Anda di halaman 1dari 6

NAMA

FAIZ DHYAUL HAQ NURMANDA

NIM

11010112140756

TUGAS HUKUM AGRARIA KELAS A


SOAL
1. Jelaskan perbedaan antara hubungan negara dengan tanah pada masa kolonial Belanda
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dan pada masa Indonesia merdeka!


Jelaskan pengertian agraria dilingkungan Administrasi Pemerintahan!
Jelaskan pengertian tanah menurut Pasal 4 ayat 1 UUPA!
Jelaskan pengertian Hukum Agraria secara luas & sempit!
Jelaskan pengertian Hukum Agraria menurut Prof. Boedi Harsono!
Jelaskan perbedaan antara Hak Konversi dengan Konversi!
Menurut Prof. Boedi Harsono, domein verklaring sesungguhnya hanya memperkosa hak-

hak rakyat Hindia Belanda saat itu. Mengapa? Jelaskan!


8. Menurut Van Vollenhoven ada 3 tafsiran tanah negara dalam domein verklaring, sebutkan
dan jelaskan!
9. Sebutkan dan jelaskan 2 (dua) keuntungan domein verklaring bagi Pemerintah Hindia
Belanda!
10. Bagaimana kedudukan Negara (Hindia Belanda) terhadap tanah-tanah di Hindia
Belanda?
11. Jelaskan secara singkat mengenai dualisme hukum agraria sebelum berlakunya UU No. 5
tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria!
12. Sebutkan Hirarki/tingkatan Hak Penguasaan atas tanah menurut UUPA!
13. Sebutkan jenis hak atas tanah menurut Hukum Perdata Barat !
14. Apa yang dimaksud dengan Hak Ulayat!
15. Sebutkan hasil dari rancangan undang-undang dari panitia Seowahjo!
16. Dalam rangka unifikasi hukum, hukum adat dijadikan dasar pembentukan hukum hukum
agraria nasional. Dalam UUPA terdapat beberapa tempat penyebutan hukum adat salah
satunya dalam konsideran, jelaskan!
17. Dalam rangka unifikasi hukum, hukum adat dijadikan dasar pembentukan hukum hukum
agraria nasional. Dalam UUPA terdapat beberapa tempat penyebutan hukum adat salah
satunya dalam Pasal 5 UUPA, jelaskan!
18. Konsepsi Hukum Adat yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam pembangunan
Hukum agraria Nasional ilah komunal religius, jelaskan maksudnya!
19. Ketentuan Hukum Adat bisa menjadi pelengkap dati hukum tanah apabila memenuhi
beberapa sayarat, sebutkan!
20. Jelaskan mengenai asas pemisah horizontal!

JAWABAN
1. Hubungan negara dengan tanah pada masa kolonial adalah domein verklaring
(pernyataan kepemilikan). Negara sebagaipemilik tanah, semua tanah yang ada di Hindia
Belanda adalah mutlak milik negara, masyarakat tidak punya hak milik atas tanah.
Sedangkan hubungan negara dengan tanah pada masa Indonesia merdeka, tidak lagi
menerapkan domein verklaring,yaitu negara sebagai kekuatan seluruh rakyat Indonesia
hanya menguasai tanah. Ada hubungan penguasa dalam artian mengatur, masyarakat bisa
memiliki tanah dengan mengajukan hak milik atas tanah.
2. Keseluruhan peraturan yg merupakan pelaksanaan dari politik Agraria Pemerintah dalam
kedudukannya sebagai badan penguasa. Hukum agraria administratif adalah bagian dari
Hukum Administrasi Negara sebagai landasan hukum kpd penguasa dlm melaksanakan
politik pertanahan/agraria.
3. Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan
adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat
diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama
dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.
4. Hukum Agraria secara luas: sekelompok bidang hukum yang masing-masing mengatur
hak-hak penguasaan atas sumber-sumber daya alam tertentu meliputi: hukum
tanah,hukum air, hukum pertambangan , hukum kehutanan, hukum perikanan, hukum
penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa, sedangkan.
Hukum Agraria secara sempit : bidang hukum yang mengatur mengenai hak-hak
penguasaan atas tanah.
5. Menurut Budi Harsono, Hukum agrarian merupakan satu kelompok berbagai bidang
hukum, yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan atau sumber-sumber daya
alam tertentu yang termasuk pengertian agrarian. Misalnya Hukum Tanah, Hukum Air,
Hukum Pertambangan, Hukum Perikanan, Hukum Atas Penguasaan Atas Tenaga dan
Unsur-unsur dalam Ruang Angkasa.
6. Konversi adalah perubahan atau penggantian atas suatu hak lama menjadi hak yang
barus sedangkan Hak Konversi adalah suatu kewenangan mutlak yang dimiliki oleh
seseorang/badan hukum untuk melakukan perubahan atau pergaantian atas suatu hal.

7. Karena dalam tafsiran Pemerintah Hindia Belanda tanah-tanah yang dipunyai rakyat
dengan hak milik adat dan tanah-tanah ulayat masyarakat hukum adat adalah tanah
domein negara. Sehingga azas domein sebagai dasar hukum untuk Pemerintah Hindia
Belanda memberikan hak atas tanah kepada pihak lain selaku pemilik tanah.
8. 3 tafsiran menurut VV :
a. Tanah Domein Negara adalah tanah yg bukan Hak Eigendom yg diatur dalam
KUH Perdata.
b. Tanah Domein Negara adalah tanah yg bukan tanah Hak Eigendom, Hak
Agrarische Eigendom dan bukan tanah milik rakyat yg telah bebas dari
lingkungan hak ulayat.
c. Tanah Domein Negara tanah yg bukan tanah hak eigendom, hak agrarische
eigendom dan bukan pula tanah milik rakyat, baik yg sudah maupun yg belum
bebas dari lingkungan hak ulayat.
9. Keuntungan domein verklaring bagi Pemerintah Hindia Belanda :
a. Pada saat pemberian hak Erfpacht kepada para pengusaha, dimana untuk
melakukan

pemberian

hak tersebut harus

menyatakan

tanah-tanah

yang

bersengkutan adalah milik negara menjadkan negara bertindak sebagai pemilik


perdata. Sehingga dalam meminta hak eigendom tersebut Pemerintah Belanda
tidak memberikanhak Egeindom kepada pemohon, tetapi Hak tersebut
dipindahkan kepada piakk yang memintanya dengan melakukan pembayaranya
kepada Negara.
b. Pemerintah Belanda sangat diuntungkan dalam pembuktian kepemilikan tanah
yang bersengketa karena dalam perumusan Domein Verklaring apabila ada orang
atau badan hukum yang digugat oleh negara atas kepemilikan tanahnya meka
badan hukum/orang tersebut yang harus melakukan pembuktian dengan mencari
bukti-bukti yang memperkuat kepemilikan tanahnya.
10. Kedudukan Negara Hindia Belanda terhadap tanah di Hindia Belanda adalah sebagai
pemilik tanah/badan hukum perdata.
11. Sebelum berlakunya UU No. 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria di
Indonesia masinh menganut hukum adatnya sendiri, dan ketika belanda menduduki
Indonesia mereka (belanda) memberlakukan hukum agrarian mereka, dan disinilah
adanya dualisme mengenai Hak lama dalam arti hak atas tanah sebelum berlakunya
UUPA yang berlaku hukum agraria yang bersifat dualisme
12. Hirarki hak penguasaan atas tanah menurut UUPA adalah :

a. Hak Bangsa Indonesia (Ps. 1 UUPA) adalah Hak Atas Tanah yang tertinggi
memiliki aspek perdata dan publik, Hak Bangsa artinya seluruh wilayah RI yang
meliputi bumu, air dan ruang angkasa merupakan karunia Tuhan YME dan
merupakan kekayaan dan memiliki hubungan abadi dengan Bangsa Indonesia.
b. Hak menguasai dari Negara(P. 2 UUPA) sebagaimana diatur dalam PS. 33 (3)
UUD45, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya termasuk
ruang angkasa dikuasai oleh Negara. Negara memiliki wewenang untuk mengatur
dan menentukan peruntukan serta hubungan-hubungan hukum antar orang/
bangsa dengan bumi, air, dan ruang angkasa.
c. Hak Ulayat masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada
(Ps. 3 UUPA).
d. Hak-hak Individu/ Perorangan yang terdiri dari :
a) Hak Atas Tanah, meliputi :
Hak atas tanah primer, yaitu hak atas tanah yang diberikan oleh negara.
Seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak milik, serta hak pakai

yang diberikan Negara.


Hak atas tanah skunder, adalah hak atas tanah yang bersumber dari pihak
lain. Beberapa bentuknya adalah HGB dan hak pakai yang diberikan oleh

pemilik tanah, hak gadai, hak usaha bagi hasil, dll.


b) Wakaf.
c) Hak jaminan atas tanah atau hak tanggungan.
13. Hak atas tanah menurut Hukum Perdata Barat :
a. Bezit, hak memakai atas tanah domein Negara, kemudian pemiliknya dianggap
mempunyai kedudukan menguasai tanah domein Negara.
b. Eigendom, suatu hak atas tanah ang pemiliknya mempunyai kekuatan mutlak atas
tanah tersebut.
c. Opstal, hak yang memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk memiliki
sesuatu yang di atas tanah eigendom.
d. Erfacht, hak untuk dapat diusahakan/mengolah tanah orang lain dan menarik atau
hasil yang sebanyak-banyaknya dari tanah tersebut, keweangangan pemegang hak
erfacht hampir sama dengan kewewnangan hak opstal.
14. Hak Ulayat adalah hak desa menurut adat dan kemauannya untuk menguasai tanah dalam
lingkungan daerahnya buat kepentingan anggota-anggotanya atau untuk kepentingan
orang lain
15. Hasil dari rancanangan undang-undang panitia Soewahjo :

a.

dihapuskannya asas domein dan diakuinya hak ulayat, yang harus ditundukkan

pada kepentingan mum (negara);


b. Asas domein diganti dengan hak kekuasaan negara atas dasar ketentuan Pasal 38
ayat (3) UUDS 1950;
c. Dualisme hukum agraria dihapuskan. Secara sadar diadakan kesatuan hukum
yang akan memuata lembaga-lembga dan unsur-unsur yang baik, baik yang
d.

terdapat dalam hukum adat maupun hukum barat;


Hak-hak atas tanah : hak milik sebagai hak yang terkuat yang berfungsi sosial

e.

kemudian ada hak usaha, hak bangunan dan hak pakai;


Hak milik hanya boleh dipunyai oleh warga negara Indonesia yang tidak diadakan
pembedaan antara waraga negara asli dan tidak asli. Badan-badan hukum pada

asasnya tidak boleh mempunyai hak milik atas tanah;


f. Perlu diadakan penetapan batan maksimum dan minimum luas tanah yang boleh
g.

menjadi milik seseorang atau badan hukum;


Tanah pertanian pada asasnya perlu dikerjakan dan diushakan sendiri oleh

pemiliknya;
Perlu diadakan pendaftaran tanah dan perencanaan penggunaan tanah.
16. Untuk menjamin kepastian hukum agraria perlu adanya hukum agraria nasional, yang
h.

berdasarkan atas hukum adat tentang tanah, yang sederhana dan menjamin kepastian
hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan tidak mengabaikan unsur-unsur yang
bersandar pada hukum agama/hukum adat.
17. Hukum agraria yang berlaku terhadap bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional dan negara, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan
lainnya dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama/hukum
adat.
18. Sumber daya alam tanah, air, serta ruang angkasa merupakan karunia Tuhan YME yang
dianugrahkan kepada masyarakat Hukum Adat, berdasarkan kenentuan Pasal 1 ayat 2
UUPA.
19. Syarat :
a. Sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
b. Berdasarkan atas persatuan bangsa.
c. Sesuai dengan sosialisme Indonesia.
d. Tidak bertentangan dengan peraturan yang tercantum dalam UUPA dan peraturan
lainnya

20. Asas pemisah horizontal maksudnya yaitu memisahkan kepemilikan tanah dan bangunan

dan atau tanaman diatasnya, antara tanah disatu pihak dengan bangunan di lain pihak
dipisahkan secara mendatar, seseorang yang memiliki tanah belum tentu memiliki
bangunan dan/atau tanaman di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai