ENDOKRIN
ENDOKRIN
HIPOADRENALISME
O
L
E
H
KELOMPOK II
ABDURAZAK HEMETO
AFRILIA V.R PATRAS
CICI KURNIATI ZAKARIA
FRANGKY USMAN
LIDYAWATI MUSTAPA
2014/2015
D4 KEPERAWATAN 2A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam penyelesaian
makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi dan untuk pengembangan
makalah ini ke depan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan sekaligus dapat menambah pengetahuan.
PENULIS
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormone berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai
organ tubuh. Salah satu organ utama dari sistem endokrin adalah kelenjar adrenal. Kelenjar
adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang
saling berkaitan. Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa utnuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan
kortikosteroid oleh kelenjar adrenal. Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa
maupun hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai.
Hipoadrenalisme atau insufisiensi adrenal adalah penurunan kadar glukokortikoid
yang bersikulasi. Mineralokortikoid aldosteron juga dapat berkurang. Hipoadrenalisme dapat
disebabkan oleh disfungsi kelenjar adrenal, yang disebut hipoadrenalisme primer, atau akibat
disfungsi hipofisis atau hipotalamus yang disebut hipoadrenalisme sekunder.
Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan
penyakit yang serius. Salah satu penyakit yang ditimbulkan adalah penyakit Addison.
Penyakit Addison atau insufisiensi adrenokortikal,terjadi bila fungsi korteks adrenal
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal.
BAB II
PEMBAHASAN
HIPOADRENALISME
A. DEFINISI
Kelenjar Adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa triangular pipih
berwarna kuning yang tertanan pada jaringan adiposa. Organ ini berada di kutub atas
ginjal. Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks di bagian luar dan medula di
bagian dalam.
a) Korteks mensekresi hormon steroid. Korteks terbagi menjadi tiga lapisan, dari
luar ke dalam: zona glumerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis.
b) Medula yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama (selsel krista saraf) yang menjadi asal neuron simpatis. Sel medula sebenarnya
adalah neuron postganglionik simpatis yang bermodifikasi.
Hipoadrenalisme atau insufisiensi adrenal adalah penurunan kadar glukokortikoid
yang bersikulasi. Mineralokortikoid aldosteron juga dapat berkurang. Hipoadrenalisme
dapat disebabkan oleh disfungsi kelenjar adrenal, yang disebut hipoadrenalisme primer,
atau akibat disfungsi hipofisis atau hipotalamus yang disebut hipoadrenalisme sekunder.
B. EPIDEMIOLOGI
Menurut Saputra dan Tjokroprawiro (2010), penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh
Thomas Addison pada tahun 1855. Penyakit Addison jarang dijumpai, di Amerika
Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi, sedang Di rumah sakit terdapat 1 dari 6.000
penderita yang dirawat. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983,
Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56%, dan
wanita 44%. Penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak
terdapat pada umur 20 50 tahun
C. KLASIFIKASI
1. Hipoadrenalisme Primer (Insufisisensi adrenal primer)
Hipoadrenalisme primer (Insufisiensi adrenal primer) yang disebut penyakit
Addison, terjadi akibat kerusakan korteks adrenal. Penyakit ini biasanya otoimun, dan
terjadi akibat antibodi IgG yang ditujukan pada semua atau sebagian kelenjar adrenal.
Penyakit Addison juga dapat terjadi akibat infeksi, misalnya tuberkulosis.
Tuberkulosis kelenjar adrenal adalah penyebab umum insufisiensi adrenal di negara
berkembang dan biasanya tidak sembuh dengan terapi infeksi. Tumor kelenjar adrenal
destruktif juga dapat menyebabkan insufisiensi adrenal.
