Breaking Bad News
Breaking Bad News
BURUK
Nadira Prajnasari Sanjaya
I.
Pendahuluan
Pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi secara tatap muka
antara 2 orang atau lebih. Komunikasi interpersonal umumnya mencakup dan terjadi pada
komunikasi antara provider kesehatan-klien, konseling dan kegiatan promosi diri (personal-selling).
Interaksinya pun biasanya mencakup cara verbal dan nonverbal.
II.
Isi
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal biasanya memiliki faktor bahasa yang sangat mempengaruhi. Dibawah ini
akan dibahas pendekatan yang mempelajari dampak dari penggunaan bahasa dalam menciptakan
realitas, yaitu bagaimana kita memberikan label atau pandangan terhadap bahasa yang digunakan.
Pendekatan tersebut ialah;
1. Nature Approach (Pendekatan Natural)
Bahasa adalah kultural dan aturan tata bahasa berbeda dari satu kultur dengan kultur yang
lain.
3. Teori Fungsional tentang Bahasa (General Semantics)
definisi verbal.
4. Konstruktivisme: Perspektif Pesan dalam Bahasa
Bahasa digunakan untuk menilai apa yang akan dirasakan oleh orang lain terhadap suatu
pesan yang disampaikan kepadanya, sebelum pesan tersebut benar-benar disampaikan,
bahkan, disusun.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa, jadi dapat
dilakukan melalui gestur atau gerak-gerik tubuh. Contoh: senyuman, rintihan dari pasien,dsb. Oleh
karena itu, seringkali pemahaman dari komunikasi nonverbal bergantung pada persepsi orang
tersebut. Namun, untuk mencapai suatu komunikasi yang efektif, komunikasi nonverbal juga sangat
penting untuk melengkapi komunikasi verbal.
Dale G. Leather mengemukakan enam alasan mengapa pesan nonverbal penting:
1. Faktor- faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
2. Perasaan dan emosi lebih cepat disampaikan melalui pesan nonverbal daripada pesan verbal
3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi
dan kerancuan
4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi
5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan
verbal
6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
Terkesal spele padahal merupakan teknik komunikasi yang memberikan kesempatan pada
klien untuk mengorganisir apa yang akan ia bicarakan kepada petugas medis
10. Meringkas
Mengidentifikasi poin-poin penting yang telah dibicarakan.
Contoh:
Jadi, setelah bercerita beberapa lama, kita telah membicarakan..
11. Memberikan penguatan
Penguatan positif atas hal-hal yang mampu dilakukan klien dalam bentuk penghargaan.
Contoh:
Ibu sudah terlihat lebih bersemangat sekarang.
12. Menawarkan diri
Kegiatan untuk menyadarkan klien bahwa perilakunya dapat merugikan dirinya sendiri dan
juga orang lain. Contoh:
Saya ingin Bapak menenangkan diri dahulu.
13. Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
Adakah sesuatu yang ingin Anda sampaikan?
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Mengajak klien secara tidak langsung untuk mengarahkan pembicaraan. Contoh:
Ya, teruskan Pak
dan kemudian.
15. Menempatkan kejadian secara teratur
Hal ini akan membuat klien dan petugas medis melihatnya dalam suatu perspektif. Contoh:
Bagaimana dapat terjadi hal itu, Pak? Apa yang terjadi sebelumnya?
Kapan terjadinya?
16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya
Membuat petugas medis dapat melihat hal dari kacamata klien sehingga terbentuk
pemahaman yang lebih mendalam. Contoh:
Bagaimana perasaan Anda saat itu?
17. Refleksi
Menganjurkan klien untuk mengemukakakn dan menerima ide serta perasaannya. Contoh:
Apakah menurut Bapak ini perlu dilakukan?
5.
Berita buruk adalah hal yang tidak dapat dihindari dari praktek medis. Berita buruk sendiri
adalah sebuah konsep yang sebenarnya memiliki pengertian relatif dari interpretasi pasien
dan juga reaksi pasien terhadap hal tersebut.
Penyampaian berita buruk dapat dilakukan melalui beberapa cara yang disebut cara ABCDE
yaitu:
A-ADVANCE PREPARATION
Persiapan perlu dilakukan secara pribadi dan secara teknis. Contoh; jangan memberikan
berita buruk di akhir pemeriksaan ketika pasien masih memakai baju.
Siapkan mental pribadi dalam menghadapi reaksi-reaksi yang kemungkinan dilakukan oleh
pasien.
Cari tahu mengenai prognosis dari penderita. Sehingga kita dapat memprediksi perjalanan
penyakit pasien ke depannya, apakah baik ataukah buruk.
B-BUILD A RELATIONSHIP
Jalin tali hubungan yang baik dengan pasien sehingga pasien merasa nyaman.
Tanyakan kepada penderita sejauh mana ia ingin mengetahui tentang keadaan penyakitnya.
Pilihlah pilihan kata atau diksi yang baik agar tidak membuat kepanikan.
C-COMMUNICATE
Tanyakan kepada penderita dan keluarganya sejauh mana mereka memahami kondisinya.
Contoh: Menurut ibu, dengan keluhan ibu yang seperti ini, kira-kira ibu sakit apa?. Atau
Apakah ibu sudah pernah mencari tahu mengenai kondisi ibu?
Ikuti alur pasien itu, kalau dia hanya diam saja dan menangis, maka jangan dipaksa.
Jika pasien menangis, berikan tissue, tunjukkan padanya bahwa kita peduli dan mengerti.
Jika pasien marah, kita harus berdiri untuk menyamakan tingkat kontak mata. Meminta maaf
atau tunjukkan rasa menyesal/sedih dengan menggunakan nada sopan namun pasti. Contoh:
Saya meminta maaf telah menyampaikan berita ini.
Bersikaplah penuh empati. Anda dapat berkata Saya dapat mengerti perasaan anda atau
Kita berjuang bersama-sama, anda tidak sendirian disini
Berikan semangat kepada pasien dengan memberitahukan harapan sembuh dari penyakitnya
itu.
Usahakan selalu ada dan dapat memenuhi apa yang pasien butuhkan, jadilah temannya yang
membantu dalam hal keagamaan, ketenangan jiwa, dan lain-lain.
III.
Penutup
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi interpersonal terdiri dari komunikasi verbal dan
nonverbal yang keduanya menunjang untuk suatu proses medis yang efektif. Secara khusus,
komunikasi dalam proses medis yang digunakan terutama dalam komunikasi dengan klien dan
keluarga adalah komunikasi interpersonal secara terapeutik. Tak hanya itu, sebagai tenaga medis,
kita juga perlu belajar dan mempersiapkan diri dalam penyampaian berita buruk (Breaking Bad
News).
Daftar Pustaka:
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Nasir, Abdul, Abdul Muhith, Muhammad Sajidin, Wahit Iqbal Mubarak. 2010. Komunikasi Dalam
Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Putri, Trikaloka H, Achmad Fanani. Komunikasi Kesehatan. 2013. Jakarta: Merkid Press.
Schiavo, Renata. 2013. Health Communication From Theory to Practice. US: Wiley Press.
Daftar situs:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDMQFjAD&url=http%3A%2F
%2Fcai.elearning.gunadarma.ac.id%2Fwebbasedmedia%2Fdownload.php%3Ffile%3Dteori
%2520komunikasi%2520verbal%2520dan%2520non
%2520verbal.pdf&ei=z9gUVPSLBIe0uASgsYDQDg&usg=AFQjCNGGcjfixZnjs8FiNETyRkJWCTjlw&sig2=LHpL7ENNVE4AwDLJ1jvlqw&bvm=bv.75097201,d.c2E
http://usu.ac.id
http://upi.ac.id