Anda di halaman 1dari 35

Makalah

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Oleh
Yolanda Gani (451415034)
Kelas B Geografi 2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016

Perkembangan Peserta Didik | 1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan saya dalam
pengetahuan dan pemahaman materi. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak, yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 14 September 2016


Penyusun

Yolanda Gani

Perkembangan Peserta Didik | 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................6
1.1 Latar Belakang....................................................................................6
1.2 RumusanMasalah...............................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................8
2.1 Definisi dan Hakekat Peserta Didik...............................................8
2.1.1 Definisi Peserta Didik...................................................................8
2.1.2 Hakikat Peserta Didik...................................................................9
2.1.3 Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik.................................9
2.1.4 Hak dan Kewajiban Peserta Didik...............................................12
2.1.5 Karakteristik Peserta Didik yang Sukses.....................................13
2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan...................................14
2.2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan..................................14
2.2.2 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan..................................14
2.2.3 Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan.......................15
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan.................................................................................16
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Individu Sebelum Lahir......16
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Individu Setelah Lahir........17
2.4 Perkembangan Kemampuan Fisik dan Pertumbuhan Fisik.......17
2.4.1 Anak Kecil (early childhood)......................................................17
2.4.2 Anak Besar (late childhood)........................................................17
2.4.3 Remaja (adolescene)....................................................................18
2.4.4 Dewasa (adult).............................................................................18
2.4.5 Tua (elderly)................................................................................19

Perkembangan Peserta Didik | 3

2.5 Perkembangan Minat Peserta Didik.............................................19


2.5.1 Pengertian Minat Peserta Didik...................................................19
2.5.2 Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa dan Faktor yang
Mempengaruhi Minat Siswa.......................................................20
2.6 Perkembangan dan Keterampilan Motorik..................................21
2.6.1 Definisi Perkembangan Motorik.................................................21
2.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik.......21
2.7 Perkembangan Sosialisasi...............................................................22
2.7.1 Pengertian Perkembangan Sosial................................................22
2.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial..........22
2.8 Perkembangan Kognitif..................................................................23
2.8.1 Perkembangan Kognitif...............................................................23
2.8.2 Pengertian Kognitif.....................................................................23
2.9 Perkembangan Kepribadian..........................................................24
2.9.1 Perkembangan Kepribadian Menurut Ahli..................................24
2.9.2 Faktor Penghambat Perkembangan Kepribadian........................25
2.10 Perkembangan Kecerdasan..........................................................25
2.10.1 Pengertian Otak.........................................................................25
2.10.2 Perkembangan Fungsi Otak.......................................................25
2.10.3 Kecerdasan dan Fungsi Otak.....................................................26
2.11 Penerapan Pendekatan dalam Proses Pembelajaran.................28
2.11.1 Pengertian Metode dan Pendekatan...........................................28
2.12.2 Pendekatan Pembelajaran..........................................................28
2.12.3 Model Pembelajaran berdasarkan Teori-teori Belajar ..............31
BAB III PENUTUP...........................................................................................35
3.1 Kesimpulan........................................................................................45
3.2 Saran..................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

Perkembangan Peserta Didik | 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita- cita hidup dan
potensi diri, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan semena-mena. Peserta didik adalah orang
yang memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya.
Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi manusia seutuhnya atau orang yang
tidak bergantung dari orang lain dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri
sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat dan keinginan sendiri.
Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih, 1990: 31) menyatakan bahwa perkembangan adalah
proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas
mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya
dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga,
sekolah,maupun dari masyarakat dimana ia tinggal (lingkungan).

Perkembangan Peserta Didik | 5

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat peserta didik ?
2. Bagaimana definisi pertumbuhan dan perkembangan ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ?
4. Bagaimana perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik ?
5. Apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan minat siswa ?
6. Bagaimana definisi perkembangan dan keterampilan motorik ?
7. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial ?
8. Apa saja faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif ?
9. Apa saja unsur-unsur yang mempengaruhi kepribadian ?
10. Bagaimana perkembangan fungsi otak ?
11. Apa saja pendekatan pembelajaran yang digunakan pada proses belajar mengajar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dan hakikat peserta didik
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi pertumbuhan dan perkembangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
4. Bagaimana perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan minat
siswa
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi perkembangan dan keterampilan motorik
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian perkembangan sosial
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
kognitif
9. Agar mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi kepribadian
10. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan fungsi otak
11. Agar mahasiswa dapat mengetahui pendekatan pembelajaran yang digunakan pada proses
belajar mengajar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Hakikat Peserta Didik
2.1.1 Definisi Peserta Didik
Pengertian peserta didik, peseta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan

Perkembangan Peserta Didik | 6

formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah
peseta didik dalam dunia pendidikan meliputi:
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan tinggi.
c. Warga Belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non
formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKMB), Baik paket A, Paket B,
Paket C.
d. Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan
formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah (Kompasina, 2013)
Mengacu dari beberapa istilah peserta didik, peserta didik di diartikan sebagai orang yang
berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur peserta didik juga disebut
sebagai anak didik. Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid
disebut peserta didik Muhaimin dkk (2005). Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang
(subjek didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang
mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan
kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan. Menurut Arifin (2000)
menyebut murid, maka yang dimaksud adalah manusia didik sebagai makhluk yang sedang
berada dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal yakni
kemampuan fitrahnya.

2.1.2 Hakikat Peserta Didik


Hakikat peserta didik, yaitu sebagai berikut :
a. Peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang
b. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup.

Perkembangan Peserta Didik | 7

c. Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang
berbeda-beda sehingga masing-masing merupakan insan yang unik.
d. Peserta didik memerlukan pembinaan individual dan perlakuan yang manusiawi.
e. Peserta didik pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungannya.
f. Peserta didik memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.1.3 Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh di lingkungan.
Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik
peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir, baik
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
a.

Karakteristik Peserta Didik


Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010: ) mengemukakan 4 karakteristik yang

dimaksudkan yaitu :
1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk
yang unik.
2) Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara
wajar.
3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta
didik memiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan.
Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu:
a.

Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individu yang
menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi.

b.

Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik spiritual, mental,


psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkungan dibagi menjadi tiga
yaitu:

1.

Lingkungan Keluarga
Pada lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi orang yang

sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan orang tuanya, kesuksesan teman
orang tuanya, kesuksesan anak teman orang tuanya, ingin merubah nasib keluarga yang

Perkembangan Peserta Didik | 8

melarat, motivasi sebagai kakak yang merupakan contoh bagi adik-adiknya, motivasi sebagai
adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan kakaknya.
2.

Lingkungan Sekolah
Dari lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi ingin kaya

karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun motivasi dari gurunya.
3.

Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses, motivasi karena

keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi karena masyarakatnya


diremehkan masyarakat lain.
Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut guru dapat memahami bahwa peserta didiknya
digolongkan sebagai individu yang unik dan pilah karena peserta didik pada hakikatnya terdiri
dari individu-individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
b. Kebutuhan Peserta Didik
Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian
dari guru, di antaranya:
1) Kebutuhan jasmaniah
Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan
dan pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah
melakukan upaya-upaya seperti :
a.

Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan
teratur

b.

Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan


yang mengandung gizi dan vitamin tinggi.

c.

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat

d.

Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga.

e.

Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik


dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya

f.

Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan,


sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan nyaman
Perkembangan Peserta Didik | 9

g.

Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka
masing-masing.

2) Kebutuhan akan rasa aman


Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta
didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Hilangnya rasa aman di kalangan
peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang
lain, membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa
aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa di sekolah.
3) Kebutuhan akan kasih sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, temanteman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
4) Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan
diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal
dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Oleh sebab itu, untuk
menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk:
a.

Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh

b.

Menghargai pendapat dan pilihan siswa

c.

Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara
tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.

d.

Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan
penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya

e.

Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif,
menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya

f.

Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan


kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta
didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis.

5) Kebutuhan akan rasa sukses

Perkembangan Peserta Didik | 10

Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama
dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas
apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil.
6) Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Yang dimaksud agama dalam kehidupan
adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam
tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
2.1.4 Hak dan Kewajiban Peserta Didik
Hak peserta didik menurut UU RI No. 20 th 2003:
a)

Mendapat pendidikan agama sesuai agamanya.

b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat& kemampuan.


c)

Mendapat beasiswa bagi yang berprestasi dan orang tuanya tidak mampu membiayai.

d) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang setara.
e)

Menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak


menyimpang batas waktu yang ditetapkan.
Adapun Hak dari peserta didik diantaranya :

a.

Peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.

b.

Memperoleh pedidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.

c.

Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan,


baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan
tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan.

d.

Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan
yang berlaku, penerimaan siswa pada sekolah yang dikehendaki.

e.

Pindah sekolah yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi sesuai dengan persyaratan
penerimaan siswa pada sekolah yang dimasuki.

f.

Memperoleh penerimaan penilaian hasil belajarnya.

g.

Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.

h.

Mendapatkan pelayanan khusus apabila menyandang kecacatan.


Peserta didik mempunyai kewajiban, diantaranya yaitu menurut UU RI No. 20 th 2003:

Perkembangan Peserta Didik | 11

a.

Menjaga norma-norma pendidikan untukmenjamin keberlangsungan proses dan


keberhasilan pendidikan.

b.

Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban
tersebut.

2.1.5 Karakteristik Peserta Didik yang Sukses


Menurut Danim (2010: 6), dengan memahami perkembangan peserta didik, guru tahu
apa yang baik dan apa yang tidak baik dari mereka.inilah karakteristik peserta didik yang
sukses.
1) Menghadiri semua sesi kelas dan acara di laboratorium atau di luar kelas secara teratur.
Mereka hadir tepat waktu.
2) Menjadi pendengar yang baik dan melatih diri untuk memusatkan perhatian.
3) Memastikan ingin mendapatkan semua jawaban atas tugas, dengan cara menghubungi
instruktur atau siswa lain.
4) Memanfaatkan peluang pembelajaran ekstra ketika ditawarkan.
5) Melakukan hal yang bersifat operasional dan sering menantang tugas baru ketika banyak
siswa lain justru menghindarinya.
6) Memiliki perhatian tinggi di kelasnya.
7) Berpartisipasi pada semua sesi kelas, meski upaya mereka sedikit menghadapi rasa kikuk
dan sulit.
8) Memperhatikan guru-guru mereka sebelum atau setelah sesi kelas atau selama jam
pelajaran.
9) Kerap berdiskusi dengan guru-guru lainnya untuk mendapatkan pengalaman yang
bermakna
10) Mengerjakan semua tugas secara rapi dan menelaah hasilnya secara kritis.

2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


2.2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Definisi pertumbuhan menurut para ahli, yaitu :
Perkembangan Peserta Didik | 12

1. Menurut Kartono, Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat
dalam peredaran waktu tertentu.
2. Menurut Crow dan Crow, pertumbuhan pada umumnya dibatasi pada perubahan-perubahan
struktural dan fungsional dalam pembentukan seseorang secara jasmaniah dari saat masih
terbentuk konsepsional (janin) melalui periode prenatal (dalam kandungan ), postnatal
(lahir) sampai pada kedewasaannya.
Definisi perkembangan menurut para ahli, yaitu :
1. Menurut Kamus Lengkap Psikologi ( J.P. Chaplin, 2004: 134) perkembangan adalah
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
2. Menurut Kartini Kartono seperti yang dikutip oleh Alex Sobur ( 2003:128 ) perkembangan
adalah perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsifungsi psikis dan fisis pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses
belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan.
3. Bijou dan Baer ( dalam Sunarto dan B. Agung Hartono, 2002:39 ) mengemukakan
perkembangan adalah perubahan progresif yang menemukan cara organisme bertingkah laku
dan berinterkasi dengan lingkungan.
4. Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan menyangkut fisik maupun psikis. (Syamsu Yusuf, 2002)
2.2.2 Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
Ciri-ciri pertumbuhan pada manusia, yaitu :
a.

Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran
fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain- lain.

b.

Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi
fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

c.

Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama
masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks-refleks tertentu.

d.

Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

Perkembangan Peserta Didik | 13

Adapun ciri-ciri perkembangan pada manusia, yaitu :


a.

Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi,
seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

b.

Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan
dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke
bagian distal.

c.

Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal
yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.

d.

Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang


berbeda.

e.

Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan


perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

2.2.3 Prinsip-Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan


Prinsip perkembangan pada manusia, yaitu :
1.

Perkembangan menyangkut perubahan


Tujuan perkembangan tersebut adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuaan
bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadarannya akan perubahan
tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap
perubahan ini, bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana
kelompok social bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.

2.

Perkembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal
sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan
membahayakan penyesuaian pribadi dan social anak, ia dapat diubah sebelum menjadi
pola kebiasaan.

3.

perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang
menetapkan batas perkembangan batas bagi perkembangan.

4.

Pola perkembangan dapat diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat
diperlambat atau dipercepatoleh kondisi lingkungan dimasa pralahir dan pascalahir.

5.

Adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Perkembangan berlangsung


dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan tersebut terjadi secara

Perkembangan Peserta Didik | 14

berkesinambungan berbagai bidang berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan


terdapat korelasi dalam perkembangan.
6.

Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh


bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan
fisik maupun psikologis. Kepentingan praktis untuk mengetahui bahwa terdapat
perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia menekankan pentingnya
melatih anak sesuai dengan kbutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama
pada semua anak.

7.

Terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut pola pralahir, masa neonatus,
masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak dan masa puber. Dalam
semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan serta pola
perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut
perilaku bermasalah.

