pelaporan
dan pengungkapan
aktiva,
hutang,
modal,
pendapatan,
Standar Kompetensi :
1. Mampu Menganalisis Tataran Kerangka Konseptual Akuntansi
2. Mampu merumuskan masalah akuntansi dan solusi praktek akuntansi
3. Mampu menjunjung sikap integritas dalam penyajian laporan keuangan
4. Mampu menjelaskan sejarah dan pendekatan (metodologi) dalam perumusan teori
5. Mampu menjelaskan proses penyusunan standar dan dewan pembuat standar akuntansi
6. Mampu menjelaskan Kerangka konseptual dalam penyusunan laporan keuangan.
7. Mampu menjelaskan Konsep, definisi, pengakuan, pengukuran, pelaporandan
pengungkapan aktiva, hutang, modal, pendapatan, penghasilan, beban, rugi, gain.
8. Mampu menjelaskan berkaitan dengan akuntansi untuk perubahan harga.
Jadwal Pertemuan
Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing masing 150 menit.
Metode
Pembelajaran
Bahan Bacaan
1
2
Ceramah
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Aturan Akademik
Belkoui, Ch 1
Norma Akademik
Sejarah akuntansi dan badan-badanp
embuat standar akuntansi
Pengantar Teori Akuntansi
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Kerangka konseptual
laporan keuangan
penyusunan
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
- Tearney Ch 1
- Suwarjono Ch 1
- Belkaoui, Ch 2
Belkoui, Ch 3
Tearney, Ch 5
Suwarjono, Bab 5
Belkoui, Ch 6
Tearney, Ch 7
Suwarjono, Ch 4
IAI, IFRS
Godfrey, Ch 4
Suwarjono
IFRS
SAK
Suwarjono
IFRS
SAK
10
11
Konsep Laba
12
13
14
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Suwarjono, Ch: 6
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Cooperatif Learning
Small Group Discussion
Suwarjono: Ch: 7, 11
Tearney, Ch 5
Suwarjono: Ch: 8,9
Tearney, Ch 5
Suwarjono, Ch: 10
Tearney, Ch 5
Watt dan Zimmerman
Suwarjono, Ch: 13
Tearney, Ch 5
Suwarjono, Ch: 13
MATERI I
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI
Kompetensi Dasar:
Mampu menjelaskan sejarah dan perkembangan akuntansi dari jaman kolonial hingga
terkini
Pendahuluan
Mempelajari sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat penting
memahami dan mengapresiasi praktik sekarang, masa depan, dan struktur institusional
bidang sains akuntansi.
perkembangan akuntansi yang harus diketahui oleh setiap mahasiswa akuntansi yang
serius.
yang luas pada tahun 256 BC, dan peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan
bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil
yang tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara. Adanya
bentuk-bentuk pembukuan pada jaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai factor
diantaranya penemuan system penulisan, pengenalan angka arab dan system decimal,
penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah,
meningkatnya literasi (kemelehurufan) dan adanya medium pertukaran yang baku. A
Litleton menyebutkan tujuh prakondisi dan timbulnya pembukuan yang sistimatis :
1. Seni menulis. Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
2. Arimetika. Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian
komputasi sederhana.
3. Kekayaan Pribadi. Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta
tentang kekayaan, dan hak atas kekayaan.
4. Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini.
5. Kredit. Yaitu (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat
catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat
kejadian.
6. Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi
tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang
berbeda-beda ke dalam suatu system.
7. Modal. Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak
mungkin.
Asset
dibawa
keperiode
pada
kos
pemerolehan,
selain
antara
Akun asset, yang berisi catatan pengeluaran awal dan pengeluaran lain dan
penerimaan (termasuk penerimaan dari penjualan bagian asset) ditutup pada
tanggal neraca dan selisih antara total debit dan total kredit di bawa ke periode
berikutnya sebagai saldo akun.
Asset dinilai kembali, naik atau turun, pada tanggal neraca, nilai hasil penilaian
kembali dibawa ke periode berikutnya dan perbedaan saldonya(termasuk
untung atau rugi penilaian kembali dibawa ke akun profit dan loss)
8
Ketergantungan
pada
inisiatif
manajemen
menimbulkan
konsekuensi-kosekuensi :
1. Dikarenakan ciri pragmatis solusi yang diadopsi, sebagian besar teknik
akuntansi tidak memiliki dukungan teoritis.
2. Fokusnya adalah pada penentuan income kena pajak(taxable income) minimasi
pajak income.
3. Teknik yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk mertakan earnings
4. Masalah-masalah kompleks dihindari dan solusi berdasarkan kebijaksanaan
diadopsi.
5. Perusahaan yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi untuk maslah yang
sama.
Peristiwa Penting Pada Fase Kontribusi Manajemen
Tahun 1900 The New York Exchange, yang mensyaratkan semua korporasi
yang mencatatkan saham untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan.
Tahun 1917 mendirikan Board of Examiners untuk membuat ujian CPA yang
seragam.
Tahun 1920. Ripley dan JMB Hoxley adalah dua orang yang bersuara keras
menuntut adanya peningkatan dalam standar Pelaporan Keuangan. Adolph A
10
11
Komite khusus tentang program Riset yang dibentuk tahun 1957 dan 1958
mengusulkan pembubaran CAP dan Departemen Risetnya. AICPA menerima
rekomendasi tersebut dan dalam tahun 1959 mendirikan the Accounting Principle
Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) dengan untuk memajukan
pernyataan tentang apa yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.
ARD memulai dengan publikasi posisi yang disusun dengan cermat yang didasarkan
pada penalaran deduktif. APB juga menerbitkan berbagai opini yang membahas isu-isu
konvensional, hingga mencapai 31 opini antara tahun 1959 dan 1973. AAA juga
berpartisipasi
dalam
proses
tersebut
melalui
beberapa
riset
dan
berusaha
Opini yang bersifat ad hoc atau controversial termasuk APB 8 tentang akuntansi
pensiun, APB 11 tentang alokasi pada income, dan APB 2 dan 4 tentang kredit
pajak investasi.
Kegiatan profesi dengan APB yang dicurigai tidak membantu. Intervensi asosiasi
dan badan-badan professional dalam perumusan teori akuntansi dipicu oleh upayaupaya untuk mengeliminasi teknik-teknik yang tidak diinginkan dan untuk
mengkodifikasikan teknik-teknik yang dapat diterima.
Sekali lagi ketergantungan pada asosiasi dan badan-badan seperti itu mengandung
13
Dengan demikian, proses penetapan standar memiliki aspek politis. Bahwa proses
perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis dengan baik dinyatakan sebuah
laporan yang diterbitkan oleh the Senate Sub Committee on Report Accounting and
Management, berjudul The Accounting Establishment. Dikenal Metchalf Report
Laporan tersebut menyatakan, bahwa kantor akuntan delapan besar memonopoli
pengauditan korporasi besar dan mengendalikan proses penetapan standar.
14
MATERI II
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI
Kompetensi Dasar:
a. Mampu menjelaskan pengertian dan fungsi teori akuntansi
b. Mampu menjelaskan teori akuntansi dan pembuatan kebijakan.
c. Mampu menjelaskan peran pengukuran dalam akuntansi
d. Mampu menjelaskan penerapan pendekatan ilmiah terhadap akuntansi
15
e. Teori Akuntansi Sebagai Penjelasan Ilmiah. Teori merupakan pernyataanpernyataan tentang hubungan antara perilaku variabel-variabel alam atau social yang
dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau sosial.
f. Teori Akuntansi Sebagai Model. Sebagai model penalaran untuk menciptakan suatu
praktik akuntansi yang dianggap baik dan sehat serta cocok dengan lingkungan tempat
akuntansi akan dipraktikan.
16
b. Pendekatan Deduktif
Dari asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dan
sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan
teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Tahap-tahap pendekatan deduktif :
1. Penetapan-penetapan tujuan pelaporan keuangan
2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi
3. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
4. Pengembangan teknik-teknik akuntansi.
c. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi
keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan
serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar
hubungan yang terjadi secara berulang. Pendekatan induktif dalam penyusunan teori
mencakup empat tahap :
1. Pencatatan seluruh pengamatan
2. Penganalisaan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya
hubungan yang berulang (kesamaan atau kemiripan)
3. Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4. Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.
d. Pendekatan Etis
Konsep kewajaran (penyajian yang tidak bias, dan tidak memihak), keadilan
(sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan).
17
Keseimbangan dan kebenaran (sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar
tanpa adanya kesalahan interpretasi). The Committee on Auditing Procedure merujuk
criteria kewajaran penyajian sebagai berikut :
Pengungkapan
Konsistensi
Dapat Diperbandingkan
e. Pendekatan Sosiologis
1. Akibat-akibat sosial yang ditimbulkan dari teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini
merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluaan konsep
kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial.
2. Dalam pendekatan ini, diharapkan bahwa data akuntansi akan memberikan
manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan sosial.
3. Kesulitan dalam pendekatan ini adalah penetapan criteria nilai-nilai sosial yang
dapat diterima oleh semua masyarakat.
4. Bedford, berpendapat maksimalisasi kesejahteraan sosial berhubungan dengan
pengukuran penentuan pendapatan yang terbaik bagi masyarakat.
5. Pendekatan ini telah memberikan kontribusi pada evolusi cabang bidang akuntansi
yang baru, yang terkenal sebagai akuntansi sosio ekonomi (socioeconomic
accounting). Tujuan utama bidang ilmu ini adalah mendorong entitas bisnis yang
beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi
mereka terhadap lingkungan sosial melaui pengukuran internalisasi dan
pengungkapan di dalam Laporan Keuangan.
18
f. Pendekatan Ekonomi
Dalam penyusuan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indicatorindikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai prkatik akuntansi.
Menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum. Kriteria umum yang
digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah :
1. Kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas
ekonomi.
2. Pemilihan teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.
g. Pendekatan Eklektik
Penyusunan Teori Akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah
mengikuti suatu pendekatan ekletik, atau pendekatan gabungan.
19
20
APB Statement No.3 Financial Statement Restated for General Price Level
Change, dikeluarkan Juni 1969.
21
22
14. ARS No.14 Accounting For R & D Expenditure, oleh Oscar S Gellien dan Maurice
S Newman (1973)
15. ARS No.15 Stocholedrs, Equity oleh Beatrice Meicher (1973)
The American Accounting Association (AAA). AAA merupakan organisasi untuk
para akuntansi dan bidang akademik maupun induvidu yang tertarik dengan perbaikan
praktik dan teori akuntansi. Diawali dengan pendekatan induktif, secara bertahap
menjadi pendekatan deduktif. Studi-studinya meliputi :
SFAC No. 6 Element of Fiancial Statement yang menggantikan SFAC No. 3 dan
meliputi organisasi Nirlaba.
Securities and Exchange Commission (SEC). SEC dibentuk oleh kongres pada
tahun 1934 dengan tanggung jawab utama menangani administrasi berbagai ketentuan
yang meregulasi pasar saham dan menjamin laporan serta pengungkapan yang
memadai dan setiap perusahaan di Amerika. SEC secara umum sependapat dengan apa
yang dikemukakan oleh lembaga profesi, opini, APB, dan pernyataan FASB.
24
Manajemen perusahaan
Kantor Pajak
Organisasi pekerja
Pelanggan
Pasar Saham
Pengacara
Asosiasi dagang
Serikat pekerja
Kompetitor
Masyarakat Umum
26
Mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang andal dan sukarela bagi
pemilik.
Laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan
menentukan kompensasi manajer.
Adanya penyelewengan
secara eksplisit maupun imolivit dalam pasar informasi swasta terjadi karena kuantitas
dan kualitas informasi akuntansi berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat
diperoleh, disebabkan :
Pengendalian
atas
informasi
yang
bersifat
monopoli
oleh
manajemen.
Investor yang naf, (Dihipotesikan bahwa para investor yang tidak memahami
dengan baik kompleksitas teknik-teknik dan transformasi akuntansi mungkin akan
dikelabui dengan penggunaan teknik-teknik yang berbeda).
28
Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta Pendekatan sector swasta dalam
regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi dasar bahwa kepentingan public
terhadap akuntnasi akan terlayani dengan baik apabila penyusunan standar diserahkan
kepada sector swasta (Commite on Accounting Procedure (1939 -1959)), FASB
(Financial Accounting Standard Board (1973 Sekarang))
teknis
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan
dan
Regulasi Standar Akuntansi Oleh Sektor Publik. Regulasi sector public berpusat
pada peran SEC.
Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sector public :
29
a. SEC merupakan instrument dalam menuntun profesi dari metode akuntansi yang
safe dan konservatif ke arah metode yang lebih inovatif dan realistis.
b. SEC melalui securities Acrs of 1933 dan 1934 memberi perlindungan bagi para
investor terhadap berbagai ancaman.
c. SEC dimotivasi oleh keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada
public yang dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan.
d. SEC mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui kewenangan statutory yang
lebih jelas.
Akan timbul kondisi yang berbahaya apabila penyusunan standar semakin bersifat
politis.
keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya. Bahwa resolusi alternative
laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan nilai atau etika yang akan
dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa terhadap
kesejahteraan siapa.
Prognosis Optimistik
Prinsipnya proses penyesuaian dengan dasar konstitusional calculus menetapkan
legitimasi FASB berdasarkan :
Keseimbangan antara procedural dan hasil yang ditetapkan oleh proses penyusunan
standar FASB.
Tidak ada standar yang kaku, membuat pemulihan aplikasi menjadi sulit.
Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian
laporan keuangan.
32
Sebuah metode akuntansi dengan basis baru (a new basis accounting method,
BAM)
BAM dikeluarkan dari pembahasan karena kos yang diperlukan lebih tinggi dari
manfaatnya. Factor lainnya :
BAM akan memiliki posisi dalam setiap isu PABU, yang akan membutuhkan biaya
dan waktu
BAM akan dianggap bukan bagian dari PABU, tetapi sebagai bagian dari PABU
untuk entitas tertentu.
34
MATERI III
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Kompetensi Dasar:
a. Mampu menjelaskan hiraki struktur teori akuntansi
b. Mampu menjelaskan upaya yang dilakukan profesi akuntan dalam merumuskan
standar, prinsip dan tujuan akuntansi
c. Mampu menjelaskan konsep, postulat, prinsip, dan standar akuntansi
Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi,
rerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa
elemen-elemen berikut ini :
1. Pernyataan Tujuan Laporan Keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis .
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
35
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor
dan kreditur untuk dasar pengambilan keputusan investasi dan pemberian keputusan .
2. Memberikan informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumbersumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut (siapa pihak yang
mempunyai hak atas atas kekayaan tersebut)
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (earning power)
4. Memberikan informasi yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang-hutangnya.
5. Memberikan
informasi
keuangan
yang
dapat
menunjukkan
sumber-sumber
pembiayaan perusahaan.
6. Memberikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam meramalkan aliran
kas masuk ke perusahaan.
36
Terakhir, konsep pertimbangan cost benefit dan materialitas diakui secara berturut-turut,
sebagai batasan pervasive dan batas untuk pengakuan. Dapat digambarkan sebagai berikut:
Relevansi informasi harus terkait dengan atau berguna dalam kaitannya dengan tindakan
yang didesaian untuk memfasilitasi atau menghasilkan informasi yang ingin dihasilkan.
Nilai Prediksi. Informasi yang dihasilkan dapat membantu investor, kreditor dan
pemakai lainnya mengevaluasi kejadian masa lalu, sekarang dan masa mendatang.
Nilai umpan balik. Selain agar informasi menjadi relevan, informasi harus
memiliki nilai prediksi dan umpan balik, dan pada saat yang sama harus
disampaikan dengan tepat waktu.
Tepat Waktu. Informasi juga harus tersedia untuk membuat keputusan sebelum
kehilangan kapasitas dalam mempengaruhi keputusan.
Penyajian yang jujur. Maka informasi bebas dari bias pengukuran dan pengukur.
Netralitas adalah informasi yang bebas dari bias menuju pencapaian hasil yang
diinginkan.
37
38
Relevan, memilih informsi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam
pembuatan keputusan ekonomi .
Dapat dipahami selain harus jelas informasi yang dipilih, juga harus dapat dipakai
pemakai
Netral. Informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan
kebutuhan khusus pemakai tertentu.
39
Tujuan Kualitatif :
Relevan, Dapat Dimengerti, Daya Uji, Netral, Tepat Waktu, Daya Banding, Lengkap.
d. Trueblood Report.
Tujuan Laporan Keuangan Yang Dinyatakan Dalam Trueblood Report.
1. Tujuan dasar laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi sebagai dasar
keputusan ekonomi.
2. Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk melayani pemakai yang memiliki
keterbatasan otoritas, kemampuan, atau sumber daya untuk memperoleh informasi
40
dan pemakai yang bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber informasi
utama tentang aktivitas perusahaan.
3. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditur untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi
jumlah, waktu, dan ketidakpastian yang terikat dengan aliran kas potensial.
4. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi pada pemakai
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan
memperoleh earnings.
5. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna
dalam menilai kemampuan manajemen untuk menggunakan sumber daya
organisasi secara efektif guna mencapai tujuan utama perusahaan.
6. Tujuan Laporan keuangan adalah menyediakan informasi factual dan penafsiran
tentang transaksi dan kejadian lain yang berguna untuk memprediksi,
membandingkan dan mengevaluasi earnings power perusahaan. Asumsi0asumsi
dasar yang mendasari interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi suatu persoalan
harus diungkapkan.
7. Tujuannya adalah menyediakan laporan posisi keuangan yang berguna untuk
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi earning perusahaan.
8. Tujuannya untuk menyediakan laporan earning periodic yang berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi earning power perusahaan.
9. Tujuannya untuk menyediakan laporan aktivitas keuangan yang berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi earning power perusahaan.
10. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk
proses prediksi.
41
11. Tujuan laporan keuangan adalah untuk pemerintah dan organisasi nirlaba adalah
menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi keefktifan manajemen
sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi terutama bersifat non moneter.
12. Tujuan laporan keuangan adalah untuk melaporkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang
mempengaruhi komunikasi yang mana dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur dan
penting bagi perusahaan dalam lingkungan sosialnya.
2. POSTULAT-POSTULAT AKUNTANSI
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, menggambarkan lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hukum
tempat akuntansi beroperasi.
a. Postulat Entitas
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
Implikasinya :
Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin
mudah masuk dalam laporan keuangan.
Jika entitas memiliki kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan akan
menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.
Menjustifikasi penilaian asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi
Implikasinya
o
Postulat unit mengukur menganggap bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang
waktu atau perubahannya tidak signifikan.
keuangan
yang
menggambarkan
perubahan
dalam
kesejateraan
Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hokum pajak Penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis
tradisional menggunakan periode normal satu tahun.
Bunga, pajak income sebagai expense, laba per lembar saham, dividen
perlembar saham.
Saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas pemilik (deviden
tidak dikurangkan ketika menghitung erning pemilik)
b. Teori Entitas Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Unit bisnis bukan
pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber
daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor.
Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah :
Asset = Ekuitas
Asset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas adalah sumber asset dan terdiri dari utang dan ekuitas pemegang
saham.
45
Implikasinya :
Baik kreditor dan pemegang saham saham adalah pemilik ekuitas, meskipun
mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control resiko, dan
likuidasi.
c. Teori Dana. Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun
teori entitas, tetapi kelompok asset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana,
yang mengatur penggunaan asset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri
atas sumber daya . Persamaan akuntansinya adalah :
Asset = Restriksi Asset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian asset dan penggunaan asset yang telah
dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian rertriksi hokum dan ekonomi pada
penggunaan asset. Sehingga teori dana berorientasi asset dalam pengertian bahwa focus
utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan asset secara memadai. Laporan
46
sumber dan penggunaan dana bukan neraca atau laporan keuangan merupakan tujuan
pelaporan keuangan.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba, rumah sakit,
universitas, Unit kota, dan pemerinthan.
Dana adalah entitas fiscal dan akuntansi independent dengan pencatatan serangkaian
akunkas dan atau sumber daya lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban,
cadangan, dan ekuitas yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan aturan khusus, restriksi atau limitasi.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunkan dana
untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi
untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional,
pemisahan asset dalam asset lancer atau tetap, dan konsolidasi.
4. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturnkan baik dari tujuan
dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
Untuk lebih memahami dan membandingkan apa sebenarnya yang dapat dimasukkan
sebagai prinsip akuntansi, berikut dikemukakan aeperangkat konsep-konsep dasar
menurut beberapa sumber:
a. Prinsip Akuntansi menurut Prinsip Akuntansi 1984.
1. Kesatuan Akuntansi
2. Kesinambungan
3. Periode Akuntansi
4. Pengukuran Dalam Nilai Uang
5. Harga Pertukaran
47
Satuan Uang
48
c. Prinsip Kos
APB Statement No.4 mendefinisikan Kos adalah jumlah, diukur dalam uang,
kas uang dibelanjakan atau property lain yang ditransfer, penerbitan modal saham,
jasa yang diberikan atau uang yang terjadi, sebagai imbalan atas barang atau jasa
yang diterima, atau seharusnya diterima.
Kos dapat diklasifikasikan sebagai belum terpakai (unexpired) adalah asset
yang dapat digunakan untuk menghasilkan revenue di masa mendatang dan telah
terpakai (experid) adalah pengurang revebue atau dibenbankan sebagai pengurang
laba ditahan.
Prinsip
kos
dijustifikasi
oleh
postulat
kelangsungan
usaha
yang
d. Prinsip Revenue
Prinsip Revenue Menspesifikasi :
Pengukuran Revenue
49
2. Pengukuran Revenue
Revenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa dalam
sebuah transaksi yang lugas. Terdapat dua interpretasi revenue yang muncul
dari konsep revenue ini :
50
Untuk transaksi nonkas, niali pertukaran sama dengan nilai pasar yang
wajar barang/jasa yang diberikan atau yang diterima, mana yang lebih
mudah dan jelas dalam menghitungnya.
Umumnya diakui bahwa revenue dan income yang diperoleh dalam semua
tahap siklus operasi (yaitu, selama penerimaan order, produksi, penjualan
dan penagihan).
Realisasi dalam perubahan dalam asset atau uatang secara memadai telah
menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun.
4. Revenue secara umum diakui selama produksi dalam situasi berikut ini :
a. Revenue berupa sewa, bunga, dan komisi diakui ketika telah diperoleh
(earned).
b. Pemberian jasa individual atau kelompok professional atau jasa yang
berupa mungkin lebih baik menggunakan dasar akrual.
c. Revenue dari kontrak jangka panjang diakui dengan dasar kemajuan
konstruksi atau persentase penyelesaian.
d. Revenue atas cost plus fixed cobtracts lebih baik diakui dengan dasar
akrual.
e. Perubahan asset karena pertumbuhan (accretion) akan menimbulkan
peningkatan revenue sebagai contoh, ketika umur minuman kerasa atau
anggur, tanaman kayu, atau ternak menjadi dewasa, revenue akresi
51
Penyelesaian Produksi
53
Informasi
tambahan
untuk
membantu
analisa
investasi
atau
untuk
Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang
digunakan dan dampak perubahan tersebut.
Aset, Utang, Kos, dan Revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain
yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau karyawan
yang memiliki hubungan khusus dalam entitas pelaporan.
Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal
neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas.
i. Prinsip Konservatisme
Prinsip Konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih
teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang
paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham.
j. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki
dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah
transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum atau tidak,
dan tidak perlu diungkapkan. Suatu jumlah material tidak semata-mata, karena
alasan besarnya jumlah, factor-factor lain meliputi serangkaian hal-hal berikut ini
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang materilitas. Antara lain :
Sifat Item, apakah item :
55
Total akun tempat item tersebut terbentuk, atau seharusnya terbentuk sebagai
bagiuannya,
Jumlah yang terkait dalam tahun sebelumnya atau jumlah yang diharapakan
dalam tahun-tahun mendatang.
56
5. Teknik Akuntansi
Teknik akuntansi adalah adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip
akuntansi memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas
akuntansi. Akuntansi dipraktikan dalam suatu kerangka yang implicit. Rerangka ini
dikenal sebagai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), istilah ini sebenarnya
digunakan untuk menunjuk seperangkat pedoman resmi dan kebiasaan-kebiasaan
dunia usaha yang dianggap berlaku dalam lingkungan (Negara) dan waktu tertentu.
Soewarjono dalam bukunya teori akuntansi berpendapat prinsip akuntansi berterima
umum cukup tepat sebagai pedanan generally accepted accounting principles (GAAP).
Di Amerika Istilah generally accepted accounting principle timbul dan digunakan
melalui proses atau riwayat yang bertahap khususnya tentang pemakaian kata
generally accepted, karena itu istilah GAAP tersebut sebenarnya mempunyai konotasi
sebagai prinsip akuntansi berterima umum di Amerika dan bukannya istilah yang
generic (berlaku universal) meskipin selalu ditulis dengan huruf kecil. Di Amerika
57
yang dimaksud dengan GAAP adalah konsep-konsep, prinsip-prinsip dan praktikpraktik akuntansi tertentu yang secara otoritatif di dukung berlakunya sebagai suatu
pedoman (mempunyai substansi authoritative support) walaupun tiap jenis prinsip atau
praktik tersebut mempunyai tingkat keotoritatifan yang berbed. Struktur GAAP
tersebut terdiri dari beberapa tingkat (level). Makin ke atas dan ke kanan tingkat
otoritatifnya makin lemah. Berikut ini diuraikan secara ringkas ini tiap tingkat
bangunan GAAP tersebut :
Tingkat Pertama (first floor). Tingkat ini berisi pengumuman atau ketentan resmi
yang diterbitkan oleh badan otoritatif. Pengumuman resmi ini biasanya berupa
pernyataan standar, interpretasi, dan suplemen. Otoritas penerbitan ini kuat karena
ketentuanyang termuat dalam pengumuman resmi tersebut telah dirancang dan
dibahas melalui prose dan prosedur formal sebelum diterbitkan. Prosedur yang
biasanya dilakukan oleh badan yang berwenang ini adalah:
1. Membentuk komisi yang terdiri atas beberapa ahli yang dianggap dapat
mewakili kepentingan pihak yang akan menggunakan pedoman yang akan
disusun.
2. Komisi mempelajari sumber-sumber acuan dan literature tentang subjek yang
akan ditentukan dan melakukan riset lapangan .
3. Menerbitkan notulen atau memorandum diskusi tentang permasalahan yang
timbul dan alternative pemecahannya untuk mendapatkan tanggapan dari
masyarakat.
4. Melakukan dengar pendapat umum
58
Tingkat kedua (second floor). Kalau suatu perlakuan akuntansi tidak diatur dalam
ketentuan resmi yang diterbitkan dalam tingkat pertama, sumber acuan untuk
menentukan perlakuan akuntansi tertentu yang dapat diambilkan dari tingkat kedua
atau tingkat berikutnya. Kalau terdapat perbedaan atau konflik perlakuan maka
harus dipertimbangkan dan dipilih perlakuan yang menggambarkan substansi
transaksi yang lebih baik. Penerbitan-penerbitan pada tingkat kedua ini memberi
pedoman akuntansi yang lebih sempit aplikasinya karena hanya menyangkut
industri tertentu dan biasanya bersifat agak teknis dan procedural.
Tingkat ketiga (third Floor). Tingkat ini berisi publikasi badan resmi yang
berwenang yang tidak termasuk dalam kategori resmi karena tidak disusun
berdasarkan prosedur resmi seperti penerbitan pada tingkat pertama. Penerbitan ini
lebih merupakan petunjuk aplikasi ketentuan yang diatur dalam penerbitan resmi
dalam tingkat pertama yang berupa pernyataan standar atau interpretasi.
Tingkat keempat (fourth floor). Kalau perlakuan akuntansi tertentu tidak dapat
dicarikan acuannya dalam ketiga tingkatan yang ada di bawahnya maka sumbersumber atau literature akuntnasi lainnya dapat dignakan sebagai acuan .
59
MATERI IV
KERANGKA KONSEPTUAL
Kompetensi Dasar:
a. Mampu menjelaskan tentang kerangka konseptual
b. Mampu menjelaskan tentang pernyataan konsep akuntansi keuangan
c. Mampu menjelaskan tentang materialitas
d. Mampu menjelaskan tentang pengukuran kriteria dan atribut
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan
standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang
meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah
standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka
kerja konseptual adalah :
60
Artikulasi terdapat saling hubungan antara tiap jenis laporan keuangan yaitu
neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal.
Pandangan ketiga atas asset muncul dari presepsi neraca tidak hanya sebagai
laporan posisi keuangan, tetapi sebagai laporan tentang sumber dan komposisi
modal perusahaan.
Definisi asset yang memberi generalisasi aplikasi yang diperlukan kerangka kerja
konseptual memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Asset merepresentasikan sumber daya ekonomi dan tidak meliputi beban
tangguhan.
2. Asset mempresentasikan aliran kas potensial perusahaan
3. Manfaat potensial dapat diperoleh perusahaan
4. Aset merepresentasikan himpunan hal legal tentang manfaat tertentu sebagai
hasil dari transaksi sekarang atau masa lalu dan meliputi semua komitmen,
seperti dalam keseluruhan kontrak executary.
5. Dapatdipertukarkan bukanlah karakterisik penting asset kecuali untuk beban
tangguhan, untuk menjaga asset tidak berujud sebagai asset dan mengeluarkan
beban tangguhan.
Menurut pandangan asset/hutang, revenue yang meliputi gains dan losses didefinis
sebagai peningkatan dalam asset atau penurunan dalam hutang yang tidak
mempengaruhi modal.
Expenese yang meliputi gains dan losses, didefinisi sebagai penurunan dalam asset
atau peningkatan dalam hutang yang timbul dari penggunaan sumber daya
ekonomi dan jasa dalam periode tertentu.
investasi, dan peningkatan lain dalam ekuitas pemilik selama satu periode selain
kontribusi modal dan penyesuaian.
Expense meliputi semua kos yang sudah digunakan untuk menghasilkan revenue
pada satu periode.
Jika gains dan loses didefinisi sebagai elemen yang terpisah dari earning, maka
revenue didefinisi sebagai ukuran output perusahaan yang merupakan hasil dari
memproduksi atau menjual barang dan memberikan jasa selama satu periode.
Expense adalah kos yang telah digunakan untuk menghasilkan revenue selama satu
periode.
Loss didefinisikan sebagai kelebihan di atas hasil yang terkait, jika ada, atau semua
atau porsi yang layak dari kos asset terjual, diabaikan, atau keseluruhan atau
sebagian rusak karena bencana, atau kos yang telah digunakan bukan untuk
menghasilkan revenue. Jadi menurut pandangan revenue/expense, gains dan loses
adalah independent dari definisi elemen lain dalam laporan keuangan.
66
Dalam hubungan pertama, setiap komponen adalah terpisah dan penting untuk
definisi earning. Perbedaan sumber earning dibedakan, sehingga menyediakan
fleksibilitas yang lebih besar dalam klasifikasi dan analisa kinerja perusahaan.
Dalam hubungan kedua, gains dan loses tidak dipisah dan tidak penting bagi
definisi earning. Semua peningkatan dan penurunan diperlakukan sama sebagai
revenue dan expense. Definisi ini tidak cocok untuk gains dan losses dari
transfer searah, keuntungan tak terduga, korban bencana, dan gains dan losses
holding.
Dalam hubungan ketiga, meskipun gains dan losses merupakan konsep terpisah
kedunaya adalah bagian dari revenue dan expense. Definisi revenue dan
income harus campuran dari item-item yang berbeda dan memerlukan
identifikasi lengkap dan daftar item yang termasuk dalam revenue expense,
gains dan losses.
67
Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan keadaankeadaan yang terjadi, secara spesifik, akrual meminta pengakuan revenue dan
peningkatan asset, dan expenses dan peningkatan hutang dalam jumlah yang
diharapkan akan diterima atau dibayar, biasanya dalam kas di masa mendatang.
Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non kas dan hak menjadi uang,
penggunaan yang lebih tepat dalam akuntansi dan pelaporan keuangan merujuk
pada penjualan asset dengan kas atau klaim atas kas.
68
69
pengakuan
dan
pengukurannya,
cara
meringkas
serta
70
SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting
measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar
pengukuran
2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan;
3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.
72
Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan
berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut
dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik
(feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan
masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat
digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).
Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara
tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan
bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau
keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
73
Netralitas(neutrality):
informasi
tidak
dapat
dipilih
untuk
kepentingan
sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak
bias
3) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat
diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus.
Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data
masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang
depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi
yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.
4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan
berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk
memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti
adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan
(comparability) dan konsistensi (consistency).
1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri
(perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode
yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk
kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
74
Kendala-kendala.
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang
telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala
lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah
praktek industri dan konservatisme.
1) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang
relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh
karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan
hubungan manfaat-biaya menjadi masalah
2) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika
pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian
seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif
harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.
3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan
terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi.
Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman
yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva
bersih yang terlalu tinggi.
Elemen-elemen Laporan Keuangan.
75
SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan
hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen
laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva,
kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7
macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
76
MATERI V
LAPORAN KEUANGAN
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan Laporan Keuangan Laba/Rugi dan Neraca
b. Mampu menjelaskan isi laba/rugi dan neraca serta metode-metode yang digunakan
dalam menyusun dan mengkaji elemen dalam laporan keuangan
c. Mampu menjelaskan pengertian komponen-komponen dalam laporan keuangan
d. Mampu menjelaskan peristiwa kemudian dan catatan atas laporan keuangan
e. Mampu menjelaskan keterbatasan laporan keuangan
77
Netralitas
Kelengkapan
kewajiban.
2. Berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja :
- Ukuran kinerja : LABA,, unsur yang berhubungan langsung dengan laba :
78
KERUGIAN :
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa.
79
Pengakuan AKTIVA
aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa
depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal
Pengakuan KEWAJIBAN
kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan PENGHASILAN
penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan BEBAN
beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
80
2. Biaya kini (current cost) : aktiva diinilai dalam jumlah kas/setara kas yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas /setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
4. Nilai sekarang (present value) : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar
81
arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha
normal.
KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL
KONSEP MODAL KEUANGAN : modal adalah sinonim dengan aktiva bersih/ekuitas
perusahaan. Konsep modal tersebut menciptakan konsep pemeliharaan modal :
a. Pemeliharaan modal keuangan.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau jumlah finansial (uang) dari aktiva
bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial(uang) dair aktiva bersih pada
awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada dan
mengeluarkan setiap kontiribusi dari, para pemilik selama periode. Pemeliharaan
modal keuangan dpat diukur dalam satuan moneter nominal atau dalam satuan daya
beli yang konstan.
b. Pemeliharaan modal fisik.
Menurut konsep ini , laba hanya diperoleh kalau kapasitas porduktif fisik(kemampuan
usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode,
setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap
kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
82
Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada
jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat
dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
83
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk
meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap
praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
Pemakai
yang
ingin
melihat
apa
yang
telah
dilakukan
atau
84
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu .
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan
penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan
besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha
meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi
terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam
memberikan penegasan (confirmatory role)terhadap prediksi yang lalu, misalnya,
85
harga
sekuritas
dan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu
harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan
keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi
tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi
dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa ,abnormal
dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan
pemakainya
sebagai
penyajian
yang
tulus
atau
jujur
(faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu
tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk
mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
4. Dapat Dibandingkan
86
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman sematamata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar
akuntansi keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan
akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi dan
keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi
kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal. Berhubung pemakai ingin
membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antar
87
88
Pendapatan
Beban
Keuntungan
Kerugian
Bagian penjualan/pendapatan
Beban penjualan
3. Pajak Penghasilan
4. Operasi yang dihentikan
5. Pos-pos luar biasa
6. Laba per saham
Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total biaya.
Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan untuk
keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang digunakan untuk
keperluan pribadi.
Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari penambahan
modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau
90
91
Klasifikasi aktiva yg dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai macam. Secara umum
klasifikasi aktiva tetap terdiri atas : 1) aktiva tetap berwujud (Fixed Asset) dan 2)
aktiva tetap tak berwujud (Intangible Assets). Aktiva tetap berwujud meliputi semua
barang yg dimiliki perusahaan dgn tujuan utk dipakai secara aktif dalam operasi
perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen. Aktiva tetap berwujud
yg mempunyai masa kegunaan yg terbatas harus didepresiasi selama masa kegunaan
dan disajikan dalam neraca sebesar nilai buku (harga perolehan dikurangi dgn
akumulasi depresiasinya). Yang termaduk dalam golongan aktiva ini adl bangunan
mesin dan alat-alat pabrik mebel dan alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport
alat kerja bengkel aktiva sumber alam. Sedang aktiva tetap berwujud yg mempunyai
masa kegunaan tak terbatas disajikan di dalam neraca sebesar harga perolehan.
Sedangkan aktiva tetap tak berwujud meliputi hak-hak preferensi (istimewa) yg
dijamin oleh undang-undang kontrak perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa
manfaat dalam waktu relatif permanen.
Menurut Harnanto (1991:357) bagi manajemen operating investment (assets) meliputi
seluruh mesin dan alat-alat pabrik dan lain-lain equipmen serta modal kerja yg
ditempatkan utk dikelola atau dioperasikan dalam usaha perusahaan utk menghasilkan
laba.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pada sudut pandang operasional
investasi aktiva tetap adl merupakan salah satu unsur penting yg perlu menjadi fokus
perhatian bagi perusahaan dalam kegiatan operasional dalam kaitan dgn menghasilkan
pendapatan/laba. Disamping itu utk untuk tujuan pemeliharaan kondisi aktiva tetap
baik berwujud maupun tak berwujud tetap dalam kondisi produktif bagi perusahaan
diperlukan ada depresiasi dan amortisasi sebagai proses alokasi harga perolehan aktiva
tetap tersebut.
92
Kewajiban/utang (Liabilities)
Menurut definisi yg diberikan oleh APB bahwa :
kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yg diakui dan dinilai seusuai prinsip
akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yg ditunda yg bukan
merupakan utang atau kewajiban. Berdasarkan definisi di atas maka kewajiban
ekonomis bagi perusahaan adl diartikan sebagai penyerahan harta atau jasa di masa yg
akan datang. Selanjut FASB memberikan definisi kewajiban sebagai berikut :
.kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yg akan datang yg timbul
akibat kewajiban perusahaan sekarang utk memberikan harta atau memberikan jasa
kepada pihak lain di masa yg akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian
yg sudah terjadi. Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3
sifat utama yaitu ; (1) kewajiban itu benar ada (2) kewajiban itu tak dapat dihindarkan
(3) kewajiban yg mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Kewajiban jika dikategorikan sesuai dgn jangka waktu maka terdapat kewajiban
jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long-term
liabilities). Menurut Harnanto (1991:59) hutang jangka panjang adl semua hutang yg
jatuh tempo pembayaran melampaui batas waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau
pembayaran tak akan dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan tetapi lbh
panjang dari batas waktu tersebut. Hutang obligasi hutang hipoteik hutang bank (kredit
investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang jangka panjang.
Dalam kegiatan operasi perusahaan hutang jangka panjang merupakan salah satu
sumber permodalan yg mengandung resiko krn memiliki komitmen utk melakukan
pembayaran sesuai jumlah yg disepakati meski perusahaan dalam keadaan rugi
sekalipun sehingga hutang dapat saja menanggung resiko melebihi jumlah modal
sendiri. Hal ini dipertegas oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin besar proporsi
hutang di dalam struktur permodalan perusahaan akan semakin besar pula
93
kemungkinan terjadi ketak mampuan utk membayar kembali hutang beserta bunga
pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa bagi para kreditur
bahwa kemungkinan turut serta dana yg mereka tanamkan di dalam perusahaan utk
dipertaruhkan pada resiko kerugian juga semakin besar. Sedangkan bagi para pemilik
khusus pemegang saham biasa adaaa hutang di dalam perusahaan merupakan pula
suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yg dihadapi dari dana yg mereka
tanamkan. Tetapi resiko itu juga diimbangi ada harapan utk mendapatkan tingkat
keuntungan yg lebih tinggi (rentabilitas) sebagai akibat penggunaan modal asing. Akan
tetapi perlu diingat bahwa proporsi hutang/modal asing yg berlebihan akan berakibat
pada fleksibilitas manajemen utk beralih pada aktivitas yg profitable akan tertutup dan
menghadapi banyak hambatan/tintangan.
Modal Pemilik (Owners Equity)
Equity adalah suatu hak yg tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi
kewajibannya. Kategori modal bagi tiap perusahaan dapat berbeda yaitu pada
perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemilik sendiri. Sedangkan
dalam perusahaan perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari pendapatan
(retained Earnings).
FASB dalam SFAC Nomor 1 telah menerangkan tujuan utama pelaporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan melalui ukuran pendapatan.
Income Statement (Laporan Laba Rugi) merupakan sesuatu yang utama bagi perusahaan
terkait ukuran pendapatan. Income statement memiliki nilai prediktif sesuai karakteristik
kualitatif yang didefinisikan dalam SFAC Nomor 2. Income statement memiliki nilai
sebagai ukuran arus kasa masa depan, yakni sebagai ukuran dari efisiensi manajemen dan
panduan dalam pencapaian tujuan manajerial.
94
Di sisi yang lain, investor merupakan fokus utama dalam lingkungan pelaporan keuangan.
Sumber daya investor (current resources) yang digunakan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan mengandung sifat ketidakpastian atas arus kas masa depan (future-uncertain
resources). Sebagai konsekuensinya, investor dalam kondisi seperti ini memerlukan
informasi yang yang dapat membantu mereka untuk menilai arus kas di masa yang akan
datang.
Seperti kita ketahui bersama, pelaporan keuangan memiliki beberapa konsekuensi
ekonomis (economic consequences of financial reporting) yakni:
1.
2.
3.
Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkat formasi modal dalam ekonomi dan
menghasilkan realokasi kekayaan antara konsumsi dan investasi dalam ekonomi.
4.
95
SFAC Nomor 6
FASB menerbitkan SFAC no.6 yang mendefinisikan elemen-elemen income statement
sebagai berikut :
1. Pendapatan, merupakan arus masuk atau peningkatan aset lainnya dari suatu entitas
ATAU pengurangan kewajiban (ATAU gabungan keduanya) selama periode tertentu,
yang diperoleh dari penjualan barang, penyediaan jasa atau aktifitas lain yang
merupakan operasi utama perusahaan.
2.
3. Beban, arus keluar atau penggunaan aset lainnya ATAU timbulnya kewajiban (ATAU
kombinasi keduanya) selama satu periode mulai dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa atau aktifitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
4. Kerugian, penurunan nilai aset bersih yang berasal dari transaksi yang bersifa
peripheral atau insidental dari suatu entitas DAN dari semua transaksi lain serta dari
peristiwa lain DAN keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu
periode KECUALI yang termasuk beban atau distribusi kepada pemilik.
Dari definisi elemen-elemen income statement diatas, tampak bahwa FASB berusaha
menggeser terminologi APB yang menekankan pada arus masuk dan arus keluar, realisasi,
96
dan konsep penandingan. FASB telah menggunakan perubahan aset dan/atau kewajiban
dalam kriteria pengakuan dan pengukuran. Dan sebagai dampaknya, kini neraca tampil
lebih dari sekedar tempat menyimpan NILAI SISA dalam proses penentuan pendapatan.
Perbandingan atas kedua konsep diatas adalah :
Tergantung pada definisi aktiva dan Tergantung pada definisi pendapatan dan
kewajiban untuk menentukan laba
beban dan menandingkan keduanya untuk
menentukan income
3.
4.
Keduanya sepakat bahwa laporan laba rugi lebih penting dari neraca karena dapat
meramal arus sumber daya dia masa yang akan dating
5.
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antarabalance
sheet dan income statement, yakni articulated dan non-articulated.Pendekatan articulated
berarti income statement dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi hanya
merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari satu periode ke
periode yang lainnya.
Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konseprevenue-expense approach
dan asset-liability approach. Dalam konsep pertama, revenue expense, income statement
diaggap laporan yang paling utama dimana semua transaksi dpandang sebagai posrevenue
dan expense, semua transaksi dinggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran
laba dan alokasi ke laba rugi.
97
Dalam konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba
atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanya deferred credits (liabilities) dan
deferred charges (asset).
Sementara dalam pendekatan non-articulated, balance sheet dan income statement secara
matematis independen satu sama lain. Pendekatan ini banyak menjadi perhatian karena
ada transaksi yang tidak memengaruhi laba tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan
hasil dan bukan biaya. Misalnya, ada kerugian sementara yang langsung dianggap
merupakan penyesuaian terhadap unrealized capital (SFAS No. 12)
98
FASB dalam SFAC No.5 mencatat bahwa laporan laba rugi menurut
all-
99
Discontinued Operations
100
Sebuah studi menyebutkan bahwa terjadi beberapa penyimpangan dalam pelaporan terkait
penerapan opini APB no.9 terkait penyajian hasil penjualan bagian aset sebagai
extraordinary namun memasukkan pendapatan dari bagian ini selama periode penjualan
sebagai laba biasa.
Maka APB No. 30 diterbitkan untuk menyimpulkan kriteria tambahan untuk
mengidentifikasi bagian bisnis yang akan dijual dengan mensyaratkan penyajian terpisah
atas :
(1) hasil operasi dari segmen yang dihentikan,
(2) keuntungan atau kerugian pada penjualan aset untuk segmen yang dihentikan termasuk
adanya keuntungan dan kerugian operasional selama periode penghentian.
Total keuntungan atau kerugian ditentukan dengan menjumlahkan semua keuntungan atau
kerugian pada penjualan bagian aset, dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan oleh
kegiatan penghapusan segmen selama masa penghapusan.
APB No.30 kemudian diamandemen dengan SFAS No. 144 tentang Accounting for
Impairment or Disposal of Long-Lived Assets. Untuk memenuhi syarat untuk
diperlakukan sebagai sebuah operasi yang dihentikan harus memenuhi beberapa kriteria,
yakni :
(1) Unit yang dihentikan harus dianggap sebagai sebuah komponen bisnis. Definisi
komponen didasarkan pada pengertian operasi dan arus kas yang dapat dibedakan.
Komponen ini dapat berupa segmen, bagian, divisi operasi, lini bisnis, anak
perusahaan, dan lain-lain, tergantung kegiatan bisnis dimana entitas beroperasi.
Sedangkan untuk mengasumsikan sebuah komponen sebagai kegiatan operasi
yang dihentikan harus memenuhi dua kriteria tambahan, yaitu :
(i) operasi dan arus kas dari komponen yang dihentikan harus dihilangkan dari hasil
transaksi operasional dan arus kas entitasnya,
101
(ii) entitas tidak boleh memiliki keterlibatan yang signifikan dalam operasi komponen
setelah penjualan berlangsung.
(2) Saat manajemen memutuskan untuk menjual suatu komponen, maka aktiva dan
kewajiban komponen diklasifikasikan held for sale di dalam balance sheet.
Kemudian, apabila penghentian komponen telah dilakukan, hasil dari operasi
komponen harus dilaporkan dalam income statement sebagai discontinued operations
dan dicantumkan tepat dibawah bagian income from continuing operations. Hasil ini
dilaporkan bersih setelah dikurangi pajak. Keuntungan atau kerugian penjualan
kemudian baru diungkapkan di catatan atas laporan keuangan (CaLK).
Extraordinary Items
APB No.9 mendefinisikan extraordinary item sebagai kejadian dan transaksi yang
mempunyai efek material yang tidak diharapkan sering terjadi dan tidak dianggap sebagai
faktor yang berulang-ulang dalam setiap evaluasi proses bisnis yang wajar.
APB kemudian membuat review di tahun 1973 tentang kegunaan definisiextraordinary
item yang ternyata mendapatkan kesimpulan bahwa pendapatan dan beban tidak
dikelompokkan dengan cara yang sama melalui spektrum bisnis perusahaan. Bisnis tidak
mengintepretasikan APB No. 9 dengan cara yang sama dan lebih banyak kriteria spesifik
yang dibutuhkan untuk menjamin intepretasi yang lebih seragam atas ketetapannya.
Maka diterbitkanlah APB No. 30 tentang Reporting The Result of Operations yang
mendefiniskan extraordinary item sebagai kejadian dan transaksi yang dibedakan oleh
sifat sebagai berikut :
(1) Unusual nature, kejadian atau transaksi harus memiliki tingkat ketidakwajaran yang
tinggi dan tidak berhubungan atau hanya secara kebetulan berhubungan dengan
aktivitas biasa.
102
Karena suatu perubahan filosofi, beberapa hal yang dulunya didefinisikan sebagai
extraordinary item dalam APB No.9 kini dikeluarkan dari APB No. 30 yakni :
-
akibat pemogokan,
Hal ini menyebabkan jumlah pendapatan dan beban yang diijinkan untuk dilaporkan
sebagai extraordinary item berkurang signifikan.
(2) Infrequency of occurance, kejadian atau transaksi tersebut secara masuk akal
diperkirakan tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang.
Dalam APB No.9 pemisahan extraordinary item dari item lainnya dalam laporan laba
rugi tidak dipisahkan menurut item yang berulang dan tidak berulang. Item yang
jarang terjadi namun bukan tidak biasa diklasifikasikan sebagai laba non operasi dalam
kelompok keuntungan dan kerugian lainnya dalam income statement. Penelitian
mengindikasikan persyaratan ini sebagai sebuah inkonsistensi kecuali FASB
mewajibkan catatan kaki pengungkapan atas efek kejadian tidak teratur pada laba dan
pendapatan per lembar saham (EPS).
103
perangkat praktik akuntansi yang paling tepat menyajikan sumber daya dan kinerja unit
pelaporan dan terus menggunakan praktik tersebut setiap tahunnya. Sehingga terkadang,
perusahaan dapat menjumpai bahwa pelaporan berkembang oleh perubahan metode atau
perubahan prosedur mungkin diperintahkan oleh FASB atau SEC.
Pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah : haruskah laporan keuangan yang
telah diterbitkan sebelumnya diubah untuk menggambarkan metode atau prosedur yang
baru?
Dalam APB no. 20 tentang Accounting Channges mengindentifikasikan tiga jenis
perubahan akuntansi dan mendiskusikan penyiapan laporan keuangan. Bahkan dewan
merekomendasikan sebuah kelayakan penyajian retroaktif (bergaya membalik) atas ketiga
macam perubahan prinsip akuntansi dan errordi bawah ini.
104
105
yang
diperlukan
untuk
perubahan-perubahan
akuntansi.
Dengan
MATERI VI
LAPORAN KEUANGAN ARUS KAS
106
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan kegunaan laporan arus kas bagi para investor, kreditur, dan
pemakai lainnya
b. Mampu menjelaskan pengelompokan penerimaan dan pengeluaran dalam penyajian
arus kas
c. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk penyajian laporan arus kas dan isi yang ada di
dalamnya
RUANG LINGKUP
107
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan
ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral)
dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada
aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti
yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan
alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan
utama (revenue-producing activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan
usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor.
Pernyataan ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan.
Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
108
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan
kepastian arus kas masa depan.
informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan
bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas
dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi;
penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
110
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu dari metode berikut ini:
a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan .
Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka
panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri;
penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan
aktiva jangka panjang lain;
uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali
yang dilakukan oleh lembaga keuangan) .
111
perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan
c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai
alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak
langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan
laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
periode.
112
Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan
penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
o pelunasan pinjaman
pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
113
atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depanf dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
114
tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas anak perusahaan di luar
negeri dijabarkan berdasarkan kurs transaksi pada tanggal arus kas.
Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau unit
bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas
investasi.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode: (a)
jumlah harga perolehan atau pelepasan; (b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang
dibayarkan dengan kas dan setara kas. (c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan
atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan; dan (d) jumlah aktiva dan kewajiban
115
selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Rp. 7.500.000
Rp. 4.600.000
Rp. 2.900.000
(Rp.20.000.000)
Rp.25.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 23.000.000
MATERI VII
KONSEP AKTIVA
116
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan tentang konsep, karakteristik, dan pengukuran serta pengakuan
aktiva berujud
b. Mampu menjelaskan tentang konsep, karakteristik, dan pengukuran serta pengakuan
aktiva tidak berujud
KARAKTERISTIK AKTIVA
Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan.
Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aktiva.
Karakteristik umum aktiva sebagai berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran
FASB mendefinisikan aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat
transaksi atau peristiwa masa lalu. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi
aktiva memiliki 3 karakteristik utama:
1. Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang
117
Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat atau potensi jasa yang
cukup pasti dimasa mendatang.Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik
secara individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk menghasilkan aliran
kas masuk dimasa mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari
aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk ditukar
dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang.Jadi manfaat ekonomi
masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut
untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan
setara kas kepada perusahaan.
Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-sumber
ekonomi. Ada dua karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan
sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan. APB dalam statement No
4 memberikan contoh sumber ekonomi perusahaan sebagai berikut:
a. Sumber-sumber ekonomi yang produktif
1. Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang digunakan
dalam produksi.
2. Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain
seperti hak guna bangunan dsb.
b. Produk yaitu barang yang siap untuk dijual/yang masih dalam proses produksi.
c. Uang
d. Klaim untuk menerima uang
e. Hak pemilikan pada perusahaan lain
2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha
118
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat menggunakan
manfaat aktiva tersebut dan menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak
lain terhadap aktiva tersebut. Jadi penguasaan terhadap suatu manfaat merupakan
faktor yang sangat penting agar suatuunit usaha dapat menghalangi akses pihak lain
terhadap pemakaian aktiva. Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva dapat
diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian, pemberian, penemuan, perjanjian,
produksi, penjualan, dan pertukaran.
Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama untuk mengakui
suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah
menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak
memusatkan pada masalah hukum. Akuntansi lebih memusatkan pada substansi
ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu
perusahaan. Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui
aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik bukan
faktor penentu dari aktiva.
diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam
definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability.
Mac Neal mengatakan bahwa suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti
kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan
untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar yang melekat padabarang tersebut.
119
Meskipun demikian, FASB menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat
darisuatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan.
2. KONSEP PENILAIAN
Konsep penilaian berkaitan dengan masalah penentuan makna yang ingin disampaikan
pada pemakai laporan terhadap aktiva yang bersangkutan. Konsep penilaian harus
didasarkan pada nilai pertukaran atau konversi.
A. TUJUAN
Adapun tujuan pengukuran atau penilaian aktiva adalah sebagai berikut :
a) Sebagai salah satu langkah dalam penentuan laba.
b) Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan.
c) Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan keuangan.
d) Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian untuk
kepentingan manajemen.
B. DASAR PENILAIAN
Penilaian aktiva berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut.
Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai pertukaran yang dapat
digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan (input values).
1) Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan padajumlah kas atau non kas yang diterima suatu
unit usaha bila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari unit tersebut
karena suatu pertukaran. Apabila nilai tersebut tidak relevan, ada dasar lain
yang dapat digunakan yaitu :
a. Discounted future cash receipts or service potential
120
Adalah nilai sekarang kas masa yang akan diterima perusahaan seandainya
aktiva tersebut dijual.
b. Harga keluaran sekarang (Current output price)
Apabila produk perusahaan umumnya dijual di pasar yang terorganisis,
harga pasar sekarang merupakan dasar yang rasional untuk menilai
besarnya harga jual di masa mendatang.
c. Nilai setara kas sekarang ( Current cash Equivalent ).
Nilai setara kas sekarang menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum
yang dapat diperoleh dengan menjual setiap aktiva berdasarkan keadaan
perusahaan normal.
d. Nilai Likuidasi (Liquidation value).
Nilai likuidasi sama dengan harga jual sekarang atau nilai setara kas
sekarang, dengan perbedaan bahwa nilai keluarannya diperoleh dari kondisi
pasar yang berbeda.
2) Nilai Masukan
Dalam menilai aktiva, nilai masukan sering dianggap lebih tepat daripada nilai
keluaran karena nilai tersebut lebih dapat diuji kebenarannya atau nilai tersebut
tidak memungkinkan dilakukannya pelaporanpendapatan sebelumpendapatan
benar-benar terealisasi. Dasar yang dapat digunakan untuk nilai masukan
adalah sebagai berikut :
a. Cost histories
Cost merupakan harga pertukaran barang dan jasa pada saat terjadinya.
b. Cost masukan terkini (Current input cost)
Menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat sekarang
untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama.
121
3. PENGAKUAN AKTIVA
Penentuan definisi aktiva merupakan langkah pertama dalam proses identifikasi suatu
aktiva. Apabila jumlah rupiah tertentu akan mempengaruhi posisi keuangan/hasil
usaha dan akan tampak dalam neraca.
FASB(1984) menyatakan pengakuan suatu pos didasarkan pada 4 kriteria, sbb :
1. Definisi
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen
laporan keuangan.
2. Keterukuran
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya
dengan reliabilitas yang tinggi.
3. Relevansi
Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan
untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan
keuangan.
4. Reliabilitas
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau
direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya dan netral. Dalam praktik ada
122
beberapa pos yang memenuhi kriteria definisi tapi tidak dicatat dalam stuktur
akuntansi.penerapan definisi dalam dunia nyata melibatkan sejumlah kondisi yang
dinamakan aturan pengakuan(recognized rules).
Beberapa aturan secara informal diwujudkan dalam bentuk konvensi atau hal lain
yang secara formal dirancang oleh badan yang berwenang. Contoh aturan menurut
konvensi adalah piutang dagang dicatat bila penjualan kredit dilakukan dan
peralatan dicatat saat pembelian. Contoh aturan yang didasarkan pada keputusan
badan berwenang adalah capital lease.Dalam SFAS No.13 accounting for lease
disebutkan bahwa kapitalisasi lease (sewa gung usaha) hanya dilakukan bila salah
satu/lebih kriteria ini dipenuhi:
a) Adanya transfer hak milik kepada pembeli (lessee)
b) Kontrak menyebutkan adanya hak boleh pilih untuk membeli dengan syarat
yang menguntungkan pembeli
c) Jangka waktu leasing 75% atau lebih dari sisa taksiran umur ekonomi pada saat
kontrak ditandatangani
d) Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum sama dengan 90% dari nilai
pasar yang wajar dari aktiva yang disewa terhitung sejak kontrak dimulai.
123
4. MASALAH-MASALAH KHUSUS
A. BEBAN TANGGUHAN
Beban tangguhan sering menjadi masalah dalam penentuan jenis aktiva. Masalah
tersebut adalah; apakah beban tangguhan dapat digolongkan sebagai aktiva? Jenis
beban tangguhan yang mana yang dapat digolongkan sebagai aktiva? Beban
tangguhan tidak hanya menyangkut cost dalam bentuk fisik tetapi termasuk juga
cost jasa dalam bentuk lain selama memenuhi kriteria sebagai beban tangguhan.
Kriteria umum yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan beban tangguhan
adalah:
a) Apakah cost jasa tersebut merupakan pengeluaran pengeluaran yang sah dan
wajar?
b) Apakah cost jasa tersebut merupakan suatu faktor yang manfaatnya dimasa
mendatang dapat diantisipasi dengan mudah?
c) Apakah cost tersebut merupakan jenis pengeluaran yang terjadi berulang-ulang
setiap periode?
Ukuran manfaat tidak hanya didasarkan pada kemampuan untuk menambah
volume produk tapi lebih ditekankan pada manfaat yang berhubungan dengan
kegiatan operasi perusahaan dimasa mendatang secara keseluruhan. Dalam
praktek, beberapa pos yang sebenarnya berbeda sifat sering dikelompokkan dalam
124
B. KAPITALISASI BUNGA
Ada beberapa perlakuan akuntansi bunga :
1. Bunga tidak dikapitalisasi
2. Bunga dikapitalisasi dan dimasukkan sebagai eleman cost fasilitas fisik yang
dibangun sendiri
3. Bunga dikapitalisasi tetapi tidak dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik
yang dibangun
Dalam kondisi tertentu mungkin saja tidak perlu dilakukan kapitalisasi apabila
memang manfaatnya kecil. Bunga hanya dapat dikapitalisasi untukaktiva yang
memenuhi syarat tertentu. Ada beberapa pedoman yang diatur dalam standar
akuntansi yaitu :
1. Aktiva yang memenuhi syarat
Kapitalisasi bunga dapat dilakukan untuk aktiva berikut :
a. Aktiva yang dibangun/diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan.
b. Aktiva yang dibangun/diproduksi dengan tujuan untuk dijual sebagai
unit/proyek yang berdiri sendiri.
Aktiva yang tidak dapat dijadikan objek kapitalisasi yaitu:
a. Aktiva yang bersangkutan sudah siap digunakan sesuai dengan tujuan
pembangunan atau sedang digunakan dalam kegiatan menghasilkan
pendapatan
125
126
127
128
MATERI VIII
KONSEP HUTANG DAN EKUITAS
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan tentang konsep hutang, karakteristik hutang pengukuran dan
pengakuan hutang
b. Mampu menjelaskan tentang konsep ekuitas
Teori Kepemilikan
Kepemilikan merupakan kekayaan bersih bisnis dan dapat direpresentasikan dalam
persamaan akuntansi:
P = A-L
Dimana kepemilikan (atau ekuitas pemilik) adalah sama dengan aset kurang kewajiban. P
merupakan kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague :
Neraca kepemilikan adalah menjumlahkan pada beberapa waktu tertentu dari
semua elemen yang merupakan kekayaan beberapa orang atau kumpulan orangorang ..... Seluruh tujuan dari perjuangan usaha adalah peningkatan kekayaan,
yaitu, peningkatan kepemilikan.
129
Pendapatan
adalah
peningkatan
kepemilikan,
beban
adalah
penurunan
Teori entitas
Teori entitas dirumuskan sebagai tanggapan terhadap kekurangan pandangan
eksklusif mengenai status hukum yang terpisah dari perusahaan. Teori ini dimulai dengan
fakta bahwa perusahaan merupakan entitas yang terpisah dengan identitasnya sendiri.
Teori melampaui asumsi entitas akuntansi tentang pemisahan urusan bisnis dan pribadi.
Martin Menguraikan dua asumsi terkait terkandung dalam pengertian entitas akuntansi :
Pemisahan, untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
Meskipun teori entitas sangat cocok untuk pendukung akuntansi perusahaan percaya
bahwa hal itu dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan bukan untuk
organisasi nirlaba, yang menyediakan :
131
Paton menyatakan, untuk setiap perusahaan bisnis : Ini adalah bisnis yang keuangan
sejarah pemegang buku dan akuntan mencoba untuk merekam dan menganalisa, buku dan
rekening adalah catatan bisnis; laporan periodik untuk operasional dan kondisi keuangan
adalah laporan bisnis.
Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi dapat kepengurusan atau
akuntabilitas. Versi tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan bisnis beroperasi
untuk kepentingan equityholders, mereka yang menyediakan dana untuk entitas. Entitas
karena itu harus melaporkan kepada equityholders status dan konsekuensi dari investasi
mereka.
Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi aktiva dan ekuitas. senilai
Bersih pemilik bukanlah konsep yang bermakna, karena entitas adalah pusat perhatian.
Pemilik dan kreditur dipandang hanya sebagai equityholders, penyedia dana. Persamaan
akuntansi demikian.
Aktiva = ekuitas
Neraca menunjukkan aset entitas, yang mengacu Paton sebagai mewakili
pernyataan langsung dari nilai entitas dan ekuitas, yang disebutnya sebuah ekspresi tidak
langsung dari total yang sama. Aset milik perusahaan dan kewajiban kewajiban
perusahaan, bukan pemilik. Telah berpendapat bahwa karena jumlah yang diinvestasikan
oleh equityholders harus dicatat, tujuan ini secara logis mengarah ke penggunaan biaya
historis untuk aktiva non moneter, karena total pada sisi kanan dari laporan posisi
132
keuangan harus sama dengan total kiri. Setelah menerima dana yang diberikan oleh
equityholders, perusahaan menginvestasikan dana dalam aset. Untuk aset non moneter, ini
adalah harga beli.
Aset dan beban pada dasarnya sama di alam mereka menyediakan jasa. Ini
hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan atau tetap untuk penggunaan masa
depan. Karakteristik dasar dari pendapatan adalah bahwa hal itu menciptakan aset lebih
sedangkan biaya akhirnya mengurangi aktiva:
Teori Akuntansi, karena itu harus menjelaskan konsep pendapatan (penghasilan) dan
biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai kenaikan atau penurunan
ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Paton dan Littleton berpendapat bahwa para pemegang saham memiliki klaim
sisa kontrak pada total aktiva, dan itu untuk alasan ini bahwa pendapatan bersih laba
ditahan. Para pemegang saham mendapatkan sisanya, sisa, setelah para kreditur telah
dibayar dalam hal terjadi likuidasi perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi
konvensional teori ekuitas. Penafsiran yang lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai
modal perusahaan atau investasi sendiri. Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya
karena baik kreditur dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu,
bunga perubahan dan dividen, serta pajak penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka
mengurangi jumlah ekuitas entitas memiliki dalam dirinya sendiri.
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori proprietary dan
entitas yang berpengaruh dalam praktek. teori akuntansi konvensional didasarkan pada
konsep entitas dan laporan keuangan mencerminkan pandangan badan, dengan fokus
mereka pada dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan perdagangan saham mereka
sendiri, yang menunjukkan pasar menerima bahwa mereka adalah entitas yang terpisah.
133
Namun, konsep kepemilikan, beban bunga dianggap sebagai beban dan dividen distribusi
laba.
Definisi kewajiban
IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya
dan manfaat ekonomi.
Kewajiban Kini
Ayat 62 dari Kerangka menyatakan bahwa "penyelesaian" dari kewajiban kini dapat terjadi
dalam berbagai cara, misalnya dengan
1. pembayaran tunai
2. transfer lainnya asset
3. penyediaan jasa
4. penggantian bahwa kewajiban dengan yang lain kewajiban,
5. konversi dari kewajiban terhadap ekuitas
metode ini, jika penyelesaian kewajiban, hanya yang pertama harus melibatkan dua arus
keluar jika aset yang diakui oleh entitas. misalnya, hutang akan diselesaikan secara tunai
(pendapatan yang dibayar di muka) diselesaikan dengan pemberian barang atau jasa.
Transaksi Terakhir
Persyaratan bahwa kewajiban harus hasil dari peristiwa masa lalu memastikan bahwa
hanya kewajiban kini dicatat dan bukan yang akan datang. Namun, keadaan masa lalu
bahkan mungkin sulit menetapkan yang ada dalam kewajiban sampai barang diterima atau
134
sampai lewat judul. Oleh karena itu, masa lalu bahkan dalam hal ini adalah penerimaan
barang, bukan penempatan pesanan. pelaksana sepenuhnya memberikan kasus yang
menarik untuk menafsirkan past event. Sebagai contoh, adalah kewajiban membeli
kewajiban tanpa syarat? Mempertimbangkan situasi di mana pembeli setuju untuk
membayar jumlah tertentu secara berkala sebagai imbalan untuk produk atau jasa, dan
pembayaran ini harus dibuat terlepas dari apakah pembeli mengambil pengiriman produk
atau layanan. Pembeli wajib melakukan pembayaran berkala, bahkan jika servic tersebut
gagal kapal kuantitas minimum. Pada tahap ini, ada perjanjian antara dua pihak yang yang
tidak dilakukan oleh keduanya. asumsi bahwa pembelian harus melakukan pembayaran
terlepas dari apakah produk atau layanan recevied, kewajiban untuk pengorbanan manfaat
ekonomi masa depan (dengan membayar tunai) kepada entitas lain ada dari
penandatanganan kontrak. Oleh karena itu, kewajiban pembelian bersyarat merupakan
sebuah kewajiban, yang muncul dari masa lalu bahkan penandatanganan kontrak.
kewajiban ada meskipun tidak dilakukan
Pengakuan Kewajiban
Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah itu harus
diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan
untuk pengakuan aset. Mereka termasuk :
o
135
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan
jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.
