terlihat pada cermin. Tabung bidik dimiringkan unutk mengamati stasiun depan, dan
dengan menggerakkan sekrup pengontrol nivo secara lambat (Irvine, 1995).
Abney level adalah alat yang di gunakan untuk menentukan kemiringan
lereng atau mengukur ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Menggunakan
Abney Level untuk menentukan kemiringan lereng :
1. Ukur jarak horizontal dari kaki lereng ke puncak lereng yang akan di amati
sehingga di dapatkan titik yang di butuhkan.
2. Arahkan penglihatan pada titik yang di perlukan dan memindahkan lengan
indeks pada skala sampai tabung gelembung muncul dan sejajar.
3. Baca skala presentase (derajat dan menit dari sudut)
4. Hitung ketinggian dengn mengalikan peresentase di baca oleh jarak horizontal
(dengan mengalikan jarak horizontal dengan tan dari sudut), dari kaki lereng
serta ulangi langkah 2 sampai 4.
5. Kombinasikan ketinggian dari langkah 4 dan 5untuk menentukan kemiringan
lereng.
6. Tambahkan 2 ketinggian bersama sama, jika anda melihat sampai ke titik
yang di peerlikan sampai langkah 2 untuk menentukan kemiringan lereng
pada langkah 5.
7. Kurangi ketinggian yang anda amati, jika anda menggunakan patok serta
berada pada bidang miring dalam pengamatan menggunakan abney level dan
harus melihat kedua titik yang di perlukan. Periksa semua pembacaan dan
perhitungan (modul praktikum gepgrafi tanah 2016).
Gambar 3. GPS
GPS merupakan bagian dari sistem radio navigasi berbasis satelit yang secara
terus-menerus mentrasmisikan informasi dalam bentuk kode, sehingga
memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi / posisi, ketinggian, kecepatan
dan waktu dengan mengukur jarak kita dengan satelit.
Global Positioning System merupakan metode penentuan posisi ekstrateristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini
dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan bersifat
geosentrik, artinya pusat masa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat
sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi
(bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS
1984).
Ada dua jenis alat penerima sinyal GPS, yaitu navigasi dan jenis geodetik.
Alat penerima jenis navigasi merupakan alat yang mempunyai bentuk sederhana,
kecil, dan praktis dibawa kemana-mana karena tidak dilengkapi alat perlengkapan
lainnya (seperti statip atau kaki tiga atau antena luar), sehingga tidak memerlukan
bantuan orang lain untuk membawanya. Karena itu, alat ini sangat sesuai untuk
digunakan sebagai alat petunjuk navigasi. Berbeda dengan jenis navigasi, jenis
geodetik merupakan alat penerima sinyal satelit GPS yang mempunyai bentuk dan
ukuran lebih besar dari jenis navigasi, serta dilengkapi dengan kaki tiga (statip) untuk
menempatkan antena tepat di atas titik yang akan diukur / ditentukan posisinya.
Dengan demikian untuk membawa seluruh perlengkapan ke lapangan diperlukan dua
atau tiga orang personal.
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 5
4. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang
posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini
tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki
kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm
untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa
nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit,
tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
Bor tanah atau yang juga dikenal dengan nama Bor bergia Ini berfungsi
sebagai untuk mebor tanah dalam melihat tingkat kedalam dari lahan tersebut,
untuk melakukan pengukuran tektur lapisan atas dan lapisan bawah tanah.Bor
tanah digunakan dengan cara bor tanah ditancapkan pada lahan tertentu kemudian
diputar searah jarum jam, angkat setiap kedalaman 20 cm dari permukaan dengan
cara diputar melawan arah sambil diangkat. Pengeboran ini dilakukan sampai
sampai ditemukan batu.
KESIMPULAN
Alat alat praktikum tersebut mulai dari Kompas Geologi, Abney Level, GPS
Dan Bor Tanah semuanya adalah alat yang digunakan untuk alat praktikum di
lapangan dan semuanya sangat berhubungan dengan tanah.
SARAN
Menggunakan alat-alat tersebut harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan
juga digunakan sesuai dengan fungsinya agar lebih teliti untuk penggunaannya.
MODUL II
SIFAT FISIK TANAH
1. ACARA 1 : PROVIL DAN HORISON TANAH
a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang profil tanah dan horizon tanah
2) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengklasifikasikan
masing masing horizon tanah
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) Roll meter 50 meter
3) Sekop / cangkul / kuda-kuda
4) Sangkur / parang
5) Tali
6) GPS
7) Baterei Alkalin
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi pengamatan profil dan horizon tanah yang diinginkan.
2) Catatlah koordinat lokasi pengamatan profil dan horizon.
3) Mulailah mengamati profil tanah pada lokasi yang dipilih.
4) Lakukan peralatan pada dinding profil dengan menyayat bagian luar dinding
menggunakan sekop/kuda-kuda, parang atau sangkur (untuk memperoleh
gambaran nyata profil).
5) Amatilah keadaan profil tanah kemudian ukur ketebalan profil tanah dengan
menggunakan Roll meter.
6) Amatilah masing-masing horizon yang ada dan klasifikasikan masing-masing
horizon tersebut.
7) Catatlah kedalam daftar isian profil dan horizon tanah sesuai hasil
pengklasifikasian masing-masing horizon yang telah diamati.
8) Catatlah kedalam daftar isian profil sesuai hasil pengamatan.
d) Kajian Teori
Mineral adalah bahan penyusun tanah utama yang berasal dari kristalisasi
magma, atau terbentuk sebagai hasil reaksi unsur kimia di dalam tanah. Tanah adalah
lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari suatu tempat ke tempat
yang lain, karena keanekaragaman maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan
individu-individu tanah. Pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari prosesproses pemecahan atau penghancuran di mana bahan induk menjadi halus. Tiap tanah
berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil
yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang
sangat besar manfaatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat profil
tanah.
Profil tanah merupakan urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan
tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari dengan menggali
tanah atau membersihkan tebing secara vertikal kelapisan bawah. Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, atau dapat dilihat pada suatu
tebing yang dibersihkan secara vertikal dimana terdapat batasan-batasan lapisan
tanah. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan
dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian
bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
Syarat-syarat profil tanah :
1) Tegak ( Vertikal )
2) Baru
3) Tidak terkena sinar matahari langsung
4) Tidak tergenang air
5) Mewakili tapak sekeliling
Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat
disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap
horizon dapat dibedakan berdasarkan warna,tekstur,stuktur,dan sifat morfologis
lainnya.
Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1) horizon O, dan (2) horizon A.
Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) horizon E, dan (2) horizon B. Solum
tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah. Secara
umum, lapisan-lapisan tanah tersusun dari beberapa lapisan sebagai berikut:
a) Horizon O
Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang masih alami.
Lapisan ini merupakan lapisan InsureI yang berada di atas tanah mineral. Terdapat
banyak akar tanaman, dan jasad renik tanah. Berwarna gelap dan kaya akan
humus. Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah InsureI, yang
terdiri dari humus daun dan alas. Horizon InsureI merupakan tanah yang
mengandung bahan InsureI > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral
biasanya kandungan bahan InsureI kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral. Ada 2 jenis InsureI O yaitu :
a) O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
b) O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
b) Lapisan Tanah Atas atau Horizon A
Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling atas. Pada umumnya berupa tanah
InsureI karena berupa tanah muda sehingga masih terpengaruh oleh kondisi di atas
permukaan tanah. Lapisan ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan
jasad hidup tanah. Zona evaluasi yang mempunyai banyak humus. Berwarna keabuan
dan sedikit pucat. Horizon A merupakan InsureI di permukaan yang tersusun oleh
campuran bahan InsureI dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai
InsureI eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis InsureI A, antara lain :
a) A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
b) A2 : horizon dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al
dan bahan organik.
c) A3 : horizon peralihan A ke B, lebih menyerupai A
c) Horizon E
Horizon E merupakan lapisan warna terang, terdiri dari pasir dan lumpur,
setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan
melalui air tanah (dalam proses InsureInicI). Lapisan Eluviasi atau Horizon
Eluviasi adalah horizon yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 13
intensif sehingga kadar bahan InsureI tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi
kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi,
sehingga berwarna agak terang.
d) Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B
Lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari
horizon A. Pada lapisan ini terdapat bahan InsureI namun tidak sebanyak seperti
pada lapisan tanah atas atau horizon A. Zona akumulasi yang sedikit humusnya,
berwarna coklat kuning atau coklat kemerahan.
Horizon B adalah InsureI illuvial atau InsureI pengendapan sehingga terjadi
akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya. Horizon iluviasi
(penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan InsureI).
Ada 3 Jenis Horizon B, yaitu :
a) B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
b) B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang
bahan organik.
c) B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
e) Regolith atau Horizon C
Pada lapisan ini sudah mulai terbentuk namun masih ada Insur-ciri struktur
batuan induk.Zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah. Horizon C adalah lapisan
tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk atau belum
terjadi perubahan. Horizon C disebut juga dengan regolithTerdiri. Tanaman akar tidak
menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan InsureI yang ditemukan di
lapisan ini.
f) Horizon D dan R (Bed rock)
Pada horizon D dan R tersusun atas batuan keras yang tidak terlapukan.
Batuan ini dinamakan sebagai batuan induk atau dasar. Zona bahan induk
tanah. Susunan lapisan-lapisan tanah Insu berbeda antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain. Ini terjadi karena adanya atau tergantung dari Insure-faktor
penyebab terbentuknya tanah di suatu daerah.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara
visual dalam beberapa kategori, yaitu :
3. Translokasi (perpindahan)
Translokasi merupakan perpindahan partikel tanah, khususnya yang berukuran
yang berukuran lempung hingga maksimum debu. Translokasi partikel tanah
umumnya terjadi di daerah yang mempunyai iklim basah sebagai akibat dari
pergerakan air infiltrasi.
4. Transformasi
Terjadi pada profil tanah melibatkan berbagai proses kimia seperti hidrolis,
hidratasi, oksidasi, dan reduksi. Luruhnya sebuah senyawa kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana di pandang sebagai sebuah proses
transformasi karena menghasilkan senyawa baru. Wuju kasat mata dari proses
trasnsformasi yang terjadi pada profil tanah adalah perubahan warna
Horizon tanah terbentuk akibat proses perubahan-perubahan yang terjadi pada
lapisan bahan induk akibat perpindahan material halus dan Insure basa di lapisan
permukaan ke lapisan bahan permukaan. Semakin panjang kurun waktu
berlangsungnya proses pelapukan maka semakin tebal bahan induk yang terbentuk.
Semakin panjang kurun waktu pembentukan tanah maka semaki lengkap horizon
tanah yang terbentuk.
e) Hasil
1. ACARA 1 : PROFIL DAN HORIZON TANAH
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: 13 m N=000 31 43.6 E=1230 05 05,7
Elevasi (mdpl)
: 13 M
Kemiringan Lereng : 250
Waktu Pelaksanaan : 22-05-2016. Pukul 09 49
Bentuk Lahan
: Perbukitan
Penggunaan Lahan : Bekas Tambang
Tabel 1. Pengamatan Horizon Tanah
Parameter Di Lapangan
Horizon
Ketebalan
(cm)
8 cm
80 cm
130 cm
teksturnya kasar
Horizon B masih di tumbuhi akar-akar tumbuhan
150 cm
mudah untuk dilihat, tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloid
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur tanah menunjukan kasar
atau halusnya suatu tanah.Tekstru tanah juga merupakan perbandingan relative pasir,
debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil
(diameternya kurang dari 2 milimeter).
Adapun perbandingan fraksi primer tanah dalam satu massa tanah antar lain :
Pasir ( Sand)
Debu ( Slit )
Liat ( Clay)
Klasifikasi tekstur tanah ialah sebagai berikut :
1) Tekstur kasar : pasir, pasir bergeluh, dan geluh berpasir
2) Tekstur sedang atau menengah : geluh, geluh berdebu, dan geluh
berlempung.
3) Tekstur halus : lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung
Cara penerapan tekstur tanah ada dua macam
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut
partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 0.05 mm, debu
dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan
berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan
sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan
lain-lain.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur
tanah. Ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi
tanah tersebut, misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X)
32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka
tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur pasir.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur
tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 2016 | 19
1.
2.
3.
4.
5.
Iklim
Bahan induk
Topografi
Waktu
Organisme
Faktor-faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bergelu
h
O
A
B
Geluh
Berpasi Berpasir
r
Gelu
h
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan kelompok kami menemukan 4 macam
horizon tanah yaitu : horizon O memiliki cirri-cirinya berpasir, sedangkan horizon A
memiliki cirri-ciri pasir bergeluh yang mana horizon A tersebut lebih banyak
mengandung pasir tapi dia dapat bersatu/ dapat memadat, pada horizon B memiliki
tekstur kasar yang hasilnya adalah geluh berpasir dan belum terjadi perubahan
sehingga penyusunnya masih serupa dengan batuan induk.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
:dari hasil dan pembahasan tersebut horizon O,A,B,C
memiliki tekstur dan ciri yang berbeda walaupun sedikit ada
Saran
yang sama.
: tekstur horizon-horizon yang didapat belum lengkap
Sebaiknya agar lebih dilengkapi lagi
d) Kajian Teori
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari
hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana, partikel
pasir, debu, dan liat relatife di susun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur
yang baik, partikel pasir dan debu di pegang bersama pada agregat-agregat
( Gumpalan kecil ) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara
agregat ( makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk
tumbuh kebawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruang kosong yang kecil
(mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur di
sebut granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi
secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan
laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi di
bandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman
makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumya lebih banyak dibandingkan
dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal
ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat
persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat
mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak
pada tanah remah (modul praktikum geografi tanah 2016)
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang
menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan
ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan
air,udara,akar tumbuhan,dan Irismati tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah
remah,butir(granular), lempeng, balok, Irismatic, dan tiang.
Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai
macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA (United States
Department of Agriculture) :
1. Entisols adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur
dan metamorf.
2. Histosols adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman
sehingga mengandung banyak bahan organik.
3. Inceptisols adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
4. Verticols adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung
lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan
induk kaya akan kation.
5. Oxisols adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara
sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
6. Andisols adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik
7. Mollisols adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari
batuan kapur.
8. Ultisols adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami
pencucian.
Macam-macam struktur tanah, yaitu :
1) Struktur tanah berbutir (granular) : Agregat yang membulat, biasanya
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.
Lempen
Prismati
Membulat
Gumpal
Granule
Menyudu
t
O
A
B
C
Horizon
O
A
B
C
Tak Bergerak
Derajat Struktur
Lemah
Sedang
Kuat
e) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, yaitu
horizon O memiliki struktur tanah , dengan agregat tanahnya yang membulat,dan
umumnya pada tipe granular ini juga terdapat pada horizon A. Horizon B memiliki
tipe struktur kolumner. Sedangkan horizon C horizonnya gumpal membulat.
Pada pengamatadn ketahanan struktur, horizon O memiliki agregat tanah yang
lemah yaitu agregat yang apabila jika disentuh tanahnya akan mudah hancur
sedangkan horizon A dan B memiliki agregat tanah yang sedang, yaitu agregat
tanahnya sudah jelas terbentuk dan masih dapat di pecahkan dengan tangan. Dan
horizon C memiliki hasil agregat yang kuat dan agregat tanahnya mantap apabila
dipecahkan dengan tangan terasa sakit.
f) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: Kelas dan derajat struktur tanah pada masing-masing
Saran
5) Untuk tanah basah, teteskan air sebanyak satu tutup botol aqua lalu letakkan
antara ibu jari dengan jari telunjuk, kemudian diberikan gaya atau ditekan.
Perhatikan dan rasakan kekuatan/daya lengket dari tanah tersebut.
6) Setelah diberikan gaya uji plastisitas tanah basah dengan cara membentuk
tanah menjadi gulungan.
7) Catatlah dalam daftar isian yang ada.
d) Kajian Teori
Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi butirbutir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut
ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubag bentuk. Gaya
yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan,pembajakan, dan
penggaruan.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
kering, lembab. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi kadar air tanah diatas kapasitas lapang (field capacity). Konsistensi lembab
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara.
Konsistensi adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah
dan struktur tanah.
Pada tanah jenis alfisol memiliki konsistensi yang teguh dalam kondisi
lembab karena dipengaruhi tekstur dominan liat yang membentuk agregat padatkompak. Sedangkan dilihat dari kondisi basah, tanah Alfisol memiliki konsistensi
lekat dan plastis, dipengaruhi pula oleh teksturnya yang dominan lempung liat
berpasir hingga liat, sehingga lekat di tangan dan mudah digulung serta dibentuk
cincin.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan
Lepas
Lunak
Keras
Kering
Agak
Keras
Sangat
Luar Biasa
Keras
Keras
f) Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, kondisi tanah
dalam keadaan kering dimana horizon O dan A memiliki kondisi tanah yang agak
keras sedangkan horizon B dan C memiliki kondisi tanah yang lepas, dimana jika
diremas tanah tersebut akan mudah hancur.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: dari hasil diatas di kondisi tanah yang kering ke empat
Saran
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi pengamatan
2) Catatlah koordinat lokasi pengukuran
3) Mulailah membersihkan vegetasi diatas permukaan, hindari tempat yang
bebatuan.
4) Setelah bersih tancapkan infiltrometer digital ke dalam tanah, hingga batas
cincin atau ring padat alat.
5) Mulailah mengisi air pada bagian ring luar hingga batas ketinggian ring,
kemudian mengisi air bagian ring dalam sampai pelampung sejajar dengan
ketinggian ring.
6) Atur waktu yang digunakan untuk kondisi tanah yang akan di ukur,
misalnya 15 menit.
7) Mencatat perubahan yang terjadi tiap 1 menitnya, dan juga
memperhatikan skala yang terdapat pada alat.
8) Membersihkan alat jika sudah selesai melakukan pengukuran.
d) Kajian Teori
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya barasal dari curah hujan) masuk
kedalam tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air yang berasal dari
infiltrasi ke tanah yang lebih dalam. Kebalikan dari infiltrasi adalah rembesan
(speege). Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam tanah di namakan kapasitas
infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan
tanah dalam menyerap kelembaban tanah dalam menyerap kelembaban tanah.
Sebaliknya apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan.
Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan
intensitas curah hujan, yaitu milimeter per menit (mm/menit). Air infiltrasi yang tidak
kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah
untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar (modul praktikum geografi tanah
2016)
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah.
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat
kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air,
dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh
gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air
hujan pada permukaan tanah.
Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah.
Perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of
saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan
dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan (run off).
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi
adalah :
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan tanah oleh curah hujan
4. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
5. Pemampatan oleh orang dan hewan
6. Struktur tanah
7. Tumbuh-tumbuhan
8. Udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi
10. Intensitas hujan
11. Kekasaran permukaan
12. Mutu air
13. Suhu udara
14. Adanya kerak di permukaan.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan
Waktu (/menit)
Jarak (mm)
1 menit pertama
1 menit kedua
1 menit ketiga
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, laju infiltrasi yang dilakukan pada 1 menit
pertama mempunyai jarak 100 cm dan waktunya adalah 14,20 detik.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: laju infiltrasi di dapat hanya pada 1 menit pertama saja.
Saran
: sebaiknya pada menit-menit berikutnya dapat laju
infiltrasinya
O
A
B
C
Coklat Gelap
Coklat
Lebih terang dari horizon A
Putih kecoklatan hasil dari
campuran batu dan tanah
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan dengan
penglihatan secara langsung, warna tanah untuk horizon O ditandai dengan warna
coklat gelap dan untuk horizon A ditandai dengan warna coklat, horizon B warnanya
lebih terang dari horizon A sedangkan horizon C di tandai dengan warna putih
kecoklatan hasil dari campuran batu dan tanah.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: sifat fisik tanah di setiap horizon salah satu sifat fisik tanah
dalam penentuan warna terlebihnya warna coklat ada dua
Saran
horizon
: sebaiknya dalam penentuan warna tanah dapat menggunakan
Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna
MODUL III
SIFAT KIMIA TANAH
1. ACARA 1: pH Tanah (pH Indikator)
a) Tujuan
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang tata cara penentuan pH tanah
dilapangan dengan menggunakan ph indicator.
2) Mahasiswa mampu menentukan ph tanah dilapangan dengan menentukan pH
Indikator.
b) Alat dan Bahan
1) ATM ( buku tulis,pulpen,papan tulis).
2) GPS
3) pH indicator
4) Air
5) Gelas Aqua
6) Sampel Tanah
c) Prosedur Kerja
1) Ambil sedikit sampel tanah HCL dengan perbandingan 1: 1
2) Masukkan dalam gelas aqua
3) Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
4) Biarkan beberapa menit hingga campuran HCL dan tanah tadi memisah
(tanahnya mengendap).
5) Setelah airnya terlihat agak jernih memasukkan ujung pH Indikator kedalam
campuran tadi (sekitar 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.
6) Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH Indikator berubah
warnanya.
7) Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh pH Indikator
tadi dengan bagan warna petunjuknya.
8)
d) Kajian Teori
Pengukuran pH tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
kertas lakmus, pH indicator dan pH meter. Pengukuran yang paling akurat adalah
menggunakan pH meter. pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda
yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam
mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
Sebagai contoh,jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air
laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga disebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7-14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk
dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih
mempunyai sifat basa (yang juga disebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7-14. Air
murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit
diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan
kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan
mudah menyerap unsure hara atau pupuk yang diberikan jika pH dalam tanah sedangsedang saja (cenderung netral).
e) Hasil
1. ACARA 1 : pH Tanah ( pH INDIKATOR )
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Elevasi (mdpl)
: 13 m
Waktu Pelaksanaan
: 10.33
Tabel 8. Pengamatan pH Tanah Menggunakan pH Indikator
Horizon
O
A
B
C
pH Tanah
Basa
Basa
Basa
Basa
f) Pembahasan
Pada pengamatan pH tanah yang dilakukan dengan memasukkan air dan tanah
dalam gelas aqua yang didiamkan selama 1 menit sampai tanahnya mengendap dan
memasukkan pH indikator sampai berubah warnanya. Kemudian setelah warnanya
stabil kita harus mencocokkan warna yang diperoleh oleh pH indikator. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa horizon O A B dan C memiliki pH tanah basa.
g) Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
: dapat disimpulkan semua horizon yang didapat hasil pH
Saran
melihat kelembaban tanah, tekan tombol putih selama 10 menit kemudian baca angka
pada skala.
pH Tanah
-
Kelembaban Tanah
-
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat 4 horizon yaitu horizon
O, A B, C dan sesuai dengan hasil yang kami dapat sebelum tanah dibasahi
kelembaban tanahnya 15% dan pH tanahnya 7. Dan kemudian setelah tanah dibasahi
kelembabanya naik 5% menjadi 20% dan pH tanahnya 7.
pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan. Kekurangan kedua zat ini dalam
tanah dapat menghambat perkembangan normal pada jaringan muda.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Waktu Pelaksanaan
: 11.51
Kandungan CaCo3 (berbuih atau tidak) : Tidak
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kami dilapangan pada pukul 11.51 pagi kandungan
CaCo3 tidak berbuih.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: kandungan CaCo3 tidak mengandung kapur
Saran
: sebaiknya lebih perhatikan lagi untuk mengamati
MODUL IV
BIOLOGI TANAH
1. ACARA 1: KETEBALAN SOLUM
a) Tujuan
1) Mahasiswa mengetahui teori tentang ketebalan solum tanah
2) Mahasiswa mampu mengukur ketebalan soil tanah di lokasi praktikum
b) Alat dan Bahan
1) Alat tulis menulis
2) GPS
3) Roll meter
4) Perangkat pembuat profil tanah (cangkul,sekop,belati)
c) Prosedur Kerja
1) Tentukan lokasi untuk pengukuran ketebalan solum tanah.
2) Tentukan titik koordinat lokasi kegiatan dengan menggunakan GPS.
3) Pengukuran ketebalan tanah dilakukan secara langsung pada profil tanah yang
mewakili satuan peta tanah (mempunyai keragaman morfologi luar) dengan
menggunakan meteran, mulai dari permukaan tanah sampai ke horizon B.
d) Kajian Teori
Solum tanah merupakan bagian dari profil tanah dengan jeluk tertentu yang
berkembang akibat proses pembentukan tanah yang dapat meliputi horizon A dan
horizon B. Horizon A merupakan horizon mineral di permukaan tanah dan horizon B
adalah horizon yang terbentuk di bawah horizon A. Kedalaman solum tanah sangat
tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat
saling tindak antara factor dan proses pembentukan tanah yang bersangkutan.
Ketebalan solum adalah jarak vertikal dari permukaan tanah sampai ke lapisan
yang membatasi keleluasaan perkembangan system perakaran. Lapisan pembatas
tersebut meliputi: lapisan padas/batu, lapisan beracun (garam, logam berat,
aluminium, besi), muka air tanah, dan lapisan kontras. Hasil pengamatan di lapangan
menunjukan bahwa terdapat beberapa wilayah yang kondisi kedalam solum masuk
dalam kategori rusak karena berada di bawah ambang kritis yaitu setebal 10 cm
bahkan ada yang 0 cm.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
Koordinat Lokasi
Waktu Pelaksanaan
akar. Akar membentuk jalur-jalur jalan mikroba dalam tanah. Mikroba lainnya
melepaskan unsure hara dari koloid liat dan humus.
e) Hasil
Lokasi Kegiatan
: Desa Tanah Putih
Koordinat Lokasi
: N=000 3143.6 E=1230 05 05,7
Waktu Pelaksanaan
: 10.15
Zona perakaran ( ada (sampai horizon apa)/tidak) : ada (sampai horizon B)
f) Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian kelompok kami di lapangan pada pukul 10.15 pagi
zona perakaran yang kami dapat ada dan hanya sampai pada horizon B.
g) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
: zona perakaran dari horizon O, A dan B dapat digunakan
sebagai media tumbuhnya tanaman karena zona
Saran