Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Awal Akuntansi
Pada awalnya akuntansi merupakan dari ilmu pasti yaitu, bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hokum alam dan perhitungan
yang bersifat memiliki kebenaran absolut. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang
perkembangannya bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam
akuntansi menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir
akuntansi pada awal perkembangannya merupakan seorang ahli matematika
seperti luca paciolli dan musa Al-khawarizmy. Akuntansi dalam islam merupakan
alam (tool) untuk melaksanakan perintah Allah SWT dalam (QS2:282) untuk
melakukan pencatatan dalam melukakan transaksi usaha. Implikasi lebih jauh,
adalah keperluan terhadap suatu sistem pencatatan tentang hak dak kewajiban,
pelaporan yang terpadu dan komprehensif, isalam memandang akuntansi tidak
sekadar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan pencetatan dan pelaporan saja,
tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-niali islam (Islamic values) sesuai
ketentuan syariah.
Ibnu Khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof isalam yang juga telah
bicara tentang politik, sosiologi, ekonomi, bisnis, perdagangan. Bahkan ada
dugaan bahwa pemikiran mereka itulah sebenarnya yang dikemukakan oleh para
filosof barat belakang yang muncul pada abad ke 18 M. sebenarnya, AlKhawarizmy yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan matematika
modern Eropa. Akuntansi modern yang dikembagkan dari persamaan algebra
dengan konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan
pembagaian harta warisan secara adil sesuai dengan syariah yang ada di ALALQuran, perkara hokum (luw suit) dan praktik bisnis perdangangan.
2.2 Sejarah Akutansi
Akuntansi merupakan salah sat profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman
prasejarah, kelauarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan
dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan merkan gunakan pada saat musim
dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya perdagangan maka pada saat
yang sama meraka telah mengenal konsep nilai (value) dan mulai mengenal
sistem moneter (monetary system). Bukti tentang pencatatan (bookkeeping)
tersebut dapat ditemukan dari mulai kerjaan babilonia(4500 SM), firaun Mesir
dan kode-kode Hammurabi (2250 SM) , sebagaimana ditemukan adanyan
keeping pencatatan akuntansi di Ebla, syria Utara. Walaupun akuntansi telah
dimulai dari zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal lucu paciolli sebagai
Bapak akuntansi Modern.
2.3 Perkembangan Akuntansi Syariah
2.3.1 Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam
Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya
perhatian bangsa arab pada akuntansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang
arab untuk mengetahui dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai
berangkat sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui
perubahan pada keuangannya. Setelah berkembangnya negeri, bertambahnya
kabilah-kabilah, masuknya imigran-imigran dari negeri tetangga, dan
berkembangnya perdaganan serta timbulnya usaha-usaha interven si perdagangan,
pada buku Risalah falakiyah kitabus siyakat. Namun, dokumentasi yang baik
mengenai sistem akuntansi negara isalam tersebu pertama kali dilakukan oleh
Al-khawarizny pada tahun 976 M.
Kemunculan dan perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia
yang sangat fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi-diskusi serius lebih
lanjut, mulai dari produk atau jasa yang ditawarkan, pola manajemen
lembaga, sampai kepada pola akuntasinya. Menariknya
akuntansi untuk dibahas, tentu karena adanya beberapa alasan.
1) Akuntansi selama ini dikenal sebagai alat komunikasi, atau sering
diistilahkan sebagai bahasa bisnis.
2) Akuntansi sering diperdebatkan apakah ia netral atau tidak.
3) Akuntansi sangat dipengaruhi oleh lingkungan (politik, ekonomi,
budaya) di mana ia dikembangkan.
4) Akuntansi mempunyai peran sangat penting, karena apa yang
dihasilkannya, bisa menjadi sumber atau dasar legitimasi sebuah
keputusan penting dan menentukan.
Pada tatanan teknis operasional, akuntansi syariah adalah instrumen yang
digunakan untuk menyediakan informasi akuntansi yang berguna bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain
dari pada itu, kita mendapatkan hal pokok lain dalam ibadah Islam. Dengan
demikian, upaya kita menemukan format teori maupun praktik ekonomi
(manajemen dan akuntansi Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai
sesuatu yang integral. Sebagai turunan dari uraian di atas, barangkali uraian
tentang keputusan ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi syariah adalah
bercirikan sebagai berikut:
1) Menggunakan nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi
2) Memberikan arah padastimulasi timbulnya perilaku etis.
3) Bersikap adil terhadap semua pihak.
4) Menyeimbangkan sifat egoistic dengan altruistik, dan mempunyai
kepedulian terhadap lingkungan
Berdasarkan landasan dan ciri-ciri tersebut di atas, maka diharapkan
akuntansi syariah akan mempunyai bentuk yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan akuntansi konvensional. Sebab melalui ciri-ciri tersebut
tercermin sesuatu yang syarat akan tanggung jawaban, nilai-nilai sosial dan
jelas. Sebab disadari bahwa pada tatanan yang lebih teknis, yaitu dalam
bentuk laporan keuangan, akuntansi syariah masih mencari bentuk.Di dalam
tesis ini, bentuk konkrit akuntansi syariah secara utuh belum dapat
ditampilkan, sebab untuk sampai pada tataran praktik dan bentuk laporan
keuangan yang utuh memerlukan dukungan teori yang lengkap dan kuat.
Tujuan sistem akuntansi adalah untuk memastikan akuntabilitas mendukung
proses pengambilan keputusan serta mempermudah proses evaluasi atas
program yang telah selasai. Tujuan ini tidak hanya berlaku dipemerintah tetapi
juga pada perusahaan. Orientasi sistem akuntansi ini adalah meloparkan
kegiatan yang menghasilkan laba/rugi atau surplus/deficit, dan meyelesaikan
seluruh kebutuhan dari negara, namun perhitungan dari sistem akuntansi ini
masih memasukkan transaksi yang bersifat moneter dan nonmoneter.
Ada tujuan hal khusus dalam sistem akuntansi yang dijalankan oleh
negara islam sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khawarizny dan Almazendarany (zaid, 2004), sebagai berikut.
1) Sitem akuntansi untuk kebutuhan hidup, sistem ini bawah koordinasi
seorang manajer. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan hidup perorangan
dan negara, namum tidak menutup kemungkinan digunakan pada sekor
private terutama yang terkait dalam perhitungan pembayaran zakat.
2) Sistem akuntansi untuk konstruksi merupakan sistem akuntansi untuk
proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. pada sistem ini
mengatur penacatan (baik dalam bentuk material maupun pengeluaran
kepada pihak lain), pengendalian dan akuntabilitas untuk masing-masing
proyek serta berdasarkan anggaran (budget). Sistem ini di bawah tanggung
jawab seorang coordinator proyek.
3) Sistem akuntansi untuk pertanian merpukan sistem yang bebasis nonmoneter. Sistem ini lebih memfokuskan diri untuk mencatat dan
mengolala persediaan pertanian dalam bentuk fisik, hal ini didorong oleh
kewajiaban dalam zakat pertanian.
4) Sistem akuntansi gudang merupakan sistem untuk mencatat pembelian
barang negara. Sistem ini bukan hanya mencatat barang masuk dan keluar
saja tetapi juga dalam nilai uang, sehingga aka nada pemisahan tugas
antara orang yang memegang barang yang mencatat sehingga hal ini
menunjukkan sistem pengendalian intern (internal control) telah ada.
5) Sistem akuntansi mata uang, sistem ini telah dilakukan oleh negara islam
sebelum abad ke-14 M. sistem ini memberikan hak kepada pengelolannya
untuk mengubah emas perak yang diterima pengelola menjadi koin
sekaligus mendistribusikannya.
6) Sistem akuntansi peternakan merupakan sistem untuk mencatat seluruh
binatang tenak. Pencatatan ini dilakukan dalam sebuah buku khusus
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi dalam islam merupakan alam (tool) untuk melaksanakan perintah
Allah SWT dalam (QS2:282) untuk melakukan pencatatan dalam melukakan
transaksi usaha. Implikasi lebih jauh, adalah keperluan terhadap suatu sistem
pencatatan tentang hak dak kewajiban, pelaporan yang terpadu dan komprehensif,
isalam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencetatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-niali islam (Islama values) sesuai ketentuan syariah. Buktibukti dan istilah yang digunakan paciolli juga sama dengan apa yang dilakukan
oleh para pedangang muslim. Selain ini ketika daulah Isalam mulai berkembang,
telah dikembangkan juga sistem akutansi yang cukup maju dan dapat dijadikan
dasar bahwa klaim musli turut dalam pengembangan akuntansi modern.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia edisi 4. 2013. Jakarta:
Salemba Empat.