00 dan 16.00 17.00. Kemampuan
terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100 meter. Kepadatan nyamuk
ini akan meningkat pada musim hujan, dimana banyak genangan air bersih yang
dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

1.2. Epidemiologi
Infeksi virus dengue yang dikenal sebagai penyakit arbovirus telah tersebar di
seluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi di beberapa daerah tropis seperti
Asia, Afrika, Amerika tengah, dan selatan. Infeksi virus dengue telah ada di
16

indonesia sejak awal abad ke 18 seperti yang dilaporkan David Bylon seorang dokter
berkebangsaan belanda. Saat itu infeksi virus dengue menyebabkan penyakit yang
dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijdaagse koorts) kadang-kadang disebut
juga sebagai demam sendi (knokkel koorts). Disebut demikian karena demam yang
terjadi menghilang dalam lima hari, disertai nyeri pada sendi, nyeri pada otot, dan
nyeri kepala. Pada tahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta
sebanyak 58 kasus, dengan jumlah kematian yang sangat tinggi, 24 orang (case
fatality rate 41,3 %). Dalam kurun waktu lebih dari 35 tahun terjadi peningkatan
yang pesat, baik dalam jumlah penderita maupun daerah penyebaran penyakit.
Sampai akhir tahun 2005, DBD telah ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.
Terjangkitnya infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban
udara. Pada suhu yang panas (28 32C) dengan kelembaban yang tinggi,nyamuk
Aedes akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Di Indonesia karena
suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat. Maka pola waktu terjadinya
penyakit agak berbeda di setiap tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus sengue
mulai terjadi awal januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada
sekitar bulan april-mei setiap tahunnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD
sangat komplek yaitu : 1 ) pertumbuhan penduduk yang tinggi, 2) urbanisasi yang
tidak terencana dan tidak terkendali, 3) tidak ada kontrol vektor nyamuk yang efektif
di daerah endemis, 4) peningkatan sarana transportasi.
Morbiditas dan mortalitas DBD bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor antara
lain status imunologi penderita, kepadatan vektor nyamuk transmisi virus dengue,
virulensi virus dan kondisi geografi setempat. Secara keseluruhan tidak terdapat
perbedaan jenis kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada
anak perempuan. Walaupun demam berdarah dengue bisa mengenai semua kelompok
umur, namun terbanyak pada anak umur dibawah 15 tahun. Di indonesia. Surosi
(1997) mengemukakan bahwa penderita demam berdarah dengue terbanyak umur 5
14 tahun.
1.3. Etiologi
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviruses) yang sekarang dikenal sebagai
17

genus flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe
yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat
kurang sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut, Seseorang yang tertinggal di daerah endemis Dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atu 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus Dengue
dapat ditemukan diberbagai daerah di indonesia.
Penyakit Demam Berdarah Dengue mengenai seseorang melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah nyamuk betina
dewasa. Nyamuk betina dewasa memerlukan darah manusia atau binatang untuk
hidup dan berkembang biak. Apabila di sekitar tempat bersarang nyamuk ditemukan
seseorang yang sedang sakit Demam Berdarah maka dapat menyebabkan penularan
terhadap orang sekitar dan menyebabkan penyakit Demam Derdarah Dengue ringan
atau berat pada orang tersebut. Bila daya tahan tubuh baik dan virus tidak ganas,
maka derajat penyakit tidak berat. Sebaliknya apabila daya tahan tubuh rendah
seperti anak-anak, penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat
mematikan.
1.4. Patogenesis
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes polysiensis
dan beberapa jenis spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini. Nyamuk Aedes
tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia. Virus kemudian berkembang biak dalam tubuh nyamuk terutama
ditemukan pada kelenjar liurnya dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period)
sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Pada
manusia, virus memerlukan waktu 4-6 hari ( intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan sakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila
nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum
panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
Berdasarkan hipotesis the secondary heterologues infection sebagai akibat
infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang pasien respon
18

antibodi anamnestik yangterjadi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan


transformasi limfosit menghasilkan titer tinggi antibodi IgG anti dengue. Selain itu
replikasi virus dengue di dalam limfosit yang bertransformasi akan meningkatkan
jumlah virus. Akibatnya terbentuk virus kompleks antigen antibodi dalam sirkulasi
darah yang selanjutnya akan mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan
anafilatoksin C3a dan C5a akan menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang
ekstravaskular. Perembesan plasma ini terbukti dengan meningkatnya kadar
hematokrit, penurunan natrium, dan terdapat cairan dalam rongga serosa (efusi
pleura, asites). Keadaan yang berlanjut akan mengakibatkan syok, dan apabila
penanganan tidak adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksis yang berakhir
pada kematian.
Pada hipotesis Antibody Dependent Enchancement (ADE) diterangkan bahwa
individu yang terinfeksi oleh virus dengue sekunder serotipe lain akan mengalami
proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dalam sel mononuklear.
Sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut terjadi seskresi mediator vasoaktif yang
kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga
mengakibatkan keadaan hipovolemia.

1.5. Diagnosa Demam Berdarah Dengue


Kriteria yang dipergunakan untuk menegakkan diagnosa Demam Berdarah
Dengue adalah kriteria menurut WHO tahun 1997 yang terdiri dari kriteria klinis dan
laboratoris untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).
Kriteria Klinis :
a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan, ditandai dengan uji torniquet positif dan salah satu bentuk
lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan perdarahan gusi), hematemesis dan
atau melena.
c. Perbesaran hati (hepatomegali)
19

d. Syok ditandai dengan nadi cepat, lemah, tekanan nadi menurun, tekanan darah
turun ( 20 mmHg), kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
Kriteria Laboratoris :
a. Trombositopeni (100.000/L atau kurang)
b. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20% atau lebih dibandingkan nilai
hematokrit pada masa konvalesen)
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi
atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi
pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien
anemi dan atau terjadi perdarahan.
Derajat DBD menurut WHO tahun 1997 diklasifikasikan dalam 4 derajat :
1. Derajat I

: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahan adalah uji torniquet.


2. Derajat II

: Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau

perdarahan lain.
3. Derajat III

: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,

tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis sekitar
mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
4. Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak terukur.

Pada kasus ini, penderita perempuan berusia 11 tahun dengan :


1. Demam tinggi mendadak, terus menerus, selama 4 hari
2. Manifestasi perdarahan ditandai dengan uji torniquet (+)
Hasil laboratorium pada kasus ini :
1. Trombositopenia (trombosit : 86.000/L)
Pada kasus ini terdapat 2 kriteria klinis dan 1 kriteria laboratoris, sehingga
penderita didiagnosis dengan Demam berdarah dengue derajat I.

20

Diagnosis definitif DBD hanya dapat dilakukan dengan cara isolasi virus,
deteksi antigen dan deteksi antibodi spesifik dalam serum pasien. Dikenal 5 uji
serologis yang biasa untuk menentukan adanya infeksi virus dengue, yaitu :
1. Uji Hemoglitinasi inhibisi (Haemoglutination inhibition test : HI test)
2. Uji komplemen fiksasi (Complement fixation test : CF test)
3. Uji neutralisasi (Neutralization test : NT test)
4. IgM Elisa, dan
5. IgG Elisa
Akhir-akhir ini mulai dikembangkan tes PCR (Polymerase chain Reaction)
yang dapat menampilkan diagnosis serotipe spesifik secara cepat, namun teknologi
baru dapat dikerjakan pada sentra laboratorium penelitian.
Karena berbagai tes serologi tersebut membutuhkan waktu yang lama dan
biaya yang besar, maka pada prakteknya diagnosis klinis dan laboratoris lebih banyak
digunakan.
Pemeriksaan yang lain yang dapat mendukung ke arah suatu DBD :
1. Dengue Blot
2. X-Foto Thorax
Gambaran X-Foto Thorax biasanya menunjukkan gambaran efusi pleura
terutama paru kanan atau lebih berat dapat dijumpai gambaran edema paru. Pada
penelitian prospektif, efusi pleura didapatkan pada 84% (22/26) penderita DBD, dan
penderita dengan indeks efusi pleura (Pleural Effusion Index = PEI) rata-rata 14,1%
menimbulkan kewaspadaan terhadap syok.
Pada pasien ini tidak dilakukan uji serologis karena alasan waktu dan biaya,
tetapi dilakukan pemeriksaan X-Foto Thorax. Hasil Foto Thorax dari pasien ini
menunjukkan tidak adanya efusi pleura kanan.Penyebab perdarahan pada pasien DBD
vaskulopati, trombositopeni, trombositopati dan koagulassi intravaskuler yang
menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti Rumple
Leed positif, petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Petekie
merupakan tanda perdarahan yang paling sering ditemukan. Perdarahan yang paling
ringan adalah uji torniquet positif, berarti fragilitas kapiler meningkat. Pada penderita
ini ditemukan Rumple Leed positif.
Pembesaran hati bervariasi dari just palpable sampai 2 4 cm dibawah lengkung
iga kanan. Derajat pembesaran hari dapat meramalkan perjalanan penyakit, tetapi
21

