Anda di halaman 1dari 9

Keluar Cairan Pervaginam

Oleh : Nur Wahyuni


Kelas: c.14
Nim: AK. 140110

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb


Puji syukur kehadirat Allah Swt sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Askeb
yang berjudul Keluar Cairan Pervaginam
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin dari para pembaca
dapat menambahkan kekurangannya tersebut.
Wasalamu alaikum wr.wb

Baubau, 10 mei 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keluarnya Cairan Pervaginam
2.2 Penyebab
2.3 Tanda dan Gejala
2.4 Diagnosa Banding
2.5 Penanganan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga dapat ditangani
dengan benar karena setiap tanda bahaya kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi
kehamilan.
Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi
dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam
jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan akan menemukan wanita hamil dengan
komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa.
Oleh karena itu, bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya
pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko
mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu
dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi,
dapat mengakibatkan kematian ibu.
Kematian ibu yang terjadi pada waktu kehamilan 90% disebabkan oleh komplikasi
obstetri, yang sering tidak diramalkan pada saat kehamilan. Komplikasi obstetri secara
langsung adalah Perdarahan, infeksi dan eklamsia. Secara tidak langsung kematian ibu juga
dipengaruhi oleh keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya kehamilan
dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan. Keterlambatan dalam mencapai
fasilitas kesehatan dan pertolongan di fasilitas pelayanan kesehatan(Saifuddin, 2007). Angka
kematian ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN. Angka kematian ibu di
Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2005 sebesar
262 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 248 per
100.000 kelahiran hidup (Andra, 2007). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah tahun 20032007 sebesar 101,36 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 diharapkan AKI
menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan
terdeteksi sejak dini sehingga dapat ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya
kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan. Tanda bahaya kehamilan antara lain:
perdarahan pervaginam, bengkak pada muka atau tangan yang disertai sakit Kepala yang
hebat, penglihatan kabur dan kejang, nyeri abdomen Bagian bawah, mual muntah
berlebihan, demam tinggi, janin kurang bergerak seperti biasanya dan ketuban pecah dini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan cairan pervaginam?
2. Bagaimana mengenali tanda dan gejala cairan pervaginam?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tanda dan gejala cairan pervaginam
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keluarnya cairan pervaginam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keluar Cairan Per Vaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan pervaginam dalam
kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang
patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya.
Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan
kurang 34 mg.
Perdarahan vagina dalam kehamilan jarang yang normal pada masa awal kehamilan. Ibu
hamil mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit di sekitar waktu pertama terlambat
haidnya. Perdarahan ini adalah implantasi, dan normal terjadi.

2.2 Penyebab Keluarnya cairan Pervaginam


Penyebabnya adalah antar lain:

serviks inkompeten
ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion)
kelainan bawaan dari selaput ketuban
infeksi.

2.3 Tanda dan Gejala


Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh, berarti yang
keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan
preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.
Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang merah,
banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola
atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak, kadang-kadang terjadi disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini
bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta.

2.4 Diagnosa banding


a) Deteksi factor resiko
b) Deteksi infeksi secara dini

c) USG : biometri dan funelisasi


2.5 Penanganan
a) Meminta bantuan, menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Melakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, respirasi dan temperatur).
c) Jika dicurigai adanya syok, segera dilakukan tindakan, meskipun tanda-tanda syok
belum terlihat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera dilakukan penanganan syok.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu
hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami
komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan
keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi,
dapat mengakibatkan kematian ibu.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education untuk
mencegah infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Varney . 1997. Varneys Midwifevery.
2. Bennet, V.R. Brown, L.K .1993. Myles text book for midwives

3. Pusdiknakes : WHO: JHPIEGO. 2001. Buku asuhan antenatal.


4. Saifuddin , Abdul Bari, dkk. 2002. Panduan praktis pela

Anda mungkin juga menyukai