Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM INDIVIDU

TEKNIK BUDIDAYA PETERNAKAN


Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler

Disusun Oleh :
Rice Alfani
J3J113085

Dosen Pembimbing:
Fitri Eka Puji Lestari, S.Pt

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras

unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya


produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Pemeliharaan
ayam broiler harus menggunakan ransum yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
ternak tersebut.
Kebutuhan ayam sendiri dapat ditentukan oleh umur ternak dan fisiologis
ternak. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi performa ternak. Ayam
broiler menghasilkan produk pangan yang bergizi tinggi dan mempunyai niai
ekonomis tinggi. Seperti yang telah disebutkan diatas, usaha beternak
ayam/unggas perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan lingkungan.
Keempat hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan kesemuanya itu
saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.
1.2.
Tujuan dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui manajemen atau cara-cara pengelolaan
ayam broiler pada pemeliharaan ayam broiler dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan manajemen ayam broiler dan mengetahui bagaimana
cara pemeliharaan ayam broiler yang baik dan bagaimana cara pemberian pakan,
minum, vitamin dan vaksinasi hingga menghitung performa ayam broiler.
1.2.2. Kegunaan Praktikum
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang standar kebutuhan ransum
dan kualitas ransum untuk ayam broiler dengan membandingkan antara teori
dengan kenyataan yang ada di dalam usaha peternakan serta peserta praktikum

tahu cara-cara yang baik untuk pemeliharaan ayam broiler dan tahu perbedaan
ayam broiler yang mana dapat tumbuh cepat, dan mahasiswa nantinya mampu
menerapkan ilmu bagaimana cara membudidayakan ayam broiler secara baik dan
benar di dalam kehidupan yang nyata.

BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1.
Materi Praktikum
2.1.1. `Tempat Praktikum
Kandang Kampus Gunung Gede, Jl. Raya Gunung Gede Institut Pertanian
Bogor, Kota Bogor.
2.1.2. Lama Praktikum
Dalam praktikum Manajemen Agribisnis terdapat 2 (dua) kandang untuk 4
kelas Manajemen Agribisnis. Setiap kelas praktikum dibagi kelompok menjadi 5
kelompok dan satu kelompok kurang lebih ada 5 orang. Setiap kelompok diberi
`14 sampai 15 ekor DOC untuk dipelihara hingga bobot badannya mencapai
standar untuk dipanen atau dipotong. Standar bobot badan untuk ayam broiler siap
panen adalah 1,3 1,5 kg. DOC datang pada hari rabu (10 September 2014) dan
panen pada hari kamis (9 Oktober 2014).
2.1.3. Alat dan Bahan:
1. Alat:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

NAMA ALAT
Tempat Pakan Nampan
Tempat Pakan Gantung
Tempat Minum gallon kecil
Tempat Minum gallon besar
Tirai
Chick Guard/seng
Brooder
Timbangan Digital
Termometer
Sapu
Tali Rafia
Alat Tulis
Ember
Plastik
Gelas ukur

JUMLAH
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1,5 m x 1 m
3m
1m
1 buah
1 buah
1 buah
1 gulungan
1 buah
1 buah
30 buah
1 buah

Sumber: Data praktikum alat untuk ayam broiler 15 ekor


2. Bahan:
NO
NAMA BAHAN
JUMLAH
1
Detergen (gram)
50 gram
2
Rodalon Desinfektan (ml)
50 ml
3
Kapur kandang
1 kg
4
Bohlam
1 buah
5
Sekam
1,5 karung
6
Formalin
100 ml
7
DOC (ekor)
15 ekor
8
Pakan (kg)
2,1 kg
9
Gula (gram)
10 gram
10
B dan G Vitamin (gram)
3 gram
11
Vaksin ND+IB
50 ml
12
Neocamp Vitamin
2 gram
13
Vaksin Gumboro
50 ml
14
Skim milk (ml)
0,75 ml
Sumber: Data praktikum bahan untuk ayam broiler 15 ekor
2.2.
Metode Praktikum
2.2.1. Tahap Persiapan Kandang
Persiapan kandang yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
keberhasilan beternak ayam broiler. Kandang dipersiapkan kembali segera
mungkin. Persiapan kandang ternyata berpengaruh besar terhadap kesehatan ayam
karena proses ini mampu menghilangkan sekitar 90% mikroba patogen.
Sedangkan proses desinfeksi hanya menghilangkan 6-7% mikroba patogen dan
pada proses fumigasi hanya 1-2%. Adapun tahapan persiapan kandang yaitu
sebagai berikut:
1. Merapikan peralatan kandang
Merapikan dan memisahkan peralatan sesuai dengan fungsinya. Semua peralatan
kandang harus dibersihkan dan dicuci, kecuali alat pemanas. Kemudian, semua
peralatan kandang dibersihkan desinfektan. Caranya dengan menyemprot
menggunakan sprayer, menyelup, dan mengelap perlatan tersebut dengan air yang
telah dicampur desinfektan. Peralatan yang sudah bersih dan steril selanjutnya

disimpan di tempat yang bersih. Peralatan kandang lain, seperti brooder guard dan
sekat kandang dikumpulkan dan disimpan ke dalam gudang sebelum dicuci.
2.

peralatan kandang

Tempat pakan, minum, dan peralatan lainnya kemudian dicuci bersih hingga
kemudian disimpan di gudang penyimpanan peralatan agar peralatan kandang
steril dan penyakit atau kotoran.
3.

Mematikan aliran listrik

Sebelum kandang dicuci aliran listrik yang menuju ke kandang terlebih dahulu
dimatikan. Tujuannya agar tidak terjadi korsleting dari peralatan listrik yang
terkena percikan air. Selain itu, bohlam dikumpulkan, lalu dicuci bersih dan
disimpan. Tujuannya agar bohlam tetap dalam kondisi baik dan hemat sehingga
dapat dipakai pada periode berikutnya.
4. Mematikan saluran air minum
Saluran air minum yang menuju kandang dimatikan dengan cara krannya ditutup.
Tujuannya agar tidak menjadi sarang nyamuk atau sumber penyakit lainnya.
5. Membersihkan kandang dalam keadaan kering
Pembersihan kering yaitu pembersihan tanpa menggunakan air namun
menggunakan alat bersih yang diutamakan kotoran dan debu yang menempel
maupun terdapat di dinding kandang, alas, langit-langit maupunlingkungan
sekitarnya. Membersihkan semua kotoran dan barang tidak terpakai yang ada di
dalam kandang dan sekitar kandang. Pupuk kandang harus langsung dibersihkan
dan diangkut keluar lokasi. Lantai kandang di sapu sampai bersih, Langit-langit
kandang juga harus bersih dari kotoran, layar penutup kandang atau tirai dipasang,
dan rumput-rumput disekitar kandang dibersihkan.
6. Membersihkan kandang dengan media pembersih air
Pembersihan basah yaitu pembersihan kandang menggunakan air sebagai media
pembersihnya. Mencuci kandang menggunakan detergen atau bahan pembersih

lainnya. Pencucian dimulai dari kandang atas, dinding, dan layar hingga lantai.
Proses pencucian ini meliputi semua bagian kandang jangan sampai ada bagian
yang terlewatkan.
7. Mensterilisasi kandang dengan desinfektan
Tahapan sterilisasi menggunakan desinfektan. Sterilisasi dilakukan ke seluruh
bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang. Desinfektan yang dipakai untuk
membersihkan kandang dalam praktikum yaitu Rodalon Desinfektan. Dosis
disesuaikan dengan luas kandang.
8. Mengapur Kandang
Pengapuran yaitu melakukan pengapuran menggunakan kapur kandang meliputi
bagian dalam kandang, lantai, dinding, dan sekeliling luar kandang. Dosis kapur
kandang tiap kelompok praktikum yaitu 1 kg. Pengapuran ini berfungsi
menghindari organisme ataupu organisme masuk ke kandang dan sebagai tahapan
sterilisasi terakhir.
9. Mencuci tirai
Tirai merupakan perlengkapan kandang yang dibutuhkan dalam kondisi bersih
dan steril. Agar perlengkapan tersebut steril, rendam tirai dengan larutan
desinfektan agar sumber penyakit mati.
10. Memasang Lingkaran atau chick guard dan menaburkan litter
Lingkaran pelindung bisa terbuat dari seng. Lingkaran pelindung dibaut dengan
tinggi 40-50 cm dan diameter disesuaikan dengan jumlah ekor ayam broiler.
Kemudian taburkan sekam sebagai litter untuk DOC.
11. Memasang Tempat Pakan dan Tempat Minum DOC
Tempat pakan DOC yang dibutuhkan tergantung dari jumlah populasi DOC untuk
setiap lingkaran pelindung.

Tempat pakan dipasang secara berselang-seling

dengan tempat minum yang berkapasitas satu galon.


12. Meletakkan Alat Pemanas

Alat pemanas berupa bohlam dipasang di ketinggian 110-125 cm.


13. Mempersiapkan Kebutuhan Sumber Energi
Sumber energi bisa berupa listrik. Sumber energi inni harus disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan selama masa pemeliharaan.
14. Memasang tirai
Tirai pada setiap dinding kandang pasang sedemikian rupa sehingga mudah
digulung dari atas secara bertahap. Adapun sambungan tirainya dibuat di setiap
sudut kandang agar mudah digulung dan ditutup lagi dalam keadaan rapat.
Pengaturan tirai berfungsi agar sirkulasi udara di dalam kandang tetap segar dan
nyaman untuk ayam.
15. Menyemprot ulang desinfektan
Penyemprotan ulang dilakukan terhadap bagian kandang. Setelah tirai ditutup
rapat, kandang disemprot ulang dengan desinfektan. Setelah penyemrotan ualng
pasang sprayer yang diisi larutan desinfektan diletakkan di pintu masuk kandang
agar nantinya orang yang keluar masuk kandang harus menyemprotkan
desinfektan ke arah alas kakinya.
16. Membiarkan kandang tertutup tirai
Setelah disemprot desinfektan, kandang dibiarkan dalam kondisi tertutup tirai.
Tujuannya untuk mematikan siklus penyakit. Kemudian siapkan timbangan untuk
menimbang bobot DOC datang.
2.2.2. Tahapan Chick in atau Penerimaan DOC
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan saat penerimaan DOC, di antaranya
sebagai berikut:
1. Menanyakan Datangnya DOC
Usahakan bertanya kapan kepastian DOC datang (pagi, sore, atau malam). Hal ini
penting untuk persiapan obat, pemanas, pakan, dan minum.

2. Sanitasi Air Minum dan Menyalakan Pemanas


Lakukan sanitasi air minum 1 hari sebelum DOC datang. Selain itu, nyalakan
pemanas 4-6 jam sebelum DOC datang sampai suhu rata-rata 32 derajat celcius
yang dapat dilihat pada termometer yang digantung di dalam kandang.
3. Menyiapkan air minum
Air minum harus disiapkan sebelum DOC dimasukkan ke dalam kandang.
Kegiatan meletakkan tempat minum yang sudah diisi air lakukan setelah pemanas
dinyalakan. Pada 6-8 jam pertama sejak DOC masuk ke dalam kandang, air
minum (10%larutan gula).
4. Memeriksa kualitas dan kuantitas DOC
Apabila DOC datang, periksa surat jalannya, hitung jumlah boks, kode boks (jika
ada), dan kondisi mobil pengangkut, Semua dicek dengan teliti. Timbang dan
catat berat DOC dalam 1 boks. Berat DOC normal 37 gram/ekor. Selanjutnya,
boks DOC yang baru datang ditempatkan pada tempat teduh dan sirkulasi
udaranya baik. Beberapa ciri DOC yang berkualitas sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bebas dari penyakit


DOC terlihat aktif
Kakinya besar dan basah seperti berminyak
Bulu cerah dan penuh
Pantatnya tidak kotor
Beratnya tidak kurang dari 37 gram

Setelah diperiksa, DOC harus segera diletakkan di tempat pemanas. Selanjutnya


DOC diajari minum dengan cara mengetuk-ngetuk tempat minum. Peternak harus
memastikan semua DOC minum.
5. Memberi vitamin dan air gula
Selanjutnya diberikan vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh DOC dan
selama 1-2 hari ke depan air minum berupa air gula. Pemberian air gula ini
dimaksudkan agar DOC bisa memperoleh energi dengan cepat.
6. Memberi pakan DOC

Memberi pakan untuk pertama kalinya dilakukan 3-4 jam setelah seluruh DOC
minum. Pemberian pakan dilakukan sesering mungkin, minimum lima kali sehari.
Pakan yang diberikan yaitu pakan jenis starter dengan kandungan protein 1921%.
Cara memastikan anak ayam makan atau tidak adalah dengan cara menangkap
secara acak atau anak ayam paling pinggir, lalu meraba temboloknya. Jika
temboloknya berisi pakan, berarti ayam sudah makan.
7. Mengontrol temperatur Kandang
Menentukan temperatur yang ideal bisa dilakukan dengancara memerhatikan
tingkah laku DOC sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

DOC menjauh dari pamanas, berarti temperatur terlalu panas;


DOC mendekati pemanas, berarti temperatur terlalu dingin;
DOC aktif dan menyebar, berarti temperatur ideal;
DOC berada dalam atu sisi dan bergerombol, ada embusan angin yang

masuk satu arah.


2.2.3. Pemeliharaan Ayam Broiler
Pemeliharaan ayam broiler ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran
yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan
setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik (hemat). Untuk
mencapai hal-hal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan
sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu perkandangan dan
peralatan serta persiapannya, pemeliharaan masa awal dan akhir, pemberian
pakan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pengelolaan (Suyoto, 1983).
Ayam broiler dipelihara 4 minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk
produksi telur, tetapi diharapkan dagingnya. Sampai umur 4 minggu beratnya
kira-kira sama dengan ayam telur dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg. Cara
pemeliharaan ayam daging hampir sama dengan ayam telur dari periode starter
sampai grower (Jahja, 2000).
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas terhadap
kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan,

tempat minuman,brooder, alat pelingkan dan lain-lain. Terutama pada kandang


lama yang sudah dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahanbahan yang tercecer harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang
tertinggal, sebab setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada
kemungkinan akan menularkan sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya.
Pembersih dilakukan dengan air dan bahan pencuci (sabun atau detergen) (Suyoto,
1983).
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan
merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan
tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin
pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry
shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan
kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan
dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi
persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
1. Pemberian Pakan dan Minum
Pemberian pakan dan minum diberikan secara rutin. Untuk minggu pertama pakan
diberikan sebanyak 8 kali sehari atau 3 jam sekali. Banyaknya pakan yang
diberikan yaitu 450 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan harus ditumbuk terlebih
dahulu agar DOC mudah memakan pakannya. Pakan yang dikonsumsi untuk
minggu pertama yaitu sebanyak 3.150 gram untuk 15 ekor DOC.
Untuk minggu kedua pakan diberikan sebanyak 6 kali sehari atau 4 jam sekali.
Mulai minggu kedua pakan sudah tidak perlu ditumbuk lagi karena ayam sudah
dapat memakan pakannya yang berbentuk crumble. Pakan yang dikonsumsi untuk
minggu kedua yaitu sebanyak 5.434 gram untuk 15 ekor ayam.
Untuk minggu ketiga frekuensi pemberian pakan masih sama dengan minggu
sebelumnya yaitu sebanyak 6 kali sehari atau 4 jam sekali. Pakan yang
dikonsumsi untuk minggu ketiga yaitu sebanyak 9.840 gram untuk 15 ekor ayam.

Untuk minggu terakhir atau minggu keempat pakan dapat diberikan sebanyak 3
kali hingga 4 kali dalam sehari. Jumlah pakan yang dikonsumsi di minggu
terakhir yaitu sebanyak 12.946,4 gram untuk 15 ekor ayam.
Minum harus diberikan dan diganti setiap hari dengan air bersih. Pemberian
minum harus diberikan sebelum minum yang tersedia habis.
2. Mengontrol Keadaan Sekam
Sekam harus dikontrol setiap hari dan harus dijaga agar selalu kering. Sekam yang
basah, kotor, menggumpal, banyak dihinggapi lalat harus dibuang dan diganti
dengan sekam yang baru yang sudah disemprotkan formalin.
3. Memperlebar Chick Guard
Chick guard harus diperlebar setelah maksimal 7 hari pertama. Pelebaran
lingkaran chick guard harus diulang setiap 2 hari sekali. Hal tersebut dilakukan
karena bobot ayam yang semakin besar, sehingga ayam membutuhkan ruang
gerak lebih besar.
4. Melakukan Pemanasan yang Benar
Pemanasan dilakukan hingga ayam berusia 18-21 hari. Setelah itu lampu
digunakan hanya sebagai penerang di malam hari.
5. Mengatur Ventilasi Kandang
Tirai selalu dibuka pada saat siang hari agar suhu kandang tidak terlalu panas dan
sirkulasi udara di dalam kandang lancar. Hal tersebut dilakukan pula untuk
meminimalisir

ayam

yang

mengalami

panting.

Karena

panting

dapat

menyebabkan kematian. Untuk di minggu terakhir pemakaian tirai sudah tidak


diperlukan lagi.
6. Menimbang Bobot Badan
Penimbangan bobot badan ayam harus dilakukan rutin setiap minggunya. Agar
peternak dapat mengetahui peningkatan bobot yang dialami ayam, dan apakah

bobot ayam sudah sesuai dengan standar. Data bobot ayam juga dapat digunakan
untuk mengetahui konversi pakan.
7. Mengganti Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan dan minum dapat diganti ketika ayam sudah berumur 2 minggu.
Feeder tray sudah dapat diganti dengan hanging feeder. Gallon yang berukuran 3
liter juga dapat diganti dengan gallon 5 liter.
8. Pemberian Vaksin dan Vitamin
Vaksinasi dilakukan pada hari keempat yaitu vaksin ND + IB dengan aplikasi tetes
(mata/hidung/mulut) dengan dosis satu tetes/ekor. Selanjutnya dilakukan pada hari
keempat belas yaitu vaksin IBD dengan aplikasi air minum. Pemberian vitamin
dilakukan tiga hari pertama Chick In dan hari ke 13-14.
9. Penanganan yang Sakit
Untuk ayam yang sakit dan atau bobot badan kurang dari standar harus disekat
dari ayam lain. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah ayam tidak mendapat
pakan dan minum dari ayam lain.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Praktikum
3.1.1. Informasi Praktikum
1. Informasi ternak
Strain ayam broiler

: Cobb

Nama hatchery

: PT. Melindo Fredmeal

Tanggal menetas

: Selasa, 9 September 2014

Bobot standar

: 37 gram

2. Pakan

Merk dagang

: Booster

Perusahaan

: PT. Charoen Pokphand Indonesia

Jenis pakan

: Bravo 510/511/512

3. Vitamin
Nama

: Vitamin C ( ascorbic acid)

Berat

: 100 gram

Perusahaan

:CSPC

4. Vaksin 1
Nama vaksin

: Medivac ND La Sota

Jenis penyakit

: New Castle Deasis + IB

Perusahaan

: Medion, Bandung-Indonesia

Dosis

: 50 doses

Aplikasi

: Tetes mata

5. Larutan Vaksin
Nama

: Pelarut vaksin

Perusahaan

: PT sanbefarma. Bandung-Indonesia

Aplikasi

: Tetes mata/hidung (hanya untuk hewan

6. Vaksin 2
Merk dagang

: Medivac Gumboro A

Perusahaan

: Medion, Bandung-Indonesia

Dosis

: 100 doses

Aplikasi

: Tetes mata

3.1.2. Lokasi kandang


Kandang ayam broiler ini terletak di Kampus Gunung Gede Institut
Pertanian Bogor. Posisi kandang ini memanjang dari timur ke barat, hal ini sesuai
dengan teori yang telah disampaikan dalam perkuliahan yaitu posisi kandang

memanjang searah matahari untuk menghindari terpaan matahari dari sisi kandang
yang terbuka.
3.1.3. Bentuk dan Tipe Kandang
1. Berdasarkan konstruksi atap kandang ini ialah kandang terbuka yang
mempunyai atap monitor, bahan atap yang digunakan ialah asbes.
2. Berdasarkan konstruksi dinding kandang ini ialah kandang dengan dinding
terbuka semua sisi dan diberi pengaman kawat. Udara bisa keluar masuk
dengan bebas di kandang terbuka karena dinding kandang dibuat dari
kawat berlubang-lubang sekitar 2,5 cm.
3. Berdasarkan konstruksi lantai kandang ini ialah kandang tipe lantai semen
(system litter, bahan litter yang digunakan yaitu sekam dengan tebal 10
cm).
3.1.4. Ukuran kandang
Kandang memanjang dari timur kebarat dengan ukuran
3.1.5.

Panjang
= 20 m
Lebar
= 6m
Tinggi
=4m
Manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi :

Kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan,


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.2.

Penggunaan dan pengaturan pergantian litter,


Perlakuan saat DOC datang,
Sanitasi kandang,
Pemberian pakan dan air minum,
Vaksinasi,
Pemberian vitamin
Pemanenan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pemeliharaan ayam

broiler dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase starter, fase grower dan fase finisher.
Fadilah (2006) menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan selama
melaksanakan manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi kegiatan persiapan
kandang dan peralatan yang digunakan, penggunaan dan pengaturan pergantian

litter, perlakuan saat DOC datang, sanitasi kandang, pemberian pakan dan air
minum, seleksi, vaksinasi, pemberian vitamin dan obat-obatan dan pemanenan.
3.2.1. Persiapan Prasarana
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa persiapan kandang meliputi
pembersihan kandang baik bagian luar maupun bagian dalam kandang, melakukan
pengapuran dan penyemprotan dengan desinfektan hal ini bertujuan untuk
membunuh endoparasit dan ekto parasit yang ada dalam kandang, pembuatan
flock untuk memisahkan ayam, pembuatan brooder untuk membuat ternak
nyaman dengan lingkungannya, persiapan tempat pakan dan minum untuk ayam,
penaburan sekam pada alas kandang dan persiapan koran untuk alas yang
bertujuan agar anak ayam tidak memakan sekam karena pada saat DOC belum
bisa membedakan antara sekam dan pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Priyatno (1999) yang menyatakan bahwa persiapan kandang adalah dengan
membersihkan kandang, pemberian desinfektan dan fumigasi. Tujuan dari
pemberian desinfektan, pengapuran dan fumigasi adalah untuk menghilangkan
patogen yang dapat menyebabkan ayam sakit. Rasyaf (1992) yang menambahkan
bahwa persiapan pemeliharaan dimulai dengan pencucian kandang dengan
desinfektan, dilanjutkan dengan membersihkan kandang, dan areal di sekitar
kandang. Seluruh bagian kandang disemprot dengan desinfektan.
3.2.2. Chick in
Berdasarkan hasil praktikum pada saat chick in yang dilakukan adalah
menimbang bobot ayam kemudian menghitung DOC sejumlah 15 ekor ayam.
Pada saat DOC datang langsung diberikan air gula. Dosis gula yang diderikan
adalah sebesar 5%. Pemberian air gula ini bertujuan untuk menggantikan cairan
yang hilang saat pendistribusian. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987)
yang menyatakan bahwa pertama kali yang harus kita lakukan setelah DOC
datang adalah pemberian air minum yang dicampur dengan air gula 1-2 %.
Pencampuran air gula tersebut dimaksudkan untuk menggantikan cairan tubuh
dan energi yang hilang selama dalam perjalanan. Fadilah (2006) menambahkan
bahwa saat DOC tiba, sebaiknya diberikan air gula aren 2-5%, hal ini dilakukan

untuk memberikan energi untuk DOC yang mana energinya telah habis saat di
perjalanan.
3.2.3. Pemeliharaan Ayam Broiler
Berdasarkan hasil praktikum pada saat pemeliharaan yang dilakukan
adalah anak ayam atau DOC (day old chick) dipelihara minimal selama 28 hari
sampai mendapatkan produksi daging yang optimal. Pemberian pakan untuk DOC
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan air minum diberikan secara ad libitum
yaitu minum diberikan secara terus menerus. Pakan diberikan dengan
menggunakan chick feeder tray yang diletakkan di lantai agar memudahkan dalam
mengkonsumsi pakan, sedangkan pada saat mencapai umur 1 minggu pakan
diberikan dalam feeder tube.
Peletakan tempat pakan dan minum pada masa ini adalah dengan
digantung setinggi bahu ayam. Hal ini dilakukan agar pakan dan minum tidak
mudah tumpah dan tidak tercampur dengan sekam. Sekam yang tercampur dalam
pakan atau minum akan membahayakan ternak jika memakannya, karena dapat
mengganggu saluran pencernaan. Sistem pemberian pakan yang dilakukan sudah
baik, karena meperhatikan cara untuk memberi pakan pada saat DOC (starter),
finisher dan ayam periode finisher meliputi tempat pakan yang digunakan, cara
penempatan tempat pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang
menyatakan bahwa pakan untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua tahap yaitu
pakan untuk periode starter dan pakan untuk periode finisher. Fadilah et al. (2007)
menambahkan bahwa pemberian pakan pada saat starter diberikan di chick feeder
tray dan pada saat finisher diberikan pakan dalam feeder tube yang digantung.
Tirai ditutup pada fase starter bertujuan untuk menyesuaikan kondisi
lingkungan yang dibutuhkan DOC. Setelah ayam berumur lebih dari 1 minggu
tirai ditutup pada saat malam hari atau pada saat suhu rendah, ketika ada angin
kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu dalam kandang tetap nyaman dan
sekam tidak basah. Tirai dibuka pada saat siang hari atau ketika suhu tinggi dan
berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan
lancar dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan

bahwa pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang
gas-gas amoniak yang dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
Penggantian litter dengan menggunakan sekam dilakukan apabila sekam
sudah basah. Tujuan dari penggantian sekam adalah untuk menghindari
peningkatan kandungan amonia dan penyebaran bibit penyakit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fadilah (2006) bahwa litter yang basah bisa meningkatkan
kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, dan
menyebabkan bulu ayam kotor.
Pengaturan suhu dalam kandang bagi ternak dilakukan dengan pengaturan
tirai dan brooder. Bahan yang digunakan sebagai tirai adalah terpal. Brooder
menggunakan lampu bohlam yang apabila suhu tinggi maka bohlam dimatikan
dan diangkat dijauhkan dari DOC.
Suhu rata-rata dalam kandang pada minggu pertama 34oC, minggu kedua
32oC, minggu ketiga 30oC dan pada minggu keempat 28oC. Suhu tersebut bukan
merupakan comfort zone bagi ayam broiler sehingga ayam broiler sering
melakukan panting. Suhu yang baik untuk hidup ayam broiler adalah sekitar 32 0350C. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryana dan Hasbianto (2008) bahwa sistem
perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam

ras adalah persyaratan

temperatur berkisar 32,2-350C dan kelembapan 60-70%. Awal DOC masuk tirai
ditutup selama 1 minggu dan menggunakan lampu brooder yang berfungsi
sebagai pemanas atau penghangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995)
yang menyatakan bahwa alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan
untuk memberi rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang
biasa diberikan oleh induk ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil.
Sanitasi dilakukan secara rutin setiap hari meliputi sanitasi kandang,
peralatan dan praktikan yang masuk kandang (biosecurity). Sanitasi kandang
dilakukan dengan cara membersihkan kandang setiap harinya dengan cara
menyapu sekam yang tercecer, selain itu juga membersihkan kandang luar dengan
cara menyapu halaman luar kandang dan membersihkan selokan air agar tidak
timbul bibit penyakit. Sanitasi peralatan yaitu dengan membersihkan tempat

pakan dan air minum setiap hari supaya meminimalisir ternak agar tidak terkena
penyakit baik dari jamur, bakteri, protozoa, dan virus yang dapat menimbulkan
penyakit.

Sanitasi

praktikan

(biosecurity)

dengan

cara

menyemprotkan

desinfektan ke tangan dan kaki supaya tidak membawa penyakit dari luar
kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan
bahwa tujuan dari sanitasi secara menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan
kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat menampilkan
performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)
menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi akan menimbulkan
ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena
itu sanitasi sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.
3.2.4. Evaluasi Performance Ayam Broiler
Berdasarkan praktikum, evaluasi performance didapatkan hasil sebagai berikut:
Hasil Performance Ayam Broiler Kelompok 4
No
Peubah
1
Jumlah Ayam
2

M0
M1
15 ekor 15

(ekor)
Bobot Badan
Total (g)

627 g

2.820

Individu

41,8 g

g
188 g

ekor

(g/ekor)
Konsumsi Pakan
Total (g)
Individu

(g/ekor)
Konversi Pakan

5
6

(FCR)
Mortalitas (%)
Keseragaman

Suhu Kandang

M2
M3
15 ekor 15

0%
80%

M4
15

ekor

ekor

7.706

13.55

21.29

g
513,7

0g
903,3

0g
1419,

3g

3.150

5.434

9.840

12.94

g
210 g

g
362,26

g
656 g

6,5 g
863,1

1,1

g
1,1

1,3

g
1,47

0%
93,33

0%
66,67

0%
0%
53,3% 46,6%

(C)
Pagi
34
34
32
30
28
Siang
34
34
32
30
28
Sore
34
34
32
30
28
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
Berdasarkan tabel diatas konsumsi pakan ayam broiler tertinggi adalah
minggu ke 4 yaitu sebesar 861,3 g/ekor, dimana ayam broiler sudah masuk
kedalam fase finisher sehingga pakan yang dibutuhkan relatif lebih banyak.
Jumlah konsumsi pakan sangat mempengaruhi konversi pakan dan efisiensi
pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna dan Kartasudjana (2006) yang
menyatakan bahwa pada waktu pemeliharaan ayam broiler selama 4 minggu
dengan energi metabolis ransum 3000 kkal/kg dan protein 22%, konsumsi ransum
sebesar 2,5 kg/ekor, bobot badan yang dihasilkan berkisar 1,2-1,3 kg/ekor.
Pertambahan Bobot Badan ayam broiler yang paling tinggi berdasarkan tabel
diatas adalah pada minggu ke 4 yaitu 906 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan bobot badan selalu meningkat dari minggu pertama sampai minggu
ke 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasudjana (2006) bahwa pertumbuhan
yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian
mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa. Kecepatan
pertumbuhan dapat diukur dengan menimbang pertambahan berat badan secara
berulang setiap hari atau setiap minggu. Ditambahkan oleh Anggorodi (1985)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan ternak dimulai secara perlahan kemudian
cepat hingga pada akhirnya terhenti sama sekali dan jika digambarkan akan
membentuk kurva sigmoidal. Setelah dilakukan pemeliharaan selama 4
minggu,maka telah di dapat hasil sebagai berikut:
Data Penimbangan Bobot Badan Ayam Broiler Selama 4 Minggu
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Minggu 0
37 g
46 g
34 g
49 g
42 g
42 g
41 g
39 g

Minggu 1
190 g
170 g
175 g
175 g
200 g
195 g
195 g
195 g

Minggu 2
592,5 g
595,5 g
550,5 g
510,1 g
481,9 g
533,5 g
474,8 g
550,3 g

Minggu 3
965 g
910 g
750 g
1035 g
975 g
850 g
1090 g
960 g

Minggu 4
1200 g
1435 g
1665 g
1615 g
1440 g
1730 g
1440 g
1515 g

9
10
11
12
13
14
15

42
41
46
40
42
42
44

g
g
g
g
g
g
g

220 g
200 g
175 g
190 g
170 g
185 g
185 g
(sakit)
2.820 g

559,9 g
920 g
1315 g
442,2 g
1030 g
1455 g
529,4 g
1015 g
1650 g
476,7 g
965 g
1670 g
549,7 g
885 g
1555 g
417,2 g
630 g
960 g
442
510 g
645 g (sakit)
(sakit)
(sakit)

627 g
7.706,2 13.550 g
21.290 g
g
x
41,8 g
188 g
513,74
903,33 g
1.419,33 g
g
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
Dari data bobot badan tersebut, maka dapat diketahui tingkat keseragaman dan
konversi pakan (FCR) yaitu sebagai berikut:
1. Konversi Pakan (FCR)
Konversi pakan ayam broiler minggu ke 1 sebesar 1,1 sedangkan standarnya
adalah 0,92. Minggu ke 2 sebesar 1,1 lebih rendah dari standar yaitu 1,23; minggu
ke 3 sebesar 1,3 hampir mendekati standar yaitu 1,39; dan minggu ke 4 sebesar
1,47 lebih rendah dari standar yaitu 1,74. Hal ini dapat disebabkan ayam
mengalami stres dalam menghadapi lingkungan baru, sehingga laju metaboliknya
terganggu, lingkungan kandang yang tidak bersih seperi sekam yang tidak diganti
secara teratur dan kurangnya biosecurity atau penjaga kandang yang tidak steril,
lingkungan sekitar kandang yang tidak kondusif seperti kegaduhan yang dibuat
penjaga dan terjadinya perubahan pemberian pakan yang mempengaruhi
palatabilitas ayam tersebut sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan ayam.
Kondisi lingkungan yang panas, kandang yang terlalu padat dan kotor juga
berpengaruh sehingga ayam menjadi stress.
Menurut Suprijatna dan Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa konversi pakan
rata-rata ayam broiler selama pemeliharaan sebesar 1,053. Standar konversi
ransum umur 3 minggu sebesar 1,39 dan pada umur 4 minggu yaitu 1,74.
Konversi pakan merupakan acuan untuk menilai keberhasilan peternak. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa konversi pakan

ini penting sekali dalam produksi unggas pedaging karena merupakan acuan
keberhasilan dalam beternak. (Perhitungan FCR lengkap di Lampiran)
2. Keseragaman Ayam Broiler
Berdasarkan tabel Hasil Performa Ayam Broiler, nilai keseragaman yang paling
tinggi adalah pada minggu ke 2 yaitu 93,3 %. Efisiensi yang sangat tinggi ini
disebabkan oleh rendahnya FCR pada minggu pertama yang hanya sebesar 1,1.
Nilai konversi dan efisiensi pakan pada ternak berbanding terbalik. Nilai efisiensi
pakan semakin turun ketika ternak bertambah umurnya. Hal ini disebabkan karena
semakin tua ternak akan mengalami pertumbuhan yang melambat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) bahwa semakin rendah angka
konversi pakan berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan pakan dan semakin
banyak pakan yang digunakan untuk mengatakan bobot badan per satuan berat
badan ditambahkan oleh Rasyaf (2007) yang menyatakan bahwa efisiensi pakan
berarti pakan yang dikonsumsi dapat membentuk daging, dengan kata lain
efisiensi pakan telah tercapai. (Perhitungan Keseragaman Lengkap di Lampiran)
3. Nilai Mortalitas
Nilai mortalitas pada praktikum kali ini adalah 0% dari total ayam 15 ekor.
Penyebab mortalitas yaitu lalainya peternak dalam pemberian pakan karena ayam
tersebut tertindih tempat pakan tetapi kami berhasil menjaga semua ayam broiler
sampai hari ke 28 untuk tetap hidup.
Menurut Fadilah (2006) program pencegahan penyakit erat kaitannya dengan
program sanitasi, vaksinasi dan pengobatan dini pada umur-umur tertentu ketika
gejala ayam sakit mulai tampak. Hal-hal yang dilakukan dalam program sanitasi
yaitu program biosecurity dengan cara melakukan penyemprotan disinfektan di
dalam dan di sekitar kandang secara rutin 2-3 hari sekali. Membatasi tamu keluar
masuk lingkungan farm, jika masuk lokasi farm tamu disemprot dengan
disinfektan dan membasmi binatang pembawa penyakit. (Perhitungan Lengkap
Mortalitas di Lampiran)
4. Index Performans (IP)

Dari data tersebut maka kita dapat mengetahui IP (Index Performans) adalah:
100 Mortalitas

( x BB panen )
IP=

IP=

( 1,419 kg ) (1000)
100
28 1,47

IP=

141,9
100
41,16

IP=344,75 Very Good

5. IOFC (Income Over Feed Cost)


IOFC= pendapatanbiaya

Pendapatan= jumla h ekor x berat badan h arga per ekor


15 1,419 Rp13.000

Rp276.705
Daftar harga bahan Ayam Broiler
Harga
(Rp)

Penggunaan
/kelompok
kecil

Biaya/kelompok

15.000

50 gram

50
Rp 15.000=Rp 750
1000

Rodalon Disinfektan (1
liter)

80.000/
l

50 ml

50
Rp 80.000=Rp 4.000
1000

Kapur kandang (1 kg)


Bohlam (1 buah)
Sekam (1 karung)
Formalin (1 liter)

7.000
8.000
9.000

1 kg
1
1

Rp 7.000
Rp 8.000
Rp 9.000

50 ml

50
Rp 22.500=Rp 1.125
1000

Nama bahan
Deterjen (kg)

22.500/
l

DOC (ekor)

4.600

15 ekor

15 Rp 4.600=Rp 69.000

Pakan (1 kg)

7.500

2,1 kg

2,1 kg 15 ekor Rp 7.500=Rp 236.250

14.000

10 gram

10
Rp 14.000=Rp 140
1000

B dan G vitamin (5oo


gram)

27.000

3 gram

3
Rp 27.000=Rp 162
500

Vaksin ND+IB (1000


ekor)

30.000

15 ekor

15
Rp 30.000=Rp 450
1000

Neocamp vitamin (100


gram)

25.000

2 gram

2
Rp 25.000=Rp 500
100

Vaksin Gumboro (1000


ekor)

75.000

15 ekor

15
Rp 75.000=Rp 1.125
1000

35.000

0,75 ml

0,75
Rp 35.000=Rp 263
100

Gula (1 kg)

Skim milk (100 gram)

Jumlah

Rp 337.765,-

Perhitungan IOFC (Ayam Broiler Hidup)

IOFC= pendapatanbiaya
IOFC=Rp 276.705Rp 337.765

IOFC=Rp 61060

Perhitungan IOFC (Ayam Karkas)

IOFC = Pendapatan Biaya


Pendapatan

jumla h ekor x berat badan harga per ekor

= 15 x 1,419 x Rp 25.000
= Rp 532.125

Biaya

= Rp 337.765

IOFC

= Rp 532.125 Rp 337.765
= Rp 194.360

3.2.5. Pakan Ayam Broiler


Bentuk Pakan: crumble
Kandungan protein :
1. Umur 3 minggu pertama
2. Umur 3 4 minggu
3. Umur 4 minggu sampai panen

21%
19%
16%

Kebutuhan Pakan Ayam Broiler:

Hari ke 1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
15
16
17
18
19
20

Pemberian Pakan
Disediakan
Sisa (g)
(g)
450
216,5
450
49,5
450 + 88,66
14,9
450 + 88,66 +
13,1

Konsumsi Pakan
Total (g)
Per Ekor (g)
233,6
400,5
523,76
540,46

15,57
26,7
34,91
36,03

14,9
450 + 88,66 +
13,1

551,76

36,78

450
450

512
596
683
773
864
956
1050

1140
1230
1320
1405
1500
1580

450
450
3150
512
596
683
773
864
956
1050
5434
1140
1230
1320
1405
1500
1580

30
30
210
34,1
39,7
45,5
51,5
57,6
63,7
70
362,1
76
82
88
93,6
100
105,3

21
1665
1665
111
Jumlah
9840
656
22
1755
1755
117
23
1845
1845
123
24
1935
1935
129
25
2025
2025
135
26
2100
2100
140
27
2160
2160
144
28
1126,4
1126,4
75,1
Jumlah
12.946,4
863,1
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
3.2.6. Vaksinasi Ayam Broiler
Berdasarkan praktikum vaksinasi yang diberikan selama pemeliharaan
Setelah 4 hari pemeliharaan, lalu di berikan vaksin tetes. Vaksin ini bisa diberikan
melalui mata, mulut, dan telinga, 1 tetes untuk satu ayam yang sehat. Setelah
dilakukan vaksinasi, air minum vitamin dapat diganti dengan air minum biasa.
Setelah satu minggu dilakukan penimbangan ayam. Di minggu ke-dua, konsumsi
pakan ayam berbeda dari sebelumnya, konsumsi pakan selalu naik setiap hari, hal
ini dilakukan untuk mendapatkan berat badan ayam yang sesuai standar untuk
panen.
Dilakukan lagi vaksinasi 4 hari setelah menimbang berat badan. Vaksinasi
yang kedua berbeda dengan sebelumnya, vaksin ini diberikan seperti air minum.
Setelah 2 jam, air minum ini wajib diganti dengan air minum biasa. Setalah itu,
dilakukan pemeliharaan secara rutin dari pemberian pakan, pemberian air minum,
penimbangan berat badan, hingga menghitung keseragaman dan FCR setiap
minggunya. Hal ini terus dilakukan rutin setiap minggu hingga ayam broiler
panen.
Proses vaksinasi dilakukan dengan tetes mata dimana vaksin dilarutkan
dalam larutan dapar kemudian dikocok sampai rata. Satu vaksin dapat digunakan
untuk 15 ekor anak ayam dengan ketentuan satu ekor satu tetes vaksin. Vaksinasi
yang kedua adalah pemberian vaksin terhadap penyakit gumboro yang dilakukan
pada saat ayam berumur 10 hari melalui air minum dan sebelum dilakukan
vaksinasi ayam dipuasakan selama 2 jam dengan tujuan agar air minum yang

dicampur vaksin dapat habis dalam waktu yang singkat. Vaksinasi yang kedua ini
menggunakan vaksin inaktif yaitu vaksin yang berisi mikroorganisme agen
penyakit dalam keadaan mati (dimatikan. Penambahan susu skim bertujuan
memberikan energi/nutrisi untuk bakteri yang ada didalam vaksin. Karena bakteri
tersebut membutuhkan makanan untuk tetap hidup. Proses vaksinasi hanya
dilakukan apabila ayam dalam keadaan sehat dan kondisi lingkungan baik.
Sesudah proses vaksinasi ayam diberi air minum yang dicampur dengan
multivitamin atau antistress untuk mengatasi keadaan stress akibat perlakuan
selama proses vaksinasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) menyatakan bahwa
vaksinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui tetes mata,
hidung, mulut dan air minum. Ditambahkan oleh Ensminger (1980) bahwa
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain NCD/ND, Invectious
Laringo Trachacitis, Fowlok, Avian Enchepalomielitis, Gumboro dan Marex.
3.2.7. Pengamatan Penilaian Ayam Broiler Hidup
Hasil Pengamatan, Penilaian, Keadaan Ayam Pedaging Hidup
No

Faktor

Deskripsi Keadaan Ayam Broiler

Klasifikasi

1.

Kondisi kesehatan

Baik dan aktif

Baik

2.

Bulu

Putih, lebat, dan mengkilap

Baik

3.

Dada

Membungkuk

Baik

4.

Punggung

Tegap

Baik

5.

Kaki dan sayap

tegap, kokoh dan kuat

Baik

6.

Keadaan

lemak Tidak terlalu tebal

Baik

(dada)
*kecuali 1 ayam broiler yang mengalami kaki bengkok. Ayam broiler tersebut memiliki
perbedaan pada kondisi kesehatan, kaki dan sayap.

Sumber : Data Primer Praktikum Kelompok 4Teknik Budidaya Peternakan, 2014

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa kondisi kesehataan


ayam baik yang ditandai dengan pergerakan ayam yang aktif, mempunyai bulu
putih, lebat dan mengkilap, dada membungkuk, punggung tegap. Ayam tersebut
mempunyai kaki dan sayap yang tegap, kokoh dan kuat serta keadaan lemak yang
tidak terlalu tebal. Tetapi terdapat satu ayam yang keadaannya sakit sejak minggu
kedua. Hal tersebut menyebabkan ayam broiler tersebut mengalami perlambatan
pertumbuhan bobot badan.
Dapat disesuaikan dengan pendapat Yuwanta (2004) yang menyatakan
bahwa ciri-ciri ayam yang baik diantaranya bentuk badan, kaki, kepala, jari
proposional, normal serta tidak cacat. Bulu-bulu anus dan pusar kering tidak
berair atau lengket, mata bulat, jernih dan bercahaya. Kaki kuat dan mampu
berdiri dengan tegak. Hal ini ditambahkan oleh pendapat Suprijatna dan
Kartasudjana (2006) yang menyatakan bahwa karakteristik ayam produktif dapat
diamati dari mata yang segar, bersinar dan bulat, bulu mengkilat, besih dan
merata, sayap tidak terkulai dan kuat, kaki tegap dan kuat, punggung lebar, rata
dan bagus, keadaan lemak dada penuh dan padat.
3.2.8. Pemanenan Ayam Broiler
Umur panen 28 hari (tergantung pasar)
Tahap-tahap pemanenan yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengeluarkan peralatan kandang


Menyekat kandang
Menangkap ayam dengan benar/menghindari perlakuan kasar
Masukan ayam dalam kerat
Menimbang ayam
Mencatat dan menghitung total ayam dan berat keseluruhan.

3.2.9. Persiapan Panen


Persiapan panen merupakan persiapan yang dilakukan sebelum ayam ditangkap,
yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum penangkapan ayam : cek SPM yang dibawa sopir, STNK dan
KTP supir, kemudian tanyakan mulai muat ayam agar kita dapat mengira
waktu untuk mengantung pakan.
2. Cek timbangan salter 50 kg/timbangan duduk kap 150 kg; cross cek
dengan timbangan lain yang sudah ditera.
3. Siapkan layar/sekat untuk membatasi gerak ayam.
4. Siapkan tali pengikat kaki waktu ditimbang atau keranjang angkut.
3.2.10. Saat Panen
Untuk mendapat mutu karkas yang baik dan menghindari penyusutan
bobot badan, tembolok ayam harus kosong sebelum pelaksanaan penangkapan
dengan cara menggantung tempat pakan sebelum ayam ditangkap.
Untuk menghindari memar pada paha / ayam lemas/stress, jika
pengangkutan ke truk dengan dipikul maka dari itu jarak dari tempat
penimbangan ke truk, idealnya kurang dari 40 meter.
Untuk menjaga sayap patah, memar dada/pahacara memasukkan ayam ke
dalam keranjang

harus pelan-pelan/tidak kasar ,sesuaikan isi keranjang dengan

bobot badan.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Simpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil praktikum tersebut adalah


untuk mendapatkan hasil pemeliharaan ayam yang bagus perlu dipersiapkan apaapa yang diperlukan sehingga kebutuhan akan terjamin. Dalam pemeliharaan
ayam broiler pemeliharaan ayam meliputi kegiatan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan,


Penggunaan dan pengaturan pergantian litter,
Perlakuan saat DOC datang,
Sanitasi kandang,
Pemberian pakan dan air minum,
Vaksinasi,
Pemberian vitamin dan obat-obatan
Pemanenan.
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua

aktivitasnya. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu


mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.Kebersihan lingkungan
kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit
yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan
preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna
secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang
selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera
disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal
tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

4.2.

Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:


1. Pada saat praktikum diharapkan kepada praktikan untuk melakukan
kegiatan dengan baik sehingga proses praktikum berjalan dengan sesuai
keinginan atau lancar.
2. Semoga fasilitas kandang dapat diperbaiki agar praktikan lebih nyaman
saat melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.


Agromedia Pustaka, Bogor.
Fadilah, R., A Polana, S.Alam, dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rasyaf, M. 1995. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Cetakan ke 5. Penebar


Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. 2007. Pengelolaan Pedaging. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suprijatna, E., dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarata.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

LAMPIRAN
Laporan Piket Ayam Broiler Kelompok 4 Minggu ke-1
Hari
ke-

Hari

Tanggal

Jam

Nama

Kegiatan

Rabu

10/09/2014

07.00

semua

10.00

semua
semua
semua
semua
semua

12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00

Kamis

11/09/2014

06.00

kamis

11/09/2014

09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00

Jumat

12/09/2014

06.00

Jumat

12/09/2014

10.00
12.00
15.00

Rani,
Dini
Dini,
Rani
Fahma
Rendy

membersihkan kandang +
membuat sekam yang disemprot
formalin + membersihkan
peralatan makan dan minum +
membuat chick guard +
menaburkan sekam + memasang
dan menyalakan lampu
chick in
memberi air gula 1 L
mengajarkan ayam makan dan
minum
memberi pakan
mengganti air gula menjadi air
vitamin
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice
Rani,
Dini
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy

memberi pakan

Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani

memberi pakan

memberi pakan + minum vit


memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

memberi pakan + minum vit


memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Sabtu

13/09/2014

18.00
21.00
24.00 +
3.00
06.00

Fahma
Rendy

memberi pakan
memberi pakan

Rice
semua
semua

memberi pakan
memberi vaksin tetes di mata
memberi pakan
mengganti air vit menjadi air
mineral

semua
4

Sabtu

13/09/2014

10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 + 3

Minggu

14/09/2014

06.00

Minggu

14/09/2014

10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00

Senin

15/09/2014

6.00

Senin

15/09/2014

10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00

Selasa
Selasa

16/09/2014
16/09/2014

06.00
10.00

Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Rani,
Dini
Rani,
Dini
Fahma
Rendy

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy

memberi pakan

Rice
Dini,
Rani
Dini,

memberi pakan

memberi pakan + minum


memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

memberi pakan + minum


memberi pakan

12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Rabu

17/09/2014

06.00

Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
Rice
Dini,
Rani

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum

Laporan Piket Ayam Broiler Kelompok 4 Minggu ke-2


Hari
ke-

Hari

Rabu

Kamis
9

10

Kamis

18/09/201
4
18/09/201
4

Jumat

19/09/201
4

Jumat

19/09/201
4

Sabtu
11

Tanggal
17/09/201
4

Sabtu

20/09/201
4
20/09/201
4

Jam

Nama

Kegiatan

10.00

Dini, Rani

14.00
18.00
22.00 +
2.00

Dini, Rani
Fahma

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00

Dini, Rani
Dini, Rani
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

10.00

Dini, Rani,
Rendy

memberi pakan + minum


memberi pakan,
menggantung tempat
minum,
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

14.00
18.00
22.00 +
2.00

Dini, Rani
Fahma

06.00

Rice

memberi pakan + minum

07.00
14.00
18.00

Dini, Rendy
Dini, Rani
Fahma

memberi vaksin gumboro


memberi pakan + minum
memberi pakan + minum

Rendy

memberi pakan

12

Mingg
u
Mingg
u

Senin
13

Senin

Selasa
14

Selasa

21/09/201
4
21/09/201
4

22/09/201
4
22/09/201
4

23/09/201
4
23/09/201
4

22.00 +
2.00

Rice

memberi pakan +
melebarkan chickguard

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00

Dini
Rani
Fahma
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum
memberi pakan + minum +
mengambil pakan 3300g

6.00

Rendy

10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00

Dini
Rani
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi vitamin + makan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00
06.00

Dini
Rani
Rice

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + vitamin

Rendy, Rice
semua

memberi pakan
memberi pakan + minum

Laporan Piket Ayam Broiler Kelompok 4 Minggu ke-3


Hari
ke-

Hari

15

Rabu

Tanggal
24/09/201
4

Jam
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Kamis

25/09/201
4

06.00

Nama

Kegiatan

Semua
Fahma, Rendy,
Rice
Fahma, Rendy,
Rice

memberi pakan

Rice

memberi pakan

Rendy

memberi pakan + minum

memberi pakan
memberi pakan

16

17

18

19

20

Kamis

25/09/201
4

Jumat

26/09/201
4

Jumat

26/09/201
4

Sabtu

27/09/201
4

Sabtu

27/09/201
4

Minggu

28/09/201
4

Minggu

28/09/201
4

Senin

29/09/201
4

Senin

29/09/201
4

10.00

Dini, Rani

14.00
18.00
22.00 +
02.00

Semua
Fahma

memberi pakan
memberi pakan + ganti
sekam
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Dini
Rani
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Rani
Dini
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Dini
Rendy
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rendy

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Dini
Rani
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan

21

Selasa

30/09/201
4

Selasa

30/09/201
4

Rabu

01/10/201
4

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00

Rani, Dini

14.00
18.00
22.00 +
02.00

Rani, Dini
Fahma

memberi pakan + ganti


sekam
memberi pakan + ganti
sekam
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

Laporan Piket Ayam Broiler Kelompok 4 Minggu ke-4


Hari
ke-

Hari

22

Rabu

23

24

Tanggal
01/10/201
4

Jam

Nama

Kegiatan

10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00

Semua
Rani, Dini
Fahma

memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan

Rice

memberi pakan

06.00

Rendy

memberi pakan + minum

10.00
14.00

Dini, Rani
Dini, Rani,
Rice, Rendy

18.00
22.00 +
02.00

Fahma

memberi pakan
memberi pakan +
membuat sekam +
membersihkan kandang +
mengganti sekam+
melebarkan chick guard +
menyekat yang sakit
memberi pakan

Rice

memberi pakan

Jumat

03/10/201
4

07.00

Rani

memberi pakan + minum

Jumat

03/10/201
4

14.00

Rani

memberi pakan +
mengecek ayam yang luka
(sayap berdarah)

Kamis

02/10/201
4

Kamis

02/10/201
4

25

26

27

28

22.00

Fahma

memberi pakan
memberi pakan + minum
+ membersihkan kandang
dan sekam

Sabtu

04/10/201
4

07.00

Dini

Sabtu

04/10/201
4

15.00

Dini

22.00

Rendy

memberi pakan +
menggantung hanging
feeder
memberi pakan

Mingg
u

05/10/201
4

08.00

Fahma

memberi pakan + minum

Mingg
u

05/10/201
4

20.00

Rendy

memberi pakan +
membersihkan kandang

Senin

06/10/201
4

07.00

Rendy

memberi pakan + minum

Senin

06/10/201
4

14.00
21.00

Dini, Rani
Rice

memberi pakan
memberi pakan

Selasa

07/10/201
4

09.00

Rice

memberi pakan + minum

Selasa

07/10/201
4

10.00

Rani, Dini

15.00
21.00

Rice
Rice

memberi pakan +
membersihkan kandang
memberi pakan
memberi pakan

07.00

Semua

Rabu

08/10/201
4

menimbang bobot +
memberi pakan + minum

Perhitungan Konversi Pakan/Feed Convertion Rate (FCR)


FCR 1=

konsumsi pakan(g)
Bobot Badan( g)

FCR 2=

Minggu 1

konsumsi pakan (g)


BBPBB

FCR1 =

3150 g
2820 g

= 1,1

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

FCR2 =

3150 g
2820 g627 g

x berat badan, dibutuhkan 1,1 gram pakan

= 1,4

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

x berat badan, dibutuhkan 1,4 gram pakan

Minggu 2
FCR1 =

5434 g+ 3150 g
7706,2 g

= 1,1

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

FCR2 =

5434 g
7706,2 g2820 g

x berat badan, dibutuhkan 1,1 gram pakan

= 1,1

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

x berat badan, dibutuhkan 1,1 gram pakan

Minggu 3
FCR1 =

9840 g+5434 g+ 3150 g


= 1,3
13.550 g

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

FCR2 =

9840 g
13550 g7706,2 g

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

x berat badan, dibutuhkan 1,3 gram pakan

= 1,68
x berat badan, dibutuhkan 1,68 gram pakan

Minggu 4
12.946,4 g+ 9840 g+ 5434 g +3150 g
21.290 g

FCR1 =

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram


12.946,4 g
21.290 g13.550 g

FCR2 =

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

= 1,47

x berat badan, dibutuhkan 1,47 gram pakan

= 1,67
x berat badan, dibutuhkan 1,67 gram pakan

FCR1 TOTAL
FCR1 =

12.946,4 g+ 9840 g+ 5434 g +3150 g


21.290 g

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

= 1,47

berat badan, dibutuhkan 1,47 gram

pakan
FCR2 TOTAL
FCR2 =

12.946,4 g+ 9840 g+ 5434 g +3150 g


21.290 g627 g

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram

= 1,51

berat badan, dibutuhkan 1,51 gram

pakan

Data Penimbangan Bobot Badan Ayam Broiler Selama 4


Minggu
No
1
2
3
4

Minggu 0
37 g
46 g
34 g
49 g

Minggu 1
190 g
170 g
175 g
175 g

Minggu 2
592,5 g
595,5 g
550,5 g
510,1 g

Minggu 3
965 g
910 g
750 g
1035 g

Minggu 4
1200 g
1435 g
1665 g
1615 g

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

42
42
41
39
42
41
46
40
42
42
44

g
g
g
g
g
g
g
g
g
g
g

627 g

200 g
195 g
195 g
195 g
220 g
200 g
175 g
190 g
170 g
185 g
185 g
(sakit)
2.820 g

41,8 g

188 g

481,9 g
533,5 g
474,8 g
550,3 g
559,9 g
442,2 g
529,4 g
476,7 g
549,7 g
417,2 g
442
(sakit)
7.706,2
g
513,74
g

975 g
850 g
1090 g
960 g
920 g
1030 g
1015 g
965 g
885 g
630 g
510 g
(sakit)
13.550 g

1440 g
1730 g
1440 g
1515 g
1315 g
1455 g
1650 g
1670 g
1555 g
960 g
645 g (sakit)

903,33 g

1.419,33 g

Perhitungan Keseragaman Ayam Broiler


Minggu 0
Jumlah bobot badan = 627 g
Rata-rata = 41,8 g
10% rata-rata = 4,18 g
BA = 41,8 g + 4,18 g = 45,98 g
BB = 41,8 g 4,18 g = 37,62 g
Persentase Keseragaman =

13
x 100
15
Minggu 1

Jumlah bobot badan = 2.820 g


Rata-rata = 188 g
10% rata-rata = 18,8 g
BA = 188 g + 18,8 g = 206,8 g
BB = 188 g 18,8 g = 169,2 g

= 86,6 %

21.290 g

Persentase Keseragaman =

14
x 100
15

= 93,3 %

Minggu 2
Jumlah bobot badan = 7.706,2 g
Rata-rata = 513,74 g
10% rata-rata = 51,374 g
BA = 513,74 g + 51,374 g = 565,114 g
BB = 41,8 g 4,18 g = 462,366 g
Persentase Keseragaman =

10
x 100
15

= 66,67 %

Minggu 3
Jumlah bobot badan = 13.550 g
Rata-rata = 903,33 g
10% rata-rata = 90,333 g
BA = 903,33 g + 90,333 g = 993,663 g
BB = 903,33 g 90,333 g = 812,997 g
Persentase Keseragaman =

8
x 100
15

= 53,3 %

Minggu 4
Jumlah bobot badan = 21.290 g
Rata-rata = 1419,33 g
10% rata-rata = 141,933 g
BA = 1419,33 g + 141,933 g = 1561,263 g
BB = 1419,33 g 141,933 g = 1277,397 g
Persentase Keseragaman =

7
x 100
15

= 46,6 %

Standar Indeks Performa


< 280

: Kurang Bagus

281 300

: Standar

301 320

: Good

321 380

: Very Good

>400

: Excelent

Dokumentasi foto Praktikum Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai