PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan energi listrik sangatlah tinggi. Hampir setiap
kegiatan manusia membutuhkan energi listrik di dalamnya sehingga dalam setiap
bangunan diperlukan adanya suatu instalasi listrik. Di dalam instalasi listrik suatu
bangunan terdapat generator yang akan mensuply listrik saat sumber listrik dari
PLN terputus. Generator yang digunakan untuk mengubah energi kimia atau
kinetik menjadi energi listrik terbagi dua yaitu. Generator AC dan DC. Generator
AC adalah generator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, sedangkan
generator DC generator yang menghasilkan arus listrik searah. Agar generator
dapat bertahan lebih lama, faktor yang harus di perhatikan antara lain adalah
perawatan yang benar.
Perawatan
untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi
dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian diatas, dapat diartikan bahwa :
Fungsi
perawatan
sangat
berhubungan
erat
dengan
proses
berlangsungnya pekerjaan
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.4.1
Metode observasi
Penulis mendapatkan data yang tidak diperoleh melalui interview,
1.4.2
1.4.3
1.4.4
BAB II
TINJAUAN UMUM CV. IKHSAN TEKNIK
2.1 Sejarah CV. Ikhsan Teknik
Listrik sudah menjadi kebutuhan yang harus ada sekarang ini. Sejak listrik
ditemukan oleh Thales, seorang cendikiawan Yunani, lalu dikembangkan oleh Ben
Franklin di tahun 1752, lalu terciptanya baterai oleh Alesandro Volta dari Italia
pada tahun 1880, dan akhirnya terciptanya medan magnet listrik oleh seorang
ilmuan Inggris Michael Faraday, sampai tercipyanya cahaya lampu oleh Thomas
Alfa Edison tahun 1879, Listik sudah melekat dikehidupan sehari hari warga di
dunia ini.
Latar belakang didirikannya CV. Ikhsan Teknik yaitu, melihat kegunaan
listrik sekarang sudah bersifat universal, apalagi di dunia modern saat ini, Listrik
sudah sangat dibutuhkan, bahkan mungkin bisa dikatakan sekarang mungkin
manusia sudah tidak dapat dipisahkan dari Listrik. Disamping itu melihat potensi
pasar dibidang kelistrikan dan mekanikal masih cukup besar karena pada dasarnya
kebutuhan listrik bagi masyarakat Indonesia akan terus bertambah dari tahun
ketahun. Oleh karena itu kami CV. Ikhsan Teknik, sebagai kontraktor listrik dan
perdagangan umum, akan berusaha membantu anda dalam hal pekerjaan yang
berhubungan dengan kelistrikan dan mekanikal. CV. Ikhsan Teknik akan selalu
berusaha untuk bersikap professional dan dipercaya untuk melakukan pekerjaan
listrik dan mekanikal.
CV. Ikhsan Teknik sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor
listrik dan perdagangan umum, memiliki tenaga ahli yang terampil dan sudah
berpengalaman dalam hal kelistrikan dan mekanikal, yang sudah diakui oleh
customer yang sudah menggunakan jasa kami sebagai kontraktor listrik dan
perdagangan umum. CV. Ikhsan Teknik, selalu memegang prinsip bahwa kami
adalah pekerja yang profesional dan bertanggung jawab, dan akan memberikan
pelanggan kepuasan yang tidak dalam jangka waktu sebentar, tetapi dalam jangka
waktu yang lama.
CV. Ikhsan Teknik adalah sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang
Kontraktor
pemeliharaan
jaringan
perkantoran pemerintah
listrik
Direktur
Sudardi
Wakil Direktur
Sekertaris
Pujo Kristiyono
Septi Soraya
Administrasi
Project Manager
Keuangan
Mursilah
Wahyu Wintoro
Mursilah
Ahli Teknik
Site Manager
Marketing
Santoso
Puji Haryanto
7
Miftakur Rozaq
Divisi Project
Supervisor
Gudang/ Logistik
Rochyadi
Rochimin
Divisi
Maintenance
Supervisor
Antoro
Pelaksana
Pelaksana
: CV.IKHSAN TEKNIK
Alamat Pendirian
: 024-76922110
Fax
: 024-76922110
Mobile
: 085727362827.085227596145.
: ikhsanteknik@gmail.com
Website
: www.ikhsanteknik.com
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik melalui proses induksi magnetik. Generator ini memperoleh energi
mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan
sebutan alternator. Generator didesain untuk mampu mensuplai tenaga listrik
ketika terjadi gangguan, yang kemudian suplai tersebut digunakan untuk beban
prioritas
10
3.1.1
Tegangan cut-in
2.
Tegangan breakdown
3.
4.
12
.(3.1)
VP adalah magnituda tagangan puncak AC yang disearahkan dan tegangan ripplenya sebesar:
V r=
Vp
2 fCR
(3.2)
1
4 fC
..(3.3)
V nl V fl
100 .(3.4)
V fl
Dengan Vnl adalah tegangan tanpa beban dan Vfl adalah tegangan beban
penuh.
3.4 Filter RC
Sebuah rangkaian resistor-kapasitor (RC circuit), atau RC filter atau RC
network, adalah rangkaian listrik yang terdiri dari resistor dan kapasitor didorong
oleh tegangan atau sumber arus Perintah sirkuit RC pertama terdiri dari satu
resistor dan satu kapasitor dan merupakan jenis yang paling sederhana dari
rangkaian RC.
13
1
Xc=
(3.5)
Dimana Xc
clipper
(pemotong)
berfungsi
untuk
memotong
atau
menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level
tertentu. Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah penyearah setengah
gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal
masukan di atas atau di bawah level nol. Rangkaian dasar dari sebuah clipper atau
pemotong sinyal dapat menggunakan sebuah dioda. Secara umum rangkaian
clipper menggunakan dioda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: rangkaian
clipper seri dan rangkaian clipper paralel. Rangkaian clipper seri berarti dioda
berhubungan secara seri dengan beban, sedangkan clipper paralel berarti dioda
dipasang paralel dengan beban. Sedangkan untuk masing-masing jenis tersebut
dibagi menjadi clipper negatip (pemotong bagian negatip) dan clipper positip
(pemotong bagian positip).
3.6 Rangkaian Clamper
Rangkaian clamping adalah suatu rangkaian yang menggenggam sinyal
pada level dc yang berbeda. Rangkaian harus memiliki paling tidak sebuah
kapasitor, sebuah diode, dan sebuah resistor, tetapi dapat juga menggunakan
14
tambahan sebuah sumber dc. Besaran nilai R dan C harus dipilih sehingga time
constant = RC adalah cukup besar untuk menjamin tegangan pada kapasitor
tidak berkurang secara signifikan selama diode tidak menghantar. Dalam
keseluruhan analisa disini diasumsikan untuk keperluan praktis kapasitor akan
terisi penuh atau menjadi kosong sama sekali dalam 5 kali time constant.
3.7 Transistor bjt
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika paling penting.
Terdapat dua jenis transistor berdasarkan jenis muatan penghantar listriknya, yaitu
bipolar dan unipolar. Dalam hal ini akan kita pelajari transistor bipolar. Transistor
bipolar terdiri atas dua jenis, bergantung susunan bahan yang digunakan, yaitu
jenis NPN dan PNP. Simbol hubungan antara arus dan tegangan dalam transistor
ditujukkan oleh gambar berikut ini.
15
IC
IB
IC
IE
dan
, (3.6)
1
1
(3.7)
16
Karakteristik IC - VBE
Karakterinstik IC - VCE
17
gm
I C
V BE
(3.8)
IC
=.IB
Max
VCE
=VBE+VCB
~ 0V
VBE
~0.7V
~0.7V
VCB
Bias B- Bias B-
0
-
C
Reverse
Forward
E
Forward
Forward
0.7V<VCE<
Cut-Off ~ 0
0
0
=VBE+VCB
Dalam kurva IC-VCE mode kerja transistor ini ditunjukkan pada area-area dalam
gambar berikut ini.
18
BAB IV
ANALISIS
4.1 Karakteristik Dioda
Setiap dioda memiliki karakteristik yang berbeda setiap jenisnya. Karakteristikkarakteristik tersebut adalah:
1
2
3
Tegangan cut-in
Tegangan breakdown
Kemiringan kurva yang berarti besarnya resistansi dinamis pada titik
tersebut.
Sumber tegangan DC
Trafo CT 15 V
(1 buah)
Osiloskop
(1 buah)
Multimeter
(1 buah)
Dioda 1N4002
(3 buah)
(2 buah)
Resistor Variabel
(1 buah)
Resistor 150k
(1 buah)
Kapasitor 10 F
(1 buah)
Breadboard
(1 buah)
Kabel-kabel
(2 buah)
4.3. Percobaan
1: Karakteristik Dioda
Bagan1: Langkah percobaan karakteristik dioda
20
21
4.5. Percobaan
4.5.1: Rangkaian Clamper
HASILDANANALISIS
4.6.1 Percobaan 1: Karakteristik Dioda
Teganga
Tegangan
Catata
Dioda
n Cut-In
Breakdow
22
(V)
n
(V)
Silikon
0.9
-3,8
VS =
12 Vpp
Germaniu
-0.3
-9
VS =
12 Vpp
Zener
0.6
-2.6
VS =
20 Vpp
Gambar 4.10 Kurva i-v dioda silikon. Skala horizontal dan vertikal 1 V/div.
23
b. dioda germanium
24
Gambar1 4.13 Kurva i-v dioda germanium. Skala horizontal dan vertikal 1 V/div.
c. Dioda zener.
25
Gambar 4.16 Kurvai-v dioda zener. Skala horizontal dan vertikal 1 V/div.
Dari Tabel 1, bisa dilihat bahwa tegangan cut-in dioda silikon dan zener
hampir sama. Dioda germanium memiliki tegangan cut-in lebih rendah, yang
berarti dioda germanium lebih mendekati dioda ideal.
Saat tegangan melebihi nilai cut-in dioda, arus mengalir melalui dioda.
Kondisi ini yang disebut forward bias. Kebalikannya, saat tegangan lebih kecil
dari nilai cut-in dioda, arus yang mengalir sama dengan nol, yang berarti tidak ada
arus yang mengalir. Kondisi ini disebut reverse bias.
Pada ketiga kurva diatas, nilai arus yang mengalir diwakili dengan sumbu
Y. Sebenarnya, sumbu Y menunjukkan tegangan pada resistor. Karena resistor
yang digunakan bernilai 27 , berarti arus yang mengalir sebesar:
iR =
v out
27
(4.1)
26
belum rusak pada tegangan breakdownnya. Pada area lain, dioda zener berfungsi
seperti dioda biasa.
Seharusnya, tegangan breakdown dioda zener yang diukur adalah 7.5 V,
seperti yang tertera pada dioda zenernya. Tetapi perbedaannya cukup dekat.
4.6.3 Percobaan 2: Penyearah dan Filter
Tabel 4.2 Hasil percobaan 2
Rangkaian
V DC
diamati
()
(F)
(V)
Penyearah
V ripple
per-hitungan
(V)
V ripple
Arus
peng-
f arus
maksi
amatan
ripple
(Hz)
mum
(V)
(Hz)
(A)
R
output
()
470
5.91
50
50
1000
2.78
50
50
6.4
gelombang
setengah
dengan
27
resistansi
konstan
Penyearah
27
5.91
50
50
6,4
gelombang
180
12.5
0.89
1.5
50
50
0.9
6,4
15
0.15
0.4
50
50
0.1
470
5.91
100
100
1000
2.78
100
100
5.91
100
100
6.4
13
0.89
100
100
0.9
setengah
dengan
kapasitansi
470
1000
konstan
Penyearah
gelombang
penuh 2
dioda
27
dengan
resistansi
konstan
Penyearah
27
gelombang
penuh 2
dioda
dengan
180
470
kapasitansi
konstan
27
Penyearah
470
9.5
5.91
1.6
100
100
1.2
6.4
1000
2.78
100
100
1.2
9.5
5.91
1.6
100
100
1.1
6.4
13
0.89
100
100
1.1
6.4
gelombang
penuh
jembatan
27
dengan
resistansi
konstan
Penyearah
27
gelombang
penuh
jembatan
dengan
180
470
resistansi
konstan
Data yang didapat dari Tabel 2 banyak yang kurang akurat, karena sudah
kehabisan waktu. Pengukuran yang benar-benar dilakukan hanya sampai arus
maksimum.
Dari data diatas, bisa dilihat pengaruh R dan C pada penyearah dan filter.
Nilai kapasitansi C tidak terlalu mempengaruhi besarnya tegangan DC (V DC),
tetapi semakin besar nilainya, akan semakin kecil ripple pada output. Sementara
itu, nilai resistansi R mempengaruhi VDC dan ripple; semakin besar nilai R akan
semakin besar tegangannya dan semakin kecil ripple-nya. Hubungan antara ripple
dan nilai R & C sesuai dengan teori.
Hasil perhitungan cukup jauh berbeda, tetapi hasil dari percobaan lebih
menunjukkan yang seharusnya terjadi.
Ada yang salah pada saat pengukuran data frekuensi ripple dan arus.
Untuk penyearah gelombang setengah, frekuensi ripple memang sama dengan
frekuensi input, 50 Hz. Tetapi, untuk gelombang penuh, seharusnya frekuensi
ripple adalah 2 kali frekuensi output (100 Hz) karena untuk penyearah gelombang
penuh, baik nilai tegangan positif maupun negatif disearahkan menjadi tegangan
DC positif. Data pada tabel 2 sudah diperbaiki.
28
29
-5.7 V), dioda sebelah kanan yang short, sehingga tegangan terukur juga tegangan
dioda ditambah tegangan sumber DC. Diantara dua nilai tersebut (-5.7 > V out>
5.7), kedua dioda reverse bias sehingga tegangan yang terukur sama dengan
tegangan sumber.
30
DC power supply
Multimeter 4 buah
Osiloskop
Generator sinyal
31
IB
IC
(V)
(mA)
(mA)
0.1
0.2
0.1
0.4
0.1
0.5
0.1
0.54
0.13
0.58
0.72
0.62
0.035
0.66
0.25
2.01
0.70
0.75
2.02
0.72
1.25
2.02
33
IB (mA)
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
IB (mA)
I C =I B
IC
34
I
B
CE
= IB
IB
IB
IB
IB
0,
1
0,
3
0 3
52, 10
0 9
0 9
44
24
30
1,6
19
26
32
0 57
20
29
36
54, 10
1
47, 99, 17
0,
5
81
21
32
1,2 7,8 1
39
5,2
60, 12
5
0 5
6,7
500
400
300
200
100
0
IB = 0
IB = 0.2
IB = 0.4
IB = 0.8
IB = 1.2
IB = 1.6
35
Pada percobaan yang ini, ada beberapa kali penggantian multimeter dan
satu
kali
penggantian
transistor.
Penggantian
multimeter
tidak
terlalu
IB
=
IB =
IB =
IB =
IB =
IB =
0.2
0.4
0.8
1.2
1.6
1,72
1,73
1,74
1,74
1,75
0,1
28,8
57,6
46,6
50,7
44
0,3
33
85,7
0,5
37,6
88
38,6
89,1
39,3
93,8
36
43
500
400
300
200
100
0
IB = 0
IB = 0.2
IB = 0.4
IB = 0.8
IB = 1.2
IB = 1.6
5
10
IC
IB
= IB
0.05
14,63
161,9
37
0.1
35
164,9
4. Pembiasan Diskrit
Tabel 4.7 Percobaan 3 dengan pembiasan diskrit
VCE
5
7,5
8,7
IC
IB
= IB
0.05
12.8
14.8
38
0.1
31.8
32.3
39
Daerah CutOff
IB = 0,2 mA
IC = 0,1 mA
VCE = 0 V
VBE = 0 V
Daerah Aktif
IB = 0,4 mA
IC = 126,7
mA
VCE = 5 V
VBE = 0 V
Daerah
Saturasi
IB = 0,2 mA
IC = 25,56
mA
VCE = 0,1 V
VBE = 0 V
40
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dari kerja praktek yang penulis laksanakan, penulis
menyadari keterbatasan yang penulis miliki, maka penulis berusaha untuk
menarik kesimpulan dari laporan ini, yaitu :
41
usia
peralatan
guna
memperlancar
proses
pembelajarannya.
5.2 SARAN
5.2.1 saran untuk laboratorium Elektronika Teknik Elektro Universitas
Semarang.
Dapat menjaga kualitas praktek dengan
42
harus
lebih
ditingkatkan
guna
memantau
perkembangan mahasiswa.
Hubungan pihak kampus dan industry harus ditingkatkan agar
dapat menyesuaikan dan meningkatkan pembelajaran untuk
mahasiswa yang nantinya akan terjun didunia industri.
43