Anda di halaman 1dari 7

1

NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU


DUSTAKAN!
Pensil yang dia pegang pun terjatuh juga dari meja. Duh capek
bener, keluhnya. Akhirnya, tulisan itu sudah mencapai nomer
yang ke-100. Sebuah kalimat dari ayat Al-Quran yang
bertuliskan Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan ini
sudah menemani jari-jemarinya sejak beberapa hari yang lalu. Ini
semua berawal dari kejadian yang minggu lalu menimpanya. Dia
sempat melakukan hal yang tidak patut dilakukan oleh seorang
anak MA Al-Islamy yaitu melakukan ajang bunuh diri. Sungguh
sangat tidak patut, memang beberapa anak atau bahkan
mayoritas dari abege dan anak remaja sering mengalami yang
namanya galau, patah hati, akibat putus cinta. Itu semua
memang fenomena remaja.
Dia mendapat hukuman dari seorang guru laki-laki yang
berkumis dan berjenggot tebal, pak Jarwo namanya beliau adalah
seorang guru BP di MA Al-Islamy ini, selain sebagai guru BP
beliau juga mengajar mata pelajaran PAI di kelasnya, yang
tentunya pak Jarwo sudah mengerti bagaimana karakter si anak
gadis ini.
Citraaa.ayo makan dulu, teriak ibu Citra. Iya bu, sahut
Citra. Gadis ini berumur 17 tahun, memang ini merupakan usiausia belia untuk banyak berkarya, akan tetapi Citra justru
terjerumus dalam kegalauan cinta. Bermula dari Citra yang suka
main malam dan bergaul dengan anak-anak tetangga yang
kurang perhatian dari orang tu yang akhirnya Citra pun jadi
sering malas sholat, malas membaca Al-Quran, apalagi
menghadiri kegiatan-kegiatan remaja masjid. Padahal, dulu Citra
sangat suka sholat di masjid, berkumpul dan melakukan
kegiatan-kegiatan positif bersama remaja masjid lainnya, sejak
itulah semuanya berubah.
Tidak ada yang salah dengan semua ini hanya mungkin
kurangnya bimbingan dari orang tua, guru dan tentunya dari
keluarga. Usia-usia belia seperti Citra kadang memang masih
labil jadi tidak bisa dipungkiri bahwa semangat-semangat ibadah
dan perjuangannya untuk berkarya dan berdakwah masih sering
naik turun atau fluktuatif.
Citra adalah anak dari seorang yang lumayan berkecukupan, dia
masih mempunyai orang tua yang lengkap dan mempunyai
saudara serta keluarga yang sangat menyayanginya, dia anak
bungsu dari tiga bersaudara yang kesemuanya berjenis kelamin

Lingkar-Lingkar Surga

2
perempuan. Akan tetapi itu semua kurang dirasakannya, dia
merasa hidup dan bergelut bersama teman-teman lebih asyik
dan menyenangkan dari pada bersama keluarga. Bagaimana
tidak keluarganya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Bebas berekspresi, bebas melakukan apa saja dan dapat
menghilangkan rasa penat di dada itulah yang dia inginkan
setelah bosan dan lelah melakukan kegiatan formal di sekolah.
Hal ini dia rasakan ketika bersama teman-temannya. Citra tipe
anak yang bisa dibilang mood-mood-an dia sering bosan dengan
yang namanya kegiatan rutin yang berulang-ulang dia lebih suka
kegiatan yang bernuansa survive.
Sejak duduk di bangku SD Citra sudah senang dengan yang
namanya kegiatan pramuka, dulu waktu di SD kegiatan pramuka
adalah kegiatan yang menyenangkan karena banyak bermain di
lumpur, melakukan penjelajahan di hutan dan kemah di tanah
lapang, hal itulah yang Citra senang karena dengan itu dia bisa
melihat keindahan alam dan kebesaran Tuhan yang Maha Agung
yang terdapat di bumi yang kaya dan luas ini.
Kemudian setelah masuk SMP kegiatan pramuka sudah mulai
menjemukan karena sudah banyak menghafal morse, semaphore
dan sandi-sandi yang sangat rumit, padahal kelemahan Citra
adalah pada menghafal dan menghitung akan tetapi anehnya
setelah masuk SMA jika diminta untuk menghafal ayat atau
menghafal hadist Citra nomer satu dikelas, yaitu pada mata
pelajaran PAI yang diampu oleh pak Jarwo yang juga telah
menghukumnya itu.
Selain menjemukan kegiatan pramuka di SMP dulu juga diampu
oleh guru yang kurang menyenangkan bagi Citra banyak teori
serta kurang praktek di luar sekolah, kemah di buper atau di
tanah lapang pun sangat jarang dilakukan alasannya adalah,
karena sudah masuk ke jenjang remaja jadi harus mulai fokus
dengan inti materi dari pramuka ya, kata Pak Guru yang
mengajar pramuka itu. Huft malas, yuk pergi ke kantin, kata
Citra.
Saat itulah dia mulai penat dia berfikir bahwa hidupnya kurang
menyenangkan. Saat dia di rumah bapak dan ibunya kerja, kakak
pertamanya kuliah di luar kota, kakak kedunya sedang
menempuh study di pesantren yang tentunya jarang pulang.
Dirumah dia merasa kesepian tidak ada teman yang
menghiburnya, sejak kecil Citra jarang sekali bercerita kepada
orangtuanya tentang masalah atau hal-hal yang membuatnya
bahagia atau pun sedih, kalaupun terpaksa untuk bercerita

Lingkar-Lingkar Surga

3
mungkin dia hanya bercerita seperempat dari apa yang dia
rasakan sebenarnya. Justru dimalam harinya atau di sela-sela
sholat sembari melantunkan doa dia menceritakan tentang apa
yang dirasakan dan dikeluhkannya kepada Sang Pembolak-balik
hati serta yang Maha Pemurah atas segala sesuatu.
Setelah masuk ke jenjang SMA Citra semakin eksis di sekolahnya,
memang bisa dibilang dia termasuk anak gaul yang tomboy dia
suka bergaul dengan siapa saja akan tetapi dia mempunyai
sebuah geng anak metal yang prestasi geng ini tidak kalah
dengan prestasi anak-anak yang bisa dibilang alim di sekolah
Citra. Cepat dalam menghafal hadist dan ayat Al-Quran, sudah
menjadi ciri khas dan andalan Citra, teman satu gengnya pun
ada yang wajahnya sedikit metal tapi dia suka mendengarkan
murottal, yah seperti itulah geng Citra dimasa SMA nya itu.
Geng
Kopior,
Komunitas
Pecinta
Murottal
ini
sudah
mengeksiskannya di masa-masa remaja ini. Geng ini memang
sedikit menakutkan tapi sebenarnya anggota-anggotanya baik,
walaupun geng ini sering merampas uang jajan teman-temannya
untuk kemudian di masukkan ke kotak amal sekolah untuk
sewaktu-waktu dijadikan dana atau sumbangan sekolah kepada
masjid atau jika ada keperluan lain. Itu semua mereka lakukan
untuk menegakkan sifat dermawan dan kebiasaan untuk
bersedekah tapi memang caranya sih agak garang (hehe).
Kalau gak digituin mana mau mereka sedekah, ngasih
sumbangan kelas aja kadang ogah-ogahan , kata salah seorang
geng Kopior yang juga teman Citra, Vira namanya sosok cewek
alim yang juga memilih ikutan geng Kopior ini, walau pada
umumnya beberapa murid perempuan enggan untuk ikut geng
ini, karena mereka berfikir bahwa geng ini geng yang hanya
pengen eksis dan buang-buang waktu serta kurang bermanfaat,
padahal apa yang mereka fikirkan itu berbeda dengan
kenyataannya. Geng ini mendukung dakwah islami lho, walau
mungkin ada beberapa yang harus diperbaiki dari geng ini.
Setalah lama eksis di masa SMA, yaitu tepatnya di MA Al-Islamy
dimana tempat Citra bersekolah, Citra mulai menemukan sosok
yang dia dambakan, karena mungkin masa-masa ini temanteman Citra juga sedang eksis untuk menggait gebetan baru.
Yah, begitulah masa-masa SMA, Citra sangat menikmati masamasa ini karena dia merasa happy dan terhibur disaat melihat
ada yang lagi nangis, ketawa-ketawa sendiri, tersipu-sipu malu,
marah dan sekian banyak ekspresi dari bentuk kegalauan
remaja. Citra merasa terhibur melihat itu semua, tapi dibalik
terhiburnya itu dia ternyata juga terjebak seperti hal nya teman-

Lingkar-Lingkar Surga

4
teman yang lain. Ya, dia terjebak dalam lingkaran yang sama, dia
mulai merasakan berdebar-debar setiap bertemu dengan
seseorang yang dia dambakan itu. Tidak mungkin aku
menyukainya, kan aku sudah berjanji pada ibu untuk tidak
pacaran sebelum lulus SMA, huftlupakan. gumam Citra.
Beberapa waktu lalu semasa awal masuk SMA memang Citra
sudah dilarang oleh ibunya untuk tidak pacaran. Karena itu
hanya akan buang-buang waktu dan menghambat sekolahmu,
Cit! kata Ibu Citra. Akhirnya dia pun berjanji pada ibunya dan
mulai berkomitmen untuk tidak pacaran.
Suatu komitmen yang bagus sebenarnya, tapi perjalanan menuju
komitmen mulia itu tidak semulus seperti apa yang Citra dan
ibunya inginkan. Justru dalam beberapa event sekolah Citra
sering disandingkan kembali dengan lelaki yang dia dambakan
itu dalam Lomba CCA untuk SMA/Sederajat Tingkat Kabupaten,
Fahmi namanya dia memang sering menjadi saingan Citra jika
ada event-event lomba di sekolah, memang Citra lebih jago akan
tetapi Citra lumayan sering dikalahkan oleh Fahmi, mereka juga
sering sekali menjadi partner bersama. Seiring berjalannya waktu
rasa kagum pun timbul dalam hati Citra. Betapa sulitnya Citra
untuk selalu menegakkan komitmen itu jika dia selalu bertemu
dengan Fahmi dengan kapasitas yang lumayan banyak. Hanya
waktu yang bisa menjawabnya.
Setelah beberapa minggu berlalu, Citra semakin yakin seolaholah jodoh yang dia idam-idam kan itu ada dalam diri Fahmi dia
selalu mencoba untuk mendekati Fahmi dan mencoba untuk
mencari perhatian Fahmi dengan berbagai cara, cara-cara itu dia
dapatkan dari teman satu geng nya, walau beberapa teman lain
yang ada di Geng Kopior tidak terlalu suka dengan sifat Citra ini,
akan tetapi apa daya Citra sudah terjerat dalam cinta.
Tiba pada akhirnya Citra yang juga dibantu teman satu geng nya
yang mendukung rencana Citra untuk mengutarakan cinta nya
pada Fahmi ini sedang berdiskusi di bawah pohon beringin di
depan sekolah. Citra yakin bahwa Fahmi akan menerima
cintanya, fikirnya mereka sama-sama berprestasi, eksis dalam
segala bidang dan sering berkomunikasi bersama, mana
mungkin fahmi menolak, mereka juga tidak pernah bertengkar
walau sering menjadi saingan dalam lomba.
Tepat tanggal 24 Agustus ada sosok metal yang datang
menghampiri Fahmi, Fahmi bergumam dalam hati, dia tidak
terlalu akrab dengan sosok ini. Si anak laki-laki yang pawakannya
metal inipun memberikan sepucuk surat untuk Fahmi, ini surat
dari Citra, kata anak laki-laki tersebut yang biasa dipanggil

Lingkar-Lingkar Surga

5
Dodi, ternyata dia hanya menjadi suruhan Citra. Dalam surat itu
Citra mengutarakan isi hatinya dan mengajak Fahmi untuk
bertemu lebih awal di sekolah besok pagi.
Waktu berlalu, pagipun tiba. Citra sudah menunggu di sekolah
sejak pukul 05.30, sampai-sampai kedatangan bapak tukang
kebunpun didahuluinya, dia menunggu sosok yang dia kagumi.
Beberapa menit berlalu, terlihat sosok laki-laki datang menuju
sekolah, bukan hanya satu akan tetapi tiga, Citra belum melihat
ada sosok Fahmi diantara mereka.
Setelah sampai salah satu dari mereka menghampiri Citra dan
memberikan sepucuk surat balasan. Ini surat buatmu Cit, kata
Fahmi maaf dia g bisa dateng, kata teman Fahmi yang biasa
dipanggil Izul. Oh, iya Zul, makasih ya, kata Citra.
Citra pun menghela nafas sebelum membuka surat tersebut
sambil duduk-duduk di bawah pohon beringin yang sejuk tepat
berada di tengah taman sekolah. Tak lama, air mata menetes
dari pelipis gadis tomboy yang pandai dalam menghafal hadist
itu. Selembaran itu pun selesai dia baca. Dengan segera dia
mengusap air mata yang masih menempel di pipi karena temanteman sekolah mulai berdatangan. Kata-kata yang paling
terngiang-ngiang adalah Sungguh, bukan sewajarnya kamu
melakukan hal ini Citra, tolong jangan membuat orang-orang
terdekatmu kecewa. Jagalah hatimu. Kemudian isi surat itu
dilanjutkan dengan kata penolakan cinta secara halus.
Hati Citra sangat sakit kala itu, harapannya mulai rapuh, dan
fikirannya pun sudah mulai tidak normal. Akal sehat Citra sudah
ternodai oleh perasaan cinta yang menggelutinya, dia melihat
sesuatu di sudut sekolah, sejenis obat pengusir serangga yang
baru digunakan oleh bapak kebun, dia pun mengambilnya dan
meminumnya tanpa berfikir panjang, karena sudah sangat malu
kepada diri sendiri dan juga kepada Fahmi. Akhirnya pandangan
Citra pun mulai buram dia masih sempat melihat ada bapakbapak yang menghamprinya sebelum pandangannya menjadi
gelap. Akhirnya Citra pun pingsan.
Ketika sadar dia sudah berada di rumah sakit, untung saja
keadaannya tidak terlalu parah karena racun serangga yang dia
minum itu hanya sedikit, memang racun serangga milik bapak
tukang kebun itu sudah hampir habis.
Hari berganti hari keadaan Citra pun sudah mulai membaik, dia
kembali masuk ke sekolah. Hari pertama masuk dia berpapasan
dengan Fahmi di lorong akan tetapi dia sudah menganggap

Lingkar-Lingkar Surga

6
semua sudah berlalu, tidak ada senyuman pun yang dia berikan
untuk Fahmi, padahal Fahmi sudah tersenyum untuknya, karena
Fahmi lega melihat keadaan temannya yang sudah membaik.
Citra dipanggil ke ruang BP, disana dia dinasehati oleh pak Jarwo
dengan berbagai wejangan agama dan psikologi remaja. Citra,
kamu harusnya bersyukur, sudah diberikan nikmat yang begitu
banyak oleh Allah, kamu pandai, diberi kecukupan rezeki, masih
punya keluarga, ayah dan ibu yang begitu menyayangimu,
teman-teman dan guru disini semua menyayangimu, jadi jangan
pernah merasa sendiri ya, jangan pernah mengingkari nikmat
Allah ya nak kata pak Jarwo. Inggeh pak, jawab Citra dengan
penuh penyesalan atas perbuatannya kala itu. Akhirnya dia pun
mendapat hukuman untuk menulis kata-kata Nikmat Tuhan
Manakah yang Kamu Dustakan sampai berjumlah 100 kali.
Dia berjanji setelah ini akan kembali bangkit dan menjadi anak
yang dibanggakan oleh orang tua, dia ingin mendalami kembali
dunia dakwah untuk memperbaiki yang salah dan menjadi
Mubalighoh. Dia mulai terinspirasi untuk menulis buku dengan
judul Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan. Akhirnya
mimpinya pun terwujud, setelah lulus MA dengan predikat
mumtazah Citra meneruskan ke perguruan tinggi islam bergengsi
dan buku yang dia buat itu pun menjadi buku Best Seller.

Wallahualam Bissowaab

Profil Penulis

Nama

: Yolanda Putri Saleha

TTL

: Madiun, 1 Januari 1994

Lingkar-Lingkar Surga

7
Pekerjaan

: Mahasiswa

Kampus

: STIKes Surya Global Yogyakarta

Riwayat Organisasi
: Ketua II OSWAH (Organisasi Santriwati AlMawaddah) 2011- 2012
Ketua Koordinator Gerakan Pramuka Gudep 16082 20112012
Anggota HMJ PMKM SSG Yogyakarta 2013-2014
Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa SSG Yogyakarta
2013-2014
Anggota LDK Jakhfi SSG Yogyakarta 2013-2015
Prestasi

: Juara 1 Lomba Resensi Buku di Pesantren


Mahasiswa
SSG Yogyakarta 2013
Santriwati Teladan di Pesantren Mahasiswa
SSG Yogyakarta 2014
Finalis Duta Kesehatan Masyarakat di SSG
Yogyakarta 2014
Finalis Audisi Penyiar MQ 92,3 FM Yogyakarta
2015
Mentor di SSG Yogyakarta 2014-sekarang

Karya

: Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan!

Motto Hidup

: Bersyukur Disaat Berhasil dan Bersabar


Disaat Gagal, Itulah Sebaik-baik Cara Bertahan

Lingkar-Lingkar Surga

Anda mungkin juga menyukai