Kerangka IASB
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca dan
laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus
diakui jika:
1. Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item yang
akan mengalir ke atau dari entitas
2. Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan
Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa kewajiban diakui
di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya
yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di
mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.
Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah 'bebas dari kesalahan
material dan bias'; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga 'setia merupakan' apa yang
dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan kerangka kerja ini secara khusus
bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika mereka tidak dapat diukur dengan andal.
Salah satu contoh adalah tindakan hukum. Jika kerusakan yang akan dibayar tidak dapat
diestimasi dengan andal maka item tidak dapat diakui sebagai kewajiban. Contoh tindakan
hukum menggambarkan perdagangan dibuat antara relevansi dan keandalan. Sebuah
keluar kemungkinan masa depan manfaat ekonomi yang terkait dengan gugatan adalah
informasi yang relevan, tetapi untuk mengenali jumlah yang salah dapat menyesatkan
pengguna informasi keuangan.
136
Beberapa orang mengambil pandangan bahwa pengukuran yang dapat diandalkan berarti
pengukuran diverifikasi, yaitu pengukuran kewajiban dapat dihubungkan dengan bukti
obyektif seperti nilai kontrak atau nilai pasar. Namun, dalam banyak kasus akuntan harus
menggunakan pertimbangan untuk membuat perkiraan terbaik kewajiban mereka.
Misalnya kewajiban untuk klaim garansi. akuntan ini menggunakan data masa lalu yang
relevan (seperti tingkat penjualan) untuk memperkirakan kewajiban. Jika memperkirakan
cukup handal (yang hanya akan diketahui di masa depan) kemudian informasi tersebut
juga akan relevan bagi pengguna informasi keuangan. Buktinya adalah pandangan yang
berbeda tentang bagaimana mendefinisikan dan kapan harus mengakui kewajiban
yang muncul sebagai bagian dari IASB / proyek s FASB 'pada kerangka konseptual.
137
Tidak kemungkinan tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat
ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut
Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
Kriteria IAS 37/AASB 137 ayat pengakuan 14 untuk ketentuan-ketentuan sesuai dengan
kriteria kerangka untuk pengakuan kewajiban. Dengan demikian. Kewajiban dan
ketentuan diijinkan menjadi diakui hanya jika ada kewajiban kini, besar kemungkinan
bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban tersebut dapat diukur secara andal.
Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria tersebut (sama seperti aktiva kontinjensi
tidak memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset). Oleh karena itu, ayat 27 dari IAS
37/AASB 137 kategoris menyatakan bahwa kewajiban kontinjensi yang tidak diakui
dalam laporan keuangan. PSAK 37 IS saat ini sedang dikaji oleh IASB sebagai bagian dari
proyek kewajiban. Salah satu proposal adalah untuk menghilangkan 'ketentuan' syarat dan
'kewajiban kontinjensi', menggantinya dengan 'kewajiban non-finansial'. Proposal
bertujuan untuk memperluas dan memperjelas penerapan IAS 37; tanggapan mived
namun, seperti biasa, proposal telah diterima dari pihak.
Efek dari IAS 27 adalah untuk membatasi penggunaan jika ketentuan. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan dapat mempertimbangkan bijaksana untuk membuat ketentuan untuk
tidak diasuransikan kehilangan (yaitu proses self-mengasuransikan), Namun, kewajiban
tidak dapat diakui berdasarkan PSAK 37 sampai terjadinya suatu peristiwa yang
memerlukan pengorbanan aset oleh pelaporan entitas. Contoh lain berkaitan 'penyisihan
kerugian' atau sebuah 'penyisihan untuk restrukturisasi' yang dapat dibuat sebagai berikut
kinerja yang buruk. Karena tidak ada kewajiban keluar kepada pihak eksternal (misalnya
138
komitmen untuk mentransfer sumber daya dari entitas ke pihak eksternal yang tidak dapat
dihindari) seperti ketentuan tidak akan diizinkan dalam kerangka atau standar saat ini.
Kewajiban pengukuran
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis (atau diubah biaya historis). Nilai wajar,, pengukuran digunakan pada
pengukuran awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS
17 sewa, IAS 39 pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 setoran saham
berbasis IFRS 3 penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar? Konsep
ini didefinisikan dalam standar seperti IAS 17 (ayat 4) menjadi :
Jumlah aset yang bisa tukar atau kewajiban diselesaikan antara luas, pihak bersedia
panjang.
Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui pada awal
berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi harga pasar
untuk aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS
17, ayat 20) di tahun-tahun berikutnya, jumlah kewajiban pengukuran berdasarkan 'biaya
diamortisasi' metode itu, yaitu, 'biaya' dari kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai
tunai pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk
mencerminkan estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode tingkat bunga
efektif amortisasi (ayat 25). Dalam hal sewa pembiayaan, standar yang memberikan
panduan yang jelas untuk menentukan nilai kewajiban sewa guna usaha. Namun, dalam
kasus lain, pengukuran nilai wajar kewajiban hadir beberapa tantangan. Sebagai contoh,
139
bagaimana kita memperkirakan nilai wajar suatu kewajiban yang tidak ada nilai pasar.
Banyak kewajiban diselesaikan, tidak dijual.
Kita bisa melihat bahwa biaya historis (yang agak dimodifikasi biaya historis, dalam hal
ini diamortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran
selanjutnya kewajiban. Dua contoh di mana pengukuran nilai wajar diperlukan setelah
akuisisi adalah kewajiban pasca kerja seperti pensiun (pensiun) di bawah 119 IAS
Manfaat karyawan 19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB
IAS 137. Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi. Perhatikan bahwa dalam kedua
kasus kewajiban jangka panjang dan kemungkinan akan dipengaruhi oleh nilai waktu
banyak. Dalam hal nilai sekarang, semakin lama jangka waktu sampai dengan
penyelesaian kewajiban, semakin rendah nilainya. Hal ini karena suatu entitas manfaat
dari kemampuan untuk mendapatkan bunga pada dana yang belum digunakan saat ini
untuk menyelesaikan kewajiban. Bagian berikutnya membahas pengukuran kewajiban
yang terkait dengan pensiun (pensiun) dan ketentuan dan kontinjensi.
140
akhir atau rata-rata, sebaliknya, suatu iuran pasti (atau akumulasi manfaat) dana membayar
jumlah yang adalah fungsi dari kontribusi dibuat untuk dana tersebut.
dari
Dana
pensiun
dapat
seluruhny
a
dibiayai,
sebagian
didanai
141
atau tidak
didanai.
Sepenuhn
ya
didanai
rencana
memiliki
kas yang
cukup
atau
investasi
untuk
memenuh
i
kewajiba
n
dana
untuk
anggota.
Sebalikn
ya,
rencana
didanai
tidak
memiliki
uang
142
tunai atau
investasi
untuk
menutupi
potensi
pembayar
an
di
bawah
rencana.
Sejauh
yang
jumlah
yang
diselengg
arakan di
percaya
dan yang
dibayarka
n ke dana
pensiun
tidak
cukup
untuk
memenuh
i
143
kewajiba
n
berdasark
an
program
saat
mereka
jatuh
tempo,
dana
pensiun
adalah
kekurang
an dana.
Karena
dana
pensiun
adalah
badan
hukum
yang
terpisah,
mungkin
akan
dianggap
144
bahwa
komitme
n
tidak
didanai,
rencana
bukan
merupaka
n
kewajiba
n
dari
sebuah
perusaha
an atasan
yang
membaya
r ke dana
pensiun.
Namun,
bisa
dikatakan
bahwa
perusaha
an
memiliki
kewajiba
145
yang
adil
untuk
memenuh
i
komitme
n
tidak
didanai
dan
karenany
a,
memiliki
kewajiba
n. Untuk
menduku
ng
argumen
ini,
Whittred,
Zimmer
dan
Taylor
menawar
kan
contoh
146
sebuah
perusaha
an
yang
memung
kinkan
superann
uation
disponsor
i default
dana dan
menderit
a
kehilanga
n reputasi
dalam
Tenaga
Kerja dan
pasar lain
sebagai
konsekue
nsinya,
sehingga
menimbu
lkan
suatu
147
pengorba
nan
manfaat
ekonomi.
Meskipu
n
beberapa
perusaha
an
tradisiona
l
belum
mengakui
komitme
n didanai
sebagai
kewajiba
n, dalam
kerangka
dan IAS
37/AASB
137 sulit
untuk
berpenda
pat
bahwa
148
mereka
bukan
merupaka
n
kewajiba
n.
Masalah
lainnya
berkaitan
dengan
kapan
harus
mengakui
kewajiba
n
untuk
pensiun
(tabunga
n
hari
tua)
pembayar
an.
Apakah :
Sebag
ai
jasa
149
karya
wan
yang
mem
buat?
gagas
an
adala
h
bahw
a
pemb
ayara
n
adala
h
bentu
k
komp
ensasi
yang
diteri
ma
oleh
karya
150
wan
pada
saat
pemb
erian
jasa.
Namu
n,
dibay
arkan
di
masa
depan
,
setela
h
pensi
un.
Ketik
a
karya
wan
pensi
un?
Bila
151
dana
yang
dibut
uhkan
untuk
mem
buat
pemb
ayara
n
berda
sarka
n
progr
am
pensi
un?
Dana
pensiun
dapat
dianggap
sebagai
janji oleh
entitas
152
untuk
memberi
kan
pensiun
kepada
karyawan
sebagai
imbalan
jasa masa
lalu
dan
saat
ini.
manfaat
pensiun
adalah
bentuk
kompens
asi
ditanggu
hkan
ditawarka
n
oleh
perusaha
an dalam
pertukara
n
untuk
153
pelayana
n
oleh
karyawan
yang
telah
memilih,
baik
implisit
maupun
eksplisit,
untuk
menerim
a
kompens
asi yang
lebih
rendah
saat
di
kembali
untuk
pembayar
an
pensiun
di
masa
depan.
154
Ini
manfaat
pensiun
yang
diterima
oleh
karyawan
,
dan
biaya
mereka
mencatat
selama
bertahuntahun
jasa
diberikan
.
Acara
lalu kritis
adalah
jasa oleh
karyawan
dan, oleh
karena
itu,
kewajiba
155
n muncul
bagi
mereka
manfaat
pensiun
yang
belum
didanai.
Studi
kasus 8.2
mengang
gap
masalah
yang
berhubun
gan
dengan
akuntansi
pensiun
(pensiun)
di
kerajaan
bersatu
dan
Australia
156
dengan
fokus
pada
pensiun
(pensiun)
kewajiba
n
dari
sejumlah
perusaha
an
yang
terdaftar
besar.
Ketentua
n
dan
kontinje
nsi
Ketentua
n
dan
kontinjen
si terjadi
di
mana
ada kabur
batas
antara
157
kewajiba
n
sekarang
dan masa
depan.
IAS
37/AASB
137
Diestima
si,
Kewajiba
n
Kontinje
nsi
dan
Aset
Kontinje
nsi
mengakui
tumpang
tindih
definisi
dalam
ayat
12,
ketika
menyatak
158
an bahwa
semua
ketentuan
yang
kontinge
n karena
mereka
tidak
yakin
dalam
waktu
atau
jumlah.
Mencoba
untuk
membeda
kan
antara
sekarang,
masa
depan
dan
potensi
(atau
kontinjen
159
)
kewajiba
n
tidak
sesederha
na
mungkin
muncul.
Perbedaa
n
tergantun
g derajat
besar
pada sifat
dari
'peristiwa
masa
lalu'
IAS
37/AASB
137 ayat
10
mendefin
isikan
kewajiba
n
160
kontinjen
si
sebagai:
a)
kewaji
ban
kemun
gkinan
yang
timbul
dari
peristi
wa
masa
lalu
dan
yang
kebera
daann
ya
akan
dikonf
irmasi
hanya
denga
161
n
terjadi
nya
atau
tidak
terjadi
nya
satu
atau
lebih
peristi
wa
masa
depan
pasti
tidak
sepen
uhnya
dalam
kendal
i
entitas
, atau
kewaji
ban
162
kini
yang
timbul
dari
peristi
wa
masa
lalu
tetapi
tidak
diakui
karena
:
o Hal
ini
tida
k
mu
ngk
in
ters
ebu
t
me
nga
163
kib
atk
an
aru
s
kel
uar
ata
u
su
mb
er
day
a
yan
g
me
mil
iki
ma
nfa
at
eko
no
mi
164
yan
g
dib
utu
hka
n
unt
uk
me
nye
lesa
ika
n
ke
waj
iba
n
ters
ebu
t;
ata
u
o Ju
mla
h
165
ke
waj
iba
n
tida
k
dap
at
diu
kur
den
gan
kea
nda
lan
yan
g
cuk
up.
Kriteria
IAS
37/AASB
137 ayat
pengakua
n
14
166
untuk
ketentuan
ketentuan
sesuai
dengan
kriteria
Kerangka
pengakua
n
kewajiba
n.
Dengan
demikian
,
kewajiba
n
dan
ketentuan
diijinkan
menjadi
diakui
hanya
jika
ada
kewajiba
n
kini,
167
besar
kemungk
inan
bahwa
suatu
arus
keluar
sumber
daya
yang
memiliki
manfaat
ekonomi
yang
dibutuhk
an untuk
menyeles
aikan
kewajiba
n,
dan
jumlah
kewajiba
n tersebut
dapat
diukur
168
secara
andal.
Kewajiba
n
kontinjen
si
tidak
memenuh
i kriteria
tersebut
(sama
seperti
aktiva
kontinjen
si
tidak
memenuh
i kriteria
untuk
diakui
sebagai
aset).
Oleh
karena
itu, ayat
27
dari
IAS
169
37/AASB
137
kategoris
menyatak
an bahwa
kewajiba
n
kontinjen
si
yang
tidak
diakui
dalam
laporan
keuangan
.
PSAK
37
saat
ini
sedang
dikaji
oleh
IASB
sebagai
bagian
dari
proyek
170
Kewajiba
n. Salah
satu
proposal
adalah
untuk
menghila
ngkan
'ketentua
n' syarat
dan
'kewajiba
n
kontinjen
si'
menggant
inya
dengan
'nonkeuangan
.
Proposal
bertujuan
untuk
memperl
171
uas
dan
memperj
elas
penerapa
n IAS 37,
namun,
seperti
biasa,
proposal
telah
menerim
a
tanggapa
n
beragam
dari
stakehold
er.
Pengaruh
IAS
37
adalah
untuk
membata
si
pengguna
172
an
ketentuan
. Sebagai
contoh,
sebuah
perusaha
an dapat
memperti
mbangka
n
bijaksana
untuk
membuat
penyisiha
n
kerugian
yang
tidak
diasurans
ikan
(yaitu
proses
selfmengasur
ansikan),
173
Namun,
kewajiba
n
tidak
dapat
diakui
berdasark
an PSAK
37
sampai
terjadiny
a
suatu
peristiwa
yang
memerlu
kan
pengorba
nan aset
oleh
pelaporan
entitas.
Contoh
lain
berkaitan
'penyisih
an
174
kerugian'
atau
sebuah
'penyisih
an untuk
restruktur
isasi'
yang
dapat
dibuat
sebagai
berikut
kinerja
yang
buruk.
Karena
tidak ada
kewajiba
n
yang
ada
kepada
pihak
eksternal
(misalnya
komitme
175
untuk
mentrans
fer
sumber
daya dari
entitas ke
pihak
eksternal
yang
tidak
dapat
dihindari)
ketentuan
tersebut
tidak
akan
diizinkan
dalam
Kerangka
atau
standar
saat ini.
Tentu
saja, ada
keadaan
176
ketika
pengguna
informasi
keuangan
ingin
tahu
tentang
potensi
kerugian
atau
pengeluar
an.
PSAK 37
menyatak
an bahwa
dalam
beberapa
keadaan
catatan
ke
rekening
diperluka
n karena
pengetah
uan
177
tentang
kewajiba
n
yang
relevan
bagi
pengguna
laporan
keuangan
dalam
membuat
dan
mengeval
uasi
keputusa
n
mengenai
alokasi
sumber
daya
yang
langka.
Artinya,
penyelesa
ian masa
depan
178
mungkin
diperluka
n, tetapi
diperkira
kan
kemungk
inan
tidak
cukup
tinggi
untuk
menjami
n
pengakua
n formal.
Tes
probabilit
as
subyektif
memberi
kan
kesempat
an
bagi
perusaha
an untuk
179
mengecu
alikan
kewajiba
n
dari
laporan
keuangan
mereka.
Namun,
kewajiba
n
tetap
harus
diungkap
kan
ketika
pengetah
uan dari
mereka
cenderun
g
mempeng
aruhi
pengambi
lan
keputusa
n
180
pengguna
.
Teori
dalam
aksi
8.3
memberi
kan
contoh
dari
catatan
kewajiba
n
kontinjen
si
dari
Public
Transport
Authority
of
Western
Australia
(badan
sektor
publik).
Ini
adalah
latihan
181
yang
berguna
untuk
memperti
mbangka
n tingkat
pengungk
apan
termasuk
dalam
catatan
dan
alasan
yang
telah
disediaka
n.
Pemili
k
ek
ui
ta
s
ekuitas
182
Pemilik
'adalah
ketiga
dari
konsepkonsep
dasar
akuntansi
ditangkap
dalam
persamaa
n
akuntansi
.
Ini
merupaka
n
aktiva
bersih
(aktiva
dikurangi
kewajiba
n)
dari
entitas (P
=
AL).
demikian
, pemilik
183
ekuitas
(atau
usaha)
menangk
ap
pemilik
'klaim
terhadap
aktiva
bersih
entitas,
entitas
yang
tidak
memiliki
kewajiba
n
lancar
membaya
r.
Ini
mewakili
kepenting
an
pemilik
'atau
modal
184
dalam
perusaha
an.
ekuitas
Pemilik
'(bunga
sisa)
adalah
sebuah
klaim
atau
kanan ke
aktiva
bersih
entitas.
Kerangka
mendefin
isikan
ekuitas
dalam
ayat
49
(C)
sebagai
berikut:
Ekuitas
185
'adalah
kepenting
an
sisa
dalam
aset
perusaha
an
setelah
dikurangi
semua
kewajiba
nnya.
Oleh
karena
itu,
ekuitas
pemilik
'tidak
kewajiba
n
untuk
pengaliha
n
aset,
namun
klaim
sisa.
186
Selanjutn
ya,
hal
itu tidak
dapat
didefinisi
kan
secara
terpisah
dari
aktiva
dan
kewajiba
n.
Dengan
demikian
, definisi
aset dan
kewajiba
n
yang
harus
disepakat
i sebelum
definisi
ekuitas
dapat
187
diselesaik
an
dan
diterapka
n
dalam
arti
teoritis
atau
praktis
suara.
Sebagai
hasil dari
sifat
residu,
jumlah
yang
ditampilk
an dalam
neraca
sebagai
mewakili
ekuitas
tergantun
g
pada
tidak
hanya
188
aset dan
kewajiba
n
yang
diakui
tetapi
juga
bagaiman
a mereka
diukur.
Sebagai
contoh,
asumsika
n sebuah
Perusaha
an
melakuka
n
revaluasi
atas
aktiva
sesuai
IAS
16/AASB
116
Aktiva
189
Tetap
tetapi
Perusaha
an
B,
yang
memegan
g
aset
identik,
tidak.
Perusaha
an A akan
melapork
an
aset
yang
lebih
tinggi
dan
ekuitas
dari
Kantor B.
Perta
nyaan
mendasar
yang
harus
190
ditangani
dalam
mencapai
jumlah
ekuitas
adalah
apakah
item
merupaka
n
kewajiba
n
atau
ekuitas
entitas.
Ada dua
fitur
penting
yang
dapat
membant
u
kita
untuk
membeda
kan
antara
191
kewajiba
n
dan
ekuitas
pemilik.
Mereka
adalah:
Hak
para
pihak
Substansi
ekonomi
pengatura
n
Hak
hukum
adalah
pertimba
ngan
yang
sangat
penting.
Namun,
mereka
tidak
192
boleh
menjadi
dasar
satunya
perbedaa
n
antara
kreditur
dan
pemilik.
Setelah
semua,
definisi
kewajiba
n
termasuk
kewajiba
n
konstrukt
if
dan
adil serta
kewajiba
n hukum.
Alasan
lain
adalah
193
bahwa
sudut
pandang
hukum
terlalu
sempit
fokus
yang
akan
berguna
dalam
mencapai
tujuan
keputusa
n
kegunaan
akuntansi
.
Oleh
karena
itu,
substansi
ekonomi
juga
harus
dipelajari
194
H
ak
pa
ra
pi
ha
k
satu fitur
dari hak
yang
diberikan
kepada
para
pihak
baik oleh
hukum
atau oleh
kebijakan
perusaha
an
berkaitan
dengan
prioritas
hak
195
untuk
(kembali)
dibayar
dalam hal
badan
tersebut
ditutup.
Secara
hukum,
untuk
kepemili
kan
tunggal
atau
kemitraa
n,
kreditur
mempun
yai klaim
pada
pemilik
(s)
dan,
untuk
korporasi
, tuntutan
196
terhadap
perusaha
an.
Namun,
dalam
teori
akuntansi
,
tidak
peduli
apa
bentuk
hukum
organisas
i, entitas
diakui
sebagai
unit
akuntabil
itas.
Oleh
karena
itu,
kreditur
mempun
yai klaim
197
atas
entitas
dan
dengan
demikian
terhadap
aset.
Kreditor
memiliki
hak-hak
berikut:
Penyele
saian
klaim
mereka
dengan
tanggal
tertentu
melalui
pengali
han
aset
(barang
atau
198
jasa)
Priorita
s
dari
pemilik
dalam
penyele
saian
klaim
mereka
dalam
likuidas
i
P
erhatikan
bahwa
klaim
kreditur
terbatas
pada
jumlah
tertentu
(yang
mungkin
berbeda
dari
199
waktu ke
waktu
sesuai
dengan
persyarat
an
perjanjia
n).
Sebalikn
ya,
pemilik
memiliki
kepenting
an
sisa
saja,
walaupun
dengan
pengatura
n kontrak
kelas
yang
berbeda
dari
pemilik
mungkin
200
memiliki
prioritas
yang
berbeda
dalam
pengemb
alian
modal.
A
spek lain
dari hak
kreditur
dan
pemilik
berkaitan
dengan
pengguna
an
aset
atau
ke
operasi
bisnis.
Kreditor
tidak
memiliki
hak
201
untuk
menggun
akan aset
dari
perusaha
an
lain
selain
yang
dirinci
dalam
kontrak.
Kecuali
secara
tidak
langsung
dalam
beberapa
kasus,
mereka
tidak
memiliki
hak
dalam
proses
pengambi
202
lan
keputusa
n
dalam
operasi
bisnis.
Dalam
cara yang
terbatas,
dengan
kontrak,
mereka
mungkin
menggan
ggu
operasi
dengan
mensyara
tkan
bahwa
saldo
laba
dibatasi,
atau
bahwa
aset
203
diberikan
tidak
akan
dijual
tanpa
persetuju
an
mereka.
Di
sisi
lain,
pemilik
mempun
yai
hak
atau
wewenan
g
untuk
menjalan
kan
usahanya
.
S
u
bs
ta
ns
204
i
E
k
o
n
o
m
i
Baik
kewajiba
n
dan
ekuitas
pemilik
'mewakili
klaim
terhadap
entitas.
Semua
pengadu
terhadap
entitas
menangg
ung
risiko
kerugian,
205
tetapi
karena
klaim
sebelumn
ya
kreditur,
risiko
mereka
lebih
rendah
dari
pemilik.
Pemilik
harus
menangg
ung
kerugian
yang
berasal
dari
kegiatan
perusaha
an.
Mereka
membaw
206
beban
risiko
dalam
bisnis.
Dalam
setiap
perusaha
an,
tingkat
risiko
kreditur
dan
pemilik
tergantun
g
pada
hak-hak
mereka.
Dengan
demikian
,
perbedaa
n
utama
antara
hak
kreditur
207
dan
pemilik
adalah
bahwa
kreditor
memiliki
hak
untuk
pemukim
an,
sedangka
n pemilik
memiliki
hak
untuk
berpartisi
pasi
dalam
keuntung
an
(residual)
.
Perbedaa
n
ini
mencerm
208
inkan
risiko
ekonomi
dan fitur
pengemb
alian dua
jenis
klaim:
kreditor
menangg
ung
risiko
kurang
dan
mendapat
kan
imbalan
yang
relatif
tetap
(bunga
dan
pelunasa
n pokok),
sedangka
209
n pemilik
menangg
ung
risiko
yang
lebih
besar dan
karenany
a
mendapat
kan
variabel
(dan
sering
lebih
tinggi)
tingkat
pengemb
alian
melalui
partisipas
i mereka
dalam
keuntung
an.
210
Memberi
kan
represent
asi
diagram
hubungan
antara
substansi
ekonomi
dan hak.
K
o
ns
ep
m
o
da
l
Akuntans
i ekuitas
dipengar
uhi oleh
resep
hukum.
Sebagai
211
contoh,
di Inggris
Raya dan
hukum
perusaha
an
Australia
termasuk
undangundang
yang
berkaitan
dengan
akuntansi
untuk
modal.
Terpentin
g adalah
kebutuha
n
'pemeliha
raan
modal',
yang
menuntut
212
bahwa
perusaha
an
mempert
ahankan
utuh awal
mereka
(dan
berikutny
a)
basis
modal.
Kerangka
mengakui
bahwa
baik atau
tidak
perusaha
an
mempert
ahankan
modal
yang
utuh
merupaka
n fungsi
213
tidak
hanya
dari
definisi
ekuitas
sebagai
suatu
kepenting
an
sisa
dalam
suatu
entitas,
tetapi
juga
konsep
modal.
Modal
dapat
dikonsept
ualisasika
n sebagai
uang
ditemuka
n
atau
ditemuka
214
daya
beli
(modal
keuangan
)
atau
sebagai
kapasitas
produktif
dari
entitas
(modal
fisik).
Selanjutn
ya, modal
dapat
diukur di
kedua
satu dolar
nominal
atau daya
beli
('nyata')
skala.
Berbagai
kombinas
215
dari
konsep
modal
dan skala
pengukur
an
yang
digunaka
n
dalam
model
yang
berbeda
yang
menghasi
lkan
ukuran
yang
berbeda
dari
modal
dalam
keadaan
yang
identik.
Kerangka
tidak
216
memberi
kan
panduan
tentang
model
mana
yang
paling
sesuai,
tetapi
tidak
mengakui
dalam
paragraf
108
dan
109
bahwa
perusaha
an
akan
membutu
hkan
jumlah
yang
berbeda
untuk
217
mempert
ahankan
sumber
daya
untuk
mempert
ahankan
konsep
yang
berbeda
dan
ukuran
modal.
T
ujuan
lain
persyarat
an
perawata
n modal
adalah
untuk
melindun
gi
kreditur
218
dengan
memberi
kan
sebuah
'bantal'
atau
'buffer'.
Misalnya
,
suatu
entitas
memiliki
tidak
lebih dari
ibukota
Leal
sebesar $
10.000.
jika
jumlah
aktiva
adalah $
100.000,
ini berarti
bahwa
jumlah
219
kewajiba
n kepada
$ 90,000.
ini
adalah:
A
=L+P
$
100.000
=
90.000 +
$ 10.000
Jika
entitas itu
harus
dilikuidas
i
dan
nilai
tercatat
aktiva
menyadar
i hanya $
80.000,
ada akan
cukup
220
untuk
membaya
r kreditur.
Hal
ini
dimungki
nkan
karena
adanya
modal
sebesar $
10.000.
tanpa itu,
kreditur
tidak
akan.
Dibayar
lunas.
Modal
bukan
jaminan
untuk
perlindun
gan
kreditur,
tetapi
221
tidak
menawar
kan
keamana
n
beberapa.
Pentingn
ya
cadangan
modal
disorot
dalam
krisis
perbanka
n
dan
likuiditas
20072008.
K
la
si
fi
ka
si
M
222
o
da
l
Perbedaa
n
antara
kontribus
i
dan
mempero
leh
modal
adalah
salah satu
yang
akuntan
menemuk
an
berguna.
Alasanny
a adalah
untuk
menjaga
memisah
kan nilai
investasi
dari
223
jumlah
yang
diinvesta
sikan
kembali.
Yang
pertama
adalah
karena
transaksi
pembiaya
an,
sedangka
n
surat
ini
berasal
dari
aktivitas
labadiarahkan
.
Saldo
laba, atau
laba
dicadang
kan,
224
membent
uk modal
diperoleh
.
Saldo
laba
dapat
disesuaik
an untuk
tujuan
tertentu.
Ingat
bahwa
saldo
aktiva
produktif
tidak
dalam
diri
mereka
sendiri
dan oleh
karena
itu
225
alokasi
dana
cadangan
ke
rekening
cadangan
khusus
tidak
merupaka
n
aktiva
tertentu.
Pada
tahun
1950,
sebuah
komite
khusus
dari
American
Associati
on
Akuntans
i
menjelas
kan
226
bahwa
alokasi
berasal
dari tiga
jenis:
M
er
ek
a
ya
n
g
di
ra
nc
an
g
u
nt
u
k
m
en
je
la
227
sk
an
ke
bi
ja
ka
n
m
an
aj
er
ia
l
te
nt
an
g
re
in
ve
st
as
i
ke
u
228
nt
u
n
ga
n
M
er
ek
a
ya
n
g
di
m
ak
su
d
ka
n
u
nt
u
k
m
e
229
m
ba
ta
si
di
vi
de
n
se
ba
ga
i
m
an
a
di
sy
ar
at
ka
n
ol
eh
h
u
230
k
u
m
at
au
k
o
nt
ra
k
M
er
ek
a
ya
n
g
m
e
m
be
ri
ka
n
ke
231
ru
gi
an
di
an
tis
ip
as
i.
Komite
ini
menyatak
an
sebagai
berikut :
Je
ni
s
pe
rt
a
m
a
ti
da
232
k
ef
ek
tif
m
en
ca
pa
i
tu
ju
an
da
n
ak
an
m
en
ja
di
ya
n
g
te
rb
233
ai
k
di
je
la
sk
an
da
la
m
be
nt
u
k
na
ra
si
di
te
m
pa
t
la
in
.
234
U
nt
u
k
ti
pe
ke
d
ua
,
pa
ni
ti
a
di
ya
ki
ni
ca
ta
ta
n
ke
re
ke
235
ni
n
g
ak
an
le
bi
h
ba
ik
pa
da
su
at
u
pe
n
ga
lo
ka
si
an
U
nt
u
236
k
ti
pe
ke
ti
ga
,
k
o
m
it
e
m
er
as
a
ap
ro
pr
ia
si
ad
al
ah
ti
237
da
k
pe
rl
u
da
n
se
ri
n
g
m
en
ye
sa
tk
an
ca
ta
ta
n
ak
an
le
bi
238
h
co
co
k.
K
o
m
it
e
in
i
m
en
ek
an
ka
n
ba
h
w
a
al
o
ka
si
239
ti
da
k
b
ol
eh
m
e
m
pe
n
ga
ru
hi
pe
ne
nt
ua
n
ke
u
nt
u
n
ga
240
n.
A
da
se
di
ki
t
ya
n
g
bi
sa
di
ca
pa
i
de
n
ga
n
al
o
ka
si.
B
241
eb
er
ap
a
pe
ru
sa
ha
an
di
tu
d
u
h
m
en
g
g
u
na
ka
n
al
o
ka
242
si
se
ba
ga
i
ca
ra
u
nt
u
k
m
en
g
ur
an
gi
ju
m
la
h
ya
n
g
te
243
rs
ed
ia
u
nt
u
k
di
vi
de
n,
be
rh
ar
ap
de
m
ik
ia
n
u
nt
u
k
m
244
en
g
ur
an
gi
ke
lu
ha
n
ol
eh
pe
m
eg
an
g
sa
ha
m
te
nt
an
g
ti
n
245
g
ka
t
di
vi
de
n
ya
n
g
di
ba
ya
rk
an
.
ar
g
u
m
en
te
rs
eb
ut
246
m
en
ga
su
m
si
ka
n
ba
h
w
a
m
an
aj
er
pe
rc
ay
a
pe
m
eg
an
g
247
sa
ha
m
na
if.
D
e
m
ar
ka
si
an
ta
ra
k
o
nt
ri
b
us
i
da
n
m
e
248
m
pe
ro
le
h
m
o
da
l
ti
da
k
da
pa
t
di
ja
ga
ke
ta
t
ka
re
na
tr
249
an
sa
ks
i
ya
n
g
ti
da
k
ja
tu
h
ra
pi
ke
da
la
m
ka
te
g
or
i
in
250
i.
S
eb
ag
ai
co
nt
o
h,
sa
ha
m
di
vi
de
n
(d
iv
id
en
ya
it
u
ya
n
251
g
'D
is
et
or
'
da
la
m
be
nt
u
k
al
o
ka
si
sa
ha
m
)
m
er
u
pa
252
ka
n
pe
ru
ba
ha
n
da
la
m
kl
as
ifi
ka
si
da
ri
ya
n
g
di
pe
ro
le
h
253
m
en
ja
di
m
o
da
l
m
e
m
be
ri
ka
n
k
o
nt
ri
b
us
i.
P
er
254
b
e
d
a
a
n
H
ut
a
n
g
d
e
n
g
a
n
e
k
ui
ta
s
Berda
sarkan
kriteria
255
definisi
dan
pengakua
n dibahas
dalam
bab
ini,
kita dapat
setuju
bahwa
saham
yang
dikeluark
an untuk
membent
uk bagian
investor
dari
ekuitas
dan
pinjaman
dari
kreditur
merupaka
n
kewajiba
256
n.
Namun,
pertanyaa
n
diajukan
tentang
instrume
n hibrida
yang
memiliki
karakteris
tik
dari
kedua
hutang
dan
ekuitas.
