Pugs PDF
Pugs PDF
ISSN-L 2338-3321
Meylina Djafar
PS Gizi Stikes Binawan
E-mail: linadjafar@yahoo.com
Abstrak: Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan
pemahaman dan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan, perilaku sehat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan,
(2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal. Kader posyandu mempunyai peranan yang sangat
penting dalam tercapainya perilaku yang mendukung peningkatan status kesehatan seluruh anggota keluarga. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kader posyandu tentang PUGS di masyarakat. Penelitian ini merupakan
studi kasus yang dilakukan di Posyandu di RW 01 Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013
dengan sampel 56 orang dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS, (2) Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentang
PUGS, (3) Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. (4) Terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (5) Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS.
Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan, sikap, tindakan, pugs
Abstract: The general guidelines of Balanced Nutrition (PUGS) need to be socialized to all walk Indonesian society in order to improve
the understanding and the ability to consume food, healthy behaviors based on 4 pillars principles, namely: (1) variety of food consumption,
(2) behaviors of clean living, physical activity, (3) and (4) maintain a normal body weight. Posyandu cadre has a very important role in
supporting the achievement of behavior level that supports the health status improvement of the whole family. The purpose of this research
was to determine the relationship between the knowledge and attitude of posyandu cadre acts of PUGS in the community. This research is a
case study conducted at Posyandu in Pondok Betung Village RW 01 Pondok Aren District for 3 days in June 2013 with a sample of 56 people
and using questionnaires. The results showed that: (1) there is no relationship between the level of education with action cadre of Posyandu
PUGS, (2) there is no relation between the age and the action of posyandu cadre PUGS, (3) there was no connection between the job action
cadre of posyandu about PUGS. (4) there is a link between knowledge and action cadre of posyandu about PUGS, (5) there is no relationship
between the attitude of posyandu cadre with the action of PGUS.
Key words: cadres of posyandu, knowledge, attitude, action, pugs
PENDAHULUAN
Latar belakang penelitian adalah adanya masalah
gizi yang berkaitan erat dengan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) dimana rendahnya kualitas SDM di
Indonesia merupakan tantangan berat dalam menghadapi
persaingan bebas di era globalisasi. Menurut Fasli Jalal
dan Sumali M. Atmojo (1998), bahwa banyak faktor yang
harus diperhatikan untuk menciptakan SDM yang
berkualitas, antara lain (1) faktor pangan (unsur gizi), (2)
kesehatan, (3) pendidikan, (4) informasi teknologi dan
(5) jasa pelayanan lainnya.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa
yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas kerja yang tinggi yang ketiganya dipengaruhi
Jurnal Ilmiah WIDYA
21
Meylina Djafar, 21 - 25
PEMBAHASAN
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Menurut Kodyat dan Halim (1997) Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS), merupakan suatu alat promosi
makanan sehat yang dituangkan dalam bentuk gambar
dan pesan-pesan dasar bagi masyarakat. Menurut
Direktorat bina gizi Kemenkes (2014), pedoman ini
merupakan petunjuk teknis bagi petugas dari berbagai
institusi baik pemerintah maupun non pemerintah dalam
22
Meylina Djafar, 21 - 25
Meylina Djafar, 21 - 25
4. Pengetahuan
Menurut Dodi (2004), bahwa pengetahuan seseorang
tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal. Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan, sehingga apabila lingkungannya mendukung
seseorang untuk dapat memperoleh informasi mengenai
gizi, maka dengan demikian pengetahuan gizi orang
tersebut akan bertambah.
Berdasarkan hasil penelitian:
a. Sebagian besar kader posyandu sebanyak 44 responden
(78,6%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 11
responden (19,6%) memiliki pengetahuan yang cukup
dan 1 responden (1,8%) memiliki pengetahuan yang
kurang.
b. kader posyandu yang memiliki tindakan baik tentang
PUGS paling banyak dimiliki oleh kader posyandu yang
memiliki pengetahuan yang baik pula yaitu sebanyak 35
responden (79,5%).
c. Hubungan antara Pengetahuan dan tindakan kader
posyandu tentang PUGS.
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmans
menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS dengan
nilai r= 0,284* dan P = 0,034 (P<0,05)
3. Pekerjaan
Menurut Widagdo (2009), bahwa pekerjaan dapat
menjadi salah satu kendala dalam keaktifan kader dalam
posyandu karena pekerjaan merupakan salah satu sumber
pendapatan sehingga akan lebih difokuskan daripada
kegiatan posyandu. Bekerja pada ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga sehingga semakin
banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan
maka semakin sempit kesempatan untuk menjadi kader.
Hasil penelitian menunjukkan:
a. Sebagian besar responden sebanyak 50 orang (89,3%)
Jurnal Ilmiah WIDYA
5. Sikap
Menurut Notoatmodjo (1997), secara teori perubahan
tindakan mengikuti tahapan pengetahuan (knowledge),
sikap (attitude), praktik (practice). Namun di dalam
praktik sehari-hari dapat saja terjadi tindakan yang baik
24
Meylina Djafar, 21 - 25
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan
kader posyandu tentang PUGS
2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS.
3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
tindakan kader posyandu tentang PUGS.
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan kader posyandu tentang PUGS.
5. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan
kader posyandu tentang PGUS.
Saran saran
1. Perlunya dukungan semua pihak yang terkait untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui
25