Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

Islam dan Demokrasi Indonesia


Indonesia yang di dalam nya terdapat berbagai macam pulau, suku
bangsa, adat istiadat, dan bahasa merupakan negara yang memiliki
penduduk Islam terbesar setelah Arab Saudi akan tetapi demokrasi di
Indonesia tetap dapat diterapkan seperti layaknya negara-negara yang lain.
Islam dan demokrasi pun dapat berjalan secara beriringan. Indonesia adalah
salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Wilayah Asia
Tenggara,

Indonesia

adalah

negara

yang

paling

baik

menjalankan

dalam

pelaksanaan

demokrasinya.
Indonesia
demokrasi

menjadi

setelah

negara

Amerika

terbesar

Serikat

(AS)

ketiga
dan

India.

Bahkan,

dalam

pelaksanaan Pilpres di Indonesia dilakukan secara langsung dan lebih maju.


Pertautan Islam dan demokrasi yang berjalan beriringan, menjadikan
Indonesia sebagai percontohan bagi negara-negara Timur Tengah (Timteng).
"Islam dan demokrasi bisa berjalan bersama di Indonesia. Banyak negara
Timur Tengah belajar ke Indonesia (Ketua Umum DPP Partai Persatuan
Pembangunan

(PPP)

Muhammad

Romahurmuziy

(Romi)

pada

Senin

(31/8/2015)
Pertautan Islam dan Demokrasi merupakan perjalanan sejarah yang
cukup penting di Indonesia. Islam yang merupakan ajaran agama dan
demokrasi

sebagai

sistem

ketatanegaraan

bisa

berjalan

bersama

di

Nusantara. Islam kebangsaan yang memperjuangkan nilai-nilai keislaman


dalam NKRI, tidak semua unsur demokrasi seirama dengan Islam. Demokrasi
yang dikembangkan di Indonesia adalah demokrasi yang berketuhanan.
Yakni, demokrasi yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman. Agama dan
kekuasaan ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Agama
merupakan pondasi kekuasaan, sementara kekuasaan yang menjaga agama
untuk terus berkembang.

Demokrasi merupakan sebuah tatanan Negara /pemerintahan yang


bersumber dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (benyamin Franklin).
Demokrasi merupakan salah satu konsep atau sistem politik yang berasal
dari Negara barat. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang
menggunakannya, sebab hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalan
organisasi negara dijamin. Hingga saat ini, demokrasi merupakan terminologi
politik yang paling populer dan sering dipakai beberapa negara - termasuk
juga negara-negara Muslim. Namun para pakar politik belum sepakat,
apakah demokrasi itu sekadar alat untuk mencapai tujuan, ataukah menjadi
tujuan itu sendiri.
Demokrasi mejadi sebuah metode untuk menata dan mengatur
tatanan

kehidupan

penghargaan

masyarakat.

terhadap

Demokrasi

hak-hak

asasi

sering

manusia,

diartikan
partisipasi

sebagai
dalam

pengambilan keputusan dan persamaan hak di depan hukum. Penghormatan


terhadap suara mayoritas dan kebebasan pribadi bagi warga masyarakat dan
sebagainya merupakan tipologi nyata demokrasi.
Demokrasi memberikan kepada manusia dua hal yakni hak membuat
hokum dan hak memilih penguasa. Apabila sudah ada hukumnya maka
memusyawarahkannya

itu

haram.

Manusia

hanya

boleh

membahas

mengenai masalah teknis saja.


Apabila yang dimusyawarahkan itu berkaitan dengan masalah Uslub
(Teknis) maka boleh pendapat manusia diminta. Contoh : dalam musyawarah
itu akan dibahas masalah status minuman kemaksiatan, maka dalam hal ini
tidak boleh ada pendapat manusia yang mendukung. Sebab statusnya sudah
jelas Haram, yang perlu dimusyawarakan adalah masalah uslub (teknis)
pelarangannya dilapangan. Misalnya siapa bagian operasi sweping di tokotoko minuman, siapa bagian memburu produsennya, siapa yang menghukum
pelakunya dll.

Prinsip musyawarah dalam Islam berdasarkan kepada nilai-nilai


kebenaran dan berlandaskan kepada iman. Oleh karena itu, setiap keputusan
yang diambil dalam musyawarah akan diikuti dengan prinsip tawakkal
kepada Allah SWT dengan harapan keputusan tersebut mendatangkan
manfaat bagi bangsa dan negaranya.
Firman Allah: dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. (Qs. Ali Imran: 159).
Esensi demokrasi memiliki persamaan dengan musyawarah, maka
umat Islam pun banyak yang dapat menerima konsep demokrasi. Hanya saja
demokrasi

tersebut

tetap

berlandaskan

kepada

nilai-nilai

kebenaran.

Demokrasi yang diterima umat Islam bukanlah bebas berbuat tanpa nilai.
Demokrasi bukan bersikap apriori terhadap kejahatan yang terjadi di
sekelilingnya. Demokrasi juga bukan bersikap semena-mena terhadap orang
yang melakukan kesalahan. Demokrasi tetap mengedepankan prinsip-prinsip
keadilan, perdamaian, dan kebaikan. Tegasnya, demokrasi yang dapat
diterima tidak dipertentangkan dengan prinsip-prinsip kebenaran yang lain.
Dengan

demikian,

sikap

demokratis

yang

diwujudkan

dalam

bentuk

kekerasan adalah suatu kekeliruan.


Islam memandang masyarakat memiliki hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan dalam pemerintahan Islam mereka dapat menghirup
udara kebebasan personal dan sosial. Dalam Islam, apabila suara mayoritas
bertentangan dengan kehormatan dan kemuliaan (karmah) manusia maka
suara mayoritas tersebut tidak bernilai apa pun dan juga tidak memiliki
legalitas dalam pandangan Islam. Dengan kata lain, agama dan demokrasi
tidak

bertentangan

secara

keseluruhan

juga

tidak

sejalan

secara

keseluruhan. Pada hakikatnya apa yang diterima Islam adalah demokrasi


agamis.

Islam sebagai agama yang cinta damai pada dasarnya tidak mengenal
istilah demokrasi. Namun esensi dari demokrasi juga menjadi doktrin Islam
yang dikenal dengan istilah musyawarah yang juga melibatkan banyak
orang. Hanya saja musyawarah bukanlah suara terbanyak sebagaimana
yang biasa dipraktikkan dalam berdemokrasi. Sebab tidak ada jaminan suara
terbanyak memperjuangkan kebenaran.
Pendidikan Islam sebagai pendidikan yang normatif dan bersentuhan
langsung dengan masyarakat tidak terlepas dari nilai-nilai demokrasi.
Demokrasi merupakan salah satu sistem politik yang dianut oleh sebagian
besar negara di dunia. Termasuk salah satunya negara Indonesia yang
notabene tercatat sebagai negeri mayoritas umat Islam. Demokrasi sebagai
sebuah sistem menjalankan roda kehidupan saat ini (termasuk di negerinegeri kaum muslimin), menimbulkan pengaruh yang dahsyat terhadap
tatanan kehidupan.
Sungguhpun dalam ajaran Islam terkandung sangat banyak nilai yang
mendukung prinsip demokrasi, ada suatu kondisi yang oleh sementara
pengamat

dianggap

bertentangan

dengan

demokrasi

jika

kehendak

penerapan syariat Islam akan diakomodasi. Kondisi yang dimaksud itu


adalah kedudukan syariat yang amat signifikan dalam Islam; yang tentu saja
lebih penting dari kehidupan demokrasi itu sendiri.
Memang benar bahwa umat Islam merupakan populasi mayoritas
bangsa ini. Tapi hal itu tidaklah meniscayakan bahwa hukum yang berlaku di
Indonesia haruslah berasal dari hukum Islam, karena logika dan prosedur
demokrasi

bukanlah

berdasarkan

mayoritas

populasi

tetapi

lebih

berdasarkan mayoritas politik (vote).


Begitu juga, prinsip dan substansi demokrasi mensyaratkan keharusan
adanya persamaan, non-diskriminasi dan kebebasan individu; suatu kondisi
yang cukup sulit diciptakan jika penerapan syariat ingin direalisasikan,
walaupun khusus diperuntukkan bagi umat Islam Indonesia. Sebab, dalam

demokrasi, sungguhpun setiap warganegara berhak dan diperbolehkan


untuk mempengaruhi kondisi politik dengan menggunakan persepsi, ideologi
dan

keyakinan

agama

yang

dianutnya,

tidak

seorang

pun

boleh

menggunakan negara untuk menjadi instrumen atau aparatus ajaran agama


tertentu saja. Hal ini karena melanggar prinsip netralitas negara dalam hal
keharusan

memberi

perlakuan

yang

sama,

tidak

hanya

kepada

kemajemukan agama, tetapi juga terhadap berbagai macam interpretasi


yang terdapat dalam satu agama, serta kebebasan individu untuk mengikuti
pilihan interpretasi yang dikehendakinya.

Menurut Yusuf al-Qardhawi, substasi demokrasi sejalan dengan Islam.


Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal, misalnya:
a. Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang untuk
mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengurus
keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak boleh akan memilih sesuatu
yang tidak mereka sukai. Demikian juga dengan Islam yang menolak
seseorang menjadi imam shalat yang tidak disukai oleh makmum di
belakangnya.
b. Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan
dengan Islam. Bahkan amar makruf dan nahi mungkar serta memberikan
nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran Islam.
c. Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Karena itu, barangsiapa
yang tidak menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat yang mestinya
layak dipilih menjadi kalah dan suara mayoritas jatuh kepada kandidat
yang sebenarnya tidak layak, berarti ia telah menyalahi perintah Allah
untuk memberikan kesaksian pada saat dibutuhkan.
d. Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas

juga

tidak

bertentangan dengan prinsip Islam. Contohnya dalam sikap Umar yang


tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk Umar sebagai kandidat khalifah
dan sekaligus memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi
khalifah berdasarkan suara terbanyak. Sementara, lainnya yang tidak
terpilih harus tunduk dan patuh. Jika suara yang keluar tiga lawan tiga,

mereka harus memilih seseorang yang diunggulkan dari luar mereka.


Yaitu Abdullah ibn Umar. Contoh lain adalah penggunaan pendapat
jumhur ulama dalam masalah khilafiyah. Tentu saja, suara mayoritas yang
diambil ini adalah selama tidak bertentangan dengan nash syariat secara
tegas.
e. Juga kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta
otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang
sejalan dengan Islam.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi
tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam.
Prinsip

dan

konsep

demokrasi

yang

sejalan

dengan

Islam

adalah

keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan


pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.
Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan
secara mutlak sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan
kebijakan yang keluar dari rambu-rambu Ilahi.
Akhirnya, agar sistem atau konsep demokrasi yang Islami dapat
terwujud, langkah yang harus dilakukan:
a. Seluruh warga atau sebagian besarnya harus diberi pemahaman yang
benar tentang Islam sehingga aspirasi yang mereka sampaikan tidak
keluar dari ajarannya.
b. Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi dan didominasi oleh
orang-orang Islam yang memahami dan mengamalkan Islam secara baik.

Anda mungkin juga menyukai