Anda di halaman 1dari 41

SENYAWA AROMATIS

I.

Pendahuluan
Istilah senyawa aromatik pada mulanya digunakan untuk golongan senyawa beraroma,
seperti benzaldehida, toluena, serta benzena. Namun saat ini istilah senyawa aromatik
untuk kelompok senyawa yang mengandung cincin seperti benzena.

Benzena

Benzaldehida

Toluena

Ada banyak senyawa aromatik yang digunakan sebagai obat, misalnya atorvastatin
(LipitorTM) yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta
parasetamol yang banyak digunakan sebagai analgesik-antipiretik.

Paracetamol
II.

Penamaan Senyawa Aromatik


Benzena monosubstitusi secara sistematis diberi nama dengan cara yang sama dengan
hidrokarbon lainnya, menggunakan benzena sebagai nama induk. Jadi, C6H5Br disebut
bromobenzena,

C6H5NO2

disebut

nitrobenzena,

dan

C6H5CH2CH2CH3

disebut

propilbenzena.

Untuk senyawa benzena yang sederhana, dapat digunakan nama trivial atau nama
umum. Untuk benzena tersubstiusi alkil kadang-kadang disebut arena dan diberi nama
dengan cara berbeda tergantung pada ukuran gugus alkil. Bila substien alkil lebih kecil
daripada cincinnya (enam karbon atau kurang), maka arena itu dinamai sebagai benzena
tersubstitusi alkil. Bila substien alkil lebih besar daripada cincinnya (tujuh karbon atau
lebih), senyawa itu dinamai sebagai alkana tersubstitusi fenil.
Benzena tersubstitusi ganda (disubstutusi) diberi nama menggunakan awalan orto- (o-)
bila posisi substituennya 1,2; meta- (m-) bila posisi substituennya 1,3; dan para- (p-) bila
posisi substituennya 1,4.

orto-dimetilbenzena

meta-dimetilbenzena para-dimetilbenzena

Tabel 1 Nama Umum (Trivial) Beberapa Senyawa Aromatik

III.

Penomoran Golongan Senyawa Aromatik


Penamaan senyawa aromatik dengan lebih dari satu golongan terikat pada cincin
benzen dilakukan dengan memberi nomor cincin. Salah satu golongan yang terikat pada
cincin diberi nomor satu, selanjutnya diberi nomor dua hingga enam. Bila ada lebih dari satu
gugus fungsi yang terikat maka urutan prioritas penomoran substituen adalah sebagai berikut:

-COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X

FENOL SEDERHANA DAN ASAM AROMATIS


I.

Struktur Umum dan Sifat Fisikokimia


Fenol sederhana mempunyai struktur cincin aromatik dan

satu

atau

lebih gugus hidroksil (OH). Bentuk murninya berupa padatan


tidak berwarna dan menjadi gelap saat terpapar udara. Sifatnya
yang asam menjadikan fenol mudah teroksidasi dalam kondisi

basa

sehingga dihindari perlakuan dengan alkali kuat. Umumnya larut di pelarut organik dan
kelarutan dalam air terbatas, yaitu 8,3 g/100ml. Kelarutan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah gugus hidroksilnya.
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.
Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Mereka mempunyai
ciri sama, yaitu cincin aromatik, satu atau lebih gugus hidroksi (OH-), dan gugus-gugus
lain penyertanya. Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu
gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glikosida
daripada senyawa bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan
yang lebih kecil dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa glioksidanya.
II. Penamaan dan Penomoran
Penamaan senyawa fenol sederhana dengan satu lebih dari suatu golongan hidroksil
atau subtituen lain terikat pada cincin benzen dilakukan dengan cara menomori cincin.
Penomoran salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu. Posisi yang
lain diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah
dengan jarum jam, sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Bila ada lebih dari satu
gugus fungsi yang terikat maka urutan prioritas penomoran substituen adalah sebagai
berikut : - COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X.
Contoh penamaan dan penggolongan :
Nama trivial : o kresol
Nama IUPAC : 1-hidroksi-2-metilbenzena
Contoh lain senyawa golongan fenolik sederhana dan asam aromatik :

III.

Bioaktivitas dan Khasiat Senyawa Fenol dan Asam Aromatik dalam Tanaman
Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas,
mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam
telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil
propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik. Dalam suatu penelitian,
tujuh senyawa fenolik diisolasi dan diidentifikasi dari daun dewa (Gynura divaricata), biji
tanaman kapulaga (Elettaria cardamomum). biji pohon zaitun Olea europaea dan masih
banyak lagi di alam.
Senyawa fenolik minyak zaitun telah terbukti menguntungkan mengubah komposisi
lipid, platelet dan fungsi sel, aktivitas mikroba dan pembentukan tulang, serta mengurangi
kerusakan oksidatif dan inflamasi
Yang sudah banyak dilakukan penelitian adalah manfaat senyawa fenolik dalam
minyak zaitun. Salah satunya senyawa fenolik dari minyak zaitun telah mengakibatkan
peningkatan HDL dan penurunan yang signifikan LDL dalam sirkulasi pun dia
menghambat oksidasi LDL yang banyak mengakibatkan arterosklerosis dan penyakit
jantung lainnya. Khasiat lainnya yaitu menghambat kerusakan DNA, sel ginjal, sel darah
merah,
Konsumsi fenol yang kaya minyak zaitun telah mengakibatkan peningkatan sirkulasi
HDL-C berkisar antara 5,1-6,7% dalam dua studi manusia lebih lanjut [79,80]. Selain itu,
studi sebelumnya menunjukkan penurunan yang signifikan dalam LDL-C setelah satu
minggu fenol yang kaya konsumsi minyak zaitun.

Gynura divaricata DC. (Compositae) merupakan tanaman obat tradisional Cina yang
biasa digunakan untuk pengobatan bronkitis, tuberkulosis paru, pertusis, mata sakit, sakit
gigi, arthralgia rematik, dan diabetes dalam obat-obatan tradisional. Dari ketujuh senyawa
yang ditemukan, senyawa fenolik dan flavonoid lah yang mempunyai aktivitas antioksidan
utama sebagai obat penyakit-penyakit tersebut.

GOLONGAN KUINON
Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor
benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan
rangkap karbon-karbon.
Kebanyakan kuinon terdapat pada pigmen tanaman, dan sering mempunyai aktivitas
biologis yang khusus. Salah satu sifat khas kuinon yang membedakan dengan senyawa
bahan alam lain adalah sifat redoks.
Senyawa kuinon pada reduksi dengan reduktor lemah menghasilkan senyawa yang
tidak berwarna atau berwarna pucat yang dapat dikembalikan ke warna semula pada reaksi
oksidasi. Prinsip dari reaksi ini dapat digunakan sebagai uji diagnostic untuk menetapkkan
senyawa kuinon. Reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan NaBH4 sedangkan
oksidasi dapat terjadi kembali dengan pengaliran udara.

Sifat terpenting dari kuinon adalah reduksi bolak-baliknya menjadi hidrokuinon.


Hampir semua kuinon mengalami reaksi ini. reduksi melibatkan adisi electron secara
bertahap mula-mula menghasilkan anion radikal, kemudian dianion. Sifat kuinon seperti
ini memainkan peranan penting dalam oksidasi reduksi biokimia yang reversible (transport
elektron).
I. BENZOKUINON

1,4-benzokuinon (kuning)

1,2-benzokuinon (merah)

Benzokuinon merupakan pigmen fungus yang umum tetapi jarang di jumpai dalam
tumbuhan

tinggi

dengan

konsentrasi

yang

dapat

diamati.

Hidroksi-

dan

metoksibenzokuinon terdapat dalam beberapa tumbuhan tinggi dan penting dari segi
ekonomi.
Dalam keadaan murni Benzokuinon berupa kristal kuning cerah dengan bau khas,
beberapa dari senyawa ini bersifat beracun. Senyawa ini adalah turunan teroksidasi 1,4 hydroquinone. Benzoquinon sensitif terhadap asam mineral kuat dan alkali, yang
menyebabkan kondensasi dan dekomposisi senyawa. Benzokuinon agak sukar larut
dalam air (10 g/L). Kelarutan meningkat pada hidroksi benzokuinon dan menurun pada
metoksi benzokuinon) dan dalam eter minyak tanah; larut dalam aseton; sangat mudah
larut dalam etanol, benzena, dan dietil eter. Momen dipol 0.67 D.
CONTOH SENYAWA GOLONGAN BENZOKUINON:
a. Hidroksi- dan metoksibenzokuinon
Metoksibenzokuinon muncul dalam warna pink
di keseluruhan tepung gandum sebagai hasil
hidrolisis dan oksidasi dari glukosida yang ada
pada

tepung

hidroksibenzokuinon
berbentuk

kristal

gandum.

Sedangkan

berwarna
padat.

Dengan

orange,
natrium

dithionit, senyawa benzokuinon akan cepat tereduksi menjadi tidak berwarna. Dalam
larutan alkali, hidroksibenzokuinon akan berwarna biru-ungu.
b. Embelin
(2-methoxy-6-undecyl-1,4-benzoquinone)
Senyawa aktif embelin adalah dihidroxyquinon
yang didapatkan pada buah kering Embella ribes.
Embelin telah diteliti berfungsi sebagai antioksidan,
antikanker, penyakit kulit dan agen anti fertilisasi.
Embelin juga dilaporkan mampu menurunkan dan mengatur produksi gen yang terlibat
dalam kelangsungan hidup sel, proliferasi, invasi dan metastasis tumor.

Embella ribes
c. Plastokuinon
Plastokuinon
kloroplas
merupakan
turunan
benzokuinon
ditinjau

yang

penting

segi

fungsiya

dari

karena bertindak sebagai pembawa redoks dalam fotosintesis, karena itu plastokuinon
banyak terdapat pada klorofil tumbuhan. Mempunyai bermacam rantai samping
isoprenoid.. Plastokuinon tipe PQ-A merupakan yang paling banyak ditemukan pada
tumbuhan tinggi.
d. Ubikuinon (koenzim Q)
Terdapat pada membrane dalam
mitokondria, strukturnya sangat mirip
dengan

plastokuinon.

terdapat

beberapa

berbeda

dalam

anggota
jumlah

Namun
yang
bagian

isoprenoidnya dalam rantai samping. . Di dalam mitokondria, koenzim Q10 berperan pada jalur
fosforilasi oksidatif yang sangat penting dalam pembentukan ATP.

Koenzim Q10 juga memiliki aktivitas antioksidan kuat yang bekerja dengan cara
mengikat radikal bebas, yaitu komponen yang merusak DNA, membran sel, dan
menyebabkan kematian sel. Penurunan kadar koenzim Q10 di antaranya dapat
mengakibatkan penuaan dini akibat peningkatan radikal bebas yang merusak sel dan
DNA serta menimbulkan berbagai kelainan degeneratif dan kardiovaskular.
e. Tokoferol

tokoferol

Merupakan antioksidan yang penting yang terdapat dalam minyak biji-bijian


(misalnya kecambah gandum). Tokoferol mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai
samping isoprenoidnya. Tokoferol dapat diperoleh dari struktur jenis plastokuinon
dengan cara reduksi dan penutupan cincin. Contoh senyawa yang terdapat paling banyak
adalah tokoferol.
BIOSINTESIS SENYAWA GOLONGAN BENZOKUINON
Biosintesis ubikuinon, plastokuinon, dan tokoferol telah dibuktikan dalam beberapa
tumbuhan berlangsung mulai dari asam sikimat. Jalur ke ubikuinon melalui asam pkumarat dan asam p-hidroksibenzoat, tetapi ke plastokuinon dan tokoferol senyawa
antaranya ialah asam fenilpiruvat dan asam homogentisat. Satu gugus metil-C ubikuinon
dan tokoferol berasal dari C-3 tirosina. Rantai samping isoprenoid yang panjang jelas
ditambahkan sekaligus ke cincin romatik dan dapat berasal dari firol sebagai hasil
penguraian klorofil.
Kebanyakan quinon tinggi diperoleh dari jalan pintas poliketida atau dari campuran
beberapa reaksi pintas. Ubiquinon dan platoquinon keduanya mempunyai biogenesis
campuran dengan rantai samping poliprenoid, sedangkan inti benzoquinon diturunkan
dari asam shikimat.
a. Biosintesis Ubikuinon
Biosintesis ubiquinon terutama dielusidasi dengan cara isolasi metabolit dalam
fotosintetik bakteri Rhodospirillum rubrum dan dengan menggunakan mutan
Escherichia coli. Asam p-hidroksibenzoat dibentuk berdasarkan eliminasi asam
piruvat dari asam khorismat dalam bakteri atau berdasarkan degradasi fenilalanin
dalam tanaman dan mamalia. Kemudian dialkilasi oleh poliprenil fosfat. Asam fenolat
mengalami dekarboksilasi menjadi poliprenil fenol yang kemudian mengalami
hidroksilasi dan 0-metilasi pada posisi -6.
b. Biosintesis Plastokuion
Berbeda dengan ubiquinon, maka plastoquinon diturunkan dan tirosin atau phidroksipiruvat yang di oksidasi menjadi homogentisaf diikuti dengan prenilasi,
metilasi, dan dekarboksilasi.
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN BENZOKUINON
10

Senyawa benzokuinon yang awalnya berwarna apabila mengalami reduksi, maka


akan menjadi tidak berwarna. Reaksi warna ini dapat digunakan sebagai dasar
identifikasi senyawa benzoquinon. Reaksi yang khas ialah reaksi bolak-balik yang dapat
mengubah benzokuinon menjadi senyawa tanpa warna, kemudian warna akan kembali
lagi bila terjadi oksidasi oleh udara.
ISOLASI SENYAWA GOLONGAN BENZOKUINON
KLT merupakan cara umum yang digunakan untuk memisahkan senyawa kuinon.
Tetapi, begitu banyak keragaman struktur sehingga tak satu pun sistem atau deretan
sistem yang berkaitan dapat digunakan secara umum pada kuinon. Benzokuinon
sederhana dan naftokuinon sederhana sangat mudah larut dalam lemak. Sebaliknya
antrakuinon yang banyak hidroksilnya sangat polar dan diperlukan campuran pelarut
rumit agar mereka bergerak. Oleh karena kuinon senyawa berwarna, mendeteksinya
pada pelat KLT dengan sinar tampak tidak sukar, tetapi pemeriksaan dengan sinar UV
mungkin bermanfaat dan merupakan pendeteksi yang lebih peka.
Benzokuinon dapat dipisahkan dengan baik memakai KLT pad silica gel dan
pengembang berupa pelarut nonpolar. Pemilihan pengembang tergantung pada campuran
pigmen yang akan dipisahkan.
a. Isolasi dan pemurnian embelin:
Diekstraksi dengan n-heksana dalam rasio 1:15 pelarut (w / v). Setelah ekstraksi
selesai, pelarut dihilangkan. Ekstrak kemudian diidentifikasi dengan kromatografi
kolom silika gel. Elusi kolom dengan benzena menghasilkan sebuah noda orange.
Pemurnian embelin dilakukan menggunakan dietil eter yang menghasilkan pelat
orange embelin murni. Kemurnian embelin diamati dengan menggunakan
highpressure liquid chromatography (HPLC).
II. NAFTOKUINON

1,2-naftokuinon (merah)

11

Naftokuinon mempunyai rumus formula C10H6O2, merupakan senyawa organik


turunan dari naftalena. Sebagian besar Naftokuinon ditemukan di alam sebagai pigmen
tumbuhan berwarna kuning-merah dan sangat mudah larut pada pelarut organik seperti
benzena. Turunan naftokuinon dimer dijumpai dalam Diospyros sp dan karena ada
senyawa inilah buahnya mempunyai aktivitas antihelmintik dan kayunya berwarna
gelap. Naftokuinon diduga memiliki beberapa peran dalam transpor elektron, beberapa
dari senyawa tersebut bersifat toksik dan sebagai anti mikroba (chimaphilin, plumbagin,
eleutherin), serta sebagian juga berfungsi sebagai bahan pewarna.
CONTOH SENYAWA GOLONGAN NAFTOKUINON
a. Vitamin K1

Vitamin K1(filokuinon) ditemukan di sejumlah tanaman hijau, seperti Daun


amaranthus spp dan Bunga Brassica oleracea.
Filokuinon juga bermanfaat sebagai peningkat episodik memori pada orang tua
yang masih sehat. Vitamin K1 juga penting untuk pembentukan protein tulang dan
peningkat potensial tulang. Filokuinon juga bisa untuk mengobati defisiensi vitamin
K dan untuk mengobati perdarahan tertentu atau masalah pembekuan darah.

Amaranthus spp

Brassica oleracea

b. Juglon

12

Juglon terdapat pada daun, akar, kulit ari, buah


(epikarp), dan kulit kayu tanaman Juglans nigra (black walnut). Terkadang bisa
digunakan sebagai herbisida, pewarna pakaian dan tinta, serta sebagai pewarna
makanan dan kosmetik. Juglone merupakan hasil hidrolisis dan oksidasi dari 1hydrojuglone-4--D-glukosida.

Juglans nigra
c. Lapachol

Lapachol adalah kristal berwarna kuning yang diisolasi dari tanaman Tecoma
spp. Lapachol berguna sebagai anti inflamasi, antiseptik, antivirus, bakterisidal,
fungisidal, insektifugal, pestisidal, dan virisidal. Lapachol merupakan hasil ekstraksi
dari beberapa kayu dan bisa juga digunakan sebagai pewarna kapas.

13

Tecoma sp
d. Plumbagin

Plumbagin pertama kali diisolasi dari akar Plumbago zeylanica L. Dibentuk


melalui hidrolisis dan oksidasi dari dianellin, yellow naphthol glycoside dari
Dianella laevis. Plumbagin memiliki beberapa khasiat, diantaranya sebagai
antibakteri, antifungi, anti-atherosclerotic, dan anti kanker.

Dianella laevis
e. Lawsone
(2-

hydroxy-1,4-naphthoquinone)
Lawsone atau Hennotannic acid adalah senyawa
golongan naftokuinon yang berasal dari daun Lawsonia
alba. Lawsone merupakan bahan utama dari henna.

14

Lawsonia alba
f. Alkanin

5,8-Dihydroxy-2-[(1 S)-1-hidroksi-4-metilpen-3-en-1-yl] naftalena-1 ,4-dion


Diperoleh dari ekstrak tanaman keluarga Boraginaceae, utamanya Alkanna
tinctoria . Kegunaan sebagai pewarna alami makanan dan kosmetik (warna merahcoklat) ; antioksidan ; memiliki efek antimikroba terhadap Staphylococcus
aureusdan Staphylococcus epidermidis ; anti tumor ; dan juga bersifat antitrombotik.
Alkannin bewarna merah tua dalam minyak atau lingkungan berminyak dan warna
violet dalam lingkungan alkalin.

Alkanna tinctoria

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN NAFTOKUINON


1,4-naphtoquinone merupakan senyawa yang berwarna kuning-merah yang larut
dalam benzena atau larutan Na2CO3, tetapi tidak larut dalam air. Dalam benzena
berwarna kuning dan berubah menjadi merah dalam larutan basa. Jika tidak terdapat
gugud hidroksil pada atom C-2, naftoquinon akan bereaksi dengan o-aminothiofenol
15

menghasilkan warna merah-biru. Jika terdapat gugus hidroksil pada atom C-2, tidak
bereaksi pada pereaksi diatas, tetapi bereaksi dengan o-fenilendiamin. 1,2-quinone
membentuk warna merah ketika dalam bentuk Kristal atau dilarutkan dalam bentuk
benzena, namun dalam kondisi alkalin berwarna biru-ungu.
ISOLASI SENYAWA GOLONGAN NAFTOKUINON
Naftokuinon bisa diekstraksi dari jaringan tumbuhan dengan benzene atau pelarut
non polar lainnya. 1,4-kuinon sering didistilasi uap dan dari banyak lemak lain dapat
dihilangkan dengan prosedur ini. Komponen lain yang bisa digunakan untuk melakukan
pemisahan senyawa ini dari lipid lainnya adalah dengan memanfaatkan kelarutannya
dalam larutan basa lemah seperti Sodium Karbonat atau Sodium Bikarbonat. Perlakuan
berkali-kali dalam basa kuat dengan adanya udara akan mengakibatkan dekomposisi
oksidatif. 1,2-kuinon tidak bisa didistilasi uap, tetapi larut dalam larutan natrium bisulfit.
Pemurnian akhir dapat dicapai dengan kromatografi pada alumina tidak aktif atau
adsorben lemah.

BIOSINTESIS SENYAWA GOLONGAN NAFTOKUINON


Jalur ke naftokuinon sangat berbeda-beda. Pada kenyataannya telah ditemukan lima
jalur yang berlainan, masing-masing berlangsung pada tumbuhan yang berbeda. Tiga
jalur mulai dari asam sikimat, senyawa antaranya asam p-hidroksibenzoat, dan
memperoleh karbon tambahan, berturut-turut dari asam suksinat, gugus 1-isoprenil atau
2-isoprenil. Jalur keempat merupakan jalur poliasetat, dan jalur kelima menggunakan
siklisasi secara oksidasi dua satuan fenil propane.

16

TURUNAN RANTAI TERBUKA FENIL PROPANA


Derivatif fenilpropana rantai terbuka merupakan senyawa aromatik yang paling
banyak ditemukan secara luas di alam. Fenil Propana merupakan senyawa yang
mempunyai

kerangka

dasar

benzena

yang

terikat pada

ujung rantai

karbon

propana.Fenilpropanoid merupakan senyawa utama yang berasal dari jalur asam sikamat.
Beberapa contoh
Fenil propana murni berbentuk kristal padat tidak berwarna. Kereaktifannya
tergantung gugus fungsi apa yang menempel pada senyawa tersebut. Beberapa hidroksil
fenolat yang bebas akan teroksidasi saat kondisi basa dan menghasilkan polimer berwarna
gelap. Ester dari sama Asam kafeat yang teroksidasi karena adanya amoniak atau asam
amino menghasilkan zat warna hijau. Hasil oksidasi ini dimanfaatkan sebagai pewarna dan
pengaroma dalam beberapa bumbu dan jamu. Beberapa senyawa dalam kelas ini :

17

Beberapa turunan senyawa fenilpropanoid adalah :


1. Senyawa turunan Alifenol
Eugenol
Sumber

alaminya

dari

minyak

cengkeh namun terdapat pula pada


pala,

dan

salam.

menyegarkan

dan

Aromanya

pedas

seperti

bunga cengkeh kering, sehingga


sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut. Ditemukan pada minyak essensial
Eugenia caryophyllata dan daun Cinnamomum spp. Berkhasiat sebagai antimitosis,
antioksidan, hipotermik, aktivitas spasmolitik, antiseptic, antifungal dan anastesi pada
dentistry.
2. Turunan Propenilfenol
Senyawa propenilfenol adalah turunan fenilpropanoid. Perbedaannya terletak pada
posisi ikatan rangkap pada rantai alifatisnya. Perbedaan antara Eugenol (turunan
alifenol) dan Isoeugenol (turunan propenilfenol) :
Contoh turunan polivenol :
Anetol
Nama

IUPAC:

-methoxy-4-(1-

propenyl)benzene)).
Anetol banyak digunakan sebagai bahan perasa. Struktur kimia senyawa ini
merupakan turunan dari kelompok senyawa fenilpropena, suatu jenis senyawa aromatik
yang banyak terdapat dari sumber alami, yaitu di dalam minyak esensial.Senyawa ini
memiliki rasa yang khusus dan berasal dari tanaman anisa dan fenel(keduanya
merupakan keluarga tanaman Apiaceae), tanaman Syzygium anisatum (Myrtaceae),
akar manis (Fabaceae) dan bunga lawang (Illiciaceae). Senyawa ini merupakan suatu
cairan yang agak mudah menguap, tidak berwarna, serta beraroma.
3. Turunan Sinamat
Asam Sinamat
Merupakan kristal tidak berwarna. Sedikit larut dalam air, sangat mudah larut pada
ethanol 96%, dan larut dalam kloroform dan eter. Memiliki titik leleh 133C dan titik
18

didih 300C. Salah satu turunan asam sinamat yang terdapat di alam ialah etil pmetoksisinamat yang terdapat dalam rimpang kencur (Kaemferia galanga). etil
pmetoksisinamat (EPMS) dilaporkan memiliki aktivitas analgesik, anti inflamasidengan
mekanisme kerja secara non selektif menghambat COX-1/2 (Ridtidid et al.,2008; Umar
et al., 2012). Senyawa ini mempunyai kerangka dasar yang terdiri dari cincin benzen
(C6) yang terikat pada ujung dari propana (C3).beberapa jenis senyawa yang termasuk
fenilpropanoid ialah turunan asam sinamat, turunan alilfenol, turunan propenil fenol,
dan turunan kumarin.

19

KUMARIN DAN ISOKUMARIN


I.

Kumarin

Kumarin adalah lakton dari o-hidroksi asam sinamat. Hampir semua kumarin di
alam mempunyai oksigen (hidroksil atau alkoksil) pada C-7. Posisi lain dapat juga
teroksigenasi dan terkadang ada gugus alkil sebagai rantai samping. Beberapa kumarin
ditemukan sebagai glikosida. Kumarin juga bisa didapatkan dari hidrolisis dari asam
glikosil-o-hidroksi sinamat dan siklisasi yang cepat ke lakton. Kumarin memiliki
berbagai efek fisiologi pada hewan dan tumbuhan. Pada tumbuhan efeknya dapat
menghambat stimulasi oksidasi asam indol-3-asetat, stimulasi produksi etilen,
penghambat sintesis selulosa, atau peningkatan permeabilitas membran. Kumarin
sederhana dapat memiliki efek toksik pada mikroorganisme, contohnya Mammein yang
merupakan inseektisida.
II.

Isokumarin

Isokumarin atau 3,4-benzopiron. Sebuah dihidroisokumarin, Phyllodulcin, prinsip


timbulnya manis dari Hydrangea macrophylla. Dapat diderivatisasi dari glukosida yang
ada di tanaman. Bergenin dari Bergenia crassifolia adalah sebuah isokumarin yang
tidak biasa yang cincinnya menyatu dengan derivat glukosa.
III.

Identifikasi kumarin
1. Kumarin banyak terdapat dalam bentuk glikosida. Untuk pembuktian secara
kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar
ultraviolet.

20

2. Larutan kumarin dalam alkali yang baru dibuat atau disimpan pada tempat yang
gelap tidak menunjukkan adanya fluoresensi. Namun bila larutan tersebut diradiasi
dengan sinar ultraviolet, maka akan memberikan fluoresensi berwarna kuning-hijau
dalam beberapa menit. Dalam proses tersebut terjadi fototransformasi dari bentuk
asam cis-hidroksinamat (III) yang tidak berfluoresensi ke bentuk asam transhidroksinamat (IV) yang berfluoresensi
IV.

Beberapa bahan alam yang mengandung kumarin :


1. Phyllodulcin

a. Tanaman

: Hydrangea macrophylla

b. Bagian tanaman

: Bunga

c. Manfaat

:Sebagai pemanis. kadar kemanisan 400-800 kali

sukrosa.

2. Esculetin

a. Tanaman

: Aesculus turbinata, Fraxinus spp.

b. Bagian tanaman

: kulit kayu

c. Manfaat

: Aktivitas bakteriostatik, antifungal

3. Scopoletin

a. Tanaman

: Murraya exotica
21

b. Bagian tanaman

: daun

c. Manfaat

untuk

mengatasi

berbagai

gangguan

misalnya

batuk,demam,dan luka infeksi.

4. Mammein

a. Tanaman

: Mammea americana

b. Bagian tanaman

: buah

c. Manfaat

: mengobati gangguan pencernaan, termasuk ulkus

lambung.

22

FURANOKUMARIN DAN PIRANOKUMARIN


Furanokumarin atau yang juga disebut sebagai furokumarin merupakan senyawa
golongan kumarin yang inti kumarinnya mengikat inti furan. Furanokumarin dibagi lagi
menjadi dua macam yaitu linier dan anguler furanokumarin. Sedangkan piranokumarin
merupakan senyawa golongan kumarin yang intinya mengikat inti piran dan juga dibagi
menjadi linier dan anguler piranokumarin. Dua turunan kumarin tersebut tersusun dari
senyawa kumarin sederhana. Hidrolisis alkali pada kondisi biasa akan berakibat pada
cincin lakton saja, sedangkan alkaline fusion atau kondisi hidrolisis kuat dapat merusak
dua cincin heterosiklik yang

yang membentuk fenol sederhana. Semua senyawa

piranokumarin memiliki sebuah rantai karbon isoprena pada cincin piran, begitu juga
dengan furanokumarin. Berbeda dengan kumarin sederhana, furanokumarin memiliki
distribusi yang sangan terbatas pada tanaman, pada umumnya ditemukan pada permukaan
daun.

Peucedanin
FURANOKUMARIN

PIRANOKUMARIN
Senyawa furanokumarin dapat diidentifikasi dengan oksidasi menggunakan H2O2
dalan NaOH yang akan menghasilkan furan-2,3-dicarboxylic acid. Selain itu juga dapat
diidentifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis atau HPLC.

Untuk senyawa

piranokumarin, karena semua piranokumarin memiliki struktur 2,2-dimetilpiran, senyawa

23

tersebut dapat diidentifikasi dengan hidrolisis basa yang menghasilkan aseton. Hidrolisis
alkali ini tidak mempengaruhi cincin furan pada furanokumarin.
Beberapa tanaman diketahui memiliki cincin piran atau furan yang berdifusi dengan
cincin benzena dari kumarin, antara lain:
1) Senyawa Psoralen

Tanaman

: Psoralea corylifolia

Bagian tanaman : Biji


Kegunaan

: antitumour, antibacterial,

antifungal and antioxidative activities

2) Senyawa Angelicin

Tanaman

: Archangelica officinalis

Bagian tanaman

: Akar

Kegunaan

: diuretik, tonikum, stimulant, dan emetikum

24

3) Senyawa Peucedanin

Tanaman

: Peucedanum officinale

Bagian tanaman

: Akar

Kegunaan

: diuretik, antispasmodik

4) Senyawa Seselin

Tanaman

: Seseli indicum

Bagian tanaman

: Biji

Kegunaan

: antibakteri

25

LIGNAN
Lignan (5) merupakan gabungan antara dua fenil propan (4) yang terhubung melalui
gugus samping alifatiknya. Struktur umumnya sebagai berikut :

Cincin aromatiknya selalu teroksidasi. semua lignin terdiri dari 1 atau lebih asimetris
karbon atom dan optis aktif. Lignan tidak berwarna, tersebar luas pada tumbuhan, daun,
ranting, eksudat resin, dan lain sebagainya. Sedangkan, penggabungan dua unit
fenilpropanoid seperti C5-C5' misalnya harus dinamai "Neolignans". Biasanya lignan
digunakan sebagai anti-oksidan pada makanan. Sesamin memiliki khasiat sinergisingredient pada insektisida piretri. Podophyllin yang merupakan ekstrak resin dari
Podophyllum peltatum, memiliki podophyllotoxic yang memiliki efek katartik yang kuat.
Dapat digunakan sebagai anti kanker.
.
Senyawa Lignan
Podophyllotoxin

Dari akar tanaman Podophyllum hexandrum

26

Cubebin

Dari buah Piper cubeba

Sesamin

Dari biji Sesamum spp.

LIGNIN
27

Lignin merupakan material dari selulosa yang dapat memperkuat dinding sel dari
tumbuhan. Jumlah lignin dalam tumbuhan hanya 30 %. Lignin banyak terdapat di lumut
dan pakis. Secara kimia, struktur lignin merupakan polimer yang terdiri dari cincin
aromatik dengan gugus hidroksi dan metoksi dan beberapa unit phenylpropeane yang
berbeda.
I.

Struktur lignin

.
II.

Contoh Tanaman
Sebagian besar senyawa lignin dalam

tanaman terdapat

dalam kulit kayu. Contoh nya pada kulit kayu (wood)


tanaman Acacia nilotica (Mimosaseae).

Acacia nilotica
III.

Khasiat
Lignin yang terdapat dalam kulit

kayu

Acacia nilotica

mempunyai aktivitas

antioksidan dengan meredam senyawa radikal bebas dengan mendonorkan atom H +.


Selain itu lignin juga berpotensi sebagai antidiabet dengan mekanisme menghambat enzin
-amilase sehingga dapat mengurangi kadar glukosa dalam plasma.
IV.
Biosintesis lignin
Sejak struktur lengkap lignin belum diketahui dengan pasti, mekanisme biosintesis
tidak dapat ditunjukkan. Freudenberg mengusulkan langkah pertama dalam biosintesis
lignin adalah pemindahan atom hidrogen fenolik dari coniferyl alkohol untuk
menghasilkan radikal bebas yang dapat mengalami penataan ulang non-enzimatis dan

28

reaksi dengan molekul lain yang awalnya membentuk dimer dan kemudian membentuk
lignin.
V.

Karakterisasi dan Identifikasi Isolat


1. Pada lignin akan muncul warna merah saat dibasahi dengan larutan floroglusin jenuh
dalam hidroklorat pekat. Turunan cinnamaldehid memberikan reaksi yang sama,
tetapi umumnya dapat diekstraksi dengan aseton, sedangkan lignin tak larut dalam
aseton.
2. Lignin mengandung gugus sinapil dikenali dengan reaksi Maule, yaitu pembentukan
warna merah yang konstan dalam dengan air klorin dan ammonia. Lignin
Gymnosperm yang hanya mengandung gugus koniferil memeberikan warna coklat
pada uji tersebut
3. Stone dan blundell : 50mg sampel kayu + nitrobenzen + NaOH dalam pemanas
stainless steel, pada suhu 250 C selama 2,5 jam. 0,2 mL larutan tersebut ditotolkan
pada kertas kromatogram, disemprot 2,4-DNPH, maka akan terbentuk vanilin. Lignin
dikotil

membentuk

siringilaldehid

dan

lignin

rumput

memebentuk

p-

hidroksibenzaldehid.

29

BIOSINTESIS SENYAWA AROMATIS


Beberapa poin tentang biosintesa senyawa aromatik :
-

5-dehydroquinic acid akan dikonversi menjadi protocathecuic acid dangallic acid.


Jalur utama pembentukan cinnamic acid dan p-coumaric acidberasal dari fenilalanin
dan tyrosyne, tidak cocok untuk keto dan hidroxi acid,tetapi terjadi satu tahap
eliminasi amonia.Deaminase mengkatalisasi reaksi ini secara luas. Phenilalanine
amonia lyase (PAL) merupakan enzym metabolit sekunder tanaman. Ini dapat
ditemukan didalam semua tanaman hijau dan beberapa tumbuhan rendah. Aktivitas
dari tyrosine amonia lyase (tyrase) sering bersinergi dengan PAL dan tidak pernah
menghasilkan PAL bebas. Dikotil memiliki kemungkinan yang lebih besar daripada

monokotil untuk mengurangi aktivitas tyrase.


Penelitian tentang Enzymological menunjukan bahwa awal Hydroxylation dari
cinnamic acid menjadi o-coumaric aciddan p-coumaric acid dikatalisis oleh
microsomal P-450 system, dan ini mungkin terbatas pada biosintesis fenilpropanoid.
Hydroxylation kedua yang merubah p-coumaric acid menjadi caffeic acid
kemungkinan adalah hasil dari oksidasi fenol, tetapi ini tidak tentu. Di dalam
pembuatan ester caffeic acid, esterifikasi dari p-coumaric acid merupakan

hydroxylation pendahuluan dari p-coumaroylmoiety.


Struktur dari turunan coenzyme-A merupakan awal dariesterifikasi cinnamic acid
atau reduksi menjadi alkohol. Eugenol berasal dari Ferulic acid, tetapi mekanismenya
tidak jelas. Ini merupakan metabolisme ester komplek dari sinapic acid. Gingerols
dibuat dari proses rantai panjang dengan ferulic acid sebagai bahan awal. Proses yang

sama juga terjadi pada uroshiols.


Kumarin membentuk hidrolisa 2-glucosida dari cis-cinnamic acid. 2- Hydroxylation
dari trans-cinnamic acid diikuti oleh pembentukan glucosida dan isomernya yang
merupakan tahap pendahuluan. Isomer trans cis yang kemungkinan non-enzymatic
dikatalisis oleh cahaya. Kedua furanocoumarins baik yang lurus atau yang bercabang
diperoleh dengan penambahan dua atom karbon C-4 dan C-5 dari mevalonic acid.
Gugus isoprenyl ditambahkan pertama ke 7-hidroxycoumarin seperti umbelliferone
diikuti dengan penutupan cincin dan kehilangan tiga karbon. Psoralen di beberapa

tanaman merupakamprecursor furanocoumarins yang lain.


Penjelasan tentang reaksi O-metylation di dalam skema pendampingan menggunakan
S-adenosylmetionine sebagai pendonor metil, dan beberapa dari mereka dipelajari
secara in vitro. Ini menarik bahwa syarat cytokinin untuk lignifikasi kemungkinan

30

hasil aktivasi dari cytokinin sebagai particular methylase yang diperlukan untuk
-

synthesis ferulic acid.


Biosintesa ubikuinon, plastokuinon dan tocopherol yang di tunjukkan oleh beberapa
tanaman berasal dari shikimmic acid. Untuk ubikuinon jalurnya melewatipcoumaric acid dan p-hidroksi benzoid acid, tetapi untuk plastokuinon dan
tocopherol berada di tengah-tengah fenilpiruvid dan homogentistic acid. Satu gugus
C-metil ubiquinon dan tocopherols berasal dari C-3 dalam tyrosine. Rantai
samping isoprenoid digabung secara bersamaan ke dalam cincin aromatik. Ada
bermacam-macam cara untuk mencapai jalur naphtoquinon. Empat diantaranya telah
ditemukan, terlihat dari fungsinya di dalam tanaman yang berbeda. Tiga dari empat
cara dimulai dengan shikimiz acid dan penambahan karbon dari sukinat atau gugus 1

isoprenal atau gugus 2 isoprenal. Jalur ke empat adalah jalur polyacetate.


Ellagitannins berasal dari pasangan oksidasi 2 molekul gallic acid yang mana siap
diesterfied menjadi glukose, daripada esterifikasi gula dengan bentuk awal
hexaoxydiphenic acid. Di lain pihak, sistem difenil dan difenil eter dibentuk dari
carbohydrate-type condensation of hydroaromatic precursordaripada pasangan

oksidasi cincin aromatis.


Tahap pertama dari pembetukan lignin adalah penghilangan atom hidrogen fenolic
dari conyferyl alkohol untuk menghasilkan radikal bebas yang kemudian diteruskan
dengan reaksi penataan ulang non-enzymatic dengan molekul lain untuk
menghasilkan dimer (lignan) dan kemudian akan menjadi lignin. Reaksi penghilangan
atom hydrogen di katalisis oleh peroksidasi dinding sel. Jaringan xylem dari
angiospermae dapat mereduksi ferulic acid dan sinapic acid menjadi alkoholnya,

tetapi untuk gymnospermae hanya dapat mereduksi ferulic acid.


C-methylation merupakan keistimewaan dari biosintesa senyawa aromatik. Ini dapat
dilihat dari gugus umum C-methyl berasal dari methionin. Alkil rantai samping C-12
dari gingerols terdiri dari 9 atom carbon yang berasal dari asetate.

31

32

ISOLASI SENYAWA AROMATIS


Banyak senyawa aromatik sederhana dalam tanaman memiliki kelompok fenolik
hidroksi bebas, gugus karboksil atau keduanya. Asam karboksilat dapat diekstraksi dari
bahan tanaman atau ekstraksi eter dari bahan tanaman dengan menambah 2 % natrium
bikarbonat. Ketika larutan diasamkan ,asam sering mengendap atau dapat diekstraksi
dengan eter. Setelah menghapus asam karboksilat , fenol dapat di ekstrasi dengan 5 %
larutan natrium hidroksida. Kemudian diasamkan dapat mengendap atau diekstrasi ke
dalam eter. Karena banyak fenol sangat sensitif terhadap oksidasi pada kondisi basa maka
hal ini dilakukan pengecualian dengan menambah zat pereduksi seperti natrium dithionat
saat dalam kondisi basa.
Beberapa senyawa aromatik yang memiliki berat molekul lebih rendah dapat
dimurnikan dengan destilasi atau sublimasi dibawah tekanan atmosfer atau tekanan
rendah. Fenol biasanya tidak cocok dilakukan dengan destilasi uap tetapi fenol eter atau
ester yang kurang polar daripada senyawa hidroksil yang menurunkannya sering dilakukan
destilasi uap, misalnya kumarin yang lazim diisolasi dengan destilasi uap.
Pelarut organik yang umum digunakan dalam prosedur ekstraksi adalah aseton, eter,
dan benzena. Beberapa partisi antara air atau larutan buffer dan pelarut organik yang larut
telah digunakan untuk memurnikan senyawa dengan sifat kelarutan yang sesuai.Tanin
terhidrolisa dan glikosida dapat diekstraksi dengan air panas atau campuran air-etanol.
Naftakuinon dapat diekstraksi dari jaringan tanaman dengan benzena atau pelarut
non polar lainnya. 1,4-kuinon sering didestilasi uap . kemudian terpisah dari lipid. Dapat
juga dipisahkan dari lipid lainnya dengan melihat kelarutannya di dalam larutan basa
lemah seperti natrium karbonat atau bikarbonat. Perlakuan dengan basa kuat dengan
adanya udara sering menimbulkan dekomposisi oksidatif. 1,2-kuinon tidak didestilasi uap
tetapi larut dalam larutan natrium bisulfat. Pemurnian akhir dapat dicapai dengan
kromatografi dalam alumina inaktif atau adsorben lemah.
Dalam memurnikan kumarin dapat dilakukan dengan alkali encer hangat untuk
membuka cincin lakton dan membentuk natrium coumarinate yang larut air sedangkan
kotoran organik nya yang netral bisa diekstraksi dengan eter. Kemudian dalam larutan air
tersebut, dengan pengasaman terjadi reformasi kumarin sehingga dapat diekstraksi dengan
eter. Lalu asam tersebut dihilangkan dari eter dengan melakukan pengocokan
menggunakan larutan natrium bikarbonat.

33

Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali di endapkan
sebagai garam kalium yang sedikit larut dengan peningkatan konsentrasi, suatu kalium
hidroksida yang berair ke dalam larutan alkoholik. Selanjutnya Freudenberg dan Knof
melakukan varian pada prosedur ini dengan menkonversi lignan menjadi tidak larut.
Menurut prosedur lama yang bergantung dengan penghapusan selulosa maupun
polisakarida lainnya dengan asan sulfat kuat atau HCL kuat kemudian melarutkan lignin
dengan alkali. Dengan prosedur tersebut diragukan untuk dilakukan karena dapat
menyebabkan degradasi besar dari lignin asli. Terdapat juga sebuah prosedur terbaru yang
menggunakan 2N natrium hidroksida bersama dengan boron triklorida dan asam
thioasetat. Disebutkan juga bahwa lignin asli dapat diekstrasi dari serbuk gergaji
menggunakan aseton atau alkohol di suhu ruang.
Dengan prosedur terbaru tersebut hanya kehilangan - 3 % dari total lignin.
Kelarutan lignin bisa meningkat dengan cara penggilingan tepung kayu menjadi ukuran
yang sangat halus dalam ball mill. Teknik lain adalah dengan menghilangkan selulosa dari
kayu dengan memungkinkan jamur atau selulosa murni bertindak sebagai serbuk gergaji
sehingga didapat 25-30 % dari total lignin dapat diperoleh dalam bentuk larut dan
didefinisikan sebagai bukan lignin asli. Metode tradisional untuk ekstraksi tannin
menggunakan air panas , penggaraman dengan natrium klorida, reekstrasi dari endapan
dalam aseton, penghilangan lipid dari bahan yang cocok diekstrasi oleh aseton dengan
menambah eter. Dengan menambah natrium klorida berturut-turut dalam porsi kecil ,
dapat diperoleh beberapa pecahan endapan tannin campur. Timbal atau zinc asetat (10%)
dapat digunakan untuk mengendapan tannin yang sebelumnya pernah diendapkan dengan
penguraian menggunakan hidrogen sulfida.Gelatin dapat digunakn untuk mengendapkan
tannin ,etanol dapat digunakan untuk melarukan kembali tannin dari endapannya.
Pengendapan dapat dilakukan dengan menambah larutan alkoholik dari kalium asetat ke
dalam larutan alkoholik dari tannin, proses ini sering bernilai preparatif dalam isolasi
tannin. Tannin juga dapat diendapkan dengan kafein.dilanjutkan dengan ekstrasi dari
kafein dalam kloroform
Prosedur kromatografi telah diterapkan untuk pemurnian hampir semua tipe senyawa
yang dibahas dalam bab ini . kromatografi asam silika telah digunakan untuk memisahkan
senyawa seperti glikosida lignin atau kafein dan isomer asam klorogenik dari berbagai
tanaman. Kromatografi gel lipofilik telah digunakan untuk asam aromatik dan aldehida.
Kromatografi dengan lumina menggunakan pelarut seperti etil asetat atau campuran etil
asetat-metanoldapat memisahkan lignan atau kumarin. Zat fenolik yang memiliki
34

kelompok karboksil bebas

dapat dipisahkan dari fenol yang kurang asam dengan

kromatografi anion exchange (pertukaran anion).

35

KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI ISOLAT

Gugus Fenol
Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan adanya asam lemah. Gugus tersebut
sedikit larut dalam air atau NaHCO3, tetapi mudah larut dalam larutan NaOH encer.
Senyawa aromatis dengan gugus karboksil (seperti asam organik lainnya) sukar larut
dalam air tetapi mudah larut dengan effervesen dalam larutan NaHCO3. Jika semua
gugus fenolik dikombinasikan dengan sebuah ester atau eter, maka adanya cincin
benzena teroksigenasi masih dapat dikenali dengan pembentukan warna azo melalui
reaksi dengan asam sulfanilat diazonisasi atau p-nitroanilin. Banyak fenol juga
mereduksi larutan Fehling atau ammonia perak nitrat. Menghasilkan warna dengan
penambahan larutan 1% ferri klorida.

Reaksi

antara fenol dengan feri klorida

memberikan hasil senyawa kompleks yang berwarna merah, hijau, biru atau ungu.
Warna yang dihasilkan tergantung pada substituen yang terikat pada fenol.
Reaksinya :

Eluen terbaik untuk memisahkan senyawa fenolik adalah asam asetat-asam


hidroklorid-air=30:3:10. Untuk membedakan berbagai jenis senyawa fenolik dapat
digunakan lampu UV 254 nm noda gelap dengan latar belakang hijau. Untuk
mendeteksi adanya gugus fenolik, paling umum digunakan lampu UV dan penampak
noda diazonium. Penelitian lain untuk tanaman yang mengandung gugus fenolik yaitu
menggunakan GC dan HPLC.

Asam Kafein
Dengan menggunakan kromatografi kertas asam kafein dapat berubah menjadi
kumarin dengan adanya oksigen, sinar UV dan ion logam.

Naftoquinon
1,4-naftoquinon berwarna kuning-merah dan larut dalam benzena atau natrium
karbonat, tak larut dalam air. Indikasi tambahan diberikan dengan reaksi warna dan

36

spektra. 1,4-naftoquinon memberi warna kuning dalam benzena, berubah menjadi


merah dalam larutan basa. 1,2-quinon pada umumnya cenderung berwarna merah
daripada kuning, dalam bentuk kristalnya atau terlarut dalam benzena, dalam basa
berubah menjadi biru-ungu. Jika sebuah ikatan rangkap pada rantai samping 1,4quinon terkonjugasi dengan ikatan dalam cincin quinon , reaksi warna yang
ditunjukkan akan seperti pada 1,2-quinon. Reaksi warna lainnya terjadi dengan
adanya asam sulfat pekat.
Pengukuran serapan maksimal 1,4-quinon menunjukkan pada 250nm, dan pada
gelombang yang lebih panjang tergantung pada adanya substituen. Apabila terdapat
substitusi oksigen akan terjadi serapan maksimum pada panjang gelombang pada
daerah merah, biasanya dekat dengan 660nm dan pada daerah maksimum, 330nm
mungkin tidak tampak. 1,2-naftoquinon memiliki pita serapan UV yang sama seperti
1,4-quinon, tetapi terdapat tambahan serapan pada daerah 400nm dan 530nm. Serapan
ini sangat dipengaruhi adanya substitusi oksigen pada cincinnya. Karakterisasi dari
1,4-naftoquinon diteliti oleh Sawicki dan Albert. Jika tidak terdapat gugus hidroksil
pada atom C-2, naftoquinon tersebut bereaksi dengan o-aminothiofenol menghasilkan
warna merah-biru. Jika terdapat gugus hidroksil pada atom C-2, maka tidak akan
terjadi reaksi dengan reagen tersebut, tetapi reaksi warna terjadi dengan ofenilendiamin.

Kumarin
Sebagian besar golongan kumarin akan tampak

berfloresensi kuat saat

dipaparkan pada sinar UV. Penentuan berbagai macam senyawa kumarin didasarkan
pada spektranya.

Pada pemisahan kumarin menggunakan kromatografi kertas,

kumarin dapat dideteksi dengan adanya floresensi atau dengan menyemprotkan


reagen Emerson
(0,5% Na2CO3, 0,9% 4-aminoantipirin, 5,4% K3Fe(CN)6). Karena kumarin (dan
fenol lainnya) sering ada dalam bentuk glikosida, disarankan untuk menghidrolisis
dalam asam sebelum melakukan penentuan adanya kumarin bebas.
GC juga memberikan hasil yang bagus untuk menganalisis adanya kumarin .

Furanokumarin
Furanokumarin dapat diidentifikasi dengan oksidasi menggunakan

hidrogen

peroksida dalam NaOH dan menghasilkan furan-2,3-asam dikarboksilat. Karena


37

semua piranokumarin memiliki sebuah 2,2-dimetilpiran, senyawa tersebut dapat


diidentifikasi dengan hidrolisis alkalin, yaitu dengan aseton. Hidrolisis basa tidak
mempengaruhi cincin furan pada furanokumarin.

Lignan
Tidak terdapat uji sederhana untuk membedakan lignan dari senyawa fenolik
alami lainnya. Lignan dipisahkan dengan kromatografi kertas menggunakan pelarut
campuran formamid dan beberapa cairan organik lainnya. Identifikasi totolan
dilakukan menggunakan asam sulfanilat diazotasi atau antimon pentaklorid. Metode
HPLC juga dapat digunakan pada lignan.

Lignin
Adanya lignin dalam jaringan tanaman dengan mudah dikenali melalui sebuah
reaksi sederhana, yaitu munculnya warna merah menyala saat dibasahi dengan larutan
florogusin jenuh dalam asam hidroklorat pekat. Turunan cinnamaldehid memberikan
reaksi yang sama, tetapi umumnya dapat diekstraksi dengan aseton, sedangkan lignin
tak larut dalam aseton. Lignin yang mengandung gugus sinapil dapat dikenali dengan
reaksi Maule, pembentukan warna merah yang konstan dengan air klorin dan
ammonia. Lignin Gymnospemae, yang hanya mengandung gugus koniferil,
memberikan warna coklat pada uji tersebut.
Untuk identifikasi yang lebih lengkap mengetahui adanya senyawa tersebut, yaitu
dengan oksidasi lignin menggunakan alkalin nitrobenzen yang digunakan untuk
mendegradasi lignin menjadi turunan benzaldehid. Stone dan Blundell menciptakan
sebuah metode memakai 50 mg sampel kayu yang diletakkan dalam pemanas stainless
steel dengan nitrobenzen dan NaOH pada suhu 250C selma 2,5 jam.
Ketika reaksinya telah selesai, 0,2 ml campuran tersebut ditotolkan secara langsung
pada sebuah kertas kromatogram dan adanya lignin diidentifikasi dengan
menyemprotkan 2,4-dinitrofenilhidrazin. Dengan cara ini semua lignin membentuk
vanilin. Lignin dikotil membentuk siringilaldehid dan lignin rumput umumnya
membentuk p-hidroksibenzaldehid.

38

MAKALAH FITOKIMIA
SENYAWA AROMATIS

KELOMPOK 2 / KELAS B:
1. Andhika Putri KD

(051211131020)

2. Armila Fatma S

(051211131172)

3. Lourenzdita Nur KD

(051211131173)

4. Dwi Fatmawati

(051211131174)

5. Yunita Rhohmawati

(051211131176)

6. Izzatul laili

(051211132001)

7. Ferera Marla S

(051211132002)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

39

DAFTAR ISI
Daftar isi
Senyawa Aromatis
Fenol Sederhana dan Asam Aromatis
Golongan Kuinon
Turunan Rantai Terbuka Fenil Propana
Kumarin dan Isokumarin
Furanokumarin dan Piranokumarin
Lignan
Lignin
Biosintesis Senyawa Aromatis
Isolasi Senyawa Aromatis
Karakterisasi dan Identifikasi Isolat

40

DAFTAR PUSTAKA

41

Anda mungkin juga menyukai