DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. PUTRI AYU REZWKI
2. RINI MEGA SILVIA SINAMO
3. SUCI NINDI ASWARI
NIM. 4143311029
NIM. 4143311033
NIM. 4143311042
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang memiliki perhatian yang paling
besar terhadap anak jika dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain.
setiap makhluk melakukan bermacam-macam perbuatan. Di dalam buku
Bigot, Kohnstam, dan Polland mengatakan bahwa tingkatan-tingkatan
perbuatan tersebut dibagi menjadi 5 macam tingkatan, yaitu mulai dari
tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
1.2.
Tujuan
:
Adapun tujuan penulisan buku yang direview ialah untuk mengatasi
kesukaran-kesukaran mahasiswa khususnya bagi para calon pendidik.
1.3.
Manfaat
Identitas Buku :
Judul
Penulis
Tahun terbit
2013
Penerbit
Ombak
ISBN
978-602-258-035-5
Tebal
Ukuran
14,5 x 21 cm
1.6.
2.1.
1.7.
1.4.
BAB II
1.5.
ISI
Pengertian Tentang Ilmu Pendidikan Sistematis
Sebelum memasuki pengertian dari pendidikan sistematis,
kita harus mengetahui arti dari ilmu, ilmu pendidikan dan ilmu pendidikan
sistematis.
1.8.
Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun
tentang suaatu objek. Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan ialah :
1. Mempunyai objek atau lapangan tertentu yang jelas, dan dipisahkan
dari objek ilmu pengetahuan yang lain.
2. Sistematis, artinya di dalam uraian itu diterangkan bagian demi bagian
dan bersama-sama merupakan keseluruhan yang lengkap dan bulat.
1.9.
Ilmu pengetahuan dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Ilmu pengetahuan murni, yaitu ilmu yang mendahului pengalaman
atau bebas dari pengalaman. Misalnya filsafat dan ilmu pasti.
2. Ilmu pengetahuan empiris, yaitu ilmu yang terikat dengan objek
tertentu yang terdapat di dalam pengalaman seperti ilmu alam, sejarah
dan kesusasteraan.
1.10. Ilmu pengetahuan empiris dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a. Ilmu pengetahuan alam, yaitu ilmu pengetahuan yang obyeknya
terdapat di dalam alam.
b. Ilmu pengetahuan rohani, yaitu ilmu pengetahuan yang obyeknya
terdapat di dalam kegiatan rohani.
1.11. Selain memiliki perbedaan antara obyeknya, ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan rohani juga berbeda dalam
metode, di mana metode ilmu pengetahuan alam bersifat eksperimental,
empiris, analitis dan sintetis. Sedangkan Ilmu pengetahuan rohani bersifat
menyelami untuk mengetahui, memperhatikan sebab dan tujuan,
menggunakan angket, tes dan wawancara.
1.12. Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris,
karena obyeknya adalah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia
pengalaman.
1.13. Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan rohani, karena
situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan anak
kepada keadaan alamnya melainkan memandangnya sebagai makhluk
susila dan akan dibawa ke arah manusia susila yang berbudaya.
1.14.
atas pemilihan antara yang baik dan yang tidak baik untuk anak khususnya
dan manusia pada umumnya.
1.15. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan praktis karena
yang diuraikan di dalam ilmu itu dilaksanakan di dalam kegiatan
pendidikan.
1.16. Ilmu pendidikan dibedakan menjadi :
1. Ilmu pendidikan teoritis
2. Ilmu pendidikan praktis
3. Ilmu pendidikan sistematis
4. Ilmu pendidikan historis
1.17.
ialah apabila anak sudah dapat berdiri sendiri, bertanggung jawab, susila,
tidak membutuhkan pertolongan-pertolongan orang lain.
2. Brodjonagoro
1.21.
lahir sampai mati. Dengan istilah yang telah terkenal ialah lifelong
education. Pendudukan seumur hidup. Jadi meskipun sudah tua umurnya,
masih dapat didik.
4. Menurut buku Garis-garis Besar Haluan Negara (Ketetapan MPR RI
No. IV/MPR/73) dikatakan bahwa :
1.23.
1.26.
1.27.
1.28.
1.29.
1.30.
Skema No. 1
Skema No. 2
Skema No. 3
Skema No. 4
Skema No. 5
:
3 tahun
:
0 tahun lahir
:
sebelum lahir
: sebelum kawin
: sebelum kawin
mati
1.31.
Skema No. 6
mati
1.32.
Skema No. 7
mati
1.33.
Skema No. 8
mati
1.34.
1.36.
dewasa
dewasa
dewasa
dewasa
sebelum lahir
Keterangan :
Skema pertama :
0 tahun lahir
3 tahun
1.38.
kedewasaan.
Skema ke tiga :
mencapai kedewasaan.
Skema ke empat :
pendidikan dimulai sebelum
kawin dan diakhiri sesudah anak itu mencapai
1.40.
kedewasaan.
Skema ke lima :
1.41.
1.42.
1.43.
1.44.
Faktor tujuan,
Faktor pendidik,
Faktor anak didik,
Faktor alat-alat,
Faktor alam sekitar (milieu).
1.45.
Tempat tinggal;
Teman bermain;
Buku bacaan, majalah dan lain-lain;
Macam-macam kesenian.
1.47.
pendidik supaya alam sekitar dari anak didik itu selalu baik. Jadi tugas dari
pendidik ialah turut mengawasi teman-teman anaknya bergaul, mencarikan
bacaan-bacaan yang baik, diajak melihat macam-macam kesenian yang
baik, tempat tinggal yang baik dan sebagainya.
1.48. Kelima faktor pendidikan yang telah disebutkan tidak dapat
berdiri sendiri dan mempengaruhi satu sama lain. Apabila kita mengupas
salah satu faktor maka tidak dapat meninggalkan sama sekali faktor-faktor
yang lain. Keterkaitan kelimanya ditunjukkan oleh gambar berikut.
1.49.
1.50.
pendidikan tersebut.
a. Faktor tujuan
1.51.
pada umumnya ialah tiap orang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam dalam pengertian pendidikan yang
sempit, arti anak didik adalah anak yang belum dewasa yang diserahkan
kepada tanggung jawab pendidik.
1.55. Berdasarkan arti sempit tersebut dapat digambarkan bahwa anak
didik ialah :
1. Orang yang belum dewasa
2. Orang yang menjadi tanggung jawab pendidik.
1.56.
Tanggung jawab pendidikan ditentukan oleh :
a. Hubungan anak dengan orang tua, anak dan ayah (dan ibu).
b. Hubungan anak dan pengganti orang tua.
c. Hubungan anak dan pendidik karena jabatan.
d. Faktor Alat - alat
1.57. Alat pendidikan ialah perbuatan atau situasi yang diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
1.58. Bentuk-bentuk alat-alat pendidikan itu ialah :
a. Perintah, larangan;
b. Dorongan, hambatan;
c. Nasihat, anjuran;
d. Hadiah, hukuman;
e. Pemberian kesempatan, menutup kesempatan.
1.59.
yang ada di sekeliling anak. Faktor alam sekitar terbagi menjadi 3 bagian
sebagai berikut :
1. Lingkungan keluarga,
2. Lingkungan sekolah,
3. Lingkungan masyarakat.
1.61.
1.62.
menjadi :
1. Yang berwujud manusia : keluarga, teman-teman bermain, temanteman sekolah, tetangga.
2. Yang berwujud kesenian : bermacam-macam pertunjukan bioskop,
wayang, sandiwara, ketoprak.
3. Yang berwujud kesusasteraan : buku-buku bacaan, majalah koran dan
sebagainya.
4. Yang berwujud tempat : tempat tinggal daerah, iklim.
1.63. Kelima faktor pendidikan yang telah dijelaskan merupakan
1.
2.
3.
4.
5.
2.4.
Faktor Tujuan
1.64.
1.68.
pendidik, yaitu :
1. Orang tua : merupakan pendidik primer.
2. Orang dewasa : orang lain yang bertanggung jawab kepada
kedewasaan anak, seperti guru, wali, pelatih, dan lain-lain.
1.69. Beberapa sifat- sifat yang ideal daripada pendidik karena jabatan
ialah :
Memiliki bakat
Menggunakan bahasa yang sopan
Kepribadiannya harus baik dan kuat
Harus disegani dan disenangi peserta didik
Emosinya harus stabil
Pandai menyesuaikan diri
Tidak boleh sensitive
Harus tenang, objektif, jujur, adil dan bijaksana
Harus jujur dan adil
Harus susila didalam tingkah lakunya
Sifat sosialnya harus besar
1.70. Hubungan antara pendidik dan anak didik sebaiknya : harus
senang kepada anak didik dan dengan penuh rasa tanggung jawab, objektif
serta bersikap ramah, adil, dan jujur menuju kesejahteraan anak didik.
Pendidik yang sangat erat hubungannya dengan peserta didik akan
mengakibatkan hilangnya kewibawaan daripada pendidik.
1.71. Di dalam pendidikan, dikenal 3 macam aliran, yaitu :
1. Aliran Nativisme : Arthur Schopenhauer mengatakan bahwa bakat
mempunyai peranan yang penting, tidak ada gunanya orang mendidik
kalau anak memang jelek.
2. Aliran Empirisme : John Locke mengatakan bahwa pendidikan itu
perlu sekali, anak lahir diumpamakan sebagai kertas putih bersih dan
bergantung pada yang menulisi. Jadi anak akan dijadikan apa saja itu
tergantung daripada pendidiknya.
3. Aliran Konvergensi : Wiliiam Stern dalam aliran ini mengakui keduaduanya. Jadi pendidikan itu perlu sekali, tetapi semua ini terbatas
karena bakat daripada anak didik. Aliran ini yang palin banyak
digunakan pendidik sekarang.
1.72.
oranglain
1.75. Beberapa usia perkembangan menurut Crow yaitu : Usia
kronologis, usia kejasmanian, usia anatomis, usia kejiwaan, usia
pengalaman, dan lain-lain.
1.76. Perkembangan manusia dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
1. Faktor Keturunan : terdapat beberapa sifat tertentu yang diwarisi dari
orang tua, baik dalam bentuk kejasmanian maupun kejiwaan. Hal ini
merupakan perkembangan dasar bagi anak didik.
2. Faktor Pengaruh (diluar diri manusia) pengaruh dari luar seperti iklim,
teman, pendidikan, keadaan orangtua baik setelah dilahirkan maupun
sebelum dilahirkan dapat menghambat atau menebalkan
perkembangan dasar peserta didik.
1.77. Tingkat perkembangan peserta didik berdasarkan usia sekolah
a. Tingkat Sekolah Taman Kanak-Kanak (antara umur 3-6 tahun)
1.78. Pada tingkat ini anak sedang maju dalam kecakapan bahasa
lisan dan pandai bercerita. Anak sudah mulai mengenal dirinya sndiri
sebagai orang yang mempunyai kehendak dan kemauan. Usia ini juga
sering disebut sebagai usia khayal sebab anak belum dapat membedakan
antara khayalan dan kenyataan. Pergaulan dengan teman-teman sudah
mulai meluas dan senang menirukan kesibukan sekitarnya. Usia ini sering
pula disebut usia bertanya, anak selalu menanyakan segala sesuatu yang
ingin dia ketahui.
2.7.
di antaranya ialah:
1. Rencana pelajaran,
2. Tempat duduk anak,
3. Ruangan-ruangan kelas, dan sebagainya.
1.84.
suatu alat pendidikan ialah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi atau
benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.
1.85.
dirumuskan sbb;
1.
2.
3.
4.
berhubungan dengan;
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis kelamin
Berhubungan dengan umurnya
Berhubungan dengan bakatnya
Berhubungan dengan perkembangannya
Berhubungan dengan alam sekitar
1.88.
1.89.
ramah-tamah.
1.92.
2.8.
bagian, yaitu :
-
Lingkungan keluarga
1.97.
Keluarga adalah tempat belajar berbicara dan berbuat baik
kepada orang lain. Didalam keluarga terdapat latihan memupuk rasa
tanggung jawab. Didalam keluarga pula tempat mengajarkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebab, kemajuan perkembangan dari
anak didik lebih menguntungkan yang hidup didalam keluarga yang
baik serta lingkungan yang baik pula. Sifat-sifat kepemimpinan orang
1.98.
kekuasaan adalah orang tua. Anak sama sekali tidak mempunyai hak
untuk mengemukakan pendapat. Sebagai akibat lebih jauh akan
berpengaruh kepada sifat-sifat kepribadian anak. Sehingga
kemungkinan sifat anak dari keluarga otoriter ialah;
1) Kurang inisiatif
2) Gugup
3) Ragu-ragu
4) Suka membangkang
5) Menentang kewibawaan orang tua
6) Penakut
7) Penurut
b. Sifat kepemimpinan yang liberal
1.99.
jawab, dll.
Lingkungan sekolah.
Lingkungan masyarakat.
a. Arti Masyarakat menurut Cook;
1.103.
1.113. Terlepas dari isi buku, secara fisik buku ini juga menarik.
Buku ini memiliki bentuk yang fleksibel, ringan dan mudah dibawa ke
mana saja. Cover yang digunakan juga colourful dan mengandung makna.
Gaya penulisan buku terbilang rapi, kata-kata yang digunakan dalam
setiap halaman tidak terlalu banyak dan spasi antar kata juga proporsional
sehingga jarak antar kata tidak terlalu rapat dan juga tidak terlalu jarang.
Keseluruhan tampilan buku memiliki daya tarik seperti novel.
1.114.
Selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki beberapa
kekurangan. Jika dilihat dari segi isi buku, cara penulis menyampaikan
materi tidak terfokus ke satu materi. Misalnya, pada subbab faktor
anak didik masih dijelaskan mengenai sikap dan tugas seorang
pendidik, padahal pada subbab sebelumnya mengenai faktor pendidik
sudah dijelaskan. Sehingga pembaca sedikit bingung menyimpulkan
inti dari subbab tersebut.
1.115.
Meskipun buku ini terdiri dari sembilan bab, akan tetapi
materi yang disajikan dalam buku kurang lengkap. Setiap bab hanya
menjelaskan mengenai materi yang bersifat umum saja sehingga
mahasiswa sebagai calon pendidik tidak cukup jika hanya menjadikan
buku ini sebagai buku panduan. Selain itu, meskipun diberikan
rangkuman untuk setiap babnya, tetapi penempatan rangkuman
tersebut tidak selalu tepat berada di akhir setiap bab. Rangkuman
disajikan dalam setiap dua bab sehingga pembaca harus mengerti isi
dua bab sebelumnya terlebih dahulu agar bisa memahami kesimpulan.
Kemudian, penempatan daftar pustaka juga diletakkan setiap dua bab
di mana hal tersebut mennimbulkan pemborosan.
1.116.
Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, akan
tetapi menurut kami sebagai reviewer merekomendasikan buku ini
sebagai panduan awal bagi pemula yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan.
1.117.
1.118.
1.119.
1.120.
1.121. BAB IV
1.122. PENUTUP
1.123. 4.1.
Kesimpulan :
1.124. Buku ini layak di baca karena didalamnya memuat ilmu
pendidikan, pendekatan filosofis dan bukan hanya teori pendidikan yang
dibahas tetapi juga dengan praktik pendidikan sebagai upaya untuk
membangun sumber daya manusia dan memberi wawasan yang sangat
luas, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan baik
pemikiran maupun pengalamannya. Pendidikan membutuhkan pengkajian
filosofis karena kajian semacam ini akan melihat pendidikan dalam suatu
realitas yang komprehensif. Kajian filosofis tentang pendidikan akan
membantu memberikan informasi tentang hakikat manusia, yang secara
horisontal berhubungan dengan sesama manusia dan jagat raya. Kajian
filosofis juga memberikan informasi yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan sumber pengetahuan karena hal ini sangat membantu
dalam menentukan tujuan akhir pendidikan.
1.125. 4.2.
Saran
:
1.126. Sebaiknya, penyampaian materi lebih padat dan meluas jadi
meskipun bukunya tipis namun materi yang dimuat bisa lebih banyak.