Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
Penguat operasional (Op Amp) didefinisikan sebagai suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memilki dua masukan
dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik,
penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif
(+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Simbol dari penguat
operasional :
penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain
sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL =
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial
Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya.
Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid = AVOL = Vo/(V1-V2) =
2.
3.
Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara
kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi
dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 k hingga 20 M,
Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran
untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0
detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
7.
Gambar2(b):DiagramSchematicSimbolOp-Amp.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 (b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input
inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan Vee) namun banyak juga
op-amp dibuat dengan single supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada
gambar 2 (b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai
idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol).
Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard
type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC
dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan
National Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari
teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp
lain.
Pembanding (Comparator)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk
pada input (+) dan input (-).
Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif dan jika
input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan
demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk
menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan
Vs.)
2. Penguat Pembalik (Inverting)
Penguat pembalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal
outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input.
dimana :
Zin = Rin karena V adalah bumi maya (virtual ground)
sebuah resistor dengan nilai :
ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini
mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
merupakan
penguat
sinyal
dengan
karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input.
Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat
operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik
ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi
masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi
dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.
Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak membalik diatas sama-sama
10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat diatas dapat dihitung secara
matematis sebagai berikut:
4.
Penguat Differensial
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan
dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar Rf/R1 untuk R1 =
R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
5.
7.
Integrator
Opamp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi,
misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu contohnya adalah rangkaian integrator. Rangkaian
dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya
(feedback) bukan resistor melainkan menggunakan capasitor C.
Mari kita coba menganalisa rangkaian ini. Prinsipnya sama dengan menganalisa rangkaian
op-amp inverting. Dengan menggunakan 2 aturan op-amp (golden rule) maka pada titik inverting
akan didapat hubungan matematis :
iin = (vin v-) / R = vin / R, dimana v- = 0 ... (1)
iout = -C d(vout v-) / dt = -C dvout/dt; v- = 0
iin = iout ; ... (2)
Maka jika disubtisusi, akan diperoleh persamaan :
iin = iout = vin / R = -C dvout/dt
atau dengan kata lain
Vout = -1/RC ( t0 tlvindt ) ... (3)
Dari sinilah nama rangkaian ini diambil, karena secara matematis tegangan keluaran
rangkaian ini merupakan fungsi integral dari tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya,
rangkaian yang demikian dinamakan juga rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling populer
menggunakan rangkaian integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang
berupa sinyal kotak.
Dengan analisa rangkaian integral serta notasi Fourier, dimana
f = 1/t dan = 2f ... (4)
penguatan integrator tersebut dapat disederhanakan dengan rumus
G() = -1/RC ... (5)
Sebenarnya rumus ini dapat diperoleh dengan cara lain, yaitu dengan mengingat rumus dasar
penguatan opamp inverting G = -R2/R1. Pada rangkaian integrator tersebut diketahui R1 = R dan
R2 = Zc = 1/C Dengan demikian dapat diperoleh penguatan integrator tersebut seperti persamaan
5 atau agar terlihat respons frekuensinya dapat juga ditulis dengan
G(f) = -1/2fRC ...(6)
Karena respons frekuensinya yang demikian, rangkain integrator ini merupakan dasar dari
low pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara matematis, penguatan akan semakin kecil
(meredam) jika frekuensi sinyal input semakin besar.
Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator mesti diparalel dengan sebuah resistor
dengan nilai misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang diinginkan. Ketika inputnya
berupa sinyal dc (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa saklar terbuka. Jika tanpa resistor
feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian umpanbalik op-amp menjadi
open loop (penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Nilai resistor
feedback sebesar 10R akan selalu menjamin output offset voltage (offset tegangan keluaran)
sebesar 10x sampai pada suatu frekuensi cutoff tertentu.
8.
Differensiator
Kalau komponen C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di depan, maka akan
diperoleh rangkaian differensiator. Dengan analisa yang sama seperti rangkaian integrator, akan
diperoleh persamaan penguatannya :
Vout = -RC dvin/dt ...(7)
Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran v outpada rangkaian ini adalah
differensiasi dari tegangan input vin. Contoh praktis dari hubungan matematis ini adalah jika
tegangan input berupa sinyal segitiga, maka outputnya akan mengahasilkan sinyal kotak.
Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting. Sehingga jika
berangkat dari rumus penguat inverting G = -R 2/R1dan pada rangkaian differensiator diketahui R 2 =
R dan R1 = Zc = 1/C maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat
differensiator
G() = -RC (8)
Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter), dimana besar
penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian, sistem seperti ini akan
menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat
dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang
nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai
frekuensi cutoff tertentu.
di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu. Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun
dari integrator dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena
harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Differensiator dapat juga dilihat sebagai
tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
DUA
Perhatikan, lazimnya op-amp, memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena
catunya demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap
bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh
pembebanan.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI = ~
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW = ~
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp
yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op
Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada
Gambar diatas. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan
membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan
pada masukan ini akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang
diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran
diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau
pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak
selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu.
terpakai semuanya.
Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum
yang bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan
seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya.
Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang
terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami
dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Gambar diatas menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp
lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam
perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.
Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC
sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan
kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level
(sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran impedansi
rendah.
*****
FUNGSI OP-AMP
Mode loop terbuka
Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan
op-amp hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam
keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan
penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar
dibawah ini.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum
catu.
Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh
tegangan internal pada op-amp. (Lihat Gambar skematik dari op amp 741 diatasdan
perhatikan komponen Q14, R9, R10, dan Q20).
Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan
(salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam
modus lup terbuka dengan catu ( 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara
-13,5 V sampai +13,5 V.
Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk
selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka
keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.
Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan
rangkaian detektor level.
Mode loop tertutup
Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian
dalam modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan
membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan
derau.
Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam
modus lup terbuka.
Mode penguatan terkontrol
Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam
rangkaian praktis. Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik
seperti pada dibawah ini, penguatan op-amp dapat diatur.
Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran. sama dengan tegangan
masukan dan Av, sama dengan + 1.
Berbagai tipe penguatan ini akan digunakan dalam rangkaian rangkaian dasar
selanjutnya dalam artikel ini untuk lebih memperjelas Anda akan fungsi-fungsi op-amp.
Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan
terhadap keluaran. Tegasnya, dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif
dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian
pula, jika masukan membalik lebih negatif dibandingkan dengan masukan tak
membalik, maka keluaran akan positif. Gambar di bawah ini menunjukkan fungsi yang
penting ini, dengan .masukan tak membalik dibumikan atau nol volt.
*******
Impedansi Keluaran
Idealnya, impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk setiap opamp. Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk kebanyakan
pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan dianggap
berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai
macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang
rendah op-amp akan berperan sebagai peranti penyesuai impedansi.
Arus Bias Masukan
Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga. besarnya, sehingga seharusnya tak
ada arus masukan. Namun, akan ada sedikit arus masukan, pada khususnya dalam
ordo pikoampere sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini dikenal sebagai
arus bias masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga
mempengaruhi keluaran. Pada umumnya makin rendah arus bias masukan, kian rendah
pula kelabilannya. Op-amp yang menggunakan transistor efek medan (FET) pada
masukan-masukannya memiliki arus bias masukan terendah.
Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali op-amp.
Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh
ini dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset,
inilah yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh temperatur akan mengganggu
setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya, akibatnya pada
keluaran akan terjadi kesalahan.
Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar rangkaian
internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran akan
diumpankan kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.
Tidak jarang orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah secara
internal maupun eksternal, tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini dengan jalan
menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.
Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum tegangan keluaran opamp. Laju ini dinyatakan sebagai:
Perubahan laju tegangan keluar
g =
Perubahan waktu
Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/(s, yang berarti tegangan
keluaran maksimum dapat berubah 0,5 V dalam I (s. Kapasitansi membatasi
kemampuan "pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah
diumpankan masukan, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap lagi,
kapasitor kompensasi frekuensi, entah internal maupun eksternal, menyebabkan
pembatasan kemampuan laju lantingan di dalam op amp
Pada frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi,
pembatasan-laju lantingan lebih sering terjadi. Laju lantingan adalah parameter
penampilan -sinyal besar. Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan satu. Opamp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih besar.
Tanggapan Frekuensi Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi.
Penguatan yang.diberikan pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar
8 menunjukkan kurva penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi. Dalam
modus lup terbuka, penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi.
Bila frekuensi naik 10 kali maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya. Titik breakover
terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Lazimnya lebar-jalur dinyatakan pada titik di
mana penguatan turun 70,7% dari skala maksimumnya. Karena itu, lebar-jalur lup
terbuka sekitar 10 Hz untuk contoh ini. Untungnya, op-amp biasanya memerlukan
umpan balik yang sifatnya degeneratif dalam rangkaian-rangkaian penguat. Umpan
balik inilah yang memperlebar jalur rangkaian. Untuk penguatan lup tertutup sebesar
100, lebar-jalur meningkat sampai kira-kira 100 kHz. Bila penguatan diturunkan
menjadi l0, lebar-jalur akan melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan satu terjadi
pada 1 MHz, titik ini disebut frekuensi penguatan satu. Frekuensi penguatan satu
merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan op-amp dinyatakan oleh pabriknya.
Perkalian Penguatan Lebar jalur Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth
product (GBP) sama saja dengan frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya
memberitahu kita akan frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan kita
menentukan lebar-jalur lebar-jalur frekuensi) pada suatu nilai penguatan yang
diketahui. Sebagai contoh lihat Gambar dibawah yang menunjukkan kurva tanggapan
frekuensi untuk op-amp yang dikompensasi frekuensi, seperti 741), bila Anda
mengalikan penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang
diperoleh akan sama dengan frekuensi penguatan satu:
penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan
sama dengan frekuensi penguatan satu:
1000000
= = 10 Khz
100
Derau
Sebagaimana rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau. Derau
luar dijangkitkan oleh peranti listrik atau berasal dari derau bawaan komponenkomponen elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang beroperasi dalam
daerah frekuensi dari 0,01 Hz sampai beberapa MHz.
Derau luar ini dapat ditindas asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal
opamp ditimbulkan oleh komponen-komponen internal, arus bias, dan juga drift.
Derau-derau ini ikut diperkuat oleh op-amp, sebagaimana halnya tegangan offset dan
tegangan sinyal. Penguatan derau dinyatakan dalam
penguatan derau = 1 + RF/Rin
Derau internal dapat diperkecil dengan menggunakan resistor masukan seri dan
resistor umpan bahk sekecil mungkin yang masih memenuhi persyaratan rangkaian.
Pemintasan resistor umpan balik dengan sebuah kapasitor kecil (3 pF) juga akan
menurunkan penguatan derau pada frekuensi-frekuensi tinggi.
Perbandingan Penolakan Modus Sekutu (CMAR = Common Mode Rejection
Ratio)
CMRR adalah suatu sifat yang bertalian dengan penguat diferensial. Bila tegangantegangan yang sama fasanya diumpankan ke dalam masukan-masukan penguat,
keluaran akan nol. Hanya perbedaan tegangan pada masukan yang akan menghasilkan
keluaran. Sebagai contoh, sinyal 1020 Hz diberikan pada masukan membalik op-amp,
seperti terlibat pada Gambar dibawah ini. Frekuensi yang sama diberikan pada
masukan tak membalik tapi fasanya berbeda 180 derajat.
Ini adalah sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau jalajala 60 Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa pada kedua masukannya dan menyatakan sinyal
modus sekutu. Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus sekutu 60 Hz ini
sambil menguatkan sinyal diferensial 1020 Hz.
Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinval diferensial sambil menindas sinyal
modus sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan ini
dinyatakan dalam :
Ad
CMRR =
Acm
Dengan Ad adalah penguatan diferensial dan & Acm adalah penguatan modus sekutu.
CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik tingkat
penolakannya.
Perlindungan Hubung Singkat
Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya terhubung
singkat ke bumi, +Vc atau -Vc, dari catu, kecuali bila dilengkapi perlindungan hubung
singkat. Transistor Q15 yang diperlihatkan dalam Gambar skema op amp 741 adalah
peranti pembatas arus yang memberikan perlindungan ini. Kebanyakan tipe op-amp
belakangan ini dilengkapi dengan pelindung hubung singkat semacam ini, namun tipetipe lama belum dilengkapi.
Pembatasan Listrik
Seperti juga peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala
listrik yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi
perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.
Catu daya V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada
peranti, termasuk catu positif dan negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang masih
aman yang dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian yang kontinyu
dalam selang waktu yang diberikan
Tegangan masukan diferensial. Tegangan masukan dalam batas aman yang boleh
diberikan di antara kedua masukan tanpa Tegangan masukan. Tegangan maksimumyang masih dapat diberikan di antara terminal-terminal masukan dan bumi. Besarnya
tegangan masukan ini tak boleh melampaui tegangan catu (biasanya 15 V).
Lama hubung singkat keluaran. Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap,
hubung singkat langsung dari terminal keluaran ke bumi atau ke terminal catu. lainnya.
Kisar temperatur pengoperasian. Daerah temperatur di mana opamp akan bekerja
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Peranti komersial bekerja pda 0 70oC,
peranti industri bekerja pada -25 85 o C, dan peranti militer bekerja pada -55
125o C.
Kisar temperatur penyimpanan. Batas-batas temperatur penyimpanan yang masih
aman, lazimnya -65 150o C. Temperatur kaki. Temperatur di mana peranti dapat
bertahan dalarn selang waktu tertentu. ketika proses penyolderan kaki-kaki terminal
sedang berlangsung. Tarif ini biasanya 300o C untuk selang waktu 10- - 60 detik.
COUPLING
Coupling dalam suatu rangkaian penguat dapat diartikan sebagai penghubung antara penguat dan
penguat berikutnya. Coupling pada penguat ini memengaruhi respon frekuensi dari penguat tersebut,
karena coupling akan membatasi tanggapan frekuensi pada daerah yang hanya bisa dilewatkan oleh
coupling tersebut. Coupling atau penghubung dalam suatu penguat dapat diletakan pada bagian input,
output dan di bagian penghubung antar penguat. Pada dasarnya coupling untuk penguat ada beberapa
jenis yaitu :
1.
2.
3.
4.
Direct Coupling
RC Coupling
Impendance Coupling
Transformer Coupling
Berikut adalah deskripsi dari beberapa tipe coupling pada penguat seperti disebutkan diatas :
Direct Coupling Metode direct coupling ini tidak menggunakan komponen untuk menghubungkan antar
penguat. Jadi dengan metode direct coupling output penguat pertama langsung dihubungkan ke input
penguat berikutnya. Gambar berikut menunjukan penggunaan metode direct coupling.
Rangkaian penguat diatas merupakan penguat 2 tingkat yang menggunakan metode direct coupling.
Coupling langsung (Direct Coupling) memberikan respon frekuensi yang baik, karena seluruh tanggapan
frekuensi pada penguat pertama akan diberikan ke penguat berikutnya secara langsung dan utuh.
Metode direct coupling ini mempunyai kelemahan pada pemberian tegangan sumber untuk penguat
berikutnya yang harus lebih tinggi dan penyesuaian impedansi antara output penguat pertama dan input
penguat berikutnya.
RC Coupling
Metode RC coupling menggunakan konfigurasi rangkaian RC untuk menghubungkan output penguat
dengan input penguat berikutnya. Rangkaian dasar metode RC coupling dapat dilihat pada gambar
berikut :
Pada rangkaian diatas metode RC coupling ditunjukan oleh konfigurasi R1,C1 dan R2. Fungsi R1
sebagai beban untuk penguat pertama. C1 berfungsi untuk menahan tegangan DC dari penguat pertama
dan untuk melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat verikutnya. R2 berfungsi sebagai
penetu impedansi input pada penguat kedua. Konfiguarasi ini dapat mengisolasi bias tegangan DC antar
penguat sehingga tidak saling mempengaruhi.
Metode RC coupling ini merupakan solusi dari masalah yang timbul dari direct coupling.
Metode RC coupling juga memiliki kelemahan pada respon frekuensi yang terbatas pada tanggapan
frekuensi rendah karena terdapat reaktansi (XC) yang dirumuskan sebagai berikut :
Dari formulasi diatas terlihat pengaruh nilai C terhadap respon frekuensi yang bisa dilewatkan, oleh
karena itu dalam penggunaa metode RC coupling ini perlu diperhatikan penentuan nilai C yang
digunakan karena nilai reaktansi (XC) ini akan mempengaruhi faktor pelemahan sinyal dan distorsi sinyal
bila tidak tepat nilainya.
Impedance Coupling
Coupling impedansi sangat mirip dengan kopling RC. Perbedaannya adalah penggunaan perangkat
impedansi (kumparan) untuk menggantikan resistor beban dari tahap pertama. Rangkaian dasar metode
impedance coupling dapat
dilihat pada gambar
berikut.
Rangkaian diatas menunjukan rangkaian impedance coupling yang dibagun dengan konfigurasi RLC L1,
C1 dan R1. L1 berfungsi sebgai beban penguat pertama, C1 berfunsi untuk menahan tegangan DC
penguat pertama dan melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat berikutnya. R1 berfungsi
sebagai impedansi input peguat kedua. Nilai L1 harus tinggi agar tidak membebani penguat pertama
pada frekuensi rendah. konfigurasi impedance coupling ini tidak cocok untuk penguat audio, karena
penguat audio bekerja pada frekuensi rendah. Fungsi C1 dan R1 sama dengan fungsi C1 dan R2 pada
RC coupling.
Transformer Coupling
Metode transformer coupling ini menggunakan sebuah trasformator sebagai coupling atau penghubung
antar penguat. Aplikasi dari rangkaian dengan coupling ini terdapat pada rangkaian IF suatu receiver.
Contoh penguat dengan metode transformer coupling dapat dilihat pada gambar berikut :
Rangkaian utama coupling transformer ini adalah T1 yang berfungsi untuk menghubungkan output
penguat pertama ke input penguat kedua. Tingkat efisiensi penggunaan metode transformer coupling ini
sangat tinggi karena bias tegangan antar penguat terpisah dan kesesuai impedansi antar penguat yang
baik.