Anda di halaman 1dari 12

Teknik Elektro

2012 Universitas
Hasanuddin

[AMPEREMETER]
Kelompok II
Muh. Rizki Hatsa (D411 12 272)
Frezy Susanto (D411 12 277)
Boy Dualembang (D411 12 281)
Hidayat Sardjum (D411 12 284)
Ahmad Fahri Thaha (D411 12 293)
Ninin Kurniati (D411 12 295)
Odilia Valentine (D411 12 296)

Kata Pengantar
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang Pdioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu
yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk
desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik
komputer, dan ilmu atau teknik elektronika dan instrumentasi.
Adapun di dalam dunia elektronika dikenal yang namanya komponen elektronika,
dimana pada komponen elektronika tersebut memiliki karakteristik dan kegunaan yang
berbeda dalam peralatan elektronik. Selain itu, setiap komponen elektronika memiliki besaran
listrik masing-masing. Besaran listrik seperti kuat arus, tegangan, hambatan, daya, dan
sebagainya yang terdapat pada komponen elektronika tidak dapat secara langsung ditangkap
oleh panca indera. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat ukur untuk mengukur besaran listrik
tersebut, seperti amperemeter, voltmeter, ohm-meter, multimeter, osiloskop, dan sebagainya.
Atas dasar hal tersebut diatas dan tugas mata kuliah Pengukuran Listrik tentang
Amperemeter, maka kami menyusun makalah berjudul Amperemeter ini.

Daftar Isi

Kata Pengantar

................................................................................................ . 1

Daftar Isi

................................................................................................ . 2

BAB I

................................................................................................ . 3

Pendahuluan

................................................................................................ . 3

BAB II

................................................................................................ . 4

Pembahasan

................................................................................................ . 4

Daftar Pustaka

................................................................................................ . 11

BAB I
PENDAHULUAN

Umumnya, di dalam sebuah pengukuran dibutuhkan sebuah instrumen sebagai suatu


cara fisis untuk menentukan nilai dari suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Instrumen
tersebut membantu peningkatan keterampilan manusia dan dalam banyak hal memungkinkan
seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui.
Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak dapat menentukannya. Dengan
demikian, instrumen dapat didefinisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variable. Pada jaman modernisasi
seperti sekarang ini, instrumen telah banyak digunakan pada berbagai macam aspek
kehidupan. Salah satunya ialah dalam dunia keteknikan yang sering kita lihat.
Instrumen sebagai sebuah alat pengukuran sangat berperan penting dalam
menentukan nilai dari suatu besaran secara kualitatif.Instrumen elektronik, adalah instrumen
yang sering kali digunakan dalam dunia keteknikan. Instrumen elektronik, didasarkan pada
prinsip-prinsip elektronika atau kelistrikan dalam pemakaiannya sebagai alat ukur
elektronika. Sebuah instrumen elektronika dapat berupa sebuah alat yang konstruksinya
sangat sederhana dan relatif tidak rumit. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan
akan kebutuhan instrumen-instrumen yang lebih akurat atau lebih teliti semakin meningkat
yang kemudian menghasilkan perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan dan
pemakaian.
Untuk mengguanakan instrumen-instrumen ini secara cermat, kita harus mengerti
prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut sesuai pemakaian
yang akan direncanakan.Banyak sebab terjadinya kesalahan pengukuran yang mengakibatkan
kurang tepatnya hasil pengukuran oleh sebuah instrumen. Sehingga kita harus
memperhatikan beberapa hal sebelum menggunakan sebuah instrumen untuk melakukan
suatu pengukuran. Ketelitian, ketepatan, sensitif, dan resolusi adalah hal-hal sangat perlu
diperhatikan dalam penggunaan sebuah instrumen sebelum melakukan pengukuran. Dalam
dunia elektronika, instrumen yang sering digunakan ialah alat pengukur arus yaitu
amperemeter.

BAB II
PEMBAHASAN

Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Dalam
praktikum sumber listrik arus searah, amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur
besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar. Alat ini sering digunakan oleh teknisi
elektronik yang biasanya menjadi satu dalam multitester atau Avometer. Avometer adalah
singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.terdapat dua macam amperemeter
yaitu: amperemeter digital dan amperemeter analog.
1. Amperemeter Analog
Amperemeter analog ini adalah model amperemeter yang lama, dan jarum sebagai alat
penunjuk skalanya.

Pembacaan Skala pada Amperemeter Analog


Cara pembacaannya adalah dengan menetukan batas ukur yang di gunakan, misalnya
batas ukur yang di tentukan adalah 10mA dimana jarak pada amperemeter analog
menunjukkan pada skala 28. Maka penyetelan saklar pemilih batas ukur menunjukkan nilai
skala penuh dari pembacaan meter. Karena skala meter di kalibrasi dari 0-10, maka penting
untuk membagi bacaan dengan 10 untuk memperoleh kuat arus.
Contoh pembacaan skala di tunjukkan pada:
Jangkah ukur DC 10V: 4,4V ( baca langsung skala 0-10 )
Jangkah ukur DC 50 V: 22V ( baca langsung skala0-50 )
Jangkah ukur DC 25mA: 11mA ( baca 0-250 dan bagi dengan 10 )
Jangkah ukur AC 10V: 4,45V ( gunakan skala merah, baca 0-10 )
2. Amperemeter Digital

Amperemeter digital adalah model amperemeter baru dan lebih akurat. Dalam
percobaan dengan pengukuran amperemeter digital, di gunakan multimeter dengan
memfungsikan saklar sebagai amperemeter dimana rata rata jangka ukur untuk multimeter
digital :
Tegangan DC : 200 mV, 2000 mV, 20 V, 200 V, 600 V
Tegangan AC : 200V, 600 V
Arus DC 200A, 2000 A, 20mA, 200 mA, 10 A
Arus AC
Resistansi : 200, 2k, 20k, 200k, 2000k
Cara Pengukuran Arus Dengan Amperemeter
Cara pengukuran arus dengan menggunakan ampermeter pada umumnya ialah dengan
menghubungkan secara seri antara rangkaian yang akan diukur arusnya dengan ampermeter.
Karena didalam sebuah ampermeter terdapat kumparan sebagai pelaku untuk menghasilkan
putaran, maka dengan cara pengukuran arus seperti di atas akan menghasilkan pengukuran
yang sempurna.
Prinsip Kerja Amperemeter
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang
menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar,
maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum

penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai
dengan Prinsip Gaya Lorentz.

Amperemeter juga memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan
20A. Amperemeter bisa juga dapat tersusun atas mikroamperemeter dan shunt.
Mikroamperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena
nilai kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi. Untuk mengukur kuat arus yang lebih besar
dibantu dengan hambatan Shunt yang dipasang secara pararel terhadap amperemeternya
sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan dengan perkiraan arus yang ada. Besar
hambatan shunt tergantung pada beberapa kali kemampuannya untuk ditingkatkan. Jika kita
memperkirakan dalam rentang miliampere, dapat kita gunakan shunt yang tertera 100 mA
atau 500 mA.

Cara Penggunaan Amperemeter


Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan amperemeter :
1. Medan magnet luar; alat ukur akan terganggu bilamana di sekitar terdapat hantaran yang
bermuatan atau berarus tinggi, terdapat medan magnet yang lebih besar.
2. Temperatur keliling; alat ukur akan terjadi kesalahan bilamana keadaaan temperatur
sekelilingnya Lebih besar dari . o 20
3. Pemanasan sendiri; penunjuk alat ukur akan stabil apabila pemanasan komponen dalam
alat ukurnya telah konstan.
4. Pergeseran dari titik nol; posisi daripada alat penunjuk tanpa kebesaran listrik, disebut titik
nol. Akan tetapi, bilamana alat ukur dipergunakan beberapa lama, kemungkinan setelah
selesai terpakai ternyata kedudukan atau posisi jarum penunjuk bergeser atau berubah, hal
ini disebabkan oleh posisi pegas dalam alat ukur. Hal ini dapat disetarakan kembali dengan
jalan mengubah secara mekanik atau setelan secara mekanik pada alat ukurnya sendiri.
5. Gesekan-gesekan; pada alat ukur yang dibuat konstruksi sumbu dan bantalan, maka
penunjukan jarum penunjuk akan mengalami perubahan yang diakibatkan pemakaian alat
ukur yang secara berulang-ulang yang mengakibatkan pergeseran pada sumbu dan
bantalan.
6. Umur alat ukur; setelah dalam jangka waktu dari mulai alat ukur dibuat, maka berbagai
komponen alat ukur akan mengalami perubahan kemampuannya, hal ini akan
mempengaruhi kepekaan penunjukan. Agar alat ukur tetap stabil maka perlu dilakukan
kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai satu tahun.
7. Letak dari alat ukur; agar memperoleh hasil penunjukan yang teliti, maka cara peletakan
dan penyimpanan perlui diperhatikan letaknya.
7

Untuk amperemeter jenis analog, menggunakan kekuatan magnit yang biasanya tidak
bisa mengukur secara tepat. Apabila dalam pengukuran arus menggunakan Avometer,maka
selector harus ditempatkan pada posisi DcmA jika menggunakan Avo analog,maka cara
membaca hasil pengukuran adalah batas ukur dibagi dengan penyimpangan skala penuh
klemudian dikalikan dengan penunjukan jarum,atau dapat ditulis dengan rumus :
Hasil = batas ukur X penunjukan : Simpangan skala penuh
Cara Mengkalibrasi :
Menera merupakan bagian penting dari penggunaan peukur. Menurut batasan, menera
atau mengkalibrasi adalah upaya membandingkan peukur dengan peukur lain yang lebih
teliti. Pembandingan itu dilaksanakan pada batas ukur yang sama.untuk menjamin ketelitian
peukur,peneraan harus di laksanakan secara berkala. Ada dua cara yang dapat kita tempuh,
yaitu:
1. Cara Potensiometer
Potensiometer adalah peukur tegangan yang mempunyai ketelitian tinggi. Oleh sebab
itu, orang menggunakannya untuk peneraan. Nilai arus melalui peukur yang dikalibrasi
ditentukan oleh pengukuran selisih tegangan pada tahanan baku R. Mengikuti hokum Ohm,
jika tegangan diketahui dan R pun diketahui, maka dapat diperoleh nilai arus. Hasil
perhitungan itu lalu diperbandingkan dengan nilai arus yang ditunjuk oleh peukur arus.Untuk
keperluan itu dibutuhkan sumber arus yang baik seperti kita temukan pada sel penyimpan
atau sumber daya yang tepat. Pada peneraan itu, reostat ditempatkan pada rangkaian untuk
mengendalikan arus ke nilai yang dikehendaki. Dengan jalan itu selisih titik pada skala meter
dapat ditera.
2. Cara Pembandingan
Menera peukur dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan peukur baku.
Peukur tegangan dapat ditera dengan membandingkan salah satu peukur baku, misalkan
dengan potensiometer. Dengan cara seperti itu, ketelitian peukur yang ditera dapat ditentukan.

Komponen- komponen Amperemeter :


8

1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Contoh Soal:
Sebuah amperemeter dengan hambatan RG = 100 ohm dapat mengukur kuat arus maksimum
100 mA. Berapa besar hambatan shunt yang diperlukan agar dapat mengukur kuat arus
sebesar 10 A.

Penggunaan Multimeter Sebagai Amperemeter


Salah satu fungsi Multimeter adalah kegunaannya sebagai Amperemeter dalam
mengukur kuat arus listrik antara 0 1000 mili-Ampere (mA) atau lebih tergantung
spesifikasi Multimeter. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi DcmA, batas ukur (range)
pada angka 0,25, 25, atau 500 DcmA, sesuai kebutuhan. Hasil pengukuran dibaca pada papan
skala 0-250 DCV, A.
Pada posisi mengukur kuat arus, Multimeter diletakkan secara seri/deret dengan baterai
kering (dry cell) dan/atau rangkaian elektronik (electronics circuit) yang akan diukur.

Gambar. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering


(Baterai di dalam multimeter dihubung seri dengan baterai yang diukur)
Langkah-langkah Pengukuran dan Hasil Pengukuran
1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum
pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka 500.
3. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub positip baterai.
4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip baterai
5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara 0-250
DCV, (pada beberapa alat ukur pada papan skala tertulis DCV, A artinya skala tersebut
untuk DCV, DCA dan DcmA, atau VmA artinya skala tersebut untuk DCV, ACV dan
DcmA).
6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur (range)
dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.
Mengukur Arus Pada Rangkaian
1. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum
pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
2. Saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi DcmA, batas ukur (range) pada angka 500.
3. Perhatikan gambar 32. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada titik uji
(test point/TP) rangkaian yang ter-koneksi dengan titik positip catu daya/baterai.

10

4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada titik uji (test point/TP) rangkaian
yang ter-koneksi dengan titik negatip catu daya/baterai.
5. Jarum penunjuk pada papan skala akan bergerak ke kanan menunjuk angka antara 0-250
DCV, A (pada beberapa alat ukur, pada papan skala tertulis DCV, A artinya skala tersebut
untuk DCV, DCA dan DCmA, atau VmA artinya skala tersebut untuk DCV, ACV dan
DcmA).
6. Jika pada pada batas ukur (range) 500, hasil pengukuran kurang terbaca, batas ukur (range)
dapat dipindahkan posisinya pada angka 25 atau 0,25.
Membaca Hasil Pengukuran
Ada dua cara membaca hasil pengukuran kuat arus pada papan skala, Pertama, menggunakan
rumus :

dan Kedua, membacanya secara langsung.


Untuk cara pertama, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada posisi angka 25, skala
yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum menunjuk angka 175, kuat
arus yang mengalir adalah : I = 175 x 25/250 = 17,5 mA.
Cara kedua,
1. Untuk batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 0,25 mA. Jarum pada papan skala
menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 0,20 mA dan seterusnya.
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum pada papan
skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA. Jarum pada papan skala
menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA dan seterusnya.

Daftar Pustaka

11

http://www.geocities.ws/nerdi/amperemeter.html
www.google.com,"Komponen Amperemeter"
www.wikipedia.com"Amperemeterr analog dan Digital"
www.Yahoo.com"Cara Menggunaan Amperemeter

12

Anda mungkin juga menyukai