Bab Ii
Bab Ii
II.
TINJAUAN PUSTAKA
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Eucarida
: Decapoda
: Dendrobrachiata
: Panaeida
: Litopenaeus
: Litopenaeus vannamei
Tubuh udang terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian depan yang disebut
kepala-dada (cephalothorax), dan bagian belakang yang disebut ekor (abdomen).
Kepala-dada tertutup oleh kelopak kepala atau cangkang kepala (carapace).
Kelopak kepala kearah depan membentuk tonjolan runcing yang bergerigi, yang
disebut cucuk kepala (rostum). Seluruh tubuhnya terdiri dari ruas (segment), yang
terbungkus oleh kerangka luar (eksoskeleton). Kerangka luar ini terbuat dari bahan
semacam tanduk (chitin), yang diperkeras oleh dari bagian kapur (kalsium
karbonat) (Mudjiman, 1983).
Warna udang vaname ini adalah putih transparan dengan warna biru yang
terdapat dekat dengan bagian telson dan uropoda. Alat kelamin udang jantan
disebt petasma, yang terletak pada pangkal kaki renang. Sedangkan alat kelamin
udang betina disebut juga dengan thelycum, terbuka dan terletak diantara pangkal
kaki jalan ke-4 dan ke-5 (Elovaara, 2001 dalam Panjaitan, 2012).
kepala beratnya lebih kurang 3649 % dari keseluruhan total berat badan, daging
2441 % dan kulit 1723 % (Wiranti, 2001 dalam Sabda, 2005). Komposisi kimia
udang dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Udang dalam Prosentase (%)
No Komposisi kimia
Jumlah
1
Kadar air
78
2
Kadar abu
3,1
3
Lemak
1,3
4
Karbohidrat
0,4
5
Protein
16,72
6
Kalsium (Mg)
161
7
Fosfor (Mg)
292
8
Besi (Mg)
2,2
9
Natrium (Mg)
418
Sumber: USDA (2003)
Selain itu daging udang juga mempunyai asam amino esensial yang penting
bagi manusia, dimana asam amino tirosin, triptofan dan sistein lebih tinggi
dibandingkan hewan darat. Hal ini disebabkan tingginya protein pada udang
dengan 18 jenis asam amino yang terkandung didalamnya. Komposisi protein dan
asam amino esensial yang terdapat pada udang dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Komposisi Protein dan Asam Amino Essensial Pada Udang
Komposisi
Satuan
Konsentrasi
Protein :
Mioplasma
%
32
Myofibril
%
59
Miostroma
%
5
Asam amino essensial :
Isoleusin
g/100g
0,985
Leusin
g/100g
1,612
Lisin
g/100g
1,768
Metionin
g/100g
0,572
Sistein
g/100g
0,228
Fenilalanin
g/100g
0,858
Tirosin
g/100g
0,676
Treonin
g/100g
0,822
Triptofan
g/100g
0,283
Valin
g/100g
0,956
Sumber : USDA (2003)
2.3. Manfaat Udang Vaname
Udang merupakan salah satu bahan baku hasil perikanan yang memiliki
kandungan nutrisi yang cukup tinggi, misalnya sebagai sumber protein, kalsium,
senyawa lain dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia serta rendah lemah
dan kalori. Beberapa mineral seperti tembaga, seng, mangan, besi dan kromuim
memiliki fungsi biologis yang sangay berguna bagi kesehatan manusia dan
ditemukan dalam udang pada tingkat yang dapat diterima (Oksuz et al., 2009).
Udang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang sebagian besar (asam
lemak esensial). Asam lemak esensial ini dalam udang bermanfaat bagi kesehatan
manusia misalnya, mata terutama retina dan perkembangan dan fungsi otak
(Conner et al., 1992).
2.4. Pengertian Pembekuan
Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara
membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku pangan tersebut. Dengan
membekunya sebagian kandungan air bahan atau dengan terbentuknya es
(ketersediaan air menurun), maka kegiatan enzim dan jasad renik dapat dihambat
atau dihentikan sehingga dapat mempertahankan mutu bahan pangan. Mutu hasil
pembekuan masih mendekati buah segar walaupun tidak dapat dibandingkan
dengan mutu hasil pendinginan (Rohanah, 2002).
Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku.
Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -24C,
Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai -40C.
Pembekuan cepat ini dapat terjadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Sedangkan
pembekuan lambat biasanya berlangsung selama 30 - 72 jam (Koswara, 2009).
sehingga daya awet ikan beku lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya
didinginkan (Adawyah, 2007).
Salah satu cara pengawetan adalah dengan menggunakan suhu rendah.
Bakteri pembusuk hidup pada 00C 300C, dengan suhu optimal 150C. Bila suhu
diturunkan dengan cepat sampai dibawah 00C, maka proses pembusukkan akan
terhambat. Sebab, pada suhu ini kegiatan bakteri terhenti sama sekali, sedangkan
kegiatan enzim perusak terlebih dahulu tehambat. Dasar-dasar inilah yang
digunakkan untuk mengawetkan ikan termasuk udang dengan pendinginan,
termasuk pembekuan (Moeljanto, 1992).
Pada prinsipnya pembekuan udang
merupakan
salah
satu
cara
10
11
Persyaratan mutu dan keamanan pangan udang beku menurut SNI 2705: 2013
adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Persyaratan Mutu dan Keamanan Pangan Udang Beku
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
a. Organoleptik
Minimal 7 (skor 1-9)
b. Cemaran mikroba
- ALT
Koloni/g
Maksimal 5,0 105
- Escherichia coli
APM/g
<3
- Salmonella
Per 25 g
Negatif
- Vibrio cholerae
Per 25 g
Negatif
- Vibrio parahaemolitycus
APM/g
<3
c. Cemaran logam*
- Arsen (As)
Mg/Kg
Maksimal 1,0
- Kadmium (Cd)
Mg/Kg
Maksimal 0,5
- Merkuri (Hg)
Mg/Kg
Maksimal 0,5
- Timbal (Pb)
Mg/Kg
Maksimal 0,5
- Timah (Sn)
Mg/Kg
Maksimal 40,0
d. Fisika:
o
- Suhu pusat
C
Maksimal -18
- Benda asing*
Tidak terdeteksi
e. Cemaran Fisik*
- Filth
Catatan * bila diperlukan
Sumber: Badan Standar Nasional (2013)