Anda di halaman 1dari 3

LO NO 1

Indirect Pulp Capping


Perawatan indirect pulp capping dianjurkan pada gigi vital dengan lesi karies yang
luas dan hampir mendekati pulpa, tanpa ada gejala degenerasi pulpa atau penyakit
periapikal. Tujuan utama perawatan indirect pulp capping adalah mempertahankan
vitalitas pulpa dengan cara: menghentikan proses karies; meningkatkan sklerosis
dentin (mengurangi permeabilitas dentin); merangsang pembentukan dentin reparatif,
dan; meremineralisasi dentin yang terkena karies.
Direct pulp capping
Perawatan direct pulp capping dilakukan pada gigi yang pulpanya terbuka secara
mekanis tanpa kontaminasi bakteri dan tidak boleh dilakukan pada perforasi pulpa
gigi sulung karena karies. Dengan demikian pulpa dapat bertahan dalam keadaan
sehat dan bahkan dapat menyembuhkan diri sebagai respon terhadap bahan atau obat
pelindung pulpa. Direct pulp caping adalah prosedur yang dilakukan ketika pulpa
sehat telah terpapar selama prosedur perawatan.
LO NO.3
Kalsium Hidroksida
Di pasaran kalsium hidroksida terdapat dalam berbagai bentuk seperti bubuk yang
Penggunaannya dicampur dengan air, larutan anastesia, larutan saline, metilselulose, gliserin
sampai berbentuk pasta. Ada yang dalam bentuk pasta sepert Pulpdent yaitu kalsium
hidroksida dengan metilselulose, calxyl yaitu bubuk kalsium hidroksida dalam lrutan ringer,
dalam bentuk pasta dengan pasta misalnya dycal. Kebaikan hidrogen peroksida adalah karena
PH nya yang tinggi sekitar 11-12,8 yang merupakan stimulator biologis pembentukan
jaringan keras di daerah kerusakan, stimuli proses penyembuhan, dan efek bakterisid.
Kalsium hidroksida dapat meningakan terjadinya mineralisasi dari dentin sehat, terjadinya
remineralisasi dentin lunakserta sterilisasi dentin yang mengalami infeksi.
Mekanisme kerja Kalsium Hidoksida :
Jaringan pulpa yang berkontak dengan kalsium hidroksida akan mengalami nekrosis
koagulasi superfisial yang terdiri dari 3 lapis zona nekrosis setebal 1-1, mm. Ini akan
mengakibatkan iritasi ringan pada jaringan vital dibawahnya. Keadaan ini menghasilkan
reaksi yang mula-mula terbentuk jaringan keras atau kalsifikasi yang tidak teratur dan tidak
padat. Kemudian baru terbentuk dentin tubuler dibawahnya ole odontoblas dari jaringan
pulpa vital dibawahnya.
MTA (Mineral Trioxide Agregate)
merupakan bahanbioaktif yang bersifat mengkonduksi jaringan keras dan mginduksi jaringan
keras dan bersifat biokompatibel. Bubuk MTA mengandung partikel hidrofilik halus yang
mengeras pada keadaan lambat. Merupakan campuran semen Portland an bismut oksida.
Bismut oksida merupakan bubuk yang tidak larut dalam air dan tidak tidak aktif secara
kimawi dan berperan dalam meningkatkan sifat radiopak. Memiliki PH 10,2-12,5 dan lebih
tinggi pada 60 menit setelah pencampuran. MTA memiliki kelarutan dalam air yang rendah
daripada Kalsiumhidroksida, MTA dapat membentuk jmbatan dentine lebih tebal
dibandingkan kalsium hidroksida seingga keberhasilan membentuk dentin reparatif lebih

tinggi. Kekurangan dari MTA yaitu harganya yang mahal dan menyebabkan diskolorasi pada
gigi.
LO NO 5
Resin Komposit
Resin komposit terdiri dari empat komponen utama, yaitu matriks organik, filler anorganik,
coupling agent, dan sistem inisiatior-akselerator. Beberapa sifat bahan komposit resin
diantaranya adalah memiliki nilai estetik yang baik, koefisien ekspansi termal tiga kali lebih
besar dibandingkan struktur gigi, dan modulus elastisitas rendah, memiliki compressive
strength sekitar 280 Mpa dengan modulus elastisitas sekitar 10-16 Gpa, yang mendekati
dentin. Ketahanan fraktur dari restorasi bonded sama dengan gigi. Resin komposit dengan
penyinaran yang tepat memiliki sifat mekanis baik dan dapat memperkuat stuktur gigi
melalui mekanisme bonding. Bahan ini menjadi pilihan jika pasien tidak mengiginkan
pembuangan jaringan gigi yang lebih banyak.
Semen Glass Ionomer
Semen Glass Ionomer merupakan materi plastis yang terdiri dari glass aluminosilikat dengan
kandungan fluor yang tinggi, berinteraksi dengan asam polialkenoic. Semen glass ionomer
memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior. Compressive
strength dan kekerasan dari Glass Ionomer rendah. Compressive stregth glass ionomer adalah
yaitu 150 Mpa atau 22.000 psi. Tensile strength semen glass ionomer sebesar 6,6 Mpa atau
960 psi. Besarnya kekerasan semen glass ionomer adalah 48 KHN. Semen glass ionomer
bersifat rapuh sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan
daya kunyah besar. Keunggulan lain dari semen glass ionomer adalah bersifat antikariogenik,
yaitu dapat mencegah terjadinya karies, disebabkan terjadinya pembebasan flouride oleh
semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi semen tersebut,
akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam.
Kekurangan dari semen glass ionomer adalah ketahanan terhadap abrasi yang kurang. Semen
glass ionomer kurang kuat, tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga
tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya,
seperti komposit dan keramik.
DAFTAR PUSTAKA

Sidharta, Winiati. 2000. Penggunaan Kalsium Hidroksida di Bidang Konservasi Gigi.


Jakarta : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Edisi Khusus.
Mellisa; Wignyo Hadriyanto; Juanita A Gunawan. 2011. Trioxide Aggregate (MTA) Studi
Pustaka. Yogyakarta : Jurnal MKGI Edisi Khusus

Anda mungkin juga menyukai