Alasan utama untukmengandangkanternak babi adalah untuk memodifikasi iklim alami dan
menghasilkan suatu lingkungan yang lebih baik, hal ini akan memberi :
-
Untuk itu perlu kita ketahui tentang lingkungan TERBAIK untuk ternak babi dan bagaimana
untuk mencapainya serta mengatasi penyebab masalah lingkungan.
Kalau kita berbicara tentang lingkungan, pertama kali kita ingin mengetahui apa yang dimaksud
dengan LINGKUNGAN PANAS.
1. Lingkungan Panas dari seekor ternak babi adalah kombinasi dari :
-
Temperatur udara ( C, F )
- Kelembapan ( Rh %)
Tipe lantai
Semua ini mengontrol keseimbangan energi dari ternak babi atau turut menentukan berapa energi
dari ransum digunakan untuk pertumbuhan dan berapa untuk supaya tetap hangat.
2. Lingkungan Fisik
Antara lain :
-
bau
cahaya
kebisingan
Semua ini mempengaruhi tingkah laku ternak babi dimana akan berpengaruh terhadap :
Konsumsi ransum dan laju pertumbuhan. Babi pada dasarnya seperti manusia adalah mahluk
homeothermik yang berarti mempertahankan suhu tubuh secara konstan (39 oC)dengan
lingkunganyang berubah-ubah.
Evaporasi/ Pengupan (kehilangan panas dari paru-paru yang dapat meningkat dengan
napas pendek/cepat atau kehilangan panas dari permukaan kulit dengan membasahi dirinya
sendiri.
1. Temperatur kritis terendah, tertinggi dan daerah netral yaitu :
Temperatur kritis terendah (TKR) adalah temperatur udara dibawah dimana ternak babi
membakar tambahan energi ransum untuk tetap hangat.
Temperatur Kritis Tertinggi (TKT) adalah temperatur udara diatas dimana ternak babi
harus mengurangi konsumsi ransumnya untuk mengurangi produksi panas/ energi dengan
demikian temperatur tubuhnya tidak naik/tetap.
Temperatur Daerah Netral (TDN) adalah temperatur antara TKR dan TKT dimana
ternakbabi mempertahankan pada temperatur yang menyenangkan dalam arti secara fisik .
Secara tidak sadar dengan vasodilation dan vasocontriction (pembesaran/ penyempitan saluran
darah /blood vessel) yang berguna untuk merubah aliran darah ke kulit. Secara tidak sadar
dengan perubahan tubuh seperti membungkuk atau terlentang.
Ternak babi apakah berada pada TKR atau TKT tergantung kepada :
-
Berat
Ketahanan
Panas lantai
Kecepatan udara
Perolehan energi
Pancaran panas
Ukuran kelompok
Hal ini oleh Bruce (1981) mengkombinasikan faktor-faktor ini dalam suatu mode matematika
untuk memperkirakan TKR dan TKT untuk ternak babi , model ini sudah barang tentu sangat
berguna karena memungkinkan kita untuk membandingkan lingkungan yang berbeda atau
membuat keputusan dan sekaligus untuk memperbaikinya.
1. Lingkungan Fisik mencakup :
I Kebisingan dan cahaya, kedua faktor lingkungan ini kelihatannya mempunyai pengaruh
kecil terhadap penampilan ternak.
II Bau dan Gas : gas amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) dilepaskan selama penguraian
dari air kencing dan kotoran. Kedua gas ini adalah beracun dan pada konsentrasi yang rendah
dapatmenyebabkan infeksi pada alat penapasan .
1. NH3
Dapat dideteksi dengan bau pada konsentrasi 5 ppm, Hasil percobaan di A.S. memperlihatkan
bahwa kisaran pada 50-70 ppm hanya berpengaruh kecil terhadap laju pertumbuhan , tetapi perlu
diingat bahwa selalu terjadi interaksi
lingkungan dengan demikian perlu dijaga agar konsentrasi amoniak di bawah 10 ppm.
b. H2S
Dapat dideteksi dengan bau pada konsentrasi kurang dari 1 ppm . batas yang aman untuk tempat
kerja adalah 10 ppm dan batas/ ukuran ini merupakan maksimum yang diperbolehkan untuk
peternakan babi.
c. CO2
Adalah hasil dari pernapasan dan harus tidak lebih dari 3000 ppm. Konsentrasi normal CO2 dari
dalam udara adalah 340 ppm. Ketiga gas ini dapat dideteksi dengan Disposal Gas Detecting
Tubes.
