Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK

INDONESIA
NOMOR 05 TAHUN 2011
TENTANG
PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kolam sedimen berfungsi
sebagaimana mestinya (kekeruhan
air semakin berkurang pada tiap
kompartemen)

2.Kondisi sarana pengendali erosi


Kolam sedimen dibuat berdasarkan perencanaan dan desain disetujui oleh KTT
atau pejabat berwenang di perusahaan; dan Kapasitas kolam sedimen sesuai
dengan volume air larian permukaan (ada dasar perhitungan) dan air dalam kolam
terlihat tergenang/tidak mengalir (aliran hanya terlihat di saluran antar
kompartemen)
Kolam pengendapan untuk daerah penambangan, adalah kolam yang
dibuat untuk menampung dan mengendapkan partikel air limpasan yang berasal
dari daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air
tersebut akan dibuang menuju tempat pembuangan, seperti sungai, rawa, danau
dan lain-lain. Fungsi Kolam Pengendapan adalah untuk Mengendapkan lumpur
atau material padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan
adanya aktivitas penambangan, dan sebagai tempat pengontrol kualitas dari air
yang akan dialirkan keluar kolam pengendapan. (sumber : Hartono, 2013).
5.1 Rancangan Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan merupakan salah satu bagian penting dari sistem
penyaliran tambang, yang berfungsi untuk memisahkan airtambang dengan
padatan (solid) yang terbawa bersama aliran air tambang tersebut. Setelah proses
pemisahan ini, umumnya airtambang menjadi lebih jernih dan secara fisik
memenuhi syarat untuk dialirkan ke badan-badan air yang ada di permukaan tanah
di sekitar tambang, missal sungai, danau atau rawa.
Kolam pengendapan dapat berfungsi dengan baik apabila rancangan
kolam pengendapan yang akan dibuat disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya

air hujan, air permukaan dan airtanah yang akan ditampung dan diendapkan
lumpurnya. Agar kolam pengendapan berfungsi dengan baik maka kolam
pengendapan harus dirancang dengan baik pula. Artinya ditinjau dari segi
geometri mampu untuk menampung seluruh debit air dari lokasi penambangan,
sedangkan dari segi operasional dapat menjamin agar partikel-partikel padatan
mempunyai cukup waktu untuk mengendap dan dari segi perawatan mudah untuk
dibersihkan dari lumpur yang mengendap.
Air yang keluar dari kolam pengendapan diharapkan bersih dari partikelpartikel pengotor seperti lumpur, sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan yang lain.
5.1.2

Bentuk Kolam Pengendapan


Bentuk kolam pengendapan umumnya hanya digambarkan secara

sederhana, berupa kolam berbentuk empat persegi panjang. Pada hal, sebenarnya
bentuk kolam pengendapan bermacam-macam tergantung dari kondisi lapangan
dan keperluannya. Walaupun bentuknya bermacam-macam, setiap kolam
pengendapan akan selalu mempunyai 4 zona penting yang terbentuk karena proses
pengendapan material padatan (solid particle). Empat zona tersebut adalah
sebagai berikut :
Bentuk kolam pengendapan umumnya hanya digambarkan secara
sederhana, berupa kolam berbentuk empat persegi panjang. Pada hal, sebenarnya
bentuk kolam pengendapan bermacam-macam tergantung dari kondisi lapangan
dan keperluannya. Walaupun bentuknya bermacam-macam, setiap kolam
pengendapan akan selalu mempunyai 4 zona penting yang terbentuk karena proses
pengendapan material padatan (solid particle). Empat zona tersebut adalah
sebagai berikut :
1.Zona masukan Tempat masuknya aliran air berlumpur kedalam kolam
pengendapan.

2.Zona pengendapan Tempat partikel akan mengendap, material padatan di sini


akan mengalami proses pengendapan di sepanjang saluran masing-masing ceck
dam.
3.Zona endapan lumpur Tempat di mana partikel padatan dalam cairan mengalami
sedimentasi dan terkumpul pada bagian bawah saluran pengendap.
4.Zona Keluaran Tempat keluarnya buangan cairan yang relatif bersih, zona ini
terletak pada akhir saluran.
(Huisman L., 1977).

Gambar. Zona-zona pada kolam pengendapan

Gambar arah aliran air pada kola pengendapan.


Luas kolam pengendapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
A=Q Total Vt
dimana,
A = Luas kolam pengendapan (m2)
Q total = Debit air yang masuk kolam pengendapan (m3/detik)
Vt = Kecepatan pengendapan (m/dtk)

Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Stokes dan


hukum Newton. Hukum Stokes berlaku bila padatannya kurang dari 40%,
sedangkan bila persen padatan lebih dari 40% berlaku hukum Newton.
Hukum Stokes

vt=

g D2 ( pa)
18

Vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)


g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
p = Berat jenis partikel padatan (kg/m3)
a = Berat jenis air (kg/m3)
= Kekentalan dinamik air (kg/m.detik)
D = Diameter partikel padatan (m)
Hukum Newton:

vt=

4 g D( pa)
3 Fg x

0,5

Vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)


g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
p = Berat jenis partikel padatan (kg/m3)
a = Berat jenis air (kg/m3)
D = Diameter partikel padatan (m)
Fg = Nilai koefisien tahanan

Perhitungan Persentase Pengendapan


Perhitungan persentase pengendapan ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kolam pengendapan yang akan dibuat dapat berfungsi untuk mengendapkan
partikel padatan yang terkandung dalam air limpasan tambang.
Waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk mengendap dengan kecepatan (vt)
sejauh (H) adalah :
tv=H /vt (detik )
Keterangan :
tv = Waktu pengendapan partikel (menit)
vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/s)

H = Kedalaman Saluran (m)

Kecepatan air didalam kolam


V h=Q total / A

vh = Kecepatan mendatar partikel (m/detik)


Qtotal = Debit aliran yang masuk ke kolam pengendapan ( m3/detik)
A = Luas permukaan kolam pengendapan (m2)

Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam pengendapan


dengan kecepatan vh adalah :

t h=P/V h(detik )

Keterangan : th = Waktu yang dibutuhkan partikel keluar dari kolam pengendapan


(detik) P = Panjang kolam pengendapan (m)
vh = Kecepatan mendatar partikel (m/detik)
Dalam proses pengendapan ini partikel mampu mengendap dengan baik jika tv
tidak lebih besar dari th. Sebab, jika waktu yang diperlukan untuk mengendap
lebih kecil dari waktu yang diperlukan untuk mengalir ke luar kolam atau dengan
kata lain proses pengendapan lebih cepat dari aliran air maka proses pengendapan
dapat terjadi.
Presentasi pengendapan =
waktu yang dibutu h kan air keluar
100
(waktu yang dibutuh ka air keluar +waktu pengendapan)
Dari perumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran partikel
maka semakin cepat proses pengendapan serta semakin besar pula persentase
partikel yang berhasil diendapkan.

Vol. Total padatan yang berhasil diendapkan

Waktu pengerukan = Vol. Kolam / Vol. Total padatan yang berhasil


diendapkan

Penentuan Letak Kolam Pengendapan


1. Diluar area penambangan.
2. Dekat dengan sarana penyaliran.
3. Tidak mengganggu kegiatan penambangan.
4. Terdapat pada daerah yang rendah, dengan memperhatikan keadaan
topografi daerah penambangan.

Anda mungkin juga menyukai