Sebagai
contoh,
saham
preferens
i
secara
tradisiona
l
dianggap
sebagai
257
modal
dan,
karena
itu,
sebagai
bagian
dari
ekuitas
pemilik ',
tetapi
mereka
memiliki
karakteris
tik yang
juga
menyelar
askan
mereka
dengan
kewajiba
n, seperti
berikut:
Merek
a
258
adalah
tetap
klaim
- Mereka
mung
kin
tidak
berpar
tisipas
i
dalam
divide
n lain
dari
pada
tingka
t pratertent
u
(mirip
denga
n
bunga
)
- Mereka
259
memil
iki
priorit
as atas
saham
biasa
dalam
penge
mbalia
n
modal
(sepert
i
halnya
kewaji
ban)
- Mereka
umum
nya
melak
ukan
tidak
memil
iki hak
suara
260
Mesk
ipun
mereka
adalah
saham
disebut,
kemungk
inan
bahwa
mereka
kadangkadang
memenuh
i definisi
kewajiba
n,
dan
harus
diklasifik
asikan
sebagai
kewajiba
n.
Klasifika
si
instrume
261
n
keuangan
sebagai
kewajiba
n
atau
ekuitas
memiliki
efek luar
neraca
sejak
klasifikas
i
menentuk
an
apakah
bunga,
dividen,
kerugian
atau
keuntung
an
yang
berhubun
gan
dengan
instrume
262
yang
diakui
sebagai
pendapat
an
atau
beban
dalam
menghitu
ng
laba
bersih,
atau
apakah
mereka
diperlaku
kan
sebagai
distribusi
dari
keuntung
an
dihitung.
Distribusi
bunga,
dividen,
kerugian
263
dan
keuntung
an
yang
terkait
dengan
instrume
n
keuangan
atau
kompone
n
dari
instrume
n
keuangan
yang
kewajiba
n diakui
sebagai
pendapat
an
atau
beban.
Sebalikn
ya,
distribusi
kepada
264
pemegan
g
instrume
n ekuitas
diperlaku
kan
sebagai
pembagia
n
keuntung
an
setelah
mereka
telah
dihitung.
Tujua
n
membeda
kan
antara
pemilik
modal
dan
kewajiba
n adalah
265
untuk
meningka
tkan
manfaat
informasi
bagi
pengambi
lan
keputusa
n.
pertanyaa
n
menarik
yang
diajukan
tentang
bagaiman
a investor
melihat
efek
hibrida
yang
disebut,
yang
menggab
266
ungkan
kedua
fitur
hutang
dan
ekuitas
seperti
catatan
konversi,
saham
preferens
i ditebus
dan
hutang
subordina
si. IASB
mengingi
nkan
perbedaa
n
yang
lebih
baik
antara
instrume
n ekuitas
267
dan nonekuitas.
Titik
awalnya
adalah
gagasan
bahwa
semua
instrume
n
abadi
adalah
modal.
Selain
itu,
instrume
n
dipertuka
rkan
sesuai
dengan
pilihan
penerbit
akan
ekuitas.
Sebalikn
268
ya,
kewajiba
n adalah
wajib
diuangka
n
pada
tanggal
tertentu
atau
tanggal
atau pasti
terjadi.
Peny
elesaian
utang
Utang
mungkin
diselesaik
an
dengan
cara lain
selain
dengan
pembayar
an
269
langsung
atau jasa
kepada
kreditur.
Situasi
itu
berhubun
gan
dengan
disebut
sebagai
'off-set
dan
pelunasa
n
utang'
atau
'di-
substansi
peniadaa
n'. Hal ini
memung
kinkan
debitur
untuk
menghap
us hutang
270
dari
neraca
dan
melapork
an
aset
finansial
bersih
atau
kewajiba
n
hanya
jika
entitas
memiliki
hak
kekuatan
hukum
tetap saat
berangkat
jumlah
yang
diakui,
dan
bermaksu
d
baik
untuk (a)
271
menyeles
aikan
secara
bersih
atau
(b)
merealisa
sikan
aktiva
dan
menyeles
aikan
kewajiba
n secara
bersamaa
n.
Misal
nya
Perusaha
an
memiliki
hutang
obligasi
dari
10.000.0
00 dijual
272
awalnya
setara
dengan
tingkat
bunga
yang
ditetapka
n sebesar
8 persen
dan
10
tahun
sisa
hidup.
Saat ini,
karena
suku
bunga
yang
lebih
tinggi,
nilai
pasar
obligasi
lebih
rendah
273
dari nilai
jatuh
tempo
mereka.
Sebuah
perusaha
an
akan
membeli
obligasi
pemerint
ah
dengan
nilai
nominal
sebesar $
10.000.0
00
suku
bunga
yang
ditetapka
n sebesar
8 persen
dan
10
tahun
sisa
274
hidup,
untuk
7.500.00
0.
Ini
akan
ditempat
kan
dalam
sebuah
kepercay
aan tidak
dapat
dibatalka
n
untuk
tujuan
melunasi
obligasi
perusaha
an
hutang.
Investasi
dalam
Obligasi
Pemerint
ah
$
275
7.500.00
0
K
as
$
7.500.00
0
Hutang
Obligasi
$
10.000.0
00
In
vestasi
dalam
Surat
Utang
$
7.500.00
0
K
euntunga
n Hutang
Obligasi
$
2.500.00
0
276
Keuntung
an
bagi
perusaha
an adalah
:
Hutan
g
dihapu
s dan,
oleh
karena
itu,
utang
perusa
haan
terhad
ap
ekuita
s
menin
gkatka
n Laba
tahun
berjala
277
n
menin
gkat
denga
n
jumla
h
keuntu
ngan
yang
Untuk
keperl
uan
pajak,
keuntu
ngan
terseb
ut
tidak
diakui
karena
perusa
haan
masih
secara
278
huku
m
diwaji
bkan
untuk
memb
ayar
obliga
si.
-
Untuk
tujuan
pajak,
bunga
dari
obliga
si
pemer
intah
akan
diperh
itungk
an
denga
n
beban
279
bunga
obliga
si
perusa
haan
Penca
butan
izin
perusa
haan
untuk
menge
lola
sisi
kewaji
ban
dalam
neraca
karena
akan
surat
berhar
ga
pada
280
sisi
aktiva
Definisi
kerangka
kewajiba
n
menyirat
kan
bahwa itu
diselesaik
an
pada
saat
aktiva
atau jasa
telah
dialihkan
ke entitas
lain.
Karyawa
n saham
(pembay
aran
sahambased)
281
I
ASB
telah
memutus
kan
untuk
mengobat
i
remunera
si saham
berdasark
an
sebagai
beban.
IFRS
2/AASB
2
Pembaya
ran
Saham
berbasis
membeda
kan
antara
pembayar
282
an saham
berbasis
yang
cashdiselesaik
an
dan
mereka
yang
ekuitasdiselesaik
an.
Ketika
barang
dan jasa
yang
diterima
atau
diperoleh
dalam
transaksi
pembayar
an
berbasis
saham,
entitas
283
mencatat
kejadian
ketika
mendapat
kan
barang
barang
atau jasa
tersebut
diterima.
Jika
barang
atau jasa
yang
diterima
dalam
transaksi
pembayar
an
diselesaik
an
sahamsaham
berbasis,
sisi kredit
284
masuk
adalah
ekuitas
pemilik.
Sebalikn
ya,
jika
barang
atau jasa
yang
diterima
dalam
transaksi
yang
akan
diselesaik
an secara
tunai,
kredit
entri
yang
sesuai
adalah
kewajiba
n.
285
MATE
RI IX
KONS
EP
PEND
APATA
N DAN
BEBA
N
Kompete
nsi
Dasar
a. Mam
pu
menje
laska
n
tentan
g
286
konse
p
penda
patan,
pengu
kuran
dan
penga
kuan
penda
patan
b. Mam
pu
menje
laska
n
tentan
g
konse
p
biaya
c. Mam
pu
menje
laska
287
n
konse
p
prinsi
p
match
ing
PENDA
PATAN
(REVEN
UE)
Sifat
Pendap
atan
Definisi
pendapat
an
yang
lebih
tradisiona
l
adalah
bahwa
pendapat
an
merupaka
288
arus
masuk
aktiva
atau
aktiva
bersih ke
dalam
perusaha
an
sebagai
hasil
penjualan
barang
atau jasa.
Inilah
pendekat
an FASB
Statemen
t
of
Financial
Accounti
ng
Concept
No.3
(SFAC
289
3).
Konsep
dasar
pendapat
an adalah
bahwa
pendapat
an
merupaka
n proses
arus,
yaitu
penciptaa
n barang
dan jasa
oleh
perusaha
an
selama
jarak
waktu
tertentu.
Apaka
h yang
seharus
290
nya
termas
uk
dalam
pendap
atan
Dalam
Statemen
t
No.4.
APB
menyajik
an
pandanga
n
yang
kompreh
ensif
mengenai
pendapat
an. Selain
penjualan
dan jasa,
dalam
pendapat
an
dimaksud
291
kan
penjualan
sumbersumber
daya
selan
produk
perusaha
an,
seperti
pabrik,
peralatan
dan
investasi.
Di dalam
FASB
SFAC
No.3,
dijelaska
n definisi
pendapat
an
yang
lebih
sempit
sebagai
292
produk
atau jasa
perusaha
an
sebagai
berikut:
pendapa
tan
terjadi
(dari)
operasi
utama
atau
operasi
pusat
perusaha
an
yang
bersinam
bung
selama
satu
periode.
Jadi
dalam
definisi
293
ini,
pendapat
an
tidak
mencaku
p
keuntung
an. Paton
dan
Littleton
mengutar
akan juga
pandanga
n
ini
dengan
mengakui
arus
penyelesa
ian
sebagai
sumber
utama
pendapat
an.
Penguk
294
uran
pendap
atan
Nilai
tukar
produk
atau jasa
perusaha
an
merupaka
n ukuran
terbaik
bagi
pendapat
an. Nilai
tukar ini
menunju
kkan
ekivalen
kas atau
nilai
sekarang
dari
pendisko
ntoan
295
tagihan
uang
yang
akhirnya
akan
diterima
dari
transaksi
pendapat
an.
Saat
pelapor
an
pendap
atan
Suatu
alternativ
e
pelaporan
pendapat
an
pada
waktu
penyelesa
ian
296
kegiatan
utama
ekonomi
k adalah
konsep
pelaporan
pendapat
an
berdasark
an
kejadian
kritis.
Pencatata
n
pendapat
an
di
dalam
laporan
akuntansi
harus
berdasark
an
krtiteria
berikut:
(1)
nilai
297
ekonomi
k
harus
sudah
ditambah
kan
perusaha
an
pada
produkny
a,
(2)
jumlah
pendapat
an harus
dapat
diukur,
(3)
pengukur
an harus
dapat
dibutuhk
an
dan
secara
relative
bebas
dari bias,
(4) beban
298
yang
berkaitan
harus
dapat
ditaksir
dengan
tingkat
ketepatan
yang
layak.
Pada
umumny
a, laporan
akuntansi
akan
lebih
baik jika
pendapat
an
dilaporka
n
sedini
mungkin
sesudah
pertamba
han nilai
299
dapat
diukur.
Akan
tetapi
pengukur
an
pendapat
an
dengan
menggun
akan
probabilit
as
akan
lebih
baik
daripada
hanya
melapork
an
jumlah
pendatan
berniali
tunggal
yang
menggam
300
barkan
ekivalen
kepastian
.
Saat Pelaporan
Selama produksi
Pada saat penyelesaian
produksi
Pada saat penjualan
Pada saat penagihan kas
301
BEBAN
(EXPEN
SES)
Seperti
istilah
pendapat
an, istilah
beban
juga
merupaka
n konsep
arus,
yang
menggam
barkan
perubaha
n
yang
tidak
mengunt
ungkan
dalam
sumber
daya
perusaha
an. Tetapi
302
tidak
semua
perusaha
an
yang
tidak
mengunt
ungkan
itu
termasuk
beban.
Definisin
ya
yang
lebih
tepat,
beban
adalah
pengguna
an
atau
pemakaia
n barang
dan jasa
di dalam
proses
mendapat
kan
303
pendapat
an.
Aspek
yang
tidak
mengunt
ungkan
dari
kegiatan
menghasi
lkan
pendapat
aan
cenderun
g
mengura
ngi
kekayaan
pemegan
g saha di
dalam
perusaha
an.
Beban
sering
304
didefinisi
kan
dalam
konteks
ini. Biaya
sering
didefinisi
kan
dalam
arti biaya
yang
habis
terpakai
atau
alokasi
biaya.
Definisi
ini tidak
mencerm
inkan
observasi
dunia
nyata.
Penilaian
beban
305
tidak
sama
dengan
pendefini
sian
beban.
pakah
yang
seharus
nya
termas
uk
di
dalam
beban?
Perhimpu
nan
Akuntans
i
Amerika
(AAA)
pada tahu
1948
mendefin
306
isikan
bahwa
beban
terdiri
dari
biaya
operasi
dan
kerugian.
Dengan
kata lain,
FASB
SFAC
No.3
dengan
jelas
membeda
kan
antara
beban
dan
kerugian.
Hanya
beban
berkaitan
307
dengan
operasi
utama
dan
operasi
perusaha
an
berkaitan
dengan
atau
incidental
bagi
kegiatan
perusaha
an.
Perbedaa
n ini akan
diteuskan
di dalam
penamba
han
berikut
untuk
mempert
ahankan
308
kejelasan
penamba
han
agaima
nakah
beban
seharus
nya
diukur
?
Menurut
mereka
yang
mendefin
isikan
beban
sebagai
penuruna
n
dalam
aktiva
bersih
perusaha
an, suatu
309
alat ukur
yang
logis
adalah
nilai
barang
dan jasa
pada
waktu
digunaka
n
dalam
operasi
perusaha
an.
Pengukur
an biaya
yang
paling
umum
adalah:
(1) biaya
historis,
(2)
nilai
berjalan,
seperti
310
biaya
pengganti
, dan (3)
biaya
oportunit
as
atau
ekivalen
kas pada
saat
berjalan.
aat
pengak
uan
beban
Menurut
difinisi,
beban
terjadi
apabila
barang
atau jasa
dikonsum
si
atau
311
dilakukan
dengan
mencatat
kegiatan
di dalam
perkiraan
atau
memasuk
kannya di
dalam
laporan
keuangan
.
Pelapora
n
beban
dapat
terjadi
bersamaa
n dengan
kegiatan
menggun
akan
barang
atau jasa;
atau
312
boleh
dilakukan
sesudah
kegiatan
itu; atau
dalam
keadaan
yang
tidak
biasa,
boleh
mendahul
ui
kegiatan
itu.
Definisi
laba
sebagai
perubaha
n
dalam
nilai
umumny
a
menyaran
kan
313
bahwa
beban
harus
dilaporka
n
kapan
saja
terjadi
penuruna
n
nilai
atau jika
tidak
terdapat
manfaat
atau nilai
nyata
yang
akan
diterima
pada
masa
yang
akan
datang
dari
pengguna
314
an barang
atau jasa.
Konsep
laba yang
menekan
kan arus
kas
menyimp
ulkan
beban
bahwa
beban
harus
dilaporka
n sedekat
mungkin
dengan
saat
pengeluar
an
kas
yang
sebenarn
ya.
Akuntans
i
akrual
315
yang
tradisiona
l
yang
agaknya
berada
diantara
kedua
ekstrem
ini, tetapi
bersandar
pada
konsep
nilai
yang
menyaran
kan
bahwa
harga
masukan
(biaya)
harus
ditahan
sampai
pertamba
han nilai
316
dilaporka
n dengan
pengganti
nya, yaitu
harga
keluar
(penjuala
n).
Artinya,
beban
harus
diakui
pada
periode
dimana
pendapat
an
yang
berkaitan
diakui.
KEUNT
UNGAN
DAN
KERUG
IAN
317
Keuntung
an
dan
kerugian
merupaka
n
kejadian
yang
mengunt
ungkan
dan tidak
mengunt
ungkan,
yang
tidak
berkaitan
langsung
dengan
kegiatan
normal
perusaha
an
yang
menghasi
lkan
pendapat
an.
318
Definisi
keuntung
an
dan
kerugian
yang
disajikan
dalam
FASB
SFAC
No.3
konsisten
dengan
definisi
di atas.
Keuntun
gan
Pemberia
n kepada
perusaha
an dapat
diklasifik
asikan
sebagai
modal
319
atau laba,
tergantun
g
pada
maksud
pemberia
n
dan
keadaan
yang
melatarbe
lakangi
pemberia
n
tersebut.
Pemberia
n
harus
diukur
seperti
pendapat
an yaitu
menurut
nilai
berjalan
dari
aktiva
yang
320
diterima.
Sebagian
besar
keuntung
an
lainnya
berasal
dari
pertukara
n,
sehingga
diperluka
n
penandin
gan
di
antara
aspekaspek
yang
mengunt
ungkan
dan tidak
mengunt
ungkan.
Saat
321
pengakua
n
keuntung
an sama
dengan
pengakua
n
pendapat,
kecuali
bahwa
umumny
a
para
akuntan
berpegan
g
lebih
erat pada
konsep
realisasi.
Artinya,
keuntung
an
umumny
a
tidak
diakui
sampai
322
pertukara
n
atau
penjualan
terjadi.
Kerugia
n
Istilah
kerugian
yang
digunaka
n
oleh
akuntan
untuk
memaksu
dkan
kelebihan
beban
atas
pendapat
an suatu
periode
yaitu
kebalikan
laba
bersih.
323
Tetapi
istilah
kerugian
digunaka
n di sini
sebagai
kebalikan
dari
keuntung
an
yang
berkaitan
dengan
hasil
bersih
peristiwa
yang
tidak
mengunt
ungkan
yang
tidak
timbul
dari
kegiatan
normal
324
yang
menghasi
lkan
pendapat
an.
Pengukur
an
kerugian
serupa
dengan
pengukur
an beban
kecuali
bahwa
hasilnya
langsung
diofset
untuk
mencerm
inkan
jumlah
bersih.
Sebagima
na halnya
dengan
325
beban,
kelihatnn
ya
lebih
disukai
untuk
merumus
kan
kerugian
sebagai
habisnya
nilai dan
bukannya
sebagai
alokasi
biaya.
Sebagaim
ana
halnya
dengan
beban,
harga
perolehan
merupaka
n
pengukur
326
an
yang
dapat
diverifika
si
dan
nilai
tukar
aktiva
pada saat
diperoleh
.
Criteria
pengakua
n
kerugian
sama
dengan
criteria
pengakua
n
beban
periode.
Kerugian
tidak
dapat
ditanding
kan
327
dengan
pendapat
an,
sehingga
harus
diakui
pada
periode
dimana
kerugian
itu cukup
pasti
bahwa
aktiva
tertentu
akan
memberi
kan
manfaat
yang
lebih
sedikit
bagi
perusaha
an
328
dibandin
gkan
dengan
yang
dinyataka
n
oleh
nilai
yang
tercatat.
MATE
RI X
KONS
EP
LABA
Kompete
329
nsi
Dasar
Mampu
menjelas
kan
tentang
konsep
laba,
karakteris
tik
pengakua
n,
pengukur
an,
penilaian,
dan
penyajian
KONSE
P LABA
DALAM
PELAP
ORAN
KEUAN
GAN
330
Laba
merupaka
n
suatu
pos dasar
dan
penting
dari
ikhtisar
keuangan
yang
merniliki
berbagai
kegunaan
dalam
berbagai
konteks.
Laba
pada
umumny
a
dipandan
g sebagai
suatu
dasar
bagi
331
perpajaka
n,
determin
an
pada
kebijakan
pembayar
an
dividen,
pedoman
investasi,
dan
pengambi
lan
keputusa
n,
dan
unsur
prediksi
(Belkaoui
,1993)
Dalam
SFAC no.
1
menyebut
kan
bahwa
332
informasi
laba
merupaka
n
kompone
n laporan
keuangan
yang
disediaka
n dengan
tujuan
membant
u
menyedia
kan
informasi
untuk
menilai
kinerja
manajem
en,
mengesti
masi
kemampu
an
laba
333
yang
represent
ative
dalam
jangka
panjang
dan
menaksir
resiko
dalam
investasi
atau
kredit.
Pengertia
n
laba
secara
konvensi
onal
adalah
nilai
maksimu
m
yang
dapat
dibagi
atau
di
334
konsumsi
selama
satu
periode
akuntansi
dimana
keadaan
pada
akhir
periode
masih
sama
seperti
pada
awal
periode.
Laba
dalam
teori
akuntansi
biasanya
lebih
menunju
k
pada
konsep
335
yang oleh
FASB
disebut
dengan
laba
kompreh
ensif.
Laba
kompreh
ensif
dimaknai
sebagai
kenaikan
aset
bersih
selain
yang
berasal
dari
transaksi
dengan
pemilik.
Sedangka
n earning
adalah
336
laba yang
diakumul
asikan
selama
beberapa
periode
atau
kenaikan
ekuitas
atau
aktiva
neto
suatu
perusaha
an
yang
disebabk
an karena
aktivitas
operasi
maupun
aktivitas
di
luar
usaha
selama
periode
337
tertentu.
Earning
merupaka
n konsep
yang
paling
sempit
sedang
comprehe
nsive
income
merupaka
n konsep
paling
luas
(Muqodi
m,
2005:110
).
Di dalam
laba
akuntansi
terdapat
berbagai
kompone
338
yaitu
kombinas
i
beberapa
kompone
n pokok
seperti
laba
kotor
laba
usaha,
laba
sebelum
pajak dan
laba
sesudah
pajak
(Muqodi
m,
2005:131
).
Sehingga
dalam
menentuk
an
339
besarnya
laba
akuntansi
investor
dapat
melihat
dari
perhitung
an
laba
setelah
pajak.
SFAC
No.
dalam
Belkaoui
(2000:33
2)
mengasu
msikan
bahwa
laba
akuntansi
merupaka
n ukuran
yang baik
340
dari
kinerja
suatu
perusaha
an
dan
bahwa
laba
akuntansi
dapat
digunaka
n
untuk
meramal
kan arus
kas masa
depan.
Penulis
lain
mengasu
msikan
bahwa
laba
akuntansi
adalah
relevan
dengan
341
cara yang
biasa
untuk
modelmodel
keputusa
n
dari
investor
dan
kreditor.
Laba
akuntansi
dengan
berbagai
interpreta
sinya
diharapka
n
dapat
digunaka
n
antara
lain
sebagai
(Suwardj
ono,
2005:
342
456) :
a. Ind
ikat
or
efis
ien
si
pen
ggu
naa
n
dan
a
yan
g
tert
ana
m
dal
am
per
usa
haa
n
yan
343
g
diw
uju
dka
n
dal
am
ting
kat
ke
mb
alia
n
atas
inv
esta
si
(ra
te
of
ret
un
on
inu
est
344
ed
cap
ital
).
b. Pen
guk
ur
pre
stas
i
ata
u
kin
erja
bad
an
usa
ha
dan
ma
naj
em
en.
c. Das
ar
345
pen
ent
uan
bes
arn
ya
pen
gen
aan
paj
ak.
d. Ala
t
pen
gen
dali
an
alo
kas
i
su
mb
er
day
a
346
eko
no
mik
sua
tu
neg
ara.
e. Das
ar
pen
ent
uan
dan
pen
ilai
an
kel
aya
kan
tari
f
dal
am
per
usa
347
haa
n
pub
lic.
f. Ala
t
pen
gen
dali
an
terh
ada
p
deb
itor
dal
am
kon
trak
uta
ng.
g. Das
ar
ko
mp
348
ens
asi
dan
pe
mb
agi
an
bon
us.
h. Ala
t
mot
iva
si
ma
naj
em
en
dal
am
pen
gen
dali
an
per
349
usa
haa
n.
i. Das
ar
pe
mb
agi
an
divi
den
.
Bila
dilihat
secara
mendala
m,
laba
akuntansi
bukanlah
definisi
yang
sesunggu
hnya dari
laba
melainka
350
hanya
merupaka
n
penjelasa
n
mengenai
cara
untuk
menghitu
ng
laba.
Karakteri
stik dari
pengertia
n
laba
akuntansi
semacam
itu
mengand
ung
beberapa
keunggul
an.
Beberapa
keunggul
an
laba
351
akuntansi
yang
dikemuka
kan oleh
Muqodim
(2005
114)
adalah:
a. T
er
b
u
kt
i
te
ru
ji
se
pa
nj
an
g
se
ja
ra
352
h
ba
h
w
a
la
ba
ak
u
nt
an
si
be
r
m
an
fa
at
ba
gi
pa
ra
pe
m
ak
353
ai
n
ya
da
la
m
pe
n
ga
m
bi
la
n
ke
p
ut
us
an
ek
o
n
o
m
i.
b. L
354
ab
a
ak
u
nt
an
si
te
la
h
di
u
k
ur
da
n
di
la
p
or
ka
n
se
ca
ra
355
o
b
ye
kt
if
da
pa
t
di
uj
ke
be
na
ra
n
n
ya
se
ba
b
di
da
sa
rk
an
356
pa
da
tr
an
sa
ks
i
n
ya
ta
ya
n
g
di
d
u
k
u
n
g
ol
eh
b
u
kt
357
i.
c. B
er
da
sa
rk
an
pr
in
si
p
re
al
is
as
i
da
la
m
m
en
ga
k
ui
pe
358
n
da
pa
ta
n
la
ba
ak
u
nt
an
si
m
e
m
en
u
hi
da
sa
r
k
o
ns
er
359
va
tis
m
e.
d. L
ab
a
ak
u
nt
an
si
be
r
m
an
fa
at
u
nt
u
k
tu
ju
an
360
pe
n
ge
n
da
li
an
te
ru
ta
m
a
be
rk
ai
ta
n
de
n
ga
n
pe
rt
an
g
361
g
u
n
gj
a
w
ab
an
m
an
aj
e
m
en
.
TUJUA
N
PELAP
ORAN
LABA
Salah
satu
tujuan
pelaporan
362
keuangan
adalah
memberi
kan
informasi
keuangan
yang
dapat
menunju
kan
prestasi
perusaha
an dalam
menghasi
lkan laba
(earning
per
share).
Dengan
konsep
yang
selama
ini
digunaka
n
363
diharapka
n
para
pemakai
laporan
dapat
mengamb
il
keputusa
n
ekonomi
yang
tepat
sesuai
dengan
kepenting
annya.
Meskipu
n konsep
laba yang
digunaka
n
diharapka
n mampu
memenuh
i
364
kebutuha
n
para
pemakai,
namun
adanya
berbagai
konsep
dan
tujuan
laba,
mengakib
atkan
konsep
laba
tunggal
tidak
dapat
memenuh
i
semua
kebutuha
n
pihak
pemakai
laporan.
Atas
dasar
365
kenyataa
n ini ada
dua
alternativ
e
yang
dapat
digunaka
n
yaitu
memform
ulasikan
konsep
laba
tunggal
untuk
memenuh
i
berbagai
tujuan
secara
umum
atau
menggun
akan
berbagai
konsep
366
laba dan
menyajik
an secara
jelas
konsep
laba
tersebut
secara
khusus.
Tanpa
memperh
atikan
masalah
yang
muncul,
informasi
laba
sebenarn
ya dapat
digunaka
n
untuk
memnuhi
berbagai
tujuan.
Tujuan
367
pelaporan
laba
adalah
untuk
meyajika
n
informasi
yang
bermanfa
at
bagi
pihak
yang
berkepent
ingan.
Informasi
tentang
laba
perusaha
an dapat
digunaka
n:
1. S
eb
ag
ai
368
in
di
ca
to
r
ef
isi
en
si
pe
n
g
g
u
na
an
da
na
ya
n
g
te
rt
an
a
369
m
da
la
m
pe
ru
sa
ha
an
ya
n
g
di
w
uj
u
d
ka
n
da
la
m
ti
n
g
370
ka
t
ke
m
ba
li
an
(r
at
e
of
re
tu
rn
o
n
in
ve
st
ed
ca
pi
ta
l)
2. S
371
eb
ag
ai
pe
n
g
u
k
ur
pr
es
ta
si
m
an
aj
e
m
en
3. S
eb
ag
ai
da
sa
372
r
pe
ne
nt
ua
n
be
sa
rn
ya
pe
n
ge
na
an
pa
ja
k
4. S
eb
ag
ai
al
at
pe
373
n
ge
n
da
li
an
al
o
ka
si
su
m
be
r
da
ya
ek
o
n
o
m
i
su
at
u
374
N
eg
ar
a
5. S
eb
ag
ai
da
sa
r
k
o
m
pe
ns
as
i
da
n
pe
m
ba
gi
an
375
b
o
n
us
6. S
eb
ag
ai
al
at
m
ot
iv
as
i
m
an
aj
e
m
en
da
la
m
pe
376
n
ge
n
da
li
an
pe
ru
sa
ha
an
7. S
eb
ag
ai
da
sa
r
u
nt
u
k
ke
na
ik
377
an
ke
m
ak
m
ur
an
8. S
eb
ag
ai
da
sa
r
pe
m
ba
gi
an
de
vi
de
n
KUALIT
378
AS
INFOR
MASI
LABA
M. Yusuf,
dkk
(2002)
menyebut
kan
bahwa
informasi
laba
harus
dilihat
dalam
kaitannya
dengan
persepsi
pengambi
lan
keputusa
n. Karena
kualitas
informasi
laba
379
ditentuka
n
oleh
kemampu
annya
memotiv
asi
tindakan
individu
dan
membant
u
pengambi
lan
keputusa
n
yang
efektif.
Hal
ini
didukung
oleh
FASB
yang
menerbit
kan
SFAC
No.
1
380
yang
mengang
gap
bahwa
laba
akuntansi
merupaka
n
pengukur
an
yang
baik atas
prestasi
perusaha
an
dan
oleh
karena
itu
laba
akuntansi
hendakny
a
dapat
digunaka
n
dalam
prediksi
arus kas
dan laba
381
di
masa
yang
akan
datang.
Berdasar
kan latar
belakang
tersebut,
Hendriks
en dalam
bukunya
Accounti
ng
Theory
edisi
kelima
(1992:33
8)
menetapk
an
tiga
konsep
dalam
usaha
mendefin
isikan
382
dan
menguku
r
laba
menuju
tingkatan
bahasa.
Adapun
konsepkonsep
tersebut
meliputi:
a.
Konsep
Laba
pada
Tingkat
Sintaksis
(Struktur
al)
Pada
tingkat
sintaksis
konsep
383
income
dihubung
kan
dengan
konvensi
(kebiasaa
n)
dan
aturan
logis
serta
konsisten
dengan
mendasar
kan pada
premis
dan
konsep
yang
telah
berkemba
ng
dari
praktik
akuntansi
yang ada.
Terdapat
384
dua
pendekat
an
pengukur
an
laba
(income
measure
ment)
pada
tingkat
sintaksis,
yaitu:
Pendekat
an
Transaksi
dan
Pendekat
an
Aktiva.
b.
Konsep
Laba
pada
Tingkat
385
Sematik
(Interpre
tatif)
Pada
konsep
ini
income
ditelaah
hubungan
nya
dengan
realita
ekonomi.
Dalam
usahanya
memberi
kan
makna
interpreta
tif
dari
konsep
laba
akuntansi
(accounti
ng
386
income),
para
akuntan
seringkali
merujuk
pada dua
konsep
ekonomi.
Kedua
konsep
ekonomi
tersebut
adalah
Konsep
Pemeliha
raan
Modal
dan Laba
sebagai
Alat
Ukur
Efisiensi.
c.
Konsep
387
Laba
pada
Tingkat
Pragmati
s
(Perilak
u)
Pada
tingkat
pragmatis
(perilaku)
konsep
income
dikaitkan
dengan
pengguna
laporan
keuangan
terhadap
informasi
yang
tersirat
dari laba
perusaha
an.
388
Beberapa
reaksi
usaha
users
dapat
ditunjukk
an
dengan
proses
pengambi
lan
keputusa
n
dari
investor
dan
kreditor,
reaksi
harga
surat
terhadap
pelaporan
income
atau
reaksi
umpan
389
balik
(feedback
)
dari
manajem
en
dan
akuntan
terhadap
income
yang
dilaporka
n.
Konsep
income
ini paling
tidak
harus
memberi
kan
implikasi
income
sebagai
bahan
pengambi
lan
keputusa
390
n
manajem
en.
PENGU
KURAN
&
PENGA
KUAN
LABA
Pengukur
an
terhadap
laba
merupaka
n
penentua
n jumlah
rupiah
laba yang
dicatat
dan
disajikan
dalam
laporan
391
keuangan
.
Pengukur
an
besarnya
laba
sangat
tergantun
g
pada
besarnya
pendapat
an
dan
biaya.
Karena
laba
adalah
bagian
dari
pendapat
an, maka
konsep
penghim
punan an
realisasi
pendapat
392
an
juga
berlaku
untuk
laba.
Dengan
demikian
perlakuan
akuntansi
terhadap
laba tidak
akan
menyimp
ang dari
perlakuan
akuntansi
terhadap
pendapat
an.
Oleh
karena
laba
merupaka
n selisih
antara
pendapat
393
an
dan
biaya,
secara
umum
laba
diakui
sejalan
dengan
pengakua
n
pendapat
an
dan
biaya.
Dalam
Konsep
Dasar
Penyusun
an
dan
Penyajian
Laporan
Keuanga
n,
IAI
(1994)
menyebut
kan
394
bahwa:
penghasil
an
(income)
akan
diakui
apabila
kenaikan
manfaat
ekonomi
di
masa
mendatan
g
yang
berkaitan
dengan
peningkat
an aktiva
atau
penuruna
n
kewajiba
n
telah
terjadi
dan
jumlahny
395
dapat
diukur
dengan
andal.
(paragrap
92)
Secara
konseptu
al
ada
tiga
pendekat
an
yang
dapat
digunaka
n
untuk
menguku
r
laba.
Pendekat
an
tersebut
adalah
pendekat
an
transaksi,
pendekat
396
an
kegiatan
dan
pendekat
an
mempert
ahankan
capital/ke
makmura
n (capital
maintene
nce)
A.
Pendeka
tan
Transaks
i
Pendekat
an
transaksi
mengang
gap
bahwa
perubaha
397
n aktiva /
hutang
(laba)
terjadi
hanya
karena
transaksi,
baik
internal
maupun
eksternal.
Transaksi
eksternal
timbul
karena
adanya
transaksi
yang
melibatka
n
perubaha
n
aktiva
/hutang
dengan
398
pihak
luar
perusaha
an.
Transaksi
internal
timbul
dari
pemakaia
n
atau
konversi
aktiva
dalam
perusaha
an.
Pada saat
transaksi
eksternal
terjadi,
nilai
pasar
dapat
dijadikan
dasar
untuk
399
mengakui
pendapat
an.
Transaksi
internal
berasal
dari
perubaha
n
nilai,
yaitu
perubaha
n
nilai
dari
pemakaia
n
atau
konversi
aktiva.
Apabila
konversi
telah
terjadi,
maka
nilai
aktiva
lama
400
akan
diubah
menjadi
aktiva
baru.kons
ep
atau
pendekat
an
ini
sama
dengan
konsep
realisasi
pendapat
an.
Pendekat
an
ini
memiliki
beberapa
kebaikan
yaitu :
1. K
o
m
p
o
401
ne
n
la
ba
da
pa
t
da
pa
t
di
kl
as
ifi
ka
si
ka
n
da
la
m
be
rb
ag
ai
402
ca
ra
.
M
is
al
n
ya
:
at
as
da
sa
r,
pr
o
d
u
k
/k
o
ns
u
m
en
403
.
2. L
ab
a
o
pe
ra
si
da
pa
t
di
pi
sa
h
ka
n
da
ri
la
ba
n
o
n
o
404
pe
ra
si.
3. D
ap
at
di
ja
di
ka
n
da
sa
r
da
la
m
pe
ne
nt
ua
n
ti
pe
da
405
n
k
ua
nt
it
as
ak
ti
va
da
n
h
ut
an
g
ya
n
g
ad
a
pa
da
ak
hi
r
406
pe
ri
o
de
.
4. Ef
isi
en
si
us
ah
a
m
e
m
er
lu
ka
n
pe
nc
at
at
an
tr
407
an
sa
ks
i
ex
te
rn
al
u
nt
u
k
be
rb
ag
ai
tu
ju
an
.
5. B
er
ba
ga
i
408
la
p
or
an
da
pa
t
di
b
ua
t
da
n
di
ka
it
ka
n
an
ta
ra
la
p
or
an
409
ya
n
g
sa
tu
de
n
ga
n
ya
n
g
la
in
n
ya
.
B.
Pendeka
tan
Kegiatan
Laba
dianggap
timbul
410
bila
kegiatan
tertentu
telah
dilaksana
kan. Jadi
laba bisa
timbul
pada
tahap
perencan
aan,
pembelia
n,
produksi,
penjualan
dan
pengump
ulan kas.
Dalam
penerapa
nnya,
pendekat
an
ini
merupaka
411
n
perluasan
dari
pendekat
an
transaksi.
Hal
ini
disebabk
an
pendekat
an
kegiatan
dimulai
dengan
transaksi
sebagai
dasar
pengukur
an.
Perbedaa
nnya
adalah
bahwa
pendekat
an
412
transaksi
didasarka
n
pada
proses
pelaporan
yang
menguku
r
transaksi
dengan
pihak
luar.
Sementar
a
pendekat
an
kegiatan
didasarka
n
pada
konsep
peristiwa/
kegiatan
dalam
arti luas,
tidak
413
dibatasi
pada
kegiatan
dengan
pihak
luar.
Meskipu
n
demikian
keduanya
gagal
menunju
kan
pengukur
an
laba
dalam
dunia
nyata.
Hal
ini
disebabk
an
dua
pendekat
an
tersebut
di
414
dasarkan
pada
hubungan
struktural
yang
sama
yang
tidak ada
dalam
dunia
nyata.
Kebaikan
pendekat
an
kegiatan
adalah :
1. L
ab
a
ya
n
g
be
ra
sa
415
l
da
ri
pr
o
d
u
ks
i
da
n
pe
nj
ua
la
n
ba
ra
n
g
m
e
m
er
lu
416
ka
n
je
ni
os
ev
al
ua
si
da
n
pr
ed
ik
si
ya
n
g
be
rb
ed
a
di
ba
n
417
di
n
g
ka
n
la
ba
ya
n
g
be
ra
sa
l
da
ri
pe
m
be
li
an
da
n
pe
nj
418
ua
la
n
su
ra
t
be
rh
ar
ga
ya
n
g
di
tu
ka
r
pa
da
us
ah
a
m
e
m
419
pe
ro
le
h
ca
pi
ta
l
ga
in
.
2. Ef
fi
si
en
si
m
an
aj
e
m
en
da
pa
t
420
di
u
k
ur
de
n
ga
n
le
bi
h
ba
ik
bi
la
la
ba
di
kl
as
ifi
ka
si
ka
n
421
m
en
ur
ut
je
ni
s
ke
gi
at
an
ya
n
g
m
en
ja
di
ta
n
g
g
u
n
g
422
ja
w
ab
m
an
aj
e
m
en
.
3. M
e
m
u
n
g
ki
n
ka
n
pr
ed
ik
si
ya
423
n
g
le
bi
h
ba
ik
ka
re
na
ad
an
ya
pe
rb
ed
aa
n
p
ol
a
pe
ril
ak
u
424
da
ri
je
ni
s
ke
gi
at
an
ya
n
g
be
rb
ed
a.
C.
Pendeka
tan
Memper
tahanka
n
Kemakm
uran
425
(Capital
Mainten
ance
Concept)
Atas
dasar
pendekat
an
ini,
laba
diukur
dan
diakui
setelah
kapital
awal
dapat
dipertaha
nkan.
Sebelum
membaha
s
pengukur
an
laba
atas dasar
konsep
426
mempert
ahankan
kemakmu
ran/kapit
al,
akan
dibicarak
an
lebih
dahulu
mengenai
konsep
laba dan
kapital.
Dalam
konsep
mempert
ahankan
kemakmu
ran,
kapital
(capital)
artian
luas dan
dalam
berbagai
bentukny
427
a.
Jadi
kapital
diartikan
sebagai
sekelomp
ok
kekayaan
tanpa
memperh
atikan
siapa
yang
memiliki
kekayaan
tersebut.
Kam
(1990)
mendefin
isikan
laba
sebagai
berikut :
Laba
(income)
adalah
428
perubaha
n
dalam
kapital
perusaha
an
diantara
dua titik
waktu
yang
berbeda
(awal dan
akhir),
diluar
perubaha
n karena
investasi
oleh
pemilik
dan
distribusi
kepada
pemilik,
dimana
kapital
dinyataka
429
dalam
bentuk
nilai
(value)
dan
didasarka
n
pada
skala
pengukur
an
tertentu
(p. 194)
Sementar
a
Hendriks
on (1989)
mengarti
kan
kapital
laba
sebagai
berikut :
Laba
adalah
aliran
430
jasa
sepanjan
gperiode
waktu.
Kapital
adalah
persediaa
n
kemakmu
ran
(the
embodim
ent
of
future
services),
dan laba
merupaka
n
aliran
kemakmu
ran yang
dapat
dinikmati
selama
satu
periode
tertentu
431
(p. 142)
Dari
pengertia
n di atas,
dapat
dirumusk
an bahwa
atas dasar
konsep
kapital
sebagai
tingkat
kemakmu
ran, maka
laba
merupaka
n
aliran
kemakmu
ran yang
dapat
di
konsumsi
kan
(dinikmat
i) selama
satu
432
periode,
tanpa
mengura
ngi
tingkat
kemakmu
ran
sebelumn
ya.
Dengan
demikian
laba
dapat
diukur
dari
selisih
antara
tingkat
kemakmu
ran pada
akhir
periode
dengan
tingkat
kemakmu
433
ran pada
awal
periode
[ Laba =
total
aktiva
neto
(akhir
periode)kapital
yang
diinvesta
sikan
(awal
periode)].
Konsep
pengukur
an
laba
ini
disebut
dengan
konsep
mempert
ahankan
kapital/ke
434
makmura
n (wealth
or
capital
maintena
nce
concept).
Kapital
yang
digunaka
n
dalam
konsep
ini adalah
kapital
neto (networth)
atau
aktiva
neto.
Kapital
dinyataka
n
dalam
bentuk
nilai
ekonomi
435
pada
skala
pengukur
an
tertentu.
pengukur
an
terhadap
sangat
dipengar
uhi oleh
nilai (unit
pengukur
),
jenis
kapital,
dan skala
pengukur
an.
Perbedaa
n
terhadap
ketiga
faktor
tersebut
akan
436
mengakib
atkan
perbedaa
n
besarnya
laba yang
diperoleh
.
LABA
(INCOM
E)
Laba
adalah
tambahan
kemampu
an
ekonomi
k
yang
ditandai
dengan
kenaikan
kapital
dalam
suatu
437
perioda
yang
berasal
dari
kegiatan
produktif
dalam
arti
luas
yang
dapat
dikonsum
si
atau
ditarik
oleh
entitas
penguasa
/pemilik
kapital
tanpa
mengura
ngi
kemampu
an
ekonomi
k kapital
438
paa awal
perioda.
Dalam
teori
akuntansi
sendiri,
laba
diartikan
sebagai
laba
kompreh
ensif
yaitu
kenaikan
asset
bersih
selain
yang
berasal
dari
transaksi
dengan
pemilik.
Apabila
dilihat
439
menggun
akan
PABU,
laba
adalah
selisih
pendapat
an
dan
biaya
yang
diukur
dan
disajikan
atas dasar
prinsip
akuntansi
berterima
umum
(PABU).
Tujuan
Pelapora
n Laba
Berdasar
kan
440
pengertia
n
dan
cara
pengukur
an,
laba
akuntansi
diharapka
n
dapat
digunaka
n
sebagai:
pengukur
efisiensi,
pengukur
kinerja
entitas
dan
manajem
en, dasar
penentua
n
pajak,
sarana
alokasi
sumber
ekonomi
441
k,
penentua
n
tarif
jasa
publik,
optimalis
asi
kontrak
utangpiutang,
basis
kompens
asi,
motivator
,
dasar
pembagia
n
dividen.
Konsep
Laba
Konvens
ional
Laba
akuntansi
menurut
442
konsep
konvensi
onal
memiliki
beberapa
kelemaha
n, yaitu:
tidak
bermakna
semantik,
berfokus
pemegan
g saham,
PABU
memberi
peluang
perbedaa
n
antarentit
as,
berbasis
kos
histories,
dan
hanya
443
sebagian
masukan
informasi
bagi
investor.
Konsep
Laba
Dalam
Tataran
Semanti
k
konsep
laba
dalam
tataran
semantik
berkaitan
dengan
masalah
makna
yang
harus
dilekatka
n
oleh
444
perekaya
sa
pelaporan
pada
simbol
atau
elemen
biaya
sehingga
laba
bermanfa
t
dan
bermakna
sebagai
informasi
.
Penguku
r
Kinerja
Laba
dapat
diinterpre
tasikan
sebagai
445
pengukur
keefisien
an
bila
dihubung
kan
dengan
tingkat
investasi
karena
efisiensi
secara
konseptu
al
merupaka
n
suatu
hubungan
.
Dalam
pengukur
an
kinerja,
laba
dapat
mempres
antikan
kinerja
446
efisiensi
karena
laba
menentuk
an
ROI,
ROA,
dan ROL
sebagai
pengukur
efisiensi.
Konfirm
asi
Harapan
Investor
Informasi
yang
tersedia
dalam
pelaporan
keuangan
akan
mempres
entasikan
informasi
447
privat
mengenai
perusaha
an
atau
laba bila
dirujuk
secara
lebih
spesifik.
Kondisi
pasar
yang
efisien
ataupun
yang
tidak
efisien
akan
sangat
mempeng
aruhi
prediksi /
harapan
investor
mengenai
448
laba yang
akan
diperoleh
sehingga
akan
mempeng
aruhi
keputusa
n
yang
akan
diambil
investor
dalam
melakuka
n sebuah
investasi.
Jadi
informasi
mengenai
laba
dapat
diinterpre
tasikan
sebagai
sarana
449
untuk
mengkorf
irmasi
harapan/
prediksi
mengenai
keputusa
n
investasi
yang
akan
dilakukan
.
Estimato
r
Laba
Ekonomi
k
Laba
ekonomi
k adalah
laba dari
kaca
mata
investor
450
karena
laba
digunaka
n
untuk
menilai
investasi.
Penilaian
laba
ekonomi
k
harus
menggun
kan
informasi
yang
tersaji
dalam
pelaporan
laba
secara
akuntansi
,
sehingga
dharapka
n
laba
akuntansi
451
dapat
digunaka
n sebagai
estimator
/prediktor
laba
ekonomi
k. Maka
akuntansi
cukup
menyedia
kan
informasi
laba dan
aliran kas
yang
layak dan
menyerah
kan
analisis
dan
perhitung
an
laba
ekonomi
k kepada
452
investor,
walaupun
persepsi
dari
masingmasing
investorla
h
yang
aakn
memegan
g peranan
yang
lebih
besar
dalam
penilaian/
estimasi
mengenai
laba
ekonomi
suatu
entitas.
Makna
Laba
453
diartikan
sebagai
kemakmu
ran yang
dicapai,
hal
ini
dapat
dilihat
dengan
kenaikan
kemakmu
ran yang
dikuasai
suatu
entitas,
prubahan
kemakmu
ran yang
dilihat
dari
selisih
kemakmu
ran awal
dan akhir
dari suatu
454
perioda,
dan
perubaha
n
kemakmu
ran harus
dapat
didistribu
sikan
dinkmati
atau
ditari
oleh
entitas
yang
menguas
ai
kemakmu
ran
tersebut.
Laba
dan
kapital
Kapital
455
adalah
sediaan
atau
potensi
jasa,
maka
laba bila
dilihat
dari
pespektif
kapital
merupaka
n
kemakmu
aran yang
bisa
diraih ari
aliran
petensi
jasa yang
dapat
dinikmati
dalam
suatu
periode
456
tanpa
mengura
ngi
tingkat
potensi
jasa pada
awal
perioda.
Konsep
Pemerta
hanan
Kapital
Berdasar
kan
konsep
ini
laba
diartikan
sebagai
harapan
supaya
kapital
atau
investasi
yang
457
tertanam
akan
terus dan
selalu
berkemba
ng.
Konsep
Laba
Dalam
Sintatik
Makna
semantik
laba yang
dikemban
gkan
pada
akhirnya
harus
dapat
dijabarka
n
dalam
tataran
sintaktik.
458
Salah
satu
bentuk
penjabara
nnya
adalah
mendefin
isi
laba
sebagai
selisih
pengukur
an
dan
penandin
gan
antara
pendapat
an
dan
biaya.
Konsep
laba
dalam
tataran
sintatik
membaha
s
459
mengenai
bagaiman
a
laba
diukur,
diakui,
dan
disajikan.
Terdapat
beberapa
criteria
atau
pendekat
an dalam
konsep
ini, yaitu
pendekat
an
transaksi,
pendekat
an
kegiatan,
dan
pendekat
an
pemertah
460
anan
kapital.
Pendeka
tan
transaksi
Berdasar
kan
pendekat
an
transaksi
laba
diukur
dan
diakui
pada saat
terjadiny
a
transaksi
yang
kemudian
terakumu
lasi
sampai
akhir
461
perioda.
Pengukur
an
dan
pengakua
n
laba
akan
paralel
dengan
kriteria
pengakua
n
pendapat
an
dan
biaya
Pendeka
tan
Kegiatan
Laba
dianggap
timbul
bersamaa
n dengan
berlangsu
ngnya
462
kegiatan
atau
kejadian
bukan
sebagai
hasil
suatu
transaksi
pada saat
tertentu.
Pendeka
tan
Pemerta
hanan
Kapital
Entitas
berhak
mendapat
kan
imbalan
dan
menikma
tinya
setelah
463
kapital
dipertaha
nkan
keutuhan
nya atau
pulih
seperti
seperti
awal,
pada
pendekat
an
ini
imbalan
atau laba
didefinisi
kan
sebagai
konsekua
nsi
dari
pengukur
an kapital
pada dua
titik
waktu
yang
464
berbeda.
Elemen
statemen
keuangan
diukur
atas dasar
pendekat
an
aset-
kewajiba
n.
Penguku
ran atau
Penilaia
n
Kapital
Jenis
Kapital
Kapital
finansial
adalah
klaim
dari
465
jumlah
rupah
atau nilai
yang
melekat
pada aset
total
badan
usaha
tanpa
memanda
ng
jenis
atau
kompone
n
aset.
Laba
akan
timbul
bila
jumlah
rupiah
aset pada
akhir
perioda
lebih
466
banyak
dari
jumlah
rupiah
pada
awal
perioda.
Kapital
fisis,
dimaknai
sebagai
kapasitas
produksi
fisis, jadi
laba akan
dinilai
dengan
melihat
kelebihan
antara
produksi
fisis
di
akhir
perioda
dengan
467
awal
perioda.
Skala
Penguku
ran
Skala
nominal
adalah
satuan
rupiah
yang
seperti
terjadi
tanpa
memperh
atikan
perubaha
n
daya
beli
dengan
berjalann
ya waktu
akibat
perubaha
468
n kondisi
ekonomi
k,
skala
nominal
lebih
menitikb
eratkan
pada
jumlah
unuit
rupiah
daripada
jumlah
unit daya
beli.
Skala
Daya
Beli
adalah
skala
untuk
mengatas
i
kelemaha
n
skala
469
rupiah
normal
atas dasar
harga
indeks
tertentu.
Dasar
atau
Atribut
Penguku
ran
Kos
historis
adalah
jumlah
rupiah
sepakatan
atau
harga
pertukara
n
yang
telah
tercatat
dalam
470
system
pembuku
an),
Kos
sekarang
adalah
jumlah
rupiah
harga
pertukara
n
atau
kesepakat
an
yang
diperluka
n
sekarang
oleh unit
usaha
untuk
mempero
leh asset
yang
sama
jenis dan
kondisiny
471
atau
pengganti
nya yang
setara.
Penguku
ran
Laba
dengan
Memper
tahanka
n
Kapital
Mengga
mbarkan
laba
secara
umum
sebagai
perubaha
n kapital
atas dasar
konsep
pemertah
anan
kapital.
472
Pendekat
an
penilaian
dan
implikasi
nya
terhadap
penentua
n laba :
Kapitalis
asi aliran
kas
harapan,
Penilaian
pasar atas
perusaha
an, Setara
kas
sekarang,
Harga
masukan
historis,
Harga
masukan
sekarang,
473
Pemertah
anan
daya beli.
Konsep
Laba
dalam
tataran
Pragmat
ik
Tataran
pragmati
k
dalam
teori
komunik
asi
berkepent
ingan
untuk
menentuk
an
apakah
pesan
sampai
kepada
474
penerima
dan
mempeng
aruhi
perilaku
sebagaim
ana
diarah,
sedangka
n
dalam
teori
akuntansi
tataran
pragmati
k
membaha
s
mengenai
apakah
informasi
laba
bermanfa
at
atau
apakah
informasi
475
laba
nyatanya
digunaka
n.
Predikto
r Aliran
Kas
ke
Investor
Laba
disisni
bertujuan
membant
u
investor
dan
kreditor
dalam
mengemb
angkan
model
untuk
mempred
iksi
aliran kas
476
ke
mereka
guna
menilai
investasi
atau
kapitalny
a
Laba
dan
Harga
Saham
Laba
merupaka
n
prediktor
aliran kas
masa
depan ke
investor
digunaka
n
untuk
menentuk
an
apa
477
yang
disebut
nilai
intrinsik
sekuritas
atau
saham,
dan nilai
intrinsik
inilah
yang
akan
memnent
ukan
harga
saham di
pasar
modal
pada saat
tertentu.
Perkontr
akan
Efisien
Kontrak
478
yang
efisien
adalah
kontrak
yang
tidak
banyak
menimbu
lkan
persengk
etaan dan
mendoro
ng pihak
yang
berkontra
k
melaksan
akan
yang
diperjanji
kan.
479
Pengend
alian
Manaje
men
Dalam
tataran
pragmati
k,
laba
juga
dapat
digunaka
n sebagai
pengenda
lian
manajem
en, yaitu
sebagai
pengukur
kinerja
divisi
atau
manajern
ya.
Perilaku
manajer
480
dikendali
kan
melalui
laba
dengan
cara
mengaitk
an
kompens
asi
dengan
laba
sebagai
pengukur
kinerja.
Teori
Pasar
Efisien
Pasar
modal
dikatakan
efisien
terhadap
suatu
481
informasi
bila harga
saham
merefleks
i
secara
penuh
informasi
tersebut,
atau, bila
harga
sekuritas
merefleks
i
secara
cepat dan
penuh
semua
informasi
yang
tersedia
dalam
suatu
sistem
pelaporan
keuangan
.
482
Bentuk
Efisiensi
Pasar
Laba
Sebagai
Signal :
Bentuk
lemah,
jika harga
sekuritas
merefleks
i
secara
penuh
informasi
harga dan
volume
sekuritas
masa
lalu,
Bentuk
semi-kuat
,jika
harga
sekuritas
483
merefleks
i
secara
penuh
semua
informasi
yang
tersedia
secara
public
termasuk
data
statemen
keuangan
), Bentuk
kuat
jika harga
sekuritas
merefleks
i
secara
penuh
semua
informasi
termasuk
informasi
privat
484
atau
dalam
yang
tidak
dipublika
sikan).
Pengujia
n
Kandun
gan
Informas
i Laba
Terdapat
dua
bentuk
pengujian
terhadap
kandunga
n
informasi
laba yaitu
pengujian
peristiwa
485
dan
pengujian
asosiasi
(nilai
relevan
laba),
Pengujia
n
peristiwa
adalah
pengujian
yang
berfokus
pada
peristiwa
pengumu
man laba.
Pengujia
n asosiasi
dilihat
dari
kepekaan
return
saham
terhadap
486
setiap
rupiah
laba atau
laba
kejutan.
Laba
dan
Teori
Entitas
Membah
as
berbagai
konsep
entitas
selain
kesatuan
usaha
dan
implikasi
nya
terhadap
pengertia
n
dan
487
penyajian
laba.
Karena
berkaitan
dengan
siapa
yang
berhak
atas laba,
teori
entitas
(kesatuan
)
sering
disebut
pula
dengan
teori
ekuitas.
Terdapat
beberapa
teori
entitas
atau teori
ekuitas
yang
488
banyak
dibahas
dalam
literatur
teori
akutansi,
yaitu
entitas
usaha
bersama,
entitas
usaha
atau
bisnis,
entitas
investor,
entitas
pemilik,
entitas
pemilik
residual,
entitas
pengenda
li,
dan
entitas
489
dana.
Teori
entitas
selalu
dikaitkan
dengan
partisipan
dalam
kegiatan
ekonomi
k.
Partispan
tersebut
merupaka
n
pihak
yang
akhirnya
meneima
manfaat
dari nilai
tambahan
yang
timbul
akibat
kegiatan
490
ekonomi
k.
Teori
kesatuan
juga
mempun
yai
implikasi
tentang
tujuan
pelaporan
keuangan
dan
bentuk
atau
susunan
statemen
laba-rugi.
Penyajia
n Laba
Penyajian
laba
berdasark
an
masalah
491
konseptu
al adalah
pemisaha
n
pelaporan
pos pos
transaksi
dengan
pemilik.
Pos-pos
operasi
dalam
arti
luas
dilaporka
n melalui
statemen
laba-rugi
sedangka
n pos-pos
yang
jelas
merupaka
n
transaksi
modal
492
dilaporka
n melalui
statemen
laba
ditahan
atau
statemen
perubaha
n ekuitas
MATE
RI XI
POSIT
IVE
ACCO
UNTIN
G
THEO
RY
493
Kompete
nsi
Dasar
a. Menj
elask
an
prakti
k
akunt
ansi
yang
berla
ku
saat
ini
b. Mene
rangk
an
kebija
kan
yang
akan
diam
bil
494
oleh
perus
ahaan
c. Menj
elask
an
penila
ian
terha
dap
perus
ahaan
berda
sarka
n
kontr
akkontr
ak
yang
telah
dibua
t
Teori
495
Positive
T
eori
ekonomi
positif
menjelas
kan
fenomena
ekonomi
dan
bisnis
melalui
spesifikas
i variabel
yang
saling
terkait.
Teori
yang
dikemuka
kan
Friedman
(1953)
ini
merupaka
496
n
sekumpul
an
proposisi
(penjelas
an
sifat
dan
realita)
yang
terdiri
dari
konstruk
yang
didefinisi
kan
secara
luas dan
menghub
ungkan
berbagai
unsur
yang
terdapat
dalam
proposisi
497
tersebut.
Teori
ekonomi
positif,
menurut
Friedman
(1953),
pada
hakekatn
ya
terbebas
dari
ikatan
berbagai
aspek
etika,
sebagaim
ana
dikemuka
kan
Keynes.
Dia lebih
mengacu
ke istilah
apa
498
adanya
(what
it
is)
daripada
ke istilah
seharusn
ya
demikian
(it
should
be).
D
engan
demikian
,
fungsinya
harus
dinilai
berdasark
an
ketepatan
(precisio
n),
bidang
kajian
499
(scope),
dan
kesesuaia
n
peramala
n
berdasark
an
pada
pengalam
an.
Ringkasn
ya,
ekonomi
positif
adalah,
atau
dapat
dikategor
ikan
sebagai
ilmu
pengetah
uan yang
objektif
(objectiv
500
e
science),
seperti
halnya
ilmu
fisika.
T
eori
akuntansi
positif
merupaka
n varian
dari teori
ekonomi
positif.
Teori ini
berkemba
ng
seiring
dengan
kebutuha
n
untuk
menjelas
kan
dan
mempred
501
iksi
realitas
praktikpraktik
akuntansi
yang ada
di
masyarak
at,
what
it
is
(Watts
dan
Zimmer
man,
1986).
Teori ini
memiliki
pijakan
yang
berbeda
dibandin
gkan
dengan
akuntansi
normatif,
502
yang
lebih
menjelas
kan
praktikpraktik
akuntansi
yang
seharusn
ya
berlaku,
it should
be. Teori
ini
bertujuan
menjelas
kan
meramal
kan, dan
memberi
jawaban
atas
praktik
akuntansi
.
Di
503
samping
itu, teori
ini
juga
meramal
kan
berbagai
fenomena
akuntansi
dan
menggam
barkan
bagaiman
a
interaksi
antarvariabel
akuntansi
dalam
dunia
nyata.
Validitas
teori
akuntansi
positif
dinilai
504
atas dasar
kesesuaia
n
teori
dengan
fakta atau
apa yang
nyatanya
terjadi
(what
it
is).
U
ntuk
lebih
mudah
dipahami
contoh
teori
akuntansi
positif
adalah
praktik
akuntansi
yang saat
ini sering
kita
505
dengar
antara
lain
creative
accountin
g,
earning
managem
ent,
big
bath, dan
income
smoothin
g.
Pada
dasarnya
praktik
akuntansi
ini sudah
dilakukan
cukup
lama,
tetapi
praktik
ini
semakin
mencuat
506
diantaran
ya
pada
kasus
ENRON,
dan
Worldco
m
yang
terjadi
pada
tahun
2000.
Kasus ini
mengakib
atkan
krisis
kepercay
aan
publik
terhadap
auditor.
Kasus ini
telah
meruntuh
kan KAP
Arthur
507
Andersen
,
tidak
saja
keluar
dari The
big five,
bahkan
sampai
pencabut
an
ijin
usaha.
Kasus
inilah
yang
menjadi
titik tolak
bagi para
auditor
dan
lembagan
ya untuk
meningka
tkan
kembali
jaminan
508
terhadap
hasil
audit
mereka.
S
edangkan
akuntansi
normatif
adalah
praktik
akuntansi
yang
dilaksana
kan
sesuai
dengan
aturan
yang
telah
ditetapka
n. Aturan
tersebut
dikenal
dengan
nama
509
Praktik
Akuntans
i
Berterim
a Umum
(PABU)
atau
GAAP.
Salah
satu
bagian
kecil dari
PABU
adalah
SAK atau
standar
akuntansi
Keuanga
n.
S
AK yang
ada
sekarang
dikeluark
an
oleh
510
IAI
melalui
suatu
organ
yang kita
kenal
dengan
Dewan
Standar
Akuntans
i
Keuanga
n
(DSAK).
Dewan
ini
bertugas
untuk
menyusu
n
draft
standar
akuntansi
keuangan
yang
akan
511
diberlaku
kan.
Draft
tersebut
terlebih
dahulu
didiskusi
kan
dengan
Dewan
Konsultat
if Standar
Akuntans
i
Keuanga
n
(DKSAK
)
untuk
kemudian
dikeluark
an draftnya. Bila
telah
diperoleh
masukan,
512
dilakukan
sosialisas
i (public
hearing)
untuk
mempero
leh
masukan
lebih
banyak
lagi dari
masyarak
at
luas
(pemakai
laporan
keuangan
).
Selanjutn
ya,
bila
tidak ada
masalah
lagi,
maka IAI
akan
mengesa
513
hkan
standar
tersebut
dan
diberlaku
kan
secara
efektif.
Berbeda
dengan di
Indonesia
, Amerika
Serikat
mendirik
an badan
penyusun
standar
akuntansi
yang
berada di
luar
asosiasi
profesi.
Badan ini
adalah
514
Financial
Accounti
ng
Standards
Board
(FASB)
yang
tidak
berada di
bawah
AICPA
melainka
n
di
bawah
Financial
Accounti
ng
Foundati
on (FAF).
Badan ini
berwenan
g
penuh
dalam
menentuk
an
515
standar
akuntansi
yang
akan
ditetapka
n.
T
untunan
atas
adanya
suatu
pendekat
an positif
terhadap
akuntansi
terjadi
ketika
Jensen
menyatak
an bahwa
penelitia
n
dalam
akuntansi
(dengan
satu atau
516
dua
pengecua
lian yang
dapat
di
catat)
tidak
bersifat
ilmiah..
karena
fokus
penelitian
ini telah
sangat
normatif
dan
terdefinis
i. Jensen
selanjutn
ya
meminta
akan
adanya
perkemb
angan
suatu
517
teori
akuntansi
positif
yang
akan
menjelas
kan
mengapa
akuntansi
seperti
apa
adanya
ia,
mengapa
akuntan
melakuka
n
apa
yang
mereka
lakukan,
dan
apa
pengaruh
yang
dimiliki
fenomena
518
terhadap
pengguna
an orang
dan
sumber
daya.
P
esan
mendasar
yang
kemudian
dikenal
sebagai
Kelomp
ok
Akuntans
i
Rocheste
r adalah
bahwa
hampir
semua
teori
akuntansi
tidak
519
bersifat
ilmiah
karena
mereka
bersifat
normatif
dan
seharusn
ya
diganti
dengan
teori
positif
yang
menjelas
kan
praktek
akuntansi
aktual
dilihat
dari segi
pilihan
manajem
en secara
sukarela
520
terhadap
prosedur
akuntansi
dan
bagaiman
a standar
peraturan
telah
berubah
dari
waktu ke
waktu.
D
orongan
terbesar
dari
pendekat
an positif
dalam
akuntansi
adalah
untuk
menjelas
kan
dan
meramal
521
kan
pilihan
standar
manajem
en
melalui
analisis
atas
biaya dan
manfaat
dari
pengungk
apan
keuangan
tertentu
dalam
hubungan
nya
dengan
berbagai
individu
dan
pengalok
asian
sumber
522
daya
ekonomi.
T
eori
positif
didasarka
n
pada
adanya
dalil
bahwa
manajer,
pemegan
g saham,
dan
aparat
pengatur/
polisi
adalah
rasional
dan
bahwa
mereka
berusaha
untuk
memaksi
523
malkan
kegunaan
mereka
yang
secara
langsung
berhubun
gan
dengan
kompens
asi
mereka,
dan oleh
karena
itu
kesejahte
raan
mereka
pula.
Pilihan
atas suatu
kebijakan
akuntansi
oleh
beberapa
524
kelompo
k tersebut
bergantu
ng
pada
perbandi
ngan
relatif
biaya dan
manfaat
dari
prosedur
akuntansi
alternatif
dengan
cara
demikian
untuk
memaksi
malkan
kegunaan
mereka.
Ide
utama
dari
pendekat
525
an positif
adalah
untuk
mengemb
angkan
hipotesis
atau
faktorfaktor
yang
mempeng
aruhi
dunia
praktek
akuntansi
dan
untuk
menguji
validitas
dari
hipotesis
ini secara
empiris:
1. U
nt
526
u
k
m
e
ni
n
g
k
at
k
a
n
k
e
a
n
d
al
a
n
d
ar
i
p
er
527
a
m
al
a
n
b
er
d
as
ar
k
a
n
at
as
p
e
n
g
a
m
at
a
n
p
528
er
at
a
a
n
se
ra
n
g
k
ai
a
n
a
n
g
k
a
a
k
u
nt
a
n
si
529
se
ja
la
n
d
e
n
g
a
n
s
u
at
u
k
e
c
e
n
d
er
u
n
g
a
530
n
y
a
n
g
di
a
n
g
g
a
p
te
rb
ai
k
at
a
u
n
or
m
al
ol
e
531
h
m
a
n
aj
e
m
e
n.
2. U
nt
u
k
m
e
n
ur
u
n
k
a
n
ti
n
g
532
k
at
k
et
id
a
k
p
as
ti
a
n
y
a
n
g
di
h
as
il
k
a
n
d
ar
533
i
fl
u
kt
u
as
i
a
n
g
k
a
p
e
n
d
a
p
at
a
n
se
c
ar
a
534
u
m
u
m
d
a
n
p
e
n
ur
u
n
a
n
ri
si
k
o
si
st
e
m
at
is
535
k
h
u
s
u
s
n
y
a
d
e
n
g
a
n
m
e
n
ur
u
n
k
a
n
k
536
o
v
ar
ia
n
s
p
e
n
g
e
m
b
al
ia
n
p
er
u
sa
h
a
a
n
d
537
e
n
g
a
n
p
e
n
g
e
m
b
al
ia
n
p
as
ar
.
Tidak
seperti
hipotesis
perataan
laba,
teori
538
positif
dalam
akuntansi
berasums
i
bahwa
harga
saham
bergantu
ng
pada
arus kas
dan
bukannya
laba yang
dilaporka
n. Lebih
jauh lagi
pada
pasar
yang
efisien
dua
perusaha
an
dengan
distribusi
539
arus kas
yang
sama
akan
dinilai
sama
tanpa
memperh
atikan
perbedaa
n
pengguna
an
prosedur
akuntansi
. Masalah
utama
dalam
teori
positif
adalah
untuk
menentuk
an
bagaiman
540
prosedur
akuntansi
mempeng
aruhi
arus kas,
dan
kemudian
fungsi
kegunaan
manajem
en untuk
mempero
leh suatu
wawasan
atas
faktor
yang
mempeng
aruhi
pilihan
manajer
terhadap
prosedur
akuntansi
. Resolusi
541
dari
masalah
ini
di
pandu
oleh
asumsiasumsi
teoritis
berikut
ini:
1. T
e
or
i
a
g
e
n
si
b
er
a
w
al
d
542
e
n
g
a
n
a
d
a
n
y
a
p
e
n
e
k
a
n
a
n
p
a
d
a
k
543
o
nt
ra
k
s
u
k
ar
el
a
y
a
n
g
ti
m
b
ul
di
a
nt
ar
a
b
er
544
b
a
g
ai
pi
h
a
k
or
g
a
ni
sa
si
se
b
a
g
ai
s
u
at
u
s
ol
545
u
si
y
a
n
g
ef
is
ie
n
te
rh
a
d
a
p
k
o
nf
li
k
k
e
p
e
546
nt
in
g
a
n
te
rs
e
b
ut
.
T
e
or
i
in
i
b
er
u
b
a
h
m
e
547
nj
a
di
s
u
at
u
p
a
n
d
a
n
g
a
n
at
as
p
er
u
sa
h
a
a
548
n
se
b
a
g
ai
s
u
at
u
p
e
n
g
h
u
b
u
n
g
(n
e
x
u
549
s)
k
o
nt
ra
k
m
el
al
ui
p
er
n
y
at
a
a
n
Je
n
se
n
d
a
550
n
M
a
c
kl
in
y
a
n
g
m
e
n
y
at
a
k
a
n
b
a
h
w
a
p
551
er
u
sa
h
a
a
n
a
d
al
a
h
c
er
it
a
fi
k
si
le
g
al
y
a
n
552
g
b
er
fu
n
g
si
se
b
a
g
ai
p
e
n
g
h
u
b
u
n
g
at
as
se
553
ra
n
g
k
ai
a
n
h
u
b
u
n
g
a
n
k
o
nt
ra
k
a
nt
ar
a
in
554
di
vi
d
u.
F
ar
m
a
m
e
m
p
er
lu
as
p
a
n
d
a
n
g
a
n
555
p
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
o
nt
ra
k
in
i
d
e
n
g
a
n
m
556
e
n
c
a
k
u
p
b
ai
k
p
as
ar
m
o
d
al
m
a
u
p
u
n
p
as
557
r
u
nt
u
k
te
n
a
g
a
k
er
ja
m
a
n
aj
er
ia
l.
2. D
e
n
g
a
558
n
a
d
a
n
y
a
p
er
s
p
e
kt
if
p
e
n
g
h
u
b
u
n
g
559
k
o
nt
ra
k
te
rh
a
d
a
p
p
er
u
sa
h
a
a
n
in
i,
te
or
i
560
bi
a
y
a
k
o
nt
ra
k
m
el
ih
at
p
er
a
n
in
fo
r
m
as
i
a
k
561
u
nt
a
n
si
se
b
a
g
ai
p
e
n
g
a
m
at
d
a
n
p
e
n
e
g
562
a
k
at
as
k
o
nt
ra
kk
o
nt
ra
k
in
i
u
nt
u
k
m
e
n
ur
u
563
n
k
a
n
bi
a
y
a
a
g
e
n
si
d
ar
i
k
o
nf
li
k
k
e
p
e
564
nt
in
g
a
n
te
rt
e
nt
u.
S
at
u
k
o
nf
li
k
y
a
n
g
m
u
n
565
g
ki
n
m
u
n
c
ul
a
d
al
a
h
k
o
nf
li
k
k
e
p
e
nt
in
g
566
a
n
a
nt
ar
a
p
e
m
e
g
a
n
g
o
bl
ig
as
i
d
a
n
p
e
m
567
e
g
a
n
g
sa
h
a
m
d
ar
i
p
er
u
sa
h
a
a
n
te
rh
a
d
a
568
p
ut
a
n
g
y
a
n
g
a
d
a.
D
al
a
m
k
ej
a
di
a
n
se
p
er
569
ti
in
i
k
e
p
ut
u
sa
n
y
a
n
g
m
e
n
g
u
nt
u
n
g
k
a
570
n
p
e
m
e
g
a
n
g
sa
h
a
m
ti
d
a
kl
a
h
h
ar
u
s
se
la
571
lu
k
e
p
ut
u
sa
n
y
a
n
g
te
rb
ai
k
b
a
gi
k
e
p
e
nt
in
572
g
a
n
p
e
m
e
g
a
n
g
o
bl
ig
as
i.
H
al
in
i
m
u
n
g
ki
573
n
m
e
m
in
ta
p
er
ja
nj
ia
n
p
e
m
b
er
ia
n
pi
nj
a
m
a
n
574
u
nt
u
k
m
e
n
d
ef
in
is
ik
a
n
at
ur
a
n
p
er
hi
tu
n
g
a
575
n
g
u
n
a
m
e
n
g
hi
tu
n
g
a
n
g
k
aa
n
g
k
a
a
k
576
u
nt
a
n
si
d
e
n
g
a
n
tu
ju
a
n
p
er
ja
nj
ia
n
y
a
n
g
577
te
rb
at
as
.
Sejauh
mana
pilihan
akuntansi
mempeng
aruhi
kesejahte
raan
kontrak
bergantu
ng
pada
besaran
relatif
dari
biaya
kontrak.
Biaya
kontrak
ini
mencaku
578
p:
1. Bi
a
y
a
tr
a
n
sa
k
si
(c
o
nt
o
h
bi
a
y
a
k
o
m
is
i
579
p
er
a
nt
ar
a)
2. Bi
a
y
a
a
g
e
n
si
(c
o
nt
o
h
bi
a
y
a
p
580
e
m
a
nt
a
u
a
n,
bi
a
y
a
o
bl
ig
as
i,
d
a
n
k
er
u
gi
a
581
n
si
sa
a
ki
b
at
k
e
p
ut
u
sa
n
y
a
n
g
di
sf
u
n
g
si
o
582
n
al
)
3. Bi
a
y
a
in
fo
r
m
as
i
(c
o
nt
o
h
bi
a
y
a
u
nt
u
583
k
m
e
m
p
er
ol
e
h
in
fo
r
m
as
i)
4. Bi
a
y
a
n
e
g
o
si
as
584
i
ul
a
n
g
(
m
is
al
n
y
a
bi
a
y
a
p
e
n
ul
is
a
n
k
e
585
m
b
al
i
k
o
nt
ra
k
y
a
n
g
a
d
a
k
et
ik
a
k
o
nt
ra
k
586
di
a
n
g
g
a
p
te
la
h
ti
d
a
k
se
s
u
ai
d
e
n
g
a
n
b
587
e
b
er
a
p
a
p
er
is
ti
w
a
y
a
n
g
ti
d
a
k
d
a
p
at
di
588
p
er
ki
ra
k
a
n)
5. Bi
a
y
a
k
e
p
ai
lit
a
n
(c
o
nt
o
h
bi
a
589
y
a
h
u
k
u
m
u
nt
u
k
m
e
m
ai
lit
k
a
n
d
a
n
bi
a
y
590
a
k
e
p
ut
u
sa
n
y
a
n
g
di
sf
u
n
g
si
o
n
al
)
Pilihan
akuntansi
tergantun
591
pada
variabelvariabel
yang
mencerm
inkan
intensif
manajem
en dalam
memilih
metode
akuntansi
berdasark
an
rencana
bonus,
kontrak
utang,
dan
proses
politik.
Sebagai
hasilnya
ada
tiga
hipotesis
592
yang
dihasilka
n;
hipotesis
rencana
bonus,
hipotesis
modal
hutang,
dan
hipotesis
biaya
politis.
Hipotesis
ini secara
umum
dinyataka
n
dalam
bentuk
perilaku
oportunis
tis
dari
para
manajer.
Hipotesis
593
tersebut
adalah
sebagai
berikut:
1. H
ip
ot
es
is
re
n
c
a
n
a
b
o
n
u
s
b
er
p
e
n
594
d
a
p
at
b
a
h
w
a
m
a
n
aj
er
p
er
u
sa
h
a
a
n
d
e
n
595
g
a
n
re
n
c
a
n
a
b
o
n
u
s
k
e
m
u
n
g
ki
n
a
n
b
596
es
ar
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
m
et
o
d
e
a
k
u
nt
a
n
si
597
y
a
n
g
m
e
ni
n
g
k
at
k
a
n
la
p
or
a
n
la
b
a
p
er
io
598
d
e
di
p
er
io
d
e
b
er
ja
la
n.
D
as
ar
p
e
m
ik
ir
a
n
n
y
599
a
a
d
al
a
h
b
a
h
w
a
ti
n
d
a
k
a
n
se
p
er
ti
it
u
m
600
u
n
g
ki
n
a
k
a
n
m
e
ni
n
g
k
at
k
a
n
p
er
se
nt
as
e
601
ni
la
i
b
o
n
u
s
ji
k
a
ti
d
a
k
te
rd
a
p
at
p
e
n
y
es
602
u
ai
a
n
te
rh
a
d
a
p
m
et
o
d
e
te
rp
ili
h.
2. H
ip
ot
es
is
e
603
k
ui
ta
s
ut
a
n
g
b
er
p
e
n
d
a
p
at
b
a
h
w
a
se
m
a
604
ki
n
ti
n
g
gi
h
ut
a
n
g/
e
k
ui
ta
s
p
er
u
sa
h
a
a
n
y
605
ai
tu
sa
m
a
d
e
n
g
a
n
se
m
a
ki
n
d
e
k
at
n
y
a
(s
e
606
m
a
ki
n
k
et
at
n
y
a)
p
er
u
sa
h
a
a
n
te
rh
a
d
a
p
b
607
at
as
a
nb
at
as
a
n
y
a
n
g
te
rd
a
p
at
di
d
al
a
m
p
er
608
ja
nj
ia
n
h
ut
a
n
g
d
a
n
se
m
a
ki
n
b
es
ar
k
es
e
m
p
609
at
a
n
at
as
p
el
a
n
g
g
ar
a
n
p
er
ja
nj
ia
n
d
a
n
te
rj
610
a
di
n
y
a
bi
a
y
a
k
e
g
a
g
al
a
n
te
k
ni
s,
m
a
k
a
611
se
m
a
ki
n
b
es
ar
k
e
m
u
n
g
ki
n
a
n
b
a
h
w
a
p
ar
612
a
m
a
n
aj
er
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
m
et
o
d
em
et
o
613
d
e
a
k
u
nt
a
n
si
y
a
n
g
m
e
ni
n
g
k
at
k
a
n
la
b
614
a.
3. H
ip
ot
es
is
bi
a
y
a
p
ol
iti
s
b
er
p
e
n
d
a
p
at
b
a
615
h
w
a
p
er
u
sa
h
a
a
n
b
es
ar
d
a
n
b
u
k
a
n
n
y
a
616
p
er
u
sa
h
a
a
n
k
e
ci
l
k
e
m
u
n
g
ki
n
a
n
b
es
ar
617
a
k
a
n
m
e
m
ili
h
a
k
u
nt
a
n
si
u
nt
u
k
m
e
n
ur
u
618
n
k
a
n
la
p
or
a
n
la
b
a.
Pesan
dasar
yang
selanjutn
ya
menjadi
dikenal
sebagai
Kelomp
ok
Akuntans
i
Rocheste
619
r adalah
hampir
semua
teori
akuntansi
tidak
bersifat
keilmuan
karena ia
bersifat
normatif
dan
harus
diganti
dengan
teori
positif
yang
menjelas
kan
praktek
akuntansi
aktual
dalam
bentuk
620
pilihan
bebas
manajem
en
terhadap
prosedur
akuntansi
dan
bagaiman
a standar
peraturan
telah
berubah
dari
waktu ke
waktu.
Evaluasi
Pendeka
tan
Positif
Pendekat
an positif
melihat
pada
621
mengap
a
praktek
akuntansi
dan/atau
teori
akuntansi
berkemba
ng
sebagaim
ana
adanya
dengan
tujuan
untuk
menjelas
kan
dan/atau
meramal
kan
peristiwa
akuntansi
.
Karenany
a
622
pendekat
an positif
berusaha
untuk
menentuk
an
berbagai
faktor
yang
mungkin
mempeng
aruhi
faktor
rasional
dalam
bidang
akuntansi
.
Pada
dasarnya
ia
berusaha
untuk
menentuk
an suatu
teori
623
yang
menjelas
kan
fenomena
yang
diamati.
Pendekat
an positif
secara
umum
dibedaka
n
dari
pendekat
an
normatif
yang
berusaha
untuk
menentuk
an suatu
teori
yang
menjelas
kan apa
yang
624
seharusn
ya
dan
bukannya
apa
yang
ada.
Pendekat
an positif
sepertiny
a
menimbu
lkan rasa
optimism
e
yang
cukup
besar
di
antara
para
pendukun
gnya.
Rasa
optimism
e
ini
tidak
dimiliki
625
secara
hal
alamiah
oleh
semua
orang.
Satu
kritik
keras
terhadap
pendekat
an positif
didasarka
n
pada
empat hal
pokok:
1. P
er
n
y
at
a
a
n
d
626
ar
i
K
el
o
m
p
o
k
R
o
c
h
es
te
r
b
a
h
w
a
je
ni
s
p
627
e
n
el
iti
a
n
p
o
si
ti
f
y
a
n
g
m
er
e
k
a
la
k
u
k
628
a
n
m
e
nj
a
di
s
u
at
u
pr
as
y
ar
at
b
a
gi
te
or
i
a
k
u
629
nt
a
n
si
n
or
m
at
if
y
a
n
g
b
er
d
as
ar
p
a
d
a
s
u
at
630
u
k
e
bi
n
g
u
n
g
a
n
d
ar
i
w
il
a
y
a
h
fe
n
o
m
e
631
n
al
di
ti
n
g
k
at
ti
n
g
k
at
y
a
n
g
b
er
b
e
d
a
(a
632
n
ui
ta
s
a
k
u
nt
a
n
si
b
er
b
a
n
di
n
g
a
k
u
nt
a
n)
633
d
a
n
te
la
h
sa
la
h.
2. K
o
n
se
p
T
e
or
i
P
o
si
ti
f
b
634
er
as
al
d
ar
i
s
u
at
u
fi
lo
s
of
i
il
m
ia
h
y
a
n
g
s
u
635
d
a
h
u
sa
n
g
d
a
n
d
al
a
m
h
al
a
p
a
p
u
n
m
er
u
636
p
a
k
a
n
s
u
at
u
is
til
a
h
y
a
n
g
k
ur
a
n
g
se
s
u
637
ai
k
ar
e
n
a
te
or
i
il
m
u
e
m
pi
ri
s
ti
d
a
k
m
e
m
b
638
u
at
p
er
n
y
at
a
a
n
p
o
si
ti
f
at
as
a
p
a
k
a
h
639
3. W
al
a
u
p
u
n
s
u
at
u
te
or
i
m
u
n
g
ki
n
di
g
u
n
a
640
k
a
n
h
a
n
y
a
u
nt
u
k
p
er
a
m
al
a
n
m
es
ki
te
la
h
641
di
k
et
a
h
ui
sa
la
h,
s
u
at
u
te
or
i
p
e
nj
el
as
a
n
at
as
642
je
ni
s
y
a
n
g
di
c
ar
i
ol
e
h
K
el
o
m
p
o
k
R
o
c
h
643
es
te
r
at
a
u
te
or
i
y
a
n
g
bi
as
a
di
p
a
k
ai
u
nt
u
k
644
m
e
n
g
uj
i
pr
o
p
o
sa
l
n
or
m
at
if
se
h
ar
u
s
n
y
a
645
di
k
et
a
h
ui
ti
d
a
k
a
k
a
n
sa
la
h.
M
et
o
d
e
a
n
al
646
is
is
y
a
n
g
d
as
ar
p
e
m
ik
ir
a
n
n
y
a
b
er
as
al
d
ar
647
i
fe
n
o
m
e
n
a
hi
n
g
g
a
pr
e
m
is
y
a
n
g
di
te
ri
m
648
a
at
as
d
as
ar
b
u
kt
i
in
d
e
p
e
n
d
e
n
a
d
al
a
h
m
649
et
o
d
e
y
a
n
g
se
s
u
ai
u
nt
u
k
m
e
m
b
a
n
g
u
n
650
te
or
i
p
e
nj
el
as
a
n.
4. B
er
to
la
k
b
el
a
k
a
n
g
d
e
n
651
g
a
n
m
et
o
d
e
e
m
pi
ri
s
y
a
n
g
m
e
n
c
o
b
a
u
652
nt
u
k
m
el
a
k
u
k
a
n
u
sa
h
a
y
a
n
g
gi
gi
h
u
nt
u
653
k
m
e
n
y
al
a
h
k
a
n
te
or
i
y
a
n
g
m
e
nj
a
di
s
u
654
b
y
e
k,
K
el
o
m
p
o
k
R
o
c
h
es
te
r
m
e
m
p
er
k
e
655
n
al
k
a
n
ar
g
u
m
e
n
a
d
h
o
c
se
b
a
g
ai
al
as
a
n
656
b
a
gi
k
e
g
a
g
al
a
n
te
or
i
m
er
e
k
a.
Satu titik
lainnya
berdasar
pada
pendapat
bahwa
657
teori
positif
atau
empiris
adalah
juga
normatif
dan
bernilai
karena
teori
tersebut
biasanya
menandai
suatu
ideologi
konservat
if dalam
dampak
kebijakan
akuntansi
mereka.
Kritik
yang
terkeras
658
atas teori
akuntansi
positif
(positive
accountin
g theoryPAT)
berasal
dari
Sterling
dengan
komentar
nya
bahwa:
1. D
u
a
pi
la
r
d
ar
i
st
u
659
di
b
e
b
as
ni
la
i
d
a
n
pr
a
kt
e
k
a
k
u
nt
a
n
si
a
660
d
al
a
h
h
al
y
a
n
g
ti
d
a
k
b
er
si
fa
t
s
u
b
st
a
nt
661
if
2. P
e
n
d
u
k
u
n
g
e
k
o
n
o
m
i
d
a
n
il
m
u
d
ar
662
i
te
or
i
a
d
al
a
h
sa
la
h
3. H
as
il
p
e
n
c
a
p
ai
a
n
n
663
y
a
ni
hi
l
Sterling
juga
membuat
kesimpul
an
yang
patut
untuk
tidak kita
lewatkan,
ia
menyatak
an
bahwa:
saya
merekom
endasika
n para
akuntan
untuk
menerap
kan
pisau
bedah
milik
sterling
yang
664
lemah
dan
secara
memaluk
an
tercuri,
dimana
konsep
akuntans
i apapun
yang
tidak
memiliki
inti
logika
umum
yang
dapat
Anda
jelaskan
pada diri
Anda
seharusn
ya
dilupaka
n. Saya
percaya
bahwa
suatu
penerapa
n yang
baik atas
kriteria
tersebut
dalam
akuntans
i
akan
membuat
PAT
menjadi
suatu
industri
penginap
an dan
menggan
tinya
sebagai
gaya
dominan
665
masa ini,
sekaligus
memberi
kan
perlindu
ngan
terhadap
gaya
mendata
ng.
MATE
R
I
X
II
AKUN
T
A
N
S
I
I
N
F
L
A
S
I
(
P
E
666
R
U
B
A
H
A
N
H
A
R
G
A
)
Kompete
nsi
Dasar
a. Menj
elask
an
beber
apa
alasa
n
yang
mend
667
ukun
g
masih
ditera
pkann
ya
histor
ical
cost
b. Menj
elask
an
beber
apa
penda
pat
tentan
g
penga
ruh
akunt
ansi
perila
ku
c. Menj
668
elask
an
pener
apan
teori
Effici
ency
Mark
et
Hyph
otesis
dalam
Pasar
Moda
l
d. Menj
elask
an
konse
p
meng
enai
indek
s
harga
669
PENDA
HULUA
N
A
kuntansi
keuangan
merupaka
n
media
informasi
yang
disusun
oleh
manajem
en selaku
pengelola
bisnis
untuk
kepenting
an publik
khususny
a investor
dan
kreditor.
Laporan
670
keuangan
memberi
kan
informasi
yang
disajikan
oleh
akuntansi
keuangan
dalam
rangka
menilai
kinerja
perusaha
an.
Informasi
yang
disajikan
pada
laporan
keuangan
ini
disusun
berdasark
an
671
standar
yang
sudah
ditetapka
n
dan
prinsipprinsip
yang
sudah
baku.
In
flasi
adalah
kenaikan
tingkat
harga
umum
atas
semua
barang
dan jasa
di dalam
suatu
perekono
mian.Tek
672
anan
inflasi
merupaka
n
suatu
peristiwa
moneter
yang
dapat
dijumpai
pada
hampir
semua
negaranegara di
dunia
yang
sedang
melaksan
akan
proses
pembang
unan.
Sebagai
negara
berkemba
673
ng
yang
masih
terus
menjalan
kan
pembang
unan,
Indonesia
mengala
mi inflasi
dari
tahun ke
tahun.
B
anyak
study
mengenai
inflasi di
negaranegara
berkemba
ng,
menunju
kan
bahwa
674
inflasi
bukan
sematamata
merupaka
n
fenomena
moneter,
tetapi
juga
merupaka
n
fenomena
struktural
atau cost
push
inflation.
Hal
ini
disebabk
an karena
struktur
ekonomi
negaranegara
berkemba
675
ng
pada
umumny
a
yang
masih
bercorak
agraris.
Sehingga
,
goncanga
n
ekonomi
yang
bersumbe
r
dari
dalam
negeri,
misalnya
gagal
panen
(akibat
faktor
eksternal
pergantia
n musim
yang
676
terlalu
cepat,
bencana
alam, dan
sebagain
ya), atau
hal-hal
yang
memiliki
kaitan
dengan
hubungan
luar
negeri,
misalnya
memburu
knya
term
of
trade,
utang
luar
negeri
dan kurs
valuta
asing,
677
dapat
menimbu
lkan
fluktuasi
harga di
pasar
domestik.
P
engukura
n
yang
selama
ini
digunaka
n
dalam
akuntansi
adalah
metode
Historical
Cost.
Historical
Cost
adalah
menurut
pendapat
ini
cost
678
principle
atau
disebut
juga
acquisitio
n
cost
adalah
dasar
penilaian
yang
tepat
untuk
mencatat
perolehan
barang ,
jasa
biaya
harga
pokok,
dan
ekuitas.
Dengan
perkataan
lain,
setiap
679
perkiraan
dinilai
berdasark
an harga
pertukara
nnya
pada
tanggal
perolehan
(Sofyan
Syafri
Harahap:
2011).
M
etode
historical
cost
ini
menunju
kkan
bahwa
laporan
keuangan
bersifat
historis,y
aitu
680
merupaka
n laporan
keuangan
atas
kejadian
yang telat
lewat.
Akuntans
i
juga
disusun
berdasark
an
prinsip
unit
moneter,
hal
ini
berarti
akuntansi
hanya
memberi
kan data
kuantitati
f
dan
moneter.
Akuntans
681
hanya
memberi
kan data
yang
sifatnya
material.
Sedangka
n inflasi
yang
terjadi
merupaka
n
suatu
kejadian
yang
akan
datang,
yang
di
pengaruh
i
dari
kejadian
sebelumn
ya.
In
flasi yang
terjadi di
682
suatu
negara
akan
membaw
a dampak
terhadap
laporan
keuangan
yang
disajikan
karena
informasi
yang ada
menjadi
tidak
relevan
dan tidak
sesuai
dengan
keadaan
pasar
yang
sesunggu
hnya.
Serta
683
prinsip
stable
monetary
unit yaitu
kesatuan
moneter
dianggap
stabil.
Hal
ini
tidak
berlaku
pada
kenyataa
nnya
karena
kita
ketahui
bahwa
dimana
saja
di
dunia ini
tingkat
inflasi
nya akan
berubah.
684
Di
Indonesia
pada
tahun
1956
tingkat
inflasi
tertinggi
sampai
650%,
pada
tahun
1999 saja
tingkat
inflasinya
mencapai
9,35%.
(Sofyan
Syafri
Harahap:
2011)
P
ermasala
hanpermasal
685
ahan
inilah,
yang
memicu
banyakny
a
kritik
terhadap
kegunaan
laporan
keungan
sebagai
pemberi
informasi
khusunya
pada
masa
inflasi.
Pada saat
inflasi,
informasi
informasi
yang
disajiakn
pada
686
laporan
keuangan
hanya
sia-sia
saja
karena
informasi
yang
disajikan
tidak
sesuai
dengan
apa yang
ada pada
kenyataa
nnya. Hal
ini
juga
yang
memicu
munculn
ya
akuntansi
inflasi.
A
kuntansi
687
inflasi
adalah
akuntansi
yang
berupaya
untuk
menyusu
n laporan
keuangan
yang
memuat
dampak
dari
inflasi
atau
penuruna
n
nilai
beli uang
pada
laporan
keuangan
sehingga
laporan
keuangan
menunju
688
kkan
satuan
mata
uang
pada
tingkat
harga
yang
berlaku
saat
itu
bukan
lagi harga
historis.
Pengerti
an
Inflasi
dan
Tingkata
n Inflasi
D
alam
ilmu
ekonomi,
inflasi
689
adalah
suatu
proses
meningka
tnya
hargaharga
secara
umum
dan
terusmenerus
(kontinu)
berkaitan
dengan
mekanis
me pasar
yang
dapat
disebabk
an
oleh
berbagai
faktor,
antara
lain,
690
konsumsi
masyarak
at
yang
meningka
t,
berlebihn
ya
likuiditas
di
pasar
yang
memicu
konsumsi
atau
bahkan
spekulasi
, sampai
termasuk
juga
akibat
adanya
ketidakla
ncaran
distribusi
barang.
M
691
enurut
para
pakar
beberapa
pengertia
n
mengenai
inflasi:
1. Menur
ut
Nopiri
n
(1987:
25)
adalah
`Prose
s
kenaik
an
hargaharga
umum
barang
barang
692
secara
terus
mener
us
selam
a
peride
tertent
u.
2. Menur
ut
Samue
lson
dan
Nordh
aus
(1998:
578603)
Inflasi
dinyat
akan
sebaga
i
kenaik
693
an
harga
secara
umum
.
Jadi
tingkat
inflasi
adalah
tingkat
perubaha
n
harga
secara
umum
yang
dapat
dinyataka
n dengan
rumus
sebagai
berikut:
Rate of
inflation
(year t) =
Price
694
level
(year t)price
level
(year tl) :Price
level
(year t-l)
Kondisi
inflasi
menurut
Samuelso
n
(1998:58
1),
berdasark
an
sifatnya
inflasi
dibagi
menjadi
tiga
bagian
yaitu:
695
a.
Merayap
{Creepin
g
Inflation
)
Laju
inflasi
yang
rendah
(kuran
g dari
10%
pertah
un),
kenaik
an
harga
berjala
n
lambat
denga
n
persen
696
tase
yang
kecil
serta
dalam
jangka
waktu
yang
relatif
lama.
b. Inflas
i
mene
ngah
{Gall
oping
Inflat
ion)
Ditand
ai
denga
n
kenaik
an
harga
697
yang
cukup
besar
dan
kadan
gkadan
g
berjala
n
dalam
waktu
yang
relatif
pende
k serta
memp
unyai
sifat
aksele
rasi
yang
arriny
a
harga698
harga
mingg
u/bula
n
ini
lebih
tinggi
dari
mingg
u/bula
n lalu
dan
seteru
snya.
c. Inflas
i
Ting
gi
{Hyp
er
Inflat
ion)
Inflasi
yang
paling
parah
699
denga
n
dtanda
i
denga
n
kenaik
an
harga
sampa
i
atau 6
kali
dan
nilai
uang
meros
ot
denga
n
tajam.
Biasan
ya
keada
an ini
700
timbul
apabil
a
pemer
intah
menga
lami
defisit
anggar
an
belanj
a.
Metode
Penguku
ran
Inflasi
Suatu
kenaiikan
harga
dalam
inflasi
dapat
diukur
dengan
701
menggun
akan
indeks
harga.
Ada
beberapa
indeks
harga
yang
dapat
digunaka
n
untuk
menguku
r
laju
inflasi
(Nopirin,
1987:25)
antara
lain:
a)
Consum
erPriceI
ndex
(CPI)
Indeks
702
yang
digunaka
n
untuk
menguku
r
biaya
atau
pengeluar
an rumah
tangga
dalam
membeli
sejumlah
barang
bagi
keperluan
kebuthan
hidup:
CPI=
(Cost of
marketba
sket
ingiven
year :
Cost of
marketba
703
sket in
base
year) x
100%
b)
Produse
n
PriceInd
ex
dikenal
dengan
Whosale
Price
Index
Index
yang
menitikb
eratkan
pada
perdagan
gan besar
seperti
harga
bahan
704
mentah
(raw
material),
bahan
baku atau
barang
setengah
jadi.
Indeks
PPI
ini
sejalan
dengan
indeks
CPI.
c)
GNP
Deflator
GNP
deflator
ini
merupaka
n
jenis
indeks
yang
berbeda
705
dengan
indeks
CPI dan
PPI,
dimana
indeks ini
mencang
kup
jumlah
barang
dan jasa
yang
termasuk
dalam
hitungan
GNP,
sehingga
jumlahny
a
lebih
banyak
dibandin
g dengan
kedua
indeks
diatas:
706
GNP
Deflator
= (GNP
Nominal
: GNP
Riil) x
100%
Faktor faktor
yang
mempen
garuhi
Inflasi
Menurut
Samuelso
n
dan
Nordhaus
(1998:58
7),
ada
beberapa
faktor
yang
menyeba
bkan
707
timbulny
a inflasi:
a.
Demand
Pull
Inflation
Timbul
apabila
perminta
an
agregat
meningka
t
lebih
cepat
dibandin
gkan
dengan
potensi
produktif
perekono
mian,
menarik
harga ke
atas
untuk
708
menyeim
bangkan
penawara
n
dan
pennintaa
n agregat.
b.
Cost
Push
Inflation
or
Supply
Shock
Inflation
Inflasi
yang
diakibatk
an
oleh
peningkat
an biaya
selama
periode
pengangg
uran
tinggi
709
dan
pengguna
an
sumber
daya
yang
kurang
efektif.
Sedangka
n faktorfaktor
yang
menyeba
bkan
timbulny
a
inflasi
tidak
hanya
dipengar
uhi oleh
Demand
Pull
Inflation
dan Cost
710
Push
Inflation
tetapi
juga
dipengar
uhi oleh :
a) Dome
stic
Inflati
on
Tingk
at
inflasi
yang
terjadi
karena
diseba
bkan
oleh
kenaik
an
harga
barang
secara
umum
711
di
dalam
negeri.
b) Impor
ted
Inflati
on
Tingkat
inflasi
yang
terjadi
karena
diseba
bkan
oleh
kenaik
an
hargaharga
barang
Akuntan
si Inflasi
Metode
yang
digunaka
n
dalam
712
akuntansi
inflasi
sama
dengan
metode
penentua
n
laba.
Penekana
n
penentua
n
laba
adalah
pada nilai
laba yang
lebih
relevan
yang
digambar
kan oleh
laporan
keuangan
,
sedangka
n inflasi
nilai
713
semua
item
yang
terdapat
dalam
laporan
keuangan
.
Dalam
menyusu
n laporan
keuangan
pada
masa
inflasi
juga
diperluka
n
metodemetode.
Menurut
Johnson,
metode
pengukur
an aktiva
dan
714
kewajiba
n
dapat
dibagi :
1. The
Entry
Value
Syste
m
dari
harga
umu
m
yang
terdir
i
dari :
a.
Histor
ical
cost
b.
Gener
al
price
level
715
c.
Repla
cemen
t cost
d.
Repro
ductio
n cost
The Exit
Value
System
harga
pasar
atau
current
market
value
yang
terdiri
dari :
a. net
realiz
able
value
b.
716
selling
price
c.
expect
ed
value
Pada
akuntansi
inflasi
,metode
metode
di
atas
digunaka
n
dalam
menyusu
n laporan
keuangan
pada saat
inflasi
adalah :
a.
General
Price
717
Livel
Keuntung
an
General
Price
Level
Adjustme
nt
(GPLA)
adalah :
1. Dapat
menje
laska
n
penga
ruh
inflas
i pada
perus
ahaan
2. Meni
ngkat
kan
kegun
aan
718
perba
nding
an
lapor
an
antar
perio
de
3. Mem
bantu
pema
kai
lapor
an
menil
ai
arus
kas di
masa
yang
akan
datan
g
secar
a
719
lebih
baik
4. Mem
perba
iki
tingk
at
keper
cayaa
n
rasio
lapor
an
keuan
gan
yang
dihitu
ng
dari
angka
angka
lapor
an
keuan
720
gan
yang
sudah
dises
uaika
n
Kelemah
annya
adalah :
1. Inflas
i
itu
terjad
i pada
baran
g
yang
berbe
da
dan
perus
ahaan
yang
berbe
da
721
jadi
tidak
bisa
disam
akan
2. GPL
A
tidak
berm
akna
bagi
perus
ahaan
3. Angk
a
yang
dises
uaika
n
tidak
meng
gamb
arkan
arus
kas
722
4. Rasio
itu
adala
h
indik
ator
menta
h
b.
