PENDAHULUAN
etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk
dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan
terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan
untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan
mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang
kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan
komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication,
internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut
rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen
pengaturannya.
Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi
dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan
(finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan
(customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi
harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara
efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam
rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai
jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur,
gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku,
persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi.
Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap
fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk
untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam
beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab
mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai
persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk
1. 2
1. 3
EKMA4371/MODUL 1
Kegiatan Belajar 1
1. 4
bila semuanya dilakukan dengan baik maka efisiensi biaya akan diperoleh
untuk sebuah rantai pasok sehingga dapat digunakan sebagai strategi bersaing
terhadap kompetitor lain.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat
tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang
diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada
tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara
keseluruhan yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang
diinginkan.
b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian
biaya.
c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak di dalamnya, baik
secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi
permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan
manufaktur dan suplier, tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti
konsumen, retailer, wholesaler, produsen maupun transporter produk.
Gambar 1. 1.
Aliran Material, lnformasi, dan Rnansial dalam ~
EKMA4371/MODUL 1
1. 5
1. 6
EKMA4371/MODUL 1
1.
2.
3.
4.
1. 7
Awal rantai pasok dari pabrik kertas adalah hutan kayu yang
menghasilkan bahan untuk kertas atau gudang bahan yang didaur ulang
yang mengawali proses pembuatan kertas tersebut.
Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan
baku dapat diproses menjadi kertas. Bahan penolong banyak sekali,
misalnya air yang berlimpah, bahan kimia yang banyak jenisnya, plastik
dan alat pengikat untuk mengepak.
Di samping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis
peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal
rantai pasoknya adalah pabrik pembuat peralatan, material, dan suku
cadang tersebut.
Pada dasarnya terdapat puluhan dan mungkin ratusan pemasok dan
suppliers' supplier (sub-suppliers) yang terlibat.
1. 8
c.
d.
EKMA4371/MODUL 1
1. 9
1. 10
f.
g.
h.
EKMA4371/MODUL 1
1. 11
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan beriku t!
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
1. 12
RANGKUMAN
Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas
yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku
menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan
barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang
efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok
akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke
konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan
jumlah produknya.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga
aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.
1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer.
2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap
pengendalian biaya.
3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
EKMA4371/MODUL 1
1. 13
1.
2.
3.
4.
Inl.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1. 14
TES FORMATIF 1
2)
3)
4)
EKMA4371/MODUL 1
1. 15
5)
6)
Hasil proses bahan baku untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi disebut barang ....
A. setengah j adi
B. penolong
C. komoditas
D. proyek
7)
8)
9)
1. 16
1. 17
EKMA4371/MODUL 1
Kegiatan Belajar 2
1.
1. 18
3.
Tipe Distribusi
Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk
menyediakan produk bagi para konsumen, yaitu sebagai berikut.
a.
Distribusi intensif
Distribusi intensif memiliki arti bahwa produk-produk yang
didistribusikan dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir.
Distribusi intensif cocok untuk produk-produk, seperti permen karet,
minuman ringan, roti, film dan rokok, ketika faktor utama yang
mempengaruhi keputusan pembelian adalah convenience (kesenangan).
Produk-produk industri lain yang membutuhkan distribusi intensif, misalnya
industri dalam penyediaan alat tulis, seperti pensil, penjepit kertas, tipe
transparan, map file, kertas ketik, master transparansi. Distribusi intensif
lebih melibatkan saluran-saluran tidak langsung dengan dua atau lebih
perantara.
b.
Distribusi selektif
Distribusi selektif cocok untuk toko yang dapat menjual produk terbatas,
tetapi tidak untuk tingkat yang eksklusif. Dengan cara berhati-hati memilih
pedagang grosir dan retail, pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening
yang lebih menguntungkan dan mengembangkan hubungan kerja yang solid
untuk meyakinkan bahwa produk dijual selayaknya. Hal ini dapat juga
dilakukan dengan membatasi sejumlah toko retail jika produk dijual dengan
pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan yang optimal. Distribusi
selektif dapat digunakan untuk produk yang dikategorikan, seperti sandang,
peralatan, televisi, perlengkapan stereo, perabotan rumah, dan perlengkapan
olahraga.
c.
Distribusi eksklusif
Distribusi eksklusif apabila sebuah toko tunggal diberikan hak eksklusif
untuk menjual produk pada daerah tertentu. Produk-produk, seperti otomobil,
beberapa peralatan utama, beberapa jenis perabotan, beberapa macam
pakaian tertentu yang memiliki tingkat loyalitas merek pelanggan yang tinggi
dapat disalurkan secara eksklusif. Umumnya, distribusi eksklusif dilakukan
EKMA4371/MODUL 1
1. 19
B. KARAKTERISTIK PRODUK
Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat
pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya
distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk
tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan
aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama
dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir
produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai
pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai
pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok
melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan
proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam.
Terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik
produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang yaitu sebagai berikut.
1.
1.20
2.
Produk teknis yang tinggi biasanya membutuhkan peragaan oleh tenagatenaga penjualan selain penyediaan pelayanan pra-pembelian dan pascapembelian. Selain itu juga dibutuhkan komponen-komponen perbaikan untuk
dijadikan stok. Produk-produk teknis misalnya komputer rumah, komponen
stereo mewah, perlengkapan kamera dan video yang mahal, mobil-mobil
sport mewah dan beberapa produk industri lainnya. Pada umumnya,
kebijakan saluran langsung dan selektif atau distribusi eksklusif digunakan
untuk jenis-jenis produk tersebut.
3.
4.
5.
Pada umumnya, produk-produk berat dan low-value dibatasi pada pasarpasar yang berdekatan dengan letak produksi. Produk-produk ini sering
membutuhkan kemampuan penanganan material yang khusus. Dengan
EKMA4371/MODUL 1
1. 21
6.
Mosiman (Seasonality)
Untuk beberapa produk tertentu, volume penjualan ramai pada masamasa tertentu dalam setahun, misalnya produk seragam sekolah hanya ramai
pada saat tahun ajaran baru dimulai. Pada kasus lainnya, bahan mentah
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, hanya dapat tersedia pada masa-masa
tertentu. Kedua kasus tersebut membutuhkan penyimpanan out-of-season.
Pengusaha harus menginvestasikan ke gudang-gudang, menggunakan pihak
ketiga atau menyediakan insentif pada perantara yang mengurus fungsi
penyimpanan. Sebagai contoh, pengusaha dapat menawarkan diskon
musiman ataupun pengiriman persediaan ke para pedagang grosir atau retail
yang setuju untuk menerima pengiriman awal.
1. 22
9.
Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth
of The Product Line)
Jenis kelebaran dan kedalaman sebuah produk dapat mempengaruhi
rancangan rantai pasok. Seorang pengusaha dengan nilai per unit produk
yang rendah dapat menggunakan distribusi intensif dengan penjualan
langsung jika produk mampu untuk menghasilkan volume penjualan yang
relatif besar. Contohnya pengusaha bahan makanan seperti Kellog's dan
General Foods menggunakan distribusi intensif. Umumnya, seorang
pengusaha dari lini produk yang terbatas akan menggunakan pedagangpedagang grosir untuk mencapai pasar yang memadai dengan harga yang
pantas.
C. KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK
Setelah Anda mempelajari tentang pengelolaan aliran rantai pasok serta
karakteristik produk maka bahasan kita selanjutnya adalah mengenai kinerja
manajemen rantai pasok. Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua
aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara
kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau prosentase dari aktivitas
pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran
kinerja adalah sebagai berikut.
a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang
mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di
antara tiap-tiap channel).
c. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di
dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas kinerja
yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian atas
proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur tersebut.
Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai
dari pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau
disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat
kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam
rantai pasok (lndrajit dan Djokopranoto, 2002):
EKMA4371/MODUL 1
1.23
1.
Supplier (chain 1)
Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan sumber
penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di mana mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang
dagang.
Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer
yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi
untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying
cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
2.
3.
4.
5.
1.24
Customer
Retailer
Distributor
Manufacturer
Supplier
Gambar 1.2.
Mat a Rantai SJpply Chain
1.25
EKMA4371/MODUL 1
tangan tenaga kerja, teknologi, serta nilai-nilai lain yang ditambahkan selama
proses produksi. Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah:
Nilai rata-rata
persediaan agregat + (Jumlah unit item B yang ada) (Nilai tiap-tiap item B)
Dengan menjumlahkan seluruh item dalam persediaan, nilai total ini
berarti seberapa banyak aset perusahaan ada pada persediaan. Perusahaan
manufaktur biasanya memiliki sekitar 25 persen total aset mereka dalam
persediaan, sedangkan untuk pedagang besar dan pengecer rata-rata berkisar
75 persen. Untuk beberapa hal, manajer dapat menentukan apakah nilai
agregat persediaan terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan data historis,
perbandingan dalam industri maupun pertimbangan manajer sendiri.
Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan
cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per
minggu berdasar biaya (at cost). Pada beberapa operasi perusahaan yang
memiliki persediaan rendah, penilaian secara harian ataupun jam dapat
dilakukan dan akan memberikan akurasi yang lebih baik. Perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri automobil menggunakan dasar
penilaian produk akhir per dua bulan. Nilainya bervariasi antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Pengukuran secara mingguan adalah:
Minggu pasokan
1.26
20.000.000
10 4 .
Minggu pasokan =
= , nunggu
(100.000.000) I (52 minggu)
100.000.000
.
Perputaran persed1aan =
= 5 perputaran/tahun
20.000.000
Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan
pengukuran terhadap biaya, pengiriman, kecepatan, dan kualitas. Pengukuran
operasi ini dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan. Tabel 1.1.
menunjukkan pengukuran ini. Anak panah menunjukkan indikasi arah
perubahan atas pengukuran keuangan jika pengukuran operasional rantai
pasok berubah.
Tabel 1. 1.
Kait an Pengukuran Ki nerj a Rant ai Pasok dengan Pengukuran Keuangan
Pengukuran O:>erasional
Nilai agregat persediaan
Minggu pasokan
Perputaran persediaan
Biaya produksi dan material
t
t
i
t
Pengukuran
Current assets
Modal kerja
Modal kerja
Contribution rna~ 7in
Keuan an
t
t
t
i
1.27
EKMA4371/MODUL 1
Pengukuran Operasional
Persentase kerusakan
Persentase ketepatan pen1 iriman
Waktu pen emban an produk baru
Supplier lead times
t
;
'
1.28
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
EKMA4371/MODUL 1
1.29
i)
Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth
of The Product Line).
4) Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan
permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya
adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan
pelanggan oleh perusahaan.
5) Tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok.
a) Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik
(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
b) Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi
di antara tiap-tiap channel).
c) Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
RANGKUMAN
Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus
diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap
mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan
pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.
1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).
2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).
3. Tipe Distribusi.
a. Distribusi intensif.
b. Distribusi selektif.
c. Distribusi eksklusif.
Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku
masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan,
misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu.
Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus
mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan
kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang
dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada
penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan
karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang
seharusnya dianalisis oleh perancang:
1. Nilai Produk (The Product's Value).
2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product).
3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).
1.30
4.
5.
6.
7.
8.
9.
lr
' lr
i
~
~
i
~
~
EKMA4371/MODUL 1
1. 31
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
Tipe distribusi yang memberikan hak khusus kepada sebuah toko tunggal
untuk menjual produk pada daerah tertentu disebut distribusi ....
A. selektif
B. eksklusif
C. intensif
D. inklusif
4)
5)
1. 32
6)
7)
8)
Ti ngkat Rata-rata
15.000
2.500
3.000
4
5
5.000
4.000
Rp14.000,00
Rp18.000,00
Barang akhir
6
7
2.000
1.000
Rp48.000,00
Rp62.000,00
Kategori
Bahan baku
1.33
EKMA4371/MODUL 1
9)
1.34
Formatif 1
A
c
c
D
B
A
A
D
c
A
Tes
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Formatif2
B
c
B
D
A
B
D
A
c
c
Ti ngkat Rata-rata
15.000
2.500
3.000
5.000
4.000
2.000
1.000
X
X
X
X
X
X
X
Nilai Total
Rp 45.000.000,00
Rp 12.500.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 70.000.000,00
Rp 72.000.000,00
Rp 96.000.000,00
Rp 62.000.000,00
Rp360.500.000,00
5,5
EKMA4371/MODUL 1
1.35
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 2
PENDAHULUAN
istribusi produk berkaitan dengan proses penyampaian produk yang
telah dipesan oleh konsumen dari perusahaan, pengiriman bahan baku
ke lokasi produksi, pemindahan bahan baku ke departemen lain untuk
diproses menjadi barang setengah jadi untuk kemudian dipindahkan lagi ke
departemen selanjutnya supaya bisa diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
Pelaksanaan distribusi produk membutuhkan strategi yang efisien supaya
menghindari kerugian-kerugian yang sebenamya bisa dihindari. Strategi
distribusi adalah strategi penyediaan barang-barang bagi para langganan
potensial. Strategi ini meliputi pemilihan jalan atau saluran liku-liku para
perantara pemasaran yang membentuk struktur distribusi. Dalam tahap awal
strategi distribusi ini, produsen berusaha mengenali saluran-saluran distribusi
yang paling efektif untuk mencapai pasar yang hendak dilayani.
Pada Modul 2 ini, akan dibahas mengenai distribusi dan transportasi
dalam rantai pasok. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar distribusi dalam
manajemen rantai pasok serta mampu menjelaskan pemilihan jalur distribusi
yang efisien. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan
mampu menjelaskan:
1. terj adinya proses dasar distribusi produk dari produsen sampai
konsumen dengan memperhatikan faktor distribusi dan penyerahan
produknya untuk penilaian kinerja rantai pasok yang ada;
2. model penjadwalan produksi yang dikaitkan dengan penyerahan produk
ke konsumen;
3. model pasar dan rantai persediaan (inventory);
4. jenis-jenis distribusi generik;
5. manajemen logistik;
6. pengendalian biaya logistik.
2.2
Kegiatan Belajar 1
EKMA4371/MODUL 2
c.
d.
e.
2.3
saluran distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain
untuk mendapatkan biaya yang efisien.
Product availability: ketersediaan akan produk tersebut ketika
permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan.
Hal ini biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu, contoh untuk produk
yang fast moving consumer goods pada saat hari besar agama ataupun
tahun baru. Peramalan tentang peningkatan penjualan sangat penting
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan waktu yang
terbatas.
Costumer experience: kemudahan konsumen mendapatkan produk dan
menggunakan produk tersebut. Sebagai contoh, jika produk
dikategorikan sebagai produk konsumsi maka permintaan pasar akan
produk tersebut dalam kapasitas atau volume yang banyak.
Time to market: waktu yang dibutuhkan pasar untuk bisa menerima dan
merespon produk tersebut, ketika ada produk baru. Saluran atau jaringan
distribusi harus memperhitungkan masalah ini karena jika peramalan
akan terserapnya produk baru meleset jauh maka produk tersebut
biasanya akan disebut produk gagal oleh pasar.
2. 4
1.
Desain Produk
Pemilihan dan desain menyangkut komponen yang diperlukan untuk
membangun produk berdasar pada teknologi yang tersedia dan kebutuhan
capaian produk. Seringkali sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana
perancangan suatu produk dan pemilihan komponennya yang berpengaruh
terhadap rantai persediaan untuk membuat produk tersebut. Ketika
mempertimbangkan desain produk dari suatu perspektif rantai persediaan
maka tujuan mendesain produk adalah agar komponen menjadi lebih sedikit,
desain sederhana dengan konstruksi modular. Melalui penentuan desain
produk yang tepat, komponen yang diperlukan dapat diperoleh melalui para
penyalur yang tepat pula. Selain itu, persediaan dapat dijaga dalam
penempatan yang sesuai pada rantai persediaan.
Rantai persediaan memerlukan desain produk yang tepat untuk
mendukung suatu produk yang fleksibel sehingga memungkinkan produk
akan berhasil di pasar. Perakitan produk sangat terkait dengan komponen
yang kompleks. Keterlambatan penyerahan komponen dari para penyalur
dapat menurunkan nilai produksi. Untuk itu, diperlukan persediaan cadangan
barang jadi untuk mengganti kerugian. Sering kali pula diperlukan beberapa
penyalur baru untuk menyediakan komponen produk.
Desain produk akan menggambarkan bentuk rantai persediaan dan
mempunyai dampak besar pada ketersediaan biaya. Kerja sama yang baik
antara bagian pengadaan desain produk dan orang-orang pabrikasi dalam
perancangan suatu produk dapat menciptakan produk yang akan
menguntungkan dan sukses. Pengembangan produk ini harus dikaitkan
dengan kebutuhan pelanggan sehingga harus mengusahakan harga yang
terbaik. Dampaknya, harga dari para penyalur juga harus diusahakan untuk
mendapatkan harga yang terbaik. Dalam mendesain suatu produk yang baik,
dikoordinasikan tiga perspektif, yaitu desain, pengadaan, dan pabrikasi,
sehingga dapat dibentuk suatu rantai persediaan yang efisien. Hal ini akan
mempercepat waktu penyampaian produk ke pasar sekaligus mampu
menciptakan produk yang bersaing.
2.
Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan kapasitas
(peralatan, tenaga kerja dan fasilitas) dengan pekerjaan yang diperlukan
EKMA4371/MODUL 2
2.5
Di mana
R = waktu untuk suatu produk
P = jumlah unit produk dalam persediaan
D = permintaan produksi dalam unit untuk satu minggu atau hari
2. 6
3.
Manajemen Pemesanan
Manajemen pesanan merupakan proses tentang informasi pesanan dari
pelanggan ke pengecer kemudian ke distributor melalui rantai persediaan.
Proses ini juga meliputi informasi tentang penyerahan pesanan, penggantian
produk, dan pemesanan kembali sampai ke pelanggan dalam rantai
persediaan.
Pesanan pembelian ke suatu perusahaan berdampak pada adanya
pesanan ke persediaan perusahaan itu sendiri dan pesanan ke penyalur
lainnya. Jika pesanan hanya diperoleh dari persediaan maka aktivitas dalam
pemesanan adalah memasukkan pesanan pembelian pelanggan ke dalam
suatu daftar pengepakan dan faktur. Tetapi jika pemesanan memerlukan
produk dari para penyalur lainnya maka pesanan pembelian dari pelanggan
yang asli diubah menjadi pesanan pembelian dari penyalur awal ke penyalur
berikutnya.
Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa dalam memenuhi
permintaan konsumen memerlukan aktivitas yang kompleks. Perusahaan
akan berhadapan dengan berbagai strata penyalur, penyedia jasa, dan saluran
distribusi. Kompleksitas ini mempunyai dampak atas perubahan cara
penjualan produk, peningkatan layanan, pemenuhan harapan pelanggan, dan
kemampuan merespons dengan cepat permintaan pasar.
Proses manajemen pesanan harus dilakukan agar dapat memenuhi
permintaan konsumen dengan selalu memberikan informasi kepada pekerja
sehingga dapat diambil tindakan korektif. Salah satu pengelolaan yang dapat
dilakukan adalah pengotomatisasian pesanan rutin serta ditangani secara
khusus. Oleh karena itu, kompleksitas rantai persediaan dan permintaan pasar
dalam manajemen pesanan merupakan suatu proses yang harus
dikembangkan dengan cepat.
4.
Penjadwalan Penyerahan
Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh
pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Berkaitan
dengan penjadwalan penyerahan yang berkaitan dengan transportasi maka
ada dua jenis metode penyerahan yaitu penyerahan langsung dan penyerahan
milk run.
EKMA4371/MODUL 2
2.7
a.
Penyerahan langsung
Metode penyerahan ini dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu
memilih jalur yang paling pendek. Penjadwalan penyerahan jenis ini
melibatkan keputusan tentang kuantitas pengiriman dan frekuensi penyerahan
ke tujuan. Keuntungan metode penyerahan ini adalah adanya kesederhanaan
koordinasi penyerahan dan operasi karena metode ini memindahkan secara
langsung produk dari lokasi pembuatan atau penyimpanan. Penyerahan jenis
ini efisien jika dilakukan berdasarkan kuantitas pesanan ekonomis serta
pemilihan j enis transportasi yang tepat.
b.
2.8
1.
Kuadran Pertama
Dalam suatu pasar yang berkembang, permintaan dan penawaran rendah
dan tidak pasti. Pasar ini pada umumnya adalah pasar yang baru muncul.
Pasar ini diciptakan oleh teknologi baru yang tersedia atau oleh
kecenderungan sosial dan ekonomi yang menyebabkan suatu kelompok
pelanggan merasakan adanya kebutuhan. Peluang dalam suatu pasar yang
berkembang adalah adanya persekutuan antarpemain dalam pasar dan dalam
rantai persediaan.
2.
Kuadran Kedua
Pasar maju adalah suatu pasar jika permintaan lebih tinggi dibanding
persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti. Peluang dalam
suatu pasar maju adalah menyediakan layanan kepada pelanggan yang lebih
tinggi dan terukur oleh pesanan dan penyerahan tepat waktu. Pelanggan di
dalam suatu pasar seperti ini adalah pelanggan yang dapat dipercaya dan
bersedia membayar harga premi untuk keandalan.
3.
Kuadran Ketiga
Di suatu pasar mantap/mapan, permintaan dan penawaran tinggi dan
begitu dapat diramalkan. Ini adalah suatu pasar yang terbentuk jika
permintaan dan penawaran seimbang. Perusahaan perlu memusatkan atas
pengecilan biaya penjualan dan persediaan dalam pemeliharaan untuk
layanan pada pelanggan.
4.
Kuadran Keempat
Pada pasar dewasa, persediaan lebih tinggi dibanding permintaan yang
ada. Permintaan stabil atau pelan-pelan jatuh karena adanya kompetisi
oversupply, permintaan nampak tidak pasti dari sisi penyalur di pasar ini.
Pelanggan dapat memperoleh kenyamanan karena mereka dapat membeli
suatu produk yang murah.
EKMA4371/MODUL 2
a.
2.9
2.10
2. 11
EKMA4371/MODUL 2
...
...
...
...
... ...
\
\
\
...
...
... ... ...
"' "'
"'
"'
\
\
\
\
Retailer
"'
"'
Customers
-------~
Aliran informasi
Aliran produk
Gambar 2.1.
Distribusi dengan arect 91ipping (Drop 91ipping)
2)
2.12
''
''
Retailer
Customers
-------~
Aliran informasi
Aliran produk
Gambar 2.2.
Distribusi dengan Pengiriman Lagsung melalui Produk Transit (f1rect
Ehipping and In-transit Merge)
3)
2.13
EKMA4371/MODUL 2
--------
Aliran informasi
Warehouse storage
by distributor/retailer
"
"
"
"
"
''
''
Aliran produk
''
Customers
Gambar 2.3.
2.14
4)
2.15
EKMA4371/MODUL 2
Factories
Distributor/retailer warehouse
1
I
I
I
I
\
I
\
\
\
\
Customers
-------
Aliran informasi
Aliran produk
Gambar 2.4.
Di st ri busi dengan Pendekat an Produk ke Konsumen
(Ostributor Sorage with Last Mile Delivery)
5)
2.16
,
,,
,,
' '
",
\
\
'
I
\
I
\
,
,, '
,"
"
"
.)."
'
'
<"
"
,."
'
.....
'
I
I
I
\\
_____...,_
I
I
Cross Dock DC
Retailer
Aliran produk
I
I
I
Aliran konsumen
Pick Up Sites
Customers
Gambar 2.5.
Distribusi dengan Pengambilan Langsung oleh Konsumen
(Manufacturer/ Distributor Elorage with Customer Pickup)
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian distribusi!
2) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan distribusi!
3)
4)
5)
EKMA4371 /MODUL 2
2. 17
2)
3)
4)
5)
2.18
RANGKUMAN
Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil
untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok
sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu
muncul di antara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap
perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masingmasing walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang
sama.
Faktor yang mempengaruhi distribusi:
a. Response time
b. Product variety
c. Product availability
d. Costumer experience
e. Time to market
Desain produk berkaitan dengan rantai persediaan. Desain produk
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan efisiensi
komponen serta desain yang sederhana agar dapat ditentukan penyalur
yang tepat.
Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan
kapasitas (peralatan, tenaga kerj a, dan fasilitas) dengan pekerj aan yang
diperlukan untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan
dan efisien.
Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan
berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan
digunakan. Ada dua jenis metode penyerahan, yaitu metode penyerahan
langsung dan metode milk run.
Keberhasilan rantai persediaan juga dipengaruhi oleh jenis pasar
yang terdiri dari empat jenis pasar, yaitu pasar berkembang, pasar maju,
pasar mantap/mapan, dan pasar dewasa.
Model generik distribusi produk terdiri dari pengiriman langsung
(drop shipping), pengiriman langsung melalui produk transit (direct
shipping and in transit merge), distribusi produk melalui keagenan
distributor (distributor storage with package carrier delivery), distribusi
melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan
distributor (distributor storage with last mile delivery), distribusi dengan
pengambilan langsung oleh konsumen (manufacturer/distributor storage
with customer pickup).
2.19
EKMA4371/MODUL 2
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4)
Jenis pasar ketika permintaan dan penawaran rendah dan tidak pasti
merupakan jenis pasar ....
A. mapan
B. dewasa
C. maju
D. berkembang
5)
Jenis pasar yang berada pada kondisi permintaan lebih tinggi dibanding
persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti disebut
pasar ....
A. mapan
B. dewasa
yang
mempengaruhi
distribusi,
2.20
6)
C. maju
D. berkembang
Kategori pengukuran pasar yang mengacu pada kemampuan suatu
perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar
menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai disebut ....
A. layanan pelanggan
B. efisiensi internal
C. pengembangan produk
D. efisiensi ekstemal
7)
8)
9)
10) Model distribusi produk yang lebih bersifat top-down di mana para
produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan ke principal atau
distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau
negara tertentu disebut distribusi ....
A. langsung
B. langsung melalui transit distributor
2.21
EKMA4371/MODUL 2
C. penyimpanan distributor
D. produk melalui keagenan distributor
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
2.22
Kegiatan Belajar 2
2.23
EKMA4371/MODUL 2
...
...
...
Gambar 2.6.
Li ngkup rvbnaj em en Logi st i k
acqu1s1 Jon
storage
PrOd I
2.24
waktu yang digunakan di setiap tahap/fase maka akan semakin besar biaya
yang dikeluarkan. Sebaliknya, semakin pendek waktu digunakan di setiap
tahap/fase maka akan semakin sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Hal ini
berarti bahwa proses yang lebih cepat tersebut juga dapat digunakan sebagai
dasar penentuan harga yang lebih murah.
Berkaitan dengan biaya, Gambar 2.7 menunjukkan kurva nilai biaya
pada setiap tahap dalam rantai pasok.
Gambar 2. 7.
Aspek Ni Iai Tam bah Logi st i k
1.
2.
3.
00
4.
EKMA4371/MODUL 2
2.25
2.26
Kumpulan berbagai fasilitas dan akti vitas di dalam rantai pasok dapat
dikelola dengan baik dengan melakukan desain jaringan yang tepat.
Keputusan mengenai desain jaringan dalam rantai pasok, meliputi lokasi
pabrik, lokasi penyimpanan, fasilitas transportasi, alokasi kapasitas, serta
fungsi masing-masing fasilitas. Desain jaringan rantai pasok meliputi
keputusan mengenai:
1. Peran masing-masing fasilitas
Peran fasilitas meliputi keputusan mengenai peran apakah yang harus
dijalankan oleh setiap fasilitas? Serta, proses apakah yang dijalankan di
setiap fasilitas?
2. Lokasi fasilitas
Lokasi fasilitas meliputi penentuan di manakah fasilitas-fasilitas yang
diperlukan harus dibangun?
3. Alokasi kapasitas
Alokasi kapasitas meliputi keputusan mengenai seberapa banyak
kapasitas harus dialokasikan di setiap fasilitas?
4. Alokasi pasar dan pasokan
Alokasi pasar dan pasokan berkaitan dengan keputusan mengenai pasar
mana saja yang harus dilayani oleh setiap fasilitas? Serta, dari mana
saj akah sumber pasokan untuk setiap fasilitas?
Keseluruhan desain jaringan saling berpengaruh satu dengan yang
lainnya sehingga harus sama-sama mendapat perhatian. Keputusan mengenai
peran masing-masing fasilitas perlu mendapat perhatian karena berkaitan erat
dengan usaha perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen. Contohnya,
Toyota mendirikan pabrik di setiap negara untuk setiap pasar yang
dilayaninya. Keadaan ini mengakibatkan pada tahun 1997, setiap pabrik
Toyota hanya mampu melayani pasar lokalnya saja. Kondisi ini menjadi
masalah besar ketika pada akhir tahun 1990-an, resesi ekonomi melanda
Asia. Permintaan dari negara-negara di Asia menjadi semakin menurun yang
mengakibatkan pabrik-pabrik lokal di Asia mengalami kapasitas menganggur
yang cukup besar. Sementara di negara-negara lain, permintaan terhadap
produk Toyota tetap tinggi, bahkan berlebih. Kelebihan permintaan ini tidak
dapat dipenuhi oleh pabrik-pabrik di Asia karena setiap pabrik di setiap
negara di Asia memiliki kekhususan untuk memproduksi permintaan di
negaranya. Berdasarkan kondisi tersebut, saat ini Toyota mengembangkan
pabrik-pabrik yang bersifat lebih fleksibel sehingga mampu melayani pasar
EKMA4371/MODUL 2
2.27
lain di luar pasar lokalnya. Fleksibilitas pabrikan ini telah banyak membantu
Toyota untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar dunia yang sangat
cepat.
Keputusan mengenai lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang
yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya yang dikeluarkan
untuk menutup satu pabrik ataupun jika memindahkan satu pabrik ke suatu
lokasi yang baru. Penutupan ataupun pemindahan pabrik ini dapat terjadi
karena kurang matangnya perencanaan mengenai lokasi fasilitas. Keputusan
lokasi yang tepat dapat membantu rantai pasok agar responsif dalam
menghadapi perubahan pasar dengan tetap menekankan pada penghematan
biaya. Sebagai contoh, Toyota membangun pabrik perakitan di Lexington,
Kentucky, USA, pada tahun 1998. Pendirian pabrik ini sangat menolong
Toyota pada saat Yen menguat. Memproduksi kendaraan di Jepang menjadi
sangat mahal dan akan sulit bersaing dengan produksi dari Amerika Serikat.
Pendirian pabrik di Lexington terbukti dapat membantu Toyota menekan
biaya, dibandingkanjika Toyota melakukan perakitan di Jepang.
Alokasi pasokan sumber daya dan pasar yang tepat dengan fasilitas yang
ada memiliki dampak yang baik terhadap kinerja rantai pasok. Hal ini
dikarenakan ketepatan tersebut berdampak pada produksi secara keseluruhan,
persediaan, dan biaya transportasi yang timbul akibat tujuan perusahaan yang
berusaha untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Keputusan ini juga perlu
dipertimbangkan dengan adanya kemungkinan perubahan pasar dan
permintaan, yang berarti juga menyebabkan perubahan kapasitas.
Keputusan mengenai desain jaringan memiliki dampak signifikan
terhadap kinerja karena turut menentukan konfigurasi rantai pasok dan
menentukan batasan-batasan bagaimana persediaan, transportasi, dan
informasi dapat digunakan untuk menurunkan biaya rantai pasok ataupun
kecepatan reaksi dalam rantai pasok. Suatu perusahaan harus mulai
memperhatikan keputusan desain jaringan ketika konfigurasi jaringan rantai
pasok yang ada saat ini menjadi terlalu mahal atau tidak dapat dengan cepat
merespons perubahan-perubahan permintaan. Perusahaan perlu untuk
mendesain kembali jaringan rantai pasoknya dengan tepat agar dapat
menghemat biaya sekaligus dapat dengan cepat merespons keinginan
konsumen.
2.28
1.
Faktor Strategik
Strategi persaingan yang digunakan oleh suatu perusahaan memiliki
dampak yang signifikan terhadap keputusan desain jaringan dalam rantai
pasok. Perusahaan yang menggunakan strategi yang berbeda akan membuat
keputusan desain jaringan yang berbeda-beda pula. Misalnya, perusahaan
yang menggunakan strategi cost leadership menekankan pada biaya yang
paling murah dalam keputusan lokasi fasilitas yang diperlukan. Hal ini
berarti, penentuan desain jaringannya dilakukan berdasarkan keputusan
desain mana yang akan memberi manfaat biaya paling murah. Perusahaan
yang menggunakan strategi responsiveness memilih untuk menempatkan
fasilitasnya mendekati pasar. Keputusan ini tetap dipilih walaupun hal ini
memerlukan biaya yang besar dengan tujuan perusahaan dapat cepat
merespons perubahan permintaan konsumen dengan cepat.
2.
Faktor Teknologi
Karakteristik teknologi produksi yang berbeda akan memiliki dampak
yang signifikan terhadap keputusan desain jaringan yang berbeda pula.
Apabila teknologi yang digunakan menekankan pada skala ekonomis tinggi
maka dipilih fasilitas yang memiliki kapasitas besar. Apabila teknologi yang
digunakan tidak memerlukan biaya tetap yang besar, maka dapat dipilih
fasilitas-fasilitas lokal untuk mendukung rantai pasok, dengan kapasitas yang
tidak terlalu besar. Fleksibilitas teknologi juga mempengaruhi tingkat
konsolidasi yang dapat dicapai dalam rantai pasok. Apabila teknologi
produksi yang digunakan tidak fleksibel atau jika permintaan satu negara
berbeda-beda dengan negara lainnya maka perusahaan harus menyediakan
fasilitas j aringan di setiap pasar yang dilayani. Demikian pula sebaliknya,
apabila teknologi yang digunakan bersifat fleksibel, akan lebih mudah bagi
perusahaan untuk melakukan konsolidasi pada beberapa pabrik besar saja.
EKMA4371/MODUL 2
2.29
3.
Faktor Makroekonomi
Faktor makroekonomi meliputi pajak, tarif, nilai tukar mata uang, serta
faktor-faktor ekonomi lainnya yang bersifat eksternal. Tarif adalah segala
kewajiban yang harus dibayar pada saat produk atau peralatan dipindahkan
atau dikirim melewati batas internasional atau negara. Tarif juga
mempengaruhi keputusan desain jaringan dalam rantai pasok. Negara yang
memiliki kebijakan menggunakan tarif yang tinggi menyebabkan perusahaan
cenderung untuk tidak melayani pasar lokal maupun mendirikan pabrik di
negara tersebut untuk menghemat kewajiban yang harus dibayar. lnsentif
pajak adalah pengurangan dari pajak atau tarif yang sering kali digunakan
negara-negara untuk menarik investor di wilayah dengan perkembangan
ekonomi yang lemah. Nilai tukar mata uang juga merupakan faktor
makroekonomi yang berpengaruh terhadap keputusan desain jaringan kerja.
Misalnya, suatu perusahaan menjual produknya ke Amerika Serikat yang
diproduksi di Jepang akan mempertimbangkan apabila terjadi apresiasi nilai
Yen terhadap Dollar Amerika. Biaya produksi dikeluarkan dalam satuan Yen,
sedangkan pendapatan diperoleh dalam bentuk Dollar Amerika. Apabila nilai
Yen terhadap Dollar Amerika meningkat, berarti biaya produksi dalam Dollar
juga meningkat, mengakibatkan keuntungan perusahaan menurun. Pada
tahun 1980-an, banyak perusahaan Jepang mengalami kendala ini dan
akhirnya sebagian besar mendirikan fasilitas produksi tersebar di seluruh
dunia.
4.
Faktor Politik
Stabilitas politik suatu Negara sangat mempengaruhi keputusan desain
jaringan dalam rantai pasok. Perusahaan lebih menyukai untuk mendirikan
fasilitas produksinya di Negara yang mempunyai stabilitas tinggi serta
kebijakan perdagangan yang jelas.
5.
Faktor Infrastruktur
Infrastruktur yang baik dapat digunakan sebagai dasar keputusan fasilitas
produksi karena dapat menekan biaya akibat kurang siapnya infrastruktur di
suatu wilayah. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan global lebih
menyukai untuk mendirikan pabrik di China dekat dengan kota Shanghai,
Tianjin atau GuangZhou walaupun wilayah ini bukan merupakan wilayah
dengan tenaga kerja dan sewa tanah yang murah. Wilayah-wilayah ini lebih
disukai karena memiliki infrastruktur yang sangat baik dibandingkan dengan
2. 30
6.
Faktor Pesaing
Perusahaan perlu mempertimbangkan posisi pesaing pada saat
melakukan desain fasilitas pada rantai pasok. Penentuan seberapa jauh atau
dekat dengan pesaing mempengaruhi penentuan lokasi mana yang akan
digunakan oleh perusahaan. Faktor eksternal, seperti ketersediaan sumber
daya dan tenaga kerja ahli yang banyak terdapat di daerah tertentu saja
seringkali mengharuskan perusahaan untuk berdekatan dengan pesaingnya.
7.
2.31
EKMA4371/MODUL 2
suatu
desain jaringan
yang
efektif,
seorang
manajer
harus
mempertimbangkan faktor-faktor seperti digambarkan pada Gambar 2.8 .
.....
...
~
,r
.....
....
.....
,,
....
STRATEG~
,,
....
MPETITIVEI
...
....
..
M
- .. ...
CONSTRAINTS
rN:-~-
,r
. apitat,; growth st at ~
r-
....
........
...
networ~
. . .. . .. ..... .. . . - . . - . f-
existing
-- - --
Gambar 2.8.
ECHNOLOGIES'
.
.
Cos1,; scale/scope impact
Fase I. Menentukan Strateg1 Ranta1 Pasok
support required,;
Tujuan fase pertama pada desain jaringan adalfJm<iim~)lentukan strategi
rantai pasok perusahaan. Strategi rantai pasok memfekuskan pada
kemampuan apa yang harus dimiliki dalam jaringan rantai pasok untuk
mendukung strategi bersaing. Fase I dimulai den an endefinisian secara
TA~~t memenuhi
jelas strategi bersaing perusahaan sebagai da~Q
kebutuhan konsumen melalui rantai pasok yangNt\(:IRORflUMthlJnya, manajer
harus meramalkan bagaimana persaingan di masa yang akan datang, apakah
pesaing berupa perusahaan-perusahaan lokal ataukah ada kemungkinan
perusahaan global turut menjadi pesaing. Dengan melakukan analisis
terhadap strategi bersaing perusahaan, para pesaiR ,~~~"'QQMomis, serta
ETHODS
RE
2. 32
EKMA4371/MODUL 2
2.33
2.34
EKMA4371/MODUL 2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.35
cacat maupun aus. Apabila hal ini dikelola dengan baik maka dapat
memberi manfaat pada konsumen dan pemasok.
Menggunakan cara perdagangan elektronik untuk mengurangi biaya
proses transaksi dan waktu perputaran barang. Transfer data secara
elektronik antarperusahaan akan mengurangi tenaga kerja yang
diperlukan, mengurangi waktu, serta kesalahan potensial yang berkaitan
dengan waktu pemrosesan. Hal ini dapat mengurangi biaya serta
meningkatkan pelayanan.
Memusatkan fungsi peramalan dan perencanaan persediaan dengan
menggunakan tenaga ahli di bidang peramalan dan perencanaan. Pada
perusahaan yang mempunyai beberapa pabrik, peramalan permintaan,
perencanaan persediaan, dan perencanaan produksi sebaiknya dilakukan
secara terpusat. Pekerja melakukan pekerjaannya dengan berdasar pada
perspektif perusahaan dalam menyeimbangkan permintaan dan
penawaran di dalam rantai pasok antar perusahaan.
Menggunakan piranti lunak untuk menciptakan jadwal produksi yang
dapat mengoptimalkan keuntungan, layanan kepada pelanggan, aset
total, dan kemampuan kapasitas. Selanjutnya, akan tercipta suatu model
yang dapat memberikan layanan terbaik, biaya paling rendah, tingkat
persediaan paling rendah, dan penggunaan material dengan tepat.
Secara berkesinambungan mereviu biaya penambahan kapasitas
dibandingkan dengan biaya penyimpanan persediaan. Perusahaan harus
selalu mereviu ketepatan kebijakan tingkat persediaan secara kontinu.
Teknik-teknik pengendalian untuk memenuhi permintaan pada saat
puncak diperlukan untuk menjaga kestabilan barang.
Mengatur kembali rantai pasok dengan menentukan lokasi pabrik dan
distribusi dengan hati-hati sehingga dapat melayani pasar seefektif
mungkin. Manajer dapat melakukan studi jaringan formal berdasarkan
pola pengiriman terdahulu untuk menentukan jumlah dan lokasi fasilitas
yang paling optimal.
Mengintegrasikan perencanaan produksi, perencanaan persediaan,
pelayanan pelanggan, serta fungsi transportasi dan distribusi untuk
meningkatkan ketersediaan informasi dan meningkatkan pelayanan.
Agar dapat bekerj a dengan baik, fungsi-fungsi tersebut dapat diletakkan
dalam satu organisasi logistik terpusat.
Mengidentifikasi pelanggan dan produk yang tidak potensial. Analisis
terhadap pelanggan dan produk yang kurang memberikan keuntungan
2.36
G. VALUE DENSITY
Penyusunan jaringan logistik dalam rantai pasok tidak terlepas dari
tujuan untuk meminimumkan biaya. Keputusan-keputusan penting yang
berkaitan dengan biaya, meliputi penentuan lokasi dan kapasitas fasilitas
serta bagaimana produk atau barang harus dikirim di antara fasilitas-fasilitas
tersebut sampai ke tangan konsumen. Bagaimana cara yang dapat digunakan
untuk mengirimkan barang disebut dengan mode transportasi. Terdapat lima
mode transportasi dasar, yaitu melalui jalan darat, kereta api, air, saluran
pipa, dan melalui udara. Setiap mode memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut.
1.
Kereta Api
Pengiriman dengan menggunakan kereta api memiliki keunggulan biaya
yang murah, akan tetapi barang tidak bisa langsung diantar ke tujuan, harus
menggunakan mode trucking untuk mengantar sampai ke tujuan.
3.
Air
Pengiriman melalui air (laut maupun sungai) memiliki kelebihan mampu
menampung kapasitas dalam jumlah yang besar serta biaya yang murah,
EKMA4371/MODUL 2
2.37
4.
Saluran Pipa
5.
Udara
2.38
yang memerlukan waktu delapan hari untuk mengirim dari kota A ke kota B.
Sedangkan pilihan lainnya adalah dengan menggunakan Federal Express
yang mampu menawarkan pengiriman selama dua hari lewat udara. Tabel 2.1
menunjukkan perbandingan biaya antara kedua mode transportasi tersebut.
Tabel 2. 1.
Perbandi ngan Bi aya Pengi ri man
Rata-rata biaya simpan: 0,3
Be rat
(Kg)
UPS (8
hari-lewat
darat)
FE (2 harilewat
udara)
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2
Rp33.000
Rp36.000
Rp38.500
Rp41.000
Rp43.000
Rp45.000
Rp46.500
Rp47.500
Rp48.500
Rp50.000
3
Rp182.500
Rp205.000
Rp225.000
Rp245.000
Rp267.500
Rp287.500
Rp307.500
Rp327.500
Rp347.500
Rp367.500
Penghematan hari
6 hari
Penghematan
biaya melalui
UPS
4 - 3 - 2
R:>149.500
R:>169.000
Rp186.500
R:>204.000
R:>224.500
R:>242.500
R:>261.000
R:>280.000
R:>299.000
R:>317.500
5
R:>30.315.277,78
R:>34.269.444,44
Rp37.818.055,56
R:>41.366.666,67
R:>45.523.611, 11
R:>49.173.611, 11
R:>52.925.000,00
R:>56. 777.777,78
R:>60. 630.555,56
R:>64.381.944,44
6 - 5 1
Rp30.315.277,78
Rp17.134.722,22
Rp12.606.018,52
Rp1 0.341.666,67
Rp 9.104.722,22
Rp 8.195.601,85
Rp 7.560. 714,29
Rp 7.097.222,22
Rp 6. 736.728,40
Rp 6.438.194,44
EKMA4371/MODUL 2
2.39
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian manajemen logistik!
2) Jelaskan kaitan antara manajemen sediaan, manajemen logistik, dan
manajemen distribusi fisik!
3) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan desainjaringan!
4) Jelaskan bidang-bidang yang paling sering digunakan oleh manajer
untuk mengendalikan biaya logistik!
5) Jelaskan pengertian value density serta apa arti pentingnya!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Pelajari Bagian A. Pengertian Manajemen Logistik.
2) Pelajari Gambar 2.6. Lingkup Manajemen Logistik. Pelajari pula
bagaimana perbedaan kegiatan-kegiatan dalam manajemen sediaan,
manajemen logistik, dan manajemen distribusi fisik.
3) Pelajari faktor strategik, faktor teknologi, faktor makroekonomi, faktor
politik, faktor infrastruktur, faktor pesaing, faktor waktu respons
konsumen, serta faktor biaya logistik dan fasilitas.
4) Terdapat lima bidang yang paling sering digunakan oleh manajer untuk
mengendalikan biaya logistik, yaitu renegosiasi tarif pengiriman,
mengurangi biaya transportasi, merampingkan operasi pengiriman dan
penerimaan, bekerja lebih dekat dengan pemasok, serta menggunakan
teknologi baru.
2. 40
5)
....;
Value density adalah nilai barang per satuan berat. Pertimbangan dengan
menggunakan value density ini terutama digunakan untuk menentukan di
mana barang disimpan serta bagaimana cara pengirimannya.
.:
RANGKUMAN
Logistik dapat diartikan sebagai perpindahan material dan informasi
di dalam rantai pasok. Material meliputi item-item fisik yang digunakan
dalam proses produksi, seperti bahan mentah, barang setengah jadi,
barang jadi, bahan bakar, peralatan, suku cadang, perlengkapan kantor.
Nilai biaya memiliki perbedaan pada setiap tahap dalam kurva nilai
biaya, yaitu nilai biaya terendah adalah pada tahap pengadaan
(procurement), kemudian selama mas a pemindahan persediaan ke proses
produksi, nilai biaya tetap rendah, kurva biaya semakin curam pada saat
bahan baku dan bahan pembantu lainnya mulai diproduksi sampai
menjadi produk akhir, dan akhirnya kurva menjadi datar kembali pada
akhir proses produksi karena tidak ada lagi biaya produksi.
Desain jaringan rantai pasok meliputi keputusan mengenai peran
masing-masing fasilitas, lokasi fasilitas, alokasi kapasitas, dan alokasi
pasar dan pasokan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan, antara
lain faktor strategik, faktor teknologi, faktor makroekonomi, faktor
politik, faktor infrastruktur, faktor pesaing, faktor waktu respons pada
konsumen, faktor biaya logistik dan fasilitas.
Kerangka desain jaringan terdiri dari fase-fase, yaitu menentukan
strategi rantai pasok, menentukan konfigurasi fasilitas regional,
menentukan lokasi yang diinginkan, dan pemilihan lokasi.
Penyusunan jaringan logistik dalam rantai pasok tidak terlepas dari
tujuan untuk meminimumkan biaya. Keputusan-keputusan penting yang
berkaitan dengan biaya, meliputi penentuan lokasi dan kapasitas fasilitas
serta bagaimana produk atau barang harus dikirim di antara fasilitasfasilitas tersebut sampai ke tangan konsumen. Terdapat lima mode
transportasi dasar, yaitu melalui jalan darat, kereta api, air, saluran pipa,
dan melalui udara yang memiliki kelebihan dan kekurangan masingmastng.
EKMA4371/MODUL 2
2.41
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
Aktivitas pada fase perpindahan input seperti bahan baku dan komponen
dari pemasok untuk diproduksi disebut manajemen ....
A. transportasi
B. pergudangan
C. sediaan
D. distribusi fisik
3)
Pada kurva nilai biaya, nilai biaya terendah terdapat pada tahap ....
A. produksi
B. pengadaan
C. distribusi
D. penyimpanan
4)
5)
2. 42
6)
7)
Pertimbangan mengenai pajak, tarif, nilai tukar mata uang, serta faktorfaktor lainnya yang bersifat ekstemal dalam penentuan desain jaringan
termasuk dalam faktor ....
A. teknologi
B. infrastruktur
C. strategik
D. makroekonomi
8)
9)
2.43
EKMA4371/MODUL 2
2.44
Formatif 1
c
B
A
D
c
B
A
c
D
D
Tes
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Formatif2
A
c
B
D
A
B
D
A
c
c
EKMA4371/MODUL 2
2.45
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 3
Peramalan (Forecasting)
lr. Adi Djoko Guritno, MSIE., Ph.D.
Meirani Harsasi, S. E., M. Si.
PENDAHULUAN
eramalan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap organisasi
bisnis dan untuk setiap keputusan manajemen. Peramalan merupakan
dasar dari perencanaan jangka panjang perusahaan. Di area keuangan dan
penganggaran, peramalan merupakan dasar dari perencanaan anggaran dan
pengendalian biaya. Di bidang lain, misalnya pemasaran tergantung pada
peramalan penjualan untuk perencanaan produk baru, kompensasi bagi para
penjual, serta keputusan-keputusan penting lainnya. Personel pada bidang
produksi dan operasi menggunakan peramalan untuk menyusun keputusankeputusan secara periodik mengenai perencanaan produksi, perencanaan
kapasitas, tata letak fasilitas, penjadwalan, dan persediaan.
Tujuan dari peramalan permintaan adalah agar seluruh sumber daya yang
diperlukan bisa dikelola secara lebih efisien sehingga produk bisa sampai ke
konsumen pada waktunya. Terdapat dua macam permintaan menurut Chase
(2007), yaitu (1) Dependent demand yaitu permintaan atas produk atau jasa
yang muncul akibat adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya dan
(2) Independent demand yaitu permintaan yang tidak diturunkan secara
langsung dari adanya permintaan terhadap jasa atau produk lainnya.
Perusahaan lebih bisa mengambil peran dalam mempengaruhi permintaan
yang sifatnya independent dibanding terhadap permintaan yang dependent.
Untuk mempengaruhi permintaan, perusahaan bisa melakukan berbagai jurus
secara aktif maupun pasif, yang bersifat aktif misalnya menawarkan insentif
yang menarik kepada para pelanggan, memotong harga. Dalam kondisi
tertentu seperti berikut ini, perusahaan akan bersikap lebih pasif dalam
mempengaruhi permintaan, misalnya pabrik telah beroperasi dengan
kapasitas penuh, perusahaan tidak mempunyai cukup dana promosi yang
memungkinkan perusahaan bisa secara aktif mempengaruhi konsumen, pasar
produk atau jasa tersebut telah jenuh, serta adanya peraturan dan etika yang
tidak memungkinkan perusahaan mempengaruhi permintaan secara langsung.
3.2
3.3
Ekma4371/MODUL 3
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Peramalan
A. PENGELOLAAN PERMINTAAN
Saudara mahasiswa, pada Modul 3 Kegiatan Belajar 1 ini Anda akan
mempelajari mengenai peramalan. Tentunya Anda sudah sering sekali
mendengar istilah peramalan, bukan? Peramalan adalah gabungan antara seni
dan ilmu pengetahuan untuk memprediksi kejadian di masa datang. Di mana
kejadian di masa datang diprediksikan berdasarkan pada kejadian di masa
lalu. Satu dekade yang lalu, peramalan lebih banyak menggunakan seni
dalam melakukan prediksi. Akan tetapi, sekarang peramalan sudah
menggunakan metode dan perhitungan matematika yang cukup canggih
untuk memprediksi masa depan.
Pembahasan mengenai peramalan dapat dimulai dengan pembahasan
mengenai pengelolaan permintaan. Peramalan sangat berkaitan dengan
pengelolaan permintaan produk. Tujuan pengelolaan permintaan produk
adalah untuk mengoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya
permintaan sehingga sistem produksi dapat digunakan secara efisien dan
produk dapat dikirim tepat waktu.
Dari mana datangnya permintaan produk atau jasa suatu perusahaan dan
apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelolanya? Terdapat dua
sumber permintaan, yaitu permintaan terikat (dependent demand) dan
permintaan bebas (independent demand). Permintaan terikat adalah
permintaan terhadap suatu produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya
permintaan terhadap produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas adalah
permintaan yang tidak terikat dengan permintaan produk lainnya. Contohnya,
apabila suatu perusahaan menjual 1.000 buah sepeda roda tiga maka berarti
diperlukan 1.000 buah roda depan dan 2.000 buah roda belakang.
Permintaan mengenai berapa terjualnya sepeda roda tiga tersebut dinamakan
permintaan bebas, sedangkan permintaan terhadap roda sepeda dinamakan
permintaan terikat karena tergantung dari berapa banyak permintaan terhadap
sepeda.
Suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor ekstemal.
3.4
1.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi permintaan terhadap produk atau
jasa perusahaan merupakan faktor di luar kontrol perusahaan. Perkembangan
ekonomi merupakan salah satu contoh pengaruh yang bersifat positif
walaupun dampaknya bisa beragam terhadap berbagai produk atau jasa
perusahaan. Sementara itu, beberapa akti vitas ekonomi tertentu, seperti
perubahan peraturan pemerintah dapat mempengaruhi permintaan suatu
produk atau jasa, tetapi tidak semua produk atau jasa dapat dipengaruhi.
Misalnya, peraturan pemerintah mengenai pembatasan penggunaan batu
sulfur di pabrik-pabrik pembangkit listrik akan mengurangi permintaan batu
sulfur itu sendiri, tetapi tidak mempengaruhi permintaan listrik. Faktor
ekstemal lainnya, misalnya perubahan selera konsumen. Perubahan selera
konsumen dapat berubah dengan sangat cepat, misalnya pada industri
fashion. Citra konsumen terhadap suatu produk juga merupakan faktor
penentu lainnya. Misalnya, di akhir dekade ini, permintaan tembakau di
Amerika Serikat menurun drastis karena masyarakat semakin sadar terhadap
bahaya tembakau bagi kesehatan. Selain itu, tindakan-tindakan pesaing yang
meliputi harga, promosi, serta produk baru juga dapat mempengaruhi produk
atau jasa perusahaan. Misalnya, semenjak United Parcel Service
mengutamakan kecepatan dan ketepatan pengiriman barang maka hal ini
berdampak terhadap permintaan penyedia jasa sejenis lainnya, seperti FedEx
atau DHL.
2.
Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi permintaan, misalnya
keputusan internal mengenai desain produk atau jasa, harga dan promosi
periklanan, desain pengepakan, kuota insentif bagi tenaga penjual, serta
ekspansi. Konsep pengelolaan permintaan menggambarkan proses pengaruh
waktu dan volume permintaan atau adaptasi terhadap pola permintaan yang
sulit diubah. Misalnya, pabrik mobil menggunakan potongan harga khusus
untuk mendongkrak penjualan mobil. Manajemen harus benar-benar
memperhatikan waktu permintaan. U saha untuk memproduksi permintaan
konsumen di saat-saat periode permintaan puncak malah akan menimbulkan
biaya yang sangat besar. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat
menggunakan insentif harga atau promosi periklanan untuk mendorong
konsumen melakukan pembelian sebelum dan sesudah masa-masa puncak
3.5
Ekma4371/MODUL 3
Gambar 3.1.
Tren
Pada gambar tersebut, Anda dapat perhatikan bahwa terdapat pola tren
utama dengan pergerakan yang naik. Pada pola tersebut juga terdapat
beberapa pola pergerakan acak yang bersifat naik dan turun. V ariasi
3.6
merupakan pergerakan yang tidak dapat diprediksi dan tidak mengikuti pola
tertentu, itulah sebabnya sifatnya tidak dapat diprediksi.
Siklus merupakan pergerakan permintaan yang naik dan turun yang
berulang dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun).
Contohnya, permintaan peralatan olahraga musim dingin akan naik tajam
setiap empat tahun sebelum dan sesudah diadakannya olimpiade musim
dingin. Coba Anda perhatikan Gambar 3.2 berikut. Pada gambar tersebut
Anda dapat perhatikan bahwa pola naik dan turun selalu berulang dalam
jangka waktu yang kurang lebih sama.
Gambar 3.2.
Siklus
3.7
Ekma4371/MODUL 3
Permintaan
Waktu
Gambar 3.3.
Pola Musiman
Gambar 3.4.
Tren dengan Pola Musiman
3.8
Ekma4371/MODUL 3
3.9
3.10
d.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1) Jelaskan tujuan pengelolaan permintaan!
2) J elaskan pengertian permintaan bebas dan permintaan terikat!
3) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan!
4) Jelaskan tipe-tipe permintaan!
5) Jelaskan karakteristik peramalan yang harus diwaspadai perusahaan!
Ekma4371/MODUL 3
2)
3)
4)
5)
3.11
RANGKUMAN
Peramalan sangat berkaitan dengan pengelolaan permintaan produk.
Tujuan pengelolaan permintaan produk adalah untuk mengoordinasikan
dan mengawasi semua sumber daya permintaan sehingga sistem
produksi dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim tepat
waktu.
Permintaan terdiri dari dua macam: permintaan terikat dan
permintaan bebas. Permintaan terikat adalah permintaan terhadap suatu
produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya permintaan terhadap
produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas adalah permintaan yang
tidak terikat dengan permintaan produk lainnya.
Suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Permintaan kadangkala memiliki perilaku yang acak dan tidak
teratur, namun di lain waktu, dapat juga menunjukkan perilaku yang
dapat ditebak dengan pola berulang. Terdapat tiga tipe perilaku
permintaan, yaitu pola tren, siklus, dan musiman. Tren menunjukkan
pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara
bertahap dalam jangka panjang. Siklus merupakan pergerakan
permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka
3.12
1
:
TES FORMATIF 1
Ekma4371/MODUL 3
3.13
C. terikat
D. tunggal
2)
3)
4)
5)
6)
3.14
7)
8)
Suatu prediksi atau perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang merupakan pengertian dari ....
A. permintaan
B. perencanaan
C. penjadwalan
D. peramalan
9)
Ekma4371/MODUL 3
3.15
3.16
Kegiatan Belajar 2
Metode Peramalan
audara mahasiswa, setelah Anda mempelajari materi mengenai
pengertian peramalan maka pada Kegiatan Belajar 2 ini Anda akan
mempelajari beberapa metode yang dapat digunakan dalam peramalan.
Menurut Chopra (2006) terdapat empat metode peramalan, yaitu metode
kualitatif, time series, kausal, dan simulasi.
Delphi
Market
Surveys
Deskripsi dari
Metode
Penggunaan
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
ldentifikasi
terhadap Titik
Perubahan
Peramalan
Peramalan
dikembangkan dari penjualan jangka
Cukup sampai Cukup sampa Cukup sampai Cukup sampai
sebuah panel dari panjang untuk
sangat baik sangat baik sangat baik baik
serangkaian jawabar perencanaan
dari para ahli
kapasitas
Panel, kuesioner, tes Peramalan untuk
Cukup sampai
pasar atau survei
total penjualan
Sangat baik Baik
Cukup
baik
pendekatan data
perusahaan, grup
Biaya
Menengah
sampa1
tinggi
Tinggi
3.17
Ekma4371/MODUL 3
Akurasi
Metode
Deskripsi dari
Metode
Penggunaan
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
ldentifikasi
terhadap Titik
Perubahan
Biaya
Menengah
Rendah
1.
Metode Statis
Metode statis mengasumsikan bahwa estimasi level, trend, dan musiman
tidak bervariasi dengan observasi terhadap permintaan baru. Metode ini
digunakan bilamana permintaan mempunyai trend dan faktor musiman.
Disebut statis karena menggunakan angka parameter yang selalu sama dalam
membuat peramalan, yaitu angka parameter yang diperoleh dari perhitungan
3.18
berdasarkan data lampau. Dalam hal ini, kita membahas penggunaan metode
statis ketika permintaan memiliki trend sekaligus musiman.
Systematic component= (level +trend) x seasonal factor
F;+1 = [ L + ( t + l) T JjSt+z
L = Estimate of level at t = 0 (de-seasonlized demand estimate
during Period t = 0)
T = Estimate of trend (increase or decrease in demand per period)
St = Estimate of seasonal factor for period t
Dt = Actual demand observed in period t
Ft = Forecast of demand for Period t
Tahun
Kuartal
Periode t
Permintaan (D)
2000
2000
2000
2001
2001
2001
2001
2002
2002
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
8.000
13.000
23.000
34.000
10.000
18.000
23.000
38.000
12.000
5
6
7
8
9
3.19
Ekma4371/MODUL 3
Tahun
Kuartal
Periode t
Permintaan (D)
2002
2002
2003
3
4
1
10
11
12
13.000
32.000
41.000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0 +---~--~--~--~--~--~--~--~--~--~----~~
00.2
00.3
00.4
01.1
01.2
01.3
01.4
02.1
02.2
02.3
02.4
03.1
Gambar 3.5.
Permintaan Kuartalan Tahoe Salt
3.20
t-l+(p /2)
+ L
2Di
i=t+l-t-(p /2)
2p
t+Lp/2J
Di I p untuk p
i=t-LpI 2 J
= ganjil
~
.L...J
2D I 2p = D1 +D5 + L2Di 18
O=t +l- (p/2)
i=2
Peri ode
Permintaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
8.000
13.000
23.000
34.000
10.000
18.000
23.000
38.000
12.000
13.000
32.000
A
Dt. (pt2)
8.000
13.000
23.000
34.000
10.000
18.000
23.000
38.000
Dt + (pt2)
c
L 2Di
D
2p
Deseason
Demand
A+B+C /D
10.000
18.000
23.000
38.000
12.000
13.000
32.000
41.000
140.000
134.000
124.000
102.000
158.000
146.000
126.000
114.000
8
8
8
8
8
8
8
8
19.750
20.625
21.250
21.750
22.500
22.125
22.625
24.125
3.21
Ekma4371/MODUL 3
Peri ode
Permintaan
12
41.000
A
Dt- (pt2)
D
2p
L 2Di
Dt + (pt2)
Deseason
Demand
A+B+C /D
45.000 . , . - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,
40.000
35.000
30.000
Actual Demand
25.000
----- Deseasonalized
Demand
20.000
15.000
10.000
5.000
0. 000
-1-----r--~---r---r----r------r--r-----r---r----r--~--l
10 11
12
Gambar 3.6.
Deseasonalized Demand Tahoe Salt
Deseasonalized Demand= L
3.22
Permintaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
8.000
13.000
23.000
34.000
10.000
18.000
23.000
38.000
12.000
13.000
32.000
41.000
Deseasonalized
Demand
18.963
19.487
20.011
20.535
21.059
21.583
22.107
22.631
23.155
23.679
24.203
24.727
Seasional Factor
0,42
0,67
1'15
1,66
0,47
0,83
1,04
1,68
0,52
0,55
1,32
1,66
3.23
Ekma4371/MODUL 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Forecast
Forecast
Forecast
Forecast
Period
Demand
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
8,000
13,000
23,000
34,000
10,000
18,000
23,000
38,000
12,000
13,000
32,000
41,000
11,867
17,194
29,454
41,876
Des-Reg
18,963
19,487
20,011
20,535
21,059
21,583
22,107
22,631
23,155
23,679
24,203
24,727
0.47
0.68
1.17
1.66
2.
~ = D, + Dt-1
+ ...... + D,_N+l
N
Di mana:
At = average demand selama periode waktu t
Dt = demand pada waktu t
N = waktu
Persamaan 7
Dengan asumsi bahwa permintaan dalam time series adalah flat atau
sebanding maka peramalan terbaik untuk periode t + 1 sama dengan rata-rata
permintaan yang diobservasi dalam periode waktu t. Kelebihan metode ini
3.24
3.
Metode ini didasarkan pada pemikiran yang sederhana bahwa nilai ratarata yang baru dapat dihitung dari nilai rata-rata lama ditambah dengan nilai
permintaan yang sedang diobservasi. Sebagai contoh, bahwa nilai rata-rata
lama adalah 20 dan permintaan yang sedang diobservasi adalah 24. Maka
nilai rata-rata yang baru pasti akan berkisar antara 20 sampai 24 tergantung
3.25
Ekma4371/MODUL 3
At = aDt + (1 +a)At-1
Di manaAt-1 adalah nilai rata-rata lama (20), Dt adalah permintaan yang
sedang diobservasi (24 ), dan a adalah proporsi antara pembobotan nilai
permintaan yang diobservasi terhadap nilai lama (O<a<l). Bila
menginginkan At menjadi sangat responsif terhadap perubahan permintaan
maka nilai a di pasang lebih besar, tetapi bila At in gin lebih stabil maka nilai
a dipasang lebih kecil. Dalam membuat peramalan umumnya, nilai a berkisar
antara 0,1 sampai 0,3.
4.
Perkiraan awal dari level dan trend diperoleh dengan melakukan regresi linier
di antara demand Dt dan periode waktu t yang membentuk persamaan:
Dt =at+ b
Konstanta b mengukur estimasi dari permintaan pada periode t = 0 dan
untuk mengestimasi level awal LO. Slope a menghitung laju perubahan dari
permintaan per periode waktu tertentu dan untuk mengestimasi trend awal
TO. Dalam periode t, dengan diberikan estimasi level Lt dan trend Tt maka
peramalan untuk periode ke depan ditunjukkan dengan persamaan:
Ft+1 = Lt + Tt dan Ft+n = Lt + nTt
3.26
Y == a+bx
Di mana:
"
Y
x
a
b
= estimasi permintaan
"
= intersep dari Y
=slope
3.27
Ekma4371/MODUL 3
E. FORECAST ERROR
Forecast error bertujuan untuk menyatakan seberapa tepat atau akurat
metode peramalan yang telah digunakan. Secara umum, akurasi peramalan
dihitung dengan membandingkan nilai peramalan terhadap nilai aktual yang
diobservasi yang dapat disederhanakan dengan persamaan:
Forecast error= Actual demand -Forecast value
MADn =
LEt
i- z
L Et
2
MSEn
1
_i - - -
2.
MSE
LE:
_i _z _ _
3.28
Tracking Signal
Tracking signal dipakai untuk menghitung sejauh mana peramalan
sesuai dengan aktual penjualan yang telah terjadi dengan nilai + 6. Bila nilai
tracking signal berada di luar + 6 maka perhitungan peramalan harus direset
lagi karena penyimpangan sudah terlalu besar. Tracking signal diperoleh dari
kumulatifjorecast error dibagi dengan MADt.
n
LEt
TS ==
_ i_ l_ _
MADt
Metode
Time
Series
..
.--
:
:
--
I
!
Moving ~
Average !
-~
---~
--
Exponetial
smoothing
..
.
.
Deskripsi dari !
Metode
~
..
.
Pengguna- ~
an
Akurasi
Jangka ~
:. Pendek !.
..
.
' Perencanaari
jangka
pendek
_
Perarnalan
.
.
berdasar pada
sarnpa1
~
perhitungan
rnenengah !. Jelek
aritrnatik rata-rata untuk tingkaf sarnpai
atau pernbobotan produksi dan baik
rata-rata dari data penjadwalan ~
rnasa lalu.
Baik untuk .~
ban yak jenis ~
..
oro duk
Sarna seperti
movmg average,
Sarna sepert Cukup
dengan cara
movmg
sarnpa1
exponential akan
average
baik
lebih
rnenitikberatkan
.
Jangka
Menengah~
.
'
..
..
Jangka ~
Panjangi
-:
-
..
..
ldentifikasi
terhadap
Titik
Perubahan.
Biaya
..
..
Jelek
Sang at
jelek
Jelek
Rendah
Jelek
sarnpa1
baik
Sang at
jelek
Jelek
Rendah
3.29
Ekma4371 /MODUL 3
Metode :
Time ~
Series :
Akurasi
Deskripsi dari
Metode
i
;
pada data
~
sekarang. Dengan!.
menggunakan ~
komputer,
~
peramalan akan .~
dengan mudah .~
diadaptasi dan '
dihitung terutama I
pada data yang ~
besar.
~
Model liner atau
nonlinier cocok
untuk data time
series, biasanya
digunakan dengan
d
.
meto e regres1.
Termasuk trend
lines, polynomial,
log-linier, Fourier
series, dan lainlain.
Metode
autocorrelation
yang digunakan
untuk
mengidentifikasi
dasar dari time
series dan
mencocokkan
dengan model
terbaik.
Membutuhkan
kira-kira 60 data
masa lalu
ModeI
=
. =
rnatematIS ~
~
I
E
BoxJenkins
.
.
'.'
.
.
'.'
'
'
'
-
Jangka ; ldentifikasi
Panjang~ terhadap
Titik
.
Perubahan
Biaya
..
'
-
--=
Jangka
Menengah
Pengguna- 1 Jangka
an
~ Pendek
'
'
.'
'
Sarna sepertl
movmg
..
average,
.~
tetapi
.~
terbatas
= Sang at
karen a
baik
mahal,
hanya untuk
produk
tertentu
Cukup
sampa1
baik
Terbatas,
karen a
mahal, untuk
produk yang
membutuhkan
peramalan
jangka
pendek yang
sang at
akurat
Cukup
sampa1
baik
Sangat
baik
sampa1
pnma
Sang at
jelek
Sang at
jelek
Jelek
Rendah
sampa1
menengah
Jelek
Menengah
.
sampa1
tinggi
3. 30
2.
3.
Ekma4371/MODUL 3
3.31
3.32
3.
4.
Pendekatan ini bekerja baik ketika biaya persediaan tinggi dan biaya
pertumbuhan kapasitas rendah.
Penggunaan bermacam-macam tingkat total kapasitas dalam permintaan.
Pendekatan ini digunakan jika tersedia kelebihan kapasitas produksi dan
ketika biaya persediaan tinggi serta biaya kapasitas kelebihan relatif
rendah.
Penggunaan pendekatan ini menyediakan stabilitas kekuatan pekerja dan
kapasitas pabrik serta memungkinkan suatu tingkat keluaran yang tetap.
Pendekatan ini mengakibatkan pemanfaatan kapasitas yang lebih tinggi
dan menurunkan biaya-biaya dalam mengubah kapasitas, tetapi
menghasilkan pekerjaan yang tertunda dan inventaris besar dari waktu ke
waktu ketika permintaan berubah-ubah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
3)
4)
Ekma4371/MODUL 3
5)
3.33
RANGKUMAN
Terdapat empat metode peramalan, yaitu metode kualitatif, time
series, kausal, dan simulasi. Metode peramalan kualitatif merupakan
metode yang bersifat subjektif dan lebih bergantung pada pertimbangan
manusia. Metode ini sesuai ketika data histori yang tersedia hanya
sedikit ataupun jika seorang pemasar memiliki kemampuan tinggi dalam
membuat peramalan. Terdapat empat jenis metode kualitatif yang sering
dipakai dalam peramalan, yaitu Delphi, market survey, life-cycles
analogy, dan informed judgement.
Metode Time Series mengandalkan penggunaan data lampau di
mana diasumsikan data permintaan dari waktu lampau bisa menjadi
indikator bagus untuk memproyeksikan permintaan di masa yang akan
datang. Cara ini paling cocok untuk situasi di mana pola permintaan
tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Macam-macam metode time
series, yaitu metode statis, metode moving average, metode exponential
smoothing, dan metode trend corrected exponential smoothing (Holt's
Model).
Metode peramalan kausal merupakan metode yang mengembangkan
suatu model cause-and-effect antara permintaan dan variabel yang
lainnya.
Metode peramalan simulasi merupakan penggabungan dari metode
'time series' dan 'causal' untuk menjawab pertanyaan tertentu.
Misalnya: perubahan perilaku konsumen akibat dibukanya supermarket
baru terhadap supermarket lama yang berlokasi di dekatnya.
Dalam peramalan, dilakukan forecast error yang bertujuan untuk
menyatakan seberapa tepat atau akurat metode peramalan yang telah
digunakan. Secara umum, akurasi peramalan dihitung dengan
membandingkan nilai peramalan terhadap nilai aktual yang diobservasi.
Ada tiga metode perhitunganforecast error yang sering digunakan, yaitu
mean absolute deviation (MAD), mean squared error (MSE), dan mean
absolute percent error (MAPE). Mean absolute deviation (MAD)
dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai absolut dari selisih nilai
antara aktual permintaan dan peramalan dibagi dengan jumlah periode
3.34
waktu tertentu. Mean squared error (MSE) dilakukan dengan meratarata kuadrat perbedaan dari nilai antara aktual permintaan dan peramalan
dibagi dengan jumlah periode waktu tertentu. Mean absolute percent
error (MAPE) dilakukan dengan merata-rata nilai absolut dari selisih
nilai aktual permintaan dan peramalan dibagi dengan jumlah periode
waktu tertentu yang ditunjukkan dengan nilai persentase.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4)
Ekma4371/MODUL 3
5)
3.35
C. time series
D. simulasi
Metode yang dilakukan untuk menghitung seberapa tepat atau akurat
metode peramalan yang telah digunakan disebut ....
A. forecast error
B. peramalan
C. permintaan
D. perencanaan
6)
Bagian dari metode time series yang didasarkan pada pemikiran bahwa
nilai rata-rata yang baru dapat dihitung dari nilai rata-rata lama ditambah
dengan nilai permintaan yang sedang diobservasi disebut metode ....
A. simple average
B. exponential smoothing
C. moving average
D. holt's model
7)
8)
9)
3.36
untuk
menciptakan
3.37
Ekma4371 /MODUL 3
4)
c
A
B
A
A
B
5)
6)
7) c
8) D
9) D
10) c
Tes Formatif2
1) B
2)
3)
A
4) D
5) A
6) B
7) B
8) A
9) B
10) D
3.38
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic issues in logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 4
PENDAHULUAN
entingnya manajemen persediaan (inventory) dalam rantai pasok sangat
kompleks dan mempunyai dampak penting pada layanan pelanggan
untuk mengukur dan menyediakan sistem rantai persediaan yang handal.
Sistem ini diharapkan dapat memberikan tingkat layanan (service level) ke
konsumen yang baik dan biaya persediaan yang optimal. Bentuk persediaan
dalam rantai persediaan terdiri atas beberapa bentuk, yaitu bahan baku
(material), bahan setengah jadi (work in-process), bahan jadi (finished
produk) dan material pendukung. Masing-masing kebutuhan ini dalam
pengendalian persediaan mempunyai mekanisme sendiri. Untuk menentukan
mekanisme ini cukup sulit sebab proses produksi yang efisien, pengendalian
persediaan, dan distribusi yang strategis dapat mengurangi biaya-biaya dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang harus mempertimbangkan interaksi
dari berbagai tingkatan di dalam rantai persediaan. Meskipun demikian,
manfaat menentukan pengendalian persediaan ini sangat besar.
Perusahaan mengelola persediaannya karena berbagai alasan. Salah
satunya adalah mengadakan persediaan untuk produk akhir agar dapat
memenuhi permintaan konsumen, terutama untuk perusahaan retail.
Permintaan konsumen kadangkala tidak dapat diprediksi dengan tepat, oleh
karenanya perusahaan mengadakan persediaan di tangan untuk
mengantisipasi ketidakpastian permintaan. Di samping itu, pengadaan
persediaan dilakukan untuk memenuhi permintaan yang bersifat musiman
maupun siklus. Contohnya, perusahaan mainan memproduksi dalam jumlah
besar untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan saat liburan sekolah. Di
sisi lain, perusahaan menyimpan stok dalam jumlah besar untuk
mengantisipasi munculnya variasi pengiriman barang dari pemasok.
Perusahaan juga membeli untuk persediaan dalam jumlah besar agar
memperoleh harga diskon, antisipasi terhadap kenaikan harga di masa yang
4.2
akan datang ataupun karena bisa mendapat harga yang lebih murah jika
membeli dalam jumlah banyak.
Pada Modul 4 ini, akan dibahas mengenai pengertian persediaan
peramalan serta metode-metode yang dapat digunakan untuk menentukan
persediaan yang optimal. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan penentuan persediaan yang optimal
berdasarkan metode yang tepat. Secara khusus, setelah mempelajari modul
ini Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. pengertian pengelolaan persediaan;
2. persediaan dalam rantai pasok;
3. bullwhip Effect;
4. kebijakan persediaan;
5. manajemen persediaan barang;
6. menentukan jumlah order;
7. sistem persediaan;
8. mengelola persediaan dalam rantai pasok.
4.3
EKMA4371/MODUL 4
Kegiatan Belajar 1
4. 4
a.
2.
3.
4.
EKMA4371/MODUL 4
4.5
4.6
Vendors
Wholesalers
Manufacturers
Wholesalers
Retailers/Customers
lnformasi
Produk dan jasa
Gambar 4.1.
AI iran Dua Ar ah dal am Rant ai Pasok
(Produk dan Jasa, lnformasi serta Uang)
Alur pertama adalah aliran dua arah produk dan jasa yang merupakan
fokus jalur logistik. Konsumen berharap pesanan mereka akan sampai tepat
waktu seperti yang dijanjikan dan dalam kondisi baik. Jalur produk dua arah
ini menunjukkan dua arah kepentingan sistem logistik, pengiriman produk
sampai ke konsumen serta pengembalian produk karena rusak, kedaluwarsa
atau sebab lainnya. Alur kedua menunjukkan aliran informasi dua arah.
Pemahaman tradisional yang telah terjadi adalah informasi berjalan dari
konsumen melalui wholesaler menuju ke produsen untuk selanjutnya ke
vendor, padahal informasi berjalan dua arah. Informasi pada umumnya
menyangkut data konsumsi dan penjualan yang menjadi dasar pemepatan
pesanan dan ramalan penjualan. Untuk catatan, selain pengecer akhir,
anggota rantai pasok lain hanya bereaksi terhadap 'replenishment', yaitu
4.7
EKMA4371/MODUL 4
Retailers.----,
Wholesalers
---
Distributor
(
Pabrik
-------
Inventory
Inventory
Inventory
Inventory
Gambar 4.2.
Persediaan dalam Rangkaian Distribusi Produk
4.8
C. BULLWHIP EFFECT
Kegagalan untuk membuat estimasi yang akurat terhadap permintaan
konsumen dan keterbatasan tukar informasi antaranggota dalam rantai pasok
akan mengakibatkan membengkaknya tingkat persediaan di seluruh sistem.
Lemahnya data karena keterbatasan data konsumsi mengakibatkan pedagang
menyimpan persediaan secara berlebihan. Selanjutnya, ketidakpastian
distributor dalam menduga permintaan pedagang akan memaksa distributor
menyimpan persediaan yang cenderung berlebihan yang pada akhirnya akan
muncul sebagai permintaan ke pabrik yang kelihatannya begitu besar dan
seolah-olah merefleksikan naiknya konsumsi.
Inilah yang disebut sebagai 'Bullwhip effect' dalam manajemen rantai
pasok (Burt, et al, 2003). Trend fiktif ini bisa mendorong pabrik menambah
kapasitas produksi. Ironisnya, nanti pada saat persediaan di pedagang dan
distributor menumpuk maka permintaan ke pabrik akan berkurang sehingga
berakibat pengurangan kapasitas, bahkan pengurangan jumlah pegawai
pabrik. Hugos (2004) menyebut efek ini sebagai Product Demand Distortion
Swing.
Menurut Taylor (2004), variabilitas terbesar di dalam rantai pasok adalah
suatu fenomena yang disebut 'demand lumping' yaitu akumulasi permintaan
secara drastis. Umumnya pengecer menjual dalam jumlah konstan kepada
konsumen setiap hari, tetapi tidak langsung menggantinya sehingga
persediaan akan turun hingga tiba waktu dilakukan re-order. Re-order sering
kali membesar untuk mengejar diskon yang ditawarkan oleh distributor.
Perilaku distributor ke pabrik juga akan sama sehingga pesanan menjadi
demikian besar pada saat sampai ke pabrik. Ada beberapa cara yang bisa
4.9
EKMA4371/MODUL 4
Permintaan konsumen
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
Jan
Feb
Sep
Oct
Nov Dec
Jan Feb
Mar
Sep
Oct
Nov
Dec
4.10
Jan
Feb
Mar April
Aug
Sep
Oct
Nov Dec
Gambar 4.3.
Bullwhip Bfect
D. KEBIJAKAN PERSEDIAAN
Pengelolaan persediaan tidak hanya difokuskan secara internal untuk
rnengoptimalkan biaya supaya lebih efisien, tetapi di lain pihak secara
ekstemal harus tetap rnampu berperan sebagai buffer manakala produk atau
bahan tersebut digunakan, maka persediaan tetap dapat memenuhinya. Dari
tinjauan kompetisi pasar, persediaan mempunyai makna yang penting
mengingat barrier to entry suatu produk baru akan melemah manakala
terbuka peluang produk tersebut memasuki pasar akibat permintaan
konsurnen yang tidak terpenuhi baik jurnlah rnaupun kualitasnya. Beberapa
faktor pokok yang dapat mempengaruhi kebijakan persediaan adalah sebagai
berikut.
1. Permintaan pelanggan
Pelanggan mempunyai harapan terhadap produk yang menyangkut
kuantitas, sehingga permintaan pelanggan yang sering kali bersifat
musiman bagi produk tertentu harus diperhitungkan dengan cermat
sebelurnnya. Selain itu, pelanggan akan terus rnenggunakan produk yang
tersedia manakala tidak masuknya merek atau produk baru yang
merupakan substitusinya akibat produk tidak terpenuhi.
2. W aktu pesanan
Pelanggan mempunyai batas toleransi terhadap waktu tunggu yang
dijanjikan oleh produsen. Bilamana waktu tunggu tidak dapat ditoleransi
EKMA4371/MODUL 4
3.
4.
5.
6.
1.
4.11
akibat lead time yang terlalu lama atau sebab lain maka pelanggan
mempunyai peluang untuk mencari produk alternatif maupun
substitusinya.
Banyaknya produk berbeda
Jenis produk yang berbeda dan varian produk yang terus berkembang
mengakibatkan praktik persediaan mengalami kendala untuk
menentukan biaya yang optimal. Namun, varian produk sering kali
menjadi kekuatan utama dalam pemasaran suatu produk. Untuk itu,
model persediaan perlu dikelola dengan lebih cermat untuk
menghindarkan terjadinya sumber daya finansial yang berhenti dalam
bentuk persediaan produk.
Perencanaan
Monitoring secara terus-menerus (continuous monitoring) untuk jenis
persediaan tertentu atau monitoring berkala (periodic monitoring)
merupakan pilihan sistem persediaan yang perlu direncanakan sejak awal
untuk manajemen persediaan.
Biaya-biaya persediaan
Biaya persediaan terdiri dari beberapa komponen, misalnya biaya dari
produk, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan transportasi.
Kualitas kebutuhan pelayanan
Manajemen harus menetapkan suatu tingkat layanan (service level) yang
dapat diterima oleh konsumen sehingga kebijakan persediaan dapat
berimplikasi terjadinya stock-out, back order maupun buy back produk
yang telah diserahkan ke konsumen.
Ukuran Lot
Ukuran lot adalah suatu model sederhana yang menggambarkan
pemesanan dan biaya-biaya gudang/penyimpanan. Ini adalah versi yang
disederhanakan dari suatu sistem persediaan riil manakala pengambilalihan
suatu permintaan ditetapkan. Dalam suatu kebijakan optimal untuk model
tersebut, pesanan harus diterima di gudang dengan tepat ketika tingkat
persediaan nol. Model ini berbeda dengan model kebijakan ketika pesanan
ditempatkan dan diterima ketika tingkat persediaan bukanlah nol. Dengan
demikian, suatu kebijakan persediaan akan lebih murah apabila persediaan
diterima kembali saat persediaan lama menjadi nol.
4. 12
2.
Kontrak Persediaan
Dalam suatu kontrak persediaan, penyalur dan pembeli boleh bermufakat
untuk:
a. menetapkan harga dan potongan volume;
b. jumlah pembelian maksimum dan minimum;
c. penyerahan lead-time;
d. mutu material atau produk;
e. kebijakan produk.
Kontrak persediaan merupakan alat yang sangat kuat yang dapat
digunakan untuk memastikan persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
menggambarkan arti penting dan capaian rantai persediaan. Kuantitasfleksibilitas adalah kontrak ketika penyalur menyediakan pengembalian
pembayaran secara penuh sepanjang banyaknya pengembalian lebih besar
dari suatu jumlah yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal itu, terdapat pertanyaan dasar: "apa retailer dan
konsumen kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan?" Untuk menjawab
pertanyaan ini, kita mengambil suatu pendekatan yang berbeda. Akibatnya
bagaimana jika suatu pembuat keputusan yang tidak memihak diizinkan
untuk melakukan hal ini ke seluruh rantai persediaan? Contoh tersebut
menggambarkan sebagian dari kuasa kontrak persediaan yang menyediakan
perangsang untuk mitra rantai persediaan untuk menggantikan strategi
tradisional, di mana masing-masing mitra mengoptimalkan lab a sendiri,
dengan optimisasi global, laba rantai persediaan dimaksimalkan.
EKMA4371/MODUL 4
4.13
4.
Periodic system
Dalam hal ini, penghitungan persediaan secara fisik dilakukan
berdasarkan periode interval tertentu, misalnya bulanan atau mingguan untuk
menentukan berapa banyak pesanan harus dilakukan. Beberapa pengecer
kecil menggunakan pendekatan ini. Misalnya, seorang manajer toko secara
mingguan memeriksa ketersediaan barang di rak untuk menentukan
persediaan di tangan. Selanjutnya, manajer tersebut harus memperkirakan
berapa banyak permintaan selama pengiriman berikutnya diterima. Salah satu
keunggulan sistem ini adalah pesanan untuk beberapa item akan dilakukan
dalam satu waktu yang berarti dapat menghemat biaya pesan dan biaya
pengiriman, sedangkan kelemahan sistem ini adalah kurangnya pengawasan
di antara waktu penghitungan persediaan.
4.14
b.
Continuous system
Dalam hal ini, persediaan ditentukan berdasarkan continuous basis
sehingga sistem dapat menyediakan informasi pada saat persediaan berada
pada level tertentu. Ketika tingkat persediaan mencapai jumlah minimum
tertentu, sejumlah kuantitas tetap tertentu akan dipesan. Keuntungan sistem
ini adalah bahwa pengawasan selalu dilakukan secara kontinu dan dengan
pemesanan yang bersifat tepat, perusahaan dapat menentukan pesanan yang
optimal, sedangkan kelemahan sistem ini adalah munculnya biaya
penyimpanan. Namun, kadangkala diperlukan pula sistem periodik untuk
mengurangi tingkat kesalahan.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
EKMA4371/MODUL 4
4.15
d)
RANGKUMAN
1.
2.
4. 16
c.
EKMA4371/MODUL 4
4.17
9.
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4.18
4)
5)
6)
7)
8)
EKMA4371/MODUL 4
9)
4.19
4.20
Kegiatan Belajar 2
Metode Persediaan
etelah Anda mempelajari materi mengenai pengertian persediaan dan
peran persediaan dalam rantai pasok maka pada Kegiatan Belajar 2 ini
Anda akan mempelajari beberapa metode yang dapat digunakan dalam
menentukan persediaan.
EKMA4371/MODUL 4
4.21
1.
Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan berkaitan dengan kepemilikan barang secara fisik
dalam persediaan. Biaya dalam hal ini, meliputi bunga, asuransi, pajak,
penyusutan, keusangan, kerusakan, dan biaya dalam pergudangan (misalnya
suhu, kelembaban, cahaya, sewa, dan keamanan). Selain itu juga akan
muncul opportunity cost yang berkaitan dengan keuangan yang dapat
digunakan untuk kepentingan lain di luar untuk persediaan. Oleh karena itu,
biaya penyimpanan ini dapat bermacam-macam besarnya. Berbagai macam
komponen dalam biaya penyimpanan tergantung pada tipe item yang
disimpan. Misalnya, barang-barang yang mudah disembunyikan (pocket
camera, kalkulator, arloji) atau barang-barang mahal (televisi, perlengkapan
komputer, mobil) sangat rentan terhadap pencurian. Produk yang cepat rusak,
seperti makanan sangat rentan terhadap kerusakan. Biaya penyimpanan
sering dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu sebagai persentase harga per unit
atau dalam jumlah uang tertentu per unit. Biaya penyimpanan biasanya
berkisar antara 20 persen atau 40 persen dari nilai produk.
2.
Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul karena adanya pemesanan
dan pengiriman persediaan. Selain biaya pengiriman, yang termasuk biaya
pemesanan adalah biaya penyiapan faktur, biaya pemeriksaan saat barang
diterima baik pemeriksaan kualitas maupun kuantitas, serta biaya
pemindahan barang ke tempat penyimpanan. Biaya pemesanan biasanya
dinyatakan dalam suatu jumlah tetap tertentu per pemesanan, tidak
tergantung banyaknya pesanan.
Apabila perusahaan memproduksi persediaannya, biaya pemasangan
mesin (seperti mempersiapkan peralatan untuk melakukan suatu pekerjaan
dengan menyesuaikan mesin, mengganti alat yang diperlukan) dapat
disamakan dengan biaya pemesanan. Biaya ini berupa biaya tetap per
produksi, tidak tergantung pada jumlah produksi.
3.
Biaya Kekurangan
Biaya kekurangan muncul ketika permintaan melebihi persediaan di
tangan. Biaya ini termasuk biaya oportunity karena tidak melakukan
penjualan, kehilangan kepercayaan konsumen, keterlambatan pembayaran.
Apabila biaya ini muncul pada item yang digunakan untuk keperluan internal
4.22
1.
4.23
EKMA4371/MODUL 4
~
_g .D ~------ --~~------~
,~,
w:
Gambar 4.4.
Continuous Inventory Et'stem
Q *=
2DS
atau
Q* ==
2DS
hC
TC = DC + D S + Q hC
Q
2
n* = D I Q * =
DhC
2S
4.24
Di mana:
Q = kuantitas pemesanan
D = permintaan rata-rata
S = biaya pemesanan (tetap)
C = biaya per unit
h = biaya pemesanan per tahun sebagai bagian dari biaya produk
H = biaya penyimpanan per unit
n = frekuensipemesanan
TC = biaya total
Contoh:
Permintaan komputer pada PT ABC adalah sebesar 1.000 unit per bulan.
PT ABC menetapkan biaya pemesanan sebesar Rp4.000.000,00 setiap kali
pemesanan dilakukan. Biaya per unit komputer sebesar Rp500.000,00 biaya
penyimpanan sebesar 20%. Tentukan besarnya kuantitas pemesanan setiap
kali pesan.
Jawab:
D
2.
4.25
EKMA4371/MODUL 4
2DS
p-u
Di mana:
p = tingkat produksi atau tingkat pengiriman
u = tingkat penggunaan
Tingkat persediaan maksimum adalah:
I max
p-u
== p (p- u) == Q
p
Q
Contoh:
Seorang manajer pabrik harus menentukan kuantitas optimal suatu
komponen yang memiliki permintaan sebesar 30 unit per hari. Tingkat
produksi adalah 190 unit per hari, permintaan rata-rata adalah 10.500 unit,
biaya pemasangan mesin adalah Rp200.000,00 dan biaya penyimpanan ratarata per unit adalah Rp21 0,00 per unit. Tentukan kuantitas optimalnya.
Jawab:
D -s -H -p -u --
Qo ==
10.500
200.000
210
190
30
2DS
p-u
2(10.500)(200.000)
190
210
190-30
---
4.200.000.000 /3 167
210
\1 '
= ~20.000.000
= 7.960,402 unit
1, 78
4.26
3.
Safety Stock
Safety stock adalah persediaan barang minimum untuk menghindari
terjadinya kekurangan barang. Terjadinya kekurangan barang disebabkan
antara lain karena kebutuhan barang selama pemesanan melebihi rata-rata
kebutuhan barang. Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan setiap harinya
terlalu banyak atau karena jangka waktu pemesanannya terlalu panjang
dibanding dengan kebiasaan. Kalau kita merniliki safety stock terlalu banyak
akibatnya perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan yang terlalu
mahal, tetapi kalau safety stocknya terlalu sedikit maka perusahaan akan
menanggung biaya atau kerugian karena kekurangan barang. Oleh karena itu,
perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock ini secara tepat.
4.
1.
4.27
EKMA4371/MODUL 4
2.
Sistem Periodik
Dalam sistem periodik, pembelian barang dilakukan secara periodik.
Artinya setiap saat tertentu (seminggu sekali, sebulan sekali, dua bulan
sekali) dilihat berapakah jumlah barang yang masih ada di gudang.
Berdasarkan atas jumlah itu dihitung jumlah yang harus dipesan agar jumlah
persediaan mencapai jumlah maksimum persediaan yang telah ditetapkan.
Maksimum persediaan barang ini sering juga disebut sebagai target inventory
level. Sistem ini sering disebut dengan periodic review (P) system.
--
7r,........n
~e
Gambar 4.5.
lnventorydengan Periodic Peview ftstem
3.
4.28
lead time Gangka waktu pemesanan sampai barang datang) ditambah dengan
safety stock. Pemesanan biasanya dilakukan segera setelah barang dalam
persediaan diambil untuk digunakan sehingga jumlah persediaan akan
kembali sebanyak jumlah persediaan dasar. Cara ini biasanya digunakan
untuk pembelian barang-barang yang mahal harganya danjarang diperlukan.
5.
Sistem Visual
Dalam cara ini digunakan bantuan warna untuk menunjukkan jumlah
persediaan yang ada. Misalnya, apabila jumlah barang yang ada di dalam
gudang masih cukup banyak maka digunakan faktur pengiriman barang yang
berwama putih. Tindasannya dikirimkan kepada bagian pembelian atau
bagian keuangan sehingga setiap bagian yang bersangkutan dapat mengetahui
kalau persediaan masih banyak. Kalau persediaan sudah menipis, maka
digunakan faktur pengeluaran barang berwarna kuning, sehingga setiap
bagian yang berkaitan akan mengetahui bahwa jumlah barang sudah menipis.
Oleh karena itu, tanpa diminta mereka sudah melakukan pemesanan dengan
sendirinya. Kalau jumlah persediaan barang di gudang hampir habis maka
faktur pengeluaran barang yang digunakan berwarna merah sehingga setiap
bagian yang berkaitan mengetahui bahwa jumlah barang hampir habis
sehingga tanpa diperintah mereka sudah melakukan pembelian ekstra agar
kebutuhan barang untuk produksi tidak terlantar. Kadang-kadang dapat pula
digunakan tempat barang berwarna putih, kuning, dan merah. Barang yang
ditempatkan paling jauh ditempatkan di kotak atau tempat yang diberi warna
putih. Kalau mengambil barang dengan warna kotak putih setiap orang
mengerti bahwa barang masih banyak, kalau warna kotaknya kuning berarti
jumlah persediaan barang sudah menipis dan kalau warna kotaknya merah
maka setiap orang dapat mengerti bahwa jumlah barang yang ada di dalam
persediaan sudah hampir habis. Cara ini juga menghemat tenaga karena tidak
perlu administrasi khusus untuk melihat jumlah barang yang ada. Di samping
itu, karyawan yang tingkat pendidikannya kurang pun dapat bekerja dengan
lancar.
D. MENGELOLA PERSEDIAAN DALAM RANT AI PASOK
Kebanyakan contoh dan model persediaan yang dipertimbangkan sejauh
ini mengasumsikan fasilitas tunggal (gudang atau suatu toko pengecer) untuk
memperkecil biaya sendiri sebanyak mungkin. Di dalam bagian ini, kita
EKMA4371/MODUL 4
4.29
4. 30
b.
c.
d.
e.
f.
g.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
EKMA4371/MODUL 4
4)
4.31
EOQ, model persediaan barang yang dibuat sendiri, safety stock, model
dengan expected value (Pelajari bagian B).
Sistem reorder point, sistem periodik, sistem persediaan maksimum dan
minimum, sistem persediaan dasar, sistem visual (pelajari bagian C).
5)
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
5.
4.32
Q*==
2DS
Atau
Q* ==
hC
n* == D I Q* =
2DS
H
DhC
2S
TC = DC + D S + Q hC
Q
2
Di mana:
Q = kuantitas pemesanan
D = permintaan rata-rata
S = biaya pemesanan (tetap)
C = biaya per unit
h = biaya pemesanan per tahun sebagai bagian dari biaya produk
H = biaya penyimpanan per unit
n = frekuensi pemesanan
TC = biaya total
Rumus untuk persediaan yang dibuat sendiri adalah:
Qo ==
2DS
p-u
Di mana:
p = tingkat produksi atau tingkat pengiriman
u = tingkat penggunaan
Tingkat persediaan maksimum adalah:
Q
p-u
/max == (p -u) == Q
p
p
6.
7.
8.
EKMA4371/MODUL 4
c.
d.
e.
4.33
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4)
4.34
C. 400 unit
D. 40.000 unit
5)
6)
C. EOQ
D. EPQ
7)
C. EOQ
D. EPQ
8)
9)
4.35
EKMA4371/MODUL 4
4.36
Tes Formatif2
1) B
2) A
3) c
4) A
5) A
6) B
7) A
8) D
9) c
10) B
Q== 2DS
H
--
2xl.OOOxl 00.000
5.000
200.000.000
5.000
5)
.
D
1.000
h
k
N ==
==
= 5 a11 pemesanan per ta un
Q 200
EKMA4371/MODUL 4
4.37
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, F.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 5
PENDAHULUAN
alam modul ini, akan dibahas tentang pemunculan strategi dalam rantai
pasok yang harus memperhatikan kekuatan rantai pasok beserta tingkat
ketidakpastian dari konsumen ditinjau dari produk yang diinginkan. Strategi
rantai pasok yang tepat akan memberikan dampak pada efisiensi biaya karena
rantai pasok akan dibagi menjadi responssiveness supply chain (lebih
rnernpertimbangkan pada layanan ke konsumen) dan functional supply chain
(lebih mempertimbangkan pada biaya rantai pasok). Selain itu, bahasan
tentang integrasi dan kolaborasi rantai pasok perlu untuk dijelaskan
mengingat problem integrasi yang menggabungkan banyak pelaku dalam
rantai pasok untuk bersama-sama mencapai tujuan sesuai strategi yang telah
dibuat sebelumnya. Nilai penggunaan jenis teknologi inforrnasi dengan
penggunaan informasi pada rantai persediaan yang lebih intensif akan
berakibat pada desain rantai pasok yang efektif dan manajemen rantai
persediaan yang lebih terintegrasi. Sering kali mengingat pentingnya
informasi ini dalam rantai pasok muncul pendapat bahwa informasi dapat
menggantikan persediaan. Hal ini berarti bahwa kecepatan perpindahan
barang yang baik tidak memerlukan terlalu banyak persediaan di beberapa
titik penyimpanan melainkan hanya pada persediaan yang terpusat.
Persediaan yang terpusat ini apabila diikuti dengan sistern pengiriman yang
baik akan dapat memenuhi harapan konsumen. Betapapun, pada beberapa
titik kebutuhan pelanggan produk, informasi rantai persediaan harus secara
efektif diatur, dan perubahan ini mendorong ke arah persediaan yang lebih
rendah. Tentu saja, sasaran modul ini akan menandai bagaimana informasi
mempengaruhi operasi dan desain dari rantai persediaan. Dengan manfaat
informasi sekarang yang tersedia, orang dapat mendesain dan beroperasi
dalam rantai persediaan jauh lebih efisien dan efektif dari sebelumnya.
5.2
5.3
EKMA4371/MODUL 5
Kegiatan Belajar 1
,1 jMlti~J ~'UH1~1
Gambar 5.1.
Value OJain
1
;
'
5.4
Rantai nilai (value chain) dimulai dari pengembangan produk baru yang
menciptakan spesifikasi produk. Bagian pemasaran melakukan publikasi
kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan sehingga muncul
permintaan dari konsumen. Berdasarkan spesifikasi produk yang telah
ditetapkan, bagian operasi mentransformasi input menjadi output untuk
menghasilkan produk. Kemudian bagian distribusi akan menyampaikan
produk kepada konsumen. Akhirnya, bagian pelayanan bertugas untuk
merespons permintaan konsumen selama dan setelah penjualan. Hal ini
merupakan fungsi-fungsi utama yang harus dijalankan agar memperoleh
keberhasilan penjualan. Keuangan, akuntansi, teknologi, dan sumber daya
manusia merupakan pendukung keberhasilan fungsi-fungsi utama dalam
rantai nilai. Untuk menghasilkan strategi kompetitif perusahaan, semua
fungsi ini berperan dan masing-masing harus dikembangkan strateginya.
Untuk mencapai strategi yang tepat, sebuah perusahaan harus
memastikan bahwa kemampuan rantai pasoknya harus bisa memenuhi
kepuasan pelanggan seperti yang sudah ditargetkan. Menurut Chopra dan
Meindl (2004), ada tiga langkah untuk mencapai strategi yang tepat yaitu:
1. memahami pelanggan dan ketidakpastian dari rantai pasok;
2. memahami kemampuan rantai pasok;
3. pencapaian strategi yang tepat.
Langkah 1: Memahami Pelanggan dan Ketidakpastian dari Rantai
Pasok
Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh
pelanggan untuk setiap target yang ingin dicapai karena adanya
ketidakpastian dalam rantai pasok. Dengan memahami kebutuhan pelanggan,
perusahaan dapat menentukan biaya yang dibutuhkan serta pelayanan yang
dapat diberikan. Ketidakpastian dalam rantai pasok mengharuskan
perusahaan mengidentifikasi kegagalan dan keterlambatan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan. Secara umum, permintaan pelanggan dari setiap
segmen bisa sangat bervariasi mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a. Jumlah produk yang dibutuhkan untuk setiap lot-nya.
b. Waktu respons yang bisa ditolerir oleh pelanggan.
c. V ariasi produk yang dibutuhkan.
d. Tingkat pelayanan yang dibutuhkan.
e. Harga produk.
f. Kecepatan inovasi suatu produk.
5.5
EKMA4371/MODUL 5
Kebutuhan Pelanggan
tingkat
pelayanan
5.6
Marjin produk
Rata-rata forecast error
Rata-rata stockout rate
Rata-rata forced season end markdown
Low Implied
Uncertai ntv
Rendah
10/o
1-2/o
0/o
High Implied
Uncertai ntv
Tinggi
40-100/o
10-40/o
10-24/o
5.7
EKMA4371/MODUL 5
Low
Cost
High
Low
Gambar 5.2.
Kurva Cost-Pesponsiveness Bficient Frontier
5.8
trade off antara biaya dan responsiveness, kunci pemilihan strategis pada
setiap rantai pasok adalah tergantung pada tingkat responsiveness yang ingin
dicapai. Kisaran rantai pasok adalah dari semata-mata fokus pada
responsiveness sampai pada fokus untuk produksi dan memasok pada biaya
terendah yang bisa dicapai.
Responsiveness
Spectrum
Efficient Supply
Chain
Certain
Demand
Implied
Uncertainty
Spectrum
Uncertain
Demand
Gambar 5.3.
Zone Elrategic Rt
Berdasar pada zone strategic fit di atas maka kita bisa menentukan
strategi apa yang bisa dipilih dalam rantai pasok untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Untuk mencapai strategi yang tepat secara keseluruhan, sebuah
5.9
EKMA4371/MODUL 5
Strategi manufaktur
Strategi persediaan
Meminimalkan persediaan
supaya biaya rendah
Strategi lead-time
Strategi pemasok
5.10
B. STRATEGILEAD-TIME
Konsep lead-time dipahami dalam sudut pandang antara pelanggan dan
pemasok. Dalam pandangan pelanggan, yang dinamakan lead-time adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menunggu antara pemberian order sampai
barang dikirimkan (the order to delivery cycle). Dalam pandangan pemasok,
lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi sebuah order
ke dalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah total waktu
dalam hal modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai
dengan pembayaran dari pelanggan diterima (the cash to cash cycle). Anda
akan mempelajari lebih lanjut mengenai strategi lead time pada Modul 6.
1.
2.
3.
5. 11
EKMA4371/MODUL 5
Procurement
Manufacturing
Delivery
4.
5.12
EKMA4371/MODUL 5
5.13
5.
5.14
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
3)
4)
5)
EKMA4371/MODUL 5
5.15
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. 16
7.
Tujuan utama
Strategi desain
produk
Strategi pricing
Strategi
manufaktur
Strategi
persediaan
Meminimalkan persediaan
supaya biaya rendah
Strategi leadtime
Strategi
pemasok
8.
9.
Memilih berdasarkan
kecepatan, fleksibilitas,
reabilitas, dan kualitas
EKMA4371/MODUL 5
5.17
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini adalah fungsi-fungsi utama dalam value chain, kecuali ....
A. pemasaran dan penjualan
B. pelayanan
C. distribusi
D. pembelian
2)
3)
4)
5.18
5)
Sebuah perusahaan yang tidak berada pada keadaan efficient frontier bisa
memperbaiki posisinya dari sisi responssiveness maupun biaya dengan
cara ....
A. menurunkan harga
B. meningkatkan efficient frontier
C. menggeser efiicient frontier-nya
D. menurunkan tingkat persediaan
6)
7)
8)
9)
5.19
EKMA4371/MODUL 5
10) Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi dari order menjadi dalam
bentuk kas disebut ....
A. customer order cycle
B. cash to cash cycle
C. order cycle
D. periodic cycle
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
5.20
Kegiatan Belajar 2
5.21
EKMA4371/MODUL 5
Gambar 5.5.
CPFR rvbdel oleh Chase (2004)
Pada dasarnya CPFR akan dapat dilakukan jika pelaku antar bagian
fungsional bersedia untuk bekerja sama dalam melakukan peramalan
sehingga produk dari kolaborasi itu dijadikan dasar untuk pencapaian tujuan
rantai pasok bersama. Kaitan antara ramalan penjualan dengan produksi
digambarkan oleh Coyle, et al. (2003) pada bagan berikut:
Sesuai bagan di bawah ini, CPFR menekankan pentingnya berbagi data
pembelian oleh konsumen di antara para rekanan pedagang sehingga tercipta
jalur yang lebih transparan antara konsumen dengan rantai pasok. Pada
prakteknya kegiatan ini bermula dari berbagi marketing plan. Atas
perencanaan yang telah disepakati bersama kemudian dibuat ramalan per
SKU dalam unit per satuan waktu yang telah memperhitungkan pengaruh
dari promosi yang mungkin direncanakan untuk SKU tertentu. Kemudian
angka-angka ini di masukkan ke internet yang bisa di akses oleh para
pemasok maupun pedagang.
CJ1
1\)
1\)
l.fls,ulr'~
OU: ~a yc~~dtn1lU'rcl
:~~r~~t:~ ~e~nl ~ ~ Yr dco.~~: -
*
~~~)i~ rnt.ltlt:l-'! nitl'Ving-;
I
~~~tuc protll.tfutm
~tl\e~#lc ( ~ ~ ' l~,~ ~~n'~~,
I...
-I
~-o
R~v;~ill it(~Ubl
' - .
.. -,
--
~st~~ ~tr1~
:.1:
--
! . . . ....
_(i:ru~ nnrfk~tn..~iti.c:tnt'111s
l't ~to ..;'k~ycM pt!'TJ <~ d~ 1
1
<
s:
~
::J
(1)
(1)
::J
Gambar 5.6.
Integrated process of S:lles Forecasting up to Production
JJ
---
::J
'1J
~
C/)
;1\
~
::J
5.23
EKMA4371/MODUL 5
Synchronized order
fulfillment
Collaborative
planning and
execution
Joint capacity
planning
Gambar 5. 7.
CPFR process by Coyle, et a/. (2003)
5.24
B. BULLWHIP EFFECT
Pembahasan mengenai peramalan dalam persediaan selalu berkaitan
dengan bullwhip effect seperti telah Anda pelajari di Modul 4. Akhir-akhir ini
banyak para penyalur dan pengecer mengamati bahwa permintaan pelanggan
untuk produk yang spesifik tidaklah banyak, namun menyebabkan tingkatan
pesanan dan persediaan yang berubah-ubah ke rantai persediaan mereka.
Peningkatan variabilitas di dalam rantai persediaan ini dikenal sebagai
bullwhip eject. Untuk memahami dampak dari meningkatnya variabilitas
pada rantai persediaan sehingga mampu menentukan jumlah pesanan,
pedagang besar harus mampu meramalkan permintaan pedagang eceran. Jika
pedagang besar tidak mempunyai akses kepada data pelanggan, ia harus
menggunakan pesanan berdasarkan pesanan yang dilakukan oleh pedagang
eceran untuk melaksanakan dan meramalkannya.
Analisis ini dapat dipindah ke tingkat distributor atau pabrik, bahkan
pada tingkat yang lebih tinggi karena biaya-biaya pada fasilitas ini lebih
tinggi. Namun, penting untuk mengidentifikasi alat dan teknik untuk
mengendalikan bullwhip effect; termasuk untuk mengendalikan peningkatan
variabilitas di dalam rantai persediaan.
EKMA4371/MODUL 5
5.25
5.26
oleh tingkat yang ketiga akan lebih bervariasi dibanding pesanan yang
ditempatkan oleh tingkat yang kedua dan seterusnya.
Permintaan dengan informasi yang didesentralisasikan menunjukkan
rantai persediaan yang terdesentralisasi. Dalam hal ini, pedagang eceran tidak
membuat peramalan sendiri, tetapi setiap tingkat dalam rantai pasok harus
membuat peramalannya masing-masing berdasarkan permintaan dari tingkat
sebelumnya. Berarti pedagang besar menggunakan suatu peramalan rata-rata
bergerak untuk meramalkan rata-rata permintaan. Selanjutnya, pedagang
besar menggunakan peramalan ini untuk menentukan tingkat persediaan
targetnya serta menempatkan pesanan kepada distributor. Dengan cara yang
sama, distributor menggunakan peramalan rata-rata bergerak dengan
pengamatan atas pesanan dari pedagang besar untuk meramalkan rata-rata
dan simpangan baku permintaannya dan menggunakan peramalan ini untuk
menentukan target tingkat persediaan. Kemudian distributor juga melakukan
pemesanan kepada tingkat keempat, misalnya pabrik, berdasarkan
peramalannya tersebut.
Pada pesanan dengan informasi yang terpusat, variabilitas pesanan akan
lebih kecil dibandingkan pesanan dengan informasi yang terdesentralisasi.
Pada pesanan dengan informasi yang terdesentralisasi, variabilitas pesanan
menjadi lebih besar seiring dengan semakin naiknya rantai persediaan.
Pesanan pedagang besar menjadi lebih variabel dibandingkan dengan
pesanan di pedagang eceran, demikian seterusnya, pesanan akan semakin
variabel pada tingkatan yang lebih atas. Akhirnya, hal ini dapat menimbulkan
bullwhip effect.
EKMA4371/MODUL 5
5.27
1.
Mengurangi Ketidakpastian
Mengurangi bullwhip effect dengan cara mengurangi ketidakpastian
dapat dilakukan dengan menyediakan masing-masing langkah dalam rantai
persediaan dengan informasi selengkap mungkin mengenai permintaan
pelanggan. Informasi yang terpusat dapat mengurangi bullwhip effect. Setiap
langkah dalam rantai pasok boleh menggunakan data permintaan yang sama,
namun menggunakan metode peramalan yang berbeda sehingga dapat
mengurangi dampak bullwhip effect.
2.
Mengurangi Variabilitas
Bullwhip effect dapat dikurangi dengan mengurangi variabilitas
permintaan pelanggan di tiap-tiap tingkatan pada rantai persediaan. Sebagai
contoh, apabila kita dapat mengurangi variabilitas permintaan pelanggan
pada pedagang eceran maka variabilitas di tingkat pedagang besar juga dapat
dikurangi walaupun masih ada kemungkinan bullwhip effect terjadi.
3.
Pengurangan Lead-time
Lead-time yang besar akan semakin memperbesar variabilitas dalam
rantai persediaan. Lead-time pada masing-masing tingkatan rnemungkinkan
sernakin besarnya variabilitas di masing-rnasing tingkatan. Sernakin besar
lead-time, juga akan semakin memperbesar kemungkinan terjadi bullwhip
effect. Dengan demikian, mengurangi lead-time berarti juga mengurangi
bullwhip effect.
4.
Strategi Partnerships
Strategi partnership dilakukan dengan rnemberikan informasi secara
bersama di antara tingkatan dalam rantai persediaan. Dengan memiliki
informasi yang sama maka setiap tingkatan dalam rantai persediaan dapat
mengatur permintaannya sehingga dapat mengurangi dampak bullwhip effect.
5.28
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
1)
EKMA4371/MODUL 5
5.29
5)
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
5.
5. 30
6.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
Terdapat tiga elemen penting dalam CPFR seperti berikut ini, kecuali ... .
A. collaborative demand planning
B. joint capacity planning
C. synchronized order fulfillment
D. integration and information
3)
EKMA4371 /MODUL 5
5. 31
4)
5)
6)
7)
8)
9)
5.32
10) Salah satu strategi dalam CPFR yang dilakukan dengan memberikan
informasi secara bersama di antara tingkatan dalam rantai persediaan
adalah ....
A. mengurangi ketidakpastian
B. mengurangi variabilitas
C. strategi partnership
D. mengurangi lead-time
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Tingkat penguasaan
= - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
5.33
EKMA4371 /MODUL 5
Tes Formatif2
1) B
2) D
3) c
4) D
5) B
6) A
7) A
8) A
9) D
10) B
10)
5.34
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. 8th edition. McGraw-Hill.
Modul 6
Lead- Time
lr. Adi Dj oko Gurit no, rvlSE, Ph. D.
Nlei rani Harsasi, S E, M.S.
"~
PENDAHULUAN
6.2
Kegiatan Belajar 1
Biaya
Kualitas
3.
Waktu
4.
Fleksibilitas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
EKMA4371/MODUL 6
6.3
1.
Biaya
Menurunkan harga dapat meningkatkan permintaan produk atau jasa,
tetapi dapat juga menurunkan margin keuntungan jika produk atau jasa yang
dihasilkan tidak dapat diproduksi dengan biaya rendah. Untuk bersaing dalam
hal biaya, manajer operasi harus memperhatikan biaya tenaga kerja, material,
sisa (scrap), serta biaya-biaya lain untuk mendesain suatu sistem yang dapat
menurunkan biaya per unit produk atau jasa. Sering kali usaha untuk
menurunkan biaya ini harus dimulai dengan investasi tambahan dalam hal
automatisasi mesin dan peralatan.
2.
Kualitas
Prioritas persaingan dalam hal kualitas meliputi desain dengan performa
tinggi dan kualitas yang konsisten. Desain dengan performa tinggi meliputi
fitur-fitur yang superior, tahan lama, dan ketersediaan layanan puma jual.
Desain dengan performa tinggi menentukan tingkat kinerja operasi dalam
membuat produk ataupun menyediakan jasa. Sebagai contoh, sistem operasi
yang dijalankan Club Med, sebuah resort yang juga menyediakan
entertainment, makan malam, rekreasi, dan fasilitas-fasilitas lainnya sehingga
rnemiliki tingkat permintaan yang lebih tinggi daripada hotel-hotel tanpa
fasilitas tarnbahan lainnya.
Kualitas yang konsisten berarti mengukur kesesuaian produk atau jasa
dengan spesifikasinya. Pelanggan menginginkan produk atau jasa yang
merniliki kualifikasi seperti yang diinginkan. Misalnya, pelanggan sebuah
bank pasti menginginkan bank tidak rnelakukan kesalahan dalam mencatat
transaksi. Untuk berkornpetisi berdasarkan kualitas, rnanajer operasi harus
rnenentukan desain dan pengawasan operasi yang ketat untuk mengurangi
kesalahan (error).
3.
Waktu
Prioritas persaingan dalam hal waktu, meliputi kecepatan pengiriman,
ketepatan pengiriman, dan kecepatan pengembangan. Kecepatan pengiriman
adalah waktu antara menerima pesanan pelanggan dan memenuhi pesanan
tersebut. Waktu inilah yang disebut dengan lead-time. Waktu pengiriman
yang dapat diterima bervariasi, bisa satu tahun (untuk mesin-mesin yang
kompleks dan customized), beberapa minggu (untuk menjadwalkan
perjalanan wisata) ataupun dalam hitungan menit (untuk ambulans). Pabrikan
6.4
4.
Fleksibilitas
Prioritas persaingan dalam hal fleksibilitas meliputi kustomisasi dan
fleksibilitas volume. Kustomisasi adalah kemampuan untuk memuaskan
keinginan yang unik dari setiap pelanggan dengan cara mengubah-ubah
desain produk atau jasa. Kustomisasi produk atau jasa kadangkala digunakan
untuk jangka waktu yang lama, kadangkala hanya untuk jangka waktu yang
EKMA4371/MODUL 6
6.5
6.6
1.
.I
I.
-=w.;
~
1tf
r
'
'
..
Nla:tU1"rt;y
s :m LI rattom
Ele6ll i r\~
I"'
'I
r'
Gn?wth ''I
l
!
I,
I,
I'
I
1lwci~HutcHc,n
j
'
Gambar 6. 1.
.I
'J
6.7
EKMA4371/MODUL 6
S kl us Hid up Produk
~~ I
I
I .. .I
1 111
Ill
Gambar 6.2.
Sklus Hidup yang Lebih Pendek 1\kmbuat Permasalahan Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan oleh perusahaan akan menyebabkan kurva semakin bergeser ke kanan, yang akan berakibat pada keusangan
stok karena sudah tidak dapat mengikuti perkembangan jaman lagi.
Bagaimanapun, bukan hanya konsep tepat waktu kepada pasar yang penting.
Sekali sebuah produk berada pada pasar, kemampuan untuk merespons
secara cepat terhadap permintaan konsumen merupakan hal yang penting.
Jelasnya bahwa perusahaan yang dapat mencapai penyusutan pada siklus
pemesanan menuju pengiriman mereka akan mendapatkan keuntungan yang
kuat dibandingkan kompetitor mereka yang lebih lambat.
2.
6.8
Gambar 6.3.
EKMA4371/MODUL 6
6.9
3.
Ketidakstabilan Pasar
Masalah
berkelanjutan
bagi
kebanyakan
organisasi
adalah
ketidakakuratan peramalan. W alaupun metode peramalan yang dilakukan
sangat rumit dengan kesalahan yang sangat kecil, namun ketidakstabilan
pasar dapat menyebabkan peramalan tersebut salah. Banyak kesalahan
peramalan dikarenakan ketidaktepatan metodologi peramalan. Akar
penyebab dari masalah ini adalah ketika lead-time meningkat maka kesalahan
peramalan juga akan meningkat. Hal lain yang turut mempengaruhi adalah
ketika ketidakstabilan permintaan cenderung meningkat yang disebabkan
oleh aktivitas persaingan dan juga disebabkan oleh respons yang tidak
terduga dari promosi ataupun perubahan harga. Pada situasi seperti di atas
hanya sedikit sekali metode peramalan yang dapat memperkirakan perubahan
jangka pendek dalam permintaan dengan ketepatan akurasi yang tinggi.
Semua peramalan memiliki kecenderungan terjadi kesalahan dan
semakin luas lingkup dari peramalan maka kesalahan yang diperkirakan
terj adi akan semakin besar.
Gambar 6.4.
Kesalahan Peramalan dan Perencanaan Masa Datang
Seperti dapat Anda lihat pada Gambar 6.4, seiring dengan berjalannya
waktu maka kesalahan peramalan juga kemungkinan akan terjadi. Kesalahan
ini dapat berlebih (ke arah atas/+) maupun kurang (ke arah bawahl-).
Pemecahan untuk permasalahan seperti di atas adalah dengan meningkatkan
safety stock untuk menjaga apabila terjadi kesalahan peramalan. W alaupun
hal ini juga lebih sering dipilih untuk mengurangi lead-time yang bertujuan
6.10
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan beriku t!
1)
EKMA4371/MODUL 6
2)
3)
4)
5)
6. 11
1)
6.12
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
EKMA4371/MODUL 6
6.13
2)
Usaha untuk menurunkan biaya agar biaya per unit produk menjadi lebih
kecil sering kali dimulai dengan melakukan ....
A. investasi tambahan untuk otomatisasi mesin
B. memperluas pabrik
C. meningkatkan variabilitas produk
D. menambah jumlah tenaga kerja
5)
6.14
B. kualitas
C. kustomisasi
D. fleksibilitas
6)
7)
8)
9)
10) Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan waktu adalah sering kali
kecepatan produksi melalui otomatisasi mesin tidak diimbangi oleh ....
A. tenaga kerj a yang terampil
B. manajemen persediaan yang baik
C. sistem produksi yang tepat
D. metode peramalan yang salah
6.15
EKMA4371/MODUL 6
6.16
Kegiatan Belajar 2
Lead- Time
etelah Anda mempelajari materi prioritas persaingan maka pada
Kegiatan Belajar 2 ini, Anda akan mempelajari mengenai lead-time
dalam rantai pasok.
A. KONSEP LEAD-TIME
Dari sudut pandang konsumen, hanya ada satu lead-time, yaitu waktu
yang dibutuhkan dari pemesanan sampai ke pengiriman. Jelas sekali hal
tersebut merupakan variabel persaingan yang sangat penting ketika semakin
banyak pasar yang bersifat kompetitif. N amun, hal tersebut hanya
menggambarkan sebagian dari sudut pandang lead-time. Hal yang tak kalah
pentingnya adalah lead-time yang dilihat dari sudut pandang pemasok, yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah pesanan menjadi pemasukan dalam
bentuk tunai dan juga jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan
modal usaha dari hasil pembayaran konsumen.
Pada bagian berikutnya, Anda akan mempelajari mengenai lead-time
secara lebih mendalam.
1.
6.17
EKMA4371/MODUL 6
Penempatan
pemesanan
konsumen
Penerimaan
pesanan
Perakitan
pesanan
Pemrosesan
pesanan
Transportasi
Penerimaan
pes an an
Gambar 6.5.
Bemen-elemen OCT
.'
'
'
I
_ ....
..
..
....
ilffrit.L! fUJI~
~~ 1.1 L lttl,!"
- '"~~'
_... ... - --- - - ... -
. ..
t. .
Gambar 6.6.
.J
. -
I~Jy .
6.18
Pada situasi tersebut, ketika pesanan tidak dapat dipenuhi dari persediaan
yang ada, melainkan harus diproduksi, dirakit terlebih dahulu ataupun
bersumber dari vendor eksternal maka lead-time jelas sekali akan bertambah.
Penambahan lead-time ini kemungkinan terjadi lebih besar karena semakin
besamya variasi waktu pemesanan sampai ke pengiriman.
.. _
,.._ I
~~~ubrnw
-
li-ud,
__...... timv-
'
~
I
wht
n d.at.tt u[.Jf~v.
' ~ t!c
tS. , tnht r
~I
cc
1 tb1bme~
Gambar 6. 7.
Komponen-Komponen Lead-Time
2.
6.19
EKMA4371/MODUL 6
sebuah pesanan menjadi uang tunai?". Pada kenyataannya masalah yang ada
bukan hanya pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproses
suatu pesanan dan menerima pesanan, tetapi juga sepanjang apa pipeline dari
pencarian sumber bahan baku sampai ke produk jadi karena melalui pipeline
tersebutlah sumber daya yang ada dikonsumsi dan modal kerja yang ada
digunakan.
Pada saat ketika pesanan diterima maka proses akan dimulai. Keputusankeputusan penting segera dibuat. Dimulai dengan pengadaan bahan dan
komponen pendukung, diproses, dirakit, sampai dengan proses distribusi
akhir. Dalam rangkaian produksi dan distribusi ini akan memerlukan waktu.
W aktu tersebut akan terepresentasi oleh jumlah hari sebuah persediaan
berada pada pipeline baik itu dalam bentuk bahan baku, proses kerja,
persediaan sementara atau waktu yang dibutuhkan untuk memproses
pemesanan, dan juga waktu yang dihabiskan pada proses produksi, waktu
antrian ataupun bottleneck. Pengaturan pada keseluruhan pipeline inilah yang
menjadi kajian utama pada manajemen logistik lead-time. Pada Gambar 6.8
Anda dapat perhatikan bagaimana total lead-time dibuat dimulai dari
pembelian sampai dengan pembayaran
.
' .. ,..
.,
.~C~lUJIIAI
~tP:.i::UJ !\~-
[fiiUC:UW. 1P
'
i.
I ,.,~~Jin~l
-
'
,,
ub'us f
rm .Jh \J rr.m
1ru;~t'P ,~ '~lr.l t. ._.
~i"
t'2't i<l11i)L~IJW.tln1Ul~
' iiihlb.d IH
lt.:
i.U.lDU!ilt J~~
l tJ..rtntml
lh:.~t m n11 lir:.unh n\i\lrr
t s
Ut:iUt
lth
L ~
!,\ ~
,.,,'tr\!:1 , .lu,
Gambar 6.8.
.y__
6.20
Seperti yang telah Anda pelajari, semakin panjang pipeline dari bahan
baku sampai ke pengguna terakhir berarti semakin kurang responsif terhadap
permintaan sistem tersebut. Akan jadi permasalahan apabila pipeline yang
panjang tersebut tidak dapat menampilkan gambaran permintaan akhir
sehingga akan terdapat kesulitan untuk menghubungkan proses produksi dan
keputusan pengadaan dengan kebutuhan pasar. Selain itu, kita juga akan
menemukan sebuah lingkungan yang dibangun sebagai penyangga pada
setiap langkah pada rantai pasok. Perkiraan yang biasa dilakukan
menghasilkan suatu langkah yang disarankan yaitu jumlah safety stock yang
terdapat pada pipeline, bervariasi sesuai dengan akar pangkat dua dari
panjang pipeline.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan memastikan waktu
respons yang tepat untuk mengatasi ketidakstabilan permintaan dibutuhkan
sebuah pendekatan yang baru dan mendasar pada manajemen lead-time.
EKMA4371/MODUL 6
6.21
kembali, secara garis besar telah menambahkan jumlah biaya yang lebih
besar dibandingkan penambahan nilai. Secara sederhana, waktu yang
dikonsumsi untuk penambahan nilai adalah waktu yang digunakan untuk
melakukan sesuatu yang menghasilkan keuntungan yang dibayarkan oleh
konsumen. Selanjutnya, kita dapat mengklasifikasikan proses produksi
sebagai aktivitas yang memberikan nilai tambah sebagaimana pemindahan
fisik produk dan keinginan untuk menciptakan pertukaran. Ungkapan kuno
yang berbunyi "produk yang tepat pada saat yang tepat dan di tempat yang
tepat" merangkum ide-ide dari aktivitas penambahan nilai pada konsumen.
Selanjutnya, setiap aktivitas yang berkontribusi terhadap keberhasilan tujuan
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam sebuah penambahan nilai.
Pada sisi yang lain, waktu yang bukan termasuk waktu penambahan nilai
adalah waktu yang digunakan pada aktivitas yang apabila dihilangkan tidak
akan berakibat berkurangnya keuntungan yang dibayarkan oleh konsumen.
Beberapa aktivitas yang bukan merupakan penambahan nilai juga penting
karena aktivitas tersebut tetap memakan biaya dan harus diminimalkan.
Perbedaan antara waktu penambahan nilai dan waktu yang bukan
penambahan nilai perlu untuk dipahami agar proses logistik dapat
ditingkatkan. Pembuatan diagram alir proses-proses dalam rantai pasok
adalah langkah pertama untuk mengetahui kesempatan-kesempatan yang ada
untuk meningkatkan produktivitas melalui re-engineering proses tersebut.
Setelah proses-proses tersebut telah dibuat diagram alirnya maka langkahlangkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Langkah pertama, dengan mengumpulkan para manajer yang terlibat
pada proses-proses tersebut untuk berdebat dan bersepakat mengenai elemen
mana dari proses tersebut yang dapat dideskripsikan sebagai penambahan
nilai. Kesepakatan mungkin tidak secara gampang dapat tercapai dikarenakan
tidak seorang pun menyukai untuk mengakui bahwa aktivitas yang mereka
pertanggungjawabkan ternyata tidak memberikan nilai tambah bagi
konsumen.
Langkah kedua, yang harus dilakukan adalah dengan memisahkan
seberapa banyak waktu yang dikonsumsi pada proses penambahan nilai dan
yang bukan penambahan nilai.
6.22
\i,..
'
i'l"n,l!I.:I'C~ llfU\1 ~ 1 ,
added
m~
I
m;e:W(;
llffi;'l"i
t~l , ~ ~tj
- _osm a~ttt:d
Prtl'tb:r~. :&.ttfm1,r.t ,iiJ ~ ~:t oom~ra T.G&I~ 11l1JJ ill"( fil cut <:V&l'.a'(_mn~iUtt
Gam bar 6. 9.
Aktivitas yang fv1enambah Biaya dan Aktivitas yang fv1enambah Nilai
..------------
~)
;]1 J~
6.23
EKMA4371/MODUL 6
I EIJI'Shod
~t~l
Gambar 6. 11.
Waktu Penambahan Biaya versus Waktu Penambahan Nilai
6.24
( ,oSJ,f.lllJm
- dd~i'(t:TY
"'ii::ln-1 ..
rv.JIUltc~n Ql
gfock
''
r~
. _ . .. 01
,.,
(I
'
Gambar 6. 12.
rvlengurangi Waktu Bukan Penambahan Nilai 1\kningkatkan Pelayanan dan
rvlenurunkan Bi aya
6.25
EKMA4371/MODUL 6
-~--------------~
Gambar 6. 13.
Perbedaan Lead-Time
6.26
berbagai masalah yang terjadi akibat menginvestasikan dana dan tenaga pada
peningkatan teknik peramalan, tetapi pada mengurangi perbedaan lead-time.
Tantangan bagi manajemen logistik adalah mencari bagaimana cara
untuk mengurangi perbedaan lead time tersebut bila tidak dapat ditiadakan.
- - - - - - - - ---
--
P~nf.SiJnttnL~b JBidnlC.Ul
_ 4=~~
--~-~
--~
-~-~~~~~~
Gambar 6. 14.
rvleni adakan Lead-Time
Mengurangi perbedaan dapat dicapai dengan cara memendekkan leadtime logistik dengan secara terus-menerus dan mencoba untuk mendekatkan
dengan siklus pemesanan konsumen. Cara ini dapat dilakukan dengan
mengetahui sejak awal mengenai kebutuhan berdasarkan permintaan.
1.
6.27
EKMA4371/MODUL 6
"\'41m ~Tl\'
...
.. -i'iii'iTFM
-. . . .
rYrtnlr{l{
..
"
t!
. l~lhUzt SJiS)~
Gambar 6. 15.
Cont oh Pemet aan Rant ai Pasok
Dari peta tersebut dapat dilihat bahwa waktu horizontal adalah 60 hari.
Dengan kata lain, proses-proses dari mulai mengumpulkan bahan, spinning,
knitting, dyeing, finishing, sewing dan lainnya memakan waktu 60 hari untuk
6.28
6.29
EKMA4371/MODUL 6
2.
' I
Gambar 6. 16.
Pain Penetrasi Permintaan dan S:rategik Persediaan
6.30
\\~ ku~'l
~~l I
.~
1 2\~.J:.IJ!!, I 0rmIf I
Gambar 6. 17.
lnformasi Iceberg
Sekarang dapat dilihat adanya tanda bahwa pembeli dan pemasok telah
menyadari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jika informasi
kebutuhan dapat disebarkan secara terus-menerus. Jika konsumen dapat
melihat tepat ke akhir pipeline maka sistem logistik akan menjadi lebih
responsif terhadap permintaan terkini. Kemudian, ketika konsumen masih
menginginkan perubahan pengiriman, maka ada kesempatan besar bahwa
pelayanan ke konsumen akan bertambah dan biaya pemasok dapat dikurangi.
Pendekatan dua arah ini secara terus-menerus mencoba untuk
mengurangi lead-time logistik dan pada saat yang sama memperbesar siklus
pemesanan konsumen. Bagaimanapun, pengalaman menunjukkan bahwa
peningkatan substansi dapat dihasilkan baik dengan cara lebih responsif
ataupun dengan mendapatkan informasi awal tentang permintaan.
3.
6.31
EKMA4371/MODUL 6
Titik tumpu pada rantai pasok merepresentasikan suatu titik di mana kita
memutuskan untuk mencari sumber/produksi/pengiriman suatu produk pada
bentuk akhirnya dan titik di mana jumlah dan variasi dibuat. Ide ketika titik
keputusan dapat ditunda selama mungkin mengakibatkan kita semakin dekat
dengan sistem made-to-order dengan seluruh keuntungannya.
Permasalahan pada beberapa perusahaan adalah bahwa titik tumpu pada
rantai pasok mereka seperti pada Gambar (c) di bawah ini.
6.32
..
..
..
..
..
7~
Gambar 6.19.
Kecepatan dan Visibilitas Gerakan Pesponsiveness
LATIHAN
Postponent
Bottleneckl
management
Reduce non-
1)
2)
3)
Streamlined
processe~
Velocity
Responsivene.
6.33
EKMA4371/MODUL 6
4)
5)
2)
3)
4)
5)
Penerimaan
pes an an
Pemrosesan
pes an an
Perakitan
pesanan
Transportasi
Penerimaan
pes an an
(Pelajari bagian A)
Manajemen pipeline adalah sebuah proses di mana lead-time proses
produksi dan pengadaan dihubungkan dengan kebutuhan dari pasar. Pada
saat yang bersamaan, manajemen pipeline bertujuan untuk memenuhi
tantangan kompetitif dari meningkatnya kecepatan respons dari
kebutuhan pasar.
Tujuan dari manajemen logistik pipeline adalah sebagai berikut.
a) Biaya yang lebih rendah.
b) Kualitas yang lebih tinggi.
c) Fleksibilitas yang lebih tinggi.
d) Waktu respons yang lebih cepat.
Waktu penambahan nilai menunjukkan aktivitas-aktivitas yang
memerlukan waktu dan diimbangi dengan penambahan nilai. Sering kali
permasalahan yang timbul adalah ketidakseimbangan antara waktu
penambahan nilai dan waktu yang bukan penambahan nilai sehingga hal
ini penting untuk dipahami dalam rantai pasok.
Perbedaan lead-time menunjukkan adanya perbedaan waktu yang
dibutuhkan untuk pengadaan, pembuatan, dan pengiriman produk akhir
ke konsumen dengan waktu bagi konsumen bersiap menunggu untuk
produk tersebut.
Sebuah peta rantai pasok pada intinya adalah sebuah pemaparan berbasis
waktu dari proses-proses dan aktivitas-aktivitas yang berada dalam
lingkup ketika bahan atau produk bergerak melewati rantai tersebut.
Pada saat yang bersamaan, peta tersebut akan menonjolkan waktu yang
6.34
RANGKUMAN
1.
2.
Penempatan
pemesanan
konsumen
3.
4.
5.
6.
Penerimaan
pesanan
Pemrosesan
pesanan
Perakitan
pesanan
Transportasi
Penerimaan
pesanan
EKMA4371/MODUL 6
6.35
------------------xlOO
W aktu End to EndPipeline
7.
8.
9.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
6.36
5)
6)
7)
8)
9)
6.37
EKMA4371/MODUL 6
C. pelayanan
D. pengiriman
10) Bersikap lebih responsif dan menggali informasi tentang permintaan
lebih awal merupakan dua hal yang dapat dilakukan untuk
mengurang1 ....
A. bottleneck
B. bullwhip effect
C. pipeline
D. lead-time
Tingkat penguasaan =
x100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
6.38
Formatif 1
D
A
B
A
c
B
B
D
A
B
Tes
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Formatif2
B
B
A
D
A
B
B
A
B
D
EKMA4371/MODUL 6
6.39
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 7
PENDAHULUAN
onsumen selalu menginginkan adanya produk yang diperlukan
tersedia pada saat dibutuhkan. Dengan semakin ketatnya persaingan
maka konsumen dapat dengan mudah memilih produk lain apabila produk
yang diinginkannya tidak terdapat di pasar. Kondisi ini menyebabkan
perusahaan hams memperhatikan ketersediaan produk sehingga kebutuhan
konsumen dapat terpuaskan. Koordinasi antaranggota rantai pasok dapat
dilakukan untuk menjaga ketersediaan produk.
Tingkat ketersediaan produk diukur menggunakan cycle service level
atau laju pemenuhan (fill rate), yang merupakan ukuran kepuasan permintaan
pelanggan berdasarkan keadaan persediaan. Tingkat ketersediaan produk
mengarahkan pada tingkat kepuasan pelanggan. Tingkat ketersediaan produk
adalah komponen penting dari responssive supply chain. Rantai pasok dapat
menggunakan tingkat ketersediaan produk yang tinggi untuk meningkatkan
reaksi dan ketertarikan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan
dalam rantai pasok, yaitu dengan meningkatkan penjualan melalui
ketersediaan produk yang besar ketika pelanggan datang membeli. Akan
tetapi, tingkat ketersediaan produk yang tinggi memerlukan persediaan yang
besar sehingga hal ini cenderung akan menaikkan biaya dalam rantai pasok.
Oleh karena itu, perlu mencapai keseimbangan antara tingkat ketersediaan
dan biaya persediaan. Tingkat ketersediaan produk yang optimal ini adalah
salah satu cara untuk memaksimalkan keuntungan dalam rantai pasok.
Pada Modul 7 ini, akan dibahas mengenai tingkat ketersediaan produk
yang optimal agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Secara umum,
setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menentukan tingkat
ketersediaan produk yang optimal dengan mempertimbangkan biaya
7.2
7.3
EKMA4371/MODUL 7
Kegiatan Belajar 1
7.4
EKMA4371/MODUL 7
7.5
7.6
Tabel 7. 1.
Distribusi Permintaan Parka L. L. Bean
Permintaan D
(dalam ratusan)
Peluang
Pi
Peluang Kumulatif
Permintaan
Setara/Kurang dari Di (pi)
0,01
0,01
0,99
0,02
0,03
0,97
0,04
0,07
0,93
0,08
0,15
0,85
0.09
0,24
0,76
0,11
0,35
0,65
10
0,16
0,51
0,49
11
0,2
0,71
0,29
12
0,11
0,82
0,18
13
0,1
0,92
0,08
14
0,04
0,96
0,04
15
0,02
0,98
0,02
16
0,01
0,99
0,01
17
0,01
Peluang
Permintaan
Lebi h dari Di
Peluang
(Pi)
Di X Pi
0.01
0.04
0.02
0.1
6
7
0.04
0.24
0.08
0.56
0.09
0.72
0.11
10
0.16
0.99
1.6
11
0.2
2.2
12
0.11
1.32
13
0.1
1.3
7.7
EKMA4371/MODUL 7
Permintaan Di
(dalam ratusan)
Peluang
(Pi)
Di X Pi
14
0.04
0.56
15
0.02
0.3
16
0.01
0.16
17
0.01
0.17
Jumlah
10,26
10
Perkiraan keuntungan =
,L [Di (p - c) - (1.000 -
Di )(c - s) )pi
i= 4
7. 8
dan 0,51 untuk permintaan 1.000 atau kurang. Jadi, dapat kita tarik
kesimpulan, sebagai berikut:
Perkiraan keuntungan dari = 5.500 x peluang [permintaan > 1.100] - 500 x
100 parka ekstra peluang [permintaan < 1.1 00]
= $5.500 X 0,49 - $500 X 0,51 = $ 2.440.
Perkiraan total keuntungan dari 1.100 parka adalah $52.340 ($49.900 +
$2.440), 5% lebih tinggi daripada perkiraan keuntungan dari pemesanan
1.000 parka. Kita dapat mengevaluasi marginal contribution (batas
kontribusi) dari setiap penambahan 100 parka dengan menggunakan
pendekatan yang sama, seperti pada Tabel 7 .2.
Pada Tabel 7.2, Anda dapat perhatikan bahwa marginal contribution
hingga 1.300 parka adalah positif, tetapi selebihnya adalah negatif. Jadi,
ukuran pemesanan yang optimal adalah 1.300 parka.
Tabel 7. 2.
Perkiraan Kontribusi rvlarjinal 8etiap Penambahan 100 Parka
Tam bah an
(Ratusan)
Perkiraan Keuntungan
Marjinal
1.100
5.500
0,49 = 2.695
1.200
5.500
0,29 = 1.595
1.300
5.500
0,18 = 990
1.400
5.500
0,08 =440
1.500
5.500
0,04 = 220
1.600
1.700
5.500
0,02 = 11 0
5.500
0,01
=55
= 255
500 X 0,71 =355
500 X 0,82 =410
500 X 0,92 =460
500 X 0,96 =480
500 X 0,98 =490
500 X 0,99 =495
500
0,51
7.9
EKMA4371/MODUL 7
R*
umlah Pesanan
Gambar 7.1.
Perki raan Keunt ungan sebagai Fungsi dari Juml ah Pesanan L. L. Bean
L:
(1.300 I Di )Pi = 0 , 99
Di> 1.400
7. 10
P- c =
P- s
ell
ell + c o
cu
1+ c 1c o)
EKMA4371/MODUL 7
7. 11
Contoh Soal:
Manajer sebuah toko alat-alat olahraga "Sportmart" harus memutuskan
jumlah alat-alat ski yang dibeli untuk musim dingin. Berdasarkan data yang
lalu, manajer memperkirakan permintaan terdistribusi normal dengan mean
(Jl) =35- dan standar deviasi (a) = 100. Setiap pasang alat ski memerlukan
biaya (c)= $100 dan harga (p) = $250. Setiap peralatan yang tidak terjual di
akhir musim akan dihargai $85. Apabila menyimpan persediaan maka biaya
yang timbul adalah $5 untuk setiap pasang alat ski. Tentukan CSL *!
Jawab:
Salvage values = $85 - $5 = $80
Cost of under stocking= Cu = p - c = $250-$100 = $150
Cost of overstocking = Co = c- s = $100-$80 =$20
Maka CSL* adalah =
Cu _ 150 == 0.88
150 + 20
2.
7.12
3.
EKMA4371/MODUL 7
7.13
4.
HQ
HQ+DCU
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
2)
1)
2)
7.14
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.15
EKMA4371/MODUL 7
TES FORMATIF 1
2)
Biaya yang timbul karena kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak
terjual di akhir musim penjualan disebut biaya ....
A. penimbunan
B. persediaan
C. kekurangan persediaan
D. kerugian
3)
Peluang
Pi
Peluang Kumulatif
Permintaan
Setara/Kurang dari Di (Pi)
Peluang
Permintaan
Lebi h dari Di
0,02
0,01
0,99
0,97
0,03
0,03
6
7
0,05
0,93
0,08
0,07
0,17
0.09
0,26
0,76
9
10
0,11
0,35
0,65
0,16
0,55
0,49
0,85
7.16
4)
5)
Tingkat penguasaan =
-----------
x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =
80 - 89% =
70 - 79% =
< 70% =
baik sekali
baik
cukup
kurang
7.17
EKMA4371/MODUL 7
Kegiatan Belajar 2
7.18
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0
Gambar 7.2.
Dampak Perubahan CJ Cu pada Level Cycle tervice QJtimal
EKMA4371/MODUL 7
7.19
1.
Memperbaiki Peramalan
Perusahaan berusaha untuk lebih memahami pelanggan-pelanggan dan
berkoordinasi dengan rantai pasok untuk memperbaiki peramalan.
Penggunaan sistem informasi perencanaan permintaan juga dapat membantu
hal ini. Kita tunjukkan bahwa perbaikan peramalan dapat membantu
perusahaan meningkatkan keuntungannya sekaligus menurunkan persediaan
yang berlebihan, sama seperti mengurangi kerugian karena under stocking.
2.
Tanggapan Cepat
Tanggapan cepat adalah sekumpulan tindakan rantai pasok yang diambil
untuk mengurangi replenishment lead-time. Manajer-manajer rantai pasok
mampu meningkatkan ketepatan peramalan seperti pengurangan lead-time
sehingga mampu menyesuaikan permintaan dan penawaran yang lebih baik
agar dapat meningkatkan keuntungan rantai pasok.
Untuk menggambarkan hal ini, contohnya adalah Saks Fifth Avenue,
sebuah department store yang menjual syal kashmir dari India dan Nepal.
Musim penjualannya adalah sekitar 14 minggu. Biasanya, replenishment
lead-time berlangsung selama 25-30 minggu. Dengan waktu lead-time 30
minggu, pembeli di Saks harus memesan dengan baik sebelum musim
penjualan dimulai. Hal ini sulit bagi pembeli untuk membuat peramalan
permintaan yang akurat. Ini berakibat pada tingginya permintaan tak pasti,
terutama pembeli memesan terlalu banyak atau terlalu sedikit syal setiap
tahunnya. Jika pabrik di Asia mengurangi replenishment lead-time hingga 15
minggu, pembeli d Saks tetap harus menyerahkan semua pesanan sebelum
musim penjualan dimulai. Namun, pesanan dapat ditentukan lebih dekat
dengan musim penjualan yang akan menghasilkan peramalan yang lebih
baik. Pengurangan ketidakpastian ini akan meningkatkan keuntungan Saks.
Pembeli mampu menduga secara tepat ketika mereka telah mengamati
permintaan pada minggu pertama atau kedua musim penjualan. Andaikan
pabrik mampu mengurangi replenishment lead-time menjadi 6 minggu maka
pembeli akan memecah pemesanan mereka menjadi dua tahap. Pertama,
enam minggu sebelum musim penjualan dimulai. Pengurangan ini
menyebabkan pembeli di Saks memberhentikan semua pembelian hingga dua
pemesanan. Pemesanan pertama diserahkan 6 minggu sebelum musim
penjualan dimulai. Pada saat penjualan dimulai, pembeli mengganti
permintaan pada minggu pertama dan menyerahkan pesanan kedua setelah
minggu pertama. Pemesanan kedua untuk menambah persediaan hingga
7.20
7.21
EKMA4371/MODUL 7
2.
3.
Tabel 7.4.
Perkiraan Keuntungan dan Overstock pada S:tks Tanpa Perbaikan Ketepatan
Pendugaan untuk Pemesanan Kedua
Pemesanan Tunggal
Ukuran Rata-rata
Perkiraan
CSL
Pes an an Overstock Keuntungan
1
0.9
0.9
0.9
0.8
0.8
sampa1
Rata-Rata
Pes an an
Rata-rata
Perkiraan
pad a Level
Total
Awal
Overstock Keuntungan
Pes an an
Pes an an
Kedua
378
367
97
86
$23,624
$24,034
209
201
209
201
349
342
69
60
$26,590
$27,085
355
343
329
317
73
66
55
41
$24,617
$24,386
$24,609
$25,205
193
184
174
166
193
184
174
166
332
319
313
302
52
43
36
32
$27,154
$26,944
$27,413
$26,915
Jumlah siklus
pemesanan per
Gambar 7.4.
mus1m
Kel ebi han Persedi aan versus Juml ah Pemesanan per M.Jsi m
7.22
Keuntungan yang
diharapkan
Jumlah siklus
pemesanan per
mus1m
0
Gambar 7.5.
Keunt ungan yang Di harapkan versus Juml ah Pemesanan per Musi m
7.23
EKMA4371/MODUL 7
Tabel 7. 5.
Perki raan Keunt ungan dan Overstock pad a S:tks dengan Asumsi Perbai kan
Keakuratan untuk Pesanan Kedua
Satu Pemesanan dalam Semusim
CSL
Ukuran
Pes an an
Rata-rata
Overstock
Perkiraan
Keuntungan
Pes an an
Awal
Pes an an
Hingga
Level utk
Pes an an
Kedua
Rata-rata
Total
Pes an an
Rata-rata
Overstock
Perkiraan
Keuntungan
378
96
$23,707
209
153
292
19
$27,007
0.9
367
84
$24,303
201
152
293
18
$27,371
0.9
355
76
$24,154
193
150
288
17
$26,946
0.9
343
63
$24,807
184
148
288
14
$27,583
0.8
329
52
$24,998
174
146
283
14
$27,162
0.8
317
44
$24,887
166
145
282
14
$27,268
3.
7.24
7.25
EKMA4371/MODUL 7
j1A.
1,000 = 4,000
7.26
4.
EKMA4371/MODUL 7
7.27
7.28
2.
3.
4.
5.
EKMA4371/MODUL 7
7.29
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
1)
7.30
4)
RANGKUMAN
1.
2.
3.
EKMA4371/MODUL 7
d.
4.
7.31
7.32
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang manajer untuk mengurangi
ketidakpastian adalah dengan ....
A. meningkatkan persediaan
B. memperbaiki peramalan
C. menambah stok pada item tertentu
D. mengurangi j alur distribusi
4)
5)
7.33
EKMA4371/MODUL 7
C. memperbaiki peramalan
D. tailored sourcing
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Tingkat penguasaan =
x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =
80 - 89% =
70 - 79% =
< 70% =
baik sekali
baik
cukup
kurang
7.34
Pi
0.02
0.08
0.03
0.15
0.05
0.3
0.08
0.56
0.09
0.72
0.11
0.99
10
0.16
1.6
Total
5)
Di
Pi
4.4
Perkiraan Permintaan =
D
D;pi = 4,4
Tes
1)
2)
3)
4)
5)
Formatif 2
A
A
B
c
D
EKMA4371/MODUL 7
7.35
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, F.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 8
PENDAHULUAN
ujuan utama dari pengelolaan rantai pasok adalah menciptakan nilai
untuk konsumen akhir serta perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam jaringan rantai pasok. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaanperusahaan dalam jaringan rantai pasok harus mengintegrasikan proses
kegiatan secara internal dengan perusahaan lain dalam jaringan. Proses
integrasi merupakan proses koordinasi, pembagian informasi, dan sumber
daya untuk bergabung dalam mengelola suatu proses rantai pasok.
Proses integrasi terkadang merupakan suatu hal yang sulit dilakukan
karena membutuhkan pelatihan yang tepat, partner yang dapat dipercaya,
berkompeten, dan berpotensial dalam perubahan satu atau lebih budaya
organisasi. Bagaimanapun, manfaat dari kolaborasi dan pembagian informasi
dapat signifikan, yaitu menurunkan biaya rantai pasok, lebih fleksibel dalam
menanggapi perubahan pasar, berkurangnya jumlah safety stock dalam rantai
pasok, kualitas yang lebih baik, penghematan waktu dalam pemasaran, dan
penggunaan sumber daya yang lebih baik.
Pada Modul 8 ini, akan dibahas mengenai integrasi dalam rantai pasok
dan bagaimana koordinasi dan informasi dapat dilakukan di rantai pasok.
Secara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan integrasi antar pihak dalam rantai pasok. Secara khusus, setelah
mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. identifikasi partner dagang;
2. kunci utama proses bisnis rantai pasok;
3. proses integrasi ekstemal rantai pasok;
4. hambatan proses integrasi rantai pasok;
5. hubungan dan kepercayaan dalam rantai pasok;
6. mengelola hubungan rantai pasok.
8.2
Kegiatan Belajar 1
8.3
EKMA4371/MODUL 8
Demand Management
8. 4
Order Fulfilment
Returns Management
dan distribusi.
Memenuhi kebutuhan konsumen dengan
menyelaraskan pemasaran, produksi, dan
perencanaan distribusi perusahaan.
Menentukan kebutuhan proses produksi untuk
mendapatkan paduan yang tepat antara fleksibilitas
dan kecepatan dalam memenuhi permintaan.
Mengelola persetujuan produk dan jasa dengan
pemasok, hubungan pekerjaan dengan pemasok
utama.
Mengembangkan produk baru dan memasarkan
secara efektif, menggabungkan pemasok dengan
konsumen ke dalam proses untuk mengurangi waktu
pemasaran.
Mengelola pengaturan produk yang digunakan,
penarikan produk, kebutuhan pengemasan, dan
meminimalisasi pengembalian di masa yang akan
datan .
1.
EKMA4371/MODUL 8
8.5
3.
Manajemen Permintaan
Manajemen permintaan merupakan penyeimbangan permintaan
konsumen dengan kapabilitas output perusahaan. Kegiatan khusus dalam
manajemen permintaan, yaitu peramalan permintaan dan kemudian
menggunakan beberapa cara untuk mengubah kapasitas melalui fungsi
pembelian, produksi dan distribusi. Berbagai macam peramalan dapat
digunakan, baik berdasarkan waktu, pengetahuan si peramal, kemampuan
untuk mendapatkan informasi point-of-sale, dan penggunaan model
peramalan yang ada dalam sistem ERP. Tahapan selanjutnya, menentukan
bagaimana menyesuaikan permintaan dengan kapasitas produksi. Cadangan
perencanaan harus siap digunakan ketika manajemen permintaan gagal atau
ketika peramalan tidak akurat. Sistem pengukuran kinerja dapat digunakan
untuk meningkatkan akurasi peramalan dan untuk mencapai kesuksesan
dalam implementasi aktivitas manajemen permintaan.
4.
Pemenuhan Pesanan
Proses pemenuhan pesanan merupakan serangkaian aktivitas perusahaan
untuk memenuhi pesanan konsumen dan menyediakan tingkat pelayanan
yang dibutuhkan dengan biaya pengiriman yang terendah. Oleh karena itu,
proses pemenuhan pesanan harus diintegrasikan dengan pemasaran, produksi
dan perencanaan perusahaan agar lebih efektif. Lebih khususnya, sistem
distribusi perusahaan dirancang untuk memberikan tingkat pelayanan yang
cukup dan sistem produksinya harus dibuat untuk menghasilkan tingkat
output yang dibutuhkan, dengan perencanaan pemasaran dan promosi yang
mempertimbangkan output dan kemampuan pengiriman perusahaan tersebut.
Permasalahan yang berhubungan dengan pemenuhan pesanan adalah lokasi
pemasok, transportasi inbound dan outbound yang digunakan, lokasi fasilitas
produksi dan pusat distribusi, serta sistem yang digunakan untuk memasuki,
memproses, mengomunikasikan, memilih, mengirimkan dan mendokumentasikan pesanan konsumen. Proses pemenuhan pesanan ini harus
diintegrasikan dengan manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen
layanan konsumen, manajemen hubungan dengan pemasok dan manajemen
8.6
5.
EKMA4371/MODUL 8
8.7
7.
Manajemen Pengembalian
Manajemen pengembalian mempunyai arti penting dalam pengaturan
dan dapat menguntungkan manajemen rantai pasok untuk mempertahankan
pelayanan konsumen dan mengidentifikasi kesempatan perbaikan produk.
Kegiatan manajemen pengembalian mencakup pemeliharaan lingkungan
dalam hal pembuangan dan proses recycle, penyusunan dan perbaikan
instruksi, penyelesaian masalah dan perbaikan garansi, perancangan logistik
secara efektif, dan pengumpulan data pengembalian. Personalia manajemen
pengembalian sering berkomunikasi dengan konsumen dan personalia
manajemen hubungan dengan konsumen, pengembangan produk dan
komersialisasi, serta manajemen hubungan dengan pemasok selama proses
pengembalian.
8.8
EKMA4371/MODUL 8
8.9
8.10
EKMA4371/MODUL 8
8. 11
8.12
EKMA4371/MODUL 8
8.13
8.14
Tabel 8. 2.
Hambatan dalam lntegrasi Rantai Pasok
Hambatan dalam lntegrasi Rantai Pasok
Silo Mentality
Lack of Trust
Lack of Knowledge
Order batching
Price fluctuation
Rationg and shortage gaming
1.
EKMA4371/MODUL 8
8.15
2.
8.16
4.
EKMA4371/MODUL 8
8.17
8. 18
6.
EKMA4371/MODUL 8
8.19
8.20
berhenti membeli ketika harga tidak didiskon dan hanya akan membeli ketika
adanya penawaran harga diskon. Dengan demikian, bullwhip effect dapat
muncul. Untuk menghadapi lonjakan permintaan ini, perusahaan harus
mengubah kapasitas dengan melakukan penjadwalan overtime dan undertime pekerja, mencari tempat untuk menyimpan cadangan persediaan,
membayar lebih untuk transportasi, dan menghadapi tingkat kerusakan
persediaan yang lebih besar karena penyimpanan untuk waktu yang lebih
lama.
Cara yang tepat untuk mengurangi permasalahan yang disebabkan oleh
fluktuasi harga ini adalah menghilangkan harga diskon di antara anggota
rantai pasok. Perusahaan dapat mengurangi forward buying dengan
menawarkan harga yang sama untuk pembelian dalam jumlah besar kepada
konsumennya. Banyak ritel melakukan "everyday low prices (EDLP)",
dibandingkan menghilangkan penjualan atau promosi yang dapat
menyebabkan forward buying. Sarna halnya, pembeli dapat melakukan
negosiasi dengan pemasoknya untuk menawarkan EDLP, dibandingkan
membatasi promosi.
9.
EKMA4371/MODUL 8
8.21
8.22
1l lt1~
9.0t
- - - - - - - - - -......
~~~( -
-B7tlb
~'dfli
-JOV .
I '
I Itt)~
lEI I
. --
efT~
~u~~n .---------ii i i i i l!
-
~(RJ"[J ....----------.
ltJn~'
. :If(')!(~
,7.tU -
~tJt.l~
r::::!.
Gambar 8.1.
Ruktuasi Permintaan 8etiap Tingkatan Berbeda
dal am Rant ai Pasok
EKMA4371/MODUL 8
8.23
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
8.24
4)
g)
h)
i)
5)
Order hatching.
Price fluctuation.
Ration and shortage gaming.
RANGKUMAN
1.
2.
EKMA4371/MODUL 8
3.
4.
5.
8.25
8.26
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4)
5)
EKMA4371/MODUL 8
8.27
7)
8)
9)
8.28
EKMA4371/MODUL 8
8.29
Kegiatan Belajar 2
8.30
EKMA4371/MODUL 8
8.31
Dalam hubungan rantai pasok yang kuat, pada awal periode biasanya
menggunakan deterrence-based view. Kemudian, hubungan yang lebih baik
akan tercipta dengan adanya process-based view.
Ada dua fase dalam hubungan rantai pasok jangka panjang yaitu fase
desain dan fase manajemen. Fase desain (design phase) merupakan aturan
dasar yang didirikan saat hubungan dimulai. Dalam fase manajemen
(management phase), interaksi berdasarkan aturan dasar muncul dan
hubungan berjalan baik sesuai dengan aturannya. Dalam membangun
hubungan dalam rantai pasok, manajer harus mempertimbangkan bagaimana
kerja sama dan kepercayaan dapat dijalankan pada kedua fase tersebut.
Pemikiran yang hati-hati sangat penting karena pada kebanyakan rantai
pasok, kekuatannya cenderung hanya fokus pada beberapa bagian. Fokus
pada kekuatan yang ada, biasanya membuat manajer tidak memperdulikan
usaha yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dan kerja sama, dan
dapat merusak performansi rantai pasok dalam j angka panj ang.
1.
8.32
2.
8.33
EKMA4371/MODUL 8
~ uruwe~s
t cpclldt:ncc
Gambar 8.2.
Pengaruh lnterdependensi dalam Hubungan Rantai pasok
3.
8. 34
4.
8.35
EKMA4371/MODUL 8
- lnt_. .
-Joint
s
-Formal contrtact
----------------------------
Gambar 8.3.
Proses Penggabungan dan Evolusi Hubungan Kerj a
-rn'1Jfl
8. 36
2.
3.
4.
1.
EKMA4371/MODUL 8
8.37
2.
3.
8.38
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
2)
EKMA4371/MODUL 8
3)
4)
5)
8.39
1)
2)
3)
4)
8.40
5)
RANGKUMAN
1.
2.
EKMA4371/MODUL 8
c.
3.
4.
5.
8.41
8.42
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
2)
3)
4)
5)
EKMA4371/MODUL 8
8.43
C. Process-based view
D. Supplier-based view
6)
7)
8)
9)
10) Salah satu faktor utama yang menyebabkan rusaknya hubungan rantai
pasok adalah ....
A. kurangnya pembagian infonnasi dan ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah
B. kurangnya penggunaan teknologi yang canggih
8.44
8.45
EKMA4371 /MODUL 8
Formatif 1
A
D
B
D
B
c
B
D
D
B
Tes
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Formatif2
A
D
c
B
c
A
A
B
A
A
8.46
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Wisner, D.J; Leong, G.K dan Tan, K.C. (2005). Principles of Supply Chain
Management: A Balanced Approach. South-Western, Thompson
Corporation.
Modul 9
nformasi merupakan hal yang penting bagi kinerja rantai pasok karena
memberikan dasar bagi para manajer dalam membuat keputusan pada
proses-proses transaksi dalam rantai pasok. Tanpa informasi, seorang
manajer tidak dapat mengetahui apa yang konsumen inginkan, berapa jumlah
barang yang terdapat dalam persediaan, dan kapan seharusnya dilakukan
penambahan produksi serta kapan produknya harus dikirimkan. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa tanpa informasi seorang manajer hanya akan
dapat membuat keputusan secara buta. Selain itu, dengan informasi maka
seorang manajer akan memahami rantai pasok itu sendiri. Dengan
pemahaman ini, seorang manajer akan dapat membuat berbagai keputusan
untuk meningkatkan kinerja rantai pasok yang ada.
Modul 9 ini merupakan modul terakhir dari BMP Manajemen Rantai
Pasok. Modul ini membahas tentang penggunaan teknologi informasi dalam
mendukung proses-proses dalam rantai pasok. Setelah mempelajari Modul 9
ini, keseluruhan materi mengenai manajemen rantai pasok telah Anda
pelajari. Pada Modul 9 ini, akan dibahas mengenai perlunya TI dalam rantai
pasok dan proses makro rantai pasok yang perlu bagi perusahaan. Secara
umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
pemanfaatan teknologi informasi dalam rantai pasok. Secara khusus, setelah
mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. pentingnya informasi dan teknologi informasi dalam suatu rantai pasok;
2. bagaimana setiap manajer rantai pasok menggunakan informasi pada
level yang tinggi;
3. kegunaan utama dari teknologi informasi dalam rantai pasok dan prosesproses yang dilakukannya.
9.2
Kegiatan Belajar 1
Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah
teknologi informasi, bukan? Teknologi informasi semakin banyak berperan
dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dapat digunakan untuk mengelola
rantai pasok dengan lebih baik. Untuk memperoleh keberhasilan berdasarkan
informasi dalam suatu rantai pasok, para manajer harus mengetahui
bagaimana informasi tersebut diperoleh dan dianalisis. Di sinilah teknologi
informasi (TI) diperlukan. TI terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak, yang digunakan untuk memperoleh, menganalisis, dan melaksanakan
seluruh informasi dalam sebuah rantai pasok. TI berperan layaknya mata dan
telinga (bahkan kadang sedikit seperti otak) dalam suatu manajemen rantai
pasok, yaitu dengan menangkap dan menganalisis seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang terbaik. Misalnya, sebuah sistem
TI pada industri personal computer (PC) dapat memberi informasi kepada
para manajer berapa banyak chip Pentium yang telah tersedia. TI juga
digunakan untuk menganalisis informasi dan merekomendasikan tindakan
yang dapat dilakukan. Sebuah sistem TI pada industri PC dapat digunakan
untuk menentukan jumlah dalam hal permodalan, memperhatikan perkiraan
permintaan, dan menentukan apakah harus memesan chip lebih banyak dari
Intel.
Menggunakan sistem TI untuk menangkap dan menganalisis informasi
dapat memberikan akibat yang signifikan pada pencapaian keberhasilan
sebuah perusahaan. Sebagai contoh, suatu stasiun kerj a dalam perusahaan
komputer dan server menemukan bahwa banyak informasi mengenai
permintaan pelanggan tidak digunakan untuk menyusun jadwal produksi dan
tingkat permodalan. Kelompok perusahaan yang kekurangan informasi
permintaan ini, dipaksa untuk membuat persediaan dan menghasilkan
keputusan secara "buta-tuli". Dengan menerapkan sebuah sis tern software
rantai pasok, perusahaan mampu untuk mengumpulkan dan menganalisis
data untuk memproduksi tingkat persediaan yang direkomendasikan.
EKMA4371/MODUL 9
9.3
9.4
EKMA4371/MODUL 9
2.
3.
9.5
Transportasi
Memutuskan jaringan transportasi, rute, mode pengiriman dan rekanan
membutuhkan informasi mengenai biaya, lokasi pelanggan dan ukuran
pengiriman untuk membuat keputusan yang tepat. Contohnya, Wal-Mart
menggunakan informasi secara ketat untuk mengaitkan kegiatan
operasinya dengan para pemasok. Integrasi ini menyebabkan Wal-Mart
untuk menerapkan metode cross docking pada jaringan transportasinya,
mengakibatkan penghematan pada persediaan dan biaya transportasi.
Fasilitas
Menentukan lokasi, kapasitas dan penjadwalan fasilitas memerlukan
informasi mengenai efisiensi dan fleksibilitas, permintaan, nilai tukar,
pajak. Para pemasok Wal-Mart menggunakan informasi permintaan dari
toko Wal-Mart untuk menyusun jadwal produksi mereka. Wal-Mart
menggunakan informasi tentang permintaan untuk menentukan lokasi
toko-toko barunya dan fasilitas yang diperlukan.
9. 6
1.
9.7
EKMA4371/MODUL 9
Tabel 9. 1.
Manajemen Hubungan
dengan Pelanggan
(CRM)
2.
9.8
software baru maupun perusahaan yang sudah besar menekankan pada ketiga
proses makro dengan lebih tajam.
Contoh kegagalan yang tidak fokus pada proses makro ini adalah pasar
B2B dan perusahaan software yang menyediakan pasar software yang
berkembang selama tahun 1999 dan 2000. Pasar lebih difokuskan pada
penciptaan seluruh informasi baru dari perantara dalam rantai pasok daripada
meningkatkan pencapaian proses makro rantai pasok. Akibatnya,
ketidakfokusan pada proses makro ini menyebabkan terjadinya kerobohan
pasar.
Perusahaan-perusahaan software di belakang pasar juga mempunyai
masa-masa sulit, ketika pemain utama Ariba dan Commerce One kehilangan
95% dari puncak pasar kapitalis mereka. Untuk bertahan, perusahaan ini
mundur dari posisi penyedia pasar dan berubah menjadi perusahaan software
yang difokuskan pada proses makro. Baik Ariba maupun Commerce One
sekarang berfokus secara eksklusif pada proses makro SRM. Menyelamatkan
pasar juga dimulai dengan memusatkan pada pengembangan pencapaian
proses makro dalam rantai pasok, bukan berusaha menjadi perantara lepas
sebagai operator pasar.
Contoh ketiga dari kategori software yang berkembang seiring dengan
perkernbangan proses makro adalah kategori ERP. Software ERP telah
berhasil mengembangkan integritas data dalam rantai pasok. Perkembangan
data yang lebih akurat dapat dikatakan berhasil apabila data dapat digunakan
untuk meningkatkan pembuatan keputusan. Nilai sesungguhnya dari software
ERP adalah ketika penggunaannya dapat meningkatkan ketiga proses makro.
Dorongan perkembangan software tidak hanya penting bagi penyedia
software saja, tetapi juga bagi perusahaan pengguna software. Perusahaanperusahaan tersebut harus memahami pentingnya proses makro. Dengan
memahami apakah perusahaan software mengutamakan proses makro dalam
rantai pasok, sebuah perusahaan pengguna software dapat lebih baik
mengukur apakah software yang mereka gunakan bermanfaat untuk proses
rantai pasok mereka atau tidak.
4.
EKMA4371/MODUL 9
1.
2.
3.
9.9
Kinerja fungsional.
Integrasi dengan proses makro lainnya.
Kekuatan dari ekosistem perusahaan software.
Kinerja fungsional sangat penting bagi pelanggan karena hal itu dapat
bermanfaat untuk mengembangkan keunggulan bersaing. Kinerja fungsional
juga berkaitan dengan penggunaan software yang tepat. Beberapa software
memiliki fungsi yang sangat canggih tetapi sulit untuk digunakan. Akibatnya,
kecanggihan yang dimiliki tetap saja tidak dapat digunakan. Sebaliknya,
software lain yang kurang canggih tetapi mudah untuk digunakan dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan pengguna.
Kemampuan integrasi sangat penting karena berbagai alasan. Aplikasi
yang mudah digunakan untuk integrasi dan mudah diimplementasikan dapat
memberikan nilai lebih. Integrasi juga penting untuk proses makro yang
berbeda. Aplikasi yang terintegrasi ke proses makro dapat memberikan
keuntungan bagi proses pengambilan keputusan.
Yang terakhir, ekosistem perusahaan merupakan jaringan dari mitra
software, menyediakan bantuan dalam penjualan dan implementasi software.
Perusahaan yang memiliki kerja sama yang baik dengan mitra akan memiliki
posisi yang baik pula. Seperti yang telah kita tekankan sebelumnya, kriteriakriteria tersebut juga penting bagi pelanggan software rantai pasok. Kriteria
ini juga merupakan kunci keberhasilan bagi perusahaan software karena
mereka mengembangkan pencapaian rantai pasok bagi perusahaan. Lalu,
perusahaan harus menilai penyedia software untuk menentukan pilihan
mereka dari penjual software.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan berikut!
9. 10
4)
5)
Pelajari Bagian A!
Informasi harus mempunyai karakteristik agar berguna ketika membuat
keputusan rantai pasok, yaitu sebagai berikut.
a) Informasi harus akurat.
b) Informasi harus dapat diakses tepat waktu.
c) Informasi harus yang benar.
3) Informasi digunakan ketika perusahaan membuat berbagai macam
keputusan mengenai persediaan, transportasi dan fasilitas dalam rantai
pasok.
4) Proses makro rantai pasok, meliputi Customer Relationship Management
(Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan/CRM), Internal Supply
Chain Management (Manajemen Rantai Pasok Internal /ISCM), dan
Supplier Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan
Pemasok/SRM).
5) Tiga faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan-perusahaan
software yang berpusat pada proses makro:
a) Kinerja fungsional.
b) Integrasi dengan proses makro lainnya.
c) Kekuatan dari ekosistem perusahaan software.
RANGKUMAN
1.
2.
EKMA4371/MODUL 9
3.
4.
5.
9. 11
TES FORMATIF 1
9.12
C. singkat
D. tepat waktu
3)
4)
5)
6)
7)
9.13
EKMA4371/MODUL 9
8)
Proses makro yang fokus pada interaksi aliran atas antara perusahaan
dan para pemasok disebut ....
A. ISCM
B. SRM
C. CRM
D. TMF
9)
keberhasilan
9.14
Kegiatan Belajar 2
1.
Pemasaran
Proses pemasaran melibatkan keputusan mengenai pelanggan mana yang
menjadi target, bagaimana mengarahkan pelanggan, produk apa yang
ditawarkan, bagaimana menentukan harga produk, serta bagaimana
melakukan promosi untuk menarik pelanggan. Penyedia software yang
berhasil dalam area pemasaran menyediakan sistem yang mampu
menganalisis pengembangan keputusan dalam hal pemasaran, seperti harga,
keuntungan produk, keuntungan pelanggan, dan fungsi-fungsi lainnya.
2.
Penjualan
Proses penjualan berpusat pada pembuatan penjualan yang nyata untuk
pelanggan. Perbedaannya dengan proses pemasaran adalah bahwa pada
proses pemasaran lebih berfokus pada perencanaan untuk siapa barang dijual
dan apa yang dijual. Proses penjualan termasuk menyediakan tenaga penjual
mengenai informasi yang mereka butuhkan untuk melakukan penjualan dan
kemudian mengeksekusi penjualan aktual. Melaksanakan penjualan mungkin
membutuhkan tenaga penjual untuk membangun dan mengatur penawaran
dengan memilih di antara bermacam pilihan dan fitur. Proses penjualan juga
EKMA4371/MODUL 9
9.15
3.
Manajemen Pemesanan
Proses manajemen pemesanan sangat diperlukan bagi kedua pihak, baik
konsumen maupun produsen. Bagi konsumen, informasi mengenai
keberadaan pesanan sangat diperlukan untuk memastikan kapan pesanan
dapat diterima. Bagi produsen, proses ini diperlukan untuk merencanakan
dan melaksanakan pemenuhan pesanan konsumen. Proses ini menghubungkan permintaan dari pelanggan dengan penawaran dari perusahaan. Software
manajemen pemesanan secara tradisional biasanya merupakan bagian dari
sistem ERP. Saat ini, sistem manajemen pemesanan yang baru telah
berkembang dengan fungsi tambahan yang muncul dalam organisasi.
4.
Pusat Panggilan/Pelayanan
Sebuah pusat pelayanan merupakan titik kontak utama antara perusahaan
dan pelanggannya. Pusat pelayanan membantu pelanggan melakukan
pemesanan, mendapatkan informasi tentang produk, menyelesaikan masalah,
serta menyediakan informasi mengenai status pemesanannya. Penyedia
software yang berhasil dapat membantu mengembangkan pusat pelayanan
dengan memfasilitasi dan mengurangi pekerjaan bagian pelayanan
pelanggan.
Proses CRM yang telah disebutkan di atas merupakan hal penting dalam
rantai pasok karena menghubungkan perusahaan dengan pelanggan.
Pelanggan harus menjadi titik awal ketika perusahaan berusaha
meningkatkan keunggulan rantai pasok karena semua permintaan dan
pendapatan perusahaan berawal dari pelanggan. Dengan demikian, proses
makro CRM merupakan titik awal ketika mengembangkan kinerja rantai
pasok. Hal ini juga penting dicatat bahwa proses CRM (dan juga software
CRM) harus di integrasi dengan operasi internal perusahaan untuk
mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Software CRM telah berkembang dengan pesat dan merupakan yang
terbesar di antara ketiga proses makro. Penyedia software dalam bidang
CRM berfokus pada pengembangan proses CRM sekaligus meningkatkan
9.16
1.
Perencanaan Strategik
Tujuan dari proses ini adalah untuk merencanakan ketersediaan sumber
dalam jaringan rantai pasok. Keputusan yang dibuat, meliputi di mana lokasi
pabrik dan gudang, apa tipe fasilitas yang dibangun, dan pasar apa yang akan
dilayani oleh masing-masing fasilitas. Meskipun keputusan ini dibuat tidak
terus menerus, namun dampaknya sangat luas terhadap rantai pasok yang
dapat mencapai tahunan. Penyedia software yang berhasil dalam fungsi ini
mencakup kemampuan untuk menganalisis rencana strategik dalam kondisi
lingkungan di masa depan yang tidak menentu.
2.
Perencanaan Permintaan
Proses ini meliputi peramalan permintaan konsumen di masa depan.
Perencanaan peramalan juga termasuk keputusan untuk mengelola
permintaan, seperti perencanaan promosi. Penyedia software memfasilitasi
perusahaan untuk melakukan akuntansi perencanaan permintaan dalam
pemasaran dan promosi.
3.
Perencanaan Penawaran
Proses perencanaan penawaran merupakan input peramalan permintaan
yang kemudian menentukan perencanaan optimal agar dapat memenuhi
permintaan konsumen. Perencanaan pabrik dan perencanaan persediaan
merupakan area yang disediakan oleh software perencanaan penawaran.
4.
Pemenuhan
Sekali suatu rencana dimaksudkan untuk memenuhi permintaan maka
rencana ini harus dilaksanakan. Proses pemenuhan saling terkait satu dengan
EKMA4371/MODUL 9
9.17
5.
Bidang Pelayanan
Akhirnya, setelah produk berhasil disalurkan kepada pelanggan,
secepatnya perusahaan harus menyediakan layanan. Proses pelayanan
berpusat pada tingkat penentuan persediaan suku cadang serta penjadwalan
panggilan untuk layanan.
Seperti telah Anda pelajari bahwa tujuan proses makro ISCM adalah
untuk memenuhi permintaan yang dihasilkan oleh proses CRM maka
dibutuhkan integrasi yang kuat antara proses makro ISCM dan CRM. Ketika
meramalkan permintaan, sangat diperlukan interaksi dengan CRM karena
aplikasi CRM dapat "menyentuh" pelanggan dan memiliki banyak data serta
pandangan terhadap perilaku pelanggan. Dengan cara yang sama, proses
ISCM juga harus mempunyai integritas kuat dengan proses makro SRM.
Perencanaan penawaran, pemenuhan, dan bidang pelayanan semua
tergantung pada supplier dan juga proses SRM. Pengelolaan pesanan, seperti
yang telah dibahas dalam CRM, harus terintegrasi pemenuhan dan menjadi
input bagi perencanaan permintaan yang efektif.
Penyendian software ISCM telah membantu meningkatkan pengambilan
keputusan dalam proses ISCM. Integrasi antara CRM dan SRM,
bagaimanapun, masih belum cukup pada tingkat organisasi dan tingkat
software. Kesempatan di masa depan akan muncul dalam mengembangkan
setiap proses ISCM, tetapi yang lebih penting adalah mengembangkan
integrasi antara CRM dan SRM.
C. MANAJEMEN HUBUNGAN DENGAN PEMASOK (SRM)
1.
Desain Kolaborasi
9.18
2.
Somber
Proses sumber merupakan penentuan pemasok yang meliputi seleksi
pemasok, kontrak manajemen, dan evaluasi pemasok. Tujuan kuncinya
adalah untuk menganalisis jumlah yang dikeluarkan dengan masing-masing
pemasok. Pemasok dievaluasi melalui beberapa kriteria utama tertentu seperti
lead time, keandalan, kualitas, dan harga. Evaluasi ini membantu
mengembangkan kinerja pemasok dan pemilihan pemasok. Kontrak
manajemen juga merupakan bagian penting dari sumber, seperti banyak
kontrak pemasok dengan detail yang kompleks yang harus dilacak (seperti
pengurangan harga untuk mencapai volume target tertentu). Software yang
berhasil pada area ini mampu membantu menganalisis kinerja pemasok dan
mengatur kontrak.
3.
Negosiasi
Negosiasi dengan pemasok melibatkan banyak langkah yang dimulai
dengan permintaan kuota (request for quote/RFQ). Proses negosiasi juga
dapat meliputi rancangan dan eksekusi pelelangan. Tujuan dari proses ini
adalah untuk menegosiasikan kontrak yang efektif yang menetapkan harga
dan parameter pengiriman bagi pemasok yang paling sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Software yang berhasil dalam area ini mampu
melakukan otomatisasi proses RFQ.
4.
Pembelian
Proses pembelian merupakan pelaksanaan pembelian aktual dari para
pemasok. Hal ini meliputi penciptaan, pengelolaan, dan persetujuan pesanan
pembelian. Software yang berhasil pada area ini mampu mengotomatisasi
proses pengadaan dan membantu menurunkan biaya dan waktu produksi.
9.19
EKMA4371/MODUL 9
5.
Kolaborasi Penawaran
ISCM
Perencanaan strategik
Rencana :)ermintaan
Rencana penawaran
CRM
Pemasaran
Penualan
Pusat panggilan
9.20
Pembelian
Kolaborasi penawaran
Pemenuhan
Bid an pela1anan
TMF
Manaem en oemesanan
EKMA4371/MODUL 9
9.21
Pada tingkat yang lebih tinggi, diyakini bahwa ketiga proses makro SCM
akan berlanjut untuk mengendalikan evolusi perkembangan perusahaan
software. Sampai saat ini, perusahaan software yang berfokus pada ketiga
proses makro akan lebih berkembang dan lebih maju dari pada perusahaan
lainnya. Keberhasilan mereka terletak pada kemampuan untuk
mengintegrasikan antara proses makro dan memperkuat ekosistem mereka.
Kesimpulan ini mempunyai implikasi penting bagi perusahaan pengguna
software. Seperti telah kita bahas sebelumnya bahwa salah satu kriteria
keberhasilan perusahaan software adalah apabila software yang diciptakan
mampu meningkatkan kinerja penggunanya. Oleh karena itu, pengguna
software rantai pasok harus mengidentifikasi daerah dalam tiga proses makro
yang peningkatannya mampu menyediakan keuntungan maksimal.
Keputusan mengenai software dan TI yang digunakan seharusnya mampu
mendukung tujuan untuk meningkatkan kinerja selama proses makro
berlangsung.
Berdasarkan materi yang telah kita bahas sebelumnya, terdapat beberapa
catatan penting yang harus Anda perhatikan. Salah satu kesimpulan analisis
kita bahwa akan sangat sulit bagi perusahaan baru untuk menerobos
keberhasilan perusahaan software utama yang berhasil memimpin dalam hal
fungsionalitas, integrasi, dan ekosistem yang telah dipunyai perusahaan
besar. Namun, terdapat dua jalur potensial yang dapat dilakukan perusahaan
baru untuk memasuki pasar. Pertama adalah melalui penciptaan
fungsionalitas superior, baik itu berupa fungsionalitas spesifik yang
diperlukan oleh industri tertentu atau suatu aplikasi yang dapat
meminimalkan kekurangan software yang digunakan saat ini. Jalur lain
adalah pengembangan produk terintegrasi yang dapat meningkatkan pertalian
antara proses makro. Kesulitan yang sering ditemui adalah memulai
mengumpulkan sumber daya untuk membangun integritas produk melalui
CRM, ISCM, dan SRM. Perusahaan software yang besar yang memiliki
sumber daya yang luar biasa dapat mengambil jalur ini. Contohnya,
Microsoft. Microsoft menekankan pada pertumbuhan dan ukuran pasar
perusahaan software dan memulai usaha untuk memasuki wilayah ini.
Microsoft melakukan akuisisi dalam jumlah yang sangat besar dan
menunjukkan tanda-tanda bahwa hal itu akan menjadi perhatian utama
mereka di masa-masa yang akan datang. Walaupun dengan akuisisi ini
Microsoft bukanlah pemain utama dalam software rantai pasok dan hanya
menargetkan perusahaan kecil sebagai pelanggannya. Akibatnya, pelanggan
9.22
besar dan pendapatan yang besar diterima oleh pemain pasar software rantai
pasok yang sudah mapan. Namun, usaha dan strategi Microsoft ini
menunjukkan bahwa TI rantai pasok merupakan satu bidang software yang
menjanjikan di masa depan.
F. PRAKTIK TI DALAM RANT AI PASOK
Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajer saat
menentukan keputusan berkaitan dengan penggunaan TI dalam rantai pasok,
yaitu sebagai berikut.
1.
EKMA4371/MODUL 9
9.23
3.
4.
5.
semacam 1n1.
9.24
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1)
2)
3)
4)
5)
1) Pelajari bagian A!
2) Pelajari bagian B!
3) Pelaj ari bagian C!
4) Pelajari bagian D!
5) Pelajari bagian F!
RANGKUMAN
1.
2.
EKMA4371/MODUL 9
3.
4.
5.
9.25
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini rnerupakan proses kunci CRM, kecuali ....
A. pernasaran
B. penjualan
C. produksi
D. rnanajernen pernesanan
9.26
2)
3)
4)
5)
EKMA4371/MODUL 9
9.27
9.28
c
A
D
B
B
c
A
B
D
D
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
c
D
B
A
A
EKMA4371/MODUL 9
9.29
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Wisner, D.J; Leong, G.K dan Tan, K.C. (2005). Principles of Supply Chain
Management: A Balanced Approach. South-Western, Thompson
Corporation.