Anda di halaman 1dari 8

11

Plagiarisme
Istilah plagiarisme berasal dari dari Bahasa Inggris, plagiarism, yang berarti tepat
sama dengan arti penjiplakan. Sebelumnya sering kata penjiplakan dikenal sebagai
perbuatan plagiat. Kecenderungan satu penulisan yang dianggap plagiat adalah
penjiplakan substansi pemikiran seseorang yang diakuinya sebagai hasil pemikirannya
sendiri. Jadi bukan penjiplakan kata demi kata atau kalimat demi kalimat saja dari satu
tulisan yang dikutib. Pemikiran yang dimaksud misalnya adalah, satu teori komunikasi,
satu penemuan teknologi, dan lain sebagainya. Pada Tahun 1906 misalnya, Lee De
Forest dari Amerika berhasil menambahkan elektrode ketiga yang disebut grid pada
tabung hampa dioda ciptaan Sir John Ambrose Fleming. Kemudian Fleming yang
seorang penemu dari Inggris menyatakan bahwa, keberhasilan Lee De Forest tersebut
adalah dengan menjiplak ide Fleming.
Jadi penjiplakan ide itu sudah pernah terjadi di kalangan ilmuwan sejak era
1900an. Kemungkinan besar tuntutan adanya penjiplakan itu dari penemu sebelumnya,
adalah disebabkan karena penemu berikutnya itu tidak pernah menyatakan adanya
rujukan kepada temuan sebelumnya. Oleh karena itu pernyataan sitiran atau rujukan
(refer to) memang diperlukan agar tidak terjadi satu tuntutan di kemudian hari,
disamping dengan pernyataan itu akan menjadi landasan teori sehingga dapat
memberikan kepercayaan pada pemerhati, peninjau, atau pembaca risalah ilmiah yang
dihasilkan.
Plagiarisme sering terjadi karena tiga hal:
Penulis tahu dia harus mengakui gagasan atau informasi yang dipinjamnya,
tetapi sengaja tidak mengakuinya,
Penulis tidak tahu bila dia harus mencantumkan gagasan atau informasi yang
dipinjamnya dan
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Penulis secara tidak sengaja salah mencantumkan suatu gagasan atau


informasi yang dipinjamnya sehingga seakan-akan gagasan atau informasi
tersebut miliknya.
11.1. Menghindari Plagiarisme
Seperti contoh ilustrasi yang diuraikan di atas bahwa, penulis, peneliti yang
cermat harus selalu menyebutkan kata-kata dan gagasan yang dipinjamnya untuk di
belakang hari terhindar dari tuntutan pihak lain, baik perorangan ataupun kelompok
peneliti yang lain pada gagasan yang dihasilkan penulis tersebut. Jadi kewajiban mutlak
menyatakan itu harus dilakukan. Bila tidak, hutang intelektual ini akan menjadi
plagiarisme. Sekalipun seorang penulis sudah mencantumkan suatu sumber informasi
yang dipinjamnya, plagiarisme masih dapat terjadi bila dia tidak hati-hati melakukan
pereferensian atau penyitiran. Lazimnya terdapat tiga tindakan yang dapat dianggap
sebagai plagiarisme (Hacker 2000, h. 145), yakni:
(1)

Tidak melakukan penyitiran kata-kata dan gagasan yang dipinjam,

(2)

Tidak menyertakan tanda kutip untuk mengapit kata-kata yang dipinjam, dan

(3)

Tidak melakukan parafrasa atau menyarikan kata-kata atau gagasan yang


dipinjam dengan kata-kata sendiri.

Untuk menghindari pengakuan karya orang lain menjadi karya sendiri, maka
dalam menyusun argumen keilmuan atau karya tulis ilmiah, seharusnya seorang penulis
mencantumkan resume dari penelitian atau kajian sejenis. Pada karangan ilmiah itu
perlu diungkapkan perbedaan mendasar antara kajian yang dilakukan dengan kajian lain
yang sejenis. Perbedaan itu merupakan argumen-argumen keilmuan yang hakiki,
sehingga orisinalitas karya dapat dipertahankan.
Dalam menciptakan orisinalitas karya tulis ilmiah, cara yang dapat ditempuh
adalah melakukan kajian yang merupakan rekomendasi dari penelitian atau kajian
sejenis yang pernah dilakukan pihak lain. Namun, dapat pula sajian argumen keilmuan
itu merupakan lanjutan dari penelitian atau kajian pihak lain yang lebih dahulu. Bahkan,
seorang penulis karangan ilmiah yang andal akan mencari celah-celah argumen
keilmuan yang masih diabaikan oleh penulis sebelumnya. Berbagai celah atau
keterbatasan dari kajian sebelumnya dapat dijadikan sebagai titik berpijak dalam
melakukan kajian atau menyusun argumen keilmuan.
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

11.1-1. Penyitiran kata dan gagasan


Terkecuali pengetahuan umum atau yang sudah dianggap umum, yakni yang dapat
ditemukan di pelbagai sumber bacaan lain, semua informasi yang dipinjam harus
diberikan referensi yang benar. Informasi itu tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga
gagasan dalam bentuk, antara lain: statistik, angka-angka, tabel, diagram, gambar,
warna, ikon, simbol, pola dan tanda. Di lain pihak, pengetahuan umum meliputi, antara
lain: pengetahuan yang sudah diketahui masyarakat atau pengetahuan yang lazim dalam
bidang ilmu tertentu. Sebagai contoh, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan;
bahwa matahari terbit di sebelah timur; bahwa Sigmund Freud adalah tokoh
psikoanalisis atau, bahwa perubahan iklim merupakan isu penting dewasa ini.
11.1-2. Penyertaan tanda kutib
Bila penulis menggunakan kata-kata yang persis dari penulis lain, dia harus
menggunakan tanda kutip untuk mengapit kata-kata yang dipinjamnya dan membuat
referensi-dalam-teks, serta memberikan nomor halaman dari tempat kata-kata itu
diambil. Hal ini sudah disinggung dalam Bab kesepuluh. Berikut adalah contoh
pereferensian-dalam teks dan sebuah lema untuk daftar referensi.
Pereferensian-dalam-teks
Sekalipun Internet kini luas digunakan sebagai alat komunikasi, dari perspektif
kognitif Giles (2003, p. 113) berargumen bahwa iklan Internet tampaknya
tidak bakal seefektif iklan bioskop dan televisi karena si pemakai mengontrol
medium tersebut.
Lema untuk Daftar Referensi
Giles, D 2003, Media Psychology, Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah,
New Jersey.
11.1-3. Menyarikan dengan kata-kata sendiri
Penulis yang melakukan penyarian atau parafrasa harus menyebut makna dari
sumber dengan kata-kata sendiri. Bila tidak, hal ini akan menjadi plagiarisme karena
menyalin seluruh atau separuh atau sebagian kalimat dari sumber acuan.
Berikut adalah contoh sumber asli dan bentuk penyitiran yang dianggap
plagiarisme (lihat Hacker 2000, pp. 146-147).
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

a) Sumber asli
Dari perspektif kognitif, iklan Internet tampaknya tidak bakal seefektif iklan
bioskop dan televisi karena si pemakai mengontrol medium tersebut.
-- Giles, Media Psychology, p. 113
Plagiarisme
Menurut Giles (2003), iklan Internet tampaknya tidak bakal seefektif iklan
bioskop dan televisi karena si pemakai mengontrol medium tersebut (p. 113).
Bukan plagiarisme karena kata-kata yang dipinjam diapit oleh sepasang tanda
kutip
Menurut Giles (2003, p. 113), iklan Internet tampaknya tidak bakal seefektif iklan
bioskop dan televis karena si pemakai mengontrol medium tersebut.
ATAU
Menurut Giles (2003), iklan Internet tampaknya tidak bakal seefektif iklan
bioskop dan televisi karena si pemakai mengontrol medium tersebut (p. 113).
(b) Sumber asli
Dari perspektif kognitif, iklan Internet tampaknya tidak bakal seefektif iklan
bioskop dan televisi karena si pemakai mengontrol medium tersebut.
--Giles, Media Psychology, p. 113
Peminjaman frasa yang tidak dapat diterima
Giles (2003) mengamati bahwa iklan Internet tidak seefektif iklan bioskop dan
televisi karena Internet dikontrol oleh si pemakai (p. 113).
Peminjaman struktur yang tidak dapat diterima
Giles (2003) mengamati bahwa dari perspektif kognitif, kelihatannya iklan
Internet tidak bakal seefektif iklan bioskop dan televisi. Hal ini karena si pemakai
mengontrol medium tersebut (p. 113).
Parafrasa yang dapat diterima
Giles (2003) mengamati bahwa karena pemakai Internet mengontrol medium
tersebut, iklan internet tidak akan seefektif iklan yang muncul di bioskop dan
televisi.
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

