Anda di halaman 1dari 44

MODUL 1

PENGENALAN ALAT SURVEI TANAH


ACARA 1 : KOMPAS GEOLOGI

Gambar 1. Kompas Geologi


Kompas geologi merupakan alat penunjuk arah, yaitu arah utara magnetis
bumi yang di sebabkan oleh sifat kemagnetisannya. Karena sifat ini, maka dalam
penggunaannya jauhkan kompas dari pengaruh benda benda yang terbuat dari besi
atau baja, karena akan menyebabkan penunjukan yang salah pada jarum kompas.
a. Kompas Orienteering
Baseplate / kompas protactor, ditemukan Kjellstrom bersaudara, terdiri atas
rectangular baseplate (panah berwarna merah sepanjang axis), lingkaran kompas (0
hampir diseluruh dunia untuk lingkaran penuh adalah 3600, tetapi sebagian belahan
eropa menggunakan 4000). Tanda dibagian dasar rumah kompas (panah dan garis
paralel di dalam panah), lanyard untuk memasang kompas di pinggang, garis skala
untuk ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari baseplate; cermin untuk
membaca peta secara detail, lubang berbentuk lingkaran dan segitiga untuk menandai
jalur orienteering di atas peta.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 1

b. Kompas Ibu Jari


Organisasi orienteering top dari swedia membuat kompas baru dengan
mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tersebut
dijempol. Kompas ini lalu dipasang dijempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas
yang juga dipegang dengan tangan kiri pula. Keuntungan dari model ini adalah peta
dan kompas selalu dibaca dalam satu unit peta menjadi lebih muda dibaca dan cepat
ditambah satu tangan bebas bergerak. Kekurangannya adalah sudut yang sangat
akurat sesuai dengan sudut kompas sangat sulit diambil.
Kompas Bidik
1. Kompas Prismatik
2. Kompas Lensa (modul praktikum geografi tanah 2016)
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah
inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.
A. Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan
letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah
besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di
atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,
kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada)
yang dapat digeser sepanjang jarum kompas
B. Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah
utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara
magnit dan titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi
daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan
arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara
memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang
disebutkan.
2. ACARA 2 : ABNEY LEVEL

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 2

Gambar 2. Abney Level


Abney level digunakan untuk mengukur kemiringan lahan. Dapat juga untuk
mengukur ketinggian benda seperti pohon, rumah, dan sebagainya. Penggunaan
clinometer lebih praktis daripada penggunaan abney level karena, sebab surveyor
hanya tingggal membaca besaran sudut atau kemiringan lahan tersebut dalam dua
macam satuan, yaitu derajat dan persentase. Untuk cara penggunaan clinometer
hampir sama dengan kompas, yaitu mata yang kanan melihat skala clinometer,
sedangkan mata kiri menuju objek. Kedua mata membidik sasaran dalam posisi
sejajar. Selain digunakan untuk mengukur besarnya lereng dalam dua satuan, yaitu
derajat (skala kiri) dan persentase (skala kanan), clinometer ini juga digunakan untuk
mengukur tinggi pohon, bangunan atau objek-objek yang lainnya (Abdullah, 1993).
Penyipat abney terdiri atas tabung bidik berpenampang segi empat,
panjangnya 127 mm, dilengkapi dengan tabung teleskop yang mencapai panjang 178
mm. Tabung teleskop dilengkapi dengan lubang bidik pada ujung bidik dan benang
silang garis horizontal, sehingga lengkaplah susunan pembidikan. Pada tabung bidik
empat persegi panjang disekrupkan busur setengah lingkaran berskala derajat dibaca
dengan nonius. Pada sumbu busur dipasang suatu nino spiritus. Dalam tabung bidik
dipasang cermin yang membentuk sudut 450 dengan garis bidik, yang
memungkinkan pengamat melihat secara serentak nivo spiritus melalui cermin dan
target di tempat yang jauh pada benang silang. Untuk mengatur sudut kemiringan,
penyipat abney ditempatkan pada mata sedemikian rupa sehingga gelembung nivo

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 3

terlihat pada cermin. Tabung bidik dimiringkan unutk mengamati stasiun depan, dan
dengan menggerakkan sekrup pengontrol nivo secara lambat (Irvine, 1995).
Abney level adalah alat yang di gunakan untuk menentukan kemiringan
lereng atau mengukur ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Menggunakan
Abney Level untuk menentukan kemiringan lereng :
1. Ukur jarak horizontal dari kaki lereng ke puncak lereng yang akan di amati
sehingga di dapatkan titik yang di butuhkan.
2. Arahkan penglihatan pada titik yang di perlukan dan memindahkan lengan
indeks pada skala sampai tabung gelembung muncul dan sejajar.
3. Baca skala presentase (derajat dan menit dari sudut)
4. Hitung ketinggian dengn mengalikan peresentase di baca oleh jarak horizontal
(dengan mengalikan jarak horizontal dengan tan dari sudut), dari kaki lereng
serta ulangi langkah 2 sampai 4.
5. Kombinasikan ketinggian dari langkah 4 dan 5untuk menentukan kemiringan
lereng.
6. Tambahkan 2 ketinggian bersama sama, jika anda melihat sampai ke titik
yang di peerlikan sampai langkah 2 untuk menentukan kemiringan lereng
pada langkah 5.
7. Kurangi ketinggian yang anda amati, jika anda menggunakan patok serta
berada pada bidang miring dalam pengamatan menggunakan abney level dan
harus melihat kedua titik yang di perlukan. Periksa semua pembacaan dan
perhitungan (modul praktikum gepgrafi tanah 2016).

ACARA 3 : ( Global Positioning System )

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 4

Gambar 3. GPS
GPS merupakan bagian dari sistem radio navigasi berbasis satelit yang secara
terus-menerus mentrasmisikan informasi dalam bentuk kode, sehingga
memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi / posisi, ketinggian, kecepatan
dan waktu dengan mengukur jarak kita dengan satelit.
Global Positioning System merupakan metode penentuan posisi ekstrateristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini
dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan bersifat
geosentrik, artinya pusat masa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat
sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi
(bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS
1984).
Ada dua jenis alat penerima sinyal GPS, yaitu navigasi dan jenis geodetik.
Alat penerima jenis navigasi merupakan alat yang mempunyai bentuk sederhana,
kecil, dan praktis dibawa kemana-mana karena tidak dilengkapi alat perlengkapan
lainnya (seperti statip atau kaki tiga atau antena luar), sehingga tidak memerlukan
bantuan orang lain untuk membawanya. Karena itu, alat ini sangat sesuai untuk
digunakan sebagai alat petunjuk navigasi. Berbeda dengan jenis navigasi, jenis
geodetik merupakan alat penerima sinyal satelit GPS yang mempunyai bentuk dan
ukuran lebih besar dari jenis navigasi, serta dilengkapi dengan kaki tiga (statip) untuk
menempatkan antena tepat di atas titik yang akan diukur / ditentukan posisinya.
Dengan demikian untuk membawa seluruh perlengkapan ke lapangan diperlukan dua
atau tiga orang personal.
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 5

Prinsip penentuan posisi dengan GPS ini merupakan metode peningkatan ke


belakang. Pada metode peningkatan ke belakang yang asli, data yang diukur adalah
sudut-sudut di titik yang dicari koordinatnya di satelit-satelit yang sedang diamati
(paling sedikit diperlukan empat satelit) untuk setiap satu titik ukur dimana setiap
satelit berfungsi sebagai titik ikat. Posisi yang diukur / ditentukan oleh metode GPS
ini adalah dalam bentuk koordinat siku-siku tiga dimensi atau dapat pula dalam
bentuk koordinat geodetis (lintang, bujur) yang semuanya ditentukan terhadap
elipsoid geosentrik, World Geodetic System 1984 (WGS-1984).
Dalam bahasa Inggris Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk
menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sikronisasi sinyal satelit.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke
bumi sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan,dan digunakan untuk
menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS
antara lain GLONASS rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. (modul praktikum
gepgrafi tanah 2016).
1. Pengertian GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu,
secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak
orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia
dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan,
percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi
dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan
puluhan meter.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 6

2. Segmen Penyusun Sistem GPS


Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu :
a. Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada
ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit
akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tersebut memutari
orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik
manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada
b.

pengguna seluruh dunia.


Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat
di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang
tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan
mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan
informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan
perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian

dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.


c. Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS
(selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima,
prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di
muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS
dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
3. Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi
jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang
telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat
parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan
satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan
jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat
satelit.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 7

4. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang
posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini
tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki
kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm
untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa
nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit,
tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

ACARA 4 : BOR TANAH

Gambar 4. Bor Tanah


Bor tanah merupakan suatu alat yang digunakan untuk pengambilan sampel
tanah, dimana dengan cara menancapkan alat tersebut ke dalam tanah dan
memutarkan alat seperti membor tanah. Sehingga tanah yang terambil oleh bor
tersebut sebagai contoh sampel penelitian akan diuji (modul praktikum geografi
tanah 2016).

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 8

Bor tanah atau yang juga dikenal dengan nama Bor bergia Ini berfungsi
sebagai untuk mebor tanah dalam melihat tingkat kedalam dari lahan tersebut,
untuk melakukan pengukuran tektur lapisan atas dan lapisan bawah tanah.Bor
tanah digunakan dengan cara bor tanah ditancapkan pada lahan tertentu kemudian
diputar searah jarum jam, angkat setiap kedalaman 20 cm dari permukaan dengan
cara diputar melawan arah sambil diangkat. Pengeboran ini dilakukan sampai
sampai ditemukan batu.
KESIMPULAN
Alat alat praktikum tersebut mulai dari Kompas Geologi, Abney Level, GPS
Dan Bor Tanah semuanya adalah alat yang digunakan untuk alat praktikum di
lapangan dan semuanya sangat berhubungan dengan tanah.
SARAN
Menggunakan alat-alat tersebut harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan
juga digunakan sesuai dengan fungsinya agar lebih teliti untuk penggunaannya.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 9

MODUL II
SIFAT FISIK TANAH
1. ACARA 1 : PROVIL DAN HORISON TANAH
a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang profil tanah dan horizon tanah
2) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengklasifikasikan
masing masing horizon tanah
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) Roll meter 50 meter
3) Sekop / cangkul / kuda-kuda
4) Sangkur / parang
5) Tali
6) GPS
7) Baterei Alkalin
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi pengamatan profil dan horizon tanah yang diinginkan.
2) Catatlah koordinat lokasi pengamatan profil dan horizon.
3) Mulailah mengamati profil tanah pada lokasi yang dipilih.
4) Lakukan peralatan pada dinding profil dengan menyayat bagian luar dinding
menggunakan sekop/kuda-kuda, parang atau sangkur (untuk memperoleh
gambaran nyata profil).
5) Amatilah keadaan profil tanah kemudian ukur ketebalan profil tanah dengan
menggunakan Roll meter.
6) Amatilah masing-masing horizon yang ada dan klasifikasikan masing-masing
horizon tersebut.
7) Catatlah kedalam daftar isian profil dan horizon tanah sesuai hasil
pengklasifikasian masing-masing horizon yang telah diamati.
8) Catatlah kedalam daftar isian profil sesuai hasil pengamatan.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 10

d) Kajian Teori
Mineral adalah bahan penyusun tanah utama yang berasal dari kristalisasi
magma, atau terbentuk sebagai hasil reaksi unsur kimia di dalam tanah. Tanah adalah
lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari suatu tempat ke tempat
yang lain, karena keanekaragaman maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan
individu-individu tanah. Pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari prosesproses pemecahan atau penghancuran di mana bahan induk menjadi halus. Tiap tanah
berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil
yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang
sangat besar manfaatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat profil
tanah.
Profil tanah merupakan urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan
tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari dengan menggali
tanah atau membersihkan tebing secara vertikal kelapisan bawah. Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, atau dapat dilihat pada suatu
tebing yang dibersihkan secara vertikal dimana terdapat batasan-batasan lapisan
tanah. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan
dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian
bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
Syarat-syarat profil tanah :
1) Tegak ( Vertikal )
2) Baru
3) Tidak terkena sinar matahari langsung
4) Tidak tergenang air
5) Mewakili tapak sekeliling
Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat
disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap
horizon dapat dibedakan berdasarkan warna,tekstur,stuktur,dan sifat morfologis
lainnya.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 11

Gambar 5 Horizon-horizon tanah


Lapisan-lapisan dalam penampang tanah, biasanya hamper sejajar dengan
permukaan tanah,tiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda sebagai hasil
proses perkembangan tanah. Inilah yang dinamakan horizon tanah. Dimana profil
tanah yang lengkap memiliki horizon-horizon,yakni :
1) Horizon O
2) Horizon A
3) Horizon E
4) Horizon B
5) Horizon C
6) Horizon R
Perlu diketahui bahwa tidak setiap tanah mempunyai susunan horizon seperti
tersebut diatas. Horizon O umumnya hanya terdapat pada tanah-tanah hutan yang
belum mengalami gangguan manusia. Horizon A biasanya horizon ini merupakan
campuran dari bahan organik dan bahan mineral,Horizon E merupakan suatu lapisan
terang dimana di lapisan horizon A dan diatas lapisan horizon B, Horizon B terdapat
pada horizon iluvial atau horizon pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari
bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya, Horizon C merupakan lapisan tanah
yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi
perubahan , sedangkan Horizon R merupakan suatu horizon masih berupa batuan.
Profil tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu yang
menunjukan tingkat kepadatan, warna, dan tekstur yang berbeda beda. Sebuah
horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke
bahan induk tanah.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 12

Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1) horizon O, dan (2) horizon A.
Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) horizon E, dan (2) horizon B. Solum
tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah. Secara
umum, lapisan-lapisan tanah tersusun dari beberapa lapisan sebagai berikut:
a) Horizon O
Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang masih alami.
Lapisan ini merupakan lapisan InsureI yang berada di atas tanah mineral. Terdapat
banyak akar tanaman, dan jasad renik tanah. Berwarna gelap dan kaya akan
humus. Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah InsureI, yang
terdiri dari humus daun dan alas. Horizon InsureI merupakan tanah yang
mengandung bahan InsureI > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral
biasanya kandungan bahan InsureI kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis InsureI O yaitu :
a) O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
b) O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
b) Lapisan Tanah Atas atau Horizon A
Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling atas. Pada umumnya berupa tanah
InsureI karena berupa tanah muda sehingga masih terpengaruh oleh kondisi di atas
permukaan tanah. Lapisan ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan
jasad hidup tanah. Zona evaluasi yang mempunyai banyak humus. Berwarna keabuan
dan sedikit pucat. Horizon A merupakan InsureI di permukaan yang tersusun oleh
campuran bahan InsureI dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai
InsureI eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis InsureI A, antara lain :
a) A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
b) A2 : horizon dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al
dan bahan organik.
c) A3 : horizon peralihan A ke B, lebih menyerupai A
c) Horizon E
Horizon E merupakan lapisan warna terang, terdiri dari pasir dan lumpur,
setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan
melalui air tanah (dalam proses InsureInicI). Lapisan Eluviasi atau Horizon
Eluviasi adalah horizon yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 13

intensif sehingga kadar bahan InsureI tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi
kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi,
sehingga berwarna agak terang.
d) Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B
Lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari
horizon A. Pada lapisan ini terdapat bahan InsureI namun tidak sebanyak seperti
pada lapisan tanah atas atau horizon A. Zona akumulasi yang sedikit humusnya,
berwarna coklat kuning atau coklat kemerahan.
Horizon B adalah InsureI illuvial atau InsureI pengendapan sehingga terjadi
akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya. Horizon iluviasi
(penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan InsureI).
Ada 3 Jenis Horizon B, yaitu :
a) B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
b) B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang
bahan organik.
c) B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
e) Regolith atau Horizon C
Pada lapisan ini sudah mulai terbentuk namun masih ada Insur-ciri struktur
batuan induk.Zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah. Horizon C adalah lapisan
tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk atau belum
terjadi perubahan. Horizon C disebut juga dengan regolithTerdiri. Tanaman akar tidak
menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan InsureI yang ditemukan di
lapisan ini.
f) Horizon D dan R (Bed rock)
Pada horizon D dan R tersusun atas batuan keras yang tidak terlapukan.
Batuan ini dinamakan sebagai batuan induk atau dasar. Zona bahan induk
tanah. Susunan lapisan-lapisan tanah Insu berbeda antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain. Ini terjadi karena adanya atau tergantung dari Insure-faktor
penyebab terbentuknya tanah di suatu daerah.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara
visual dalam beberapa kategori, yaitu :

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 14

1) Batas horizon nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,


2) Batas horizon jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm
sampai 6,5 cm,
3) Batas horizon berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5
cm sampai 12,5 cm, dan
4) Batas horizon baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara
visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3)
tidak teratur, dan (4) terputus.
Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan di sebelah atas ataupun
bawahnya yang secara InsureI ada kaitannya. Horizon tanah terbentuk karena
proses perkembangan tanah. Urutan horizon tanah dari permukaan ke bawah
permukaan mengikuti logika pembentukan tanah oleh berbagai proses translokasi,
transformasi, pengurangan dan penambahan atas senyawa kimia serta partikel tanah
di dalam profil.
Proses pembentukan tanah dimulai setelah ada bahan induk tanah yang
merupakan hasil pelapukan batuan induk. Pembentukan tanah memiliki empat proses,
yaitu:
1. Penambahan
Proses penambahan dalam pembentukan tanah berupa masuknya material
baru dalam profil tanah. Material tambahan yang Insure dari atas merupakan
material baru dari lingkungan sekitar baik InsureI maupun InsureInic. Material I
usure Iinch yang Insure dari atas permukaan seperti material letusan gunung api.
Material InsureInic yang Insure dari bawah yang berasal dari pelapukan batuan
dasar. Akibat proses penambahan material baru, maka profil tanah menjadi semakin
tebal.
2. Pengurangan
Proses pengurangan atau kehilangan material dari profil dapat berupa
pengikisan oleh berbagai tenaga erosi. Proses pengurangan dapat pula disebabkan
karena perilaku biota tanah, khususnya biota yang membuat lubang di dalam tanah.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 15

3. Translokasi (perpindahan)
Translokasi merupakan perpindahan partikel tanah, khususnya yang berukuran
yang berukuran lempung hingga maksimum debu. Translokasi partikel tanah
umumnya terjadi di daerah yang mempunyai iklim basah sebagai akibat dari
pergerakan air infiltrasi.
4. Transformasi
Terjadi pada profil tanah melibatkan berbagai proses kimia seperti hidrolis,
hidratasi, oksidasi, dan reduksi. Luruhnya sebuah senyawa kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana di pandang sebagai sebuah proses
transformasi karena menghasilkan senyawa baru. Wuju kasat mata dari proses
trasnsformasi yang terjadi pada profil tanah adalah perubahan warna
Horizon tanah terbentuk akibat proses perubahan-perubahan yang terjadi pada
lapisan bahan induk akibat perpindahan material halus dan Insure basa di lapisan
permukaan ke lapisan bahan permukaan. Semakin panjang kurun waktu
berlangsungnya proses pelapukan maka semakin tebal bahan induk yang terbentuk.
Semakin panjang kurun waktu pembentukan tanah maka semaki lengkap horizon
tanah yang terbentuk.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 16

e) Hasil
1. ACARA 1 : PROFIL DAN HORIZON TANAH
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: 13 m N=000 31 43.6 E=1230 05 05,7
Elevasi (mdpl)
: 13 M
Kemiringan Lereng : 250
Waktu Pelaksanaan : 22-05-2016. Pukul 09 49
Bentuk Lahan
: Perbukitan
Penggunaan Lahan : Bekas Tambang
Tabel 1. Pengamatan Horizon Tanah
Parameter Di Lapangan
Horizon

Ketebalan
(cm)

Deskipsi Masing-Masing Horizon

8 cm

Horizon O lebih menonjol warna coklatnya serta

80 cm

tanahnya masih di tumbuhi tanaman


Horizon A campuran dari bahatuan organic serta

130 cm

teksturnya kasar
Horizon B masih di tumbuhi akar-akar tumbuhan

150 cm

lebih terang dari horizon A


Horizon C teksturnya keras, karena hasil

pecahan batuan dari horizon R


f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Desa Tanah Putih
dengan titik koordinat N=000 31 43.6 dan E=1230 05 05,7 serta elevasi (mdpl) 13
m dan penggunaan lahan yaitu bekas tambang. Horizon tanah yang ada, yaitu horizon
O, horizon A, horizon B dan horizon C, dimana horizon O memiliki ketebalan 8 cm,
horizon A memiliki ketebalan 80 cm, horizon B dengan ketebalan 130 cm dan
horizon C memiliki ketebalan 150 cm sehingga jika dijumlahkan antara ketebalan
horizon O,A,B,C akan berjumlah 368 cm atau 6.13 m. Jika dideskripsikan masingmasing horizon, horizon O didominasi dengan warna coklat, dan horizon A
teksturnya kasar, horizon B lebih terang dari horizon A, sedangkan horizon C
teksturnya keras.
g) Kesimpulan dan Saran

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 17

Kesimpulan : semua horizon O,A,B,C memiliki ketebalan yang berbeda-beda


Saran

dan tekstur tanah pada masing-masing horizon berbeda-beda pula.


: sebaiknya tanah sebagai bekas tambang lebih dimanfaatkan
lagi untuk berbagai keperluan yang menyangkut tanah.

1. ACARA 2: TEKSTUR TANAH


a) Tujuan
1) Masiswa mampu mengamati tekstur secara langsung di lapangan dengan
menggunakan metode kualitatif (perasaan ) dan kuantitatif (pengujian di
laboratorium).
2) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengklasifikasikan
tekstur secara kuantitatif pada masing-masing horizon.
b) Alat dan Bahan
1) ATM ( buku tulis,pulpen,papan alas)
2) GPS
3) Air
4) Plastik Sampel ukuran besar
5) Sampel tanah tidak utuh
6) Sekop/cangkul/kuda-kuda/sangkur
7) Spidol permanen
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan titik koordinat praktikum dengan menggunakan alat GPS.
2) Ambilah segumpal tanah pada masing-masing horizon (horizon O, A, B )
dengan menggunakan tangan, kemudian basahi dengan sedikit air. Tanah yang
diambil harus bersih dengan artian tidak mengandung akar atau kotoran
lainnya.
3) Bentuklah tanah tersebut sesuai keinginan, kemudian rasakan kandungan
partikel yang terdapat dalam tanah tersebut. Kandungan partikel yang
dimaksud yaitu apakah tanah tersebut mengandung debu, liat, atau pasir.
4) Catatlah hasil kedalam format isian yang telah disediakan.
5) Ambillah sampel tanah tidak utuh dengan menggunakan kuda-kuda, kemudian
simpan untuk penelitian tekstur tanah di laboratorium.
d) Kajian Teori
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah
primer, Yaitu debu, liat, dan pasir dalam satu massa tanah. Partikel tanah itu
mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan kedalam
tiga faksi seperti yang disebutkan dia atas. Ada yang berdiameter besar sehingga
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 18

mudah untuk dilihat, tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloid
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur tanah menunjukan kasar
atau halusnya suatu tanah.Tekstru tanah juga merupakan perbandingan relative pasir,
debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil
(diameternya kurang dari 2 milimeter).
Adapun perbandingan fraksi primer tanah dalam satu massa tanah antar lain :
Pasir ( Sand)
Debu ( Slit )
Liat ( Clay)
Klasifikasi tekstur tanah ialah sebagai berikut :
1) Tekstur kasar : pasir, pasir bergeluh, dan geluh berpasir
2) Tekstur sedang atau menengah : geluh, geluh berdebu, dan geluh
berlempung.
3) Tekstur halus : lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung
Cara penerapan tekstur tanah ada dua macam
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut
partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 0.05 mm, debu
dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan
berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan
sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan
lain-lain.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur
tanah. Ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi
tanah tersebut, misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X)
32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka
tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur pasir.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur
tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 19

1.
2.
3.
4.
5.

Iklim
Bahan induk
Topografi
Waktu
Organisme
Faktor-faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kemampuan tanah memegang dan menyimpan air


Aerasi, serta permeabilitas
Kapasitas tukar kation
Kesuburan tanah.
Infiltrasi
Laju pergerakan air (perkolasi)

Gambar 6.Segitiga tekstur tanah


e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05.7
: 22-05-2016. Pukul 10.2

Tabel 2. Kandungan Partikel Tanah Masing-Masing Horizon


Terasa Pasiran
Pasir
Geluh
Horizon Pasir

Bergelu
h

O
A
B

Geluh

Berpasi Berpasir
r

Gelu
h

Licin dan Lekat


Geluh
Geluh
Lempung Berlempun Lempung
Berdebu

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 20

f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan kelompok kami menemukan 4 macam
horizon tanah yaitu : horizon O memiliki cirri-cirinya berpasir, sedangkan horizon A
memiliki cirri-ciri pasir bergeluh yang mana horizon A tersebut lebih banyak
mengandung pasir tapi dia dapat bersatu/ dapat memadat, pada horizon B memiliki
tekstur kasar yang hasilnya adalah geluh berpasir dan belum terjadi perubahan
sehingga penyusunnya masih serupa dengan batuan induk.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
:dari hasil dan pembahasan tersebut horizon O,A,B,C
memiliki tekstur dan ciri yang berbeda walaupun sedikit ada
Saran

yang sama.
: tekstur horizon-horizon yang didapat belum lengkap
Sebaiknya agar lebih dilengkapi lagi

3. ACARA 3 : STURUKTUR TANAH


a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang struktur tanah masing-masing
horizon dalam pengamatan langsung dilapangan.
2) Mahasiswa mampu mengklasifikasikan struktur tanah secara kualitatif pada
masing-masing horizon.
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis ( buku tulis, pulpen, papan alas)
2) GPS
3) Sekop/kuda-kuda/parang/sangkur
4) Sampel tanah.
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan titik koordinat lokasi pelaksanaan praktikum dengan menggunakan
GPS.
2) Amati struktur tanah pada masing-masing horizon dengan cara mencuil tanah
pada setiap horizon dengan menggunakan sekop/kuda-kuda/parang.
Kemudian klasifikasikan tekstur tanah tersebut secara kualitatif.
3) Catatlah ke dalam daftar isian profil sesuai hasil pengamatan.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 21

d) Kajian Teori
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari
hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana, partikel
pasir, debu, dan liat relatife di susun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur
yang baik, partikel pasir dan debu di pegang bersama pada agregat-agregat
( Gumpalan kecil ) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara
agregat ( makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk
tumbuh kebawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruang kosong yang kecil
(mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur di
sebut granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi
secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan
laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi di
bandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman
makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumya lebih banyak dibandingkan
dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal
ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat
persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat
mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak
pada tanah remah (modul praktikum geografi tanah 2016)
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang
menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan
ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan
air,udara,akar tumbuhan,dan Irismati tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah
remah,butir(granular), lempeng, balok, Irismatic, dan tiang.
Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai
macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA (United States
Department of Agriculture) :

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 22

1. Entisols adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur
dan metamorf.
2. Histosols adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman
sehingga mengandung banyak bahan organik.
3. Inceptisols adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
4. Verticols adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung
lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan
induk kaya akan kation.
5. Oxisols adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara
sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
6. Andisols adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik
7. Mollisols adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari
batuan kapur.
8. Ultisols adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami
pencucian.
Macam-macam struktur tanah, yaitu :
1) Struktur tanah berbutir (granular) : Agregat yang membulat, biasanya
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.

Gambar 7. Tanah berbutir (granular)


2) Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal.
Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat
maka disebut kubus membulat (sub angular blocky).

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 23

Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

Gambar 8. Tanah berbentuk kubus


3) Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu
vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi
(deposited).

Gambar 9. Tanah berbentuk lempeng


2. Prisma: Bentuknya jika sumbu Irismati lebih panjang dari pada sumbu
horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu Irismati. Seringkali mempunyai
6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B
tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut Irismatic dan membulat
disebut kolumner.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 24

Gambar 10. Tanah berbentuk prisma


3. Hasil
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05.7
Waktu Pelaksanaan
: 22-05-2016. Pukul 10.27
Table 3. Kelas Struktur Tanah Masing-Masing Horizon
Horizo

Lempen

Prismati

Kelas Struktur Tanah


Kolumne
Gumpal
r

Membulat

Gumpal

Granule

Menyudu

t
O
A
B
C

Tabel 4. Derajat Struktur Tanah Masing-Masing Horizon

Horizon
O
A
B
C

Tak Bergerak

Derajat Struktur
Lemah
Sedang

Kuat

e) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, yaitu
horizon O memiliki struktur tanah , dengan agregat tanahnya yang membulat,dan

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 25

umumnya pada tipe granular ini juga terdapat pada horizon A. Horizon B memiliki
tipe struktur kolumner. Sedangkan horizon C horizonnya gumpal membulat.
Pada pengamatadn ketahanan struktur, horizon O memiliki agregat tanah yang
lemah yaitu agregat yang apabila jika disentuh tanahnya akan mudah hancur
sedangkan horizon A dan B memiliki agregat tanah yang sedang, yaitu agregat
tanahnya sudah jelas terbentuk dan masih dapat di pecahkan dengan tangan. Dan
horizon C memiliki hasil agregat yang kuat dan agregat tanahnya mantap apabila
dipecahkan dengan tangan terasa sakit.
f) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: Kelas dan derajat struktur tanah pada masing-masing
Saran

horizon menghasilkan tipe struktur yang berbeda-beda


: horizon yang memiliki agregat tanah yang kuat bagus
untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan pemanfaatannya.

4. ACARA 4: KONSISTENSI TANAH


a) Tujuan
1) Mahasiswa mengamati konsistensi tanah secara langsung di lapangan dengan
menggunakan metode kualitatif (perasaan).
2) mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengklasifikasikan
konsistensi tanah pada masing masing horizon.
b) Alat dan Bahan
1) GPS
2) Alat tulis menulis (buku tuis,pulpen, papan alas)
3) Air
4) Penutup botol aqua
5) Sampel tanah kering,lembab, dan basah
c) Prosedur kerja
1) Tentukan titik koordinat lokasi pelaksanaan praktikum dengan menggunakan
GPS.
2) Ambilah secuil tanah pada masing-masing horizon, kemudian uji berdasarkan
3 fase keadaan yaitu tanah kering,lembab dan basah.
3) Untuk tanah kering, letakkan antara ibu jari dengan jari telunjuk, kemudian
diberikan gaya atau diletakkan. Perhatikan dan rasakan kekuatan/daya lengket
dari tanah tersebut.
4) Untuk tanah lembab, teteskan air sebanyak setengah tutup botol aqua lalu
letakkan antara ibu jari dengan jari telunkuk, kemudian diberikan gaya atau
ditekan. Perhatikan dan rasakan kekuatan/daya lengket dari tanah tersebut.
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 26

5) Untuk tanah basah, teteskan air sebanyak satu tutup botol aqua lalu letakkan
antara ibu jari dengan jari telunjuk, kemudian diberikan gaya atau ditekan.
Perhatikan dan rasakan kekuatan/daya lengket dari tanah tersebut.
6) Setelah diberikan gaya uji plastisitas tanah basah dengan cara membentuk
tanah menjadi gulungan.
7) Catatlah dalam daftar isian yang ada.
d) Kajian Teori
Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi butirbutir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut
ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubag bentuk. Gaya
yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan,pembajakan, dan
penggaruan.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
kering, lembab. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi kadar air tanah diatas kapasitas lapang (field capacity). Konsistensi lembab
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara.
Konsistensi adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah
dan struktur tanah.
Pada tanah jenis alfisol memiliki konsistensi yang teguh dalam kondisi
lembab karena dipengaruhi tekstur dominan liat yang membentuk agregat padatkompak. Sedangkan dilihat dari kondisi basah, tanah Alfisol memiliki konsistensi
lekat dan plastis, dipengaruhi pula oleh teksturnya yang dominan lempung liat
berpasir hingga liat, sehingga lekat di tangan dan mudah digulung serta dibentuk
cincin.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05.7
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 27

Waktu Pelaksanaan

: 22-05-2016. Pukul 10.33

Table 5. Kelas Konsistensi Tanah Kondisi Kelembaban Kering


Horizo
n
O
A
B
C

Lepas

Lunak

Keras

Kering
Agak
Keras

Sangat

Luar Biasa

Keras

Keras

f) Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, kondisi tanah
dalam keadaan kering dimana horizon O dan A memiliki kondisi tanah yang agak
keras sedangkan horizon B dan C memiliki kondisi tanah yang lepas, dimana jika
diremas tanah tersebut akan mudah hancur.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: dari hasil diatas di kondisi tanah yang kering ke empat
Saran

horizon menghasilkan konsistensi tanah lepas dan agak keras


: tanah yang agak keras kadang juga sulit untuk di tumbuhi
tanaman apalagi tanah lepas

5. ACARA 5: INFILTRASI TANAH

Gambar 11. Infiltrometer digital


a) Tujuan

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 28

1) Mahasiswa mampu menggunakan alat infiltrometer digital/double ring


infiltrometer.
2) Mahasiswa mampu menghitung laju infiltrasi tanah atau daya serap air tanah
dengan menggunakan infiltrometer digital/double ring infiltrometer.
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) GPS
3) Infiltrometer Digital/Double Ring Infiltrometer
4) Air

c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi pengamatan
2) Catatlah koordinat lokasi pengukuran
3) Mulailah membersihkan vegetasi diatas permukaan, hindari tempat yang
bebatuan.
4) Setelah bersih tancapkan infiltrometer digital ke dalam tanah, hingga batas
cincin atau ring padat alat.
5) Mulailah mengisi air pada bagian ring luar hingga batas ketinggian ring,
kemudian mengisi air bagian ring dalam sampai pelampung sejajar dengan
ketinggian ring.
6) Atur waktu yang digunakan untuk kondisi tanah yang akan di ukur,
misalnya 15 menit.
7) Mencatat perubahan yang terjadi tiap 1 menitnya, dan juga
memperhatikan skala yang terdapat pada alat.
8) Membersihkan alat jika sudah selesai melakukan pengukuran.
d) Kajian Teori
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya barasal dari curah hujan) masuk
kedalam tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air yang berasal dari
infiltrasi ke tanah yang lebih dalam. Kebalikan dari infiltrasi adalah rembesan
(speege). Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam tanah di namakan kapasitas
infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan
tanah dalam menyerap kelembaban tanah dalam menyerap kelembaban tanah.
Sebaliknya apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 29

Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan
intensitas curah hujan, yaitu milimeter per menit (mm/menit). Air infiltrasi yang tidak
kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah
untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar (modul praktikum geografi tanah
2016)
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah.
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat
kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air,
dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh
gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air
hujan pada permukaan tanah.
Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah.
Perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of
saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan
dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan (run off).
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi
adalah :
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan tanah oleh curah hujan
4. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
5. Pemampatan oleh orang dan hewan
6. Struktur tanah
7. Tumbuh-tumbuhan
8. Udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi
10. Intensitas hujan
11. Kekasaran permukaan
12. Mutu air
13. Suhu udara
14. Adanya kerak di permukaan.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 30

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 31

e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
: 10.10
Table 6. Laju Infiltrasi Tanah

Waktu (/menit)

Jarak (mm)

1 menit pertama
1 menit kedua
1 menit ketiga

100 cm (14,20 detik)


-

f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, laju infiltrasi yang dilakukan pada 1 menit
pertama mempunyai jarak 100 cm dan waktunya adalah 14,20 detik.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: laju infiltrasi di dapat hanya pada 1 menit pertama saja.
Saran
: sebaiknya pada menit-menit berikutnya dapat laju
infiltrasinya

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 32

6. ACARA 6: WARNA TANAH


a) Tujuan
1) Mahasiswa mampu mengenal sifat fisik tanah
2) Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mengamati sifat fisik tanah
masing-masing horizon.
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) GPS
3) Kertas HVS beberapa lembar
4) Sampel tanah
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi untuk melakukan pengamatan warna tanah
2) Tentukan koordinat lokasi menggunakan GPS
3) Mulailah mengamati masing-masing warna pada masing-masing horizon
dengan penglihatan mata secara langsung.
d) Kajian Teori
Fisika tanah merupakan cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat
fisik tanah,pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang
terjadi dalam tanah.Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen
penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang di pantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat di tentukan
oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetric masing-masing
terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan
menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan
koloid organic) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, akan
mempengaruhi warna tanah. Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah
dilihat dan menunjukan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran
komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai factor atau persenyawaan
tunggal. Urutan warna adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih
(Syarief, 1979).
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
: 10.10

Table 7. Pengamatan Warna Tanah


Warnah Tanah
Horizo
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 33

O
A
B
C

Coklat Gelap
Coklat
Lebih terang dari horizon A
Putih kecoklatan hasil dari
campuran batu dan tanah

f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan dengan
penglihatan secara langsung, warna tanah untuk horizon O ditandai dengan warna
coklat gelap dan untuk horizon A ditandai dengan warna coklat, horizon B warnanya
lebih terang dari horizon A sedangkan horizon C di tandai dengan warna putih
kecoklatan hasil dari campuran batu dan tanah.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: sifat fisik tanah di setiap horizon salah satu sifat fisik tanah
dalam penentuan warna terlebihnya warna coklat ada dua
Saran

horizon
: sebaiknya dalam penentuan warna tanah dapat menggunakan
Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 34

MODUL III
SIFAT KIMIA TANAH
1. ACARA 1: pH Tanah (pH Indikator)
a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang tata cara penentuan pH tanah
dilapangan dengan menggunakan ph indicator.
2) Mahasiswa mampu menentukan ph tanah dilapangan dengan menentukan pH
Indikator.
b) Alat dan Bahan
1) ATM ( buku tulis,pulpen,papan tulis).
2) GPS
3) pH indicator
4) Air
5) Gelas Aqua
6) Sampel Tanah
c) Prosedur Kerja
1) Ambil sedikit sampel tanah HCL dengan perbandingan 1: 1
2) Masukkan dalam gelas aqua
3) Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
4) Biarkan beberapa menit hingga campuran HCL dan tanah tadi memisah
(tanahnya mengendap).
5) Setelah airnya terlihat agak jernih memasukkan ujung pH Indikator kedalam
campuran tadi (sekitar 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.
6) Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH Indikator berubah
warnanya.
7) Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh pH Indikator
tadi dengan bagan warna petunjuknya.
8)
d) Kajian Teori
Pengukuran pH tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
kertas lakmus, pH indicator dan pH meter. Pengukuran yang paling akurat adalah
menggunakan pH meter. pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda
yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam
mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
Sebagai contoh,jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 35

laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga disebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7-14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk
dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih
mempunyai sifat basa (yang juga disebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7-14. Air
murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit
diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan
kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan
mudah menyerap unsure hara atau pupuk yang diberikan jika pH dalam tanah sedangsedang saja (cenderung netral).

Gambar 12. pH Indikator

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 36

e) Hasil
1. ACARA 1 : pH Tanah ( pH INDIKATOR )
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Elevasi (mdpl)
: 13 m
Waktu Pelaksanaan
: 10.33
Tabel 8. Pengamatan pH Tanah Menggunakan pH Indikator
Horizon
O
A
B
C

pH Tanah
Basa
Basa
Basa
Basa

f) Pembahasan
Pada pengamatan pH tanah yang dilakukan dengan memasukkan air dan tanah
dalam gelas aqua yang didiamkan selama 1 menit sampai tanahnya mengendap dan
memasukkan pH indikator sampai berubah warnanya. Kemudian setelah warnanya
stabil kita harus mencocokkan warna yang diperoleh oleh pH indikator. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa horizon O A B dan C memiliki pH tanah basa.
g) Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
: dapat disimpulkan semua horizon yang didapat hasil pH
Saran

tanahnya adalah rata-rata basa semua.


: sebaiknya dalam menentukan pH harus menggunakan kertas
lakmus yang sebagaimana seperti kertas lakmus yang tertera
di gambar modul praktikum geografi 2016 bukan kertas
lakmus yang kami gunakan di lapangan. Agar hasilnya dalam
menentukan pH lebih bagus lagi dan lebih teliti.

2. ACARA 2: pH TANAH DAN KELEMBABAN TANAH (SOIL TESTER)


a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang tata cara pengukuran pH tanah dan
kelembaban tanah dilapangan dengan menggunakan Soil Tester.
2) Mahasiswa mampu menentukan pH Tanah dan kelembaban tanah di lapangan
dengan menggunakan soil tester.
b) Alat dan Bahan
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 37

1) ATM (buku tulis,pulpen,papan alas)


2) GPS
3) Soil Tester
c) Prosedur Kerja
1) Basahi tanah dengan menggunakan air hingga tanah dalam keadaan lembab.
2) Tancapkan alat soil tester secara vertikal kedalam tanah sesuai batas yang di
anjurkan.
3) Setelah soil tester ditancapkan, kemudian biarkan selama kurang lebih 3
menit.
4) Amati angka yang ditunjukkan pada jarum skala yang ada pada bagian atas
alat tersebut untuk mengetahui pH tanah.
5) Untuk kelembaban tanah tekan tombol putih pada alat selama 10 menit lalu
baca angka yang ditunjukkan.
6) Catatlah hasil praktikum ke dalam daftar isian yang ada.
d) Kajian Teori
pH di definisikan sebagai keasaman atau kebasaamn relative suatu bahan.
Skala pH mencakup dari nilai nol (0) hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan netral.
Dibawah pH 7 dikatakan asam, sedangkan diatas 7 dikatakan basa. Asam menurut
teori adalah sesuatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa
senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung
menerimanya.
Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat
meracun unsure seperti Fe (besi), Al (Alumunium), Mn (Mangan), B (Boron), Cu
(seng). Didalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi
mikroorganisme, dalam hubungannya dengan proses-proses yang sangat erat
hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi),
penyakit tanaman,dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organic dan transport gas
ke atmosfer.Dibidang pertanian pengukuran pH tanah juga di gunakan untuk
memonitor pengaruh praktek pengolahan pertanian terhadap efisinsi penggunaan N
dan hubungannya dengan dampak lingkungan.
Soil tester merupakan alat yang sering digunakan untuk mengetahui pH suatu
tanah. Pemakaian alat ini cukup mudah, yaitu tinggal menancapkan alat yang mirip
pasak ini ke dalam tanah sesuai batas yang dianjurkan, kemudian tinggal melihat
angka-angka jarum skala yang ada pada bagian atas alat tersebut. Sedangkan untuk
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 38

melihat kelembaban tanah, tekan tombol putih selama 10 menit kemudian baca angka
pada skala.

Gambar 13 Soil Tester


e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Elevasi (mdpl)
Waktu Pelaksanaan

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
: 13 m
: 08.35

Tabel 9. Pengamatan pH tanah dan kelembaban tanah menggunakan


soil tester
Horizon
O
A
B
C

pH Tanah
-

Kelembaban Tanah
-

f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat 4 horizon yaitu horizon
O, A B, C dan sesuai dengan hasil yang kami dapat sebelum tanah dibasahi
kelembaban tanahnya 15% dan pH tanahnya 7. Dan kemudian setelah tanah dibasahi
kelembabanya naik 5% menjadi 20% dan pH tanahnya 7.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 39

g) Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
: kelembaban tanah bertambah setelah dibasahi dan pH
Saran

tanahnya nilainya tetap walau sesudah dan sebelum di basahi.


: sebaiknya masing-masing horizon didapat nilai untuk Ph
tanah dan kelembabannya.

ACARA 3 KANDUNGAN CACO3


a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kandungan CaCO3 dalam tanah.
2) Mahasiswa mampu menentukan kandungan CaCO3 dalam tanah.
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) HCL
3) Sampel batuan (Horizon C atau R)
c) Prosedur Kerja
1) Ambillah sampel batuan di lokasi praktikum
2) Teteskan larutan HCL ke batuan tersebut
3) Amatilah reaksi percik yang terjadi, apakah batuan berbuih atau tidak
d) Kajian Teori
Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan
magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsure tersebut sering di
temukan berasosiasi dengan karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat
mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila
ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan keasaman
tanah. Perlu diketahui bahwa tanah yang memiliki kandungan kapur yang tinggi,
belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Bisa terjadi
suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akan menyerap unsure hara dari dalam
tanah, Dimana unsure hara tersebut dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Kandungan Ca dan Mg yang tinggi dalam tanah berhubungan dengan taraf
perkembangan tanah tersebut, semakin kuat pelindung/semakin tua tanahnya,akan
semakin kecil pula kandungan kedua zat tersebut. Kadar tinggi berkaitan dengan pH
yang netral atau agak kalis.Sebagai unsure hara makro Ca dan Mg mempunyai fungsi
yang penting pada tanaman. Kalsium (Ca) berperan sebagai penyusun dinding sel
tumbuhan dan sering pula menetralkan bahan racun dalam jaringan tanaman.
Magnesium (Mg) merupakan komponen dari klorofil dan berperan pula dalam

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 40

pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan. Kekurangan kedua zat ini dalam
tanah dapat menghambat perkembangan normal pada jaringan muda.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Waktu Pelaksanaan
: 11.51
Kandungan CaCo3 (berbuih atau tidak) : Tidak
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kami dilapangan pada pukul 11.51 pagi kandungan
CaCo3 tidak berbuih.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: kandungan CaCo3 tidak mengandung kapur
Saran
: sebaiknya lebih perhatikan lagi untuk mengamati

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 41

MODUL IV
BIOLOGI TANAH
1. ACARA 1: KETEBALAN SOLUM
a) Tujuan
1) Mahasiswa mengetahui teori tentang ketebalan solum tanah
2) Mahasiswa mampu mengukur ketebalan soil tanah di lokasi praktikum
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) GPS
3) Roll meter
4) Perangkat pembuat profil tanah (cangkul,sekop,belati)
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi untuk pengukuran ketebalan solum tanah.
2) Tentukan titik koordinat lokasi kegiatan dengan menggunakan GPS.
3) Pengukuran ketebalan tanah dilakukan secara langsung pada profil tanah yang
mewakili satuan peta tanah (mempunyai keragaman morfologi luar) dengan
menggunakan meteran, mulai dari permukaan tanah sampai ke horizon B.
d) Kajian Teori
Solum tanah merupakan bagian dari profil tanah dengan jeluk tertentu yang
berkembang akibat proses pembentukan tanah yang dapat meliputi horizon A dan
horizon B. Horizon A merupakan horizon mineral di permukaan tanah dan horizon B
adalah horizon yang terbentuk di bawah horizon A. Kedalaman solum tanah sangat
tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat
saling tindak antara factor dan proses pembentukan tanah yang bersangkutan.
Ketebalan solum adalah jarak vertikal dari permukaan tanah sampai ke lapisan
yang membatasi keleluasaan perkembangan system perakaran. Lapisan pembatas
tersebut meliputi: lapisan padas/batu, lapisan beracun (garam, logam berat,
aluminium, besi), muka air tanah, dan lapisan kontras. Hasil pengamatan di lapangan
menunjukan bahwa terdapat beberapa wilayah yang kondisi kedalam solum masuk
dalam kategori rusak karena berada di bawah ambang kritis yaitu setebal 10 cm
bahkan ada yang 0 cm.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan

: Desa Tanah Putih


: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
: 11.51
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 42

Kedalaman solum tanah (m) : 3 m


f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kami dilapangan pada pukul 11.51 pagi kedalaman
solum tanah yang kami teliti adala 3 m.
g) Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
: Ketebalan solum tanah ukurannya 3 m.
Saran
: Lebih teliti lagi dalam pengukurannya.
2. ACARA 2: ZONA PERAKARAN
a) Tujuan
1) Mahasiswa mampu mengetahui zona perakaran suatu tanah.
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) GPS
3) Perangkat pembuat profil tanah (cangkul, sekop, belati.
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi untuk pengukuran zona perakaran
2) Tentukan titik koordinat lokasi kegiatan dengan menggunakan GPS.
3) Pengukuran zona perakaran dapat dilihat secara langsung dengan melihat akar
secara langsung.
d) Kajian Teori
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme lainnya.
Didalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya,
adanya cacing tanah akan meningkatkan unsure nitrogen, fosfor, kalium, serta
kalsium dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Zona perakaran merupakan tempat berdirinya tanaman dan sekaligus
berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Lingkungan perakaran juga menjadi
sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi tanaman sebelum diserap oleh tanaman.
Zona perakaran juga merupakan tempat berlangsungnya difusi oksigen ke akar.
Cacing tanah dan akar tanaman merupakan pembangunan struktur tanah
sehingga membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur tanah menjadi
stabil dan tahan terhadap erosi. Akar tanaman mengekskresikan sejumlah besar
senyawa organic dan secara kontinyu melepaskan tudung akarnya ke dalam tanah.
Bahan-bahan ini menjadi makanan untuk mikroba yang hidup dalam zone di sekitar

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 43

akar. Akar membentuk jalur-jalur jalan mikroba dalam tanah. Mikroba lainnya
melepaskan unsure hara dari koloid liat dan humus.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Waktu Pelaksanaan
: 10.15
Zona perakaran ( ada (sampai horizon apa)/tidak) : ada (sampai horizon B)
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian kelompok kami di lapangan pada pukul 10.15 pagi
zona perakaran yang kami dapat ada dan hanya sampai pada horizon B.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: zona perakaran dari horizon O, A dan B dapat digunakan
sebagai media tumbuhnya tanaman karena zona
Saran

perakarannya dapat terlihat dan nyata adanya.


: sebaiknya pada horizon tersebut bagus untuk digunakan
sebagai media tumbuhnya tanaman.

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 44

Anda mungkin juga menyukai