Anda di halaman 1dari 36

Proses Produksi Minyak Sawit

(CPO) [bagian 2]
TKS 2168 Teknologi Pengolahan Sawit
Semester Ganjil 2015/2016
Program Sarjana Teknik Kimia Universitas Riau

KETEL UAP (STEAM BOILER)


Untuk kebutuhan uap pengolahan TBS dan
pembangkit tenaga listrik, dibutuhkan ketel uap
sebagai sumber energi.
Ketel uap yg dipergunakan adalah jenis ketel pipa air
(Water Tube Boiler).
Ketahanan ketel uap tergantung pada mutu air
umpan dan mutu air ketel.
Agar tidak terjadi pengapuran (Scalling) dan korosi air
umpan dan air ketel harus memenuhi beberapa
persyaratan.

Sistem Steam Boiler

Persyaratan air umpan boiler


SYARAT-SYARAT
URAIAN

pH
Alkalinitas PI
Alkalinitas PR
Alkalinitas Total
Kesodaan Total
DM Valus
TDS
Silika (SiO2)

Satuan

ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm

Air Umpan

Air Ketel

7,5 9,5
20
Max. 10
Max. 100
Max. 120

10,3-11,5
Max. 300
Max. 300
Max. 700
12 16
Max. 2500
-

KETEL UAP (STEAM BOILER)


Bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
Kapasitas Uap

: 20 Ton/jam

Temperatur Uap

: 280 C

Tekanan Uap

: 20 kg/cm2

Temperatur air umpan

: 90 C

Effisiensi Ketel Uap

: 75 %

Pemakaian bahan bakar

: 75% serabut dan 25% cangkang.

Bahan Bakar Ketel Uap


Bahan bakar bolier pabrik CPO adalah cangkang dan sabut sawit
(serabut mesokrap yang minyaknya telah diambil). Pertimbangan
penggunaan bahan bakar tersebut adalah:
Bahan bakar cangkang dan sabut cukup tersedia dan mudah
diperoleh di pabrik CPO.
Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik CPO
apabila tidak digunakan.
Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai
pupuk untuk tanaman sawit.
Harga lebih ekonomis.

Bahan Bakar Ketel Uap


Komposisi Bahan Bakar Boiler Pabrik CPO
Nama Unsur

Serabut

Cangkang

Carbon (C)

40,15%

61,34%

Hidrogen (H2)

4,25%

3,25%

Oksigen (O2)

30,12%

31,16%

Nitrogen (N2)

22,29%

2,45%

Abu (A)

3,19%

1,80%

sabut dan cangkang sawit

Bahan Bakar Ketel Uap


Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna di dalam ketel
maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang
dan sabut).
Udara yang dipakai harus mencukupi.
Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus
cukup.
Panas yang cukup untuk memulai pembakaran.
Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api.

Ketel Uap

Ruang pembakar
Drum atas
Pipa uap pemanas lanjut (Superheater)
Drum Bawah
Pipa-pipa air (Header)
Pembuangan abu (Ash Hopper)
Pembuangan gas bekas
Alat-alat pengaman
dll

RUANG PEMBAKAR (DAPUR)


Ruang bakar terbagi 2 (dua) bagian, yaitu:
Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran, sebagai
pemanas yg dihasilkan diterima langsung oleh pipa-pipa air yg
berada dalam ruangan dapur tsb (pipa-pipa air) dari drum ke
header samping kanan/kiri.
Ruang kedua merupakan ruang gas panas yg diterima dari
hasil pembakaran dlm ruang pertama. Dlm ruang ke dua ini
sebagian besar panas dari gas diterima oleh pipa-pipa air
drum atas ke drum bawah. Dlm ruang pembakaran pertama
udara pembakaran ditiupkan oleh blower Forced Draft Fan
(FDF) melalui lubang-lubang kecil sekeliling dinding ruang
pembakaran dan melalui kisi-kisi bagian bawah dapur (Fire
Grates).

Forced Draft Fan (FDF)

RUANG PEMBAKAR (DAPUR)


Jumlah udara yg diperlukan diatur melalui klep (Air Draft
Controller) yg dikendalikan dari panel saklar ketel. Sedangkan
dlm ruang kedua , gas panas dihisap Blower (Induced Draft
Fan) sehingga terjadi aliran panas dari ruangan pertama ke
ruang kedua dapur pembakaran.

Dalam ruang kedua dipasang sekat-sekat sedemikian rupa yg


dapat memperpanjang permukaan yg dilalui gas panas,
supaya gas panas tersebut dapat memanasi seluruh pipa air,
sebagian permukaan luar drum atas dan seluruh bagian luar
drum bawah.

Induced Draft Fan (IDF)

Drum
Drum atas
Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap
yang dilengkapi dengan sekat-sekat penahan butir-butir
air untuk mem-perkecil kemungkinan air terbawa uap.
Drum bawah
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air
ketel yang di dalamnya di pasang plat-plat pengumpul
endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan
keluar (Blow Down).

Drum Atas

Drum Bawah

PIPA UAP PEMANAS LANJUT


Uap yang terjadi pada drum atas belum dapat
dipergunakan untuk Turbin Uap, oleh karenanya
harus dilakukan pemanasan uap lanjut melalui pipa
uap pemanas lanjut (Superheater Pipe), hingga uap
benar-benar kering dengan temperatur 260 280oC.
Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang di dlm ruang
pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan uap basah
yang dialirkan melalui pipa tersebut akan mengalami
panas lebih lanjut.

PIPA AIR (HEADER)


Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yg
dibuat sebanyak mungkin hingga penyerapan panas lebih merata
dengan efisiensi tinggi, pipa-pipa ini terbagi dalam:

Pipa air yg menghubungkan drum atas dgn header muka atau


belakang

Pipa air yg menghubungkan drum dengan header samping


kanan atau samping kiri

Pipa air yg menghubungkan drum atas dengan drum bawah

Pipa air yg menghubungkan drum bawah dengan header


belakang.

PEMBUANGAN ABU (Ash Hopper)


Abu yg terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama
terbuang/jatuh di dlm pembuangan abu yg berbentuk kerucut.

PEMBUANGAN GAS BEKAS


Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh blower
isap (Induce Draft Fan) melalui saringan abu (Dast Colector)
kemudian dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap
(Chimney).
Pengaturan tekanan di dlm dapur dilakukan pada corong keluar
blower (Exhaust) dengan katup yg diatur secara otomatis oleh alat
hidrolis (Furnace Draft Control).

Chimney (Cerobong)

ALAT PENGAMAN
Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperatur ketel yg
tinggi, maka ketel harus dilengkapi dengan alat-alat
pengaman sebagai berikut :

Katup Pengaman (Safety Valve)


Alat ini bekerja membuang uap apabila tekanan
melebihi dari tekanan yg telah ditentukan sesuai
dengan penyetelan katup alat ini.
Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah
(Saturated Steam) diatur pada tekanan 21 kg/cm2,
sedang pada katup pengaman uap kering
tekanannya 20,5 kg/cm2.

Katup Pengaman (Safety Valve

Gelas Penduga (Sight Glass)


Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air
di dalam drum atas, untuk memudahkan
pengontrolan air dalam ketel selama operasi.
Agar tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan pada
kran-kran uap dan air pada alat ini, maka perlu
diadakan penyepuan air dan uap secara periodik
pada semua kran minimal setiap 3 (tiga) jam.
Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat
pengontrolan air otomatis yg akan berbunyi
alarmnya dan lampu merah akan menyala pada
waktu kekurangan air. Pada waktu kelebihan air juga
akan berbunyi dan lampu hijau yg akan menyala.

Gelas Penduga (Sight Glass)

Kran Spei air (Blow Down Valve)


Kran spei air ini dipasang 2 (dua) tingkat, satu buah kran
buka cepat (Quick Action Valve) dan satu buah lagi kran
ulir. Bahan dari kedua kran ini dibuat dari bahan yg tahan
tekanan dan temperatur tinggi

Pengukur Tekanan (Manometer)


Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di dlm
ketel yg dipasang satu buah untuk tekanan uap panas
lanjut dan satu untuk tekanan uap basah.
Untuk menguji kebenaran penunjukan alat ini, pada
setiap manometer dipasang kran cabang tiga yg
digunakan untuk memasang manometer penara
(Manometer Tera)

Pengukur Tekanan

Kran Uap Induk

Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka


dan menutup aliran uap ketel yg terpasang pada pipa
uap induk. Alat ini dibuat dari alat tahan panas dan
tekanan tinggi

Kran Pemasukan Air

Kran pemasukan air 2 (dua) buah yaitu satu kran ulir dan
lainnya kran satu arah (Non Return Valve). Kedua alat ini
terbuat dari bahan yg tahan panas dan tekanan tinggi

Lain-lain
Perlengkapan lain yg diperlukan untuk ketel uap adalah :

Alat penghembus debu pada pipa air ketel


(Mechanical Soot Blower)

Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed


Regulator)

Panel-panel listrik komplit dengan alat-alat ukur

Meter pencatat tekanan dan temperatur


(Manometer & Temperatur Recorder)

Kran-kran buangan udara, air kondensat, Header

Yang harus diperhatikan pada saat operasi :

Untuk memperoleh pembakaran yg sempurna, pemasukan bahan


bakar harus diatur dengan merata.
Bahan bakar harus cukup kering dan perbandingan bahan bakar
cangkang dan ampas diatur 1 : 3.
Tinggi air dalam ketel uap diatur agar berada pada pertengahan
gelas penduga dan diusahakan tetap stabil.
Hindarkan udara dingin masuk dalam ruang pembakaran melalui
pintu depan.
Pintu-pintu dapur ketel tertutup.
Panas air umpan dijaga agar minimal 80oC.
Pemakaian bahan kimia dalam ketel (Internal Water Treatment)
secara terus menerus selama ketel beroperasi dilakukan dengan
dosis yg telah ditentukan.
Lalukan peniupan abu setiap 3 (tiga) jam sekali.

Lakukan spei air ketel (Blow Down) sesuai dengan analisa


TDS air ketel dengan ketentuan sebagai berikut :

TDS 2500 ppm, spei setiap 3 [jam]


TDS 2000 ppm, spei setiap 4 [jam]
TDS 1500 ppm, spei setiap 6 [jam]
TDS 1000 ppm, spei setiap 8 [jam]

Jika pada pengoperasian ketel dijumpai uap basah


karena kelebihan air, maka :

Kran-kran air kondensat pada pipa uap dibuka


Kurangi air dalam ketel dengan cara spei

Uap basah karena membusa (Foaming), maka :

Buka kran air kondensat pada pipa induk


Tutup kran uap ke Turbin
Adakan spei air (Blow Down) tetapi sebanding dgn
penambahan air dalam ketel

Jika air yg membusa ini berkelanjutan dalam waktu


lama, maka ketel harus dihentikan operasinya,
dilakukan penggantian air umpan boiler dan dicari
penyebab pembusaannya, atau besar kemungkinan air
bercampur minyak.

Jika ketel kekurangan air, sedangkan pompa air ketel


tidak dapat beroperasi, lakukan tindakan pengamanan
sebagai berikut :

Tarik api (bahan bakar yang ada di ruang bakar)


Tutup kran induk.
Hentikan Induced Draft Fan dan Forced Draft Fan.
Tutup semua pintu setelah selesai tarik api agar udara
dingin tidak masuk ke dalam dapur.
Periksa penyebab pompa tidak beroperasi dengan baik.

Jangan memakai air untuk mematikan api dalam


dapur. Pembersihan dan pemeriksaan rutin pada
bagian luar dan dalam ketel dilakukan setiap minggu,
dan pemeriksaan berkala 2 tahun sekali.

Question

Anda mungkin juga menyukai