11.2. Latihan
Berikan tanda koma (bila diperlukan) untuk kalimat-kalimat berikut.
1. Di tengah makin semrawutnya lalu lintas di kota-kota Indonesia sekarang ini
kita mendapat sosialisasi mengenai UU Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas.
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Tentu saja kita menyambut setiap prakarsa untuk membuat lalu lintas jadi tertib
melalui perangkat hukum.
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Hanya saja ada yang berpendapat agar pemberlakuan UU No 22/2009 sebaiknya
ditunda.
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Memang dalam statistik yang ditampilkan harian ini Senin (11/1) kemarin kita
melihat kejadian kecelakaan lalu lintas juga jumlah korban meninggal dan luka
berat pada tahun 2009 menurun dibandingkan dengan kejadian tahun 2008.
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Kalimat-kalimat di atas diadaptasi dari: Lalu Lintas Kita 2010, Kompas, 12
Januari, h. 6.
Berikan tanda koma, titik koma dan titik dua untuk kalimat-kalimat berikut.

Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

1. Perpustakaan universitas kami menawarkan sejumlah layanan istimewa Pusat


Belajar Mahasiswa tempat para mahasiswa dapat memperoleh kelas tutorial
individual dimana mereka dapat meningkatkan keterampilan membaca dan
menulis dan komputer di samping itu terdapat juga ruang studi kelompok.
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Untuk meminjam sebuah buku keluar dari perpustakaan kamu harus mengikuti
prosedur ini menuliskan nomor buku temukan buku yang diinginkan bawa buku
itu ke meja sirkulasi dan mengisi kartu dan menunjukkan kartu mahasiswa Anda
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
................................................................................................................................
Kalimat-kalimat ini diadaptasi dari: Alice Oshima, & Ann Houge. 1999. Writing
academic English, Edisi ke-3, Longman.
Berikan tanda titik, koma, titik dua dan huruf besar (bila diperlukan) untuk
beberapa paragraf berikut.
SONTOLOYO
lama tidak terdengar tiba-tiba kata sontoloyo mencuat kembali dalam beberapa minggu
terakhir kata ini diucapkan seorang pejabat tinggi negara di depan sejumlah wartawan di
ibu kota dan diliput pelbagai stasiun televisi beberapa minggu lalu
jarang sekali kita mendengar orang mengucapkan kata sontoloyo (ditujukan
kepada orang lain atau seseorang atau 'sesuatu') kalau orang itu tidak dalam keadaan
jengkel dan marah tentu saja disertai senyum atau tawa kata itu dapat diucapkan
seseorang walaupun yang bersangkutan sebenarnya kesal kata sontoloyo diserap dari
bahasa Jawa. sebagai bahasa pergaulan, sontoloyo berarti sembrono, bodoh dan tidak
berguna untuk tindakan manusia orang yang mengucapkan kata sontoloyo umumnya
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

menganggap orang lain tidak mampu mengerjakan sesuatu atau sembarangan atau
ceroboh dalam bertindak sebagai contoh kamu memang sontoloyo menggoreng dua
butir telur saja kamu berantakan dapur sampai begini
lazimnya kata sontoloyo dipakai untuk memaki atau mendamprat orang akan
tetapi orang akan menghindari penggunaan kata tersebut karena kata tersebut cenderung
merendahkan orang lain untuk memperhalus pesan orang dapat menghilangkan kata
sontoloyo atau mengganti dengan kata lain sebagai contoh 'hati-hati lain kali ...jangan
sampai berantakan begini' 'mengapa kamu begitu ceroboh? lain kali lebih hati-hati' pada
contoh terakhir dibandingkan dengan kata sontoloyo kata ceroboh dan sembrono terasa
lebih halus
selain ditujukan kepada orang atau binatang sontoloyo juga dapat ditujukan
kepada institusi tindakan, ucapan dan gagasan yang dianggap tidak dapat diterima atau
tidak pantas sebagai contoh anggota dewan yang menerima suap adalah contoh pejabat
negara yang sontoloyo gen set ini memang sontoloyo tapi perusahaan listrik yang
sering melakukan pemadaman listrik bergilir lebih sontoloyo sontoloyo kalau kenaikan
bbm akan meningkatkan produktivitas ukm (mungkin kalimat ini dimaksudkan untuk
menunjukkan kontradiksi kenaikan harga BBM di satu pihak dan upaya pemerintah
dalam mendorong usaha kecil dan menengah di masyarakat di lain pihak)

Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Daftar Kepustakaan
1. Chaer, Abdul, Drs. (2010); Bahasa Jurnalistik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
2. Kusmana, Suherli, Prof, Dr, MPd, H (2010); Merancang Karya Tulis Ilmiah,
Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
3. Tri Kurnia Nurhayati (2003); Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Eksa Media,
Jakarta.
Internet
1. http://www.wikipedia.com/john_ambrose_fleming/freeencyclopedia.htm,
diakses 2009

Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-11 Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai