Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak orang mempertanyakan apakah ilmu akuntansi ada di dalam ajaran
Islam. Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah
Islam) wajar jika banyak dipertanyakan orang. Sama halnya pada masa lalu orang
meragukan dan mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam. Jika kita
mengkaji lebih jauh dan mendalam terhadap sumber dari ajaran Islam, Al-Quran,
maka akan menemukan ayat-ayat maupun hadits-hadits yang membuktikan
bahwa Islam juga membahas ilmu akuntansi. Pada dasarnya akuntansi adalah seni
pencatatan, pngelolaan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu & dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kegiatan-kegiatan yang bersifat keuangan & termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya. Arti kata Muhasabah berbeda dengan kata hisab,
kedua kata ini mempunyai pengertian yang berbeda dalam sumber-sumber fikih
Islam, Al-Quran, Assunah. Kata muhasabah berasal dari kata hasaba, dan
diucapkan juga dengan hisab.
Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas
masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tidak ditemukan dalam
kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini
menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda
pula. Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan
wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan teologis. Dengan akuntansi
syariah, realitas sosial yang dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan
kepada ketentuan Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah berkembangan akuntansi
2. Bagaimana berkembangan akuntansi syariah
3. Mengapa menggunakan sekilas prosedur Dan istilah

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui berkembangan akuntansi
2. Mengetahui berkembangan akuntansi syariah
3. Mengetahui sekilas prosedur dan istilah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Awal Akuntansi
Pada awalnya akuntansi merupakan dari ilmu pasti yaitu, bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hokum alam dan perhitungan
yang bersifat memiliki kebenaran absolut. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang
perkembangannya bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam
akuntansi menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir
akuntansi pada awal perkembangannya merupakan seorang ahli matematika
seperti luca paciolli dan musa Al-khawarizmy. Akuntansi dalam islam merupakan

alam (tool) untuk melaksanakan perintah Allah SWT dalam (QS2:282) untuk
melakukan pencatatan dalam melukakan transaksi usaha. Implikasi lebih jauh,
adalah keperluan terhadap suatu sistem pencatatan tentang hak dak kewajiban,
pelaporan yang terpadu dan komprehensif, isalam memandang akuntansi tidak
sekadar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan pencetatan dan pelaporan saja,
tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-niali islam (Islamic values) sesuai
ketentuan syariah.
Ibnu Khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof isalam yang juga telah
bicara tentang politik, sosiologi, ekonomi, bisnis, perdagangan. Bahkan ada
dugaan bahwa pemikiran mereka itulah sebenarnya yang dikemukakan oleh para
filosof barat belakang yang muncul pada abad ke 18 M. sebenarnya, AlKhawarizmy yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan matematika
modern Eropa. Akuntansi modern yang dikembagkan dari persamaan algebra
dengan konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan
pembagaian harta warisan secara adil sesuai dengan syariah yang ada di ALALQuran, perkara hokum (luw suit) dan praktik bisnis perdangangan.
2.2 Sejarah Akutansi
Akuntansi merupakan salah sat profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman
prasejarah, kelauarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan
dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan merkan gunakan pada saat musim
dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya perdagangan maka pada saat
yang sama meraka telah mengenal konsep nilai (value) dan mulai mengenal
sistem moneter (monetary system). Bukti tentang pencatatan (bookkeeping)
tersebut dapat ditemukan dari mulai kerjaan babilonia(4500 SM), firaun Mesir
dan kode-kode Hammurabi (2250 SM) , sebagaimana ditemukan adanyan
keeping pencatatan akuntansi di Ebla, syria Utara. Walaupun akuntansi telah
dimulai dari zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal lucu paciolli sebagai
Bapak akuntansi Modern.
2.3 Perkembangan Akuntansi Syariah
2.3.1 Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam
Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya
perhatian bangsa arab pada akuntansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang
arab untuk mengetahui dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai
berangkat sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui
perubahan pada keuangannya. Setelah berkembangnya negeri, bertambahnya
kabilah-kabilah, masuknya imigran-imigran dari negeri tetangga, dan
berkembangnya perdaganan serta timbulnya usaha-usaha interven si perdagangan,

semakin kuatlah perhatian bangsa arab terhadap pembukuan dagang untuk


menjelaskan utang piutang. Orang-orang yahudipun (pada waktu itu) sudah biasa
menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang. Semua telah nampak jelas dalam
sejarah peradaban bangsa arab. Jadi, konsep akuntansi dikalangan bangsa arab
pada waktu itu dapat dilihat pada pembukuan yang berdasarkan metode
penjumlahan statistik yang sesuai dengan aturan-aturan penjumlahan dan
pengurangan. Untuk mengerjakan pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh
pedagang sendiri dan ada juga yang menyewa akuntan khusus. Pada waktu itu
seorang akuntan disebut sebagai katibul amwal (pencatat keuangan) atau
penanggung jawab keuangan.
2.3.2 Zaman Awal Perkembangan Islam
Pendeklarasian Negara islam di Madinah (tahun 622 M atau bertepatan
dengan tahun 1 H) didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara
tanpa memandang ras, suku, warna, kulitdan golongan, sehingga seluruh kegiatan
kenegaraan dilakukan secara bersama dan gotong royong di kalangan para
muhampir tidarsebut slimin. Hal ini dimungkinkan karena Negara yang baru saja
berdiri tersebut hampir tidak memiliki pemasukan atau pun pengeluaran.
Muhammad Rasulullah SAW bertindak sebagai seorang kepala Negara yang juga
merangkap sebagai ketua Mahkamah Angung, Muftin besar, dan penglima perang
tertinggi juga penanggung jawab administrasi Negara. Bentuk seketariat Negara
masih sangat sederhana dan baru didirikan pada akhir tahun ke-6 Hijriah.
Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa arab melakukan 2 kali perjalanan kafilah
perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke yaman dan
musim panas dengan tujuan ke As-Syam (sekarang Syria, Lebanon, Jor
dania,Palestina, dan Israel). perdangangan tersebut pada akhirnya berkembangan
hingga ke Eropa terutama setelah penaklukan mekah.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr (pajak
pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah
(pajak perlindungan dari nonmuslim) dan kharaj (pajak hasil pertanian dari
nonmuslim), maka Rasul mendirikan baitul maal pada awal abad ke-7. Konsep ini
cukup maju pada zaman tersebut di mana seluruh peneriman di kumpulkan secara
terpisah dengan pemimpin Negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan
Negara. Walapun disebutkan pengelolaan baitul maal masih sederahana, tetapi
nabi telah menujuk petugas qadi, ditambah para sekretaris dan pencatat
administrasi pemerintah. Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagian yaitu;

sekretaris pernyataan, sekretaris hubungan dan pencatatan tanah, sekretaris


perjanjian, dan sekretaris peperangan.
2.3.3 Zaman Empat Khalifah
Pada pemerintah Abu Bakar, penggelolaan Baitul Maal Masih sangat
sederahana dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang
sehingga hampir tidak pernah ada sisa. Khalifah umur menunjuk beberapa orang
pengelola dan pencatat dari Persia untuk mengawasi pembukuan baitul maal.
Pendirian Diwan ini berasal dari usulan Homozan seorang tahanan Persia dan
meneriman islam dengan menjelaskan tentang sistem administrasi yang dilakukan
oleh raja sasanian (Siswantoro, 2003). Ini terjadi setelah peperangan AlQadisiyyah perish dengan penglima perang saad bin abi Waqqas, Al Walid bin
mughirah yang juga sahabat nabi mengusulkan agar ada pencatatn untuk
penerimaan dan pengeluaran negara.
Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi berkembangan dari suatu lokasi ke
lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antara masyarakat. Selain itu, Baitul
Maal juga sudah tidak terpusat lagi di madinah tetapi juga didearah-dearah
taklukan islam. Fungsi akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dala isalam
seperti : Al-Amil, mubashor, Al-Kitab, namun yang paling terkenal adalah Alkitab yang menunjukkan orang yang pertanggung jawab melakukan perhitungan.
Muhtasib adalah orang yang bertanggung jawab atas lembagga al-hisba. Muhtasib
bisa juga menyangkut pengawasan pasar yang bertanggung jawab tidak hanya
menyangkut maslah ibadah, Ibnu taimiyah menyatakan bahwa muhtasib adalah
kewajiban public. Muhtasib ini bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang
tidak pantas dilakukan dalam diberbagai bidang kehidupan. Al-hisba tidak
bertanggung jawab keppada eksekutif. Termasuk tugas muhtasib adalah
mengawasi orang yang tidak sholat, tidak puasa, mereka yang memiliki sifat
dengki, berbohong, melakukan penipuan, menguragi timbangan, praktik
kecurangan dalam industri, perdagangan dll.
Mushtasib memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta,
kepentingan sosial, pelaksanaan ibadah pribadi, dan pemeriksaan transaksi bisnis.
Akram Khan memberikan 3 kewajiaban muhtasib sebagai berikut.
1) Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiatan ibadah : semua jenis shalat,
pemeliharaan masjid.

2) Pelaksanaan hak-hak masyarakat perilaku di pasar, kebenaran timbangan,


kejujuran bisnis
3) Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya : menjaga keberhasilan
jalan, lampu jalan, bangunan yang mengganggu masyarakat, dan
sabagainya.
Pada zaman kekhalifahan sudah dikenal keuangan negara. Kedaulatan
islam telah memiliki departemen-departemen atau disebut dengan diwan, ada
Diwan pengeluaran (Diwan An-nafaqat), militer (Diwan Al jayash),
pengwasan, pemungutan hasil, dan sebagainya. Diwan pengawasan keuangan
disebut Diwan Al-kharaj yang bertugas mengawasi semua hal yang berkaitan
dengan penghasilan. Pada zaman khalifah Mansur dikenal khitabat al rasul
was sirr, yang memelihara pencatatan rahasia. Untuk menjamin
dilaksanakannya hukum maka dibentuk shahib al shurta. Salah satu pejabat
didalamnya itulah yang disebut muhtasib yang lebih fokuskan pada sisi
pengawasan pelaksanaan agama dan moral, misalnya mengenai
timbangan,kecurangan dalam penjualan, orang yang tidak bayar utang, orang
yang tidak shalat jumat, tidak puasa pada bulan Ramadan, pelaksanaan masa
idah, bahkan termasuk memeriksa iman. Ia juga menjaga moral masyarakat,
hubungan laki-laki dengan perempuan, menjaga jangan ada yang minum arak,
melarang music yang diharamkan, mainan yang tidak baik, transaksi bisnis
yang curang, riba, kejahatan pada budak, binatang, dan sebagainya .
Akuntansi islam adalah menyangkut semua praktik kehidupan yang lebih
luas tidak menyangkut praktik ekonomi dan bisnis sebagaimana dalam sistem
kapitalis. Akuntansi islam sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan
angka, informasi keuangan atau pertanggungjawaban. Dia menyangkut semua
penegakan hukum sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik sipil atau yang
berkaitan dengan ibadah. Kalau ini yang kita anggap sebagai unsur utamanya
akuntansi, maka lebih compatible dengan sistem akuntansi Ilahiyah dan
akuntansi Amal yang kita kenal dalam Al-Quran, atau lebih dekat dengan
auditor dalam bahasa akuntansi kontemporer.
4.1 Sekilas Prosedur Dan Istilah yang digunakan.
Akuntansi pada negara islam terjadi terutama adanya dorongan
kewajiban zakat, yang harus dikelola dengan baik melalui baitul maal.
Dokumentasi yang pertama kali dilakukan oleh Al-Mazenderany (1363 M)
mengenai praktik akuntansi pemerintah yang dilakukan selama dinasti khan II

pada buku Risalah falakiyah kitabus siyakat. Namun, dokumentasi yang baik
mengenai sistem akuntansi negara isalam tersebu pertama kali dilakukan oleh
Al-khawarizny pada tahun 976 M.
Kemunculan dan perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia
yang sangat fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi-diskusi serius lebih
lanjut, mulai dari produk atau jasa yang ditawarkan, pola manajemen
lembaga, sampai kepada pola akuntasinya. Menariknya
akuntansi untuk dibahas, tentu karena adanya beberapa alasan.
1) Akuntansi selama ini dikenal sebagai alat komunikasi, atau sering
diistilahkan sebagai bahasa bisnis.
2) Akuntansi sering diperdebatkan apakah ia netral atau tidak.
3) Akuntansi sangat dipengaruhi oleh lingkungan (politik, ekonomi,
budaya) di mana ia dikembangkan.
4) Akuntansi mempunyai peran sangat penting, karena apa yang
dihasilkannya, bisa menjadi sumber atau dasar legitimasi sebuah
keputusan penting dan menentukan.
Pada tatanan teknis operasional, akuntansi syariah adalah instrumen yang
digunakan untuk menyediakan informasi akuntansi yang berguna bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain
dari pada itu, kita mendapatkan hal pokok lain dalam ibadah Islam. Dengan
demikian, upaya kita menemukan format teori maupun praktik ekonomi
(manajemen dan akuntansi Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai
sesuatu yang integral. Sebagai turunan dari uraian di atas, barangkali uraian
tentang keputusan ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi syariah adalah
bercirikan sebagai berikut:
1) Menggunakan nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi
2) Memberikan arah padastimulasi timbulnya perilaku etis.
3) Bersikap adil terhadap semua pihak.
4) Menyeimbangkan sifat egoistic dengan altruistik, dan mempunyai
kepedulian terhadap lingkungan
Berdasarkan landasan dan ciri-ciri tersebut di atas, maka diharapkan
akuntansi syariah akan mempunyai bentuk yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan akuntansi konvensional. Sebab melalui ciri-ciri tersebut
tercermin sesuatu yang syarat akan tanggung jawaban, nilai-nilai sosial dan
jelas. Sebab disadari bahwa pada tatanan yang lebih teknis, yaitu dalam
bentuk laporan keuangan, akuntansi syariah masih mencari bentuk.Di dalam
tesis ini, bentuk konkrit akuntansi syariah secara utuh belum dapat

ditampilkan, sebab untuk sampai pada tataran praktik dan bentuk laporan
keuangan yang utuh memerlukan dukungan teori yang lengkap dan kuat.
Tujuan sistem akuntansi adalah untuk memastikan akuntabilitas mendukung
proses pengambilan keputusan serta mempermudah proses evaluasi atas
program yang telah selasai. Tujuan ini tidak hanya berlaku dipemerintah tetapi
juga pada perusahaan. Orientasi sistem akuntansi ini adalah meloparkan
kegiatan yang menghasilkan laba/rugi atau surplus/deficit, dan meyelesaikan
seluruh kebutuhan dari negara, namun perhitungan dari sistem akuntansi ini
masih memasukkan transaksi yang bersifat moneter dan nonmoneter.
Ada tujuan hal khusus dalam sistem akuntansi yang dijalankan oleh
negara islam sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khawarizny dan Almazendarany (zaid, 2004), sebagai berikut.
1) Sitem akuntansi untuk kebutuhan hidup, sistem ini bawah koordinasi
seorang manajer. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan hidup perorangan
dan negara, namum tidak menutup kemungkinan digunakan pada sekor
private terutama yang terkait dalam perhitungan pembayaran zakat.
2) Sistem akuntansi untuk konstruksi merupakan sistem akuntansi untuk
proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. pada sistem ini
mengatur penacatan (baik dalam bentuk material maupun pengeluaran
kepada pihak lain), pengendalian dan akuntabilitas untuk masing-masing
proyek serta berdasarkan anggaran (budget). Sistem ini di bawah tanggung
jawab seorang coordinator proyek.
3) Sistem akuntansi untuk pertanian merpukan sistem yang bebasis nonmoneter. Sistem ini lebih memfokuskan diri untuk mencatat dan
mengolala persediaan pertanian dalam bentuk fisik, hal ini didorong oleh
kewajiaban dalam zakat pertanian.
4) Sistem akuntansi gudang merupakan sistem untuk mencatat pembelian
barang negara. Sistem ini bukan hanya mencatat barang masuk dan keluar
saja tetapi juga dalam nilai uang, sehingga aka nada pemisahan tugas
antara orang yang memegang barang yang mencatat sehingga hal ini
menunjukkan sistem pengendalian intern (internal control) telah ada.
5) Sistem akuntansi mata uang, sistem ini telah dilakukan oleh negara islam
sebelum abad ke-14 M. sistem ini memberikan hak kepada pengelolannya
untuk mengubah emas perak yang diterima pengelola menjadi koin
sekaligus mendistribusikannya.
6) Sistem akuntansi peternakan merupakan sistem untuk mencatat seluruh
binatang tenak. Pencatatan ini dilakukan dalam sebuah buku khusus

dengan mencatat keluar dan masuknya ternak berdasarkan pengelompokan


binatang serta nilai uang.
7) Sistem akuntansi perbedaharaan merupakan sistem untuk mencatat
peneriman dan pengeluaran harian negara baik dalam niali uang atau
barang. Unutk pencatatan ini digunakan sistem Arab dimana barang dan
uang masuk dicatat disisi kanan serta barang dan barang kelaur di sisi
sebelah kiri.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi dalam islam merupakan alam (tool) untuk melaksanakan perintah
Allah SWT dalam (QS2:282) untuk melakukan pencatatan dalam melukakan
transaksi usaha. Implikasi lebih jauh, adalah keperluan terhadap suatu sistem
pencatatan tentang hak dak kewajiban, pelaporan yang terpadu dan komprehensif,
isalam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencetatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-niali islam (Islama values) sesuai ketentuan syariah. Buktibukti dan istilah yang digunakan paciolli juga sama dengan apa yang dilakukan
oleh para pedangang muslim. Selain ini ketika daulah Isalam mulai berkembang,
telah dikembangkan juga sistem akutansi yang cukup maju dan dapat dijadikan
dasar bahwa klaim musli turut dalam pengembangan akuntansi modern.

Perkembangan Akuntansi Syariah terdapat tiga komponen yaitu Akuntansi di


Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam . Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang
arab untuk mengetahui dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai
berangkat sampai pulang kembali, Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui
perubahan pada keuangannya. Zaman Awal Perkembangan Islam Hal ini
dimungkinkan karena Negara yang baru saja berdiri tersebut hampir tidak
memiliki pemasukan atau pun pengeluaran. Zaman Empat Khalifah Hal ini
menunjukkan bahwa akuntansi berkembangan dari suatu lokasi ke lokasi lain
sebagai akibat dari hubungan antara masyarakat. Selain itu, Baitul Maal juga
sudah tidak terpusat lagi di madinah tetapi juga didearah-dearah taklukan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia edisi 4. 2013. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai