Kelompok 5/ Kelas B
AJRIN KARIIM
HAIKAL MUNFARIZI YUSUP
SHILVIA OKTANITA
NADYA PUTRI UTAMI
AMSAL LOUDIKIA TARIGAN
ISKARIMAH YOLANISA
NPM. 230110140130
NPM. 230110150101
NPM. 230110150107
NPM. 230110150109
NPM. 230110150132
NPM. 230110150150
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
HALAMAN NILAI
No
Nama
NPM
1.
Ajrin Kariim
230110140130
2.
230110150101
3.
Shilvia Oktanita
230110150107
4.
230110150109
5.
230110150132
6.
Iskarimah Yolanisa
230110150150
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
DAFTAR TABEL..............................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................
iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................
1.3 Manfaat.....................................................................................
1
2
2
II ISI
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3
6
6
8
8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
15
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1.3
Manfaat
BAB II
ISI
2.1
Joran atau galah, bagian ini terbuat dari bahan bambu yang cukup tua dan
memiliki tingkat elastisitas yang tinggi atau baik, pada umumnya
digunakan bambu yang berwarna kuning atau fibre glass. Panjang joran
berkisar 2 3,5 meter dengan diameter pada bagian pangkal 3 4 cm dan
bagian ujung sekitar 1 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan
yang
disesuaikan
dengan
panjang
joran
yang
digunakan,
cara
bambu tua atau fibre glass untuk joran, benang PE untuk tali utama, kawat baja
untuk tali sekunder, dan mata pancing.
Dalam pelaksanaan operasi dengan alat pole and line, biasanya digunakan
umpan tiruan dan umpan hidup. Umpan tiruan bisa berupa sobekan-sobekan kain,
guntingan tali rafia, ataupun bulu ayam. Umpan tiruan tersebut digunakan untuk
melapisi bagian mata pancing agar memiliki warna yang menarik perhatian ikan,
warna yang menarik perhatian ikan biasanya disamakan dengan warna ikan
umpan yaitu merah. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri
(Stolephorus spp.). Umpan hidup digunakan untuk lebih menarik perhatian ikan
cakalang agar lebih mendekat pada areal untuk melakukan pemancingan.
Sedangkan dalam operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini
bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas alat tangkap, karena Cakalang (ikan
target) termasuk pemangsa yang rakus (Ayodhya, 1981).
2.4
dalam 1 kapal huhatei, yang terdiri atas 1 Nahkoda, 1 orang ahli ikan (boi-boi),
10-14 pemancing dan 2 abk. Ketika kapal Huhatei berlayar seorang boi-boi yang
menentukan arah kapal ketika sudah menemukan sekelompok cakalang yang
bermain dipermukaan. Boi-boi akan melempar umpan hidup ke sekelompok
Cakalang, sembari mengarahkan kapten kapal untuk mengefisiensikan umpan
hidup yang dilempar dengan para pemancing yang berada didepan dek.
sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau
keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam
pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman)
ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal,
dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari
haluan.
2.5
Ukuran Kapal
: 17,00 meter
: 4,25 meter
: 1,60 meter
: 2,20 meter
: Dai dong 120 HP
: 200 Liter
: 15 Orang
Kecepatan Rencana
: 12 Knot
2.7
Hasil Tangkapan
Pancing Huhatei pada umumnya mentargetkan ikan Cakalang dan Tongkol
pada pengoperasiannya, namun tidak jarang juga menangkap Baby tuna baik
secara sengaja maupun tidak sengaja (bycatach). Dalam 1 armada 6-30 GT kapal
huhatei memiliki kapasitas daya tampung tangkapan sebanyak 1,5-6 Ton. Di
Kabupaten Flores Timur, kapal huhatei yang beroperasi pada musim tuna sering
beralih ke pancing handline untuk menangkap tuna sirip kuning karena memiliki
nilai jual yang lebih dibandingkan ikan cakalang.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Nugraha & Endah Rahmat. 2008. STATUS PERIKANAN HUHATE (POLE
AND LINE) DI BITUNG, SULAWESI UTARA. Jurnal Literasi Perikanan.
Halaman: 312-314
Murniati Tilik, dkk. Analisis Musim Penangkapan Ikan Cakalang di Perairan
Kepala Burung, Papua. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap.
Halaman 31
Direktorat Jendral Perikanan. 1994. Paket Teknologi Kapal Pole and Line.
Departemen Pertanian. Jakarta.
IFT Fishing. 2015. Huhate (Pole and Line). Melaui:
<http://www.iftfishing.com/blog/mancing/pemula/huhate-pole-and-line/>
[8/10/2016]