Penyakit Addison ditandai dengan kadar glukokortikoid yang rendah disertai
kadar ACTH dan CRH yang tinggi. Kehilangan total kelenjar adrenal juga
menyebabkan kehilangan androgen adrenal dan aldosteron. Defisiensi aldosteron
menyebabkan peningkatan kehilangan natrium dalam urine sehingga terjadi
hiponetremia (peningkatan konsentrasi kalium dalam darah)
2. Hipoadrenalisme sekunder (Insufisiensi adrenal sekunder)
Insufisiensi adrenaal sekunder dapat terjadi akibat hipopituitarisme atau
disfungsi hipotalamus. Pada insufisiensi adrenal sekunder, tidak terjadi pelepasan
ACTH sehingga adrenal tidak menyekresi glukokortikoid atau androgen. Sintesis
aldosteron juga dapat terpengaruh. Insufisiensi adrenal sekunder dapat terjadi apabila
kortisosl digunakan secara terapeutik untuk tujuan anti inflamasi.
D. ETIOLOGI
Tuberculosis
Histoplasmosis
Koksidiodomikosis
Pengangkatan kedua kelenjar adrenal
Kanker metastatik (ca paru, lambung, payudara, melanoma, limfoma)
Adrenalitis autoimun
Predisposisi :
a. Pasien yang pernah menderta penyakit addisons sebelumnya
b. Pasien yang pernah dilakukan adrenalektomi bilateral
c. Pasien yang mendapat pengobatan steroid adrenal kurang lebih 6 bulan
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya Hipofungsi Adrenokortikal mencakup operasi pengangkatan
kedua kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberkulosis (TB) dan
histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan
kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses
autoimun telah menggantikan tuberculosis sebagai penyebab penyakit Addison, namun
peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan
pencantuman penyakit infeksi ini kedalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak
adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufisiensi adrenal akibat
penurunan stimulasi korteks adrenal.
Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak
terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan
stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian
kortikosteroid setiap hari selama 2-4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Oleh
sebab itu kemungkinan Addison harus di anitsipasi pada pasien yang mendapat
pengobatan kortikosteroid.
F. MANIFESTASI KLINIS
1) Depresi karena kadar kortisol mempengaruhi mood dan emosi.
2) Keletihan, yang berkaitan dengan hipoglikemia, dan penurunan glukoneogenesis.
3) Anoreksia, muntah, diare dan mual.
4) Hiperpigmentasi kulit apabila kadar ACTH tinggi (insufisiensi adrenal primer)
karena ACTH memilik efek mirip hormon perangsang melamin (melanin stimlating
hormone) pada kulit.
5) Rambut tubuh yang tipis pada wanita apabila sel adrenal penghasil androgen rusak
atau apabila kadar ACTH sangat rendah.
6) Ketidakmampuan berespon terhadap situasi stres, mungkin menyebabkan hipotansi
berat dan syok.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. ACTH Test
Paling spesifik untuk hipofungsi primer ,Tiga hari berturut-turut diberi 25 U ACTH
atau yang sintetik (Cortrosyn) yaitu 0,25 mg Cortrosyn = cosyntropin dalam infus
dari 1L NaCl faali. Pada penyakit Addison primer, 17-OH KS per24 jam urine tidak
naik. Selain cosyntropin, dapat digunakan juga synachten (= tetracosactin).
2. Water Load Test
Tes ini kurang spesifik, tetapi dapat digunakan apabila tidak ada fasilitas
pemeriksaaan hormon kortisol, dan lain-lainnya.
Bahaya
: Hiponatremia yang fatal, siapkan air garam dan injeksi NaCl hipertonik,
Dasar
a.
b.
c.
d.
kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. Penyakit ini juga
dapat terjadi pada anak-anak. dan presentasi dari kejadiannya yaitu 44% pada wanita dan
56% bagi pria, namun hal ini tidak diketahui pasti penyebabnya. Nama penyakit ini
dinamai dari Dr Thomas Addison, dokter Britania Raya yang pertama kali
mendeskripsikan penyakit ini tahun 1855. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenalin
kurang aktif, sehingga kekurangan hormon adrenal.
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon korteks adrenal.
Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggu fungsi bagian dari
kelenjar adrenal disebut korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua penting
bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan aldosteron.)
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat rusaknya korteks adrenal.
(baroon, 1994).
Kesimpulan kelompok penyakit Addison merupakan suatu penyakit hormonal yang
disebabkan karena sekresi hormon korteks adrenal menurun karena penyakit primer atau
insufisiensi korteks adrenal dan kekurangan sekresi ACTH
B. Patofisiologi
Penyakit Addison atau insufisiensi adrenokortikal,terjadi bila fungsi korteks adrenal
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal.
Atrofi otoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75%
kasus penyakit Addison. Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua
kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberculosis (TB) dan
histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan
kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses
otoimun telah menggantikan tuberculosis sebagai penyebab penyakit Addison,nsmun
peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan
pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak
adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufiensi adrenal akibat
penurunan stimulasi korteks adrenal.
Gejala infusiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak
terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan respons normal tubuh terhadap
keadaan stress dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan
pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 hingga 4 minggu dapat menekan fungsi
korteks adrenal oleh sebab itu,kemungkinan penyakit Addison harus diantisipasi pada
pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid.
C. Manifestasi Klinik
Penyakit Addison ditandai oleh kelemahan otot : Anoreksia ; gejala gastrointestinal ;
keluhan mudah lelah ; emasiasi (tubuh kurus kering). Pigmentasi pada kulit,buku-buku
jari,lutut,siku serta membrane mukosa ; hipotensi ; kadar glukosa darah dan natrium
serum yang rendah ; dan kadar kalium serum yang tinggi.Pada kasus yang berat ganguan
metabolisme natrium dan kalium dapat ditandai oleh pengurangan natrium dan air, serta
dehidrasi yang kronis berat.
Dengan berlanjutnya penyakit yang disertai hipotensi akut sebagai akibat dari
hipokortikoisme,pasien akan mengalami krisis addisonian yang ditandai oleh
sianosis,panas dan tanda-tanda klasik syok : pucat,perasaan cemas,denyut nadi cepat dan
lemah,pernapasan cepat serta tekanan darah rendah. Disamping itu,pasien dpat mengeluh
skit
kepala,
mual,nyeri
abdomen,serta
diare,dan
memperlihatkan
tanda-tanda
konsentrasi
glukosa
darah
dan
natrium
(hipoglikemia
dan
respons sesudah pemberian metyrapon yang menstimulasi ACTH endogen tidak akan
tampak.
E. Penatalaksanaan
Terapi darurat ditunjukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi darah,
memberikan cairan, melakukan terapi penggantian kortikosteroid, memantau tanda-tanda
vital dan menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai
ditinggikan. Hidrokortison (solu-cortev) disuntikan secara intravenayang kemudian
diikuti dengan pemberian infus dekstrosa 5% dalam larutan normal saline. Preparat
vasopresor amina mungkin diperlukan jika keadaan hipotensi bertahan.
Antibiotik dapat diberikan jika infeksi memicu krisis adrenal pada penderita
insufisiensi kronis adrenal. Disamping itu, pengkajian kondisi pasien harus dilakukan
dengan ketat untuk mengenali faktor-faktor lain, yaitu stresor atau keadaan sakit yang
menimbulkan serangan akut.
Asupan per oral dapat dimulai segara setelah pasien dapat menerimanya. Secara
perlahan-lahan pemberian infus dikurangi ketika asupan cairan per oral sudah adekuat,
untuk mencegah hipovolemia.
Jika kelenjar adrenal tidak dapat berfungsi kembali, pasien memerlukan terapi
penggantian kortikosterod dan mineralokortikoid seumur hidup untuk mencegah
timbulnya kembali insufisiensi adrenal serta krisis addisonian pada stres atau sakit.
Selain itu, pasien mungkin akan memerlukan suplemen makanan dengan penambahan
garam, pada saat terjadi kehilangan cairan dari saluran cerna akibat muntah dan diare.
Dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
c. Riwayat psikosiospiritual
Meliputi kegiatan klien sehari-hari, serta bagaimana kondisi lingkungan klien.
Bagaimanakah peran serta orang-orang terdekat klien. Merasa kehilangan
kemampuan dan harapan, cemas terhadap lingkungan baru, Depresi, mengingkari,
kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood, dan tampak bingung.
Apakah klien sering melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
4) Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Lelah, nyeri/ kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari. Tidak
mampu beraktivitas atau bekerja
Tanda : Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi pada aktivitas yang
minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan
konsentrasi. Letargi
b. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi termasuk hipotensi postural, takikardi, disritmia, suara jantung
melemah, nadi perifer melemah, pengisian kapiler memanjang, ekstremitas
dingin, sianosis, dan pucat
c. Integritas ego
Gejala : adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit
fisik atau pembedahan. Perubahan gaya hidup. Ketidakmampuan mengatasi
stress.
Tanda : Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil
d. Eliminasi
Gejala : diare, sampai adanya konstipasi, kram abdomen, perubahan frekuensi
dan karakteristik urin
Tanda : Diuresis yang diikuti oliguria
e. Makanan atau cairan
Gejala : Anoreksia berat, mual, muntah, kekurangan zat garam, BB menurun
dengan cepat
Tanda : Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering
f. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan
Tanda : disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar natrium rendah),
letargi, kelelahan mental, peka rangsangan,cemas, koma (dalam keadaan krisis)
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang belakang, abdomen,
ekstrimitas (pada keadaan krisis)
h. Pernapasan
Gejala : Dipsnea
Tanda : Pernapasan meningkat, takipnea, suara nafas: krekels, ronkhi pada
keadaan infeksi
i. Keamanan
Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas
Tanda : Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkena sinar matahari)
menyeluruh atau berbintik bintik. Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan
hipotermi (keadaan krisis)
j. Seksualitas
Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya tanda tanda seks
sekunder (berkurangnya rambut rambut pada tubuh terutama pada wanita).
Hilangnya libido
5) Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
a) Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
hiponatremia)
Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)
Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
Penurunan kadar kortisol serum
Kadar kortisol plasma rendah
ADH meningkat
Analisa gas darah: asidosis metabolic
Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena
lebih
tinggi
atau
menggunakan
lisin-vasopresin
sebagai
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
Kekurangan Volume
Cairan :
Penurunan cairan intra
vaskuler, interstisil, dan atau
mengarah intravaskuler. Ini
mengarah ke dehidrasi,
kehilangan cairan dengan
pengeluaran sodium.
Batasan Karakteristik :
Kelemahan,
kehausan,
Penurunan turgor
kulit/lidah
Membran
mukosa/kulit kering
Penigkatan denyut
nadi
Pengisian vena
menurun
Penurunan status
mental
Konsentrasi urine
meningkat
Temperatur tubuh
meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat
badan seketika
Kehilangan volume
NOC
NOC :
Fluid balance
Hydration
Nutritionalstatus : food
NIC
NIC :
Monitoring Cairan
Tentukan riwayat
diharapkan
CVP dalam rentang
ketidakseimbangan
yang diharapkan
Tekanan arteri rata-rata
cairan (hipertermi,
renal, gagal jantung,
tidak ada
Berat badan stabil
Tidak ada distensi vena
Tidak ada edema perifer
Hidrasi kulit
Membran mukosa basah
Serum elektrolit dbn
Ht dbn
Tidak ada haus yang
abnormal
Tidak ada sunken eyes
Urine output normal
Mampu berkeringat
Tidak demam
diaporesis, disfungsi
hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmolaritas urine
Monitor BP,HR,RR
Monitor tekanan darah
orthotastik dan
perubahan irama
jantung
Monitor parameter
hemodinamik invasif
Catat secara akurat
jumlah
Manajemen Cairan
Pertahankan posisi
mekanisme
pengaturan
peningkatan JVP,
berbaring
Buat jadwal masukan
cairan
Timbang berat badan
secara berkala
Monitor ttv
Pantau haluaran urine
( karakteristik,warna ,
ukuran)
Keseimbangan cairan
secara 24jam
Monitor tanda dan
gejala asites dan
edema
Ukur lingkaran
abdomen , awasi
tetesan infus
Pantau albumin serum
Kaji turgor kulit
D I AG N O SA
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Batasan karakteristik
-
NOC
Nutritional status:
Nutritional status :
food fluid intake
Nutritional status :
nutrient intake
NIC
Nutrition management
makanan
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
Allowance)
Membran mukosa
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
sensasi rasa
Perasaan
Wight control
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
Kriteria hasil :
Adanya peningkatan
yang dibutuhkan
pasien
Anjurkan pasien
dengan tujuan
Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
Mampu
untuk meningkatkan
untuk meningkatkan
protein dan vitamin
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
C
Berikan substansi
gula
Yakinkan diet yang
dimakan
menelan
Tidak terjadi
mengandung tinggi
penurunan berat
serat untuk
mencegah
dikonsultasikan
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB
bagaimana membuat
dengan makanan
harian
Monitor jumlah
cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
komplikasi
Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
ketidakmampuan
untuk mengunyah
intake Fe
Anjurkan pasien
patologi
Kurang berminat
catatan makanan
nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
terhadap makanan
Pembuluh darah
steatorrhea
Kehilangan rambut
yang dibutuhkan
Nutrition monitoring
BB pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,
misinformasi
penurunan berat
badan
Monitor tipe dan
jumlah aktifitas yang
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukkan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan
bisa dilakukan
Monitor interaksi
selama makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan dan
faktor biologis,
tindakan tidak
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, hb, dan
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
DIAGNOSA
Intoleran aktivitas
NOC
NOC
Defenisi : Ketidakcukupan
energy
NIC
psikologis
atau
NIC
Energy conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs
harus
disertai
yang
ingin
dilakukan.
peningkatan
melakukan
aktivitas
sehari-hari
abnormal
terhadap
(ADLs)
secara
aktivitas
Respon
frekuensi
mandiri
Tanda-tanda
jantung
abnormal
normal
Batasan karakteristik :
vital
Kolaborasi
dengan
tenaga
rehabilitasi
medic
dalam
merencanakan
dalam
Activity Therapy
tepat
Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas
yang
mampu dilakukan
Bantu
untuk
memilih
konsisten
sesuai
aktivitas
yang
dengan
terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang
mencerminkan
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah :
dengan
aritmia
Perubahan
EKG
yangmencerminkan
atau
kemampuan
-
tanpa
mendapatkan
sumber
kardiopulmunari
setelah beraktivitas
Dispnea
setelah Status respirasi : pertukaran
beraktivitas
Menyatakan
merasa
letih
Menyatakan
merasa
lemah
imobilisasi
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan
antara
baring
suplei
diinginkan
Bantu
untuk
bantuan
alat
aktivitas
untuk
mengidentifikasi
aktivitas
atau
-
yang
disukai
Bantu klien untuk
membuat
jadwal
latihan
dan
kebutuhan oksigen
Mobilitas
yang
mendapatkan
untuk
aktivitas
yang
diperlukan
adekuat
Sirkulasi status baik
bantuan alat
Status
isekmia
Ketidaknyamanan
fisik,
diwaktu
luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
-
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif
dalam
bagi
yang
aktiv beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi
diri
dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi,
NOC
NIC
situasional berhubunagn
(NIC)
dengan
penolakan
Hambatan fungsi
Kurang penghargaan
Kehilangan
Perubahan peran
social
jarang, kadang-
pernyataan klien
criteria hasil :
tentang harga
Menunjukan harga
klien dalam
penerimaan diri
Komunikasi
terbuka
Pemenuhan peran
pribadi yang
penilaian diri
Pantau frekuensi
ucapan
diri
Tentukan rasa
percaya diri
oleh indicator
sanggup menghadapi
Pantau
Batasan karateristik :
peniadaan diri
Kaji perubahanperubaan terbaru
pada klien yang
dapat mempengaruhi
harapan
Perkataan penolakan
-
diri
Melaporkan secara
bermakna
Penerimaan kritik
percaya terhadap
untuk mengatasi
lain, penjelasan
