PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik untuk mengenal dan
mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan bagian-bagian agar lebih muda dan
praktis. Salah satu bagian yang cukup penting adalah massa tanah atau biasa
disebut juga dengan Bulk Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat
tanah dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi
yaitu berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur alamiah.Besar jenis
tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3.
Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel
tanah. Besar ini berguna untuk menghitung berat tanah dilapangan. Besar isi
ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang renggang dan poriporinya mempunyai bobot yang kecil persatuan volume. Tanah bertekstur halus
mempunyai porositas yang tinggi dan besar isi lebih mudah daripada tanah
berpasir. Tanah yang lebih padat memiliki berat isi lebih besar dibandingkan
tanah yang sama, tetapi kurang padat (Hakim dkk, 1986).
Salah satu komponen sifat fisik ini adalah kerapatan massa Bulk density.
Kerapatan massa adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume
tanah termasuk ruang pori di dalam tanah. Pentingnya mempelajarinya
kerapatan massa tanah adalah karena berhubungan dengan porositas tanah,
permeabilitas tanah dan komponen-komponen sifat fisik tanah lainnya. Berat
tanah ditentukan oleh porositas tanah dan padatan tanah yang renggang poripori mempunyai bobot kecil persatuan volume yang padat dan berbobot tinggi
persatuan volume. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan
organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik dapat
memperbesar nilai Bulk density tanah. Nilai bulk density tanah dapat
menggambarkan tekstur, struktur, lapisan pada tanah, pengelolaan tanah,
pengaruh sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai dari
kaitan pertumbuhan tanaman dengan isi tanah.Nilai Bulk density perlu diketahui
untuk menghitung berat tanah dilapangan juga untuk menentukan jenis usaha
tanah yang sesuai pada bahan-bahan yang akan diolah. Hal ini disebabkan
karena Bulk density dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, jumlah air
dan sifat lainnya. Di lain pihak, semua sifat-sifat tanah akan berkaitan dengan
model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang sesuai (Sutanto,2009)
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk
mengadakan pratikum Bulk density agar kita dapat memilih dan
mengetahui media tumbuh untuk tanaman yang akan dibudidayakan. Particle
Density tiap jenis tanah yaitu konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang
antara partikel-partikel porositas. Perbedaan kerapatan zarah atau partikel di
antara jenis-jenis tanah tidak terlalu besar, kecuali terdapat variasi yang besar
di dalam kandungan bahan organik dan komposisi dari mineral tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bulk Density
Bulk density atau kerapatan lindak atau bobot isi menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk
volume pori-pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit
meneruskan air atau menembus akar tanaman. Pada umumnya bulk density
berkisar dari 1,1 1,6 g/cc beberapa jenis tanah mempunyai bulk density
kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah Andisol), bahkan ada yang kurang dari
0,10 g/cc(misalnya tanah gambut). Bulk density penting untuk menghitung
kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada
berat tanah perhektar.(Hardjowigeno.S, 1992).
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi
partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi
bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan
akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut.
(Hanafiah K.A, 2010)
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat. Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering
dengan satuan volume tanah termasuk volume poripori tanah, umumya
dinyatakan dalam gram/cm3.(Hanafiah, K.A, 2010).
Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada
tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas,
daya menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar.
Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang
paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi
saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur,
struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam
perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi
pemupukan dan, pengolahan tanah.(Hakim. dkk, 1986).
Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah di
bandingkan dengan tanah mineral. Hal ini ditentukan atau tergantung dari sifat-
sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu dan kandungan isi tanah
itu berkisar antara 0,1 0,9 gr/cm3 (Hakim, 1986).
Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih
rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas
tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm 3. Tanah organik
memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1
gr/cm3 0,9 gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa
tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya
dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini
banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan
(Hardjowigeno, 2003).
Massa jenis padatan tanah adalah perbandingan antara massa
kepadatan terhadap volume padatannya sendiri. Pengukuran dilakukan selama
24 jam dengan suhu mutlak 105 oC atau antara 100 -110 oC. Persyaratan suhu
dan waktu serta kadar air tanah dinggap nol dan mutlak tidak akan berubah.
Bulk density pada lapisan A tanah-tanah mineral umumnya berkisar antara 1,2
1,6 gram/cm3. Tanah organik mempunyai Bulk density yang rendah hanya
dapat mencapai 0,1 gram/cm3 pada bahan organiknya. Bulk density penting
bagi kebutuhan pupuk atau pada tiap hektar tanah yang dipengaruhi tanah
perhektar. Kerapatan massa pada berbagai horizon pada tanah lempung
memperlihatkan bahwa horizon C (bahan induk) merupakan lapisan terpadat
mempunyai kerapatan massa 1,7 gram/cm 3. pembentukan struktur selama
perkembangan tanah menyebabkan horizon-horizon dibagian atas mempunyai
kerapatan massa lebih rendah dibandingkan bahan induk aslinya (Foth, 1989).
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu
tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air
atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung
kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada
berat tanah per hektar (Hardjowigeno, 1992).
Hubungan Bulk Densiy dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu
tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air
atau di tembus akar tanaman. Bulk density penting untuk menghitung
kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada
berat tanah per hektar. Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar
sering dianggap sama dengan 2.000.000 kg berat tanah (Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih
rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas
tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik
memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1
gr
/cm3 0,9 gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa
tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya
dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini
banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan
(Hardjowigeno, 2003).
B. particel density
Partikel density adalah berat tanah kering persatuan volume partikelpartikel tanah (jadi tidak termasuk pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai
partikel density yaitu 2,65 gr/cm 3. Dengan mengetahui besarnya nilai partikel
density dan bulk density, maka dapat dihitung banyaknya persentase (%) poripori tanah. Kandungan bahan organik memberikan pengaruh pada partikel
density (Hardjowigeno, 2003).
Untuk menentukan kepadatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan
untuk partikel yang kuat. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah
merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.
Hal ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering
kali dinyatakan dalam gram/cm3. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan
partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gram/cm 3 (Foth, 1994).
Kerapatan partikel (bobot partikel) adalah bobot massa partikel padat
persatuan volume tanah, biasanya tanah memiliki kerapatan partikel 2,6 gr/cm 3.
Kerapatan partikel erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan
kerapatan partikel dan kerapatan massa dapat menentukan pori-pori pada
tanah (Hanafiah, 2006).
Pada umumnya kisaran partikel density tanah tanah mineral kecil adalah
2,6-2,93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida
yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah
terdapat mineral-mineral berat sepereti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline
dan hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. besar ukuran dan
cara teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaru dengan partaken density.
Ini salah satu pebnyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density
yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya.karena banyak
mengandung bahan organik ( Hakim, 1986).
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Particle Density
Faktor- faktor yang mempengaruhi Partikel density adalah BD dan bahan
organic, semakin tinggi BD (bulk density) tanah dan bahan organic tanah maka
partikel density dalam tanah tersebut akan semakin rendah. Begitu pula
sebaliknya (Hardjowigeno, 1992).
Bahan organik sangat ringan dibandingkan dengan padatan mineral.
Adanya bahan organik dalam tanah mempengaruhi kerapatan jenis zarah.
Semakin tinggi bahan organik semakin rendah particle density. Untuk banyak
tanah mineral, kerapatan partikel akan mempunyai rata-rata sekitar 2,6 gram
per sentimeter kubik. Kerapatan ini sangat tidak beranekaragam dalam
kandungan bahan organik atau komposisi mineral (Foth, 1994).
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi proses particle density yaitu
kadar air, tekstur tanah, stuktur tanah, topografi dan bahan organik ,kelima faktor inisangat
berpengaruh dalam proses particle density dan sangat berhubungan eratsatu sama
lainnya ,dan faktor- faktor ini memiliki peranan yang amat penting.sehingga dapat kita
menarik kesimpulan bahwa semua tanpa adanya pengaruhkadar air maka proses particle
density tidak berlangsung karena air sangamempengaruhi volume kepadatan tanah, dan
jika partikel density tidak dipengaruhioleh tekstur dan stuktur maka volume kepadatan tanah
tidak kita ketahui karenatanah tersususn oleh fraksi pasir, fraksi liat dan fraksi debu sehingga
untukmengetahui volume kepadatan tanah tentulah sangat dipengaruhi oleh tekstur
dansturktur selain itu kandungan bahan organic di dalam tanah sangatlahmempengaruhi
volume kepadatan tanah .Tanah yang memiliki kandunga bahanorganic yang banyak
tentulah sangat berbedah volume kepadatan tanahnya biladibandingkan tanah yang
memiliki kandungan bahan organic yang sedikit selain itutopografi juga sangat
mempengaruhi volume kepadatan tanah jika tanah yangterletak pada topografi yang curam
maka kemampuan untuk mengikat air itu lebihrendah dibandingkan tanah yang terletak
pada topografi yang datar , apabila tanahterletak pada topografi yang curam maka
kemapuan untuk mengikat air rendah sehingga volume kepadatan tanah akan lebih besar
bila dibandingkan tanah yangmemilki toporgrafi datar (Hanafiah, 2005).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density
(PD)Tanah
Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan
volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup
lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga
mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam
pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin
berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil
(Haafiah,2007).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.
a) Tekstur
Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah
berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa
tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah
(Hanafiah, 2005).
b) Bahan Organik
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan
organik komposisinya didalam taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi
pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik
dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan bahan organik halus
(Hanafiah, 2005).
c) Struktur
C. Porositas Tanah
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanh dengan struktur
granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanahtanah dengan struktur massive (pejal).tanah denag tkstur pasir banyak
mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.(Hardjowigeno, 1987).
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang
ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro,
meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan
sebagian pori meso terisi oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi
dan drainase tanah (Sutanto,2009).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya
pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat
(Hanafiah, 2004).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai
porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat
memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar
porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan
bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai
porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan nilai partikel
densitynya (Hardjowigeno, 2003).
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik
pori mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering,
pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian
besar ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain
cenderung erat seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika
tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada
tanah bertekstur sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori
persatuan volume tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan
tanah tergantung pada keadaan tanah (Suhardi,2007).
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
tekstur tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau
bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah,
mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur
massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro
sehingga sulit menahan air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus,
memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil.
Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar
(Hardjowigeno, 2003).
Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan
tekstur. Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk
partikelnya yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai
ped. Tanah dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang
antar partikel tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir
mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori
total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang
besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat
efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang lembab dengan
drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara,
konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang
kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Kuswandi,
2005).
2. Hubungan Porositas dengan Kapasitas Pegang Air
Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang berdiameter diatas 0,2 mikron, yang
terdiri pori pemegang air berukuran diameter 0,2 8,6 mikron (4,2 pF- 2,54 pF),
pori drainase lambat berdiameter 8,6 28,6 mikron (2,54 pF 2,0 pF), dan pori
drainase cepat berdiameter diatas 28,8 mikron (2,0 pF). Air yang terdapat
dalam pori pemegang air disebut air tersedia. Umumnya antara titik layu (4,2
pF) dan kapasitas lapang (2,54 pF). Pori drainase cepat atau disebut pori aerasi
penting dalam hubungannya dengan pernafasan akar tanaman. Oleh karena itu
pori ini hendaknya dijaga agar selalu terisi udara. Bila pori aerasi diatas 10
persen volume, tanaman akan mendapat aerasi cukup, kecuali pada tanah
dengan permukaan air tanah dangkal. Kandungan bahan organik yang
tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kerapatan tanah rendah
sehinnga tingkat porositas tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Untuk menentukan apakah air atau udara dapat bergerak dengan baik di
dalam tanah atau tidak, itu harus ada kesinambungan pori-pori tanah.
Kesinambungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelas. 1) Tidak
menyambung. Masing-masing pori tanah tidak dihubungkan satu sama lain oleh
rongga yang berukuran lebih dari 0,1 mm. 2) Agak menyambung. Masingmasing pori tanah dihubungkan oleh rongga yang berukuran lebih dari 0.1 mm.
(3) Menyambung. Masing-masing pori tanah dihubungkan oleh rongga-rongga
yang berukuran paling kecil satu kelas dibawa ukuran pori-pori tanahnya
(Hardjowigeno,2003).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori
halus, pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus
berisi udara atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler. Tanahtanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini
disebabkan karena Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak
(Hardjowigeno,2003).
Kapasitas pengan air tanah umumya berada pada keadaan optimum
pada saat pori-pori tanah berukuran besar. Porositas tanah sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air tanah. Apabila tanah memiliki porositas yang tinggi
maka air akan mudah masuk ke dalam tanah, akibatnya kapasitas pegang
tanah juga meningkat. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang
tidak ditempati butiran padat. Tetapi didalamnya terdapat sejumlah ruang poripori yang di isi oleh air dan udara. Air dan udara bergerak melalui ruang poripori tersebut. Ukuran pori susunan butiran tanah juga menentukan jumlah dan
sifat pori (Kuswandi, 2005).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya
dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit
untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin
mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.
Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena
perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan
organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman
tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak
baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.
Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang
berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar
partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori
besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik
pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering,
pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya
gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Bulk density dilaksanakan pada hari Senin, 29 November 2013, di
laboratorium Kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum Bulk density adalah ring sampel,
oven, timbangan dan mistar. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
sampel tanah utuh yang telah diovenkan.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini sebagai berikut :
Contoh tanah dari pengamatan profil yaitu contah tanah utuh yang
diambil dengan ring sampel, dimasukkan ke dalam oven 2 hari sebelum
pratikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh nilai Bulk Density sebagai berikut :
Tabel 4 : Hasil Perhitungan Nilai Bulk Density
Sampel tanah
Bulk Density
Lapisan I
1,52 gr/cm3
Sumber: Data Setelah Diolah, 2011
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh nilai bulk density pada sebesar
1,52 gr/cm3. Tanah ini tergolong tanah mineral karena berada pada interval 11,6 gr/cm3. Tanah ini memiliki kandungan liat yang tinggi, dan berpori mikro
sehingga kemampuan menyimpan air lebih besar. Tanah-tanah yang bertekstur
liat memiliki kondisi tanah yang lebih halus, sehingga setiap satuan berat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar dan kemampuan menahan air
serta menyediakan unsur hara yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tekstur tanah liat memiliki sifat
yang lekat ketika basah dan ketika kering menjadi keras dengan interval 1-1,6
gr/cm3.
Selain itu, nilai Bulk Density disebabkan oleh kandungan bahan organik
yang lebih tinggi di lapisan atasnya dan memiliki pori-pori yang renggang.
Tanah yang renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil persatuan volume
dan tanah padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat isi ditentukan
oleh padatan tanah dan porositas. Padatan tanah sangat berpengaruh, dimana
tanah yang lebih padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar daripada
tanah yang kurang padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985)
yang menyatakan bahwa porositas berpengaruh dalam menentukan nilai bulk
density tanah, apabila pori-pori tanah besar atau tinggi maka nilai bulk density
kecil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diamati, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Praktikan telah dapat mengetahui cara menetapkan BD/PB
2. Dapat mengetahui dan melihat perbedaan nilai BD/PD
3. Dapat mengetahui porositas tanah
B. Saran
Sebaiknya tanah yang memiliki Bulk Density tinggi dapat dijadikan
sebagai lahan Pertanian karena memgandung bahan organik yang tinggi,
sehingga aerasi dalam tanah menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Foth H.D., 1989. Dasar- Dasar llmu Tanah.
Press,Yogyakarta.
Hanafiah, K.A.2005. Dasar-dasar ilmu tanah. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
Hanafiah, K.A.2012. Dasar-dasar ilmu tanah. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
Hakim, 1986. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hardjowigeno, S., 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Kuswandi.2005.Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Suhardi.2007.Dasar-dasar bercocok tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Sutanto, Rahcman.2009. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan Bulk Density :
= 1,52 gr/cm3
gr/cm3