tidak dapat menentukan beratnya penyakit DBD. Nyeri tekan di ulu hati berhubungan
dengan adanya perdarahan. Pada penderita ini hepar tidak teraba atau dalam batas
normal dan nyeri tekan epigastrium.
Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditemukan pada
sebagian besar kasus DBD. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam,
mencapai nilai terendah pada masa syok dan terjadi sebelum ada peningkatan
hematokrit. Biasanya terjadi pada hari ketiga sampai ketujuh. Pada penderita ini
trombositopenia terjadi pada hari ke 7 sakit/ hari 1 perawatan (86.000/L) dan
meningkat mencapai 117.000/L pada hari ke 10 sakit/ hari ke 6 perawatan,
kemudian naik laik menjadi 256.000/L pada hari ke 11/ hari ke 7 perawatan.
Penderita dipulangkan karena telah memenuhi kriteria memulangkan pasien yang
salah satu diantaranya adalah jumlah trombosit lebih dari 100.000/L
Peningkatan nilai hematokrit merupakan manifestasi hemokonsentrasi dan
indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstravaskuler.
Sebuah studi dari Chennai oleh Balasubraman di India melaporkan bahwa nilai
hematokrit pada anak <5 tahun = 34,8% dan anak >5 tahun = 37,5% merupakan
indikator untuk menilai ada tidaknya hemokonsentrasi, pada kasus ini, kadar
hematokrit menunjukkan telah terjadi hemokonsentrasi. Hematokrit mencapai nilai
normal pada hari ke 10 sakit/ hari ke 6 perawatan (33,9%), ini berarti pemberian
cairan pengganti plasma sudah adekuat.

1.6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita Demam Berdarah Dengue dapat
berupa :
1). Ensefalopati
Ensefalopati pada umumnya timbul sebagaii komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak
disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau
perdarahan dapat menyebabkan ensefalopati. Gejala yang tampak adalah
penurunan kesadaran dari apatis atau somnolen, dapat kejang, dapat terjadi pada
DBD atau SSD. Pada ensefalopati dapat ditemukan peningkatan kadar
22

transaminase (SGOT, SGPT), studi koagulasi memanjang, kadar gula darah


menurun, alkalosis pada analisa gas darah, dan hiponatremia.
2). Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut umumnya terjadi pada fase terminal akibat syok yang
tidak teratasi. Pada keadaan syok yang berat seringkali dijumpai acute tubular
necrose ditandai dengan penurunan jumlah urin, dan peningkatan kadar ureum dan
kreatinin. Diuresis merupakan parameter yang penting untuk mengetahui apakah,
syok sudah teratasi. Diuresis diusahakan >1 ml/kgBB/jam.

3). Edema Paru


Udem paru merupakan komplikasi yang mengkin terjadi akibat pemberian
cairan berlebih. Pemberian cairan yang terus berlangsung pada saat terjadi
reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler akan mengakibatkan distres
pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata dan adanya gambaran udem paru
pada foto dada.

1.7. Penatalaksanaan dan Terapi

23

24

25

26

27

Anda mungkin juga menyukai