tentang
diri (NIC)
- Tunjukan rasa
kemapuan klien
situasi
Dukung
keberhasilan
peningkatan
dalam pekerjaan,
tanggung jawab
sekolah, dan
diri jika
kelompok social
Menunjukan
penyesuaian
diperlukan
Kaji alasanalasan untuk
mengkritik atau
psikososial :
menyalahkan diri
perubahan hidup,
-
untuk menerima
indicator berikut :
(sebutkan 1-5, tidak
pernah, jarang,
tantangan baru
Ajarkan
keterampilan
kadang-kadang, sering
melalui bermain
perasaan berguna
Mengatakan
optimisme tentang
sebagainya
Rujuk sumber-
masa depan
Menggunakan
diskusi, dan
sumber di
strategi koping
ekfektif
Klien akan :
- Mengetahui
-
sendiri
Dukung klien
masyarakat yang
sesuai
Minta bantuan
kekuatan pribadi
Melakukan
perilaku yang
social. Perawat
dapat
spesialis klinis,dan
meningkatkan
layanan keagamaan)
kepercayaan diri
Mengungkapkan
jika perlu
perubaan/kehilang
an yang episodic
DIAGNOSA
Ansietas
Definisi :
Perasaan tidak nyaman
atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom
( suber sering kali tidak
spesifik atau tidak dketahui
NOC
NOC
Anxiety control
Coping
Impulse control
Kriteria Hasil :
NIC
NIC
Anxicty Reduction
(Penurunan Kecemasan )
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
Klien mampu
harapan terhadap
mengungkapkan gejala
pelaku pasien
Jelaskan semua
cemas
Mengidentifikasi,
untuk mengontril
Ditandai dengan
Perilaku
Penurunan
produktivitas
Gerakan yang trelevan
Gelisah
Melihat sepintas
Insomia
Kontak mata yang
buruk
Mengekspresikan
menunjukan tehnik
normal
Postur tubuh, ekspresi
Batasan Karakteristik
mengungkapkan dan
ancaman.
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
mengidentifikasi dan
cemas
Vital sign dalam batas
prosedur
Pahami prespektif
npasien terhadap
situasi stres
Temani pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
Berikan informasi
menunjkan
berkurangnya
faktual mengenai
kecemasan
diagnosis, tindakan
prognosis
Dorong keluarga
rub
Denagrkan dengan
penuh perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien
mengungkapkan
kekhawatiran krena
perasaan, kelakuan,
perubahan dalam
persepsi
Instruksikan pasien
peristiwa hidup
Angitasi
menggunakan teknik
Mengintai
Tampak waspada
mengurangikecemasan
Afektif
Gelisah, Distres
Kesedihan yang
mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri
sendiri
Peningkatan
kewaspadaan
Iribilitas
Gugup
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan yang
persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak percaya
diri
Khawatir
Fisiologi
Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar
Tremor
Suara bergetar
Simpatik
relaksasi
Berikan obat untuk
Anoreksia
Eksitensi
kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan frekuensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superficial
Lemah, kedutan pada
otot
Para simpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Penurunan denyut nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada
exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan lapang,
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan kemampuan
untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
Lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
ksesehatan pola
interaksi, fungsi peran
status peran )
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi / kontaminan
interpersonal
Penularan penyakit
interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Steres, Ancaman
kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada ( status
ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran,
status peran, konsep
diri)
Konflik tidak disadari
mengenai tujuan
penting hidup
Konflik tidak disadari
mengenai nilai yang
esensial / penting
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
IMPLEMENTASI
Adalah suatu pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. (Effendi, 1995:40)
EVALUASI
Adalah stadium dari proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian
tujuan keperawatan dinilai dari kebutuhan untuk memodifikasi tujuan intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2011). Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh
mana tujuan tercapai, yaitu :
a. Berhasil : perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu yang telah ditetapkan
tujuan
b. Tercapai sebagian
DAFTAR PUSTAKA