Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penatalaksanaannya
Hilary
102012249
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Keadaan gawat darurat adalah suatu kondisi klinik yang memerlukan
pelayanan medik. Kondisi tersebut berkisar antara yang memerlukan pelayanan
ekstensif segera dengan rawat inap dirumah sakit dan yang memerlukan pemeriksaan
diagnostik atau pengamatan, yang setelahnya mungkin memerlukan atau mungkin
juga tidak memerlukan rawat inap. Gawat darurat medic dapat timbul pada siapa saja,
kapan saja dan dimana saja. Gawat darurat dapat menimpa seseorang karena penyakit
mendadak (akut) atau kecelakaan dan dapat menimpa sekelompok orang seperti pada
kecelakaan massal, bencana alam atau karena peperangan. Penderita gawat darurat
ini, memerlukan pelayanan medic yang cepat, tepat, bermutu dan terjangkau. Dalam
pelayanan medic itulah para petugas kesehatan dituntut untuk benar-benar menghayati
dan mengamalkan etik profesinya, karena dalam kondisi gawat darurat aspek psikoemosional memegang peranan penting, baik bagi penerima pelayanan medic maupun
bagi petugas kesehatan terkait.1
Kegawatdaruratan dapat terjadi pada aspek apapun, salah satunya mata,
misalnya pada penyakit endophtalmitis. Endophtalmitis adalah peradangan berat
dalam bola mata, akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis.
Merupakan radang supuratif didalam rongga mata dan struktur didalamnya. 2 Keadaan
ini tentunya memerlukan penanganan serius. Oleh karena itu, makalah ini disusun
dengan tujuan agar setiap mahasiswa/i yang membaca mampu:
1. Mengetahui etiologi kasus endophtalmitis
2. Mengetahui bagaimana mendiagnosa dan pmeriksaan fisik pada kasus
endophtalmitis
3. Mengetahui pemeriksaan tambahan dan terapi yang dapat diberikan untuk
kasus endophtalmitis
4. Mengetahui edukasi yang harus diberikan pada kasus endophtalmitis
Skenario
Seorang laki-laki, 24 tahun datang dengan keluhan mata kanan buram dan
merah sejak 4 hari yang lalu.
Endophtalmitis
Endophthalmitis merupakan inflamasi atau radang pada bagian dalam bola mata
termasuk rongga orbita yang diisi oleh cairan seperti gel yang bersifat transparan yang
disebut Vitreus Humor dan juga mengenai Aqueous Humor. Inflamasi juga melibatkan
jaringan disekitarnya yang berpengaruh terhadap fungsi penglihatan.
Pada banyak kasus, penyebab dari inflamasi ini adalah infeksi (dapat oleh bakteri,
jamur, virus ataupun parasit). Noninfectious (sterile) endophthalmitis dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti post operasi katarak atau adanya agen toksik.
Di Amerika, penyebab endophthalmitis terbanyak adalah infeksi bakteri post
operasi mata, seperti operasi katarak atau glaukoma. Bakteri juga dapat masuk bila
terjadi trauma yang menembus pada mata. Yang jarang terjadi adalah penyebaran
infeksi dari darah yang dapat menuju ke mata disebut hematogenous endophthalmitis.
Ada 2 tipe endophthalmitis :
Endogenous endophthalmitis
Penyebaran infeksi secara hematogen dari tempat asal atau sumber infeksi
(contoh endocarditis).
Exogenous endophthalmitis
Inokulasi langsung infeksi sebagai komplikasi dari operasi mata, adanya benda
asing, taruma tumpul atau trauma tajam pada mata.3
Etiologi
Pada kebanyakan temuan klinis, organisme gram-positif adalah organisme
penyebab paling umum endophthalmitis. Yang paling umum adalah organisme
koagulase-negatif Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan spesies
Streptococcus. Organisme Gram-negatif seperti Pseudomonas, Escherichia coli, dan
Enterococcus ditemukan pada trauma penetrasi. Namun, ketika endophthalmitis
endogen dianggap timbul dengan sendirinya, persentase infeksi akibat organisme
bakteri lebih kecil karena sebagian besar terjadi akibat infeksi jamur.
Endogen endophthalmitis
penyalahgunaan
obat
intravena
mungkin
predisposisi
endophthalmitis endogen.
o Sumber untuk endophthalmitis diantaranya meningitis, endokarditis,
infeksi saluran kemih, dan infeksi luka. Selain itu, faringitis, infeksi
paru, arthritis septik, pielonefritis, dan abses intra-abdominal juga telah
terlibat sebagai sumber infeksi.
o Organisme jamur dapat terjadi pada sampai dengan 50% dari semua
kasus endophthalmitis endogen. Candida albicans sejauh ini
merupakan penyebab paling sering (75-80% dari kasus jamur).
Aspergillosis
adalah
penyebab
paling
umum
kedua
pada
Eksogen endophthalmitis
o Organisme yang berada di konjungtiva, kelopak mata, atau bulu mata
dan
diperkenalkan
pada
saat
operasi
biasanya
menyebabkan
adalah-negatif
Staphylococcus
koagulase
dari
flora
konjungtiva alam.
o Penyebab paling umum tunggal endophthalmitis eksogen adalah
epidermidis S, yang merupakan flora normal kulit dan konjungtiva.
Lain-lain bakteri gram positif umum adalah S aureus dan spesies
streptokokus.
P aeruginosa
dan
spesies
Proteus
dan
Haemophilus.
o Meskipun sangat jarang, berbagai jamur menyebabkan endophthalmitis
pasca operasi, termasuk Candida, Aspergillus, dan spesies Penicillium.
Trauma endophthalmitis
o Bakteri
atau
jamur
yang
diperkenalkan
pada
saat
cedera.
Patifisiologi
Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier) memberikan
ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme.
Dalam endophthalmitis endogen, mikroorganisme yang melalui darah (terlihat pada
pasien yang bacteremic dalam situasi seperti endokarditis) menembus sawar darah-
mata baik oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam
endotelium vaskular yang disebabkan oleh substrat yang dilepaskan selama infeksi.
Kerusakan jaringan intraokular dapat juga disebabkan oleh invasi langsung oleh
mikroorganisme dan / atau dari mediator inflamasi dari respon kekebalan.
Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris, retina,
atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan okular,
mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain itu, peradangan
dapat menyebar ke jaringan lunak orbital.
Setiap prosedur operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat menyebabkan
endophthalmitis eksogen (misalnya, katarak, glaukoma, keratotomi radial).
Diagnosis dan Pemeriksaan
Karena endophtalmitis adalah penyakit yang serius dan menyebabkan
gangguan penglihatan, maka harus dapat diagnosa dini dan dilakukan penatalaksanaan
yang tepat untuk mencegah terjadinya kebutaan yang merupakan resiko yang paling
ditakuti. Prosedur diagnosis yang harus dilakukan adalah :
Evaluasi Oftalmologi
o Pemeriksaan tajam penglihatan (visus)
o Tonometri untuk memeriksa tekanan bola mata
o Pemeriksaan funduskopi
o Memeriksa kedua mata dengan slit lamp biomicroscope
o Ultrasonografi bila pemeriksaan funduskopi sulit dilakukan (untuk
melihat adanya foreign body pada intraokular, densitas dari vitreitis
dan adanya ablasio retina)
o Pemeriksaan kultur rutin termasuk kultur secara aerobik, anaerobik dan
kultur jamur.
Pemeriksaan Laboratorium
o Pemeriksaan laboratorium yang terpenting adalah kultur gram dari
cairan aqueous dan vitreus.
o Untuk endogenous endophthalmits, pemeriksaan lab lainnya mungkin
diperlukan seperti :
keganasan.
Blood Urea Nitrogen mengevaluasi adanya gagal ginjal atau
diagnosa.
Pemeriksaan Lain
o Kultur darah evaluasi sumber infeksi
o Kultur urine evaluasi sumber infeksi
o Kultur lain tergantung dari tanda atau gejala klinik
Cerebrospinal fluid
Throat culture
Feses
Terapi
Endophtalmitis
diobati
subkonjungtiva. Antibiotik
dengan
topical
dan
antibiotika
melalui
periokular
atau
sistemik
ampisilin
2gram/hari
dan
kloramfenikol 3gram/hari. Antibiotik yang sesuai untuk kausa bila kuman adalah
stafilokok, basitrasin (topical), metisilin (subkonjungtiva dan IV). Sedang bila
pnemokok, streptokok dan stafilokok, penisilin G (topical, subkonjungtiva dan IV).
Neiseria, penisilin G (topical, subkonjungtiva dan IV). Pseudomonas diobati dengan
gentamisin; tobramisin dan karbesilin (topical, subkonjungtiva dan IV). Batang gram
negative lain, gentamisin (topical, subkonjungtiva dan IV).
Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata. Kortikosteroid dapat diberikan
dengan hati-hari. Apabila pengobatan gagal dilakukakan eviserasi. Enukleasi
dilakukan bila mata telah tenang dan ftisis bulbi. Penyebabnya jamur diberikan
amfoterisisn B150 mikrogram subkonjungtiva.2,6
Prognosis
Buruk bila disebabkan oleh jamur atau parasit. 2
Differential diagnosis
Ulkus kornea
Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi
sebagai incubator
Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaucoma sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Diberi antibiotik yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi local kecuali
dalam keadaan berat.
Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi
Pemberian antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum
luas dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjunctiva.1,2,4
Keratitis
Keratitis adalah radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea yang
akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun.
Infeksi pada kornea bisa mengenai lapisan superficial yaitu pada lapisan epitel atau
membran bowman dan lapisan profunda jika sudah mengenai lapisan stroma.2
Etiologi
Keratitis dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
Virus
Bakteri
Jamur
Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari atau sunlamps. Hubungan ke
Penatalaksaan pada keratitis dapat berupa pemberian antibiotik, air mata buatan : Pada
keratitis bakterial diberikan gentacimin 15 mg/ml, tobramisin 15 mg/ml, seturoksim
50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap 30 menit kemudian diturunkan
menjadi 1 jam dan selanjutnya 2 jam bila keadaan mulai membaik. Ganti obatnya bila
resisten atau keadaan tidak membaik, Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari
terbentuknya sinekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar Pada terapi
jamur sebaikna diberikan ekanazol 1 % yang berspektum luas, Antivirus,anti
inflamasi dan analgesic
Pasien dengan infeksi kornea berat biasa di rawat untuk pembeian berseri(kadang
sampai tiap 30 menit sekali) tetes antimikroba da pemeriksaan berkala oleh ahli
optalmologi. Cuci tangan secara seksama adalah wajib. Kelopak mata harus di jaga
kebersihannya, dan perlu diberikan kompres dingi. Pasien di pantau adanya tanda
peningkatan TIO. Mungkin di perlukan aseminoferen untuk mengontrol nyeri.
10
Sikloplek dan midriatik mungkin perlu di resepkan untuk mengurangi nyeri dan
inflamasi. Temeng mata(patch) dan lensa kontak lunak tipe-balutan harus di lepas
sampai infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat pertumbuhan
mikroba. Namun kemudian diperlukan untuk mempercepat peyembuhan defek epitel.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta. Edisi ke-5. 2014. hlm : 152-186.
2. Morosidi, S.A., Paliyama, M.F. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UKRIDA. 2011. Hal 38-45.
3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Ed 3 Cet 7. Jakarta : FKUI ; 2009
4. Sudoyo Aru W. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV. Jakarta : FKUI ; 2009
5. Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum
(General Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000.
6. Callegan MC, Engelbert M, et al. January 2006. Bacterial Endophthalmitis:
Epidemiology,
Therapeutics,
and
Bacterium-Host
Interactions.
11
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC118063/.
November 2015.
17
12