PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernikahan merupakan suatu hal yang penting dan mulia untuk mengatur
kehidupan rumah tangga dan keturunan. Disamping itu, pernikahan merupakan
salh satu asas pokok hidup yang utama dalam pergaulan masyarakat. Tanpa
pernikahan tidak akan terbentuk rumah tangga yang baik, teratur, dan bahagia
serta akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan dalam masyarakat. Misalnya,
manusia tidak dapat mengekang hawa nafsunya, sehingga timbul pemerkosaan
dan bencana di masyarakat.
Yang tidak kalah penting dari itu adalah bahwa pernikahan merupakan salah
satu bentuk pelaksanaan perintah Allah SWT., dan rasul-NYA. Bahkan Rasulullah
SAW, mencela orang yang tidak mau menikah dengan menyatakan bahwa orang
tersebut bukan termasuk kaumnya.
Demikian
pentingnya
pernikahan
hingga
Rasulullah
SAW,
sangat
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Nikah artinya suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang lakilaki dan perempuan yang bukan muhrim dan menimbulkan hak dan kewajiban
berkeinginan
hendak
menikah,
hendaklah
dia
menikah
karena
sesungguhnya pernikahan itu akan memejamkan mata, terhadap orang yang tidak
halal dilihatnya dan akan memeliharanya dari godaan syahwat. Dan barang
siapa yang tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa karena dengan puasa
hawa nafsunya terhadap perempuan akan berkurang. (H.R. Bukhari dan
Muslim)
B. HUKUM PERNIKAHAN
Pada dasarnya pernikahan itu diperintahkan atau dianjurkan oleh syariat.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-quran surah An-Nisa, ayat 3.
Artinya : maka kawinilah perempuan-perempuan yang kamu nikahi dua, tiga, dan
empat, tetapi jika kamu kuatir tidak dapat berlaku adil (antara perempuanperempuan itu), hendaklah 1 saja.atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Dilihat dari keadaan orang yang akan melangsungkan pernikahan, maka hukum
nikah itu dibagi menjadi 5 :
a. Jaiz atau Mubah,
yaitu diperbolehkan, dan inilah yang menjadi hukum asal pernikahan.
b. Sunnah,
Yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk menikah dan
mempunya
bekal hidup
untuk membiayai
orang yang
menjadi
F. PELAKSANAAN PERNIKAHAN
Pernikahan dinyatakan sah apabila terkumpul rukun-rukunnya, yaitu :
1. Ada calon suami
2. Ada calon isteri
3. Ada wali nikah dari pihak calon isteri
Wali nikah terdiri dari wali nasab (wali yang diambil dari garis
keturunan/pertalian darah) dan wali hakim (penguasa). Tetapi wali hakim
hanya dapat bertindak apabila wali nasabnya:
a. Gaib (tidak dapat hadir pada saat ijab dan kabul)
b. Tawari (wali membandel tidak mau menikahkan)
c. Para wali saling berselisih.
d. Tidak mempunyai wali nasab.
Adapun wali terdiri atas:
a. Wali mujbir, yaitu wali yang berhak memaksa.
b. Wali akbar, yaitu wali yang lebih dekat hubungan pertalian darahnya
dengan mempelai wanita.
c. Wali abad, yaitu wali yang sudah jauh hubungan pertalian darahnya
dengan mempelai wanita.
4. Ada 2 orang saksi laki-laki
5. Ada ijab dan kabul
Disamping hal-hal tersebut, masih terdapat hal-hal yang harus ada dalam suatu
pernikahan, yaitu sbb:
a. Mahar, yaitu suatu pemberian wajib dari calon suami kepada calon isteri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah berjudul pernikahan ini adalah bahwasanya
hal ini penting untuk diketahui baik oleh penuntut ilmu, maupun
masyarakat umum, agar melalui pernikahan yang sesuai dengan syariat
islam, dapat terlahir generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas.
B. SARAN
Adapun saran disampaikan kepada seluruh penuntut ilmu, agar tetap
mempelajari ilmu-ilmu agama seperti hal yang disampaikan pada makalah
ini. Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan para
penuntut ilmu, AAMIIN YAA RABBAL AALAMIN.
DAFTAR PUSTAKA