Anda di halaman 1dari 33

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya dalam kesehatan masyarakat yang
sangat penting sebagai alat dalam pencegahan penyakit, maka oleh karena itu diberbagai negara
imunisasi merupakan program utama suatu negara dan merupakan salah satu pencegahan
penyakit yang utama di dunia. Penyelenggaraan imunisasi secara internasional diatur secara
universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh WHO.1
Tetanus pada maternal dan neonatal merupakan penyebab kematian paling sering terjadi
akibat penanganan tali pusat yang tidak bersih. Tetanus ditandai dengan kaku otor yang nyeri
yang disebabkan oleh neurotoxin yang dihasilkan oleh clostridium tetani pada luka anaerob
(tertutup). Tetanus neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi usia hari ke 3 sampai hari ke 28
setelah lahir. Tetanus Maternal adalah tetanus pada kehamilan dan dalam 6 minggu setelah
melahirkan. Bila tetanus terjadi angka kematian ibu ssngatlah tunggi.2
WHO memperkirakan pada tahun 2008 sebanyak 59.000 bayi baru lahir meninggal akibat
TN dan Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi dengan kematian bayi akibat tetanus
neonatorum. Menurut SDKI angka kematian bayi tahun 2007 adalah 19 per 1000 kelahiran
hidup. Salah satu penyebab utamanya adalah tetanus neonatorum , sehingga tetanus merupakan
penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan. Angka kematian TN di Indonesia dari tahun
2007-2011 berkisar antara 48% - 61%2
Berdasarkan data dari Subdit Surveilens, Ditjen P2&PL, Departemen Kesehatan pada
tahun 2007-2011 menunjukkan jumlah kasus tetanus neonatorum paling besar terjadi pada ibu
hamil yang tidak divaksinasi. Dari 114 kasus tetanus neonatorum pada tahun 2011, sebesar 67
kasus (58%) terjadi pada ibu hamil yang tidak divaksinasi.3
Tetanus maternal dan neonatal dapat dengan mudah dicegah dengan persalinan dan
penanganan tali pusat yang higienis dan atau dengan imunisasi ibu dengan vaksin tetanus.
Pemberian imunisasi TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena kunjungan ibu
hamil untuk memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan tentunya akan
memberikan dampak positif terhadap peningkatan cakupan pelayanan imunisasi.4
1

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 WHO memperkirakan pada tahun 2008 sebanyak 59.000 bayi baru lahir meninggal akibat
Tetanus Neonatorum.
1.2.2 Sebagian besar (58%) kasus tetanus neonatorum di Indonesia terjadi pada ibu yang tidak
divaksinasi
1.2.3 Angka kematian tetanus neonatorum di Indonesia dari tahun 2007-2011 berkisar antara
48% - 61%.

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui data dan pelaksanaan program imunisasi Tetanus Toksoid 2+ pada ibu
hamil di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai dengan
Mei 2016 dengan harapan menurunkan angka kesakitan serta kematian ibu dan angka
kematian bayi akibat tetanus neonatorum di wilayah kerja Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya besar cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai
dengan Mei 2016.
1.3.2.2 Diketahuinya besar cakupan penyuluhan imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai
dengan Mei 2016.
1.3.2.3 Diketahuinya pelaksanaan pelayanan imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai
dengan Mei 2016.
1.3.2.4 Diketahuinya pemantauan imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai dengan Mei 2016.
1.3.2.5 Diketahuinya pelaksanaan pencatatan dan pelaporan imunisasi TT2+ ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015
sampai dengan Mei 2016.

1.4 Manfaat
1.4.1.

Bagi Evaluator

1.4.1.1. Menambah pengetahuan dan pengalaman evaluator dalam mengevaluasi


suatu program
1.4.1.2. Mengembangkan kemampuan dalam berpikir kritis
1.4.1.3. Mengetahui kendala dalam pelaksanaan program imunisasi TT2+ di
Puskesmas Medangasem

1.4.2.

Bagi Puskesmas

1.4.2.1. Mengetahui masalah yang ada dalam pelaksanaan program Imunisasi TT2+
di wilayah kerjanya
1.4.2.2. Memperoleh masukan dari evaluator yang dapat digunakan sebagai umpan
balik agar program dapat berjalan lebih baik

1.4.3.

Bagi Perguruan Tinggi

1.4.3.1. Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah yang berperan dalam


kesehatan masyarakat
1.4.3.2. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang menghasilkan dokterdokter yang berkualitas dan peduli terhadap masyarakat

1.5 Sasaran
Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015
sampai dengan Mei 2016

Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari catatan hasil kegiatan bulanan
puskesmas mengenai program imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Puskesmas Medangasem,
Kabupatek Karawang periode Juni 2015 sampai dengan Mei 2016, yang berisi kegiatan
sebagai berikut :
-

Skrining sederhana status TT ibu hamil

Penyuluhan imunisasi TT ibu hamil

Pelaksanaan pelayanan imunisasi TT ibu hamil

Pemantauan imunisasi TT

Pencatatan dan pelaporan program imunisasi TT ibu hamil

2.2 Metode
Metoda yang digunakan pada kegiatan evalusi program ini adalah dengan melakukan
pengumpulan data, pengolahan data, anlisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan pelaksanaan program imunisasi Tetanus Toxoid 2+ pada bumil di puskesmas
Medangasem periode Juni 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan cara membandingkan
cakupan hasil program terhadap tolak ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab
masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

Bab III
Kerangka Teori

3.1 Bagan Teori

LINGKUNGAN
(6)
MASUKAN

PROSES

KELUARAN

(1)

(2)

(3)

DAMPAK
(5)

UMPAN BALIK
(4)

Gambar 1. Bagan Sistem


Bagan diatas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat
dikelompokkan dalam lima unsur,yakni:
(1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana (money),
sarana (material), metode (method).
(2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pemantauan (controlling).
(3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
(4) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut, berupa rapat bulanan.

(5) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistema terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
(6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2 Tolak Ukur


Tolak ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai
target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan, proses,
keluaran, lingkungan dan umpan balik pada program imunisasi TT2+ seperti yang tertera pada
lampiran.

Bab IV
Pengkajian Data

4.1 Sumber Data


Sumber data dalam evaluasi ini berasal dari data sekunder berupa :
1. Catatan Bulanan program imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 sampai Mei 2016
2. Data geografi kependudukan (data demografi) Puskesmas Medangasem, Kabupaten
Karawang 2015.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografi
A. Luas Wilayah dan Batas-batasnya
1. Lokasi

puskesmas

Medangasem

terletak

di

Jalan

Medangasem,

Desa

Medangasem, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang. Untuk sementara


menyewa tempat berhubung gedung puskesmas sebelumnya sedang direnovasi.
2. Luas wilayah kerja puskesmas 1.713 Ha dengan kondisi fisik dataran rendah
yang didominasi sebagian besar sawah.
3. Puskesmas Medangasem memiliki

wilayah kerja terdiri dari 3 Desa (Desa

Medangasem, Desa Kampung Sawah, Desa Ciptamarga), 13 RW, 57 RT.


4. Jarak desa terjauh ke Puskesmas yaitu 5 km dan jarak terdekat yaitu 2 km dengan
waktu tempuh terlama adalah 15 menit dan waktu tempuh tercepat 5 menit
dengan kendaraan bermotor, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh desa di
wilayah kerja di wilayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem relative
terjangkau.
5. Jarak antara Puskesmas Medangasem ke pusat kota Karawang adalah + 23 km.
6. Batas wilayah kerja Puskesmas Medangasem
Sebelah Utara

: Kecamatan Tirtajaya

Sebelah Selatan

: Kecamatan Rengasdengklok

Sebelah Barat

: Kecamatan Pebayuran Bekasi

Sebelah Timur

: Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jayakerta.


7

4.2.2 Data Demografi


Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Medangasem pada
tahun 2015 adalah 31.775 jiwa.

Tabel 1. Jumlah penduduk UPTD Medangasem periode Juni 2015


No

Desa

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Jumlah Rumah

Medangasem

9224

2905

1920

Cipta Marga

9205

2958

2441

Kampung Sawah

13346

3820

2348

Total

31775

9683

6709

Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas Medangasem


adalah petani (54,06%), buruh tani (40,02%), karyawan swasta

(0.91%), lain-lain (4,48%).

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Medangasem sebagian besar


adalah Tamat SD (35,54%) dan tidak sekolah (35,37%).
4.2.3 Fasilitas Kesehatan
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Medangasem,
antara lain :
-

Puskesmas

: 1 buah

Posyandu

: 24buah

Balai Pengobatan 24 jam

: 1 buah

Praktik Dokter Umum

: 1 buah

Praktik Bidan

: 9 buah

4.2.4 Data sarana pendidikan


-

Taman kanak-kanak : 4 buah

SD Negeri

Madrasah Ibtidaiyah : 3 buah

SMP

: 2 buah

Pondok Pesantren

: 3 buah

Raudhatul Athfal / RA: 1 buah

SMA

: 13 buah

: 1 buah
8

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
a. Tenaga

Kepala Puskesmas

: 1 orang

Koordinator Program Imunisasi

: 1 orang

Petugas Pengelola Vaksin

: 1 orang

Pelaksana Imunisasi

: 5 orang

b. Dana

APBD tingkat II

: Ada

c. Sarana

Medis

Peralatan suntik

Disposible syringe (1cc, 2cc, 3 cc ,5 cc)

: Ada

Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc)

: Ada

Alkohol 70 %

: Ada

Cold Chain

Lemari es

: 1 buah

Vaccine carrier (cold box)

: 3 buah

Mini freezer

: 1 buah

Cold pack

: 13 buah

Vaksin
-

Tetanus Toksoid

: Ada

Alat dan obat KIPI


-

Stetoskop

: 1 buah

Tensimeter

: 1 buah

Infus set

: Ada

Alat suntik

: Ada

Cairan infus NaCl 0,9 %

: Ada

Deksamethason injeksi

: Ada

Adrenalin

: Ada

Paracetamol

: Ada
9

Non Medis
Gedung Puskesmas
-

Ruang Pendaftaran

: 1 ruang

Ruang Tunggu

: 1 ruang

Ruang Periksa

: 1 ruang

Kamar Obat

: 1 ruang

Poster

: Tidak ada

Posyandu (24 pos)

: Bukan sistem lima meja

Buku KIA

: Ada

Buku pencatatan hasil imunisasi

: Ada

Buku pencatatan stok vaksin

: Ada

Kartu pencatatan suhu lemari es

: Ada

Kartu pencatatan suhu freezer

: 1 lembar/bulan

Kapas dan tempatnya

: Ada

Safety box

: Tidak setiap tiap lapangan ada

Kartu paduan pertanyaan skrining TT: Tidak ada

Kartu TT seumur hidup

: Tidak ada

Tempat sampah

: Ada

d. Metode
1. Penentuan sasaran ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi TT
Sasaran ibu hamil adalah jumlah semua ibu hamil di wilayah dalam kurun waktu
1 tahun. Ibu hamil menjadi sasaran imunisasi TT untuk melindungi ibu dan bayi
dari tetanus.

10

2. Perencanaan kebutuhan logistik vaksin TT


Logistik imunisasi terdiri dari kebutuhan vaksin, Auto Disable Syringe dan safty
box. Ketiga kebutuhan tersebut harus direncanakan secara bersamaan dalam
jumlah yang berimbang.
a. Perencanaan vaksin
Dalam menghitung jumlah kebutuhan vaksin, harus diperhatikan beberapa
hal yaitu sasaran , jumlah pemberian, target cakupan dan indeks pemakaian
vaksin dengan memperhitungkan sisa vaksin (stok) sebelumnya, dengan
rumus :
Kebutuhah =

{ ( Jumlah sasaran x Jumlah pemberian x Target cakupan ) }x 1 vial


IP Vaksin

b. Perencanaan Auto Disable Syringe


Alat suntik yang dipergunakan dalam pemberian imunisasi adalah alat suntik
yang akan mengalami kerusakan setelah sekali pemakaian ( Auto Disable
Syringe/ADS). Ukuran ADS yang digunakan dalam penyuntikan imunisasi
TT adalah 0,5 ml. Adapun perhitungan jumlah suntikan yang dibutuhkan :
Kebutuhan alat suntik = Jumlah sasaran X Target cakupan

c. Perencanaan safety box


Safety box digunakan untuk menampung alat suntik bekas pelayanan
imunisasi sebelum dimusnahkan. Safety box ukuran 2,5 liter mampu
menampung 50 alat suntik bekas, sedangkan ukuran 5 liter menampung 100
alat suntik bekas. Limbah imunisasi selain alat suntik bekas tidak boleh
dimasukan kedalam safety box.

11

d. Perencanaan kebutuhan peralatan Cold Chain


-

Vaksin merupakan bahan biologis yang mudah rusak sehingga harus


disimpan dalam suhu tertentu ( 2 8 0C ) untuk vaksin sensitif beku
seperti vaksin TT.

Saat pengiriman maupun ditempat pelayanan, vaksin disimpan dalam


vaccine carrier dengan 4 kotak dingin cair. Jangan gunakan es batu/kotak
dingin beku. Karena pembekuan dapat merusak vaksin TT. Lindungi
vaksin dari cahaya matahari langsung dan sumber panas . Pastikan vaksin
TT yang belum terbuka selalu berada di dalam vaccine carrier selama
pelayanan.

Vaksin yang bisa dipakau adalah vaksin yang belum kadaluarsa dengan
kondisi VVM A atau B dari tidak pernah beku.

Sementara menunggu sasaran datang , vaksin telah dibuka disimpan


diantara busa (spons) pada vaccine carrier.

Vaksin berikutnya dibuka, setelah vaksin sebelumnya habis terpakai

Jangan mengisi vaksin ke dalam semprit sebelum sasaran siap untuk


disuntik.

3. Pendistribusian dan pengelolaan logistik vaksin TT


Pemerintah bertanggung jawab dalam pendistribusian logistik sampai ketingkat
provinsi. Penditribusian selanjutnya merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah secara berjenjang dengan mekanisme diantar oleh level yang lebih atas
atau diambil oleh levelyang lebih bawah tergantung kebijakan masing-masing
daerah. Seluruh proses distribusi vaksin dari pusat sampai ketingkat pelayanan
harus mempertahankan kualitas vaksin tetap tinggi agar mampu memberikan
kekebalan kepada sasaran. Vaksin TT untuk sampai ke tempat pendistribusian
vaksin harus dibawa dengan menggunakan vaksin carrier yang diisi cold pack
dengan suhu tetap terjaga +20C s/d +80C.
4. Skrining sederhana status TT ibu hamil
a. Skrining dilakukan berdasarkan riwayat imunisasi yang tercatat
maupun berdasarkan ingatan.

12

b. Apabila data imunisasi saat bayi tercatat pada kartu imunisasi atau
buku KIA maka riwayat imunisasi TT pada bayi dapar diperhitungan .
c. Harus memperhatikan interval pemberian imunisai TT pada ibu hamil.
d. Panduan pertanyaan skrinning sederhana status imunisasi TT.
e. WUS yang sudah mencapai status T5 tidak perlu lagi mendapat
imunisasi TT pada saat hamil.
5. Penyuluhan imunisasi TT ibu hamil
Kegiatan penyuluhan imunisasi TT ini merupakan kegiatan imunisasi TT
tambahan untuk wanita usia subur (WUS) usia 15-39 tahun untuk mencapai
status imunisasi TT minimal T3. Prioritas utama kegiatan kampanye ini adalah
daerah resiko tinggi. Dilakukan di luar jadwal posyandu. Penyuluhan dapat
dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.
6. Pelaksanaan pelayanan imunisasi TT ibu hamil
Pelayanan imunisasi dapat dilakukan didalam gedung ( Puskesmas ) atau diluar
gedung ( Posyandu, kunjungan rumah ). Dalam pemberian imunisasi , harus
diperhatikan kualitas vaksin, pemakaian alat suntik, dan hal-hal penting saat
pemberian imunisasi ( dosis, cara, dan tempat pemberian, interval pemberian,
tindakan antiseptik dan kontra indikasi ).
7. Pemantauan imunisasi TT
Pemantauan satu fungsi yang sangat penting. Dengan pemantauan kita dapat
menjaga agar masing-masing kegiatan sejalan dengan ketentuan program,
Pemantauan yang dipakai adalah dengan cara PWS ( Pemantauan Wilayah
setempat) ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih
memantau kuantitas program. Prinsip dari PWS itu sendiri adalah
-

Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi

Menggunakan indikator sederhana tidak terlalu banyak

Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat

Teratur dan tepat waktu (setiap bulan) : teratur untuk menghindari


hlangnya informasi penting dan tepat waktu agar tidak terlambat dalam
mengambil keputusan

13

Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat


mengambil tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.

Membuat grafik dan menganalisa data dengan menggunakan sofware


PWS dalam program microsoft excel.

8. Pencatatan dan pelaporan program imunisasi TT ibu hamil


Pencatatan dan pelaporan dalam program imunisasi memegang peranan penting
dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga menjadi
dasar untuk membuat perencanaan dan evaluasi. Alat alat pencatat dasar yang
harus dimiliki puskesmas :
-

Buku register imunisasi

Kartu Imunisasi

Buku stock vaksin

Buku grafik pencatatan suhu

Sistem untuk menindak lanjuti drop out

4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
4.3.2.1.1 Penentuan sasaran ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi TT

Besar sasaran

Target cakupan : Cakupan Imunisasi Tetanus Toxoid ibu

: 1015 ibu hamil

hamil : 90%

(1 tahun).

4.3.2.1.2 Perencanaan kebutuhan logistik vaksin TT

Kebutuhan vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan x 1 vial


Dosis efektif
=

1015 90%
6

= 153 vial

Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan


= 1015 x 90 %

14

Kebutuhan cold chain :


Lemari es

: 1 buah

Mini freezer

: 1 buah

Vaccine carrier (cold box)

: 4 buah

Termos + 4 buah cold pack

: Sejumlah tim lapangan

4.3.2.1.3 Pendistribusian dan pengelolaan logistik vaksinTT


- Dilakukan dengan cara diantar oleh kabupaten / kota atau diambil
oleh puskesmas
- Dilakukan atas dasar permintaan resmi dari puskesmas dengan
mempertimbangkan stok maksimum dan daya tampung
penyimpanan vaksin.
- Menggunakan cold box atau vaksin carrier yang diserta dengan cool
pack
- Disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti Barang
Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival Report (VAR)
- Pada setiap cold box atau vaksin carrier disertai dengan jumlah yang
sesuai.
- Vaksin disimpan pada suhu +20 C +80 C.
- Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack)
sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu
- Vaksin TT diletakkan lebih jauh dari evaporator.
- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
- Letakkan 1 buah thermometer Muller di bagian tengah lemari es.
- Pencatatan suhu sehari 2x yaitu pada pagi hari dan menjelang pulang
siang/sore.

15

4.3.2.2 Pengorganisasian
Adanya pembagian dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.

Kepala Puskesmas
Bpk.Wawan Gunawan,
SKM

Pelaksana Program Imunisasi


Bpk. Sarna

Pelaksana Program
Imunisasi Bidan Desa
Gambar 4.1 Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas Medangasem

4.3.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan,
dilaksanakan secara berkala :
1. Skrining sederhana status TT ibu hamil
-

Dilakukan berdasarkan ingatan pasien

Bidan desa tidak memperhatikan interval pemberian imunisasi TT pada ibu


hamil

Tidak terdapat panduan pertanyaan untuk skrinning imunisasi TT ibu


hamil.

Tidak ada tersedianya kartu TT seumur hidup.

16

2. Penyuluhan imunisasi TT ibu hamil


Penyuluhan dapat dilakukan di posyandu dan di puskesmas. Penyuluhan
posyandu dilakukan sebulan sekali sesuai dengan jadwal posyandu. Sedangkan
penyuluhan di puskesmas dilakukan setiap kali kunjungan ibu hamil
melakukan ANC.
3. Pelaksanaan pelayanan imunisasi TT ibu hamil
Imunisasi TT dilakukan diposyandu sebulan sekali dan di Puskesmas dilakukan
seminggu sekali setiap hari rabu. Pemberian imunisasi TT ibu hamil di
Puskesmas jarang sekali dilakukan, biasanya hanya di Posyandu.
4. Pemantauan imunisasi TT
Pemantauan imunisasi TT dilakukan menggunakan PWS ( Pemantauan
Wilayah Setempat) untuk meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih memantau
kuantitas program.
5. Pencatatan dan pelaporan program imunisasi TT ibu hamil
Pencacatan dan pelaporan imunisasi TT ibu hamil dilakukan setiap bulannya .
Penentuan status TT ibu hamil keliru dikarenakan tidak memperhatian interval
pemeberian imunisasi TT. Persedian vaksin dicatat setiap bulannya.

4.3.2.4 Pengawasan
-

Pemantauan yang digunakan di Puskesmas dengan cara PWS ( Pemantauan


Wilayah Setempat) dilakukan setiap ada kegiatan imunisasi yang dan
dilaporkan secara berkala setiap bulan oleh pemegang program imunisasi.

4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Cakupan Skrining Sederhana Status TT Ibu Hamil Periode Juni 2015 Sampai
Dengan Mei 2016
Sasaran

Hasil

Skrining status imunisasi TT ibu hamil

Tidak ada pencatatan tentang skrining status


imunisasi TT ibu hamil

17

4.3.3.2 Cakupan Penyuluhan Imunisasi TT Ibu Hamil Periode Juni 2015 Sampai
Dengan Mei 2016
Sasaran

Hasil

Penyuluhan perorangan setiap kali

Tidak ada pecatatan dan Pelaporan tetang penyuluhan

kunjungan ANC

perorangan

Penyuluhan Kelompok di Posyandu

Tidak ada hasil pencatatan dan pelaporan tentang


penyuluhan kelompok di posyandu

4.3.3.3 Cakupan Imunisasi TT2+ pada ibu Hamil


TT 1

TT 2

TT 3

TT 4

TT 5

Jumlah

Ulang

Ulang

Ulang

TT2TT5

Juni

25

21

20

18

63

Juli

27

24

22

16

68

Agustus

35

23

21

15

65

Tahun

September 30

22

20

11

57

2015

Oktober

33

24

20

14

10

68

November 35

23

23

17

68

Desember

38

24

26

19

77

Januari

29

24

21

15

12

72

Tahun

Febuari

27

23

22

60

2016

Maret

25

22

22

12

62

April

27

24

25

14

71

Mei

28

24

24

15

71

Total

802

18

Keterangan:
TT1 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah menerima 1x suntikan TT
selama hidupnya
TT2 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan DPT
sebanyak 3x saat balita, atau ia pernah mendapat 2x suntikan TT selama hidupnya
TT3 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan DPT
sebanyak 3x saat balita dan 1x suntikan DT, atau ia pernah mendapat 3x suntikan TT
selama hidupnya
TT4 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan DPT
sebanyak 3x saat balita, 1x suntikan DT dan 1x suntikan TT, atau ia pernah mendapat 4x
suntikan TT selama hidupnya
TT5 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan DPT
sebanyak 3x saat balita, 1x suntikan DT dan 2x suntikan TT, atau ia pernah mendapat 5x
suntikan TT selama hidupnya
TT2+ : Status imunisasi tetanus toxoid seorang ibu hamil, dimana ia telah mendapatkan status
TT5 sebelumnya, atau ia pernah mendapatkan suntikan TT selama masa kandungannya
sesuai dengan interval penyuntikan

Cakupan Imunisasi TT2+ Ibu Hamil Periode Juni 2015 sampai dengan Mei 2016 adalah
=

802

1015
= 0.79 X 100%
= 79%

19

4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik

Lokasi

: Tidak terdapat lokasi yang sulit dicapai

Transportasi

: Tersedia sarana transportasi

Fasilitas kesehatan lain

: Ada fasilitas kesehatan lain

Lingkungan Non Fisik


-

Kebanyakan ibu berpendidikan rendah, sehingga mereka tidak mengetahui


pentingnya imunisasi Tetanus.

Banyak bumil dan WUS tidak mengetahui jadwal posyandu

Daya ingat status imunisasi yang kurang

Dan kebanyakan dari mereka hanya berada didalam rumah.

4.3.5 Umpan Balik

Pencatatan dan pelaporan : Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan secara
lengkap mengenai program imunisasi Tetanus Toxoid ibu hamil

Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini : 1 bulan sekali

4.3.6 Dampak

Langsung

Tidak langsung: Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat

: Ibu hamil dan bayi mendapatkan kekebalan terhadap tetanus

di wilayah kerja

20

Bab V
Pembahasan

5.1 Pembahasan Masalah


5.1.1

No

Masalah Menurut Keluaran

Variabel

Tolak Ukur

Pencapain

Besar
Masalah

Cakupan

Skrining

Sederhana Setiap kali kunjungan ibu

Status TT Ibu Hamil


2

0%

100%

0%

100%

79%

12,2%

hamil saat ANC

Cakupan Penyuluhan Imunisasi Setiap bulan


TT Ibu Hamil

( 12x/tahun)

Cakupan Pelayanan imunisasi

90%

TT2+

5.1.2

Masalah Menurut Masukan

No

Variabel

Tolak Ukur

Pencapaian

Masalah

1.

Poster

Ada

Tidak ada

(+)

2.

Posyandu

Sitem Lima meja

Bukan sistema lima meja

(+)

3.

Safety box

Setiap posyandu

Tidak ada disetiap

(+)

desa ada safety box

posyandu desa

4.

Kartu TT seumur hidup

Ada

Tidak ada

(+)

5.

Panduan pertanyaan skrining Ada

Tidak ada

(+)

imunisasi TT ibu hamil

21

5.1.3

Masalah Menurut Proses

No

Variabel

Tolak Ukur

Pencapaian

Masalah

1.

Cold chain di lapangan

Pendistribusian ke

Tidak dibawa dengan

(+)

posyandu harus

cold pack melainkan

menggunakan cold

dengan es batu

Pack
2

Jadwal imunisasi TT di

Dapat dilakukan

Puskesmas

seminggu sekali

Penyuluhan kelompok

Harus dilakukan

Tidak dilakukan

(+)

Tidak dilakukan

(+)

Tidak ada

(+)

(+)

setiap kali
kunjungan ibu
hamil di Posyandu
4

Skrinning status imunisasi TT

Harus ada panduan

ibu hamil

pertanyaan untuk
skrining

Interval pemberian imunisasi

Harus

Tidak memperhatikan

TT

memperhatikan

interval pemberian

interval pemberian

imunisasi TT

imunisasi TT

5.1.4

Masalah Menurut Lingkungan

No Variabel

Tolak Ukur

Pencapaian

Masalah

Pendidikan

Baik

Kurang

(+)

Daya Ingat

Baik

Kurang

(+)

Budaya

Mendukung

Ibu hamil tidak mengetahui jadwal

(+)

imunisasi di Posyandu

22

Bab VI
Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran


-

Cakupan skrining status imunisasi TT ibu hamil tidak tercapai karena tidak
dilaksanakan sehingga besar masalah mencapai 100%.

Cakupan penyuluhan kelompok tidak tercapai karena tidak dilaksanakan


sehingga besar masalah 100 %

Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil hanya mencapai 79% dari target 90%
besar masalah 12,2%.

6.2 Masalah lainnya


6.2.1 Masalah Menurut Masukan
-

Tidak mempunyai poster

Pelaksanaan posyandu tidak menggunakan sistem lima meja

Tidak terdapat safety box disetiap posyandu

Tidak terdapat Kartu TT Seumur Hidup untuk ibu hamil dan Wanita Subur
(WUS)

Tidak terdapat panduan pertanyaan skrining sederhana status imunisasi TT


ibu hamil dan WUS.

6.2.2 Masalah Menurut Proses


-

Tidak adanya jadwal tetap pemberian imunisasi TT di Puskesmas.

Tidak dilakukannya penyuluhan kelompok

Vaksin TT dibawa ke lapangan hanya menggunakan batu es.

Skrining status imunisasi TT tidak dilaksanakan karena tidak ada panduan


pertanyaan.

Tidak memperhatikan interval pemberian imunisasi TT.

23

6.2.3 Masalah Menurut Lingkungan


-

Pendidikan kurang

Daya ingat yang kurang sehingga tidak mengetahui status imunisasi

Ibu hamil tidak mengetahui jadwal pelayanan di posyandu.

24

Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah Menurut Keluaran
A. Cakupan skrining status imunisasi TT ibu hamil tidak tercapai karena tidak dilaksanakan
sehingga besar masalah mencapai 100%.
B. Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil hanya mencapai 79% dari target 90% besar masalah
12,2%.
C. Cakupan penyuluhan kelompok tidak tercapai karena tidak dilaksanakan sehingga besar
masalah 100%
Prioritas masalah:
NO

Parameter

Masalah
A

1.

Besarnya masalah

2.

Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3.

Keuntungan social bila masalah selesai

4.

Teknologi yang tersedia

5.

Sumber daya yang tersedia

13

23

19

Total
Keterangan derajat masalah:
5= Sangat penting
4= Penting
3= Cukup penting
2= Kurang penting
1= Sangat kurang penting
Yang menjadi prioritas masalah

1. Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil hanya mencapai 79% dari target 90% besar masalah
11%.
2. Cakupan penyuluhan kelompok tidak tercapai dengan besar masalah 100%
25

Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah Pertama


Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil hanya mencapai 79% dari target 90% besar masalah
12,2%.
Penyebab:
-

Tidak tersedianya poster

Tidak ada jadwal tetap pemberian imunisasi TT di puskesmas

Tidak adanya Kartu TT Seumur Hidup

Tidak adanya panduan pertanyaan skrining sederhana status imunisasi TT

Tidak memperhatikan interval pemberian imunisasi TT

Dalam pelaksanaan posyandu tidak dilakukannya sistem lima meja

Tidak terdapat penyuluhan kelompok tentang imunisasi Tetanus Toxoid

Pendidikan yang rendah yang menyebabkan ibu-ibu tidak mengetahui


pentingnya imunisasi TT sehingga tidak mengetahui jadwal imunisasi di
Posyandu.

Penyelesaian masalah:
-

Dibuatkan poster yang berisi tetang manfaat dan keuntungan bila


melakukan imunisasi TT dan disebarkan di setiap RT/RW.

Dibuatkan jadwal tetap pelayanan imunisasi di puskesmas , minimal


seminggu sekali sehingga bumil dan WUS dapat mengetahui adanya
pelayanan imunisasi TT di puskesmas.

Membuatkan Kartu TT Seumur Hidup sehingga petugas medis dapat


mengetahui imunisasi TT yang pernah didapat oleh pasien.

Membuat panduan pertanyaan skrining status imunisasi TT bumil dan


WUS

26

Pembekalan materi untuk para kader dan bidan desa pelaksana tugas
tentang pencatatan status imunisasi tetanus toxoid, dan interval pemberian
imunisasi.

Bekerja sama dengan kepala desa apabila ada posyandu. Sehingga dua hari
sebelum posyandu dilaksanakan, kepala desa dapat memberitahukan
kepada bumil dan WUS jadwal posyandu.

8.2 Masalah Kedua


Cakupan penyuluhan kelompok mengenai imunisasi TT pada ibu hamil tidak tercapai karena
tidak pernah dilaksanakan dengan besar masalahnya 100%
Penyelesaian masalah

Penyebab:
-

Tidak pernah dilaksanakan penyuluhan kelompok mengenai imunisasi TT


pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan baik di posyandu maupun di
puskesmas.

Penyelesaian masalah:
-

Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan tertulis
mengenai Pelaksanaan penyuluha, rincian tugas, serta membuat jadwal
penyuluhan secara teratur.

27

Bab IX
Penutup

8.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Tetanus Toxoid 2+ ibu hamil yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang pada periode Juni 2015
sampai dengan Mei 2016, dapat dikatakan belum cukup baik, dilihat dari adanya masalah
sebagai berikut :
A. Cakupan skrining status imunisasi TT ibu hamil tidak tercapai karena tidak dilaksanakan
sehingga besar masalah mencapai 100%.
B. Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil hanya mencapai 79% dari target 90% besar masalah
12,2%.
C. Cakupan penyuluhan kelompok tidak tercapai karena tidak dilaksanakan sehingga besar
masalah 100%
8.2 Saran Kepada Kepala Puskesmas
-

Dibuatkan poster yang berisi tetang manfaat dan keuntungan bila


melakukan imunisasi TT yang disebar ke RT/RW

Dibuatkan jadwal tetap dan rutim pelayanan imunisasi di puskesmas ,


minimal seminggu sekali sehingga bumil dan WUS dapat mengetahui
adanya pelayanan imunisasi TT di puskesmas.

Membuatkan Kartu TT Seumur Hidup sehingga petugas medis dapat


mengetahui imunisasi TT yang pernah didapat oleh pasien. Dan tidak
mengandalkan daya ingat pasien.

Pembekalan materi untuk para kader dan bidan desa pelaksana tugas
tentang pencatatan status imunisasi tetanus toxoid, dan interval pemberian
imunisasi.

Membuat jadwal rutin penyuluhan tentang imunisasi Tetanus Toxoid baik


di dalam gedung maupun diluar gedung.

Membuat panduan pertanyaan skrining status imunisasi TT bumil dan


WUS untuk mempermudah menentukan status imunisasi.
28

Memberikan penyuluhan tenaga medis untuk memperhatikan interval


dalam pemberian imunisasi TT.

Meninjau kembali kegiatan posyandu. Sehingga posyandu dapat


dilaksanakan dengan system lima meja, sehingga informasi yang penting
tetang imunisasi TT pada bumil dan WUS dapat tersampaikan dengan baik.

Bekerja sama dengan kepala desa atau kader apabila ada posyandu.
Sehingga seminggu sebelum pelaksanaan dan satu hari sebelum
pelaksanaan posyandu dapat memberitahu bumil jadwal posyandu. Dengan
begitu tidak ada lagi bumil yang tidak mengetahui jadwal posyandu.

29

Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas Jilid III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 1996, hal 74-5.
2. Kementrian Kesehatan RI. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal. Vol:1. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; September 2012.
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Buletin: eliminasi tetanus maternal
dan neonatal. Jakarta: DepKes, Sepetember 2012.
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman teknis imunisasi tingkat puskesmas. Jakarta :
Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI; 2005.

30

Lampiran

31

Data Demografis dan Geografis Puskesmas Medangasem

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Karawang

32

Gambar 1.2. Peta wilayah kerja Puskesmas Medangasem

33

Anda mungkin juga menyukai