III Ruangan ; ternak babi menggunakan ruangan dalam suatu kandang tergantung pada :
Temperatur , bentuk kandang, ukuran, type lantai, lokasi/ penempatan tempat ransum dan
minuman serta tingkat sosial dalam kelompok.
Ketentuan ruangan yang telah ditentukan oleh Victorian Welfare Code adalah
Luas (m2)
0.18
21 40
0.32
0.44
41 60
0.56
61 80
0.65
81 100
Mengeluarkan kelebihan panas tubuh dan penyinaran pada musim panas (hangat)
Mengeluarkan air yang diuapkan (evaporasi) dari air siraman yang digunakan pada
musim panas.
Tetapi pada kandang ternak sebenarnya tekananutama (paling besar) ditujukan pada penampilan
dimana hal itu mempengaruhi terhadap biaya dari sistem produksi.
Dalam merancang bangunan utnuk ternak terdapat enam data dasar yang diperlukan, dimana satu
dengan yang lain tidak terpisah tetapi harus dipertimbangkan segala interaksi dan pengaruhnya ;
1. 1. Lingkungan Bangunan
Tersedianya informasi yang cukup tentang lingkungan ternak sehingga memung-kinkan kita
untuk menduga modifikasi iklim yang diperlukan untuk mencapai penampilan optimum secara
ekonomis. Modifikasi lingkungan memungkinkan merubah makanan menjadi daging secara
effisien (merupakan alasan yang prinsipal untuk kandang ternak babi). Untuk mencapai dan
mempertahankan produksi yang optimum diperlukan faktor antara lain untuk mempertahankan
kondisi iklim optimum/ lingkungan optimum sejalan dengan kebutuhan ternak.
Apa yang dimaksud dengan lingkungan optimum ?, faktor apa yang mempengaru-hinya ?
Effisiensi produksi ternak babi tergantung kepada keberadaan dimana zat makanan dalam
ransum yang digunakan untuk kebutuhan pokok dan untuk produksi jaringan ternak, dengan
sistem perkandangan yang intensif sehingga ternak tidak bebas untuk memiliki kondisi tempat
tinggal dimana adalah terbatas, oleh karena itu adalah penting untuk mengetahui atau mengerti
pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ternak, kesejahtraan dan produktivitas.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa daerah temperatur netral (DTN/ Thermo Netral Zone)
dikenal sebagai :
kisaran temperatur udara dimana laju metabolisme ternak babi adalah dalam suatu
keadaan minimum, tetap dan bebas dari temperatur udara.
-
Kisaran suhu udara dimana metabolisme secara normal diperoleh atau secara mencukupi
Produksinya panas danhilangnya panas dari tubuh adalah kira-kira sama atau seimbang.
Keseimbangan energi dari seekor ternak beberapa sangat dipengaruhi oleh temperatur dan sering
digunakan sebagi kriteria tunggal, dalam merinci atau speci-fikasi lingkungan.
Data zoometrik (seperti berat, panjang, umur dan ukuran langkah ternak babi) digunakan untuk
rancangan perkandangan.
1. 3. Bahan dan struktur bangunan
Bahanyang banyak digunakan terutama diluar negeri adalah ;
Stainless steel untuk gerobak makanan , kandang babi di daerah yang sangat berkarat,
lantai berkisi dan alat minum.
Kayu Blok (timber) untuk menjaga panas apalagi diberi perlakuan untuk memberi daya
tahan terhadap kelembaban.
-
Bahan plastik lebih disenangi oleh ternak karena bahan tersebut hangat.
