LABORATORIUM ANALOG
SEMSTER III TAHUN 2015/2016
No. Percobaan
Judul Percobaan
Nama Praktikan
Nama partner
Kelas
Kelompok
Tanggal Percobaan
Tgl penyerahan laporan
: 11
: Transistor Sebagai Saklar Elektronik
: Febri Haryanto
: Sabriyani Chairunissa
: TT 3B
:5
: 4 November 2015
: 11 November 2015
DAFTAR ISI
Laboratorium Elektonika Analog PNJ
Teknik Telekomunikasi 3B
PERCOBAAN XII
( TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK )
11.1. TUJUAN PERCOBAAN
Merencanakan sebuah transistor yang dapat digunakan sebagai saklar
Mengetahui fungsi transistor sebagai saklar elektronik yang mengemudikan suatu
beban
11.2. DASAR TEORI
Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar yaitu bila berada pada dua daerah
kerjanya yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-off). Transistor akan mengalami
perubahan kondisi dari menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan
menyumbat dapat dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam
keadaan jenuh seperti saklar yang menutup.
Titik Kerja Transistor
Daerah Jenuh Transistor
Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan dimana transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-olah short pada
hubungan kolektor emitor. Pada daerah ini transistor dikatakan menghantar maksimum
(sambungan CE terhubung maksimum)
Daerah Aktif Transistor
Pada daerah kerja ini transistor biasanya digunakan sebagai penguat sinyal. Transistor
dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor selelu mengalirkan arus dari kolektor ke
emitor walaupun tidak dalam proses penguatan sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan
sinyal keluaran yang tidak cacat. Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan
daerah mati (Cut off).
Daerah Mati Transistor
Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor menyumbat pada
hubungan kolektor emitor. Daerah cut off sering dinamakan sebagai daerah mati karena
pada daerah kerja ini transistor tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Pada
daerah cut off transistor dapat di analogikan sebagai saklar terbuka pada hubungan kolektor
emitor.
Untuk membuat transistor menghantar, pada masukan basis perlu diberi tegangan.
Besarnya tegangan harus lebih besar dari Vbe (0,3 untuk germanium dan 0,7 untuk silicon).
Dengan mengatur Ib>Ic/ kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan kolektor dan emitor
short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce0. Besar arus
yang mengalir dari kolektor ke emitor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini menyerupai
saklar dalam kondisi tertutup (ON).
Transistor Kondisi Saturasi ( saklar dalam keadaan ON )
Besarnya tegangan kolektor emitor Vce suatu transistor pada konfigurasi diatas dapat
diketahui sebagai berikut.
Karena kondisi jenuh Vce = 0V (transistor ideal) maka besarnya arus kolektor (Ic) adalah :
Besarnya arus yang mengalir agar transistor menjadi jenuh (saturasi) adalah:
Sehingga besar arus basis Ib jenuh adalah :
Dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis atau basis diberi
tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan dalam kondisi mati (cut off), sehingga
tak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor (Ic0) dan Vce Vcc. Keadaan ini menyerupai
saklar pada kondisi terbuka seperti ditunjukan pada gambar diatas.
Besarnya tegangan antara kolektor dan emitor transistor pada kondisi mati atau cut off
adalah:
Karena kondisi mati Ic = 0 (transistor ideal) maka:
: 2 Buah
: 1 Buah
: @ 1 Buah
: 1 Buah
: 2 Buah
: 1 Buah
: Secukupnya
Q1
R1
560
1000
Voutput
5 Volt
BC107BP
Vinput
0V
IB
IC
V BE
dan
V CE
V CE
IB
V BB
IC
V BE
dan
V BB
= 0 V,
V CE
= 5 V , hitunglah nilai
IB
IC
V BE
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk nilai Rc yang lain dan cantumkan hasilnya pada
tabel 2.
4. Merangkai seperti gambar 2 dengan nilai Rc sebesar 1k dan Rb sesuai hasil
perhitungan
R2
1000
R1
560
Voutput
5 Volt
Vinput
5 Volt
V BB
V BB
IB
IC
V BE
dan
V CE
6. Mengatur
V CE
dan
V LED
IB
IC
V BE
dan
= 0 Volt
( kondisi cutoff )
V BB = 5 Volt
hitung ukur
( mA )
V BE
hitung ukur
V CE ( V )
(V)
hitung ukur
hitun
g
7,67
0,78
0,7
0,24
( kondisi saturasi )
1000
V BB
= +5 V
( kondisi cutoff )
IB = 0 V
( kondisi saturasi )
I B = 0,012 mA
IC
IC
=0V
= 3,1 mA
V BE = 0 V
V BE = 0,7 V
V CE = 5 V
V CE = 0,2 V
RB = 356,33
500
IB = 0 V
I B = 0,024 mA
IC
IC
=0V
= 6,2 mA
V BE = 0 V
V BE = 0,7 V
V CE = 5 V
V CE = 0,2 V
RB = 179, 16
2000
IB = 0 V
I B = 0,006 mA
IC
IC
=0V
= 1,55 mA
V BE = 0 V
V BE = 0,7 V
V CE = 5 V
V CE = 0,2 V
Laboratorium Elektonika Analog PNJ
Teknik Telekomunikasi 3B
RB = 716,66
Rc = 1k
RB = 390
ukur
0
( mA )
ukur hit
0
0
hit
0
ukur
0
(V)
ukur
5
hit
hit
5
)
ukur
0
( V Kondisi
hit
0
10
10
2,4
3,1
0,64
0,7
0,17
0,2
1,87
1,7
22
23
4,6
5,5
0,65
0,7
0,18
0,2
1,87
1,7
k
Rc = 2 k
RB = 820
1,4
1,55
0,63
0,7
0,2
0,2
1,69
1,7
k
Rc = 180
RB = 56
50
76
15,8
17,2
0,8
0,7
0,2
0,2
2,2
1,7
k
Rc = 560
RB = 190
Cutoff
Saturasi
Cutoff
Saturasi
Cutoff
Saturasi
Cutoff
Saturasi
IB
IC
V BE
V CE
V BE = 0,7 V
= 0,2 V
Ketika saklar transistor diberi beban berupa LED maka pada kondisi V BB = 0 V
( kondisi cutoff ) maka lampu LED akan mati dikarenakan tidak ada arus yang
mengalir pada beban jadi seakan akan rangkaian open circuit . Sedangkan saat
V BB
= 5 V ( kondisi saturasi ) maka lampu LED akan menyala . Jika inputnya
berupa sinyal digital maka LED akan menyala saat input berlogic 1 dan akan mati
Laboratorium Elektonika Analog PNJ
Teknik Telekomunikasi 3B
saat input memberikan logic 0 , dari kondisi itulah transistor dapat berfungsi sebagai
saklar elektronik.
Pemberian nilai Rc dan Rb harus melalui perhitungan yang sesuai , karena apabila
pemberian nilai tahanan tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan pada beban.
Misal beban LED hanya memiliki kemampuan melewatkan arusnya sebesar 2 mA ,
jika nilai hambatan yang diberikan terlalu kecil maka arus yang melewati LED akan
semakin besar yang membuat nyala lampu terlalu terang bahkan dapat membuat LED
menjadi putus. Begitupula sebaliknya , jika nilai hambatan yang diberikan terlalu
besar maka arus yang melewati LED akan semakin kecil yang membuat nyala lampu
LED redup atau bahkan tidak menyala..
Berdasarkan hasil percobaan dengan membandingkan antara hasil pengukuran dengan
I
perhitungan memang terdapat perbedaan yang sangat kecil untuk harga B dengan
IC
V BE
dengan
V CE
tersebut yang mempunyai tingkat ke akurasian yang berbeda . Namun perbedaan nilai
tersebut masih dalam ambang batas normal ( tidak melenceng ).
Perubahan nilai Rc terhadap nilai Rb berbanding lurus . Semakin besar nilai Rb maka
nilai Rc juga harus semakin besar , begitupun sebaliknya.
11.7. PERHITUNGAN
Perhitungan Tabel 1
Kondisi Cutoff
V BB = I B . RB
=
+ V BE
V BB =
I B .(560 .
10
) + 0
IB
= 0 mA
I B . RB
+ V BE
3
= 0 . (560 . 10
) +
V BE
V BE = 0 Volt
o
V CC
I C . RC
V CC
V CE
I C . RC
V CE
5
I C .( 1 .
o
3
10
103 ) + 5
IC
= 0 mA
) +
5
V CE
= 0 . (560 .
V CE = 5 Volt
o
Kondisi Saturasi
V BB
IB
R
=
. B
5
o
IB
V BE
= 7,67 A
o
V BB
IB
RB
V BE
6
3
= (7,67. 10 ). (560 . 10 ) + V BE
= 4,3 + V BE
V BE = 0,7 Volt
o
V CC
=
5
o
IC
o
V CC
IC
RC
V CE
I B .( 1 . 103 ) + 0
= 5 mA
=
IC
RC
V CE
3
3
= (5 . 10 ). ( 1 . 10 ) + V CE
= 5 + V CE
V CE = 0 Volt
o
o Perhitungan Tabel 2
o Kondisi Saturasi
RC = 1000
o
IC
V CC V CE V LED
RC
=
IC
51,70,2
1000
= 3,1 mA
= IC / I B
250
IB
RB
RC
IC
= 3,1 /
= 0,012 mA
V BBV BE
IB
50,7
= 0,012mA
= 358,33 k
= 500
V CC V CE V LED
RC
=
IC
51,70,2
500
= 6,2 mA
= IC / I B
250
IB
RB
RC
IC
IB
= 6,2 /
IB
= 0,024 mA
V BBV BE
IB
50,7
= 0,024 mA
o
o
= 179,16 k
= 2000
=
V CC V CE V LED
RC
=
51,70,2
2000
IC
= 1,55 mA
= IC / I B
250
IB
RB
= 1,55 /
IB
= 0,006 mA
V BBV BE
IB
50,7
= 0,006 mA
= 716,66 k
o
o Perhitungan Tabel 3
o Kondisi Saturasi
o Rc = 1000
V BB = V BE + I B . RB
o
5
o
IB
(390. 10
10
IC
(190. 10
I B (390.
3
IB
= 11 A
= V CE + V LED
.
RC
= 0,2 + 1,7 +
(1000)
o
3,1
IC
IC
I C (1000)
= 3,1 mA
IB
V CC
+
IC
I B (190.
= 23 A
= V CE + V LED
.
RC
= 0,2 + 1,7 +
(560)
o
)
o
= 0,7 +
4,3
o
10
V CC
+
IB
I B . RB
)
o
= 0,7 +
4,3
o Rc = 560
V BB = V BE
o
3,1
IC
IC
I C (560)
= 5,5 mA
o
o
o
o
o Rc = 2000
V BB = V BE
o
I B . RB
= 0,7 +
4,3
IB
o
o
V CC
I B (820. 103 )
I B (820. 103 )
= 5,24 A
= V CE + V LED +
I C (2000)
= 0,2 + 1,7 +
3,1
IC
I C . RC
I C (2000)
= 1,55 mA
o
o Perhitungan untuk menentukan harga
o
IC
o
o
RC
dan
RB
= 20 mA
= 250
IB
= 20 mA / 250
= 0,08 mA
o Menentukan nilai
o
V BB
RB
RB
dan
= V BE +
RC
I B . RB
V BBV BE
IB
50,7
0,08 mA
V CC
RC
= V CE + V LED +
=
V CC V CE V LED
IC
I C . RC
50,21,7
20 mA
= 155 ( karena nilai 155 tidak ada maka resistor yang digunakan yaitu
180 ).
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o 11.8. KESIMPULAN
o Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
Transistor dapat berfungsi sebagai saklar elektronik , jika Vinput = 0 V maka
rangkaian transistor seakan akan seperti saklar terbuka sehingga LED mati ,
sedangkan saat Vinput = + 5 Volt maka rangkaian seakan seperti saklar tertutup
sehingga LED akan menyala
Terjadi penguatan arus pada konfigurasi common emitter
RB
RC
Perbandingan nilai
yang akan digunakan dengan nilai
berbanding lurus .
Semakin besar nilai
RB
RC
dan
RB
RC
begitupun sebaliknya.
rangkaian, dapat dicari dengan menegetahui nilai ( beta ) dan nilai arus yang
mengalir pada beban yang akan digunakan.
o
o 11.9. LAMPIRAN
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o DAFTAR PUSTAKA
o http://elektronika-dasar.web.id/transistor-sebagai-saklar/
o