Current
Cost
Accounti
ng
Menurut
Edgar
Edward
dan
Philip
Bell
(1961),
yang
dibutuhk
an
oleh
manajer
723
adalah
bagaiman
a mereka
mengalok
asiakan
sumbersumber
ekonomi
yang ada
untuk
memaksi
malkan
laba.
Manajer
biasanya
menghad
api
masalag
apakah
ingin
mempert
ahankan
suatu
aktiva
atau
724
utang
atau
menjual
atau
membaya
rnya dan
bagaiman
a
menggun
akan atau
mendanai
kegiatan
perusaha
an. Untuk
menjawa
b
ini
mereka
mengusul
kan
perhitung
an
business
profit,
yang
memliki
725
dua
kompone
n.
1.
Current
Operatin
g Profit
Laba
dari
curren
t
operat
ing
adalah
kelebi
han
nilai
sekara
ng
dari
barang
atau
jasa
yang
726
dijual
denga
n
harga
pokok
nya.
2.
Realizabl
e
Cost
Saving
( Holdin
g Gain)
Kenaikan
harga
pokok
dari suatu
aktiva
yang
masih
dilmiliki
sekarang
( dengan
harga
sekarang)
.
727
Beberapa
bentuk
Current
Cost :
a.
Replace
ment
Cost
nilai
yang
diukur
saat
ini
(current
cost)
untuk
mendapat
kan
aktiva
baru atau
menggant
inya
dengan
kapasitas
produksi
nya yang
728
sama.
Dalam
praktik
nilai
ganti ini
hanya
diterapka
n
pada
aktiva
nonmone
ter,
sepertiny
a
persediaa
n, aktiva
tetap.
Aktiva
tetap
disajiaka
n
menurut
nilai
gantinya,
nilai
bersih
729
setelah
digambar
kan nilai
yang
sudah
dipakai.
Penyusut
an
dihitung
berdasark
an
pada
nilai
ganti itu.
Pada
masa
inflasi
sering
terjadi
backlog
depreciati
on
atau
penyusut
an
yang
bersaldo
negatif.
730
Pada
masa
inflasi
nilai dari
replacem
et
value
ini lebih
besar dari
general
price
level.
Metode
ini
dikritik
dalam hal
:
S
u
bj
ek
ti
vi
ta
s
pe
731
ni
la
ia
n
at
au
ta
ks
ir
an
ha
rg
an
ya
se
hi
n
g
ga
an
g
ka
an
g
732
ka
ya
n
g
ti
m
b
ul
ti
da
k
di
da
sa
rk
an
pa
da
tr
an
sa
ks
i
ya
n
733
g
se
be
na
rn
ya
.
D
al
a
m
ha
l
ha
rg
a
su
at
u
ak
ti
va
m
en
ur
734
u
n
m
ak
a
pe
n
ur
u
na
n
it
u
ak
an
m
en
i
m
b
ul
ka
n
pe
m
735
be
ba
na
n
ke
la
ba
ru
gi
(
m
is
al
n
ya
pe
n
y
us
ut
an
da
n
ha
rg
736
a
p
o
k
o
k
pr
o
d
u
ks
i)
le
bi
h
re
n
da
h
da
ri
be
ba
n
pa
737
da
hi
st
or
ic
al
co
st.
A
k
hi
rn
ya
in
co
m
e
ak
an
le
bi
h
ti
n
g
738
gi
da
ri
hi
st
or
ic
al
co
st.
P
er
u
ba
ha
n
ha
rg
a
u
m
u
m
ti
da
739
k
te
rg
a
m
ba
r
da
la
m
m
et
o
de
re
pl
ac
e
m
en
t
co
st
in
i,
740
ka
re
na
ha
n
ya
u
nt
u
k
ak
ti
va
te
rt
en
tu
.
O
le
h
ka
re
na
n
741
ya
m
et
o
de
re
pl
ac
e
m
en
t
co
st
in
i
di
an
g
ga
p
b
u
ka
n
742
m
er
u
pa
ka
n
m
et
o
de
ak
u
nt
an
si
in
fl
as
i
S
u
ka
r
m
el
743
ak
u
ka
n
pe
rb
an
di
n
ga
n
an
ta
r
pe
ru
sa
ha
an
ya
n
g
sa
li
n
744
g
be
rb
ed
a.
Walaupu
n
ada
kritik ini,
sebagai
pihak
mengang
gap
bahwa
metode
ini paling
mudah
diterapka
n
dalam
akuntansi
inflasi.
b.
Reprodu
ction
cost
745
harga itu
diukur
berdasark
an harga
sekarang
jika
aktiva itu
dibuat
atau
diduplika
si seperti
barang
yang
dimiliki
itu tanpa
melihat
perubaha
n
teknologi
yang
mungkin
mempeng
aruhi
aktiva
yang
746
dibuat
itu.
Secara
umum
apa yang
berlaku
pada
metode
replacem
ent
cost
berlaku
juga pada
metode
reproduct
ion cost.
c.
Net
Realizabl
e Value
merupaka
n
harga
jual
dikurangi
taksiran
biaya
747
penjulan.
Pada
masa
inflasi
nilai dari
net
relizable
value ini
lebih
besar dari
replacem
ent
cost
karena
manajem
en
tidak
mungkin
menjual
barangny
a
tanpa
menghara
pkan laba
marjin
general
price
level.
748
Penyusut
an dalam
metode
ini
dihitung
berdasark
an
perbedaa
n
antara
harga jual
aktiva itu
pada
awal
dibandin
gkan
dengan
pada
akhir
periode.
d. selling
Price
Di
sini
nilai
yang
749
dipakai
adalah
harga jual
tanpa
dikurangi
biaya
penjualan
sehingga
laporan
keuangan
yang
disusun
menurut
selling
price ini
akan
lebih
besar
daripada
net
realizable
value dan
metode
lain yang
disebut
750
sebelumn
ya.
e.
Expected
Value
Metode
ini sangat
tergantun
g
pada
penghara
pan
seseorang
jadi bisa
lebih
besar
atau lebih
kecil
dibandin
g dengan
metode
lain
karena
expected
value ini
751
merupaka
n
gambaran
dari
present
value kas
di
masa
yang
akan
datang.
3.
Monetar
y
Non-
Monetar
y Items
Monetary
Item
adalah
aktiva
atau
kewajiba
n
yang
dinilai
atau
752
disajikan
dalam
unit uang
yang
tetap
misalnya
kas,
piutang,
hutang
atau
kewajiba
n lainnya
yang
angka
dan
jumlah
nilai
uangnya
yang
tetap
itulah
yang
akan
ditagih,
dibayar
753
di
masa
yang
akan
datang
tanpa ada
perubaha
n.
Nilai
ini adalah
nilai
historis
dan nanti
nilai net
realizable
valuenyalah
yang
akan
direalisas
i. Karena
nilainya
itu
juga
menggam
barkan
nilai
sekarang
754
(current
value)
untuk
aktiva
jenis
ini
tidak
perlu
disesuaik
an
kecuali
untuk
mengetah
ui present
value
dari nilai
yang
diharapka
n ditagih
(expected
value) di
masa
yang
akan
datang.
Contohny
755
deposito ,
valuta
asing
atau
klaim
valuta
asing,
dan alinlain.
Nonmonetary
items
adalah
nilai
dimana
jumlah
uangnya
tidak
ditetapka
n
menurut
kontrak
perjanjia
n. Dalam
756
metode
historical
cost
ini
digambar
kan
sebagai
old
cost
bukan
nilai
sekarang.
Misalnya
aktiva
tetap,laha
n. Dalam
metode
current
value
harga
baru
itu
yang
dicoba
digambar
kan
dengan
harga
757
sekarang.
contohny
a adalah
biaya
dibayar
dimuka.
4. Model
Akuntan
si
Ada
delapan
model
akuntansi
dalam
penilaian
aktiva
dan
penentua
n
laba
yaitu:
1.
penguku
ran
menurut
758
unit
uang :
a.
Historical
Cost
Accounti
ng
b.
Replace
ment
Cost
Accounti
ng
c. Net
Realizabl
e
Value
Accounti
ng
d.
Present
Value
Accounti
ng
2.
Penguku
759
ran
menurut
Uint
Tenaga
Beli
(GPL)
a.
GPL
Histor
ical
Cost
Accou
nting
b.
GPL
Repla
cemen
t Cost
Accou
nting
c.
GPL
Net
Realiz
able
760
Value
Accou
nting
d.
GPL
Presen
t
Value
Accou
nting
Namun
yang
akan
dibahas
pada
paper ini
hanya
tiga
model
akuntansi
saja,
yaitu :
a.
Historical
Cost
761
Accounti
ng
b.
Replace
ment
Cost
Accounti
ng
c.
Net
Realizabl
e
Value
Accounti
ng
1.
Atribut
yang
akan
dinilai
a. D
al
a
m
m
o
de
762
l
H
ist
or
ic
al
C
os
t
A
cc
o
u
nt
in
g,
A
tri
b
ut
ya
n
g
di
ni
763
la
i
ad
al
ah
ju
m
la
h
ua
n
g
at
au
ka
s
at
au
se
je
ni
sn
ya
ya
n
764
g
di
ba
ya
r
u
nt
u
k
m
en
da
pa
tk
an
ak
ti
va
at
au
m
e
m
ba
ya
765
r
se
ju
m
la
h
h
ut
an
g
ya
n
g
di
be
ba
n
ka
n
da
la
m
u
ni
t
766
ua
n
g
ya
n
g
ti
m
b
ul
da
ri
pe
ro
le
ha
n
ak
ti
va
it
u.
b. D
al
a
767
m
m
o
de
l
R
ep
la
ce
m
en
t
C
os
t
A
cc
o
u
nt
in
g,
at
ri
b
768
ut
ya
n
g
di
ba
ya
r
ad
al
ah
ua
n
g
ka
s
at
au
se
je
ni
sn
ya
ya
n
769
g
ak
an
di
ba
ya
r
u
nt
u
k
m
e
m
pe
ro
le
h
ak
ti
va
ya
n
g
sa
770
m
a
da
n
se
je
ni
s
sa
at
se
ka
ra
n
g
at
au
ju
m
la
h
h
ut
an
g
771
ya
n
g
ak
an
di
be
ba
n
ka
n
u
nt
u
k
m
e
m
pe
ro
la
h
ak
ti
va
772
te
rs
eb
ut
.
c. D
al
a
m
m
o
de
l
N
et
R
ea
li
za
bl
e,
at
ri
b
ut
773
ya
n
g
di
ni
la
i
ad
al
ah
ju
m
la
h
ua
n
g
ka
s
at
au
se
ji
ns
n
774
ya
ya
n
g
ak
an
di
pe
ro
le
h
de
n
ga
n
m
en
ju
al
ak
ti
va
se
ka
ra
775
n
g
at
au
ju
m
la
h
ua
n
g
ya
n
g
ha
ru
s
di
ba
ya
r
u
nt
u
k
776
m
en
eb
us
ke
w
aj
ib
an
it
u
se
ka
ra
n
g.
d. D
al
a
m
m
o
de
l
Pr
777
es
en
t
V
al
ue
at
au
C
ap
it
al
iz
ed
V
al
ue
,
at
ri
b
ut
ya
n
g
778
di
ni
la
i
ad
al
ah
ar
us
ka
s
m
as
u
k
be
rs
ih
ya
n
g
di
ha
ra
p
779
ka
n
ak
an
di
te
ri
m
a
da
ri
pe
n
g
g
u
na
an
ak
ti
va
at
au
ar
us
780
ka
s
ke
lu
ar
ne
t
ya
n
g
di
ha
ra
p
ka
n
ak
an
di
ba
ya
r
u
nt
u
781
k
m
e
m
ba
ya
r
ke
m
ba
li
h
ut
an
g.
Atribut
itu dapat
kita
golongka
n
dalam
tiga cara
sebagai
berikut :
F
o
782
k
us
pe
ni
la
ia
n
da
pa
t
be
ru
pa
m
as
a
la
lu
(h
ist
or
ic
al
co
st
783
),
m
as
a
ki
ni
(r
ep
la
ce
m
en
t
co
st
da
n
ne
t
re
al
iz
ab
le
va
784
lu
e)
,
da
n
m
as
a
ya
n
g
ak
an
da
ta
n
g
(p
re
se
nt
va
lu
e)
.
785
Je
ni
s
tr
an
sa
ks
i :
hi
st
or
ic
al
co
st
da
n
re
pl
ac
e
m
en
t
co
786
st
m
er
u
pa
ka
n
tr
an
sa
ks
i
pe
ro
le
ha
n
at
au
pe
m
be
ba
na
n
787
h
ut
an
g,
ne
t
re
al
iz
ab
le
va
lu
e
da
n
pr
es
en
t
va
lu
e
m
en
788
ya
n
g
k
ut
pe
nj
ua
la
n
as
et
da
n
pe
m
ba
ya
ra
n
h
ut
an
g.
Si
789
fa
t
ke
ja
di
an
a
w
al
n
ya
:
hi
st
or
ic
al
co
st
di
da
sa
rk
an
pa
790
da
ke
ja
di
an
ya
n
g
se
be
na
rn
ya
,
pr
es
en
t
va
lu
e
be
rd
as
ar
791
ka
n
ke
ja
di
an
ya
n
g
di
ha
ra
p
ka
n,
da
n
re
pl
ac
e
m
en
t
co
792
st
da
n
ne
t
re
al
iz
ab
le
va
lu
e
di
da
sa
rk
an
pa
da
ke
ja
di
an
ya
793
n
g
si
fa
tn
ya
hi
p
ot
es
is
(a
n
g
ga
pa
n)
.
Unit Of
Measure
Ada
dua jenis
unit
ukuran
yang
794
dipakai,
yaitu
sebagai
berikut :
Unit
Monet
er
(Uang
)
Dal
am
mode
l
ini
yang
menja
di
unit
pengu
kuran
adala
h unit
uang.
2.
Unit
Da
795
ya
Bel
i
(Pu
rch
asi
ng
Po
wer
)
Dal
am
mo
del
ini
yan
g
me
nja
di
alat
uku
r
ada
lah
796
day
a
beli
uan
gny
a
yan
g
tent
u
ber
bed
a
apa
bila
wa
ktu
nya
ber
bed
a.
3.
Penilaia
n
dan
Perbandi
797
ngan
terhadap
Model
Akuntan
si
Dalam
menila
i
dan
memb
anding
kan
model
penilai
an
akunta
nsi
terseb
ut,
model
Prese
nt
Value
sengaj
a tidak
diikut
798
kan
karena
bebera
pa
kelem
ahan
sebaga
i
beriku
t.
Sukar
nya
menak
sir
peneri
maan
kas di
masa
yang
akan
datang
.
Pemili
han
tingka
799
t
diskon
to
yang
sangat
bervar
iasi
Aloka
si
arbitre
r dari
taksor
an
arus
kas
dalam
menila
i aset
Aloka
si
arbitre
r dan
taksira
n arus
kas
800
dari
masin
gmasin
g
aktiva
secara
indivi
dual
Dalam
menilai
dan
memband
ingkan
modelmodel ini
maka
yang
menjadi
dasar
penilaian
adalah.
1. K
es
801
al
a
h
a
n
y
a
n
g
ti
m
b
ul
a
ki
b
at
m
as
al
a
h
w
a
kt
802
u
(ti
m
in
g
er
ro
r)
Ti
m
in
g
er
ro
r
ti
m
bu
l
ak
ib
at
pe
ru
ba
803
ha
n
ni
lai
ya
ng
te
rj
ad
i
da
la
m
su
at
u
pe
ri
od
e
te
rt
en
tu
,
804
tet
ap
i
di
ca
tat
,
di
pe
rh
it
un
gk
an
,
da
n
di
la
po
rk
an
pa
da
pe
805
ri
od
e
ya
ng
lai
n.
Y
an
g
se
ba
ik
ny
a
ad
al
ah
ba
h
w
a
se
tia
p
806
ke
ja
di
an
da
la
m
pe
ri
od
e
it
u
di
ca
tat
da
n
di
la
po
rk
an
se
su
807
ai
pa
da
pe
ri
od
e
it
u.
2. K
es
al
a
h
a
n
a
ki
b
at
al
at
u
k
u
808
r
(
m
ea
su
ri
n
g
u
ni
t
er
ro
rs
)
K
es
al
ah
an
ak
ib
at
al
at
809
uk
ur
in
i
te
rj
ad
i
ap
ab
ila
la
po
ra
n
ke
ua
ng
an
ti
da
k
di
sa
ji
810
ka
n
de
ng
an
m
en
gg
un
ak
an
da
n
m
e
m
pe
rti
m
ba
ng
ka
n
te
na
811
ga
be
li
da
ri
m
at
a
ua
ng
te
rs
eb
ut
.
Id
ea
ln
ya
te
na
ga
be
li
ua
812
ng
ha
ru
s
ik
ut
m
en
ja
di
ba
ha
n
pe
rti
m
ba
ng
an
da
la
m
m
en
yu
813
su
n
la
po
ra
n
ke
ua
ng
an
.
3. K
es
ul
it
a
n
d
al
a
m
p
e
n
af
814
si
ra
n
(i
nt
er
p
re
ta
bi
lit
y)
L
ap
or
an
ke
ua
ng
an
ha
ru
s
di
pa
815
ha
m
i
ta
np
a
sa
la
h
pe
ng
er
tia
n.
D
al
a
m
m
en
af
sir
ka
n
la
816
po
ra
n
ke
ua
ng
an
ki
ta
ha
ru
s
m
e
m
ah
a
m
i
m
as
al
ah
pe
ng
817
er
tia
n
da
n
pe
ng
gu
na
an
ya
.
D
en
ga
n
pe
rk
at
aa
n
lai
n,
ag
ar
818
m
od
el
ak
un
ta
ns
i
da
pa
t
di
pa
ha
m
i
m
ak
a
ki
ta
ha
ru
s
m
819
en
gg
un
ak
an
ru
m
us
:
J
i
k
a
,
m
a
k
820
a
t
a
u
(
i
f
.
t
h
821
e
m
)
.
D
e
n
g
a
n
r
u
m
u
s
i
n
i
m
a
k
a
822
p
a
r
a
p
e
m
b
a
c
a
l
a
p
o
i
r
a
n
k
e
u
823
a
n
g
a
n
a
k
a
n
m
e
m
a
h
a
m
i
a
r
t
i
s
e
824
r
t
a
k
e
g
u
n
a
a
n
y
a
.
A
k
u
n
t
a
n
s
i
m
825
e
m
i
l
i
k
i
a
l
a
t
u
k
u
r
y
a
n
g
m
e
n
g
826
h
a
s
i
l
k
a
n
u
k
u
r
a
n
t
e
r
t
e
n
t
u
,
827
m
i
s
a
l
n
y
a
m
o
d
e
l
a
k
u
n
t
a
n
s
i
y
a
828
n
g
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
u
n
i
t
s
e
b
a
g
a
829
i
a
l
a
t
u
k
u
r
b
e
r
a
r
t
i
h
a
s
i
l
n
y
a
830
a
d
a
l
a
h
b
a
h
w
a
i
t
u
d
i
n
y
a
t
a
831
k
a
n
d
a
l
a
m
j
u
m
l
a
h
r
u
p
i
a
h
(
832
N
u
m
b
e
r
o
f
D
o
l
l
a
r
s
N
O
D
)
.
D
833
e
m
i
k
i
a
n
j
u
g
a
j
i
k
a
k
i
t
a
g
u
834
n
a
k
a
n
k
o
n
s
e
p
H
i
s
t
o
r
i
c
a
l
C
o
835
s
t
d
e
n
g
a
n
u
k
u
r
a
n
t
e
n
a
g
a
b
836
e
l
i
u
m
u
m
,
a
k
a
n
t
e
t
a
p
m
e
n
g
h
837
a
s
i
l
k
a
n
j
u
m
l
a
h
r
u
p
i
a
h
(
N
u
838
m
b
e
r
o
f
D
o
l
l
a
r
s
)
.
S
e
m
e
n
t
a
r
a
839
i
t
u
,
a
p
a
b
i
l
a
k
o
n
s
e
p
C
u
r
r
e
840
n
t
V
a
l
u
e
y
a
n
g
d
i
u
k
u
r
d
e
n
g
a
841
t
e
n
a
g
a
b
e
l
i
u
m
u
m
,
a
k
a
n
m
e
842
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n
u
k
u
r
a
n
b
a
r
a
n
g
843
a
t
a
u
C
o
m
m
a
n
d
o
f
G
o
o
d
s
(
C
O
G
844
)
4. R
el
ev
a
ns
i
In
fo
r
m
as
i
ak
un
ta
ns
i
ha
ru
s
re
le
va
n
845
ar
ti
ny
a
ha
ru
s
be
r
m
an
fa
at
ba
gi
pe
m
ak
ai
ny
a
kh
us
us
ny
846
a
un
tu
k
di
gu
na
ka
n
da
la
m
pr
os
es
pe
ng
a
m
bi
la
n
ke
pu
tu
847
sa
n.
N
a
m
un
,
ka
re
na
m
od
el
ak
un
ta
ns
i
ya
ng
ad
a
m
as
ih
848
m
e
m
ili
ki
m
ak
na
ya
ng
m
as
ih
ka
bu
r
se
pe
rti
m
as
al
ah
N
O
849
D
da
n
C
O
G
ta
di
,
su
lit
ba
gi
pe
m
ba
ca
m
en
ja
di
ka
n
in
fo
850
r
m
as
i
ak
un
ta
ns
i
it
u
re
le
va
n
ta
np
a
m
en
gu
as
ai
il
m
851
u
ak
un
ta
ns
i
le
bi
h
m
en
da
la
m
.
Metode
Pengukur
an Harga
Wajar
(
Fair
Value )
Metode
pengukur
an harga
852
wajar
telah
berlaku
di
Amerika
sesuai
dengan
statement
NO. 157
tentang
Fair
Value
Measure
ment.
Stateme
nt
ini
mendifini
sikan fair
value
menentap
kan
kerangka
untuk
menguku
r
nilai
853
yang
wajar
(
fair
value)
sesuai
dengan
prinsip
akuntansi
yang
berterima
umum,
dan
memperl
uas
pengungk
apan
tentang
pengukur
na
fair
value.
Statemen
t
ini
diterapka
n
dalam
kerangka
854
dasar
akuntansi
yang
membutu
hkan atau
mengizin
kan
pengukur
an
fair
value.
Dewan
standar
sebelumn
ya
telah
memutus
kan
melalui
pengumu
man
bahwa
fair value
adalah
metode
pengukur
an
yang
855
relevan.
Oleh
karena
itu,
statement
ini tidak
meemerl
ukan
metode
pengukur
an
fair
vale yang
baru.
Namun,
untuk
sebagian
entitas
penerapa
n
fair
value ini
akan
menguba
h praktik
yang
berlaku
856
sekarang.
Ilustrasi
Beberap
a
Alternati
f Model
Akuntan
si
Untuk
memberi
kan
gambaran
yang
jelas
antara
beberapa
alternativ
e
model
akuntansi
ini
kita
misalkan
PT
Sipangko
Jaya
857
yang
didirikan
pada
tanggal
21 Maret
2005
akan
memasar
kan
produk
baru
yang
disebut
ESTIMA
.
Modal
berjumla
h
Rp
30.000,-,
utangnya
Rp
30.000,-,
dengan
bunga 10
%. Pada
tanggal 1
858
Januari
PT
Sipangko
Jaya
memulai
kegiatann
ya
dengan
membeli
6.000
unit
ESTIMA
dengan
harga Rp
10,-
per
unit.
Pada
tanggal 1
Mei
perusaha
an
menjual
5.000
unit
dengan
859
harga Rp
15,-
per
unit.
Sementar
a
itu,
perubaha
n tingkat
harga
selama
tahun
2005
adalah
sebagai
berikut:
Januari 1
Mei 1
Desember 1
Replacement Cost
10
12
13
15
17
100
130
156
Alternati
f dengan
Melihat
Sudut
860
Unit of
Money
Alternatif
yang kita
bahas
disini
adalah
menyang
kut
kesalahan
yang
timbul
karena
waktu.
Untuk
itu,
model
yang
akan kita
bahas
adalah:
1. H
ist
or
ic
861
al
C
os
t
A
cc
o
u
nt
in
g
2. R
ep
la
ce
m
en
t
C
os
t
A
cc
o
u
862
nt
in
g
3. N
et
R
ea
li
za
bl
e
V
al
ue
A
cc
o
u
nt
in
g
Laporan
Laba
Rugi
863
Laporan
laba rugi
untuk
ketiga
model itu
adalah
sebagai
berikut:
PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada
tanggal 31
Desember
2005
Historical
Replacem
ent
Net
Realizable
75.000
92.000
864
50.000
60.000
73.000
25.000
15.000
19.000
3.000
3.000
3.000
22.000
12.000
16.000
Realisasi holding gain and
loss sudah
termasuk
10.000
10.000
Holding gain and loss
yang tidak
dihitung
865
3.000
3.000
Tidak direalisasi
General Price level gain
tidak
dihitung
tidak
dihitung
tidak
dihitung
22.000
25.000
29.000
PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
31
Desembe
r 2005
Historical
Reolace
ment
Net
Realizabl
e
Value
Value
866
72.000
72.000
72.000
10.000
13.000
17.000
82.000
85.000
89.000
Utang & Modal
30.000
30.000
30.000
Modal Saham
30.000
867
30.000
30.000
Laba ditahan
22.000
22.000
22.000
Belum realisasi
3.000
7.000
Total laba ditahan
22.000
25.000
29.000
Total Modal Setor
52.000
55.000
59.000
Total Utang & Modal
868
82.000
85.000
89.000
Analisis
perbedaan
akibat
waktu
Total Laba
29.000
2.
Alter
natif
Denga
n
Meng
gunak
an
Model
Akunt
ansi
yang
Diuku
r
869
Denga
n Unit
Tenag
a Beli
Umu
m
Dalam
model ini
yang kita
bahas
adalah:
1. G
en
er
al
Pr
ic
e
L
ev
el
A
dj
us
te
870
d
H
ist
or
ic
al
A
cc
o
u
nt
in
g
2. G
en
er
al
Pr
ic
e
L
ev
el
A
dj
871
us
te
d
R
ep
la
ce
m
en
t
C
os
t
A
cc
o
u
nt
in
g
3. G
en
er
al
Pr
872
ic
e
L
ev
el
A
dj
us
te
d
N
et
R
ea
li
za
bl
e
V
al
ue
A
cc
o
u
873
nt
in
g
PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada
31
Desember
2005
PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
Menurut
General
Price
Level
Per 31
desembe
r 2005
Keterangan
Persediaan
Total Aktiva
874
Laba Ditahan:
Unrealized
Laba/Rugi GPL
Total Pasiva
Analisis
Tipe
Kesalaha
n
Masingmasing
Model
No Accounting Model
Historical-cost accounting
Replacement-cost
Net-realizable-value accounting
General Price-level-adjusted
replacement-cost accounting
MATE
RI
875
XIII
AKUN
TANSI
: ILMU
DAN
PARA
DIGM
A
Kompete
nsi dasar
a. Menj
elask
an
apa
yang
dima
ksud
denga
n
konse
p
parad
igma
b. Menj
elask
876
an
tentan
g
pende
katan
deskri
ptif
induk
tif
dalam
dalam
penyu
sunan
teori
akunt
ansi
dan
keyak
inan
nilai
dari
prakti
k
akunt
ansi
877
c. Menj
elask
an
tentan
g
altern
atif
siste
m
akunt
ansi
biay
histor
is
d. Menj
elask
an
hubu
ngan
pema
kaian
infor
masi
akunt
ansi
878
dan
infor
masi
akunt
ansi
yang
releva
n
denga
n
konse
p
pemb
uatan
keput
usan
akunt
ansi
Perubah
an
Re
vol
usi
one
879
r
Teo
ri,
da
n
Pa
rad
ig
ma
Pu
nct
uat
ed
Eq
uili
bri
um
Bagai
mana
ilmu
pengetah
uan
berubah?
Pertanyaa
n
ini
880
telah
menjadi
perdebata
n
cukup
lama.
Para
pengikut
Darwin
dengan
gagasann
ya
tentang
pertumbu
han
(increme
ntal)
menyatak
an bahwa
perubaha
n
kumulatif
masih
jauh dari
memadai
untuk
881
menjelas
kan
perubaha
n
dalam
bidang
ilmu dan
pertumbu
han
dalam
bidang
pengetah
uan.
Sejarawa
n
mengajuk
an
sebuah
gagasan
yang
berbeda
dari
evolusi
yang
dikenal
sebagai
882
punctuat
ed
equilibri
um:
sebuah
altematif
di antara
periode-p
eriode
yang
panjang
dengan
infrastruk
tur yang
stabil dan
meningka
tnya
penyesua
ian serta
peringkas
an
periode
revolusio
ner yang
bergolak
883
(Niles
Eldredge
dan
Stephen
Gould).
Pada
dasamya,
"garis
keturuna
n muncul
dalam
bentuk
equilibri
um
seperti
bentuk-b
entuk
terdahulu
dan
spesies
baru
muncul
dengan
tiba-tiba,
melalui
884
perubaha
n
yang
secara
tiba-tiba
menyela
(punctuation)
proses
yang ada
(seperti
dalam
model
Darwin seleksi
alam
yang
akan
menselek
si
kemampu
an varian
baru
tersebut)"
.
Untuk
885
masingmasing
teori,
punctuat
ed
equilibri
um
menawar
kan
tiga
kompone
n pokok
yaitu:
st
ru
kt
ur
ya
n
g
m
en
da
la
m
,
886
pe
ri
o
de
ke
se
i
m
ba
n
ga
n,
da
n
pe
ri
o
de
re
v
ol
us
io
ne
r.
887
http://ww
w.b
log
ger.
co
m/p
ostedit
.g?
blo
gID
=27
052
650
648
930
610
5&
pos
tID
=43
401
768
875
582
449
888
91
Teori
U
mu
m
Ku
hn
ten
tan
g
Re
vol
usi
Ilm
iah
T
eori
tentang
revolusi
pengetah
uan
menekan
kan pada
pengemb
889
angan
pengetah
uan
dan
motivasi
sejumlah
pengemb
angan
tersebut.
Usaha
Thomas
Kuhn
menekan
kan pada
pengemb
angan
pengetah
uan
dalam
bidang
sain
normal
tertentu.
Tesis
utama
revolusi
890
pengetah
uan
ini
berdasark
an
konsep
paradigm
a. Setelah
munculn
ya
sejumlah
kritik
tentang
perbedaa
n
dan
ketidak
konsisten
an
pemakaia
n
istilah
paradigm
a,
Kuhn
memperb
aikinya
dalam
bukunya
891
edisi
kedua:
D
alam
banyak
buku,
istilah
paradigm
a
digunaka
n
dalam
dua
pengertia
n
berbeda.
Di
satu
sisi,
paradigm
a
terdiri
dari
keseluruh
an
konstelas
i
keyakina
892
n,
nilai,
dan
teknik
yang
dibagikan
pada
anggota
suatu
komunita
s. Di sisi
lain,
paradigm
a
menunju
kkan satu
bentuk
elemen
dalam
konstelas
i,
yaitu
solusi
kongkrit
atas
kebingun
gan yang
893
dapat
dimanfaa
tkan
sebagai
model
atau
contoh,
dan dapat
menggant
ikan
aturan
yang ada
sebagai
suatu
dasar
solusi
bagi
kebingun
gan
berikutny
a
dalam
sain
normal.
Paradigm
894
a-paradig
ma
ini
tidak
selamany
a
mendomi
nasi.
Untuk
pertama
kali
dijumpai
adanya
sejumlah
anomali
(kelainan
/keganjila
n).
Anomali
ini tidak
dapat
diperbaik
i.
Suatu
periode
ketidak
nyamana
895
dan
krisis
terjadi
dengan
adanya
perselisih
an antara
pihak
yang
melihat
anomali
sebagai
suatu
contoh
pembandi
ng,
dan
pihak
lain yang
tidak
mengang
gapnya:
Sain
normal
berulang
kali
896
mengala
mi salah
langkah.
Saat
itu
terjadi-ya
itu
saat
profesi
tidak lagi
dapat
menghin
dari
anomali
sebagai
penyebab
tumbang
nya
tradisi
praktik
ilmu
pengetah
uan yang
ada-maka
penyelidi
kan
tambahan
897
dimulai
untuk
mengajak
para
anggota
profesi
agar
membuat
komitme
n
baru,
sebagai
dasar
yang
baru
untuk
praktik
ilmu
pengetah
uan.
K
risis
berlanjut
dengan
munculn
ya
898
sekumpul
an
alternatif
ide
dan
identifika
si cabang
pemikira
n
baru.
Apa yang
sesunggu
hnya
terjadi
selama
periode
krisis,
tidak
banyak
yang
tahu.
H.Gilma
n
McCann
mengusul
kan
tingkat
899
karakteris
tik
teoretis
dan
kuantitati
f
dari
tugas-tug
as
yang
berhubun
gan
dengan
periode
awal dan
akhir
dr
sain
normal:
o
Tingk
at
usaha
teoret
is
akan
meni
ngkat
900
selam
a
penge
mban
gan
revol
usi.
Penin
gkata
n ini
terdiri
dari;
nai
dia
o
Perges
eran
ke
paradi
gma
901
baru
akan
segera
muncu
l dari
sejuml
ah
tulisan
teoreti
k
diband
ingkan
tulisan
yang
lain.
o
Tingk
at
usaha
kuanti
tatif
akan
menin
gkat
selam
902
a
penge
mbang
an
revolu
si.
Penin
gkatan
ini
terdiri
dari
o
Perges
eran
ke
paradi
gma
baru
akan
903
segera
muncu
l dari
sejuml
ah
tulisan
kuanti
tatif
diband
ingkan
tulisan
yang
lain.
o
Penin
gkatan
usaha
kuanfi
tatif
akan
sangat
ditega
skan
di
antara
904
tulisan
teoreti
k.
o
Akan
terjadi
pening
katan
jml
penuli
s
selam
a
penge
mbang
an
revolu
si.
Akan
terjadi
pening
katan
produ
ktivita
s
penuli
905
s
selam
a
penge
mbangan
revolu
si.
o
Perges
eran
ke
paradi
gma
baru
akan
segera
muncu
l dari
sejumi
ah
tulisan
penuli
s
muda
906
daripa
da
penuli
s yang
lebih
tua.
o
Pendu
kung
paradi
gma
baru
umum
nya
lebih
muda
daripa
da
pendu
kung
paradi
gma
lama.
o
Akan
ada
907
sejuml
ah
tulisan
yang
bersifa
t
netral.
o
Porsi
pengh
arpan
terhad
ap
penuli
s yang
mendu
kung
paradi
gma
baru
akan
menin
gkat
selam
a
revolu
908
si.
Seluruh
hukum
dan
proposisi
merupaka
n subjek
kesaksian
empirk.
Penolaka
n
suatu
paradigm
a
terhadap
paradigm
a
lain
bagaiman
apun
tidak
berdasark
an
eksklusifi
tas bukti
empirik.
Faktor-fa
909
ktor yang
tidak
logik
termasuk
pandanga
n
metafisik
,
keduduka
n
filosofik,
etnosentri
sme,
nasionali
sme, dan
karakter
sosial
dari
komunita
s ilmiah,
mungkin
menjadi
beban
keputusa
n.
910
Pengakua
n
paradigm
a
oleh
para
pendukun
gnya
yang
lebih dari
sekadar
uang atau
kekuasaa
n,
akan
menjadi
faktor
pendoron
g
bagi
para
peneliti
maupun
komunita
s
ilmiah
tertentu.
Intinya,
para
911
peneliti
akan
menukar
kan
pengakua
n
sosial
terhadap
informasi
.
Walaupu
n
sulit
untuk
sependap
at bahwa
pengakua
n
merupaka
n
motivasi
utama
bagi
penelitian
dalam
setiap
bidang
912
ilmu,
namun
ada
argumen
menarik
bahwa
dorongan
utama
penelitian
adalah
kepuasan
yang
diperoleh
apabila
melakuka
n
sesuatuny
a dengan
baik.
Namun
demikian
,
kecurigaa
n tentang
kebenara
913
n secara
psikologi
s
menyeli
muti
proses
pengakua
n
dalam
ilmu
pengetah
uan.
Setiap
pengharg
aan yang
bersifat
intrinsik
seperti
popularit
as, uang,
posisi,
secara
moral
bersifat
mendua
dan
914
berpotens
i
untuk
merusak
nilai
kepuasan
secara
alami:
seperti
reward
berbentu
k
pemberia
n
hukuman
,
akan
menggant
ikan
keduduka
n
motivasi
yang
sesunggu
hnya:
perhatian
terhadap
915
pengakua
n
akan
menggant
ikan
perhatian
terhadap
keunggul
an
pengetah
uan.
PANDA
NG
AN
RIT
ZER
TEN
TAN
G
BER
BA
GAI
PAR
ADI
GM
916
A
Fokus
perhatika
n
teori
revolusi
pengetah
uan
adalah
pendefini
sian yang
tepat
tentang
konsep
paradigm
a.
Kuhn
menggun
akan
istilah
tersebut
secara
salah dan
tidak
konsisten
. Definisi
paling
917
mendekat
i
yang
tersaji
pada
bagian
akhir
bukunya
edisi
kedua
juga tetap
tidak
jelas.
Definisi
tersebut
tidak
mengura
ngi kritik
utama
terhadap
perubaha
n
pandanga
n Kuhn,
dari
pandanga
918
n bahwa
kemuncul
an
dan
kegagala
n
suatu
paradigm
a
merupaka
n
akibat
faktor
politik,
ke
pandanga
n
baru
bahwa
suatu
paradigm
a
lebih
unggul
dari
pandanga
n lainnya
dengan
suatu
alasan,
919
meliputi
"keakurat
an,
cakupan,
kemudah
an,
manfaat,
dan
kesamaan
nya".
Kompone
n
dasar
suatu
paradigm
a
menurut
definisi
Ritzer
adalah:
1.
Co
nto
h
(ex
em
920
pla
r),
ata
u
pot
ong
an
akfi
vita
s
yan
g
ber
fun
gsi
seb
aga
i
mo
del
bag
i
indi
vid
u
921
yan
g
bek
eda
me
ngg
una
kan
sua
tu
par
adi
gm
a;
2.
ga
mb
ara
n
(im
age
s)
dari
pok
ok
922
per
soa
lan;
3.
teor
i-te
ori
(th
eor
ies)
;
dan
4.
met
ode
dan
inst
ru
me
n.
Saat nilai
prediksi
suatu
teori bagi
para
923
pengguna
nya
digunaka
n,
nilai
tersebut
tidak
semata-m
ata
menentuk
an
kesukses
an suatu
paradigm
a.
Disebabk
an biaya
kesalahan
dan
impleme
ntasinya
bervariasi
,
sejumlah
teori
tentang
924
fenomena
dapat
bertahan
secara
bersamaa
n
untuk
tujuan
prediktif.
Bagaima
napun,
hanya
satu
fenomena
yang
secara
umum
akan
dapat
diterima
para
teoritikus
.
Dalam
menerim
a
suatu
teori,
925
teoritikus
akan
dipengar
uhi oleh
pertimba
ngan
intuitif
dari
penjelasa
n
teori
suatu
fenomena
dan
jangkaua
n
suatu
fenomena
,
yang
dapat
menjelas
kan
dan
mempred
iksi
sebaik
manfaat
prediksi
926
bagi para
pengguna
.
PARADI
GM
A
DAL
AM
AK
UNT
ANS
I
Paradig
ma
An
tro
pol
ogi
kal
/
Ind
ukt
if
Gambar
927
an
Pokok
Masalah
Bagi
pengguna
paradigm
a
anthropo
logical/
inductive
,
pokok
persoalan
yang ada
adalah:
o
Pr
ak
ti
kpr
ak
ti
k
ak
u
nt
928
an
si
ya
n
g
ad
a,
da
n
o
Si
ka
p
m
an
aj
e
m
en
te
rh
ad
ap
pr
ak
ti
929
kpr
ak
ti
k
te
rs
eb
ut
.
Para
pendukun
g
pandanga
n
ini
berpenda
pat
bahwa
pada
umumny
a
teknik-te
knik
mungkin
diturunka
930
dan
dipertimb
angkan
dengan
berdasark
an
pengujian
terhadap
manfaatn
ya
atau
bahwa
manajem
en
memegan
g peranan
utama
dalam
menentuk
an
teknik-te
knik
yang
akan
diimplem
entasikan
931
.
Konseku
ensinya,
tujuan
penelitian
akuntansi
yang
berhubun
gan
dengan
paradigm
a
anthropo
logical/
inductive
adalah
untuk
memaha
mi,
menjelas
kan, dan
mempred
iksi
praktik-p
raktik
932
akuntansi
yang ada.
Contoh,
Ijiri
memanda
ng
misi
pendekat
an
paradigm
a
ini
sebagai
berikut:
Bentuk
penalaran
induktif
untuk
mempero
leh
tujuan
yang
secara
implisit
terkandu
ng dalam
perilaku
933
sistem
yang ada,
tidak
ditujukan
untuk
menjami
n
kelangsu
ngan
sistem
yang
sudah
ada.
Tujuan
sejumlah
pengujian
adalah
untuk
menyorot
i di mana
perubaha
n
diperluka
n dan di
mana
934
sebaikny
a
dilakukan
.
Perubaha
n
yang
disaranka
n
sejumlah
penelitian
memiliki
lebih
banyak
kesempat
an
yang
secara
aktual
dapat
diimplem
entasikan
.
Teori-teo
ri
Emp
935
at
teori
dapat
dipertimb
angkan
sebagai
bagian
dari
paradigm
a
anthropo
logikal/
inductif
o
In
fo
r
m
as
i
ek
o
n
o
m
is
M
936
o
de
l
an
al
iti
s/
ag
en
si
o
H
ip
ot
es
is
in
c
o
m
e
s
m
o
ot
hi
937
n
g/
e
a
m
in
g
s
m
a
n
a
g
e
m
e
nt
;
da
n
o
T
eo
ri
ak
u
938
nt
an
si
p
os
iti
f.
Metodemetode
Para
pengguna
paradigm
a
anthropo
logical/
inductive
cenderun
g
untuk
menggun
akan
salah satu
dari tiga
teknik
berikut
939
ini:
o
Teknikte
k
ni
k
ya
n
g
di
g
u
na
ka
n
da
la
m
pe
ne
lit
ia
n
in
c
940
o
m
e
s
m
o
ot
hi
n
g;
Teknikte
k
ni
k
ya
n
g
di
g
u
na
ka
n
941
da
la
m
pe
ne
lit
ia
n
e
a
m
in
g
s
m
a
n
a
g
e
m
e
nt
;
da
942
n
o
Teknikte
k
ni
k
ya
n
g
di
g
u
na
ka
n
da
la
m
pe
ne
lit
ia
n
te
or
943
i
p
os
iti
f.
Paradig
ma
True
Inco
me /
Ded
ukti
ve
Gambar
an
Pokok
Masalah
Siapa
saja yang
mengado
psi
paradigm
a
true- inco
944
me/deduc
tive,
pokok
persoalan
nya
adalah:
o
Penyu
sunan
teori
akunta
nsi
denga
n
mengg
unaka
n
dasar
logika,
alasan
norma
tif,
serta
konse
p yang
945
baku
dan
o
Konse
p
incom
e yang
ideal
berdas
arkan
sejuml
ah
metod
e lain
selain
metod
e historical
cost.
MacNeal
berpenda
pat
bahwa
konsep
income
946
yang
ideal
adalah
sebagai
berikut:
Ada satu
definisi
profit
yang
benar
dalam
istilah
akuntansi
.
Profit
merupaka
n
peningkat
an bersih
dalam
tingkat
kesejahte
raan.
"Loss"
merupaka
n
947
penuruna
n
bersih
dalam
tingkat
kesejahte
raan.
Definisidefinisi
tersebut
merupaka
n definisi
para
ekonom.
Definisi
ini
singkat
dan tepat,
jelas,
serta
dapat
diukur
secara
matemati
s.
Alexande
948
r,
berpenda
pat
tentang
konsep
income
yang
ideal,
menyatak
an:
Kita
harus
menemuk
an
apakah
income
ekonomi
k
yang
ideal
berbeda
dengan
income
akuntansi
hanya
dalam
949
tingkatan
bahwa
yang
ideal itu
sulit
dicapal,
atau
apakah
income
ekonomis
sudah
cukup
memadai
apabila
pengukur
annya
mudah
dilakukan
.
Teori-teo
ri
Teori
yang
muncul
950
dari
paradigm
a
true
income/
deductive
menyajik
an
altematif
terhadap
sistem
akuntansi
biaya
historis.
Secara
umum,
lima teori
atau
cabang
pemikira
n
dapat
diidentifi
kasi:
P
ri
c
951
ele
v
el
a
dj
u
st
e
d
(a
ta
u
c
u
rr
e
ntp
u
rc
h
a
si
952
n
gp
o
w
er
)
a
c
c
o
u
nt
in
g.
R
e
pl
a
c
e
m
e
nt953
c
o
st
a
c
c
o
u
nt
in
g.
D
e
p
ri
v
alv
al
u
e
a
c
954
c
o
u
nt
in
g
(L
ik
ui
da
si
).
C
o
nt
in
u
o
u
sl
y
c
o
nt
e
955
m
p
o
r
a
ry
(n
et-r
e
al
iz
a
bl
ev
al
u
e)
a
c
c
o
u
nt
956
in
g.
P
re
se
ntv
al
u
e
a
c
c
o
u
nt
in
g.
Masingmasing
teori
menyajik
an
altematif
957
metode
penilaian
assets
dan
penentua
n income
yang
dapat
mengatas
i
akuntansi
biaya
historis.
Metodemetode
Para
pengguna
paradigm
a
true- inco
me/deduc
tive
umumny
a
menggun
958
akan
alasan
analitis
untuk
membena
rkan
penyusun
an
teori
akuntansi
atau
untuk
mempert
ahankan
keunggul
an suatu
model
tertentu
dalam
penilaian
assets/pe
nentuan
income,
selain
akuntansi
biaya-hist
959
orik. Para
pendukun
g
paradigm
a
ini
umumny
a
mengawa
li tujuan
dan
postulat
lingkung
an
ke
metode
yang
spesifik.
Paradig
ma
De
cisi
onUs
efu
lne
960
ss /
Sec
isio
n Mo
del
Gambar
an
Pakok
Masalah
Bagi para
pengguna
paradigm
a
decisionusefulnes
s/
decisionmodel,
pokok
persoalan
dasamya
adalah
manfaat
informasi
961
akuntansi
dalam
model
keputusa
n.
Informasi
yang
relevan
dengan
model
atau
kriteria
keputusa
n
ditentuka
n
dan
diterapka
n dengan
memilih
altematif
akuntansi
terbaik.
Kemanfa
atan
dalam
962
model
keputusa
n
sama
dengan
model
keputusa
n
yang
relevan.
Sebagai
contoh,
Sterling
menyatak
an:
Apabila
suatu
properti
dapat
ditentuka
n
oleh
sebuah
model
pembuata
n
keputusa
n,
maka
963
pengukur
an
terhadap
properti
tersebut
dikatakan
relevan
(dengan
model
keputusa
n
tersebut).
Apabila
suatu
properti
tidak
dapat
ditentuka
n
oleh
sebuah
model
pembuata
n
keputusa
n,
maka
964
pengukur
an
terhadap
properti
tersebut
dikatakan
tidak
relevan
(dengan
model
keputusa
n
tersebut).
"
Teori-teo
ri
Dua
bentuk
teori
dapat
dimasukk
an
sebagai
bagian
965
paradigm
a
decisionusefulnes
s/
decisionmodel
yaitu;
B
en
tu
k
pe
rt
a
m
a
be
rh
u
b
u
n
ga
n
966
de
n
ga
n
pe
rb
ed
aa
n
be
nt
u
k
m
o
de
l
ke
p
ut
us
an
ya
n
g
967
be
rh
u
b
u
n
ga
n
de
n
ga
n
pe
m
b
ua
ta
n
ke
p
ut
us
an
bi
sn
968
is
(s
ep
er
ti
E
O
Q
,
P
E
R
T,
li
ne
ar
pr
o
gr
a
m
m
in
g,
pe
969
n
ga
n
g
ga
ra
n
m
o
da
l,
be
li
vs
se
w
a
be
li
[l
ea
se
],
m
e
970
m
b
ua
t
at
au
m
e
m
be
li
da
n
se
ba
ga
in
ya
).
In
fo
r
m
as
i
971
ya
n
g
di
pe
rl
u
ka
n
ol
eh
se
ba
gi
an
be
sa
r
m
o
de
l
in
i
de
972
n
ga
n
m
u
da
h
da
pa
t
di
te
nt
u
ka
n.
B
en
tu
k
ke
d
ua
be
rh
973
u
b
u
n
ga
n
de
n
ga
n
pe
rb
ed
aa
n
ke
ja
di
an
ek
o
n
o
m
is
974
ya
n
g
m
u
n
g
ki
n
da
pa
t
m
e
m
pe
n
ga
ru
hi
g
oi
n
g
c
975
o
n
c
e
m
(s
ep
er
ti
ke
ba
n
g
kr
ut
an
,
pe
n
ga
m
bi
lal
ih
976
an
,
m
er
ge
r,
pe
ri
n
g
ka
t
o
bl
ig
as
i,
da
n
se
ba
ga
in
ya
).
977
T
eo
ri
ya
n
g
m
en
g
h
u
b
u
n
g
ka
n
in
fo
r
m
as
i
ak
u
978
nt
an
si
de
n
ga
n
ke
ja
di
an-k
ej
ad
ia
n
te
rs
eb
ut
ba
n
ya
k
ya
979
n
g
ti
da
k
da
pa
t
di
ke
ta
h
ui
.
P
en
ge
m
ba
n
ga
n
se
ju
m
980
ia
h
te
or
i
m
er
u
pa
ka
n
tu
ju
an
ut
a
m
a
ak
ti
vi
ta
s
ts
b
981
da
la
m
pa
ra
di
g
m
a
d
e
ci
si
o
nu
se
fu
ln
es
s/
d
e
ci
si
982
o
nm
o
d
el
.
Metodemotode
Para
pengguna
paradigm
a
cenderun
g
untuk
tergantun
g
pada
teknik-te
knik
empirik
dalam
menentuk
an
kemampu
983
an
prediktif
dari
elemen-el
emen
informasi
yang
terpilih.
Pendekat
an
yang
umumny
a
digunaka
n
dalam
analisis
diskrimin
an untuk
mengelo
mpokkan
nya
dalam
satu
bentuk
kelompo
k
dari
984
sejumlah
kelompo
k
yang
ada
sebelumn
ya,
tergantun
g
pada
karakteris
tik
keuangan
perusaha
an secara
individua
l.
Paradig
ma
De
cisi
onUs
efu
lln
ess/
985
De
cisi
onMa
ker
/Ag
reg
atMa
rke
tBe
ha
vio
r
Gambar
an
Pokok
Masalah
Bagi para
pengguna
paradigm
a
decisionusefulnes
986
s/
decision
maker/
agregatmarket-b
ehavior,
pokok
masalah
sesunggu
hnya
adalah
respons
pasar
secara
keseluruh
an
terhadap
variabelvariabel
akuntansi
.
Para
penulis di
atas
sependap
at bahwa
987
manfaat
keputusa
n secara
umum
dalam
variabel
akuntansi
dapat
diperoleh
dari
perilaku
pasar
secara
keseluruh
an,
atau
seperti
yang
disajikan
oleh
Gonedes
dan
Dopuch,
hanya
pengaruh
prosedur
988
akuntansi
altematif
atau
spekulasi
yang
dapat
diniial
dari
perilaku
pasar
secara
keseluruh
an.
Menurut
Gonedes
dan
Dopuch,
pemiliha
n sistem
informasi
akuntansi
ditentuka
n
oleh
perilaku
pasar
989
secara
keseluruh
an.
Teori-teo
ri
Hubunga
n
antara
perilaku
pasar
secara
keseluruh
an
dengan
variabel
akuntansi
didasarka
n
pada
teori
efisiensi
pasar
modal.
Menurut
teori ini,
pasar
990
akan
dikatakan
efisien
jika;
ha
rg
a
pa
sa
r
m
en
ce
r
m
in
ka
n
se
ca
ra
pe
n
u
h
991
(f
ul
ly
re
fl
e
ct
)
se
lu
ru
h
in
fo
r
m
as
i
ya
n
g
te
rs
ed
ia
992
u
nt
u
k
u
m
u
m
,
da
n
dr
su
d
ut
i
m
pl
ik
as
in
ya
ba
h
w
993
a,
ha
rg
a
pa
sa
r
ti
da
k
bi
as
da
n
m
er
es
p
o
n
se
ca
ra
ce
pa
994
t
se
lu
ru
h
in
fo
r
m
as
i
ba
ru
.
Teori ini
secara
jelas
menyatak
an bahwa
umumny
a
dalam
kondisi
pasar
efisien,
abnorma
995
retum
yang
dapat
diperoleh
dari
pemanfaa
tan
informasi
yang
lebih luas
dalam
hubungan
nya
dengan
setiap
pola
perdagan
gan
adalah
nol.
Perubaha
n
dalam
kumpula
n
informasi
996
yang
tersedia
secara
otomatis
akan
menyeba
bkan
keseimba
ngan
harga
yang
baru.
Pada
kenyataa
nnya
teori
yang
menegas
kan
perilaku
pasar
meliputi:
th
e
ef
997
fi
ci
e
nt
m
a
rk
et
m
o
d
el
;
th
e
ef
fi
ci
e
nt
m
a
rk
et
h
998
y
p
ot
h
es
is
;
th
e
c
a
pi
ta
l
a
ss
et
p
ri
ci
n
g
m
o
d
999
el
;
th
e
a
r
bi
tr
a
g
e
p
ri
ci
n
g
th
e
o
ry
;
th
e
e
q
1000
ui
li
b
ri
u
m
th
e
o
ry
of
o
pt
io
n
p
ri
ci
n
g.
Metodemotode
Para
1001
pengguna
paradigm
a ini akan
mengikut
i metode:
th
e
m
a
rk
et
m
o
d
el
,
th
e
b
et
a
es
ti
m
at
1002
io
n
m
o
d
el
;
th
e
e
v
e
nt
st
u
d
y
m
et
h
o
d
ol
o
g
1003
y;
th
e
O
hl
s
o
n'
s
V
al
u
at
io
n
m
o
d
el
,.
"
th
e
p
ri
1004
c
e
le
v
el
b
al
a
n
c
e
s
h
e
et
e
v
al
u
at
io
n
m
o
d
1005
el
,
th
e
in
fo
r
m
at
io
n
c
o
nt
e
nt
of
e
a
m
in
g
s
m
o
1006
d
el
s,
th
e
m
o
d
el
s
of
th
e
re
la
ti
o
n
b
et
w
e
e
n
e
1007
a
m
in
g
s
a
n
d
re
tu
m
.
Paradig
ma
De
cisi
onUs
efu
lln
ess
/
De
cisi
1008
on
Ma
ker
/
Ind
ivi
du
al Us
er
Gambar
an
Pokok
Masalah
Bagi para
pengguna
paradigm
a
decisionusefullne
ss/
decisionmaker/
individua
l- user,
1009
pokok
masalahn
ya adalah
respon
pengguna
individu
terhadap
variabelvariabel
akuntansi
.
Para
pendukun
g
paradigm
a
ini
berpenda
pat
bahwa
secara
umum
manfaat
variabel
akuntansi
terhadap
pembuata
1010
n
keputusa
n
dapat
dilihat
dari
sudut
perilaku
manusia.
Dengan
kata lain,
akuntansi
dipandan
g sebagai
proses
keperilak
uan.
Tujuan
penelitian
akuntansi
keperilak
uan
adalah
untuk
memaha
mi,
1011
mengurai
kan, dan
mempred
iksi
perilaku
manusia
dalam
hubungan
nya
dengan
akuntansi
.
Paradigm
a
ini
berhubun
gan
dengan
kepenting
an
pengguna
akuntansi
secara
intemal,
prosedur
dan
1012
penilai
informasi
,
serta
masyarak
at umum
atau
perwakila
nnya.
Teori-teo
ri
Sebagian
besar
penelitian
yang
berhubun
gan
dengan
paradigm
a
decisionusefulnes
s/
decisionmaker/
1013
individua
l- user
tidak
dikaitkan
dengan
manfaatn
ya dalam
pembentu
kan teori
secara
jelas.
Secara
umum,
altematif
untuk
mengemb
angkan
teori
akuntansi
keperilak
uan yang
memadai
meminja
m,
dari
disiplin
1014
ilmu
yang lain.
Sebagian
besar
teori
tersebut
cukup
memadai
untuk
menjelas
kan
dan
mempred
iksi
perilaku
manusia
dalam
hubungan
nya
dengan
akuntansi
.
Teori-teo
ri
pinjaman
ini
di
1015
antaranya
:
re
la
ti
vi
s
m
e
k
o
g
ni
tif
(k
es
ad
ar
an
)
da
la
m
ak
u
1016
nt
an
si;
re
la
ti
vi
s
m
e
b
u
da
ya
da
la
m
ak
u
nt
an
si;
pe
n
ga
1017
ru
h
ke
pe
ril
ak
ua
n
da
ri
in
fo
r
m
as
i
ak
u
nt
an
si;
re
la
ti
vi
1018
s
m
e
li
n
g
ui
sti
k
da
la
m
ak
u
nt
an
si;
hi
p
ot
es
is
fi
ks
as
1019
i
fu
n
gs
io
na
l
da
n
fi
ks
as
i
da
ta
;
hi
p
ot
es
is
in
fo
r
m
1020
at
io
n
in
d
u
ct
a
n
c
e;
hi
p
ot
es
is
sl
a
c
k
or
ga
ni
sa
si
1021
o
na
l
da
n
pe
n
ga
n
g
ga
ra
n;
pe
n
de
ka
ta
n
k
o
nt
in
je
ns
1022
i
da
la
m
pe
n
y
us
u
na
n
si
st
e
m
ak
u
nt
an
si;
pe
n
ga
n
g
1023
ga
ra
n
pa
rti
si
pa
tif
da
n
ki
ne
rj
a;
m
o
de
l
pe
m
ro
se
sa
n
in
1024
fo
r
m
as
i
ya
n
g
be
rh
u
b
u
n
ga
n
de
n
ga
n
m
an
us
ia
;
1025
m
el
ip
ut
i:
th
e
le
n
s
m
o
d
el
,.
th
e
p
ro
b
a
bi
li
st
ic
1026
ju
d
g
m
e
nt
m
o
d
el
;
th
e
p
re
d
e
ci
s
o
n
al
b
e
h
1027
a
vi
o
r
al
m
o
d
el
;
th
e
c
o
g
ni
ti
v
e
st
yl
e
a
p
p
1028
ro
a
c
h.
Model-m
odel
Para
pengguna
paradigm
a
ini
cenderun
g
untuk
menggun
akan
seluruh
metode
yang
disukai
oleh para
ahli
keperilak
uan-tekni
k
pengamat
1029
an,
wawanca
ra,
dan
kuesioner
serta
eksperim
en
merupaka
n metode
yang
banyak
digunaka
n. Hal ini
juga
merupaka
n
awal
yang baik
untuk
suatu
proses
pengakua
n.
Paradig
ma
1030
Inf
or
ma
tio
n /
Ec
on
om
ics
Gambar
an
Pokok
Masalah
Pokok
masalah
yang
dihadapi
para
pengguna
paradigm
a
informati
on/
economic
s, adalah
1031
sebagai
berikut:
o
Informasi
merupaka
n
suatu
komodita
s
ekonomis
, dan
o
Peroleha
n
sejumlah
informasi
dalam
masalah
pemiliha
n
ekonomis
.
Nilai
informasi
dipandan
g
dari
1032
sudut
kriteria
cost- ben
efit
dalam
struktur
formal
teori
pembuata
n
keputusa
n
dan
teori
ekonomi.
Hal
ini
dinyataka
n dengan
cara
sebagai
berikut:
...
argumen
yang
mengatas
namakan
1033
accrual
accountin
g
mengacu
pada
dasar
pemikira
n bahwa
pe
la
p
or
an
in
c
o
m
e
be
rb
as
is
a
c
cr
1034
u
al
a
c
c
o
u
nt
in
g
m
en
ya
m
pa
ik
an
le
bi
h
ba
n
ya
k
in
1035
fo
r
m
as
i
da
ri
pa
da
si
st
e
m
ak
u
nt
an
si
ya
n
g
be
ro
ri
en
1036
ta
si
c
a
s
hfl
o
w,
a
c
cr
u
al
a
c
c
o
u
nt
in
g
m
er
u
1037
pa
ka
n
ca
ra
ya
n
g
pa
li
n
g
ef
isi
en
u
nt
u
k
m
en
ya
m
pa
ik
1038
an
in
fo
r
m
as
i
ta
m
ba
ha
n
in
i,
da
n
ak
ib
at-a
ki
ba
t
ya
n
1039
g
di
ti
m
b
ul
ka
n
n
ya
,
ni
la
i
ya
n
g
di
ha
sil
ka
n
ol
eh
in
1040
fo
r
m
as
i
ta
m
ba
ha
n
in
i
m
el
eb
ih
i
c
o
st
u
nt
u
k
m
1041
e
m
pr
o
d
u
ks
in
ya
.
Informasi
akuntansi
dievaluas
i
dalam
hubungan
nya
dengan
kemampu
an untuk
meningka
tkan
kualitas
pemiliha
n secara
optimal
1042
dalam
masalah
pemiliha
n
yang
harus
diselesaik
an
oleh
seorang
individu
atau
sejumlah
individu
dalam
sekelomp
ok
individu
yang
heterogen
. Seorang
individu
harus
memilih
di antara
sejumlah
tindakan
1043
yang juga
memiliki
probabilit
as
hasil
berbeda.
Asumsik
an secara
konsisten
bahwa
perilaku
pemiliha
n
yang
rasional
akan
diarahkan
oleh
expected
utility
hypothesi
s,
maka
tindakan
dengan
expected
payoff
(atau
1044
utility)
terbesar
akan
lebih
disukai
individu.
Dalam
kaitannya
dengan
hal
ini,
informasi
diperluka
n
untuk
revisi
probabilit
as
outcomes
sesunggu
hnya.
Jadi
individu
akan
mengaha
dapi dua
tahap
1045
proses:
ta
ha
p
pe
rt
a
m
a,
sa
at
si
st
e
m
in
fo
r
m
as
i
m
en
g
ha
1046
sil
ka
n
si
n
ya
lsi
n
ya
l
ya
n
g
be
rb
ed
a;
da
n
ta
ha
p
ke
d
1047
ua
,
sa
at
ke
ta
at
an
si
n
ya
l
m
en
g
ha
sil
ka
n
re
vi
si
pr
o
ba
1048
bi
lit
as
da
n
pe
m
ili
ha
n
k
o
n
di
si
de
n
ga
n
ti
n
da
ka
n
te
1049
rb
ai
k
Sistem
informasi
dengan
expected
utility
terbesar
lebih
disukai.
Informasi
yang
diperluka
n
dalam
analisis
revisi
probabilit
as secara
sistematis
(Bayesia
n-version
)
pada
giliranny
a
1050
memudah
kan
analisis
informasi
dengan
dasar
yang
bersifat
subjektif
yaitu
aturan
maksimal
isasi
expected
utility.
Teori-teo
ri
Paradigm
a
informati
on/econo
mic
memberi
kan
1051
gambaran
mendala
m
tentang
"theory
of
teams",
yang
dikemban
gkan oleh
Marschak
dan
Radner,
pada
teori
keputusa
n secara
statistik,
dan pada
teori
ekonomi
pemiliha
n.
Apa
yang
dihasilka
1052
n adalah
teori
normatif
dari
penilaian
informasi
untuk
analisis
sistematis
terhadap
altematifaltematif
informasi
.
Fokus
paradigm
a
informati
on/
economic
adalah
asumsi
ekonomi
tradisiona
l
yang
konsisten
1053
yaitu
perilaku
pemiliha
n
yang
rasional.
Metodemetode
Para
pengguna
paradigm
a
ini
umumny
a
memanfa
atkan
alasan
analitis
dengan
dasar
teori
keputusa
n secara
statistik
dan teori
1054
ekonomis
proses
pemiliha
n.
Pendekat
an
ini
memisah
kan
hubungan-hubunga
n
yang
bersifat
umum
dan
pengaruh
rencana
altematif,
kemudian
menerapk
an
Boyesian-revision
analysis
dan
kriteria
1055
cost- ben
efit untuk
menganal
isis
pertanyaa
n-pertany
aan
tentang
kebijakan
akuntansi
. Asumsi
utama
pendekat
an
ini
adalah
rasionalit
as.
ILMU
AK
UNT
ANS
I
Situasi
dalam
1056
penelitian
akuntansi
telah
meningka
t
secara
drastis
dalam
beberapa
tahun.
Tidak ada
gunanya
mengatak
an bahwa
situasi
telah
berubah
untuk
menduku
ng
agenda
penelitian
yang
dinamis,
seperti
adanya
1057
bukti
transform
asi
akuntansi
ke dalam
ilmu
yang
benar-be
nar
secara
penuh
diakui
sebagai
ilmu
normal
dengan
paradigm
a-paradig
ma
bersaing
yang
berusaha
menegak
kan
dominasi.
1058
Penelitia
n
akuntansi
didasarka
n
pada
sekumpul
an
asumsi
umum
tentang
ilmu dan
masyarak
at sosial,
dan telah
menghasi
lkan
perdebata
n
yang
sehat
tentang
bagaiman
a
memperk
aya
dan
mengemb
1059
angkan
pemaham
an
kita
tentang
praktik
akuntansi
.
Aliran
utama
penelitian
akuntansi
memanda
ng secara
sejajar
antara
ilmu
fisik,
sosial,
dan
akuntansi
,
justifikasi
dalam
proses
penghitu
ngan
1060
hypotheti
c- deducti
ve
dari
penjelasa
n secara
ilmiah
dan
perlunya
konfirma
si
terhadap
hipotesis
tersebut.
DEKON
TRU
KSI
Berbagai
tulisan
akuntansi
tentang
paradigm
a
atau
teori
akuntansi
1061
tertentu
menyatak
an bahwa
paradigm
a
dan
teori
tersebut
seharusn
ya
memiliki
hak-hak
istimewa
dibandin
gkan
bentuk-b
entuk
pengetah
uan atau
tulisan
akuntansi
lainnya.
Tulisan
tersebut
digunaka
n
untuk
1062
menjami
n
kewenan
gan
(hegemo
ny) suatu
paradigm
a
dan
kepenting
an
tertentu,
sebagai
pengham
bat
produksi
pengetah
uan
lainnya.
Dekonstr
uksi
dalam
penelitian
akuntansi
mengund
1063
ang
banyak
upaya
untuk
mengung
kap
asumsi
tersembu
nyi
dalam
tulisan
akuntansi
.
Diasumsi
kan
bahwa
seluruh
wacana
ilmiah
bidang
akuntansi
,
termasuk
uraian
historis,
1064
pada
dasamya
retoris.
Para
penganut
dekonstru
ksi
akuntansi
akan
mengkriti
k tulisan
akuntansi
melalui
berbagai
teknik
termasuk
demythol
ogizing,
deceinon
izing,
dephallic
izing,
atau
defaming
.
1065
1066