1. 4. Hasil, Hasil Sampingan dan Kotoran
Pada suatu usaha peternakanbabi yang dijalankan, kotoran ternak adalah suatu hal yang tidak
dapat dihindari sebagai mana halnya ternak babi itu sendiri dan keduanya harus ditempatkan
pada rancangan, pertimbangan seksama harus diberikan trhadap penyimpanan, pemindahan dan
penggunaannya, jadi pada tahapawal perencanaan sudah harus dipikirkan atau dipertimbangkan.
Berapa ransum yang tidak pernah dimakan oleh ternak babi (terbuang) ? Beberapa peneliti
berpendapat makana/ransum yang terbuang berkisar antara 6-9 % bahkan ada yang sampai 30 %.
Tempat makanan memegang peranan dalam mengurangi ransum yang terbuang dan juga type
lantai misalnya slat dimana ransum terbuang langsung kebawah!.
Aspek lain yang sering dilupakan adalah AIR , dalam hubungan ternak dengan air kita harus
mengetahui. :
-
Berapa laju pengaturan (kemampuan penyediaan air) litter/menit yang harus dilakukan
untuk memenuhi ha ltersebut.
Kebutuhan air yang tidak memadai akan mendahului kesulitan produksi
-
Jumlah air yang digunakan untuk unit peternakan babi yang besar dan intensif dapat berbeda dari
11 litter/ekor/hari (atau lebih rendah) hingga pada suatu puncaknya 24 litter/ekor/hari pada
musim panas, hal ini tergantung pada :
-
Mekanisasi pertanian kelihatannya secara berangsur menggantikan tenaga kerja dengan sistem
mesin secara intensif, tidak terkecuali dengan industri peternakan babi misalnya :
-
Sebagaimana kondisi temperatur bergerak naik turun dari kisaran optimum, energi selalu
dipertahankan untuk pertambahan berat badan. Fuller (1970) menyarankan bahwa penambahan
0,026 kg ransum diperlukan oleh seekor babi sedang bertumbuh untuk tiap oC dibawah
kebutuhan temperatur kandang .
Total rancangan peternakanbabi, perlu dipertimbangkan kelayakan ekonomi secara keseluruhan
dan biaya bangunan dari produksi ternak babi. Sering terjadi kenaikan biaya bahanbangunan jauh
lebih besar dari kenaikan harga daging babi. Misalnya di Australia kenaikan biaya bangunan
(1970-80) hingga April 1986 adalah 60 %, sedangkan kenaikan harga daging babi pada waktu
yang sama hanya 15% .
MANAGEMEN LIMBAH BABI
Bau disebabkan oleh 80 macam Gas diantaranya Amonia,
SALURAN
a. Dibuat dari bahan yang halus, beton,
Pemanfaatan Kotoran ternak untuk menyuburkan lahan pertanian telah lama dilakukuan oleh
petani/peternak, tetapi diperlukan proses yang cukup lama, sehingga diperlukan penerapan
teknologi sederhana yang mudah diserap yaitu melalui pengomposan dengan menambahkan
probiotik. Cara ini lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional, karena mikroorganisme
yang ada di dalam probiotik lebih cepat mendegradasi senyawa yang ada di dalam feses.
Feses merupakan limbah organik yang bersifat biodegradable, yaitu senyawa yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme. Menurut Suriawiria (1981) bahwa feses masih mengandung
senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu nitorgen 5 7 %, pospor 3 6 % dan kalium 1 6
%. Seekor ternak setiap tahunnya menghasilkan feses sebanyak 20,2 m3 (Djadjadiningrat dan
Harry Harsono 1983 ) menurut Kiziorowski dan Kucharski (1972) bahwa seekor babi dapat
menghasilkan total nitrogen sebanyak 80,3 kg pertahun. Ken Casey dan Eugene menyatakan
produksi limbah ternak perunit ternak sebanyak 3,7 kg/hari, volume 1m3 mengandung 3 kg
Nitrogen 2,5 kg phosfor dan 0,75 kg Kalium. Tetapi penggunaan feses cecara langsung dapat
menyebabkan kematian tanaman, sehingga diperlukan suatu proses pengomposan.
Pengomposan termasuk kedalam pengolahan secara biologis, yaitu proses yang mengikut
sertakan aktivitas dari enzim dan kemampuan mikroorganisme yang tujuannya untuk
menghilangkan beberapa senyawa yang tidak diharapkan kehadirannya, baik senyawa berbahaya
untuk kehidupan maupun kehadirannya akan menimbulkan kerugian ( Soewedo Hadiwiyoto,
1983).
Penggunaan probiotik akan mempercepat proses pengomposan, sebagaimana pernyataan
Suharsono (1997) bahwa probiotik mengandung mikroorganisme yang dapat merangsang
pertumbuhan. Beberapa mikroba yang terdapat dalam probiotik yaitu bakteri proteilitik,
lignolitik, selulolitik, lipolitik, dan nitrogen non fiksasi. Kandungan mekroorganisme yang
beragam mengakibatkan rangkaian proses antara satu jenis biakan dengan lainnya, serta
kemungkinan besar hasil sampingan yang membahayakan akan termanfaatkan, sehingga pada
pembuatan kompos penggunaan polikultur dianggap paling memadai dan menguntungkan
(Suriawiria, 1981).
Alat dan bahan : Limbah organik rumah tangga, pertanian dan kotoran ternak, probiotik (EM4,
Biomikro dll). Singkup, tempat penimbangan, Termometer.
Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Seleksi bahan tersebut dari bahan-bahan yang sukar terdegradasi (kaca, plastik, kain, batu
dll) bahan yang besar harus dikecilkan dulu supaya mudah dicampur dan homogen .
3. Timbang tiap bahan kompos yang sudah dibersihkan sesuai dengan kebutuhan sehingga
dicapai C/N rasio 20 30 dengan kadar air 50 60 %. Pada saat penambahan kadar air
atau pencampuran anda dapat menam-bahakan probiotik atau pupuk kimia agar
mempercepat proses pengomposan dan memperkayakompos yang dihasilkan.
4. Sesudah ditimbang bahan tersebut dicampur sampai dengan homogen atau dibuat
berlapis-lapis selang seling didalam tempat pengomposan.
5. Lakukan pembalikan pada harike 3 dan 6 dan hari ke 10 dan hari ke 17 serta setiap hari
cek kadar airnya (tambahkan) supaya kelembapan tetap terjada 50-60%.
6. Lakukan pengukuran suhu harus tercapai 70 oC pada hari ke 6.
7. Pada hari ke 21 kompos sudah dapat digunakan untuk tanaman atau di packing setelah
dingin terlebih dahulu
Beberapa formula kompos yang biasa dipakai di jawa adalah sebagai berikut :
Kotoran ternak 80%, Abu sekam 10%, kalsit atau kapur 5%, Serbuk gergaji maksimum 5 %, dan
penambahan probiotik 0,25% stardec dengan kadar air 60%, tempat pembuatan kompos harus
dibuat naungan atau gundukan kompos ditutup dengan plastik supaya cahaya matahari dan hujan
tidak langsung mengenai kompos.
Tabel 7. kadar C/N rasio bebrapa jenis bahan organik berdasarkan bahan kering
Bahan
Urin
% Nitrogen
15-18
C/N Rasio
0.8
Darah
10-14
7-10
Buangan Pajagalan
5.5-6.5
Tinja
5.0-6.0
6-10
Lumpur Aktif
Rumput Segar
3.6
12
Sayuran
2.15
12
Pupuk Hijau
14
Ganggang laut
1.9
19
Kulit Kentang
1.5
25
Sampah kota
1.05
24
1.05
Jerami jelai
0.3
68
Jerami gandum
0.11
125
Tahi gergaji
2.5
150
Pupuk Kandang
20
Kotoran Kerbau
18
Kotoran kuda
25
Kotoran Sapi
18
Kotoran Ayam
15
Kotoran Babi
25
Kotoran kambing/domba
30
Cara menghitung agar diperoleh C/N rasio yang diinginkan 30 yang baik untuk pupuk kompos
ialah dengan memilih bahan-bahan yang lebih rendah dari 30 dan lebih tinggi dari 30, kemudian
hitung dengan metode bujur sangkar.