Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari
jenis kelamin, umur, tinggi badan, dan berat badan. Jenis kelamin responen
pada penelitian ini seluruhnya adalah laki-laki, baik responden nonolahragawan
maupun responden olahragawan. Adapun karakteristik responden lainnya
umur, tinggi badan, dan berat badan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Nilai Rata-rata Karakteristik Umur, Tinggi Badan, dan Berat Badan
dengan Nilai Signifikansi Menggunakan Uji-t
Kelompok

Umur SD (th) TB SD (cm) BB SD (kg)


167,33
Nonolahragawan 18 20,94 0,802
64,72 2,986
1,940
Olahragawan
18 21,33 1,085 166,11 1,997 64,33 3,835

(p>0,05)

Keterangan: Nilai signifikansi umur = 0,230, tinggi badan = 0,071, berat badan = 0,736

Berdasarkan Tabel 2, karakteristik umur responden nonolahragawan


rata-rata 20,94 0,802 tahun dan olahragawan 21,33 1,085 tahun, perbedaan
rata-rata umur kedua kelompok ini tidak signifikan dengan nilai signifikansi
0,230; rata-rata tinggi badan responden nonolahragawan 167,33 1,940 cm dan
olahragawan 166,11 1,997 cm, perbedaan tinggi badan kedua kelompok
tersebut tidak signifikan dengan nilai signifikansi 0,071; dan rata-rata berat
24

25
badan 66,72 2,986 kg untuk kelompok nonolahragawan, sedangkan untuk
kelompok olahragawan rata-rata berat badan 64,33 3,835 kg dengan nilai
signifikansi perbedaan sebesar 0,736.
2. Tekanan Darah
Statistik deskriptif tekanan darah responden dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3
Statistik Deskriptif Tekanan Darah Responden
Waktu Pengukuran
0 menit*)

10 menit

20 menit

30 menit

Total

Kelompok
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total

Mean
117,78
117,22
117,50
118,33
117,39
117,86
127,78
124,17
125,97
131,39
124,44
127,92
123,82
120,81
122,31

SD
6,468
6,236
6,268
7,071
6,801
6,854
5,996
6,697
6,527
6,137
6,157
7,008
8,660
7,255
8,103

N
18
18
36
18
18
36
18
18
36
18
18
36
72
72
144

Keterangan: *) 0 menit adalah waktu pengukuran sebelum pemberian perlakuan.

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata tekanan darah responden


nonolahragawan lebih tinggi daripada olahragawan, dimana rata-rata tekanan
darah responden nonolahragawan 123,82 mmHg, sedangkan olahragawan
120,81 mmHg. Demikian pula halnya pada setiap waktu pengukuran tekanan
darah responden nonolahragawan lebih tinggi daripada olahragawan. Pada

26
menit ke-0 rata-rata tekanan darah responden nonolahragawan 117,78 mgHg,
sedankan responden olahragawan 117,22 mmHg; menit ke-10 responden
nonolahragawan 118,33 mgHg, sedangkan responden olahragawan 117,39
mmHg; menit ke-20 responden nonolahragawan 127,78 mgHg, sedangkan
responden olahragawan 124,17 mmHg; dan menit ke-30 responden
nonolahragawan 131,39 mgHg, sedangkan responden olahragawan 124,44
mmHg.

Jadi terlihat adanya pengaruh akut setelah konsumsi minuman

berenergi terhadap tekanan darah berupa peningkatan tekanan darah, baik


pada responden nonolahragawan dan olahragawan.
Tabel berikut ini menggambarkan hasil pengujian signifikansi
pengaruh akut pemberian minuman berenergi menggunakan analisis varian.
Tabel 4
Daftar Sidik Ragam Pengaruh Minuman Berenergi pada Tekanan Darah
Sumber Keragaman
Perlakuan
Waktu Pengukuran (A)
Kelompok (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total

db
7
3
1
3
136
143

JK
3722.104
3159.910
327.007
235.188
5666.833
9388,938

KT
531.729
1053.303
327.007
78.396
41.668

F
12.761
25.279
7.848
1.881

Sig.
0,000
0,000
0,006
0,136

Keterangan: db = derajat bebas, JK = Jumlah Kuadrat, KT = Kuadrat Tengah


Waktu Pengukuran (A): 0 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit
Kelompok (B): nonolahragawan, olahragawan

Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa pada faktor waktu


pengukuran diperoleh nilai signifikansi 0,000, yang berarti ada perbedaan
pengaruh akut waktu pengukuran terhadap tekanan darah responden, atau
dengan kata lain ada perbedaan tekanan darah yang signifikan pada masing-

27
masing waktu. Demikian pula halnya dengan pengukuran tekanan darah pada
masing-masing kelompok dengan nilai signifikansi 0,006, yang berarti
kelompok nonolahragawan dan olahragawan memperlihatkan tekanan darah
yang berbeda nyata.

Untuk mengetahui perbedaan masing-masing waktu

pengukuran dilakukan uji lanjut menggunakan LSD (Least Significance


Different) pada taraf nyata 0,05.
Uji lanjut menggunakan LSD hanya dapat dilakukan terhadap faktor
waktu pengukuran yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5. Uji LSD tidak
dapat diterapkan pada faktor kelompok responden karena hanya terdiri dari
dua group, yaitu nonolahragawan dan olahragawan, sehingga dianalisis
mengguan uji t independen, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Berikut ini dapat dilihat hasil uji LSD terhadap waktu pengukuran.
Tabel 5
Hasil Uji LSD terhadap Data Tekanan Darah
(I) Waktu
(J) Waktu
Pengukuran (menit) Pengukuran (menit)
0 menit
10 menit
20 menit
30 menit
10 menit
0 menit
20 menit
30 menit
20 menit
0 menit
10 menit
30 menit
30 menit
0 menit
10 menit
20 menit
Keterangan: * Berbeda nyata pada taraf nyata 0,05

I-J

Std. Error

Sig.

-0,36
-8,47*
-10,42*
0,36
-8,11*
-10,06*
8,47*
8,11*
-1,94
10,42*
10,06*
1,94

1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536
1,536

0,814
0,000
0,000
0,814
0,000
0,000
0,000
0,000
0,208
0,000
0,000
0,208

28
Berdasarkan hasil uji LSD pada taraf nyata 0,05 diketahui tekanan
darah pada waktu menit ke-30 berbeda nyata dengan pengukuran pada menit
ke-10, dengan perbedaan rata-rata 10,06 mmHg, dan ke-0, dengan perbedaan
rata-rata 10,42 mmHg, tetapi tidak berbeda nyata dengan pengukuran pada
menit ke-20, dengan perbedaan rata-rata 1,94 mmHg. Pengukuran pada menit
ke-20 memberikan hasil yang berbeda nyata dengan pengukuran pada menit
ke-10 dengan perbedaan 8,11 mmHg dan memberikan hasil yang juga berbeda
nyata dengan pengukuran pada menit ke-0 sebesar 8,47 mmHg.

Hal ini

berarti pemberian minuman berenergi meningkatkan tekanan darah responden


secara signifikan, khususnya pada menit ke-20 dan 30 tidak ada perbedaan
tekanan darah yang signifikan antara menit ke-20 dan menit ke-30.

