Disusun Oleh :
Andri Fadmawati, S. Ked
Danu Ihyar, S. Ked
Djumadi Akbar, S. Ked
Fachroni Rahman, S. Ked
Nurlaely Ameliasari, S. Ked
Sutrisno, S. Ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sensasi cemas atau anxietas sering dialami oleh hampir semua manusia.
Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan,
seringkali disertai oleh gejala otonomik seperti: nyeri kepala, berkeringat,
palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Dalam peraktek sehari-hari anxietas sering
dikenal dengan perasaan cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan
sebagainya, dimana istilah tersebut
gangguan
anxietas
menurun
dengan
meningkatnya
status
tidak perlu segera dihilangkan dengan antianxietas, tetapi sebaiknya daya tahan
psikologis digerakkan. Jika perlu dibantu dengan antianxietas, maka kita harus
melihat dinamika gejala yang timbul supaya dapat diberi pengobatan yang dapat
menghilangkan emosi primer yang menyebabkan gejala muncul.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Macam-macam anti anxiety?
2. Farmakodinamik dan farmakokinetik anti anxiety?
C. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam anti anxiety.
2. Mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik anti anxiety.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANXIETAS
1. Defenisi
Anxietas merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak
menyenangkan , tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan akan
adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya dan seringkali disertai
oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan fisik
2.
otonomik.
Patofisiologi
antianxietas
adalah
3.
ansiolitika.
Penggolongan
a. Benzodiazepin
Diazepam
Clobazam
Chlordiazepoxide
Alprazolam
Lorazepam
Bromazepam
b. Non-Benzodiazepine
Sulpiride
Buspirone
Hydroxizine
Farmakodinamik dan Farmakokinetik
a. Benzodiazepine
Farmakodinamik: Mekanisme kerja benzodiazepine
merupakan
ini
akan
menyebabkan
pembukan
kanal
klorida,
potensial
elektrik
sepanjang
membran
sel
dan
4.
Alprazolam
merupakan
salah
satu
dari
golongan
obat
memiliki
potensi
ketergantungan yang besar jika dipakai lebih dari dua minggu. Selain itu
dapat pula menyebabkan menagntuk, lelah, sakit kepala, gangguan
ingatan, penurunan libido, peningkatan atau penurunan berat badan dan
penurunan saliva.
f. Sulpride
Sulpiride terutama menghambat reseptor D2 dan praktis tanpa
afinitas bagi reseptor lain. Pada dosis yang lebih rendah (di bawah
600mg/hari) terutama bekerja antagonistis terhadap reseptor presinaptis,
dan pada dosis lebih tinggi (di atas 800 mg/hari) juga terhadap reseptor
D2 postsinaptis. Pada dosis yang lebih rendah berguna pada psikosis
dengan gejala negatif. Dosis: 2-3 dd 50-100 mg/hari. Nama dagang yang
tersedia di Indonesia: Dogmatil
g. Buspirone
Derivat-piperazinil ini memiliki khasiat anksiolitis selektif tanpa
kegiatan sedatif, hipnotis, antikonvulsan atau merelaksasi otot.
Mekanisme kerjanya belum diketahui, obat tidak mengikat pada reseptor
benzodiazepine, melainkan pada reseptor-serotonin (5HT) di otak, juga
bersifat antidopamin. Obat ini untuk waktu singkat khusus digunakan
untuk kecemasan, tetapi efek anksiolitisnya nampak lambat baru setelah
2-4 minggu.
dagang : Iterax.
Efek Samping
Efek samping
untuk
golongan
anti
anxietas,
khususnya
Benzodiazepine adalah:
a.
Reaksi yang lazim: kelelahan, mengantuk, ataxia
b.
Reaksi yang jarang terjadi: konstipasi, inkontinensia, retensio
urin, disartria, mata kabur, diplopia, hipotensi, nausea, mulut
c.
c.
benzodiazepine menurun.
Benzodiazepine + Neuroleptika
manfaat
efek
klinis
dari
10
dengan
toksisitas
meprobamate
atau
menginduksi
enzim
yang
phenobarbital.
mikrosomal
rendah,
dibandingkan
Disamping
hepar,
itu,
dengan
phenobarbital
sedangkan
golongan
11
c.
tapering off.
Lama Pemberian
Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal,
pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan. Pemberian yang sewaktuwaktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat diramalkan waktu
datangnya dan hanya pada situasi tertentu (anticipatory anxiety) serta
terjadinya tidak sering. Penghentian selalu secara bertahap (stepwise)
8.
glaucoma,
myasthenia
gravis,
chronic
pulmonary
12
13
BAB III
PENUTUP
Keadaan stres, konflik-konflik yang kompleks menjadikan pencetus stres bagi
individu maupun masyarakat sendiri. Secara subjektif kecemasan itu bagi
kebanyakanorang adalah perasaan yang tidak enak, yang perlu secepat-cepatnya
ditangani.
Bentuk-bentuk anxietas secara psikis sendiri berupa gangguan panik, gangguan
fobik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca trauma dan gangguan
cemas menyeluruh. Terapi yang dianjurkan adalah manajemen krisis, farmakoterapi
(obat anti anxietas) dan psikoterapi.
Ada dua jenis penggolongan obat anti anxietas, yaitu: Benzodiazepine dan Nonbenzodiazepine.golongan Benzodiazepine merupakan
pengobatan gangguan anxietas, karena mempunyai ratio terapeutik yang lebih tinggi
dan kurang menimbulkan efek adiksi serat memiliki toksisitas yang rendah.
Pemberian obat golongan benzodiazepine tidak dianjurkan pada pasien-pasien
dengan riwayat peminum alkohol, penyalahgunaan obat dan unstable personalities,
karena ketergantungan relatif sering terjadi.
Dalam pemberian obat anti anxietas tetap perlu diperhatikan penggunaan obat
yang tepat, efek samping obat, interaksi obat dan kontra indikasinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sadock BJ, Sadock VA. KAPLAN & SADOCK Buku Ajar Psikiatri Klinik. 2ed.
Muttaqin H, Sihombing RNE, editors. Jakarta: EGC; 2012.2.
Maramis WF, Maramis AA. Catatan ILMU KEDOKTERAN JIWA.
ed.Surabaya: Airlangga University Press; 2007.3.
Kaplan H, Sadock BJ. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa aksara; 1997.4.
Maslim
R.
PANDUAN
PRAKTIS
PENGGUNAAN
KLINIS
OBATPSIKOTROPIK (PSYCHOTROPIC MEDICATION). 3 ed. Jakarta: PT
NuhJaya; 2007.5.
Wiria MSS. FARMAKOLOGI DAN TERAPI. 5 ed. Gunawan SG, SetiabudyR,
Nafriadi, Elysabeth, editors. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.6.
Tjay TH, Rahardja K. OBAT-OBAT PENTING kasiat Penggunaan dan EfekSamping.
6 ed. Jakarta: ramedia; 2008.7.
Sadock BJ, Sadock VA. KAPLAN & SADOCK Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2ed.
Muttaqin H, Sihombing RNE, editors. Jakarta: EGC; 2012.
15