Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK PEMBUATAN STYROFOAM

Di susun oleh :
1.

Ace maulana Yusup

2.

Ade Nunu Fidriana

3.

Egis Sutisna

4.

Jajang Sujana

5.

Olik Kholidin Nur

6.

Siska Dinia Pratiwi

Kelas : XII ATPH 1


SMK NEGERI 1 MAJA

Jl. Pasukan Sindangkasih Maja, Tlp (0233)282480


Majalengka 45461
Tahun ajaran 2013/2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua, atas rahmat
dan karunia Nya jualah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun dalam penyajian dan penampilan yang sangat sederhana.
Makalah ini berjudul TEKNIK PEMBUATAN STYROFOAM.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan, baik moril maupun materil dari pihak yang membantu
penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat IbuAan. Selaku guru pengajar
mata pelajaran Kimia serta pihak pihak lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Tentunya makalah ini jauh dari sempurna, betapapun banyak
gagasan dan keinginan, akhirnya keterbatasan jualah yang ada pada diri
penulis. Akibatnya banyak kekurangan masih terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu saran perbaikan dari semua pihak penulis harapkan. Atas
saran perbaikan tersebut penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memenuhi
fungsi dan mewujudkan tujuanya. Amin

Maja, 29 Nopember
2013

Penuli
s,

DAFTAR ISI
KATA
PENGENTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......... ii
BAB I PENDAHULUAN ..... 1
.

1.1
Latar
Belakang .................................................................................... 1
1.2
Sifat Sifat
Styrofoam ........................................................................ 2
1.3
Reaksi Reaksi
Styrofoam ................................................................. 2
1.4
Contoh Polistirena /
Styrofoam ........................................................... 3

BAB II TEKNIK PEMBUATAN ....... ... . 4


....

2.1
Cara Pembuatan
Styrofoam ................................................................... 4
2.2
Manfaat Styrofoam
Bekas ......................................................................5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... .. 7


.....

3.1
... 7

Kesimpulan .........................................................................................

3.2
Saran ..................................................................................................
.... 7

PENUTUP ......................................................................................................
....... 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Istilah teknis styrofoam adalah foamed polyesterene (FPS). Bahan


dasarnya adalah polistirena, yang merupakan plastik sangat ringan, kaku,
tembus cahaya, dan murah. Hanya saja, kelemahannya adalah sifatnya
yang rapuh.
Untuk menambah kekuatannya dicampurkan senyawa butadiena yang
merupakan karet sintetis. Penambahan butadiena inilah yang
menyebabkan polistirena tidak jernih lagi dan berubah warna menjadi
putih susu. Selain itu , untuk meningkatkan kelenturannya, ditambahkan
juga zat plasticiser, seperti dioktilptalat (DOP), butil hidroksi toluena
(BHT), atau n-butil stearat.
Sedangkan istilah foamed berasal dari proses pembuatannya, yang salah
satu tahapnya adalah peniupan, untuk membentuk struktur sel. Dalam
proses peniupan ini digunakan gas chlorofluorocarbon (CFC). Hasilnya, ya,
seperti yang bisa kita lihat sekarang ini: plastik busa dalam berbagai
bentuk dan penggunaan. Warnanya putih susu dan ringan.
Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene merupakan salah satu
polimer yang ditemukan pada sekitar tahun 1930 , dibuat melalui proses
polimerisasi adisi dengan cara suspensi. Stirena dapat diperoleh dari
sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan cairan yang tidak
berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti benzena dan memiliki
rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8.

Polystyrene atau Styrofoam merupakan sebuah monomer, sebuah


hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada
suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada
suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.Polistirena
pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker
Jerman.
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam
produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada saat
polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut.
Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS).

1.2

Sifat Sifat Styrofoam

1.

Ketahanan kerja pada suhu rendah (dingin) : Jelek

Kuat Tensile 256 (j/12) : 0,13-0,34

Modulus elastisitas tegangan ASTM D747 (MNm x 10-4 ) : 27,4-41,4

Kuat kompresif ASTM D696 (MNm) : 74,9-110

Muai termal ASTM 696 (mm C x 10) : 6-8

Titik leleh (lunak 0C) : 82-103

Berat jenis ASTMd 792 : 1,04-1,1

Elongasi tegangan ASTM 638 (%) : 1,0-2,5

Kuat fexural ASTM D790 (mnM) : 83,9-118

10

Tetapan elektrik ASTM 150 (10 Hz) : 2,4-3,1

11

Kalor jenis (kph) (Kg) : 1,3-1,45

1.3

Reaksi Reaksi Styrofoam

Degradasi Polistirena Dengan Inisiator Dikumil Peroksida


Polistirena yang ditambahkan dengan dikumil peroksida akan terjadi
pemutusan rantai polistirena dan pembentukan ikatan silang pada
polistirena. Dengan reaksinya sebagai berikut :
1.

Tahap Dekomposisi

2.

Tahap Inisiasi

3. Tahap Pemutusan Rantai


4. Tahap Pembentukan Ikatan Silang
Reaksi Degradasi Polistirena dengan Dikumil Peroksida

1.4

Contoh Polistirena / Styrofoam

Salah satu jenis polistirena yang cukup populer di kalangan masyarakat


produsen maupun konsumen adalah polistirena foam. Polistirena foam
dikenal luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara
tidak tepat oleh publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama
dagang yang telah dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh
pembuatnya Styrofoam dimaksudkan untuk digunakan sebagai insulator
pada bahan konstruksi bangunan.
Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10%
gas seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena foam dibuat dari
monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu
tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan
menguapkan sisa blowing agent. Polistirena foam merupakan bahan
plastik yang memiliki sifat khusus dengan struktur yang tersusun dari
butiran dengan kerapatan rendah, mempunyai bobot ringan, dan terdapat
ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat menghantar panas
sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang sangat baik.

BAB II
TEKNIK PEMBUATAN
2.1

Cara Pembuatan Styrofoam

Secara laboratorium dapat dibuat melalui dehidrogenasi etil benzene,


yaitu dengan melewatkan etilena melalui cairan benzena dengan tekanan
yang cukup dan aluminiumklorida sebagai katalisnya. Etil benzena
didehidrogenasi menjadi stirena dengan melewatkannya melalui katalis
oksida aktif. Pada suhu sekitar 6000C stirena disuling dengan cara destilasi
maka didapatkan polistirena.Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam
produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada saat
polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut.
Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS).
Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka warna
melalui proses compounding.
Polistirena foam yang dihasilkan dari percampuran 90-95% polistirena dan
5-10% gas-gas tertentu seperti n-butana atau n-pentana. Dahulu, blowing

agent yang digunakan adalah berupa senyawa CFC (Freon), karena


golongan senyawa ini dapat merusak lapisan ozon oleh karnanya saat ini
tidak dipergunakan lagi, kini yang digunakan adalah blowing agent yang
lebih ramah lingkungan. Polistirena yang dibuat dari monomer stirena
dilakukan melalui proses polimerisasi. Polistirena foam yang dibuat dari
monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan-tekanan dan
suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin
yang ada serta ikut menguapkan sisa-sisa blowing merupakan insulatorinsulator yang baik. Sedangkan monomer polistirena foam merupakan
bahan plastik yang memiliki sifat tertentu atau khusus dengan struktur
yang tersusun dari beberapa butiran dengan kerapatan rendah,
mempunyai bobot ringan, dan terdapat di dalam ruang-ruang antar
butiran yang berisi udara minuman-minuman beralkohol atau bersifat
asam juga meningkatkan laju migrasi.
Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya dengan plastik.Karena
sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan senyawa
butadien. Hal ini menyebabkan polis tiren kehilangan sifat jernihnya dan
berubah warna menjadi putih susu.
Kemudian untuk kelenturannya,ditambahkan zat plasticier seperti
dioktilptalat(DOP), butil hidroksi toluene (BHT),atau n butyl stearat.
Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI
dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak.

2.2

Manfaat Styrofoam Bekas


1. Pengeras Suara (Speaker) Laptop dari Stryofoam Bekas

2. Styrogami, Kerajinan dari Styrofoam

3. Vas Bunga dari Styrofoam Bekas

4. Lampu Hias dari Gelas Styrofoam Bekas

5. Media Printing dari Styrofoam Bekas

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1

Kesimpulan

Dibalik semua keunggulan styrofoam dapat menimbulkan kerugian yang


sangat merugikan bagi manusia dan alam. Dampak bagi alam atau
lingkungan, styrofoam sangat berbahaya karena bila sampahnya terus
menumpuk dan tidak ada upaya untuk mendaur maka akan dapat
menimbulkan timbunan sampah yang sulit untuk diurai. Bila sampah
styrofoam yang mengalir ke arah laut maka sudah tentu biota laut akan
terganggu ekosistemnya karena styrofoam akan bereaksi dengan air laut
dan menyebabkan biota laut terganggu kehidupannya.
Dampak bagi manusia, kandungan yang terdapat pada styrofoam seperti
benzen, carsinogen, dan styrene akan bereaksi dengan cepat begitu
makanan dimasukkan kedalam styrofoam. Uap panas dari makanan akan
memicu rekasi kimia ini terjadi lebih cepat.

3.2

Saran

Antisipasi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi bahaya syrofoam


bagi kesehatan kita adlah dengan membawa sendiri wadah yang akan kita
gunakan untuk membungkus makanan dan segeralah pindahkan makanan
yang sudah dibungkus dengan styrofoam kedalam wadah yang lebih
aman seperti piring kaca atau mangkuk kaca. Setelah itu kumpulkan
bahan pembungkus makanan styrofoam ini agar nantinya dapat di daur
ulang.

PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penyusun panjatkan puji


syukur kehadirat Allah SWT. atas taufik dan hidayat-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan Makalah tentang Teknik Pembuatan Styrofoam.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf atas kekurangan
dan kelemahan dalam menyusun laporan ini. Untuk itu penyusun
mengharap kritik dan saran yang membangun guna menyusun laporan
ini. Penyusun berharap dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat
bagi penyusun dan pembaca.

Maja, 29 Nopember 2013

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai