Disusun Oleh :
Rice Alfani
J3J113085
Dosen Pembimbing:
Fitri Eka Puji Lestari, S.Pt
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras
tahu cara-cara yang baik untuk pemeliharaan ayam broiler dan tahu perbedaan
ayam broiler yang mana dapat tumbuh cepat, dan mahasiswa nantinya mampu
menerapkan ilmu bagaimana cara membudidayakan ayam broiler secara baik dan
benar di dalam kehidupan yang nyata.
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1.
Materi Praktikum
2.1.1. `Tempat Praktikum
Kandang Kampus Gunung Gede, Jl. Raya Gunung Gede Institut Pertanian
Bogor, Kota Bogor.
2.1.2. Lama Praktikum
Dalam praktikum Manajemen Agribisnis terdapat 2 (dua) kandang untuk 4
kelas Manajemen Agribisnis. Setiap kelas praktikum dibagi kelompok menjadi 5
kelompok dan satu kelompok kurang lebih ada 5 orang. Setiap kelompok diberi
`14 sampai 15 ekor DOC untuk dipelihara hingga bobot badannya mencapai
standar untuk dipanen atau dipotong. Standar bobot badan untuk ayam broiler siap
panen adalah 1,3 1,5 kg. DOC datang pada hari rabu (10 September 2014) dan
panen pada hari kamis (9 Oktober 2014).
2.1.3. Alat dan Bahan:
1. Alat:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
NAMA ALAT
Tempat Pakan Nampan
Tempat Pakan Gantung
Tempat Minum gallon kecil
Tempat Minum gallon besar
Tirai
Chick Guard/seng
Brooder
Timbangan Digital
Termometer
Sapu
Tali Rafia
Alat Tulis
Ember
Plastik
Gelas ukur
JUMLAH
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1,5 m x 1 m
3m
1m
1 buah
1 buah
1 buah
1 gulungan
1 buah
1 buah
30 buah
1 buah
disimpan di tempat yang bersih. Peralatan kandang lain, seperti brooder guard dan
sekat kandang dikumpulkan dan disimpan ke dalam gudang sebelum dicuci.
2.
peralatan kandang
Tempat pakan, minum, dan peralatan lainnya kemudian dicuci bersih hingga
kemudian disimpan di gudang penyimpanan peralatan agar peralatan kandang
steril dan penyakit atau kotoran.
3.
Sebelum kandang dicuci aliran listrik yang menuju ke kandang terlebih dahulu
dimatikan. Tujuannya agar tidak terjadi korsleting dari peralatan listrik yang
terkena percikan air. Selain itu, bohlam dikumpulkan, lalu dicuci bersih dan
disimpan. Tujuannya agar bohlam tetap dalam kondisi baik dan hemat sehingga
dapat dipakai pada periode berikutnya.
4. Mematikan saluran air minum
Saluran air minum yang menuju kandang dimatikan dengan cara krannya ditutup.
Tujuannya agar tidak menjadi sarang nyamuk atau sumber penyakit lainnya.
5. Membersihkan kandang dalam keadaan kering
Pembersihan kering yaitu pembersihan tanpa menggunakan air namun
menggunakan alat bersih yang diutamakan kotoran dan debu yang menempel
maupun terdapat di dinding kandang, alas, langit-langit maupunlingkungan
sekitarnya. Membersihkan semua kotoran dan barang tidak terpakai yang ada di
dalam kandang dan sekitar kandang. Pupuk kandang harus langsung dibersihkan
dan diangkut keluar lokasi. Lantai kandang di sapu sampai bersih, Langit-langit
kandang juga harus bersih dari kotoran, layar penutup kandang atau tirai dipasang,
dan rumput-rumput disekitar kandang dibersihkan.
6. Membersihkan kandang dengan media pembersih air
Pembersihan basah yaitu pembersihan kandang menggunakan air sebagai media
pembersihnya. Mencuci kandang menggunakan detergen atau bahan pembersih
lainnya. Pencucian dimulai dari kandang atas, dinding, dan layar hingga lantai.
Proses pencucian ini meliputi semua bagian kandang jangan sampai ada bagian
yang terlewatkan.
7. Mensterilisasi kandang dengan desinfektan
Tahapan sterilisasi menggunakan desinfektan. Sterilisasi dilakukan ke seluruh
bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang. Desinfektan yang dipakai untuk
membersihkan kandang dalam praktikum yaitu Rodalon Desinfektan. Dosis
disesuaikan dengan luas kandang.
8. Mengapur Kandang
Pengapuran yaitu melakukan pengapuran menggunakan kapur kandang meliputi
bagian dalam kandang, lantai, dinding, dan sekeliling luar kandang. Dosis kapur
kandang tiap kelompok praktikum yaitu 1 kg. Pengapuran ini berfungsi
menghindari organisme ataupu organisme masuk ke kandang dan sebagai tahapan
sterilisasi terakhir.
9. Mencuci tirai
Tirai merupakan perlengkapan kandang yang dibutuhkan dalam kondisi bersih
dan steril. Agar perlengkapan tersebut steril, rendam tirai dengan larutan
desinfektan agar sumber penyakit mati.
10. Memasang Lingkaran atau chick guard dan menaburkan litter
Lingkaran pelindung bisa terbuat dari seng. Lingkaran pelindung dibaut dengan
tinggi 40-50 cm dan diameter disesuaikan dengan jumlah ekor ayam broiler.
Kemudian taburkan sekam sebagai litter untuk DOC.
11. Memasang Tempat Pakan dan Tempat Minum DOC
Tempat pakan DOC yang dibutuhkan tergantung dari jumlah populasi DOC untuk
setiap lingkaran pelindung.
Memberi pakan untuk pertama kalinya dilakukan 3-4 jam setelah seluruh DOC
minum. Pemberian pakan dilakukan sesering mungkin, minimum lima kali sehari.
Pakan yang diberikan yaitu pakan jenis starter dengan kandungan protein 1921%.
Cara memastikan anak ayam makan atau tidak adalah dengan cara menangkap
secara acak atau anak ayam paling pinggir, lalu meraba temboloknya. Jika
temboloknya berisi pakan, berarti ayam sudah makan.
7. Mengontrol temperatur Kandang
Menentukan temperatur yang ideal bisa dilakukan dengancara memerhatikan
tingkah laku DOC sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Untuk minggu terakhir atau minggu keempat pakan dapat diberikan sebanyak 3
kali hingga 4 kali dalam sehari. Jumlah pakan yang dikonsumsi di minggu
terakhir yaitu sebanyak 12.946,4 gram untuk 15 ekor ayam.
Minum harus diberikan dan diganti setiap hari dengan air bersih. Pemberian
minum harus diberikan sebelum minum yang tersedia habis.
2. Mengontrol Keadaan Sekam
Sekam harus dikontrol setiap hari dan harus dijaga agar selalu kering. Sekam yang
basah, kotor, menggumpal, banyak dihinggapi lalat harus dibuang dan diganti
dengan sekam yang baru yang sudah disemprotkan formalin.
3. Memperlebar Chick Guard
Chick guard harus diperlebar setelah maksimal 7 hari pertama. Pelebaran
lingkaran chick guard harus diulang setiap 2 hari sekali. Hal tersebut dilakukan
karena bobot ayam yang semakin besar, sehingga ayam membutuhkan ruang
gerak lebih besar.
4. Melakukan Pemanasan yang Benar
Pemanasan dilakukan hingga ayam berusia 18-21 hari. Setelah itu lampu
digunakan hanya sebagai penerang di malam hari.
5. Mengatur Ventilasi Kandang
Tirai selalu dibuka pada saat siang hari agar suhu kandang tidak terlalu panas dan
sirkulasi udara di dalam kandang lancar. Hal tersebut dilakukan pula untuk
meminimalisir
ayam
yang
mengalami
panting.
Karena
panting
dapat
bobot ayam sudah sesuai dengan standar. Data bobot ayam juga dapat digunakan
untuk mengetahui konversi pakan.
7. Mengganti Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan dan minum dapat diganti ketika ayam sudah berumur 2 minggu.
Feeder tray sudah dapat diganti dengan hanging feeder. Gallon yang berukuran 3
liter juga dapat diganti dengan gallon 5 liter.
8. Pemberian Vaksin dan Vitamin
Vaksinasi dilakukan pada hari keempat yaitu vaksin ND + IB dengan aplikasi tetes
(mata/hidung/mulut) dengan dosis satu tetes/ekor. Selanjutnya dilakukan pada hari
keempat belas yaitu vaksin IBD dengan aplikasi air minum. Pemberian vitamin
dilakukan tiga hari pertama Chick In dan hari ke 13-14.
9. Penanganan yang Sakit
Untuk ayam yang sakit dan atau bobot badan kurang dari standar harus disekat
dari ayam lain. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah ayam tidak mendapat
pakan dan minum dari ayam lain.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Praktikum
3.1.1. Informasi Praktikum
1. Informasi ternak
Strain ayam broiler
: Cobb
Nama hatchery
Tanggal menetas
Bobot standar
: 37 gram
2. Pakan
Merk dagang
: Booster
Perusahaan
Jenis pakan
: Bravo 510/511/512
3. Vitamin
Nama
Berat
: 100 gram
Perusahaan
:CSPC
4. Vaksin 1
Nama vaksin
: Medivac ND La Sota
Jenis penyakit
Perusahaan
: Medion, Bandung-Indonesia
Dosis
: 50 doses
Aplikasi
: Tetes mata
5. Larutan Vaksin
Nama
: Pelarut vaksin
Perusahaan
: PT sanbefarma. Bandung-Indonesia
Aplikasi
6. Vaksin 2
Merk dagang
: Medivac Gumboro A
Perusahaan
: Medion, Bandung-Indonesia
Dosis
: 100 doses
Aplikasi
: Tetes mata
memanjang searah matahari untuk menghindari terpaan matahari dari sisi kandang
yang terbuka.
3.1.3. Bentuk dan Tipe Kandang
1. Berdasarkan konstruksi atap kandang ini ialah kandang terbuka yang
mempunyai atap monitor, bahan atap yang digunakan ialah asbes.
2. Berdasarkan konstruksi dinding kandang ini ialah kandang dengan dinding
terbuka semua sisi dan diberi pengaman kawat. Udara bisa keluar masuk
dengan bebas di kandang terbuka karena dinding kandang dibuat dari
kawat berlubang-lubang sekitar 2,5 cm.
3. Berdasarkan konstruksi lantai kandang ini ialah kandang tipe lantai semen
(system litter, bahan litter yang digunakan yaitu sekam dengan tebal 10
cm).
3.1.4. Ukuran kandang
Kandang memanjang dari timur kebarat dengan ukuran
3.1.5.
Panjang
= 20 m
Lebar
= 6m
Tinggi
=4m
Manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi :
broiler dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase starter, fase grower dan fase finisher.
Fadilah (2006) menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan selama
melaksanakan manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi kegiatan persiapan
kandang dan peralatan yang digunakan, penggunaan dan pengaturan pergantian
litter, perlakuan saat DOC datang, sanitasi kandang, pemberian pakan dan air
minum, seleksi, vaksinasi, pemberian vitamin dan obat-obatan dan pemanenan.
3.2.1. Persiapan Prasarana
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa persiapan kandang meliputi
pembersihan kandang baik bagian luar maupun bagian dalam kandang, melakukan
pengapuran dan penyemprotan dengan desinfektan hal ini bertujuan untuk
membunuh endoparasit dan ekto parasit yang ada dalam kandang, pembuatan
flock untuk memisahkan ayam, pembuatan brooder untuk membuat ternak
nyaman dengan lingkungannya, persiapan tempat pakan dan minum untuk ayam,
penaburan sekam pada alas kandang dan persiapan koran untuk alas yang
bertujuan agar anak ayam tidak memakan sekam karena pada saat DOC belum
bisa membedakan antara sekam dan pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Priyatno (1999) yang menyatakan bahwa persiapan kandang adalah dengan
membersihkan kandang, pemberian desinfektan dan fumigasi. Tujuan dari
pemberian desinfektan, pengapuran dan fumigasi adalah untuk menghilangkan
patogen yang dapat menyebabkan ayam sakit. Rasyaf (1992) yang menambahkan
bahwa persiapan pemeliharaan dimulai dengan pencucian kandang dengan
desinfektan, dilanjutkan dengan membersihkan kandang, dan areal di sekitar
kandang. Seluruh bagian kandang disemprot dengan desinfektan.
3.2.2. Chick in
Berdasarkan hasil praktikum pada saat chick in yang dilakukan adalah
menimbang bobot ayam kemudian menghitung DOC sejumlah 15 ekor ayam.
Pada saat DOC datang langsung diberikan air gula. Dosis gula yang diderikan
adalah sebesar 5%. Pemberian air gula ini bertujuan untuk menggantikan cairan
yang hilang saat pendistribusian. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987)
yang menyatakan bahwa pertama kali yang harus kita lakukan setelah DOC
datang adalah pemberian air minum yang dicampur dengan air gula 1-2 %.
Pencampuran air gula tersebut dimaksudkan untuk menggantikan cairan tubuh
dan energi yang hilang selama dalam perjalanan. Fadilah (2006) menambahkan
bahwa saat DOC tiba, sebaiknya diberikan air gula aren 2-5%, hal ini dilakukan
untuk memberikan energi untuk DOC yang mana energinya telah habis saat di
perjalanan.
3.2.3. Pemeliharaan Ayam Broiler
Berdasarkan hasil praktikum pada saat pemeliharaan yang dilakukan
adalah anak ayam atau DOC (day old chick) dipelihara minimal selama 28 hari
sampai mendapatkan produksi daging yang optimal. Pemberian pakan untuk DOC
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan air minum diberikan secara ad libitum
yaitu minum diberikan secara terus menerus. Pakan diberikan dengan
menggunakan chick feeder tray yang diletakkan di lantai agar memudahkan dalam
mengkonsumsi pakan, sedangkan pada saat mencapai umur 1 minggu pakan
diberikan dalam feeder tube.
Peletakan tempat pakan dan minum pada masa ini adalah dengan
digantung setinggi bahu ayam. Hal ini dilakukan agar pakan dan minum tidak
mudah tumpah dan tidak tercampur dengan sekam. Sekam yang tercampur dalam
pakan atau minum akan membahayakan ternak jika memakannya, karena dapat
mengganggu saluran pencernaan. Sistem pemberian pakan yang dilakukan sudah
baik, karena meperhatikan cara untuk memberi pakan pada saat DOC (starter),
finisher dan ayam periode finisher meliputi tempat pakan yang digunakan, cara
penempatan tempat pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang
menyatakan bahwa pakan untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua tahap yaitu
pakan untuk periode starter dan pakan untuk periode finisher. Fadilah et al. (2007)
menambahkan bahwa pemberian pakan pada saat starter diberikan di chick feeder
tray dan pada saat finisher diberikan pakan dalam feeder tube yang digantung.
Tirai ditutup pada fase starter bertujuan untuk menyesuaikan kondisi
lingkungan yang dibutuhkan DOC. Setelah ayam berumur lebih dari 1 minggu
tirai ditutup pada saat malam hari atau pada saat suhu rendah, ketika ada angin
kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu dalam kandang tetap nyaman dan
sekam tidak basah. Tirai dibuka pada saat siang hari atau ketika suhu tinggi dan
berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan
lancar dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang menyatakan
bahwa pertukaran udara dalam kandang akan sangat penting untuk membuang
gas-gas amoniak yang dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
Penggantian litter dengan menggunakan sekam dilakukan apabila sekam
sudah basah. Tujuan dari penggantian sekam adalah untuk menghindari
peningkatan kandungan amonia dan penyebaran bibit penyakit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fadilah (2006) bahwa litter yang basah bisa meningkatkan
kandungan amonia, menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, dan
menyebabkan bulu ayam kotor.
Pengaturan suhu dalam kandang bagi ternak dilakukan dengan pengaturan
tirai dan brooder. Bahan yang digunakan sebagai tirai adalah terpal. Brooder
menggunakan lampu bohlam yang apabila suhu tinggi maka bohlam dimatikan
dan diangkat dijauhkan dari DOC.
Suhu rata-rata dalam kandang pada minggu pertama 34oC, minggu kedua
32oC, minggu ketiga 30oC dan pada minggu keempat 28oC. Suhu tersebut bukan
merupakan comfort zone bagi ayam broiler sehingga ayam broiler sering
melakukan panting. Suhu yang baik untuk hidup ayam broiler adalah sekitar 32 0350C. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryana dan Hasbianto (2008) bahwa sistem
perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam
temperatur berkisar 32,2-350C dan kelembapan 60-70%. Awal DOC masuk tirai
ditutup selama 1 minggu dan menggunakan lampu brooder yang berfungsi
sebagai pemanas atau penghangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995)
yang menyatakan bahwa alat pemanas merupakan suatu alat yang digunakan
untuk memberi rasa hangat serta berfungsi untuk menggantikan panas tubuh yang
biasa diberikan oleh induk ayam untuk menjaga tubuh anak ayam agar tetap stabil.
Sanitasi dilakukan secara rutin setiap hari meliputi sanitasi kandang,
peralatan dan praktikan yang masuk kandang (biosecurity). Sanitasi kandang
dilakukan dengan cara membersihkan kandang setiap harinya dengan cara
menyapu sekam yang tercecer, selain itu juga membersihkan kandang luar dengan
cara menyapu halaman luar kandang dan membersihkan selokan air agar tidak
timbul bibit penyakit. Sanitasi peralatan yaitu dengan membersihkan tempat
pakan dan air minum setiap hari supaya meminimalisir ternak agar tidak terkena
penyakit baik dari jamur, bakteri, protozoa, dan virus yang dapat menimbulkan
penyakit.
Sanitasi
praktikan
(biosecurity)
dengan
cara
menyemprotkan
desinfektan ke tangan dan kaki supaya tidak membawa penyakit dari luar
kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan
bahwa tujuan dari sanitasi secara menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan
kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat menampilkan
performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992)
menambahkan bahwa penyebab dari kurang perhatian sanitasi akan menimbulkan
ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena
itu sanitasi sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.
3.2.4. Evaluasi Performance Ayam Broiler
Berdasarkan praktikum, evaluasi performance didapatkan hasil sebagai berikut:
Hasil Performance Ayam Broiler Kelompok 4
No
Peubah
1
Jumlah Ayam
2
M0
M1
15 ekor 15
(ekor)
Bobot Badan
Total (g)
627 g
2.820
Individu
41,8 g
g
188 g
ekor
(g/ekor)
Konsumsi Pakan
Total (g)
Individu
(g/ekor)
Konversi Pakan
5
6
(FCR)
Mortalitas (%)
Keseragaman
Suhu Kandang
M2
M3
15 ekor 15
0%
80%
M4
15
ekor
ekor
7.706
13.55
21.29
g
513,7
0g
903,3
0g
1419,
3g
3.150
5.434
9.840
12.94
g
210 g
g
362,26
g
656 g
6,5 g
863,1
1,1
g
1,1
1,3
g
1,47
0%
93,33
0%
66,67
0%
0%
53,3% 46,6%
(C)
Pagi
34
34
32
30
28
Siang
34
34
32
30
28
Sore
34
34
32
30
28
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
Berdasarkan tabel diatas konsumsi pakan ayam broiler tertinggi adalah
minggu ke 4 yaitu sebesar 861,3 g/ekor, dimana ayam broiler sudah masuk
kedalam fase finisher sehingga pakan yang dibutuhkan relatif lebih banyak.
Jumlah konsumsi pakan sangat mempengaruhi konversi pakan dan efisiensi
pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna dan Kartasudjana (2006) yang
menyatakan bahwa pada waktu pemeliharaan ayam broiler selama 4 minggu
dengan energi metabolis ransum 3000 kkal/kg dan protein 22%, konsumsi ransum
sebesar 2,5 kg/ekor, bobot badan yang dihasilkan berkisar 1,2-1,3 kg/ekor.
Pertambahan Bobot Badan ayam broiler yang paling tinggi berdasarkan tabel
diatas adalah pada minggu ke 4 yaitu 906 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan bobot badan selalu meningkat dari minggu pertama sampai minggu
ke 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasudjana (2006) bahwa pertumbuhan
yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian
mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa. Kecepatan
pertumbuhan dapat diukur dengan menimbang pertambahan berat badan secara
berulang setiap hari atau setiap minggu. Ditambahkan oleh Anggorodi (1985)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan ternak dimulai secara perlahan kemudian
cepat hingga pada akhirnya terhenti sama sekali dan jika digambarkan akan
membentuk kurva sigmoidal. Setelah dilakukan pemeliharaan selama 4
minggu,maka telah di dapat hasil sebagai berikut:
Data Penimbangan Bobot Badan Ayam Broiler Selama 4 Minggu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Minggu 0
37 g
46 g
34 g
49 g
42 g
42 g
41 g
39 g
Minggu 1
190 g
170 g
175 g
175 g
200 g
195 g
195 g
195 g
Minggu 2
592,5 g
595,5 g
550,5 g
510,1 g
481,9 g
533,5 g
474,8 g
550,3 g
Minggu 3
965 g
910 g
750 g
1035 g
975 g
850 g
1090 g
960 g
Minggu 4
1200 g
1435 g
1665 g
1615 g
1440 g
1730 g
1440 g
1515 g
9
10
11
12
13
14
15
42
41
46
40
42
42
44
g
g
g
g
g
g
g
220 g
200 g
175 g
190 g
170 g
185 g
185 g
(sakit)
2.820 g
559,9 g
920 g
1315 g
442,2 g
1030 g
1455 g
529,4 g
1015 g
1650 g
476,7 g
965 g
1670 g
549,7 g
885 g
1555 g
417,2 g
630 g
960 g
442
510 g
645 g (sakit)
(sakit)
(sakit)
627 g
7.706,2 13.550 g
21.290 g
g
x
41,8 g
188 g
513,74
903,33 g
1.419,33 g
g
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
Dari data bobot badan tersebut, maka dapat diketahui tingkat keseragaman dan
konversi pakan (FCR) yaitu sebagai berikut:
1. Konversi Pakan (FCR)
Konversi pakan ayam broiler minggu ke 1 sebesar 1,1 sedangkan standarnya
adalah 0,92. Minggu ke 2 sebesar 1,1 lebih rendah dari standar yaitu 1,23; minggu
ke 3 sebesar 1,3 hampir mendekati standar yaitu 1,39; dan minggu ke 4 sebesar
1,47 lebih rendah dari standar yaitu 1,74. Hal ini dapat disebabkan ayam
mengalami stres dalam menghadapi lingkungan baru, sehingga laju metaboliknya
terganggu, lingkungan kandang yang tidak bersih seperi sekam yang tidak diganti
secara teratur dan kurangnya biosecurity atau penjaga kandang yang tidak steril,
lingkungan sekitar kandang yang tidak kondusif seperti kegaduhan yang dibuat
penjaga dan terjadinya perubahan pemberian pakan yang mempengaruhi
palatabilitas ayam tersebut sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan ayam.
Kondisi lingkungan yang panas, kandang yang terlalu padat dan kotor juga
berpengaruh sehingga ayam menjadi stress.
Menurut Suprijatna dan Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa konversi pakan
rata-rata ayam broiler selama pemeliharaan sebesar 1,053. Standar konversi
ransum umur 3 minggu sebesar 1,39 dan pada umur 4 minggu yaitu 1,74.
Konversi pakan merupakan acuan untuk menilai keberhasilan peternak. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa konversi pakan
ini penting sekali dalam produksi unggas pedaging karena merupakan acuan
keberhasilan dalam beternak. (Perhitungan FCR lengkap di Lampiran)
2. Keseragaman Ayam Broiler
Berdasarkan tabel Hasil Performa Ayam Broiler, nilai keseragaman yang paling
tinggi adalah pada minggu ke 2 yaitu 93,3 %. Efisiensi yang sangat tinggi ini
disebabkan oleh rendahnya FCR pada minggu pertama yang hanya sebesar 1,1.
Nilai konversi dan efisiensi pakan pada ternak berbanding terbalik. Nilai efisiensi
pakan semakin turun ketika ternak bertambah umurnya. Hal ini disebabkan karena
semakin tua ternak akan mengalami pertumbuhan yang melambat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) bahwa semakin rendah angka
konversi pakan berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan pakan dan semakin
banyak pakan yang digunakan untuk mengatakan bobot badan per satuan berat
badan ditambahkan oleh Rasyaf (2007) yang menyatakan bahwa efisiensi pakan
berarti pakan yang dikonsumsi dapat membentuk daging, dengan kata lain
efisiensi pakan telah tercapai. (Perhitungan Keseragaman Lengkap di Lampiran)
3. Nilai Mortalitas
Nilai mortalitas pada praktikum kali ini adalah 0% dari total ayam 15 ekor.
Penyebab mortalitas yaitu lalainya peternak dalam pemberian pakan karena ayam
tersebut tertindih tempat pakan tetapi kami berhasil menjaga semua ayam broiler
sampai hari ke 28 untuk tetap hidup.
Menurut Fadilah (2006) program pencegahan penyakit erat kaitannya dengan
program sanitasi, vaksinasi dan pengobatan dini pada umur-umur tertentu ketika
gejala ayam sakit mulai tampak. Hal-hal yang dilakukan dalam program sanitasi
yaitu program biosecurity dengan cara melakukan penyemprotan disinfektan di
dalam dan di sekitar kandang secara rutin 2-3 hari sekali. Membatasi tamu keluar
masuk lingkungan farm, jika masuk lokasi farm tamu disemprot dengan
disinfektan dan membasmi binatang pembawa penyakit. (Perhitungan Lengkap
Mortalitas di Lampiran)
4. Index Performans (IP)
Dari data tersebut maka kita dapat mengetahui IP (Index Performans) adalah:
100 Mortalitas
( x BB panen )
IP=
IP=
( 1,419 kg ) (1000)
100
28 1,47
IP=
141,9
100
41,16
Rp276.705
Daftar harga bahan Ayam Broiler
Harga
(Rp)
Penggunaan
/kelompok
kecil
Biaya/kelompok
15.000
50 gram
50
Rp 15.000=Rp 750
1000
Rodalon Disinfektan (1
liter)
80.000/
l
50 ml
50
Rp 80.000=Rp 4.000
1000
7.000
8.000
9.000
1 kg
1
1
Rp 7.000
Rp 8.000
Rp 9.000
50 ml
50
Rp 22.500=Rp 1.125
1000
Nama bahan
Deterjen (kg)
22.500/
l
DOC (ekor)
4.600
15 ekor
15 Rp 4.600=Rp 69.000
Pakan (1 kg)
7.500
2,1 kg
14.000
10 gram
10
Rp 14.000=Rp 140
1000
27.000
3 gram
3
Rp 27.000=Rp 162
500
30.000
15 ekor
15
Rp 30.000=Rp 450
1000
25.000
2 gram
2
Rp 25.000=Rp 500
100
75.000
15 ekor
15
Rp 75.000=Rp 1.125
1000
35.000
0,75 ml
0,75
Rp 35.000=Rp 263
100
Gula (1 kg)
Jumlah
Rp 337.765,-
IOFC= pendapatanbiaya
IOFC=Rp 276.705Rp 337.765
IOFC=Rp 61060
= 15 x 1,419 x Rp 25.000
= Rp 532.125
Biaya
= Rp 337.765
IOFC
= Rp 532.125 Rp 337.765
= Rp 194.360
21%
19%
16%
Hari ke 1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
15
16
17
18
19
20
Pemberian Pakan
Disediakan
Sisa (g)
(g)
450
216,5
450
49,5
450 + 88,66
14,9
450 + 88,66 +
13,1
Konsumsi Pakan
Total (g)
Per Ekor (g)
233,6
400,5
523,76
540,46
15,57
26,7
34,91
36,03
14,9
450 + 88,66 +
13,1
551,76
36,78
450
450
512
596
683
773
864
956
1050
1140
1230
1320
1405
1500
1580
450
450
3150
512
596
683
773
864
956
1050
5434
1140
1230
1320
1405
1500
1580
30
30
210
34,1
39,7
45,5
51,5
57,6
63,7
70
362,1
76
82
88
93,6
100
105,3
21
1665
1665
111
Jumlah
9840
656
22
1755
1755
117
23
1845
1845
123
24
1935
1935
129
25
2025
2025
135
26
2100
2100
140
27
2160
2160
144
28
1126,4
1126,4
75,1
Jumlah
12.946,4
863,1
Sumber: Data Primer Praktikum Kelompok 4 Teknik Budidaya Peternakan, 2014
3.2.6. Vaksinasi Ayam Broiler
Berdasarkan praktikum vaksinasi yang diberikan selama pemeliharaan
Setelah 4 hari pemeliharaan, lalu di berikan vaksin tetes. Vaksin ini bisa diberikan
melalui mata, mulut, dan telinga, 1 tetes untuk satu ayam yang sehat. Setelah
dilakukan vaksinasi, air minum vitamin dapat diganti dengan air minum biasa.
Setelah satu minggu dilakukan penimbangan ayam. Di minggu ke-dua, konsumsi
pakan ayam berbeda dari sebelumnya, konsumsi pakan selalu naik setiap hari, hal
ini dilakukan untuk mendapatkan berat badan ayam yang sesuai standar untuk
panen.
Dilakukan lagi vaksinasi 4 hari setelah menimbang berat badan. Vaksinasi
yang kedua berbeda dengan sebelumnya, vaksin ini diberikan seperti air minum.
Setelah 2 jam, air minum ini wajib diganti dengan air minum biasa. Setalah itu,
dilakukan pemeliharaan secara rutin dari pemberian pakan, pemberian air minum,
penimbangan berat badan, hingga menghitung keseragaman dan FCR setiap
minggunya. Hal ini terus dilakukan rutin setiap minggu hingga ayam broiler
panen.
Proses vaksinasi dilakukan dengan tetes mata dimana vaksin dilarutkan
dalam larutan dapar kemudian dikocok sampai rata. Satu vaksin dapat digunakan
untuk 15 ekor anak ayam dengan ketentuan satu ekor satu tetes vaksin. Vaksinasi
yang kedua adalah pemberian vaksin terhadap penyakit gumboro yang dilakukan
pada saat ayam berumur 10 hari melalui air minum dan sebelum dilakukan
vaksinasi ayam dipuasakan selama 2 jam dengan tujuan agar air minum yang
dicampur vaksin dapat habis dalam waktu yang singkat. Vaksinasi yang kedua ini
menggunakan vaksin inaktif yaitu vaksin yang berisi mikroorganisme agen
penyakit dalam keadaan mati (dimatikan. Penambahan susu skim bertujuan
memberikan energi/nutrisi untuk bakteri yang ada didalam vaksin. Karena bakteri
tersebut membutuhkan makanan untuk tetap hidup. Proses vaksinasi hanya
dilakukan apabila ayam dalam keadaan sehat dan kondisi lingkungan baik.
Sesudah proses vaksinasi ayam diberi air minum yang dicampur dengan
multivitamin atau antistress untuk mengatasi keadaan stress akibat perlakuan
selama proses vaksinasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) menyatakan bahwa
vaksinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui tetes mata,
hidung, mulut dan air minum. Ditambahkan oleh Ensminger (1980) bahwa
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain NCD/ND, Invectious
Laringo Trachacitis, Fowlok, Avian Enchepalomielitis, Gumboro dan Marex.
3.2.7. Pengamatan Penilaian Ayam Broiler Hidup
Hasil Pengamatan, Penilaian, Keadaan Ayam Pedaging Hidup
No
Faktor
Klasifikasi
1.
Kondisi kesehatan
Baik
2.
Bulu
Baik
3.
Dada
Membungkuk
Baik
4.
Punggung
Tegap
Baik
5.
Baik
6.
Keadaan
Baik
(dada)
*kecuali 1 ayam broiler yang mengalami kaki bengkok. Ayam broiler tersebut memiliki
perbedaan pada kondisi kesehatan, kaki dan sayap.
1. Sebelum penangkapan ayam : cek SPM yang dibawa sopir, STNK dan
KTP supir, kemudian tanyakan mulai muat ayam agar kita dapat mengira
waktu untuk mengantung pakan.
2. Cek timbangan salter 50 kg/timbangan duduk kap 150 kg; cross cek
dengan timbangan lain yang sudah ditera.
3. Siapkan layar/sekat untuk membatasi gerak ayam.
4. Siapkan tali pengikat kaki waktu ditimbang atau keranjang angkut.
3.2.10. Saat Panen
Untuk mendapat mutu karkas yang baik dan menghindari penyusutan
bobot badan, tembolok ayam harus kosong sebelum pelaksanaan penangkapan
dengan cara menggantung tempat pakan sebelum ayam ditangkap.
Untuk menghindari memar pada paha / ayam lemas/stress, jika
pengangkutan ke truk dengan dipikul maka dari itu jarak dari tempat
penimbangan ke truk, idealnya kurang dari 40 meter.
Untuk menjaga sayap patah, memar dada/pahacara memasukkan ayam ke
dalam keranjang
bobot badan.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Simpulan
4.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Laporan Piket Ayam Broiler Kelompok 4 Minggu ke-1
Hari
ke-
Hari
Tanggal
Jam
Nama
Kegiatan
Rabu
10/09/2014
07.00
semua
10.00
semua
semua
semua
semua
semua
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Kamis
11/09/2014
06.00
kamis
11/09/2014
09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Jumat
12/09/2014
06.00
Jumat
12/09/2014
10.00
12.00
15.00
Rani,
Dini
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
membersihkan kandang +
membuat sekam yang disemprot
formalin + membersihkan
peralatan makan dan minum +
membuat chick guard +
menaburkan sekam + memasang
dan menyalakan lampu
chick in
memberi air gula 1 L
mengajarkan ayam makan dan
minum
memberi pakan
mengganti air gula menjadi air
vitamin
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
Rani,
Dini
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
memberi pakan
Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
memberi pakan
Sabtu
13/09/2014
18.00
21.00
24.00 +
3.00
06.00
Fahma
Rendy
memberi pakan
memberi pakan
Rice
semua
semua
memberi pakan
memberi vaksin tetes di mata
memberi pakan
mengganti air vit menjadi air
mineral
semua
4
Sabtu
13/09/2014
10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 + 3
Minggu
14/09/2014
06.00
Minggu
14/09/2014
10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Senin
15/09/2014
6.00
Senin
15/09/2014
10.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Selasa
Selasa
16/09/2014
16/09/2014
06.00
10.00
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Rani,
Dini
Rani,
Dini
Fahma
Rendy
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
memberi pakan
Rice
Dini,
Rani
Dini,
memberi pakan
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00 +
3.00
Rabu
17/09/2014
06.00
Rani
Dini,
Rani
Dini,
Rani
Fahma
Rendy
Rice
Dini,
Rani
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum
Hari
Rabu
Kamis
9
10
Kamis
18/09/201
4
18/09/201
4
Jumat
19/09/201
4
Jumat
19/09/201
4
Sabtu
11
Tanggal
17/09/201
4
Sabtu
20/09/201
4
20/09/201
4
Jam
Nama
Kegiatan
10.00
Dini, Rani
14.00
18.00
22.00 +
2.00
Dini, Rani
Fahma
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00
Dini, Rani
Dini, Rani
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
Dini, Rani,
Rendy
Rice
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
14.00
18.00
22.00 +
2.00
Dini, Rani
Fahma
06.00
Rice
07.00
14.00
18.00
Dini, Rendy
Dini, Rani
Fahma
Rendy
memberi pakan
12
Mingg
u
Mingg
u
Senin
13
Senin
Selasa
14
Selasa
21/09/201
4
21/09/201
4
22/09/201
4
22/09/201
4
23/09/201
4
23/09/201
4
22.00 +
2.00
Rice
memberi pakan +
melebarkan chickguard
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00
Dini
Rani
Fahma
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + minum
memberi pakan + minum +
mengambil pakan 3300g
6.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00
Dini
Rani
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi vitamin + makan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
2.00
06.00
Dini
Rani
Rice
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan + vitamin
Rendy, Rice
semua
memberi pakan
memberi pakan + minum
Hari
15
Rabu
Tanggal
24/09/201
4
Jam
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Kamis
25/09/201
4
06.00
Nama
Kegiatan
Semua
Fahma, Rendy,
Rice
Fahma, Rendy,
Rice
memberi pakan
Rice
memberi pakan
Rendy
memberi pakan
memberi pakan
16
17
18
19
20
Kamis
25/09/201
4
Jumat
26/09/201
4
Jumat
26/09/201
4
Sabtu
27/09/201
4
Sabtu
27/09/201
4
Minggu
28/09/201
4
Minggu
28/09/201
4
Senin
29/09/201
4
Senin
29/09/201
4
10.00
Dini, Rani
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Semua
Fahma
memberi pakan
memberi pakan + ganti
sekam
memberi pakan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Dini
Rani
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Rani
Dini
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Dini
Rendy
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rendy
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Dini
Rani
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
memberi pakan
21
Selasa
30/09/201
4
Selasa
30/09/201
4
Rabu
01/10/201
4
06.00
Rendy
10.00
Rani, Dini
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Rani, Dini
Fahma
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
Hari
22
Rabu
23
24
Tanggal
01/10/201
4
Jam
Nama
Kegiatan
10.00
14.00
18.00
22.00 +
02.00
Semua
Rani, Dini
Fahma
memberi pakan
memberi pakan
memberi pakan
Rice
memberi pakan
06.00
Rendy
10.00
14.00
Dini, Rani
Dini, Rani,
Rice, Rendy
18.00
22.00 +
02.00
Fahma
memberi pakan
memberi pakan +
membuat sekam +
membersihkan kandang +
mengganti sekam+
melebarkan chick guard +
menyekat yang sakit
memberi pakan
Rice
memberi pakan
Jumat
03/10/201
4
07.00
Rani
Jumat
03/10/201
4
14.00
Rani
memberi pakan +
mengecek ayam yang luka
(sayap berdarah)
Kamis
02/10/201
4
Kamis
02/10/201
4
25
26
27
28
22.00
Fahma
memberi pakan
memberi pakan + minum
+ membersihkan kandang
dan sekam
Sabtu
04/10/201
4
07.00
Dini
Sabtu
04/10/201
4
15.00
Dini
22.00
Rendy
memberi pakan +
menggantung hanging
feeder
memberi pakan
Mingg
u
05/10/201
4
08.00
Fahma
Mingg
u
05/10/201
4
20.00
Rendy
memberi pakan +
membersihkan kandang
Senin
06/10/201
4
07.00
Rendy
Senin
06/10/201
4
14.00
21.00
Dini, Rani
Rice
memberi pakan
memberi pakan
Selasa
07/10/201
4
09.00
Rice
Selasa
07/10/201
4
10.00
Rani, Dini
15.00
21.00
Rice
Rice
memberi pakan +
membersihkan kandang
memberi pakan
memberi pakan
07.00
Semua
Rabu
08/10/201
4
menimbang bobot +
memberi pakan + minum
konsumsi pakan(g)
Bobot Badan( g)
FCR 2=
Minggu 1
FCR1 =
3150 g
2820 g
= 1,1
FCR2 =
3150 g
2820 g627 g
= 1,4
Minggu 2
FCR1 =
5434 g+ 3150 g
7706,2 g
= 1,1
FCR2 =
5434 g
7706,2 g2820 g
= 1,1
Minggu 3
FCR1 =
FCR2 =
9840 g
13550 g7706,2 g
= 1,68
x berat badan, dibutuhkan 1,68 gram pakan
Minggu 4
12.946,4 g+ 9840 g+ 5434 g +3150 g
21.290 g
FCR1 =
FCR2 =
= 1,47
= 1,67
x berat badan, dibutuhkan 1,67 gram pakan
FCR1 TOTAL
FCR1 =
= 1,47
pakan
FCR2 TOTAL
FCR2 =
= 1,51
pakan
Minggu 0
37 g
46 g
34 g
49 g
Minggu 1
190 g
170 g
175 g
175 g
Minggu 2
592,5 g
595,5 g
550,5 g
510,1 g
Minggu 3
965 g
910 g
750 g
1035 g
Minggu 4
1200 g
1435 g
1665 g
1615 g
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
42
42
41
39
42
41
46
40
42
42
44
g
g
g
g
g
g
g
g
g
g
g
627 g
200 g
195 g
195 g
195 g
220 g
200 g
175 g
190 g
170 g
185 g
185 g
(sakit)
2.820 g
41,8 g
188 g
481,9 g
533,5 g
474,8 g
550,3 g
559,9 g
442,2 g
529,4 g
476,7 g
549,7 g
417,2 g
442
(sakit)
7.706,2
g
513,74
g
975 g
850 g
1090 g
960 g
920 g
1030 g
1015 g
965 g
885 g
630 g
510 g
(sakit)
13.550 g
1440 g
1730 g
1440 g
1515 g
1315 g
1455 g
1650 g
1670 g
1555 g
960 g
645 g (sakit)
903,33 g
1.419,33 g
13
x 100
15
Minggu 1
= 86,6 %
21.290 g
Persentase Keseragaman =
14
x 100
15
= 93,3 %
Minggu 2
Jumlah bobot badan = 7.706,2 g
Rata-rata = 513,74 g
10% rata-rata = 51,374 g
BA = 513,74 g + 51,374 g = 565,114 g
BB = 41,8 g 4,18 g = 462,366 g
Persentase Keseragaman =
10
x 100
15
= 66,67 %
Minggu 3
Jumlah bobot badan = 13.550 g
Rata-rata = 903,33 g
10% rata-rata = 90,333 g
BA = 903,33 g + 90,333 g = 993,663 g
BB = 903,33 g 90,333 g = 812,997 g
Persentase Keseragaman =
8
x 100
15
= 53,3 %
Minggu 4
Jumlah bobot badan = 21.290 g
Rata-rata = 1419,33 g
10% rata-rata = 141,933 g
BA = 1419,33 g + 141,933 g = 1561,263 g
BB = 1419,33 g 141,933 g = 1277,397 g
Persentase Keseragaman =
7
x 100
15
= 46,6 %
: Kurang Bagus
281 300
: Standar
301 320
: Good
321 380
: Very Good
>400
: Excelent