Anda di halaman 1dari 3

Hadid Widiantoro

X.9/16

Jenghis Khan
Jenghis Khan (bahasa Mongolia: ), juga dieja Genghis Khan, Jinghis
Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan, dll, nama asalnya
Temjin, juga dieja Temuchin atau TiemuZhen, (sek. 1162 - 18 Agustus 1227)
adalah khan Mongol dan ketua militer yang menyatukan bangsa Mongolia dan
kemudian mendirikan Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan sebagian besar
wilayah di Asia, termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat, Asia Tengah, Persia,
dan Mongolia. Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi
kekaisaran terluas dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai Khan,
pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan di China.

Jenghis Khan Kha Khan Kekaisaran Mongolia Dari permulaan yang biasa dan pasukan suku
yang berjumlah kecil, Jenghis Khan menjadi orang yang paling berpengaruh dan ditakuti di
seluruh Asia.
Memerintah 12061227
Dinobatkan 1206 pada khurultai di Sungai Onon, Mongolia
Nama lengkap

Jenghis Khan
(nama lahir: Temjin)
tulisan dalam aksara Mongolia di sebelah kanan.
Gelar Khan, Kha Khan
Lahir k. 1162 Pegunungan Khentii, Mongolia
Meninggal 1227 (usia 65)
Pengganti gedei Khan
Selir Brte Ujin, Khulan, Yisugen, Yisui
Anak Jochi, Chagatai, gadei, Tolui
Wangsa Borjigin
Ayah Yesgei
Ibu Ho'elun

Kehidupan awal
Jenghis Khan dilahirkan dengan nama Temjin sekitar tahun 1162 dan 1167, anak sulung
Yesgei, ketua suku Kiyad (Kiyan). Sedangkan nama keluarga dari Yesgei adalah Borjigin
(Borjigid). Temujin dinamakan seperti nama ketua musuh yang ditewaskan ayahnya.
Temujin lahir di daerah pegunungan Burhan Haldun, dekat dengan sungai Onon dan Herlen. Ibu
Temujin, Holun, berasal dari suku Olkhunut. Kehidupan mereka berpindah-pindah layaknya
seperti penduduk Turki di Asia Tengah. Saat Berumur 9 tahun, Temujin dikirimkan keluar dari
sukunya karena ia akan jodohkan kepada Borte, putri dari suku Onggirat. Ayah Temujin, Yesugei
meninggal karena diracuni suku Tartar tepat pada saat ia pulang setelah mengantar Temujin ke
suku Onggirat.
Temujin pun dipanggil pulang untuk menemui ayahnya. Yesugei memberi pesan kepada Temujin
untuk membalaskan dendamnya dan menghancurkan suku Tartar di masa depan. Kehidupan
Temujin bertambah parah setelah hak kekuasaannya sebagai penerus kepala suku direbut oleh
orang lain dengan alasan umur Temujin yang masih terlalu muda. Temujin dan keluarganya
diusir dari sukunya karena ia ditakuti akan merebut kembali hak kekuasaannya atas suku
Borjigin. Hidup Temujin dan keluarganya sangat menderita. Dengan perbekalan makanan yang
sangat terbatas, Ia dan adik-adiknya hidup dengan cara berburu. Pada saat ia menginjak remaja,
kepala suku Borjigin mengirimkan pasukan untuk membunuh Temujin.
Temujin berhasil tertangkap dan ditawan oleh musuhnya, namun ia berhasil kabur dari tahanan
dan dengan pertolongan dari orang-orang yang masih setia kepada Yesugei. Pada saat menginjak
dewasa, Temujin berjuang dan mengumpulkan kekuatannya sendiri.

Latar perjuangan
Menyatukan Mongolia
Temujin mempunyai teman baik yang juga merupakan saudara angkatnya, yang bernama
Jamukha. Ia pernah berkali-kali ditolong oleh Jamukha, yang merupakan keturunan dari suku
Jadaran. Bersama-sama dengan saudara angkatnya, Temujin berhasil merebut kembali hak
kekuasaannya atas sukunya dan juga perserikatan Mongolia yang didirikan ayahnya dahulu.
Waktu demi waktu, wilayah Temujin menjadi semakin besar, yang dilakukan dengan cara
menghancurkan musuh-musuhnya dan menggabungkan suku-suku dalam perserikatan Mongolia.
Musuh terbesar Temujin dalam sejarah ternyata adalah saudara angkatnya sendiri, Jamukha, yang
sering mengadu-domba Temujin dengan suku-suku lainnya, termasuk ayah angkat Temujin
sendiri yang bernama Wang Khan. Setelah Temujin berhasil menyisihkan musuh-musuhnya dan
melaksanakan perintah almarhum ayahnya, Yesugei, ia kemudian juga berhasil membalaskan
kematian nenek-moyangnya, yang dibunuh oleh kerajaan Jin. Temujin kemudian diangkat
menjadi Khan dengan gelar Jenghis Khan; yang artinya "Khan dari Segala-galanya".

Memerangi kerajaan Jin


Nenek-moyang kerajaan Jin berasal dari suku Jurchen. Suku Jurchen berhasil menguasai wilayah
utara Cina selama lebih dari 100 tahun. Hal ini akan menjadi kesulitan besar untuk Jenghis Khan
dalam menunaikan tugasnya. Kerajaan Jin memiliki jumlah pasukan yang hampir mendekati
jutaan jiwa (lebih dari 10 kali lipat dari pasukan Jenghis Khan pada waktu itu). Mereka hidup
aman dibalik tembok kerajaan yang besar dan susah untuk diserang. Jenghis Khan berhasil
meruntuhkan semangat perang dan kekuataan kerajaan Jin dalam berbagai peperangan. Salah
satunya adalah perang di Tebing Serigala Liar, dimana Jenghis Khan yang hanya memiliki
pasukan tidak lebih dari 100.000 tentara berhasil membabat pasukan musuh yang besarnya lebih
dari setengah juta jiwa. Kejayaan Jenghis Khan terbukti dari keberhasilannya dalam merebut
ibukota kerajaan Jin, Dadu, yang sekarang ini menjadi Beijing. Para seniman (artis), ahli senjata
(terutama ahli senjata berat/siege weapon), dan barang berharga, semuanya dibawa kembali ke
Mongolia sebagai budak dan rampasan perang.

Invasi ke Timur Tengah


Sejarah mencatat invasi yang dipimpin oleh Jenghis Khan sendiri dengan ratusan ribu tentara
terpilih ke kerajaan Khawarizmi yang pada waktu itu menguasai seluruh wilayah Timur Tengah
diawali dengan pedagang Mongolia yang dibunuh dan harta mereka dirampas oleh panglima
Khawarizmi yang serakah. Keserakahan itu membawa bencana bagi bangsanya. Jenghis Khan
berhasil menawan dan menghukum mati panglima tersebut dengan cara menuangkan logam
panas ke matanya. Kerajaan Khawarizmi menderita kerugian yang tidak terhitung. Amarah
Jenghis Khan bertambah setelah cucu kesayangannya terbunuh. Populasi rakyat Timur Tengah
berkurang hingga 10%, dan wilayah Mongolia pun bertambah luas sampai kebagian barat benua
Asia.
Sejarah pernah mencatat bahwa pada saat Jenghis Khan mundur kembali ke Mongolia, ia sempat
memerintahkan dua jendral terbaiknya, Jebe dan Subotai Baatur untuk menyelidiki daerah barat
dan membasmi sisa musuh sampai ke wilayah Russia. Jebe dan Subotai pernah menginjak
daratan Eropa pada saat itu, dan mengalami konfrontasi dan menghancurkan pasukan Salib yang
hendak menyerang wilayah Arab. Sumber konfrontasi itu diperkirakan terjadi karena pasukan
Salib dari Eropa mengira pasukan Mongol adalah pasukan Arab.
Wilayah Timur Tengah kemudian dibagi-bagi dan dikuasai oleh putra-putra Jenghis Khan.

Akhir hidup Jenghis Khan


Jenghis Khan yang sudah berumur tua dipaksa untuk memimpin pasukan untuk menghancurkan
kerajaan Abbasiyah untuk kesekian kalinya, namun ketidak-cakapan para pasukan dan seringnya
melakukan mabuk-mabukan memperlemah pasukan militernya. Ia meninggal dalam perjalanan
karena terjatuh dari kuda dan dirahasiakan oleh panglima-panglima setianya sampai musuh
berhasil ditaklukan. Kuburan Jenghis Khan dirahasiakan agar tidak dirusak oleh orang lain.
Kekuasaan Mongol diwariskan kepada putra ketiganya, Ogodai Khan. Alasan Jenghis Khan
menunjuk putra ketiganya untuk meneruskan tahta warisnya, disebabkan oleh keahlian yang
dimiliki Ogodai Khan dalam bernegoisasi, memimpin negara dan sifatnya yang tidak sombong
(tidak seperti kedua kakaknya yang sering bertempur satu sama lain).

Anda mungkin juga menyukai