Darma
Darma
NIM
: 15.115.016
1) Morfologi
Morfologi Enterobacter
Enterobacter merupakan genus umum Gram negatif , anaerob fakultatif , berbentuk batang ,
tidak
membentuk
strain
bakteri
adanya
garam
empedu. Dua
spesies
dari
genus
klinis
penting
ini
juga
motil,
memiliki
sel-sel
flagela
berbentuk
batang,
beberapa
peritrichous. Sebagai
di
anaerob
antaranya
fakultatif,
beberapa bakteri Enterobacter memfermentasi glukosa dan laktosa sebagai sumber karbon. Gas
yang dihasilkan dari proses metabolisme, tetapi mereka tidak menghasilkan hydrogen
sulfida. Enterobacter cloacae A-11 dan bakteri lain yang terkait erat adalah prototrofik, regangan
glikolitik Enterobacter yang ditemukan pada sejumlah benih yang berbeda dan tanaman.
Tidak Enterobacter genom bakteri telah diurutkan, namun, beberapa gen telah dipelajari
melalui mutan dan sarana lain seperti itu. Misalnya, mutasi pada pfkA di Enterobacter
cloacae menyebabkan perubahan dari apa yang pertumbuhan yang cepat pada karbohidrat tertentu
yang dideteksi dalam eksudat benih pertumbuhan jauh lebih lambat pada karbohidrat lain, asam
amino, dan asam organik (Roberts etal. 1999)
Morfologi Enterococci
Enterococci termasuk genus bakteri gram positif dan merupakan bakteri yang tidak membentuk
spora. Dimana enterococci sebelumnya dikenal sebagai grup D streptococci. Terdapat 20 spesies
Enterococcus telah dijelaskan, namun spesies yang paling umum terkait dengan makanan dan
penyakit manusia yaitu:
Enterococcus faecium dan Enterococcus faecalis. Enterococci merupakan
penyebab sejumlah
infeksi yang
tidak
disebabkan
agen
oleh
dapat
mencapai 500C.
Namun
sebagian
besarstrain yaitu 370C. Enterococci dapat bertahan selama proses pembekuan dan dilaporkan dapat
bertahan hidup pada penyimpanan dengan suhu -700C selama beberapa tahun. Pertumbuhan dapat
terjadi pada rentang pH 4,4-10,6.
Enterococci umumnya
mampu mentoleransi
merupakan organismeyang
resisten
terhadap pengeringan
dalam lingkungan. E. faecalis dan E. faeciumdilaporkan dapat bertahan hidup selama bermingguminggu
di permukaan
lingkungan,
yaitudalam
mencapat180 hari. Namun ada kelemahan yang dimiliki oleh Enterococci tidak terlalu tahan
terhadap sanitisers (termasuk natrium hipoklorit)
Enterococci tahan panas dan relatif mampu
atau
pengawet.
dengan
informasi ini semakin memperjelas beberapa kasus yang ada yaitu Enterococci banyak terlibat pada
pembusukan beberapa
makanan yang
menggunakan
panas
dalam
olahannya,
seperti
Gram positif
Tunggal
Tersusun
atas
peptidoglikan
yang
tebal dan membran sel
Gram negatif
Ganda
Tersusun atas peptidoglikan
yang lebih tipis dan terletak
diantara membran dalam dan
membran luar
Kandungan
lipid
pada
dinding sel
Penghambat warna basa
Hasil pemeriksaan Gram
staining
Kebutuhan nutrien
Sensitivitas
terhadap
antibiotik
Ketahanan
terhadap
perlakuan fisik
Rendah
Tinggi
Lebih dihambat
Menyerap
warna
kristal violet (ungu)
Kompleks
Sensitif
Kurang dihambat
Menyerap warna
(merah)
Sederhana
Lebih Resisten
Tahan
Kurang Tahan
MORFOLOGI Bifidobacterium
safranin
adalah salah satu genus bakteri asam laktat yang hidup di dalam usus besar manusia dan hewan.
[1] Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah gram-positif, anaerobik, non-motil (tidak
bergerak), tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan memiliki persen G+C (guanosin-sitosin)
yang tinggi (55-67%).[2] Sel umumnya terlihat berpasangan membentuk huruf V atau Y.
[2] Suhuoptimal untuk pertumbuhan Bifidobacterium adalah 37-41 C dan pH optimum antara 6,57.[2] Dari
ditemukan,
beberapa
di
antaranya
digunakan
dan B.
telah
digunakan
secara
komersial
sebagai probiotik dalam pembuatan yogurt dan produk olah susu lainnya.[2]
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi danpenyakit, sedangkan kelompok lainnya
dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana:
tanpa nukleus/inti
sel, kerangka
Hal
inilah
sel,
yang
dan organel-organel
menjadi
dasar
lain
perbedaan
MORFOLOGI EUBAKTERIAE
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan
organisme
lain
maupun
sebagai
bahkan
dalam
tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 m, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat
berdiameter hingga 700 m, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memilikidinding sel, seperti
sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa
jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
B. Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
2) Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/MENKES/SK/VII tahun 2002, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, yang
dimaksud air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Anonim, 2002).
Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek
dari setiap parameter jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian standar kualitas air
minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non
teknis, misalnya kondisi sosial ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan
yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria kualitas air merupakan putusan ilmiah
yang mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek, yang diperkirakan terjadi kapan dan
dimana saja unsur-unsur pengotor mencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam
waktu tertentu. Dengan demikian maka kriteria kualitas air merupakan referensi dari standar
kualitas air (Fardias, 1989).
2.1
Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu penuh
dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air
senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan
hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi
danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh
yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan (Prawiro, 1989).
Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%70% dari seluruh total berat
badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal
sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ,
80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf
terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air.
Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi
unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,52 liter air sehari
(Slamet, 2004).
Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan lainnya, baik
untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah tangga
maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi,
serta rekreasi (Soerjani, 1997).
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang
menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik,
rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air
minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan
(Pudjarwoto, 1993).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme
patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk
diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau
hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk
kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,danClostridium. Di
Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalahEscherichia coli (Gause, 1946).
2.2
Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan
kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakitpenyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat
digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa
yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung
dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri
patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada
organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan
organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada
sama sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta
cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat
bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya
bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang
tidak menguntungkan (Slamet, 2004).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,
sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih
murah,
cepat,
dan
sederhana
daripada
mendeteksi
bakteri
patogenik
aerogenes.
lain.
Contoh
indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
(Friedheim, 2001).
Eschericia
coli, merupakan
dapat
dibedakan
dari
bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44C (pada JPT
hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat
dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat
dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti
golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan
kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada
feses, E. coli ada sebanyak 11% dariColiform (Slamet, 2004).
2.3
Metode MPN
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan
secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu
saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum
dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total
plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN
sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah
seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam
mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode
MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test),
dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam
tingkat
probabilitas
rendah,
masih
dalam
dugaan.
Uji
ini
mendeteksi
sifat
MPN
merupakan
uji
deretan
tabung
yang
menyuburkan
pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang
diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih
dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam
tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang
positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung
kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk
gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak
tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan
juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa
tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang
mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya
gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk
tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut
dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus
(Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda dengan
tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn masih
menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang
negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat
atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif
tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan
uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanyaColiform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat
fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram
negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah
unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun,
pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95
persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang
digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon,
namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu laktosa
mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan
memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau
meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan
media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang akan diinokulasi
dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari
contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).