Gambar 3
Grafik Rata-Rata Peningkatan Tekanan Darah Responden

29
Gambar 3 memperlihatkan peningkatan tekanan darah responden
setelah diberikan minuman berenergi, pada menit ke-20 peningkatan tekanan
darah mencapai rata-rata 125,97 mmHg dari 117,86 mmHg di menit ke-10
atau meningkat sebesar 6,88 %, sedangkan pada menit ke-30 yang meningkat
sebesar 1,54 % menjadi 127,92 mmHg. Hal ini mengindikasikan bahwa
secara umum minuman berenergi meningkatkan tekanan darah peminumnya,
khususnya pada menit ke-20 terjadi peningkatan tekanan darah cukup tinggi.
Tabel berikut ini dapat dilihat hasil dari independent-samples t-test
pada taraf uji 0,05 terhadap kelompok, nonolahragawan dan olahragawan.
Tabel 6
Hasil independent-samples t-test Data Tekanan Darah
Berdasarkan Kelompok
Levene's Test for
Equality of
Variances

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

t-test for Equality of Means


Mean
Std. Error
Differenc
Difference
e

sig.

df

Sig.

4.475

.036

2.264

142

.025

3.014

1.331

2.264 137.773

.025

3.014

1.331

Berdasarkan hasil pengujian, seperti yang terlihat pada Tabel 9,


diketahui varian data kedua kelompok tidak homogen, dengan nilai F = 4,475
dan nilai sig. 0,036 (sig. < 0,05), sehingga hasil uji t menggunakan baris
kedua, dimana diperoleh nilai t hitung sebesar 2,264, df = 137,773, dan nilai
signifikansi sebesar 0,025.

Karena nilai signfikansi < 0,05 maka dapat

disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok responden

30
nonolahragawan dan olahragawan, dimana perbedaannya mencapai 3,014
mmHg. Nilai rata-rata tekanan darah responden nonolahragawan mencapai
123,82 mmHg, sedangkan kelompok responden olahragawan mencapai
120,81 mmHg.

Gambar 4
Perbandingan Pengaruh Akut Pemberian Minuman Berenergi pada Kelompok
Responden Berdasarkan Waktu Pengukuran
Gambar 4 memperlihatkan peningkatan tekanan darah responden
nonolahragawan setelah mengkonsumsi minuman berenergi lebih tinggi
daripada responden olahragawan. Pada responden nonolahragawan tekanan
darah pada menit ke-20 meningkat sebesar 7,98 % menjadi 127,78 mmHg,
sedangkan responden olahragawan hanya meningkat 5,77 mmHg. Pada menit

31
ke-30 peningkatan tekanan darah responden nonolahragawan masih cukup
tinggi sebesar 5,77 %, sedangkan responden olahragawan hanya 0,22 %.
3. Denyut Nadi
Statistik deskriptif denyut nadi responden dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 7
Statistik Deskriptif Denyut Nadi Responden
Waktu Pengukuan
0 menit*)

1 menit

3 menit

5 menit

Total

Kelompok
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total
Nonolahragawan
Olahragawan
Total

Mean
78,89
78,44
78,67
91,00
86,22
88,61
91,00
86,50
88,75
80,78
80,22
80,50
85,42
82,85
84,13

SD
6,067
3,329
4,828
5,053
2,981
4,753
5,750
3,294
5,151
4,609
4,110
4,313
7,746
4,935
6,599

N
18
18
36
18
18
36
18
18
36
18
18
36
72
72
144

Keterangan: *) 0 menit adalah waktu pengukuran sebelum pemberian perlakuan.

Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa rata-rata denyut nadi total


responden nonolahragawan lebih tinggi daripada olahragawan, dimana ratarata denyut nadi responden nonolahragawan 85,42 /menit, sedangkan
olahragawan 82,85 /menit. Pada menit ke-0, rata-rata denyut nadi responden
nonolaharagawan lebih tinggi daripada olahragawan, yaitu 78,89 /menit dan
78,44 /menit.

Jadi sejak awal sebelum pemberian minuman berenergi,

32
denyut nadi responden nonolahragawan lebih cepat daripada responden
olahragawan.
Pada responden nonolahragawan, denyut nadi responden meningkat
sebesar 15,35 % pada 1 menit pertama setelah pemberian minuman berenergi,
denyut nadi responden stabil 91 /menit sampai menit ke-3, dan menurun
tajam sebesar 11,23 % pada menit ke-5. Pada responden olahragawan, denyut
nadi responden sebelum pemberian minuman berenergi rata-rata 78,44
/menit, meningkat sebesar 9,92 % pada 1 menit setelah minum, meningkat
0,32 % pada menit ke-3, dan turun sebesar 7,26 persen pada menit ke-5.
Tabel berikut ini menggambarkan hasil pengujian signifikansi
pengaruh pemberian minuman berenergi menggunakan analisis varian.
Tabel 8
Daftar Sidik Ragam Pengaruh Minuman Berenergi pada Denyut Nadi
Sumber Keragaman
Perlakuan
Waktu Pengukuran (A)
Kelompok (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total

db
7
3
1
3
136
143

JK
3432.438
3040.188
237.674
154.576
2794.056
6226,493

KT
490.348
1013.396
237.674
51.525
20.545

F
23.868
49.327
11.569
2.508

Sig.
0,000
0,000
0,001
0,062

Keterangan: db = derajat bebas, JK = Jumlah Kuadrat, KT = Kuadrat Tengah


Waktu Pengukuran (A): 0 menit, 1 menit, 3 menit, 5 menit
Kelompok (B): nonolahragawan, olahragawan

Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa waktu pengukuran nilai


signifikansi waktu pengukuran adalah 0,000, yang berarti waktu pengukuran
berpengaruh terhadap denyut nadi responden, atau dengan kata lain ada
perbedaan denyut nadi yang signifikan pada masing-masing waktu. Demikian

33
pula halnya dengan pengukuran denyut nadi pada masing-masing kelompok
dengan nilai signifikansi 0,001, yang berarti kelompok nonolahragawan dan
olahragawan memperlihatkan denyut nadi yang berbeda nyata.

Untuk

mengetahui perbedaan masing-masing waktu pengukuran dilakukan uji lanjut


menggunakan LSD (Least Significance Different) pada taraf nyata 0,05.
Uji lanjut menggunakan LSD hanya dapat dilakukan terhadap faktor
waktu pengukuran yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 9. Uji LSD tidak
dapat diterapkan pada faktor kelompok responden karena hanya terdiri dari
dua group, yaitu nonolahragawan dan olahragawan, sehingga dianalisis
mengguan uji t independen, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Berikut ini dapat dilihat hasil uji LSD terhadap waktu pengukuran.
Tabel 9
Hasil Uji LSD terhadap Pengaruh Minuman Berenerti terhadap Denyut Nadi
Berdasarkan Waktu Pengukuran
(I) Waktu
(J) Waktu
Pengukuran (menit) Pengukuran (menit)
0 menit
1 menit
3 menit
5 menit
1 menit
0 menit
3 menit
5 menit
3 menit
0 menit
1 menit
5 menit
5 menit
0 menit
1 menit
3 menit
Keterangan: * Berbeda nyata pada taraf nyata 0,05

I-J

Std. Error

Sig.

-9,94*
-10,08*
-1,83
9,94*
-0,14
8,11*
10,08*
0,14
8,25*
1,83
-8,11*
-8,25*

1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086
1,086

0,000
0,000
0,094
0,000
0,898
0,000
0,000
0,898
0,000
0,094
0,000
0,000

34
Berdasarkan hasil uji LSD pada taraf nyata 0,05 diketahui denyut nadi
pada menit ke-1, dan menit ke-3 berbeda nyata dengan denyut nadi pada
menit ke-0, tetapi denyut nadi pada menit ke-5 tidak berbeda nyata dengan
denyut nadi pada menit ke-0. Denyut nadi yang diukur pada menit ke-1 tidak
berbeda nyata dengan denyut nadi yang diukur pada menit ke-3, sedangkan
denyut nadi pada menit ke-3 berbeda nyata dengan denyut nadi pada menit ke-5.
Agar lebih jelasnya mengenai signifikansi perbedaan denyut nadi
berdasarkan waktu pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5
Pengaruh Minuman Berenergi terhadap Denyut Nadi Responden
Gambar 5 memperlihatkan adanya peningkatan denyut nadi responden
setelah diberikan minuman berenergi pada menit ke-1 sebesar 12,64 %

35
menjadi 88,61 /menit, pada menit ke-3 peningkatan hanya mencapai 0,16 %
menjadi 88,75 /menit, dan menurun drastis pada menit ke-5 sebesar 9,30 %
menjadi 80,5

/menit.

Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum

minuman berenergi sangat cepat meningkatkan denyut nadi peminumnya,


khususnya pada menit ke-1, tetapi kemudian stabil pada menit ke-3 dan
kembali menuju normal pada menit ke-5.
Tabel berikut ini memperlihatkan hasil uji t-independen (independen
samples t-test) terhadap pengaruh kelompok responden terhadap denyut nadi.
Tabel 10
Hasil Uji t-independen terhadap Pengaruh Minuman Berenergi terhadap
Denyut Nadi Berdasarkan Kelompok Responden
Levene's Test for
Equality of
Variances

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

t-test for Equality of Means


Mean
Std. Error
Differenc
Difference
e

sig.

df

Sig.

12.839

.000

2.374

142

.019

2.569

1.082

2.374

120.493

.019

2.569

1.082

Berdasarkan hasil pengujian, seperti yang terlihat pada Tabel 13,


diketahui varian data kedua kelompok tidak homogen, dengan nilai F =
12,839 dan nilai sig. 0,000 (sig. < 0,05), sehingga hasil uji t menggunakan
baris kedua, dimana diperoleh nilai t hitung sebesar 2,374, df = 120,493, dan
nilai signifikansi sebesar 0,019. Karena nilai signfikansi < 0,05 maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan denyut nadi yang signifikan antara kelompok
responden nonolahragawan dan olahragawan, dimana perbedaannya mencapai

36
2,569 /menit.

Nilai rata-rata denyut nadi responden nonolahragawan

mencapai 85,42 /menit, sedangkan kelompok responden olahragawan


mencapai 82,85 /menit (Tabel 7).
Adapun rata-rata pengaruh akut minuman berenergi terhadap denyut
nadi pada masing-masing kelompok responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 6
Grafik Rata-Rata Peningkatan Denyut Nadi pada
Masing-masing Kelompok Responden
Gambar 6 memperlihatkan secara umum pemberian minuman
berenergi berpengaruh terhadap denyut nadi responden nonolahragawan dan
olahrgawan, seiring dengan pertambahan waktu, yang diperlihatkan dengan
adanya peningkatan maupun penurunan denyut nadi responden. perubahan
yang cukup mencolok adalah adanya peningkatan denyut nadi responden pada

37
1

menit

setelah

pemberian

minuman

berenergi.

Pada

responden

nonolahragawan, denyut nadi responden meningkat sebesar 15,35 % pada 1


menit pertama setelah pemberian minuman berenergi, denyut nadi responden
stabil 91 /menit sampai menit ke-3, dan menurun tajam sebesar 11,23 %
pada menit ke-5.

Pada responden olahragawan, denyut nadi responden

sebelum pemberian minuman berenergi rata-rata 78,44 /menit, meningkat


sebesar 9,92 % pada 1 menit setelah minum, meningkat 0,32 % pada menit
ke-3, dan turun sebesar 7,26 persen pada menit ke-5.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Mengkonsumsi Minuman Berenergi terhadap Tekanan Darah
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2009
Hasil penelitian dan analisis data memperlihatkan minuman berenergi
berpengaruh terhadap tekanan darah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati Angkatan 2009 berupa peningkatan tekanan darah,
baik pada kelompok mahasiswa olahragawan maupun nonolahragawan.
Peningkatan tekanan darah tersebut karena kafein menstimulasi langsung
pusat vasomotor dan otot jantung. Akibat stimulasi pada pusat vasomotor
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, sedangkan stimulasi otot jantung
menyebabkan

peningkatan

frekuensi

denyut

jantung.

Keadaan

ini

menyebabkan tekanan darah bertambah tinggi dan aliran darah bertambah


cepat.8,9,10 Kafein meningkatkan pengaktifan kerja saraf yang menghasilkan

38
percepatan denyut jantung untuk memompa darah dan oksigen, sekaligus
menstimulasi peningkatan kadar gula darah.11
Menurut hasil penelitian Allison22 yang dilakukan di Universitas
Wisconsin-Madison, pemberian minuman berenergi yang mengunakan
kombinasi taurin dan kafein dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah,
sebesar 3 mmHg. Selain itu, penelitian Baum dan Weis23 yang meneliti efek
taurin dan kafein terhadap tekanan darah pada tiga belas atlet muda dan
hasilnya stroke volume meningkat secara nyata dan juga terjadi peningkatan
pada tekanan darah.
2. Pengaruh Mengkonsumsi Minuman Berenergi terhadap Denyut Nadi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2009
Denyut nadi adalah ukuran untuk menyatakan kecepatan denyut
jantung, yang dinyatakan dalam jumlah denyut per menit. 19 Hasil penelitian
dan analisis data memperlihatkan minuman berenergi berpengaruh terhadap
denyut nadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Angkatan 2009, baik pada kelompok mahasiswa olahragawan maupun
nonolahragawan.
Rata-rata denyut nadi istirahat pada laki-laki dewasa adalah 72
/menit.10 Adapun pada penelitian ini rata-rata denyut nadi responden
meningkat sampai 12,64 % setelah 1 menit minum minuman berenergi,
dimana rata-rata denyut nadi responden sebelum perlakuan 78,67 /menit.
Jadi masih dibawa batas takikardia, yaitu jika denyut nadi > 100 /menit.

39
Berdasarkan

pengelompokan

responden,

nonolahragawan

dan

olahragawan, diketahui ada perbedaan peningkatan denyut nadi yang


signfikan pada kedua kelompok ini.

Pada menit ke-1, kelompok

nonolahragawan mencapai peningkatan sebesar 15,35 % menjadi 91 /menit,


sedangkan kelompok olahragawan hanya 9,92 % menjadi 86,22 %. Hal ini
mengindikasikan peminum nonolahragawan cukup berbahaya meminum
minuman berenergi, karena dimungkinkan pada menit ke-1 denyut nadinya
mencapai lebih dari 100 /menit (takikardia), yang akan membahayakan
peminum itu sendiri.
Jika terjadi takikardia dikhawatirkan terjadi komplikasi seperti
terjadinya bekuan atau jendalan darah yang dapat menyebabkan stroke atau
serangan jantung, ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah
(gagal jantung), pingsan berulang, dan yang paling menakutkan adalah
terjadinya mati mendadak (sudden death). Mati mendadak ini biasanya
behubungan dengan ventricular tachycardia atau ventricular fibrillation.
Menariknya lagi, ada kasus gagal jantung yang dicetuskan oleh takikardi,
yang disebut: tachycardia-induced heart failure (TIHF). Insiden TIHF belum
diketahui pasti. Beberapa hasil riset menyebutkan bahwa sekitar 50%
penderita dengan gangguan irama jantung yang disebut atrial fibrillation (AF)
dan gangguan fungsi bilik jantung kiri (left ventricular dysfunction) memiliki
beberapa derajat TIHF. Gangguan ini (TIHF) dapat terjadi pada usia
berapapun, dari bayi hingga lanjut usia.

40
Meskipun demikian, tidak semua takikardi berbahaya. Untuk
pencegahan agar tidak terjadi komplikasi, disarankan untuk segera ke UGD
(Unit Gawat Darurat) atau ke dokter terdekat bila mengalami takikardi. Di
UGD rumah sakit, dokter akan melakukan manuver vagal, pemberian
medikasi (terapi), atau kardioversi sesuai indikasi yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai