Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Nama

: Elsa Sari Samosir

Npm

: E1B015060

Prodi

: Kehutanan

Kelompok

: Viii(delapan)

Hari/Jam

: Senin/12.00 Wib

Tanggal

: 19 Oktober 2015

Ko-As

: -Yosy Monica Nababan


-Desto Hia

Dosen

: Devi Silsia, M.Si

Objek Praktikum

: Pengenalan Alat-Alat
Laboratorium

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2015

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebelum lebih dalam melakukan berbagai kegiatan percobaan kimia,kita sebagai
praktikan harus terlebih dahulu mengenal peralatan apa saja yang akan kita gunakan
dalam

melakukan percobaan di laboratorium. Terkadang hasil yang didapatkan

praktikan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan yang telah ada. Hal ini
menyebabkan terjadinya kegagalan dalam percobaan. Untuk menghindari kegagalan
tersebut praktikan diharuskan mengenal alat-alat laboratorium.
Peralatan laboratorium ada yang terbuat dari bahan gelas dan bahan non-gelas.
Praktikan

perlu mengenali alat-alat tersebut secara mendetail mulai dari

karakteristik,kegunaan,cara menggunakan,serta penjagaan alat-alat tersebut. Dengan


mengetahui dan mengenal alat-alat tersebut diharapkan praktikan dapat melakukan
percobaan dengan sukses serta dapat menjaga keamanan peralatan tersebut.
1.2 Tujuan percobaan
1.2.1 Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
1.2.2 Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia
1.2.3 Mahasiswa mengetahui cara penggunaan alat-alat laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kegiatan di laboratorium memerlukan sejumlah bahan dan peralatan
laboratorium. Peralatan laboratorium terdiri dari peralatan yang digunakan untuk
pengukuran dan peralatan pendukung. Peralatan untuk pengukuran terdiri atas
peralatan dengan ketelitian tinggi dengan ketelitian rendah. Pada saat kita membuat
larutan standar primer atau menangani sampel (memipet,mengencerkan,menimbang),
maka peralatan dengan ketelitian tinggi harus digunakan agar akurasinya tetap terjaga.
Pengukuran terkait dengan pembuatan larutan pereaksi atau indikator dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan ukur yang memiliki tingkat ketelitian rendah.
Peralatan pengukuran yang memiliki ketepatan dan kecermatan yang tinggi perlu
dikalibrasi secara berkala agar ketepatan dan kecermatannya tetap terjaga. Adapun
peralatan pendukung merupakan peralatan yang digunakan agar pekerjaan di
laboratorium berjalan dengan baik ( Pursitasari, 2014 ).
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus
mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa
digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu juga harus tau cara menggunakannya
dengan teknik dan prosedur yang benar. Walaupun mungkin sudah mengenal alat
yang sejenis, tetapi perlu diingat bahwa tiap-tiap alat terkadang mempunyai prosedur
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Untuk memudahkan mengenal alat
kimia, digunakan pengelompokan yang umum dipakai yaitu peralatan gelas dan
peralatan non gelas. Setelah mengenal jenis-jenis peralatan, maka praktikan perlu
mencoba untuk menggunakannya. Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia
dilakukan menggunakan peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam
eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan
pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetap gelas dapat mudah pecah dan
hal ini menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari
pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di
laboratorium.Selain alat-alat terbuat dari gelas banyak juga peralatan di laboratorium
kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan tersebut antara lain rak tabung
reaksi, penjepit tabung,statif beserta klem, dan lain-lain.(Penuntun Praktikum Kimia).
Mahasiswa dengan meja praktikum yang teratur , kecil kemungkinan akan
melakukan kesalahan dalam mencampur sampel, menumpahkan larutan, dan
memecahkan peralatan kaca. Kerapihan laboratorium tentu saja harus berlanjut dari
meja praktikum sampai ke rak tempat bahan-bahan tersebut. Kerapihan hendaknya

juga mencakup pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, dan
meja meja itu sendiri. Percobaan tidak bisa dilakukan dengan alat kaca yang tidak
bersih. Alat kaca yang kelihatannya bersih, belum tentu bersih. Untuk
membersihkannya bisa dimasuki sikat dengan bantuan sabun atau detergen sintetik
(Day & Underwood, 2002).
Sebelum memulai percobaan, praktikan diharuskan mengenal dan mengetahui
kegunaan dan keselamatan kerja alat-alat laboratorium. Keamanan bahan-bahan gelas
dengan aturan-aturannya agar praktikan tidak celaka pada saat menggunakannya.
Meskipun mungkin praktikan sanggat berhati-hati, namun bisa saja teman disamping
tidak berhati-hati. Jas lab, celana panjang dan menggunakan sepatu akan membantu
melindungi diri dari kecelakaan kerja. Sarung tangan karet akan melindungi ketika
praktikan mengaduk larutan yang bersifat asam, namun pelarut organik dapat
menembus sarung tangan tersebut. Jangan membawa makanan da minuman ke dalam
laboratorium. Jika tangan tertumpah larutan maka segeralah cuci dengan air bersih
lalu beri obat yang sesuai. Bersihkan larutan yang tertumpah pada lantai atau pada
meja (Harris, 1996).

BAB III METODEOLOGI


3.1 Alat
1. gelas piala
2. erlemeyer
3. labu ukur
4. pethridish
5. gelas ukur
6. kaca arloji
7. tabung reaksi
8. cawan penguap
9. mortal
10. krush
11. pipet tetes
12. pipet volum
13. pipet gondok
14. batang pengaduk
15. sudip/spatula
16. corong pisah
17. desikator
18. buret
3.2 Cara Kerja
3.2.1 mengamati alat-alat laboratorium

19. corong
20. rak tabung reaksi
21. penjepit tabung reaksi
22. statif dan klem
23. sikat tabung reaksi
24. segitiga
25. bola hisap
26. lampu spiritus
27. bunsen
28. kaki tiga
29. botol semprot
30. kawat kasa
31. klem utilitas
32. oven
33. tanur
34. hot plate
35. timbangan analitis

BAB IV HASIL PENGAMATAN

NO

NAMA DAN GAMBAR


ALAT

FUNGSI

Gelas Piala

Menyimpan larutan (hanya sebagai wadah/tidak


digunakan sebagai alat ukur)

Erlemeyer
-Tempat untuk mereaksikan zat
-wadah untuk zat yang sudah di titrrasi

Labu ukur

Tempat untuk membuat larutan dan


mengencerkan larutan.

Petridish

Tempat pembiakan mikroba.

Gelas ukur
Untuk mengukur larutan sebelum dimasukkan ke
wadah lain.

Kaca arloji

Wadah untuk menimbang zat padat.

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua zat atau lebih dalam


skala kecil.

Cawan penguap

Mengeringkan suatu bahan dalam oven dan


desikator.

Mortal

Untuk menghaluskan zat yang masih bersifat


padat atau kristal.

10

Kursh

Untuk memanaskan logam-logam.

11

Pipet tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan


dalam jumlah kecil.

12

Pipet volum

Untuk mengukur volume larutan.

13

Pipet gondok
Untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu.

14

Batang pengaduk
Untuk mengocok atau mengaduk sesuatu baik
akan direaksikan maupun ketika reaksi sedang
berlangsung.

15

Sudip/spatula
Mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk
padatan.

16

Corong pisah
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa jenis.

17

Desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium.

18

Buret
Digunakan untuk titrasi,bisa juga dalam keadaan
tertentu untuk mengukur volume larutan.

19

corong
Untuk memasukkan atau memindahkan larutan
dari suatu tempat ke tempat lain,bisa juga
digunakan untuk penyaringan setelah diberi
kertas saring.

20

Rak tabung reaksi

Sebagai wadah untuk meletakkan tabung reaksi


saat percobaan.

21

Penjepit tabung reaksi

Untuk menjepit tabung reaksi supaya aman.

22

Statif dan klem


-Menjepit soklet pada proses ekstraksi.
-menjepit buret pada proses titrasi.
-menjepit kondensor pada proses destilasi.

23

Sikat tabung reaksi

Untuk menyikat tabung reaksi ketika mencuci.

24

Segitiga
Tempat meletakkan gelas piala ketika
dipanaskan,biasanya diletakkan di atas kaki tiga.

25

Bola hisap
Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan
dari botol larutan.

26

Lampu spiritus

Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.

27

Bunsen
Untuk memanaskan larutan dan untuk sterilisasi
dalam suatu proses.

28

Kaki tiga

Sebagai penyangga saat melakukan pembakaran


spiritus.

29

Botol semprot
Wadah untuk meletakkan aquades.

30

Kawat kasa
Sebagai alas atau tempat untuk menahan labu
pada waktu pemanasan pada spiritus ataupun
bunsen.

31

Klem utilitas

Penjepit alat-alat gelas.

32

Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan untuk mengeringkan bahan yang
dalam keadaan basah.

33

Tanur

Menghitung kadar abu.

34

Hot plate

Alat untuk pemanas.

35

Timbangan analitis

Untuk menimbang zat.

BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan bahan pembuatnya peralatan laboratorium kimia dapat dibedakan
menjadi peralatan gelas dan peralatan non-gelas. Tujuan pembagian ini agar praktikan
dapat dengan mudah mengenali alat-alat yang akan digunakan serta bagaimana
penjagaannya. Karena menggunakan alat-alat ini sangat diperlukan kehati-hatian.
Terutama alat-alat yang terbuat dari bahan gelas, karena alat-alat ini mudah pecah.
Berikut pembahasan peralatan laboratorium:
1) Peralatan gelas
a) Gelas piala (beaker glass)
Gelas piala terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas sampai
temperatur 2000C. Gelas ini memiliki berbagai diameter , dan di sepanjang
dindingnya terdapat skala. Pada bagian ujung atas agak menonjol untuk
memudahkan penuangan cairan. Gelas piala terdiri dari berbagai ukuran. Ada
yang 50mL, 100mL,250mL,500mL,100mL, dan 2000mL. Gelas piala
memiliki ketelitian yang rendah sehingga hanya digunakan sebagai tempat
menampung zat kimia. Penggunaan gelas piala dapat ditutup dengan kaca
arloji untuk mencegah kontaminasi dan pengurangan zat.
b) Erlemeyer
Erlemeyer merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari pyrex (tahan
panas). Semakin ke atas diameternya semakin kecil. Pada bagian dinding
erlemeyer terdapat skala.ukuran dan kapasitas erlemeyer bervariasi, mulai dari
50mL,100mL, 200mL, 250mL, sampai 2L. Erlemeyer berfungsi sebagai
tempat untuk mereaksikan zat, memanaskan larutan, serta wadah untuk zat
yang sudah dititrasi.
c) Labu ukur
Labu ukur tebuat dari kaca dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
Bentuk dasarnya seperti labu, dan memiliki leher yang panjang untuk tempat
memasukkan corong serta memiliki tutup. Pada bagian yang berbentuk labu
tertulis volume, toleransi, dan temperatur kalibrasi. Serta pada bagian leher
labu ukur terdapat lingkaran pembatas. Labu ukur memiliki ukuran yang
bervariasi, yaitu 25, 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 mL. labu ukur tidak
boleh terkena panas secara langsung. Fungsi labu ukur adalah sebagai tempat
untuk membuat larutan dan mengencerkan larutan.

d) Petridish
Petridish terbuat dari kaca bening atau plastik yang berbentuk bundar.
Fungsinya sebagai tempat pembiakan mikroba. Pethridish selalu berpasangan,
yang lebih kecil digunakan sebagai tutup.
e) Gelas ukur
Kebanyakan gelas ukur terbuat dari kaca, namun ada juga yang terbuat dari
plastik yang tahan terhadap zat-zat kimia. Gelas ukur merupakan peralatan
yang digunaan untuk mengukur volume dengan ketelitian rendah. Bentuk
gelas ukur ini seperti silinder dan memiliki alas bundar agar dapat diletakkan
dalam posisi tegak. Pada bagian dindingnya terdapat skala. Pada bagian atas
agak menonjol,untuk mempermudah penuangan larutan cairan. Pada bagian
dinding atas terdapat angka yang menunjukkan kapasitas gelas ukur.
Kapasitas gelas ukur adalah 5, 10, 25, 50, 100, 250, 500, 1000, dan 200mL.
Fungsi gelas ukur adalah untuk mengukur larutan sebelum dimasukkan ke
wadah lain.
f) Kaca arloji
Kaca arloji terbuat dari kaca bening. Terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Ada yang berukuran 76, 100, dan 150 mm. fungsi kaca arloji adalah sebagai
wadah untuk menimbang zat-zat padat dan untuk mengeringkan padatan
dalam desikator. Selain itu kaca arloji juga berfungsi sebagai penutup gelas
kimia.
g) Tabung reaksi
Tabung reaksi terbuat dari kaca borosilikat dan memiliki berbagai ukuran, ada
yang tahan panas dan ada juga yang tidak tahan panas. Bentuknya seperti
silinder tidak memiliki penyangga sehingga membutuhkan rak tabung reaksi
untuk dapat tegak. Tabung reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup. Fungsi
tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan dua zat atau lebih
dalam jumlah sedikit.
h) Cawan penguap
Cawan penguap terbuat dari keramik. Permukaan cawan penguap berbentuk
glasir,sehingga memudahkan untuk pemanasan. Glasir adalah lapisan keras
yang berkilap pada keramik. Cawan penguap memiliki diameter 90mm,
tinggi 35mm, dan volumenya 100ml. fungsi cawan penguap adalah untuk
menguapkan laruta atau mengeringkan endapan yang masih basah.

i) Mortal
Mortal terbuat dari porselin. Mortal sebagai tempat menumbuk dan dilengkapi
alu sebagai alat penumbuk. Mortal ini sangat keras dan sangat mahal.
Fungsinya adalah untuk menghaluskan zat yang masih mengkristal atau padat.
j) Krush
Terbuat dari porselen dan bersifat inert. Bentuknya seperti cawan. Kursh
berfungsi untuk memanaskan logam-logam. Selain itu, dapat juga
menampung senyawa kimia pada proses pemanasan dengan temperatur tinggi.
k) Pipet tetes
Pipet tetes mirip dengan pipa kecil yang bagian ujung bawahnya meruncing
dan bagian ujung atas ditutup dengan karet. Fungsi pipet tetes adalah untuk
mengambil atau meneteskan larutan dalam jumlah sedikit. Penggunaan pipet
tetes lainnya adalah untuk mengambil larutan indikator yang akan digunakan
dalam penentuan titik akhir pada proses titrasi.
l) Pipet volum
Pipet volum terbuat dari kaca berbentuk panjang dan pada bagian ujungnya
agak lancip memiliki ketelitian yang rendah. Pipet volum memiliki skala yang
terdapat pada dinding pipet. Kapasitas pipet volume ada yang berukuran 1mL,
5mL, 10mL, 25mL, 50mL. Fungsi pipet volum adalah untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu. Cara penggunaannya adalah lumasi pangkal
pipet dengan air sebelum dimasukkan bola hisap. Kemudian dekatkan tangan
agar tidak terjadi kecelakaan. Gunakan bola hisap untuk mengambil larutan,
jagalah pipet agar tetap vertikal dengan bagian bola hisap berada di atas.
Sentuhkan tetes terakhir pada unjung pipet ke wadah penampung dan jangan
meniupnya karena hal itu sudah diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.
m) Pipet gondok
Pipet gondok terbuat dari dan berbentuk panjang dan pada bagian tengahnya
ada seperti gelembung. Pada bagian ujungnya lebih kecil dan lancip. Pada
bagian yang menggelembung itulah terdapat ukuran volumenya. Fungsi pipet
gondok adalah untuk memindahkan larutan dengan volume tertentu.
Penggunaan pipet gondok dilengkapi dengan propipet atau bola hisap untuk
menyedot larutan.

n) Batang pengaduk
Batang pengaduk terbuat dari kaca bening. Fungsinya untuk mongocok atau
mengaduk sesuatu baik akan direaksikan maupun sedang direaksikan. Batang
pengaduk juga digunakan sebagai alat bantu untuk menuangkan larutan dari
satu tempat ke tempat lain.
o) Spatula
Spatula terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) atau aluminium
berbentuk sendok panjang dan bagian atasnya datar. Ada juga spatula yang
terbuat dari plastik. Fungsi spatula adalah mengambil bahan-bahan kimia
dalam bentuk padatan.
p) Corong pisah
Corong pisah umumnya terbuat dari porselen namun ada juga yang terbuat
dari plastik atau kaca. Penyaringan dengan corong pisah digunakan untuk
memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan
massa jenis. Cara penggunaannya adalah masukkan larutan ke dalam corong
dari atas dalam keadaan keran corong tertutup. Goyangkan corong agar
larutan tercampur. Balikkan corong dan buka kerannya agar gas yang
dihasilkan larutan keluar.
q) Desikator
Merupakan panci bersusun dua. Bagian bawah dengan bahan pengering dan
dilengkapi dengan penutup yang sulit dilepas saat dingin karena dilapisi
vaselin. Desikator ada dua, yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Desikator berfungsi sebagai tempat menyimpan sampel/bahan dan
mengeringkan padatan.
r) Buret
Buret memiliki ketelitian tinggi. Buret terbuat dari kaca berbentuk panjang,
bagian ujungnya mengecil, serta kran buret yang terbuat dari kaca atau teflon.
Buret dilengkapi dengan skala yang ada pada dinding buret. Ukuran buret
bervariasi, ada yang 5mL dan 10mL dengan skala 0,01. Ada juga 20mL dan
50 mL dengan skala 0,05. Buret berfungsi untuk analisis titrimetri. Dalam
keadaan tertentu bisa juga sebagai alat pengukur volume larutan.
s) Corong
Corong biasanya terbuat dari kaca, namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Corong berfungsi untuk membantu memasukkan atau memindahkan cairan ke
dalam suatu wadah yang memiliki mulut sempit, misalnya botol.

t) Lampu spiritus
Lampu spiritus terbuat dari kaca dan dilengkapi dengan sumbu. Fungsinya
adalah untuk membakar zat atau memanaskan larutan. Pada saat mematikam
api sebaiknya jangan di tiup tetapi langsung ditutup menggunakan penutupnya.
Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya pelompatan atau penyebaran api.
u) Bunsen
Bunsen digunaklan untuk keperluan penggunaan api, yaitu memanaskan
larutan dan untuk sterilisasi dalam suatu proses. Selang Bunsen harus
dihubungkan dengan keran yang terhubung agar gas dapat mengeluarkan api.
Api dapat diatur sesuai kebutuhan.

2) Peralatan non-gelas
a) Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu atau plastik. 1 rak tabung reaksi memiliki
dua baris lubang-lubang. Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi pada saat percobaan maupun selesai digunakan.
b) Penjepit tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu . fungsinya untuk menjepit tabung
reaksi ketika pemanasan menggunakan spiritus agar proses berjalan aman.
c) Statif dan klem
Statif dan klem terbuat dari besi dan berfungsi untuk menjepit buret pada saat
titrasi. Buret dijepit secara langsung dan posisi klem disesuaikan dengan
panjang buret.
d) Sikat tabung reaksi
Sikat tabung reaksi berbentuk panjang dan di ujungnya terdapat sikat.
Fungsinya untuk menyikat dan membersihkan tabung reaksi pada saat
pencucian setelah selesai digunakan.
e) Segitiga
Segitiga terbuat dari besi atau baja. Yang fungsinya untuk tempat meletakkan
gelas piala ketika dipanaskan. Cara menggunakannya letakkan segitiga pada
kaki tiga lalu taruh gelas piala yang akan dipanaskan.

f) Bola hisap
Bola hisap memiliki tipe bola karet yang kenyal dengan 3 kop. Dengan bola
karet elastis. Fungsi bola hisap adalah sebagai alat bantu untuk menghisap
larutan dari wadah atau botol. Cara penggunaanya dengan bantuan pipet
gondok atau pipet volum.
g) Kaki tiga
Kaki tiga terbuat dari besi yang menopang atau menyangga lingkaran besi.
Kaki tiga berfungsi untuk menahan kawat kasa pada saat pemanasan atau
pembakaran pada spiritus.
h) Botol semprot
Botol semprot terbuat dari plastik. Pada umumnya botol diisi dengan akuades.
Botol akuades digunakan untuk mengencerkan larutan. Dan juga biasa
digunakan membersihkan dinding wadah dan sisa endapan,membilas alat-alat
gelas setelah dicuci.
i) Kawat kasa
Kawat kasa merupakan kawat berbentuk persegi yang dilapisi dengan asbes.
Alat ini digunakan sebagai alas untuk menyebarkan panas yang bersumber
dari pembakar. Biasanya diletakkan di atas kaki tiga.
j) Klem utilitas
Klem utilitas berfungsi untuk menjepit alat-alat gelas. Terbuat dari besi atau
baja. Bentuknya seperti tang yang pada ujungnya terdapat penjepit.
k) Oven
Merupakan ruangan termal terisolasi yang digunakan untuk memanggang dan
memanaskan zat serta mengeringkan alat-alat laboratorium sebelum
digunakan. Temperatur yang digunakan tergantung pada model dan
spesifikasi oven.
l) Tanur
Terbuat dari besi atau baja. Tanur digunakan sebagai tungku pengabuan
sampai temperatur 1100-17000C. tanur biasa digunakan untuk mengabukan
sampel organik agar tidak mengganggu hasil unsur anorganik.

m) Hot plate
Bentuknya hampir mirip dengan pan. Terbuat dari iron/besi. Memiliki fungsi
untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar.
n) Timbangan analitis
Timbangan analitis memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Massa benda
terukur hingga empat angka desimal. Timbangan analitis digunakan untuk
mengukur massa zat. Juga digunakan untuk menimbang zat-zat baku primer
atau sampel padat.

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengenalan alat yang dilakukan di laboratorium, maka:
1) praktikan diwajibkan mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2) Praktikan harus mampu mengenal zat-zat kimia
3)Praktikan diwajibkan mampu menggunakan alat-alat laboratorium

6.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan memang fasilitas di laboratorium sudah baik. Namun
alangkah lebih baik apabila alat-alat yang lain yang belum ada, seperti krush di
tambah lagi agar praktikan dapat mengenal alat tersebut secara langsung. Diharapkan
praktikan dapat mengenal fungsi masing-masing peralatan yang ada di laboratorium
serta keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.

BAB VII DAFTAR PUSTAKA


Pursitasari, I.D. 2014. Kimia Analitik Dasar. Bandung: Alfabeta hal. 33-44.
Syafnil dan Silsia, D. 2015. Penuntun Praktikum Kimia . Bengkulu hal. 1-8.
Day, R.A dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
hal. 579-596.
Harris, Daniel C. 1996. Exploring Chemical Analysis, Edisi 6, New York: W.H.
Freeman and Company hal.19-33.

Anda mungkin juga menyukai