Kegunaan Foto BNO
Kegunaan Foto BNO
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari Blass Nier Overzicht (Blass
= Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney
Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainankelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
BNO IVP
IVP atau Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga
blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena.
Pemeriksaan BNO IVP menggunakan bahan kontras. Apa yang dimaksud dengan bahan
kontras? Mengapa itu digunakan dalam pemeriksaan IVP?
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi yang berguna untuk
membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen biasa. Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras
yang digunakan berbahan baku yodium (I) dan jenis bahan kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto
rontgen)
Apa efek samping dari penggunaan bahan kontras ini? Pasien mana yang memiliki reaksi lebih
terhadap bahan kontras IVP?
Efek samping yang dapat terjadi:
1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol
2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan pada jantung.
Pencegahan dan penanganan pasien yang mengalami alergi bahan kontras saat pemeriksaan IVP
Tindakan pencegahan
1. Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras yang disuntikkan sedikit
dipermukaan kulit (subkutan). Bila terjadi reaksi merah atau bentol diarea itu, segera laporkan radiolog/dokter
yang jaga.
2. Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test yaitu dengan menyuntikan bahan kontras
kurang lebih 3-5cc kedalam vena. Segera laporkan dokter jika terjadi reaksi.
3. Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan kontras (contohnya :
diphenhydramine).
Tindakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan menimbulkan alergi)
1. Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu
keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu menghentikan pemeriksaan (sesuai
arahan radiolog).
Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan dari pasien terlebih dahulu. Apa saja persiapan yang
perlu diberitahukan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan IVP?
1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak yang tanpa serat (seperti
bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa makanan diusus,
selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4 tablet.
4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk menjaga kadar cairan.
5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan dulcolax supossitoria
melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan / faeces.
6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak merokok supaya tidak ada
intestinal gas (gas disaluran pencernaan)
Gambar 2. Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara / faeces di rongga
abdomen)
Selain menjalankan persiapan diatas, pasien diminta untuk melampirkan hasil pemeriksaan lab dari
creatinin dan ureum sebelum pemeriksaan IVP. Apakah tujuannya?
Nilai kreatinin menunjukkan fungsi penyaringan ginjal masih normal atau tidak. Nilai kreatinin yang dianggap normal
dan boleh melakukan pemeriksaan IVP biasanya < 2,0. Nilai kreatinin yang tinggi saat pemeriksaan IVP menyebabkan
kontras tidak dapat disaring dalam ginjal sehingga membahayakan bagi pasien.
Persiapan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BNO IVP
Peralatan Steril :
1. Spuit 1cc (untuk skin test)
2. Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)
3. Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)
4. Wing needle
5. Jarum no 18
6. Kapas alkohol
Peralatan unsteril :
1. Kontras media (contoh : iopamiro, ultravist)
2. Stuwing (pembendung vena)
3. Gunting
4. Plester
5. Obat-obatan emergency (contoh : dhypenhydramine)
6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu
keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang mungkin dirasakan pasien
7. Membuat foto 5 menit post injeksi
8. Membuat foto 15 menit post injeksi
9. Membuat foto 30 menit post injeksi
10. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan blass) kemudian difoto
lagi post mixi.
11. Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun.
Sebelum rangkaian foto IVP dibuat dan sebelum bahan kontras diinjeksikan, terlebih dahulu dibuat
foto pendahuluan (plain photo BNO). Plain photo BNO bertujuan untuk :
1. Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien
2. Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.
3. Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga tidak terjadi pengulangan
foto karena kesalahan faktor eksposi.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan,
kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis
film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
5. Foto post mixi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto post mixi, pasien diminta untuk
buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis
film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan masuk ke ginjal. Berikut alur
perjalanan bahan kontras, Yaitu sebagai berikut :
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris, vena subclavia, kemudian
ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel
kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel
kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan
masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.
Note :
Penatalaksanaan pemeriksaan yang dijelaskan diatas bisa saja berbeda di masing-masing rumah sakit