8.

Adanya harapan social untuk setiap periode perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk
tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia
berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi
penyesuaian yang baik.

9.

Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya baik fisik maupun


psikologis yangn dapat mengubah pola perkembangan.

10. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam pola perkembangan. Tahun pertama
kehidupan biasanya yang paling dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Individu Sebelum Lahir
a) Banyaknya mengkonsumsi obat-obatan pada ibu hamil akan berdampak kuat terhadap
perkembangan motorik anak yang akan dilahirkannya. Bahkan anak yang sudah
lahirpun akan merasakan efek negatifnya seperti perkembangan motorik yang lambat
tidak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil
sebaiknya mengurangi mengkonsumsi obat-obatan agar bayi yang dilahirkan normal
dan tidak mengalami kelainan dalam perkembangan motoriknya kelak.
b)

Penyakit bawaan dari ibu ini kondisi tubuh janin dalam kandungan menjadi mudah
teinfeksi virus yang berasal dari dalam diri ibunya. Sehingga sangat memudahkan bayi
Perkembangan Peserta Didik | 15

yang akan dilahirkan menjadi terkendala termasuk dalam hal perkembangan


motoriknya.
c) Gen menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik, karena dalam gen itu
terdapat potensi yang memungkinkan individu tidak dapat berkembang secara normal
dalam hal kemampuan motoriknya seperti penyakit pada otot.
d) Nutrisi yang baik sangat mempengaruhi ibu hamil untuk mendukung perkembangan
motorik selama bayi dalam kandungan dan bahkan setelah lahir hingga dewasa kelak.
Perhatian terhadap kualitas nutrisi pada ibu hamil mutlak dilakukan agar tidak menjadi
penghambat bagi perkembangan motorik maupun yang lainnnya di kemudian hari.
2.3.2

Faktor Yang Mempengaruhi Individu Setelah Lahir


Ada beberapa hal di faktor endogen ini. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap

individu yang dilahirkan ke dunia akan membawa pembawaan tertentu, terutama sifat-sifat
yang berhubungan dengan faktor kejasmanian. Misalnya bentuk/struktur tubuh, warna
rambut, warna kulit, warna mata, bentuk wajah, dan sebagainya. Sifat-sifat ini merupakan
sifat-sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan, seperti yang dikenal dengan
hukum Mendel. Faktor pembawaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani umumnya
tidak dapat diubah. Bagaimanapun besarnya keinginan orang untuk mempunyai warna kulit
yang putih bersih, tidak akan terlaksana kalau faktor keturunan kulitnya berwarna hitam
atau coklat, demikian pula halnya dengan yang lain-lain.
2.4 Perkembangan Kemampuan Fisik dan Pertumbuhan Fisik
2.4.1 Anak Kecil (early childhood)
Ditandai adanya kecenderungan autonomy shame, doubt. Pada masa ini sampai-batasbatas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain,
minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau
persetujuan dari orang tuanya.
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan
usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian
diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
2.4.2 Anak Besar (late childhood)
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun
sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa

Perkembangan Peserta Didik | 16

anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson
menekankan masa ini sebagai masa timbulnya sense of accomplishment di mana anak-anak
pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan
melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak
masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
2.4.3 Remaja (adolescene)
Ditandai adanya kecenderungan identity Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapankecakapan yang dimilikinya dia
berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.
Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali
sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai
penyimpangan atau kenakalan.
Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa
setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok
sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
2.4.4 Dewasa (adult)
Ditandai adanya kecenderungan generativity stagnation. Sesuai dengan namanya masa
dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga
perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat
luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga
tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal hal
tertentu ia mengalami hambatan.
2.4.5 Tua (elderly)
Ditandai adanya kecenderungan ego integrity despair. Pada masa ini individu telah
memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah
menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya
yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan
dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai.
Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada,

Perkembangan Peserta Didik | 17

tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga
keputusasaan acapkali menghantuinya.
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur
enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik
dan psikologis yang semakin menurun.
2.5 Perkembangan Minat Peserta Didik
2.5.1 Pengertian Minat Peserta Didik
Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu
keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai
berikut :
-

Menurut Slamito, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada

sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.


Menurut Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah

perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan.


Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Dari pemaparan mengenai definisi-definisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat
adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan
senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang
cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala
psikis tersebut dapat di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh
seseorang dalam beraktifitas.
2.5.2 Cara Menumbuhkan Minat Belajar Siswa dan Faktor yang
Mempengaruhi Minat Siswa
Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban
untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah sebagai
berikut:

a) Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.


b) Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru.
c) Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran
yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
d) Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
Perkembangan Peserta Didik | 18

e) Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual.


Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga
munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.
Faktor tersebut diantaraya:
1. Faktor individu
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan
karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. Setiap individu
mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul
juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai
kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas
dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang
perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.
2. Faktor sosial
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena kondisi
keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor
sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan
dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal
kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya
bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan
mengenal lebih dalam mengenai perikanan.
2.6 Perkembangan dan Keterampilan Motorik
2.6.1 Pengertian Perkembangan Motorik
Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan
sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai
pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Menurut
Emdang Rini Sukamti (200:15) bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses
kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses
pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang
menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya. Dari berbagai pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan keterampilan motorik

Perkembangan Peserta Didik | 19

dari lahir sampai umur lima tahun yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan
keterampilan motorik.
2.6.2 Pembagian Keterampilan Motorik
Menurut Magill Richard A, (1989:11) adalah berdasarkan kecermatan dalam melakukan
gerakakn keterampilan dibagi menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor
skill) dan keterampilan motorik halus ( fine motor skill).
a. Keterampilan Motorik Kasar (gross motor skill)
Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan keterampilan gerak yang
menggunakan otot-otot besar, tujuan kecermatan gerakan bukan merupakan suatu hal
yang penting akan tetapi koordinasi yang halus dalam gerakan adalah hal yang paling
penting. Motorik kasar meliputi melompat, memelempar, berjalan, dan meloncat.
b. Keterampilan Motorik Halus (fine motor skill)
Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan motorik halus
yang merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot kecil dari tubuh
untuk mencapi tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus
meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang
tinggi. contoh motori halus adalah: melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.

2.7 Perkembangan Sosialisas


2.7.1 Pengertian Perkembangan Sosialisasi
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana.
Pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia
sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.

Perkembangan Peserta Didik | 20

Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan
hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat
sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana.
2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa
ikut pula menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai
anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. ia anak siapa. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara
sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Perkembangan Peserta Didik | 21

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,


memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama
dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tinggi.
2.8 Perkembangan Kognitif
2.8.1 Perkembangan Kognitif
Karakteristik perkembangan kognitif pada masa pertengahan anak-anak adalah pemikiran
operasional konkret. Dimana, pada tahap ini dapat melakukan operasi-operasi dengan
mengubah tindakan secara mental, memperlihatkan keterampilan-keterampilan konservasi;
penalaran secara logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya di dalam keadaankeadaan konkret; tidak abstrak (misalnya, tidak dapat membayangkan langkah-langkah
persamaan aljbar); keterampilan-keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda
ke dalam perangkat-perangkat dan sub-subperangkat dan bernalat tentang keterkaitannya.
2.8.2 Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal).
2.9 Perkembangan Kepribadian
2.9.1 Perkembangan Kepribadian Menurut Ahli
Menurut Allport kepribadian itu dapat dikategorikan pada tiga fase perkembangan sebagai
berikut:
1. Masa Bayi (neonates)
Pada masa bayi, didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan sampai minimal dan
mencari keenakan sampai maksimal. Dengan motivasi kebutuhan untuk mengurangi rasa
Perkembangan Peserta Didik | 22

sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seornag bayi menjalani proses perkembangan dirinya.
Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa sebagian tingkah lalu bayi dipandang sebagi bentuk awal
pola kepribadian kemudian. Peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dan norma
kehidupan pada bayi adalah sangat berpengaruh bagi perkembangan pola kepribadian
selanjutnya. Gardon Allport (1951) menyimpulkan bahwa pada bagian kedua tahun pertama
anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Setidaknya pada paruh kedua tahun
pertama seorang bayi telah mulai memperlihatkan kualitas-kualitas unik yang kiranya
merupakan atribut-atribut kepribadian yang bersifat tetap.
2. Masa Kanak-Kanak
Perkembangan dari masa bayi menuju masa kanak-kanak melewati garis-garis yang berganda.
Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, akan
berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang. Prinsip ini
menjelaskan sesuatu yang awalnya sekedar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan
biologis dapat menjadi motif otonom yang mengarahkan tingkah laku dengan daya seperti
yang dimiliki oleh dorongan yang dibawa sejak lahir.
3. Masa Dewasa
Dalam diri individu dewasa ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh
sekumpulan sifat yang terorganissai dan harmonis. Individu dewasa mengetahui apa yang
dikerjakannnya dan mengapa itu dikerjakannya. Untuk memahami sepenuhnya apa yang harus
dilakukannya, orang dewasa harus mempunyai tujuan dan aspirasinya dengan jelas. Motif
yang terpenting bukan lagi berpuas gema masa lampau, melainkan lambaian ajakan masa
depan. (Inge Hatugalang, 2007: 7-9)
2.9.2 Faktor Penghambat Perkembangan Kepribadian
Menurut Inge Hatugalang (2007: 7-9) perkembangan kepribadian seseorang akan terhambat
dikarenakan dua faktor, antara lain:
1. Faktor Internal diri
Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan berasal dari diri individu sendiri
dikarenakan :
a. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas
b. Individu kurang termotivasi dalam hidup
c. Individu enggan menelaah diri
Perkembangan Peserta Didik | 23

d. Faktor usia
2. Faktor Ekternal Diri
a. Faktor tradisi budaya
b. Penerimaan masyarakat/social
2.10 Perkembangan Kecerdasan (Konsep Otak Kiri dan Otak Kanan)
2.10.1 Pengertian Otak
Otak (encephalon) adalah pusat sistem saraf (central nervous system/CNS) pada
vertebrata dan banyak invertebrate lainnya. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar
gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostatis seperti tekanan darah, keseimbangan cairan
tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi,
ingatan, pembelajaran motorik, dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk
pulsa listrik yang dikenal sebagai potensi aksi.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc
dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap
pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat ikatan erat antara
otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi
manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.
2.10.2 Perkembangan Fungsi Otak
Fungsi otak berkembang sangat cepat pada usia balita, oleh sebab itu usia ini disebut
Golden Age. Otak tengah, dapat mengakses secara cepat dan mudah pada usia 5-12 tahun.
Bila dilatih dengan serius, maka anak akan belajar membaca dan menghafal lebih cepat. Serta
bisa juga mengaktivasi pendengaran dan penglihatan. Artinya jika otak tengah diaktifkan
maka akan terjadi keseimbangan kerja otak kanan dan kiri.
Doug Hall mengatakan bahwa dominasi kerja otak (kanan/kiri) itu mempengaruhi
kepribadian seseorang. Dominas otak kanan menunjang kepribadian yang : humoris, simple,
menyenangkan, spontan dan bebas. Otak kanan juga sebagai pengendali emotional
intelligence, berseni (khususnya musik dan warna), secara kreatif.
2.10.3 Kecerdasan dan Fungsi Otak

Perkembangan Peserta Didik | 24

Kecerdasan atau intelejensi adalah kemampuan atau mental ability, kecakapan potensial
atau general aptitude.
Hasil kerja kecerdasan ini meliputi :
1. Perilaku kognitif; mengamati, mencerna, dan menciptakan.
2. Perilaku konatif; dorongan dari dalam indnividu seperti kemauan, motif, kehendak
3. Perilaku afektif; perilaku yang bersentuhan dengan perasaan seperti senang, sedih dan cinta
Menurut para pakar atau ilmuwan mengenai kecerdasan, yaitu :
1. Benjamin. S. Bloom, mengatakan kecerdasan meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor
2. Daniel Goleman, menambahkan bahwa kecerdasan mencakup juga kecerdasan emosional
atau E I (emotional Intellegence)
Emotional Intelligences di bagi menjadi 5 bidang kompetensi
1. Kemampuan untuk mengenal emosi dirinya sendiri serta memahami hubungan antara
emosi,pikiran dan tindakan.
2. Kemampuan untuk mengelola emosi ; dapat mengatur perasaan dengan tepat
3. Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri ; biasanya dengan sikap optimis dan berfikir
positif.
4. Kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain (empati)
5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
3. Danah Zonar dan Ian Marshall, berpendapat bahwa cerdas tidak haya IQ tetapi juga SI,
orang yang cerdas adalah mereka yang memiliki kognitif,afektif,psikomotor,EI dan SI yang
tinggi.
4. Howard Gardner, merumuskan teori kecerdasan terdiri dari 9 kecerdasan :
1)

Kecerdasan Linguistik

2)

Kecerdasan Logika-Matematika

3)

Kecerdasan Intrapersoanal

4)

Kecerdasan Interpersoanal

5)

Kecerdasan Musikal

6)

Kecerdasan Visual Spasial

7)

Kecerdasan Kinestetik

8)

Kecerdasan Naturalis/Lingkungan
Perkembangan Peserta Didik | 25

9)

Kecerdasan Eksistensial
Otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu

-Belahan otak kiri


Belahan otak kiri mempunyai fungsi yang bersifat logis, analitis, bertahap dan linier,
berpikir konvergen, mengarah pada satu jawaban ya/tidak atau benar/salah, serta rasional.
Dalam hal ini perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, dan logika. Daya ingat
otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Otak kiri juga bertugas
mengendalikan fungsi bagian badan sebelah kanan. Bila terjadi kerusakan pada otak kiri,
maka akan terjadi pada gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa, dan matematika.
-Belahan otak kanan mempunyai fungsi intuitif, holistic, gestalt, non linier, berpikir
divergen, mengarah pada jawaban yang menyebar/toleran terhadap kedwiartian, dan
irrasional.
Dalam hal ini persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik, dan
warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi kerusakan
otak kanan, misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang
terganggu adalah kemampuan visual dan emosi. Otak kanan bertugas menggerakan bagian
badan adalah sebelah kiri. Otak kanan mengolah hal-hal yang berkaitan dengan irama,
kesadaran ruang, imajinasi, melamun, warna, dimensi dan tugas-tugas yang membutuhkan
kesadaran holistik atau keseluruhan. Istilah popular dalam kegiatan belahan otak kanan
adalah: artistik, kreatif, naluriah.
Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap individu mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan salah satu belahan yang dominan dalam menyelesaikan
masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas
namun keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.
2.11 Penerapan Pendekatan dalam Proses Pembelajaran
2.11.1 Pengertian Metode dan Pendekatan
Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam
perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu
pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses
tersebut digunakan beberapa metode. Sebagai contoh dalam pembelajaran pencemaran
lingkungan.
Perkembangan Peserta Didik | 26

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dapat dipilih dari beberapa
pendekatan yang sesuai, antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses pembelajaran
pencemaran lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan tersebut dapat
digunakan beberapa metode, misalnya metode observasi, metode didkusi dan metode
ceramah. Supaya lebih jelas ikuti perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan
memberi pembelajaran pencemaran lingkungan tersebut.
Pada awalnya ia memilih pendekatan lingkungan, berarti ia akan menggunakan
lingkungan sebagai fokus pembelajaran. Pada akhir pembelajaran melalui konsep pencemaran
lingkungan siswa akan memahami tentang lingkungan sekitarnya apakah sudah tercemar atau
tidak. Untuk merealisasikan hal tersebut ia menggunakan metode diskusi dan ceramah. Dalam
pembelajarannya ia membuat suatu masalah untuk didiskusikan oleh siswa kemudian ia akan
mengakhiri pembelajaran tadi dengan memberi informasi yang berkaitan dengan hasil diskusi.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dan pendekatan dirancang
untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
2.11.2 Pendekatan Pembelajaran
1) Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar
mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target
penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil
belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif
dengan prinsip membelajarkan memberdayakan siswa, bukan mengajar.
2) Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa
pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori
konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses
saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.

Perkembangan Peserta Didik | 27

Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang
akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru.
Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam
struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang
ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini
dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada
padanya.
Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan
menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai
parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar
digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari
dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat
meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
3) Pendekatan Deduktif Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada
bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya.
b. Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data
untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin
merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran
dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori.
Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang
menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit
memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan
Perkembangan Peserta Didik | 28

pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru


mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006)
melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: All new learning
involves transfer of information based on previous learning, artinya semua pembelajaran
baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai
dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen
logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan
beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman
siswa tentang definisi yang disampaikan.
4) Pendekatan Konsep dan Proses
a. Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing
memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam
proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan
beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.
b. Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan
sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap
proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian
integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialaminya.
5) Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat
Perkembangan Peserta Didik | 29

National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the
teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai
proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam
pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan
konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM
merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in
order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate
acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STMharuslah
diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka
memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini
berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat
dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi
bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
2.12.3 Model Pembelajaran berdasarkan Teori-teori Belajar
1. Model Interaksi Sosial
Model ini menitikberatkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau
dengan individu lainnya. Fokusnya kepada proses realita. Model ini berorientasi pada prioritas
terhadap perbaikan kemampuan (abilitas) individu dalam berinteraksi dengan orang lain,
perbaikan proses-proses demokratis dan perbaikan masyarakat.
Dalam model ini tercakup beberapa jenis strategi pembelajaran, yaitu:
a. Kerja kelompok; tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan dalam
bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal, dan keterampilan
menemukan dalam bidang akademik.
b. Pertemuan kelas; tujuannya untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri
maupun terhadap kelompok.
c. Pemecahan masalah social atau inquiry social; bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah social dengan cara berpikir logis dan penemuan
akademik.
d. Model laboratorium; bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan
dalam kelompok.
Perkembangan Peserta Didik | 30

e. Model pengajaran yurisprudensi; bertujuan untuk melatih kemampuan mengolah informasi


dan memecahkan masalah social dengan cara berpikir yurisprudensi.
f. Bermain peranan; bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menemukan nilainilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
g. Simulasi sosial; bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan social
serta menguji reaksi mereka.
2. Model Proses Informasi
Model ini didasarkan pada belajar kognitif, berorientasi pada kemampuan siswa dalam
memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model
ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif,
serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umu (general intellectual ability).
Beberapa strategi pembelajaran dalam model proses informasi, diantaranya:
1) Mengajar induktif; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk
teori.
2) Latihan inquiry; tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif,
perbedaannya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan.
3) Inquiry keilmuan; bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan
diharapkan memperoleh pengalaman dalam bagian-bagian lainnya.
4) Pembentukan konsep; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif,
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5) Model pengembangan; bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan umum terutama
berpikir logis, disamping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral.
6) Advanced organizer model; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses
informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies
of knowledge) secara bermakna.
3. Model Personal
Model pembelaaran ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Titik beratnya
adalah pada pembentukan pribadi individu yang tertuju pada kehidupan emosionalnya. Model
ini diharapkan dapat membantu individu untuk mengembangkan hubungan yang produktif
dengan lingkungannya, dan menjadikannya sebagai pribadi yang mampu membentuk

Perkembangan Peserta Didik | 31

hubungan-hubungan dengan pribadi lain dalam konteks yang lebih luas serta mampu
memproses informasi secara efektif.
Model pembelajaran personal terdiri dari empat strategi pembelajaran, yaitu:
1) Pengajaran non direktif; bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan
pribadi yaitu kesadaran diri (self awareness), pemahaman (understanding), otonomi, dan
konsep diri (self concept).
2) Latihan kesadaran; bertujuan untuk meningkatkan kemampuan self exploration dan self
awareness. Titik beratnya pada perkembangan interpersonal.
3) Sinektik; bertujuan untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan pemecahan masalah
secara kreatif.
4) Sistem konseptual; bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
4. Model Modifikasi Tingkah Laku
Model pembelajaran ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik. Model tersebut
bermaksud mengembangkan sistem-sistem yang efisien untuk mengurut tugas-tugas belajar
dan membentuk tingkah laku dengan cara memenipulasi penguatan (reinforcement). Para
eksponen teori reinforcement telah mengembangkan model-model dan operabt conditioning
sebagai mekanisme sentral.
Para eksponen tersebut seringkali menunjuk kepada teori modifikasi tingkah laku yang
menitik beratkan pada perubahan tingkah laku eksternal siswa sebagai visible behavior lebih
dari tingkah laku yang mendasarinya. Operant conditioning telah diterapkan daam bidang
pendidikan dan bidang-bidang lainnya, misalnya bidang kemiliteran, disampaikan dalam
berbagai model yang berbentuk media-oriented, seperti: pengajaran berprograma, interactive
teaching, dan micro teaching.

Perkembangan Peserta Didik | 32

Perkembangan Peserta Didik | 33

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita-cita hidup dan
potensi diri, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan semena-mena. Peserta didik adalah
orang yang memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depannya. Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi manusia seutuhnya
atau orang yang tidak bergantung dari orang lain dalam arti benar-benar seorang pribadi
yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat dan keinginan
sendiri. Jadi, peserta didik adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik
serta memiliki kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
3.2 Saran
Makalah ini di susun dengan usaha yang baik semoga bermanfaat bagi para penulis,
pembaca dan lebih khususnya pada teman-teman mahasiswa. Kritik dan saran dari temanteman demi kesempurnaan makalah ini, yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami materi dalam makalah
ini khususnya perkembangan peserta didik.

Perkembangan Peserta Didik | 34

DAFTAR PUSTAKA
Tahir, Nurdin. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan. Volume 1: Halaman 2, 6, 7.
Astawa, I Gede Satria. 2012. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan. Volume: 3-4, 6.
Kuntjojo. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan. Volume 1: Halaman 5, 4).
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995).
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini :Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012).
Singgih D.Gunarsa.Yulia D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Jakarta:
PT.BPK Gunung Mulia, 2003).
John. W. Santrock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Penerbit Elangga, 2007).
M.Thobroni & Fairuzul Mumtaz, Mendongkrak Kecerdasan Anak melalui Bermain dan
Permainan, (Jogjakarta: Kata Hati, 2011).

Perkembangan Peserta Didik | 35

Anda mungkin juga menyukai