Anda di halaman 1dari 65

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
1 dari 67

LAPORAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
UNIT

: JTM 05

KECAMATAN

:Temayang

KABUPATEN :Bojonegoro
PROPINSI

:Jawa Timur

Oleh:
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
BIDANG PENGELOLAAN KKN, PENGEMBANGAN UMKM, DAN PELAYANAN
MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
i dari 67

DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................................i
BAB I

: Kata Pemgantar.......................................................................................1

BAB II

: Daftar nama, NIM dan Fakultas mahasiswa KKN-PPM 1 unit..............2

BAB III

: Pendahuluan............................................................................................3

BAB IV

: Isi Laporan..............................................................................................5

BAB V

: Kesimpulan dan Saran............................................................................33

Lampiran

I.

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
1 dari 67

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta
kemudahan yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan
Kegiatan Unit JTM- 05, oleh dosen, Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada dengan tema Pengembangan Kualitas
Pendidikan dan Kesehatan Guna Mendukung Gerakan Desa Sehat dan Cerdas.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini disusun untuk memenuhi pelaporan seluruh rangkaian
kegiatan KKN-PPM UGM yang dilakukan di Desa Ngujung, Temayang, Bojonegoro, Jawa
Timur secara overall. Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dwikorita Karnawati, M. Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
2. Eko Puryanto, S.T. selaku Kepala Desa Ngujung, Temayang, Bojonegro, Jawa Timur.
3. Mochlisiin Andi Irawan, S.STP.MM selaku Camat Kecamatan Temayang, Bojonegoro,
Jawa Timur.
4. Seluruh masyarakat Desa Ngujung yang telah bersedia berperan aktif untuk mendukung
program KKN-PPM UGM.
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat ketidaksempurnaan dan kekurangan. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat diperbaiki hal-hal yang masih
kurang di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 20 September 2015

DPL KKN-PPM UGM unit JTM-05


1

II.

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
2 dari 67

Daftar nama, NIM dan Fakultas mahasiswa KKN-PPM 1 unit

No
1
2
3
4

Nama
Lea Brahmantia
Fanny Zafira M
Muthia Nurul H
Rathi Paramastri

5 Rosa Amalia
6 Sabrina Umi Khabibah
7 Popy Hudayani

NIM
12/330647/EK/18832
12/333490/TK/39843
12/330393/TK/39563
12/329231/KU/15000
12/333191/TP/10452
12/333369/FA/09315
11/315642/KH/7080

8 Adhelia Tiara G P
9 Nursia Hanis Latifah
10 Kurnianti Nur P.

12/333282/TP/10498
12/334505/PS/06408
11/315857/KH/7140

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

12/329826/TP/10376
12/330666/EK/18850
12/333846/TK/40188
12/329063/SA/16369
12/335286/SA/16744
11/314089/GE/07043
12/333560/TK/39908
12/330343/TK/39518
12/333472/FA/09327
12/330214/TK/39398
12/335813/EK/19046
12/333601/TK/39949
12/334554/PS/06426
12/333617/TK/39963
12/333689/TK/40032

Dian Islamiyati
Dyan Asri Rahmadanti
Sarah Faudah
Rita Anggraeni
Tohir Mustofa
Apdul Rohman
Davin Demas Sanchorehan
Andreas Diga
Fahmi Rosyadi
Dany Ezah Fazwi
Insan Abdau Hatta
M Hanif Ramadhan
Muchlas A
Alifan Cahyadi
Luthfi Alfikri K

Jurusan
Akuntansi
Teknik Geodesi
Teknik Industri
Gizi dan Kesehatan
Teknologi Industri
Pertanian
Farmasi
Kedokteran Hewan
Teknologi Industri
Pertanian
Psikologi
Kedokteran Hewan
Teknologi Industri
Pertanian
Akuntansi
Teknik Industri
Sastra Arab
Sastra Arab
Geografi
Teknik Mesin
Teknik Kimia
Farmasi
Teknik Mesin
Ilmu Ekonomi
Teknik Mesin
Psikologi
Teknik Sipil
Teknik Industri

III.

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
3 dari 67

Pendahuluan

KKN UGM JTM-05 tahun 2015 dilaksanakan di Desa Ngujung, Kecamatan


Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Satu unit KKN UGM JTM-05 ini terdapat 25
mahasiswa dari berbeda latar belakang, baik kebudayaan maupun bidang studinya.
Kemudian 25 mahasiswa ini dibagi dalam 3 sub-unit yang terdiri dari 8-9 orang
yang ditempatkan dalam 1 desa yang sama tetapi berbeda pembagian wilayah
satuan Rumah Tangga (RT). Dan kegiatan selanjutnya dalam laporan ini adalah
kegiatan yang terlaksana atas ijin Allah Subhanahu wa Taalaa di desa Ngujung,
Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Unit JTM-05 KKN-PPM Universitas Gadjah Mada melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata selama kurang lebih enam puluh hari dengan mengusung
tema pendidikan, kewirausahaan berbasis potensi desa, dan kesehatan dalam
menyusun program-program dengan tema Pengembangan Ekonomi Kreatif,
Kesehatan, dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Guna Mendukung Gerakan
Desa Sehat dan Cerdas.

Unit JTM-05 KKN-PPM Universitas Gadjah Mada

diterjunkan pada tanggal 2 Juli 2015. Sesampainya di lokasi kegiatan KKNPPM, unit JTM-05 melakukan asesmen awal berupa observasi dan wawancara
kepada masyarakat Desa Ngujung, Temayang, Bojonegoro.
Sedikit gambaran mengenai lokasi dan kehidupan masyarakat di lokasi KKN
UGM JTM-05 sub-Unit 3. Kehidupan masyarakat bisa dikatakan masih
konvensional dalam hal adat dan kebudayaan. Masyarakat masih sangat
menjunjung tinggi gotong royong, nilai agama yang masih sangat kental, serta
rumah yang mayoritas masih semi permanen. Ditambah dengan perkembangan
desa yang masih sangat bergantung dengan hasil dari

bidang pertanian

dan

peternakan sebagai potensi utamanya dengan komoditas utama yang dihasilkan


adalah padi dan tembakau (-meskipun saat musim kemarau, masyarakat hanya
3

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

dapat menanam tembakau

karena

ketersediaan

air

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
4 dari 67

yang

sangat

minim-)

menjadikan desa ini menjadi sasaran KKN UGM JTM-05 yang tepat dan diharapkan
mampu berjalan sesuai filosofi KKN PPM UGM.
Dalam Pelaksanaannya, tim Sub-Unit KKN UGM JTM-05 tidak menemui
hambatan

yang

berarti

Tim

KKN

kedatangan

dikarenakan
UGM

masyarakat

terbukti

dengan

cukup

antusias

keramahan

warga

dengan
dalam

menanggapi kedatangan kami. Mulai dari Perangkat Desa, Karang Taruna, dan
Tokoh

Masyarakat

menyambut

kami

dengan

ramah

dengan

mengadakan

sambutan dan perkenalan. Masyarakat mendukung semua program kami dengan


baik dan ikut berpartisipasi dalam membantu berbagai program yang telah
direncanakan.
Dan terakhir tidak ada gading yang tak retak, semoga kesalahan dapat diambil
sebagi hikmah dan yang baik dari hasil kelompok kami dapat dilanjutkan.

IV.

DOKUMEN

No. Dokumen

LPK DPL

Berlaku Sejak
Revisi
Halaman

DOK-KKN-PPM-QP08-2
22 Desember 2011
05
5 dari 67

Isi Laporan

Problematika yang dihadapi adalah ketergantungan penduduk dalam hal


pencarian mata pencaharian dengan bertani. Menjadi sebuah masalah karena
masyarakat tidak atau belum mampu untuk berpindah dari hanya menjadi buruh tani.
Maka pada program-program KKN kami memecahkan masalah tersebut dengan
program-program yang menyadarkan masyarakat tentang usaha lain selain buruh
tani atau minimal memberikan added value bagi hasil pertanian mereka. Selain itu
minimnya tenaga pengajar baik ilmu pendidikan formal maupun ilmu agama pun
turut menjadi perhatian kami. Maka perlu diadakan les mata pelajaran umum
ataupun les atau pelatihan dalam bidang keagaamaan. Selain itu minimnya kesadaran
masyarakat terhadapn kesehatan membuat kami pun perhatian terhadap kesehatan
masyarakat dengan mengadakan cek kesehatan, penyuluhan, sampai dengan
membantu bidan atau dokter setempat dalam penanganan.
Dalam pelaksanaannya mitra yang terlibat antara lain adalah BPJS Kesehatan,
Pusat Kesehatan Hewan, PPL Pertanian, Kepolisian Sektor Temayang, Kanisius,
C.V. Mutiara, dan Gama Press. Jumlah pendanaan lebih ke iuran mahasiswa karena
mitra kami memberikan barang atau jasa.
Dari apa yang tim KKN JTM-05 lakukan membuat masyarakat sadar dan
terbuka pikirnanya untuk memiliki mata pencaharian selain murni dari buruh tani.
Akan tetapi mulai berkeinginan untuk mengolah ahsil pertanian. Selain itu
terbentuknya kelompok hewan ternah di bawah Badan Usaha Milik Desa juga
merupakan hasil inisiasi dari tim KKN kami. Kemudian terciptanya perpustakaan
desa dan munculnya kader-kader dakwah Islam yang memiliki kemampuan agama
ynag baik setelah dilatih oleh tim KKN JTM-05.

Selain dampak yang terjadi pada desa maupun masyarakat, Dampak positif
juga didapat oleh peserta KKN. Peserta KKN unit JTM-05 mampu mengaplikasikan
sekaligus membandingkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di kelas dengan
yang mereka praktekkan di lapangan. Seperti bagaimana teknik berwirausaha yang
baik dan bagaimana bercocok tanam yang tepat di lingkungan nyata. Selain itu sikap
kemandirian pada mahasiswa tumbuh dan mahasiswa mampu berlatih sopan santun,
bagaimana hidup dalam kehidupan bermasyarakat.
Bagi Universitas Gadjah Mada selaku pengembang keilmuan adalah jelas
bahwa tema yang diangkat ini dapat menjadikan pembelajaran baru bagi mahasiswa
dan harapannya dapat diteruskan pada studi di dunia perkuliahannya. Entah dalam
bidang pertanian, karena tanah di desa Ngujung termasuk tanah yang sulit ditanami
dan berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat yang mayoritas petani. Selain
itu UGM semakin dipercaya masyarakat sebagai penyedia agent of change maupun
Iron Stock bangsa yang berkulitas, adaptif terhadap berbagai masalah, dan solutif
dalam memberikan opsi-opsi penyelesaian permasalahan.
Tema pada KKN selanjutnya akan dilanjutkan akana tetapi sepertinya lebih
akan dititikberatkan kepada bidang pertanian, pengolahan pertanian, dan
pemasarannya. Hal ini dikarenakan cukup mendesak kebutuhan masyarakat desa
Ngujung ataupun kecamatan Temayang untuk dapat memajukan desanya melalui
potensi-potensi yang mereka miliki.
Berikut ini merupakan laporan kegiatan yang dilakukan mahasiswa JTM-05
selama periode KKN berlangsung,

Agro
Desa Ngujung memiliki jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 2200 jiwa.
Sebagian besar penduduk Desa Ngujung yang berprofesi sebagai petani lebih sering
menanam tembakau dan palawija, mengingat kondisi cuaca dan tekstur tanah Desa
Ngujung. Akan tetapi, hasil pertanian tersebut memiliki harga jual yang rendah
karena dijual dalam bentuk bahan mentah. Selain itu, irigasi yang tidak memadai
menyebabkan produktivitas menurun. Adapun penyebab lain yang berupa serangan
hama yang menghambat proses pertumbuhan tanaman.

Beberapa permasalahan dalam bidang pertanian yang diperoleh dari observasi


awal, yaitu:
a. Kurangnya kemauan masyarakat untuk menanam berbagai macam tanaman,
sehingga hasil panen yang diperoleh tidak bervariasi.
b. Kurangnya pengelolaan hasil pertanian yang memiliki nilai tambah.
c. Terbatasnya jumlah ladang pribadi, sehingga mengakibatkan banyak warga yang
menggarap lahan pemerintah maupun orang lain.
d. Terdapat greenhouse yang sudah tidak terpakai dan terawat.
Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi latar belakang penentuan program
kegiatan KKN di Desa Ngujung. Dengan demikian, beberapa program
dilaksanakan sesuai dengan kondisi lingkungan Desa Ngujung, khususnya sektor
pertanian.
Program-program untuk bidang pertanian dilaksanakan untuk mendukung
produktivitas dari sektor pertanian desa sendiri, program tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Pembinaan Teknis Produksi Industri Kecil Makanan
Program ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai
diversifikasi pangan dari hasil pertanian. Program dilakukan dengan memberikan
penyuluhan mengenai praktik pengolahan pangan dengan bahan alam. Penyuluhan
dibagi menjadi dua, yaitu mengenai kewirausahaan dan praktik pengolahan pangan.
Penyuluhan kewirausahaan dilakukan dengan tujuan memberikan pola pikir pada
masyarakat untuk berwirausaha yang lebih kreatif. Penyuluhan kewirausahaan
disampaikan oleh Bapak Ujung selaku PPL Kecamatan Temayang. Kewirausahaan
yang disampaikan berupa materi mengenai pengolahan produk inovatif berbasis
pertanian. Praktik pengolahan pangan dilaksanakan dengan penyuluhan berupa cara
membuat brownies dan roti kukus gula merah yang disampaikan oleh Bapak Suhardi,
selaku pelatih pengolahan pangan. Ibu-ibu PKK dibimbing dengan praktik secara
langsung untuk pembuatan produk pangan. Selain itu, praktik pengolahan pangan
juga dilaksanakan dengan penyuluhan pembuatan bubuk cabai dan nugget tempe
yang dibimbing langsung oleh mahasiswa KKN.

Tantangan dan hambatan yang terjadi adalah pada sosialisasi untuk publikasi
acara dari penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya antusiasme masyarakat
untuk menghadiri acara epnyuluhan. Undangan formal yang tersebar tidak sama
jumlahnya dengan orang yang datang. Namun, ketika penyebaran undangan
dilakukan secarana non formal, masyarakat yang datang akan lebih banyak.
Pada pelaksanaannya, program ini dibantu oleh Bapak Ujung dan Bapak
Suhardi sebagai narasumber pengisi acara. Peran mahasiswa KKN adalah sebagai
fasilitator untuk mengundang narasumber. Pada saat acara berlangsung, masyarakat
melakukan praktik pengolahan dengan dipandu narasumber. Desa Ngujung memiliki
banyak pengrajin tempe, sehingga dapat dikembangkan untuk pengolahan tempe
yang dapat menghasilkan produk baru. Apabila program penyuluhan pengolahan
dapat dilakukan secara berkelanjutan, dapat memberikan dampak positif terhadap
diversifikasi pangan local, terutama pada pangan berbahan dasar tempe.
2. Pembinaan Teknis Budidaya Tanaman dalam Pot
Program ini dilaksanakan menindaklanjuti terbatasnya lahan pribadi di Desa
Ngujung. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai cara bercocok tanam tanpa menggunakan lahan yang luas, cukup dengan
pekarangan rumah. Vertikultur merupakan program penanaman secara bertingkat
yang disampaikan melalui penyuluhan. Selain untuk menghemat lahan, vertikultur
dapat menjadi penghias rumah dan pemanfaatan barang bekas Karena alat yang
digunakan berupa botol bekas. Penyuluhan dilaksanakan dengan pemberian materi
yang disampaikan oleh mahasiswa KKN. Kemudian, ibu-ibu PKK melakukan
praktik perakitan alat vertikultur secara langsung. Dengan demikian, vertikultur
dapat dipraktikan di pekarangan rumah dengan lahan terbatas.
Tantangan dan hambatan yang terjadi adalah cara berkomunikasi dengan warga
yang agak sulit. Bahasa daerah yang digunakan oleh warga cenderung berbeda,
sehingga untuk penyampaian materi perlu dilakukan dengan Bahasa Indonesia. Hal
tersebut menyebabkan kurang menariknya materi presentasi yang diberikan.
Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu PKK. Dalam pelaksanaannya, program
ini dibantu oleh ketua ibu-ibu PKK yaitu Ibu Evie sebagai pemberi saran program
dan sebagai jembatan untuk bersosialisasi dengan anggota PKK lainnya. Program

vertilkultur disambut dengan positif oleh masyarakat karena tersedianya lahan


pertanian pribadi yang sedikit, sehingga pemanfaatan pekarangan rumah sebagai
tempat bercocok tanam menjadi lebih menarik. Pada dasarnya program vertikultur
merupakan inovasi dari cara bercocok tanam. Masyarakat Desa Ngujung telah
mengetahui cara menanam dengan metode ini, namun belum mengetahui tanaman
apa yang tepat untuk ditanam pada media ini. Dengan penyuluhan ini, masyarakat
terdukung untuk melaksanakan vertikultur dengan bermacam metode tanam.
3. Pembinaan Teknis Pembibitan Tanaman Hortikultur
Program ini dilakukan dengan tujuan pengaktifan kembali greenhouse yang
telah tersedia di Desa Ngujung. Greenhouse yang ada merupakan milik ibu-ibu PKK
yang sudah lama tidak aktif. Dengan dilakukan pengelolaan ulang, diharapkan ibuibu PKK dapat turut aktif untuk menata ulang greenhouse yang sudah tersedia.
Penyuluhan diberikan diawal mengenai keuntungan greenhouse yang dapat
ditindaklanjuti melalui penanaman secara langsung ke ladang. Kemudian, dilakukan
penataan dan perawatan ulang pada greenhouse yang pada akhirnya akan
menghasilkan bibit tunas tanaman yang dapat diambil dan dimanfaatkan oleh warga
sekitar.
Hambatan dan tantangan ditemui pada cara mengajak ibu-ibu PKK untuk
mengelola greenhouse secara berkelanjutan. Pada dasarnya, greenhouse yang
terdapat di Desa Ngujung adalah milik ibu-ibu PKK. Namun, kegiatan greenhouse
belum dilaksanakan secara intens dan masih terbengkalai. Hambatan tersebut perlu
diselesaikan untuk menyadarkan masyarakat agar greenhouse dapat digunakan secara
optimal.
Pada pelaksanaannya, program ini dibantu oleh Bapak Ujung selaku PPL
Kecamatan Temayang. Bapak Ujung berperan sebagai penasihat dari inovasi cara
bercocok tanam pada lahan kering yang terbatas. Keterlibatan masyarakat cukup
antusias mengingat bibit yang disemai di greenhouse akan dibagikan secara gratis
untuk ditanam di ladang. Keberlanjutan dari program ini adalah penanaman di ladang
persawahan. Bibit yang sudah cukup umur dipindahkan dari greenhouse dan ditanam
di ladang. Sebagai percobaan penanaman, ladang Bapak Kepala Desa ditanami
dengan berbagai macam sayuran, seperti kangkung, sawi sendok, cabai, dan tomat.

10

Apabila tanaman tersebut tumbuh subur, dapat menarik petani sekitar untuk
menanam tanaman yang sama. Dengan demikian, hasil pertanian yang dipanen tidak
hanya tembakau.
Program-program untuk bidang pertanian dilaksanakan untuk mendukung
produktivitas dari sektor pertanian desa sendiri, program tersebut adalah sebagai
berikut.
4. Pembinaan Teknis Produksi Industri Kecil Makanan
Program ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai
diversifikasi pangan dari hasil pertanian. Program dilakukan dengan memberikan
penyuluhan mengenai praktik pengolahan pangan dengan bahan alam. Penyuluhan
dibagi menjadi dua, yaitu mengenai kewirausahaan dan praktik pengolahan pangan.
Penyuluhan kewirausahaan dilakukan dengan tujuan memberikan pola pikir pada
masyarakat untuk berwirausaha yang lebih kreatif. Penyuluhan kewirausahaan
disampaikan oleh Bapak Ujung selaku PPL Kecamatan Temayang. Kewirausahaan
yang disampaikan berupa materi mengenai pengolahan produk inovatif berbasis
pertanian. Praktik pengolahan pangan dilaksanakan dengan penyuluhan berupa cara
membuat brownies dan roti kukus gula merah yang disampaikan oleh Bapak Suhardi,
selaku pelatih pengolahan pangan. Ibu-ibu PKK dibimbing dengan praktik secara
langsung untuk pembuatan produk pangan. Selain itu, praktik pengolahan pangan
juga dilaksanakan dengan penyuluhan pembuatan bubuk cabai dan nugget tempe
yang dibimbing langsung oleh mahasiswa KKN.
Tantangan dan hambatan yang terjadi adalah pada sosialisasi untuk publikasi
acara dari penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya antusiasme masyarakat
untuk menghadiri acara epnyuluhan. Undangan formal yang tersebar tidak sama
jumlahnya dengan orang yang datang. Namun, ketika penyebaran undangan
dilakukan secarana non formal, masyarakat yang datang akan lebih banyak.
Pada pelaksanaannya, program ini dibantu oleh Bapak Ujung dan Bapak
Suhardi sebagai narasumber pengisi acara. Peran mahasiswa KKN adalah sebagai
fasilitator untuk mengundang narasumber. Pada saat acara berlangsung, masyarakat
melakukan praktik pengolahan dengan dipandu narasumber. Desa Ngujung memiliki
banyak pengrajin tempe, sehingga dapat dikembangkan untuk pengolahan tempe

11

yang dapat menghasilkan produk baru. Apabila program penyuluhan pengolahan


dapat dilakukan secara berkelanjutan, dapat memberikan dampak positif terhadap
diversifikasi pangan local, terutama pada pangan berbahan dasar tempe.
5. Pembinaan Teknis Budidaya Tanaman dalam Pot
Program ini dilaksanakan menindaklanjuti terbatasnya lahan pribadi di Desa
Ngujung. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai cara bercocok tanam tanpa menggunakan lahan yang luas, cukup dengan
pekarangan rumah. Vertikultur merupakan program penanaman secara bertingkat
yang disampaikan melalui penyuluhan. Selain untuk menghemat lahan, vertikultur
dapat menjadi penghias rumah dan pemanfaatan barang bekas Karena alat yang
digunakan berupa botol bekas. Penyuluhan dilaksanakan dengan pemberian materi
yang disampaikan oleh mahasiswa KKN. Kemudian, ibu-ibu PKK melakukan
praktik perakitan alat vertikultur secara langsung. Dengan demikian, vertikultur
dapat dipraktikan di pekarangan rumah dengan lahan terbatas.
Tantangan dan hambatan yang terjadi adalah cara berkomunikasi dengan warga
yang agak sulit. Bahasa daerah yang digunakan oleh warga cenderung berbeda,
sehingga untuk penyampaian materi perlu dilakukan dengan Bahasa Indonesia. Hal
tersebut menyebabkan kurang menariknya materi presentasi yang diberikan.
Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu PKK. Dalam pelaksanaannya, program
ini dibantu oleh ketua ibu-ibu PKK yaitu Ibu Evie sebagai pemberi saran program
dan sebagai jembatan untuk bersosialisasi dengan anggota PKK lainnya. Program
vertilkultur disambut dengan positif oleh masyarakat karena tersedianya lahan
pertanian pribadi yang sedikit, sehingga pemanfaatan pekarangan rumah sebagai
tempat bercocok tanam menjadi lebih menarik. Pada dasarnya program vertikultur
merupakan inovasi dari cara bercocok tanam. Masyarakat Desa Ngujung telah
mengetahui cara menanam dengan metode ini, namun belum mengetahui tanaman
apa yang tepat untuk ditanam pada media ini. Dengan penyuluhan ini, masyarakat
terdukung untuk melaksanakan vertikultur dengan bermacam metode tanam.
6. Pembinaan Teknis Pembibitan Tanaman Hortikultur
Program ini dilakukan dengan tujuan pengaktifan kembali greenhouse yang
telah tersedia di Desa Ngujung. Greenhouse yang ada merupakan milik ibu-ibu PKK

12

yang sudah lama tidak aktif. Dengan dilakukan pengelolaan ulang, diharapkan ibuibu PKK dapat turut aktif untuk menata ulang greenhouse yang sudah tersedia.
Penyuluhan diberikan diawal mengenai keuntungan greenhouse yang dapat
ditindaklanjuti melalui penanaman secara langsung ke ladang. Kemudian, dilakukan
penataan dan perawatan ulang pada greenhouse yang pada akhirnya akan
menghasilkan bibit tunas tanaman yang dapat diambil dan dimanfaatkan oleh warga
sekitar.
Hambatan dan tantangan ditemui pada cara mengajak ibu-ibu PKK untuk
mengelola greenhouse secara berkelanjutan. Pada dasarnya, greenhouse yang
terdapat di Desa Ngujung adalah milik ibu-ibu PKK. Namun, kegiatan greenhouse
belum dilaksanakan secara intens dan masih terbengkalai. Hambatan tersebut perlu
diselesaikan untuk menyadarkan masyarakat agar greenhouse dapat digunakan secara
optimal.
Pada pelaksanaannya, program ini dibantu oleh Bapak Ujung selaku PPL
Kecamatan Temayang. Bapak Ujung berperan sebagai penasihat dari inovasi cara
bercocok tanam pada lahan kering yang terbatas. Keterlibatan masyarakat cukup
antusias mengingat bibit yang disemai di greenhouse akan dibagikan secara gratis
untuk ditanam di ladang. Keberlanjutan dari program ini adalah penanaman di ladang
persawahan. Bibit yang sudah cukup umur dipindahkan dari greenhouse dan ditanam
di ladang. Sebagai percobaan penanaman, ladang Bapak Kepala Desa ditanami
dengan berbagai macam sayuran, seperti kangkung, sawi sendok, cabai, dan tomat.
Apabila tanaman tersebut tumbuh subur, dapat menarik petani sekitar untuk
menanam tanaman yang sama. Dengan demikian, hasil pertanian yang dipanen tidak
hanya tembakau.

Saintek
1. Pelatihan Roket Air
Roket air adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai
bahan bakarnya. Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya
terbuat dari botol plastik bekas minuman ringan. Air dipaksa keluar oleh udara
yang bertekanan, biasanya udara yang telah terkompresi. Istilah "aquajet" telah
digunakan di bagian Eropa, namun lebih dikenal umum dengan "roket air" dan
di beberapa tempat mereka juga disebut sebagai "roket botol" (yang dapat

13

membingungkan sebagai tradisional istilah ini merujuk pada sebuah kembang


api di tempat lain). Mesin roket air yang paling umum digunakan untuk
mendorong model roket, tetapi juga telah digunakan pada model perahu, mobil,
dan roket-dibantu glider. Roket air juga populer di sekolah percobaan sains.
Program ini disusun untuk mengasah rasa ingin tahu anak-anak Desa
Ngujung. Pelajaran sains yang mereka dapatkan di bangku sekolah dapat
diaplikasikan melalui percobaan-percobaan sains sederhana, seperti pembuatan
roket air. Program ini terbagi menjadi beberapa sub-program, diantaranya
pengadaan alat dan bahan, perancangan, pelatihan untuk anak-anak, percobaan,
dan evaluasi hasil. Pelaksanaan tiap sub-program dilakukan selama 4 minggu
terakhir pelaksanaan KKN.
2. Bimbingan Belajar untuk Anak-anak
Program selanjutnya adalah bimbingan belajar mata pelajaran sains bagi
anak-anak SD dan SMP. Program ini terlaksana selama 7 minggu pelaksanaan
KKN dengan intensitas 3-4 kali seminggu. Kegiatan mengajar dilakukan di
pendopo balai desa pada sore hari. Pembagian porsi mengajar bagi mahasiswa
KKN disesuaikan sesuai dengan jumlah anak-anak yang hadir. Tiap mahasiswa
meng-handle 2-3 anak pada tingkatan kelas di sekolah yang sama. Jumlah yang
hadir setiap harinya untuk mengikuti bimbingan belajar rata-rata adalah 7 anak.
Mata pelajaran utama yang diajarkan adalah matematika, IPA, geografi, dan
bahasa Inggris. Namun tidak menutup kemungkinan ada disiplin ilmu lain yang
akan diajarkan sesuai dengan permintaan anak-anak, seperti les gitar, komputer,
menggambar, dan lain sebagainya. Mahasiswa KKN adalah sebagai pendamping
anak-anak Desa Ngujung yang kesulitan mencerna pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Diharapkan melalui program ini, semangat edukasi anak-anak Desa
Ngujung semakin meningkat, serta peduli dan bertanggung jawab terhadap masa
depan hidup mereka.
3. Renovasi dan Pengadaan Infrastruktur Desa
Program ke tiga adalah renovasi dan pengadaan infrastruktur desa, yang
difokuskan pada pembuatan gapura desa. Program ini lahir dalam rangka
memperingati manganan (sedekah bumi) yang merupakan budaya turun temurun
warga Desa Ngujung sejak dulu sebagai rasa syukur atas hasil panen. Acara ini
dilangsungkan pada 2 September 2015. Rangkaian acara manganan sendiri

14

adalah kumpul bersama di suatu pohon yang dikeramatkan di desa dan dilakukan
doa bersama oleh seluruh warga desa. Setelah semua rangkaian acara utama
selesai, akan dilangsungkan pertunjukan wayang semalam suntuk sebagai
penutup.
Gapura dibuat dari bambu yang disusun sedemikan rupa dan diletakkan di
gerbang masuk lokasi penyelenggaraan acara manganan tersebut. Persiapan
pembuatan gapura telah dilakukan sejak minggu pertama penyelenggaraan
KKN, mencakup observasi warga desa, survey lokasi, pembuatan sketsa kasar,
perancangan dengan komputer, perhitungan konstruksi dan material melalui
software Autodesk Inventor, hingga evaluasi terakhir sebelum eksekusi
pengerjaan.
Sub-program

berikutnya

adalah

instalasi

listrik

untuk

lapangan,

dikarenakan penerangan ketika malam belum tersedia. Pemasangan listrik


tersebut akan sangat bermanfaat untuk aktifitas warga yang menggunakan
lapangan pada malam hari.
4. Peta Potensi Desa Ngujung, Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur
Program pembuatan peta potensi desa ini didasari dengan banyaknya
industri khas rumahan di Desa Ngujung yaitu tempe debog (tempe yang
dibungkus dengan pelepah pisang). Produk tempe tersebut sangat khas di desa
ini dan pemasarannya cukup mudah karena banyak masyarakat dari desa ini
maupun dari desa-desa lain yang meminati produk ini. Tidak hanya tempe,
produk olahan kedelai lainnya seperti tahu pun juga banyak diproduksi di desa
ini. Tidak hanya industri rumahan olahan kedelai saja yang menjadi objek dalam
pemetaan potensi, usaha rumahan lainnya seperti penjahit, dan bengkel pun juga
dipetakan. Sehingga, diharapkan dengan adanya pemetaan potensi-potensi desa
dapat mendukung program dari pemerintah desa yaitu dalam hal pengembangan
pertanian dan pariwisata.
Pelaksanaan program ini diawali dengan observasi kerumah-rumah warga
yang memiliki usaha rumahan tersebut. Selanjutnya setelah melakukan
observasi, melakukan wawancara sederhana guna mengetahui jenis industri
rumahan seperti apa yang dikerjakan. Kemudian melakukan pendataan industriindustri rumahan tersebut beserta letak-letaknya. Setelah seluruh observasi

15

selesai dilakukan, penggambaran peta dilakukan dengan menggunakan citra


google earth dengan beberapa modifikasi. Penggambaran menggunakan software
AutoCad, awalnya citra tersebut digeoreferensikan agar orientasi arah utaranya
benar, selanjutnya melakukan digitasi jalan, pemukiman, rumah-rumah industri,
sungai, fasilitas umum dan objek-objek penting lainnya. Hasil dari digitasi
tersebut selanjutnya diexport ke dalam format shapefile. Shapefile-shapefile
tersebut kemudian digunakan dalam melakukan layouting menggunakan
software ArcGIS. Tahap selanjutnya adalah mencetak peta tersebut dengan
ukuran A0, dan pembuatan pigura peta. Selanjutnya peta dipasang di balai desa,
agar dapat digunakan sebagai informasi publik.
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program ini adalah citra yang
digunakan untuk keperluan pembuatan peta memiliki resolusi yang kurang tinggi
sehingga sedikit kesusahan dalam melakukan interpretasi dari citra tersebut. Hal
tersebut menyebabkan lamanya proses penggambaran peta. Banyaknya industri
rumahan yang ada dan letaknya yang berjauhan pun memperlama proses
observasi. Observasi harus dilakukan berulang kali karena minimnya informasi,
sehingga terkadang masih ada sentra yang terlewat belum di petakan, hal
tersebut menyebabkan diharuskannya melakukan observasi kembali.
Masyarakat sangat antusias dalam membantu program ini, diwujudkan
dengan terbukanya para produsen olahan kedelai, dan juga para pemilik usaha
rumahan lainnya dalam memberikan informasi. Pelaksanaan observasi awal
program ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan observasi untuk program
plangisasi dan peta kepadatan penduduk.
Hasil dari program ini adalah terpasangnya peta potensi Desa Ngujung di
balai desa.
5. Peta Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Ngujung berjumlah 2.712 dengan jumlah KK
sebanyak 810 dan 1200 jiwa masyarakat yang tergolong Keluarga Menuju
Sejahtera (KMS). Diharapkan dengan adanya peta kepadatan penduduk dapat
membantu dalam hal persebaran penduduk desa Ngujung, agar lebih merata.

16

Data jumlah kepadatan penduduk di dapat dari data desa. Sedangkan dalam
pemetaan wilayahnya dilakukan observasi langsung bersamaan dengan observasi
guna program peta potensi dan plangisasi.
Penggambaran menggunakan software AutoCad, awalnya citra tersebut
digeoreferensikan agar orientasi arah utaranya benar, selanjutnya melakukan
digitasi batas RT dan juga batas desa. Hasil dari digitasi tersebut selanjutnya
diexport ke dalam format shapefile. Shapefile-shapefile tersebut kemudian
digunakan dalam melakukan layouting menggunakan software ArcGIS. Tahap
selanjutnya adalah mencetak peta tersebut dengan ukuran A0, dan pembuatan
pigura peta. Selanjutnya peta dipasang di balai desa, agar dapat digunakan
sebagai informasi publik.
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program ini adalah citra yang
digunakan untuk keperluan pembuatan peta memiliki resolusi yang kurang tinggi
sehingga sedikit kesusahan dalam melakukan interpretasi dari citra tersebut. Hal
tersebut menyebabkan lamanya proses penggambaran peta. Luasnya cakupan
wilayah yang turut memperlama proses observasi. Serta kurang jelasnya batasbatas RT, menyebabkan harus dilakukannya observasi secara berulang.
Tantangan yang diperoleh adalah sifat dari peta ini adalah datanya yang
dapat terus berubah-ubah setiap dilakukan sensus kependudukan. Untuk itu
seharusnya perlu adanya updating untuk peta tersebut.
Dari observasi wilayah tersebut, diketahui bahwasanya Desa Ngujung ini
sangat luas hanya saja pemukimannya mengumpul di sekitar jalan raya saja,
sedang wilayah yang lainnya merupakan area persawahan.
Hasil dari program ini adalah terpasangnya peta kepadatan penduduk Desa
Ngujung di balai desa.
6. Plangisasi
Setelah pemetaan potensi yang berkembang di Desa Ngujung, program
pembuatan plang dari rumah-rumah industri tersebut pun dilaksanakan.
Pembuatan plang ditujukan agar industri-industri tersebut dapat lebih diketahui
masyarakat Papan penunjuk lokasi letak-letak industri rumahan merupakan

17

sarana penting yang menunjang kelancaran usaha industri tersebut, dan


meningkatkan perekonomian desa.
Tahap

observasi

dilaksanakan

bersama-sama

dengan

pelaksanaan

observasi guna kebutuhan untuk peta potensi desa dan juga peta kepadatan
penduduk. Selanjutnya pembuatan plang berupa banner yang ditempelkan pada
kerangka kayu. Desain banner didesain menggunakan software CorelDraw.
Pemasangan dilakukan di rumah-rumah warga yang memiliki sentra industri
tersebut, letaknya mengikuti keinginan warga.
Tantangan yang didapatkan adalah kurangnya informasi tentang sentrasentra usaha yang ada di Desa Ngujung, sehingga harus melakukan observasi
sendiri ke rumah-rumah warga. Dan karena kurangnya informasi tersebut, maka
observasi harus dilakukan berulang kali, karena terkadang ada industri yang
terlewat belum didata.
Warga menyambut baik adanya program ini, terbukti dengan rasa bahagia
mereka setelah papan plang tersebut terpasang dirumah mereka. Usaha-usaha
warga yang dibuatkan papan plang antara lain begkel, penjahit, produsen tempe,
produsen tahu, dan budidaya jamur.
Hasil dari program ini adalah terpasang nya papan plang di rumahrumah warga RT 6- RT 9 yang memilliki sentra industri tersebut
7. Pembuatan Biobriket
Program pertama yang saya lakukan adalah pembuatan biobriket.
Biobriket merupakan salah satu bahan bakar pengganti kayu bakar ataupun
arang. Biobriket dapat dibuat dengan proses pyrolisis dengan menggunakan
sampah organik. Sampah organik pada program ini berasal dari sekam padi yang
ternyata di Desa Ngujung terdapat banyak jumlahnya. Hal itu dikarenakan
banyak penduduk Desa Ngujung yang berprofesi sebagai petani, sehingga untuk
mengumpulkan sampah sekam padi merupakan hal yang tidak sulit. Selain
menggunakan sekam padi, dalam proses pembuatan biobriket memerlukan
media bakar untuk membuat arang sekam padi, pembakaran ini menggunakan
bahan bakar serbuk gergaji dimana serbuk gergaji dapat mudah ditemukan di
Desa Ngujung karena adanya pengusaha mebel kayu.

18

Pembuatan biobriket awalnya adalah menyiapkan sebuah kaleng biskuit


bekas, lalu memasukkan sekam padi ke dalam kaleng dan ditutup rapat. Setelah
itu, kaleng dibakar dengan menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan bakar,
sehingga sekam padi didalam kaleng akan menerima panas dari dinding kaleng
sehingga terbentuk arang namun tidak menjadi abu, karena tidak terbakar secara
langsung. Hal tersebut yang dinamakan proses pyrolisis. Setelah terbentuk arang
dari sekam padi, arang tersebut ditumbuk halus dalam sebuah wadah, setelah
menjadi halus, siapkan perekat untuk arang tersebut berupa tepung kanji yang
sudah terbentuk menjadi lem kanji. Setelah dicampur dengan arang sekam padi,
lalu campuran tersebut di pres dengan alat pres sehingga terbentuk lah biobriket
dengan bentuk yg diinginkan, lalu sebagai proses akhir adalah penjemuran
biobriket secara alami dengan panas matahari hingga kering.
Hambatan dalam pembuatan biobriket adalah susah dalam pencampuran
kanji dan arang sekam padi, dimana pencarian komposisi yang pas dalam
perbandingan arang dan kanji merupakan hal yang cukup susah. Selain itu,
penjemuran yang memerlukan waktu yang lama merupakan hambatan tersendiri
dimana biobriket yang kering merupakan hal yang wajib dalam proses
pembentukan bio briket. Namun masyarakat nampak antusias dalam pembuatan
biobriket hal itu tampak ketika penyuluhan biobriket, warga nampak banyak
bertanya mengenai biobriket.
8. Penjernihan Air
Program selanjutnya adalah penjernihan air. Di Desa Ngujung terdapat
sebuah gedung poliklinik desa (polindes). Polindes merupakan sentra medika
satu-satunya ditingkat desa, sehingga keberadaan polindes merupakan hal yang
vital bagi warga. Untuk itu, diperlukan fasilitas seperti air yang lancar, air yang
jernih dan lain sebagainya. Pada faktanya seperti apa yang diungkapkan ibu
Junartik selaku bidan desa, Air di polindes keruh dan berbau besi, berdasarkan
masalah tersebut maka kami selaku tim KKN UGM memiliki program
penjernihan air.
Penjernihan air disini bertujuan untuk mendapatkan air bersih yang layak
untuk kepentingan masyarakat juga bisa menjadi contoh bagi warga masyarakat
lain apabila ingin membuat sistem penjernihan air. Pembuatan penjernihan air,

19

diawali dengan mendesain menara tandon air, dalam pendesainan menara


tandon, diperlukan beberapa kali revisi desain agar sesuai dengan beban
maksimal dari tandon sehingga bisa digunakan untuk jangka waktu lama
sehingga dapat berguna bagi masyarakat,
Menara tandon dibuat dengan kayu dan disambung dengan pipa besi
sebagai penyangga tandon air, tandon air berkapasitas 300L sehingga konstruksi
menara harus mampu mengakomodasi beban tandon sekitar 300kg. Setelah itu,
menggunakan pipa-pipa sebagai aliran air masuk dan keluar tandon. Setelah itu
dalam kran air didalam polindes, dipasang alat penjernihan air yang terbuat dari
pipa dan diisi oleh pasir pantai sebagai penyaring air.
Hambatan yang terjadi dalam pembuatan penjernihan air adalah debit
aliran air yang tidak kuat sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk
memenuhi tandon air. Selan itu perlu perawatan berkala pada alat penjernihan air
agar dapat efektif dalam penyaringan air.
9. Pengadaan Perpustakaan Desa
Program ini merupakan program yang sesuai dengan tema tim KKN PPM
UGM JTM-05 yaitu Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kesehatan, dan
Peningkatan Kualitas Pendidikan Guna Mendukung Gerakan Desa Sehat dan
Cerdas Sehingga diharapkan dengan adanya perpustakaan desa, maka akan
menambah minat baca masyarakat dan menambah ilmu bagi masyarakat dimana
hal itu akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat.
Buku-buku pada pengadaan perpustakaan ini berasal dari sumbangansumbangan dari berbagai sumber diantaranya, Yayasan Kanisius, Gadjah Mada
Press, serta berbagai instansi lain.
Persiapan alat dan bahan berupa profil L besi yang dibentuk menjadi
sebuah lemari buku berukuran 2m x 0.5m x 1.5m yang berisi tiga tingkat buku,
untuk alas digunakan triplek ukuran 6mm sebagai alas dari rak buku, pengerjaan
dari rak buku dilakukan seluruhnya oleh mahasiswa dan bertempat di Balai Desa
Ngujung.
Eko Puryanto,ST. selaku kepala desa mengatakan bahwa perpustakaan
merupakan hal yang sangat dinantikan oleh warga karena pada dasarnya warga
desa Ngujung memiliki kemauan untuk belajar mengenai hal baru, hal itu
nampak dengan adanya akses internet berupa wi-fi di balai desa, hal itu

20

menunjukkan bahwa warga desa Ngujung memiliki kemauan untuk belajar hal
baru serta mengikuti jaman, oleh karena itu perpustakaan desa ini dapat menjadi
sarana bagi warga untuk memenuhi hasrat dalam mencari ilmu.
Hambatan dalam pengadaan perpustakaan desa adalah kurangnya jumlah
buku yang didapatkan dan susahnya dalam mencari sumber buku. Selain itu,
tempat untuk perpustakaan desa juga belum memiliki fasilitas tempat duduk

serta meja untuk membaca.


Soshum
1. Pendampingan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
Program pendampingan dan pembinaan kesejahteraan keluarga ini
bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai bagaimana mengelola organisasi
terutama pada pembagian tanggung jawab sesuai dengan struktur organisasi.
Selama program pendampingan KKN, mahasiswa mendampingi berbagai
kegiatan PKK mulai dari pertemuan rutin, kegiatan penyuluhan, dan kegiatan
dalam rangka hari kemerdekaan. Mahasiswa turut terlibat secara langsung
dengan kegiatan anggota PKK. Contohnya seperti saat mengikuti lomba dalam
rangka memperingati hari kemerdekaan yaitu lomba gerak jalan dan Senam
Perwosi. Senam Perwosi merupakan senam asli Bojonegoro yang menggunakan
iringan lagu Bojonegoro dan gerakan-gerakan yang khas. Hambatan dalam
melaksanakan program pendampingan tersebut antara lain yaitu pembagian
tanggung jawab dan pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu PKK mengenai
struktur dan fungsi organisasi masih rendah dan terpusat. Mahasiswa menjadi
kesulitan untuk melakukan program pendampingan yang mencakup masyarakat
secara keseluruhan karena tidak ada regenerasi dalam organisasi PKK tersebut.
Kaderisasi dalam organisasi PKK bersifat subjektif dan tidak melibatkan banyak
pihak. Ketua PKK langsung menunjuk secara personal, dan tidak dilihat
berdasarkan kapabilitas dari masing-masing individu. Hambatan yang kedua
yaitu sebagaian besar mata pencaharian di desa Ngujung adalah petani sehingga
ibu-ibu rumah tangga sebagian besar berprofesi sebagai petani, buruh, atau
hanya sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut berpengaruh pada kurangnya
kesadaran ibu-ibu rumah tangga untuk bergabung dalam kegiatan organisasi
PKK karena mereka menganggap bahwa kegiatan berorganisasi tidaklah penting

21

dan mereka hanya memikirkan bagaimana mendapatkan upah untuk hidup


sehari-hari. Hambatan yang ketiga yaitu, major kuliah yang saya ambil adalah
akuntansi. Jurusan tersebut kurang kurang bisa diterapkan dalam program
pendampingan karena keadaan di desa Ngujung yang mayoritas petani tidak
memahami akuntansi secara murni. Sehingga dibutuhkan beberapa penyesuaian
dalam penerapan bidang ilmu yang saya ambil yaitu akuntansi. Namun, dengan
beberapa hambatan tersebut mahasiswa masih bisa melakukan program
pendampingan dengan lancar. Diharapkan program pendampingan kesejahteraan
keluarga ini dapat menjadi program yang sifatnya berkelanjutan, karena
organisasi PKK khususnya di desa Ngujung merupakan organisasi yang dapat
mencakup banyak bidang sosial kemasyarakatan sehingga organisasi PKK
diharapkan bisa menjadi fasilitator masyarakat dalam merubah mindset
masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga untuk tidak berpikir konvensional
namun lebih kearah masyarakat yang madani dan mandiri.
2. Tenaga Pengajar Mata Pelajaran SD
Program pengajar mata pelajaran SD ini bertujuan untuk memfasilitasi
pembelajaran khususnya bahasa inggris dan matematika secara non formal
kepada siswa SD dan MI di desa Ngujung. Program ini bersifat rutinitas yaitu
dilaksanakan pada jadwal tetap Senin, Rabu dan Kamis setiap jam 15.00-17.00.
Namun juga bisa bersifat kondisional, setiap siswa SD, MI, maupun SMP datang
ke basecamp KKN, mahasiswa KKN siap untuk mendampingi belajar. Mulai
dari siswa SD dan MI kelas 1 sampai dengan 6 dan siswa SMP. Ketersediaan
bimbingan belajar maupun tenaga pengajar di desa Ngujung masih sangat
minim, bahkan bisa dibilang tidak ada. Pembelajaran hanya mengandalkan
pendidikan secara fomal. Hambatan dalam melaksanakan program ini yaitu
adanya gap antara kelompok-kelompok siswa. Kelompok 1 dengan yang lain
tidak bisa berbaur sehingga menyulitkan mahasiswa dalam menyampaikan
materi. Selain itu, siswa SD maupun MI cenderung mencari perhatian dengan
bermain sehingga proses pembelajaran menjadi kurang kondusif. Ketersediaan
tenaga pengajar yang terbatas dari mahasiswa KKN dan banyaknya siswa SD
dan MI yang ingin mengikuti les juga menjadi salah satu faktor mengapa
pembelajaran terkadang kurang berjalan maksimal. Program tenaga pengajar

22

mata pelajaran SD ini diharapkan dapat menjadi program lanjutan yang akan
dikembangkan oleh mahasiswa KKN dari UGM untuk tahun selanjutnya, karena
dengan berjalannya program tersebut banyak hasil yang diperoleh, antara lain
siswa SD dan MI di desa Ngujung merasa sangat terbantu dan mempunyai
sarana belajar lain yaitu pendidikan non formal selain pendidikan formal. Selain
itu, siswa SD dan MI dan mahasiswa menjadi mempunyai keterikatan emosional
dan menjadi sangat akrab karena hampir setiap hari bertemu dan saling sharing
baik mengenai pelajaran formal maupun hanya sekedar bertegur sapa.
3. Tenaga Pengajar Kegiatan Pendidikan Al Quran
Program tenaga pengajar kegiatan pendidikan Al Quran ini awalnya
dibentuk untuk membantu anak-anak desa Ngujung dalam pemberian pendidikan
Al Quran atau yang lebih sering disebut dengan TPQ. Observasi awal mahasiswa
KKN khususnya kluster sosio humaniora yaitu tidak adanya sarana pembelajaran
pendidikan Al Quran di desa Ngujung. Namun hal tersebut sangat bertolak
belakang dengan pemikiran kami. TPQ di desa Ngujung sudah sangat maju, dan
pendidikan Al Quran sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Jumlah siswa yang
mengikuti TPQ lebih banyak dari pendidikan formal sekolah dasar. Setiap TPQ
jumlahnya hampir 200 sedangkan siswa sekolah dasar keseluruhan dari kelas 1
sampai kelas 6 jumlahnya hanya mencapai 88 siswa. Perbandingan tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan Al Quran di desa Ngujung sudah sangat maju,
dan mengaji Al Quran menjadi kebiasaan dan akhirnya kebiasaan tersebut
terbentuk menjadi sebuah tradisi yang harus dilakukan oleh setiap anak-anak di
desa Ngujung. Tradisi mengaji tersebut tidak hanya dilakukan oleh anak-anak
namun juga oleh remaja dan masyarakat secara keseluruhan. Tradisi masyarakat
desa Ngujung tersebut sangat kental sehingga mahasiswa KKN mendapatkan
pengalaman dan menjadi lebih religius. Terlebih periode KKN mulai saat bulan
ramadhan, kegiatan rutin mengaji dan pendidikan non formal tersebut dapat
menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat bagi saya dan mahasiswa KKN pada
umumnya. Dalam program tersebut terdapat sub program yaitu adanya
pengajaran qori, kaligrafi, dan tilawah. Antusiasme anggota TPQ atau yang
lebih sering disebut dengan santri sangat baik. Pembelajaran qori yang diberikan
oleh mahasiswa KKN menjadi suatu hal baru yang belum pernah mereka

23

peroleh. Pembelajaran tersebut berjalan dengan sangat sukses. Hambatan dalam


melaksanakan kegiatan ini yaitu kurangnya alokasi waktu dari program KKN
karena kegiatan pendidikan Al Quran berjalan setiap hari dan banyaknya agenda
program KKN yang lain, sehingga mahasiswa tidak bisa mengikuti pendidikan
Al Quran secara rutin. Hambatan dari masyarakat sendiri saya rasa belum ada,
karena masyarakat sangat terbuka dengan mahasiswa KKN yang notabene
belum terbiasa dengan tradisi agama yang sangat kental di desa Ngujung.
Silaturahmi antara masyarakat dengan mahasiswa KKN menjadi sangat baik.
Program ini sangat berpotensi untuk menjadi program lanjutan bagi mahasiswa
KKN UGM periode selanjutnya, karena antuasiasme masyarakat sangat baik dan
mereka berharap kegiatan pendampingan pembelajaran Al Quran khususnya
qori bisa dilanjutkan dan menjadi tradisi.
4. Pendampingan karang taruna desa ngujung
Karang taruna desa Ngujung sudah terbentuk sejak setahun sebelum
pelaksanaan KKN, namun kondisi karang taruna masih kurang begitu bagus.
Oleh karena itu tim KKN melakukan observasi kegiatan dan keadaan karang
taruna desa Ngujung. Setelah observasi dilakukan, tim KKN ingin melakukan
pendampingan pada karang taruna desa Ngujung. Pada awal pertemuan dengan
karang taruna dilakukan observasi bentuk kepengurusan dan struktur organisasi
karang taruna yang selanjutnya dilanjutkan dengan sosialisasi kepengurusan dan
struktur organisasi yang sehat. Sosialisasi berjalan dengan cukup baik, walaupun
karang taruna pada akhirnya masih menggunakan bentuk kepengurusan yang
lama. Tim KKN melakukan pendampingan program pada program program yang
dilaksanakan karang taruna dan program bersama antara tim KKN dan karang
taruna.
Kegiatan dan kebiasaan karang taruna sendiri cukup unik. Kegiatan yang
biasa dilakukan karang taruna sendiri hanya bersantai di warung kopi, bermain
billiar, dan bersenang senang. Banyak remaja karang taruna yang tidak memiliki
pekerjaan atau hanya memiliki pekerjaan serabutan.
Pada awal pendampingan, kegiatan berjalan lancar, komunikasi berjalan
cukup baik, dan banyak anggota karang taruna yang terlibat dalam kegiatan yang
dilakukan. Tim KKN mencoba semakin mendekat dan mengintensifkan

24

komunikasi dengan karang taruna, namun komunikasi di dalam karang taruna


sendiri mulai memburuk. Hanya beberapa dari anggota karang taruna yang
mengikuti kegiatan yang dilakukan dan dirangcang oleh karang taruna sendiri.
Dari tim KKN sendiri tidak berani untuk terlalu mencampuri karang taruna,
dikarenakan karang taruna sendiri mulai menutup diri dan ketakutan tim KKN
terhadap konflik yang terjadi pada masyarakat desa Ngujung. Penyatuan seluruh
anggota karang taruna sendiri tidak dimungkinkan karena ketua karang taruna
menolak untuk melakukan hal tersebut dengan alasan akan menimbulkan konflik
yang cukup besar. Selanjutnya pendampingan program yang dilakukan hanya
sebatas mendampingi, membantu dan memberi saran pada kegiatan kegiatan
yang dilakukan oleh karang taruna desa Ngujung.
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan tim KKN dilaksanakan setiap
karang taruna selesai melaksanakan kegiatan. Tim KKN ikut dalam evaluasi
evaluasi yang dilakukan karang taruna, lalu memberi masukan masukan untuk
kemajuan karang taruna.
5. Outbond remaja dan anak desa ngujung
Outbond untuk remaja dan anak anak dilakukan secara terpisah. Outbond
anak anak pada awalnya ditujukan untuk umum atau semua anak anak desa
ngujung, namun pada akhirnya dilakukan untuk siswa sekolah di desa ngujung.
Outbond remaja pada awalnya ditujukan untuk karang taruna desa ngujung,
namun pada akhirnya dilaksanakan untuk siswa MTS Al Irsyad. Outbond untuk
karang taruna pada awalnya dijadwalkan sesuai dengan keinginan karang taruna,
namun dari pihak karang taruna sendiri tidak kunjung memberikan jadwal dan
keputusan. Tim KKN pada akhirnya melakukan konsultasi dan rapat dengan
pengurus inti karang taruna dan disepakati outbond dilaksanakan sesuai
kesepakatan pada hari tersebut. Pada hari sebelum pelaksanaan pihak karang
taruna melakukan pembatalan secara sepihak dengan berbagai alasan. Publikasi
telah dilakukan oleh tim KKN namun tidak ada satupun dari pihak karang taruna
yang datang. Setelah rapat koordinasi, tim KKN pada akhirnya memutuskan
untuk merubah sasaran outbond remaja menjadi siswa MTS Al Irsyad.
Pelaksanaan outbond di MTS berjalan sangat lancar walaupun sempat diundur.

25

Pihak sekolah sendiri sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada


tim KKN untuk berdinamika dengan siswa siswa MTS.
Outbond untuk anak sendiri memang bersifat fleksibel. Karang taruna dan
tim KKN sudah merumuskan permainan permainan untuk acara 17an, sehingga
tim KKN tidak melakukan outbond untuk anak anak secara umum. Outbond
anak anak pada akhirnya ditujukan untuk siswa SD Ngujung dan MI Al
Islamiyah. Pelaksanaan outbond sendiri berjalan dengan sangat lancar, pihak
sekolah dan anak anak sangat tertarik untuk mengikuti outbond yang
dilaksanakan tim KKN.
Training for trainer untuk kegiatan outbond diberikan kepada seluruh tim
KKN. Kegiatan TFT berlangsung sangat lancar. Disamping TFT, tim KKN juga
melakukan pembuatan atau pengadaan peralatan untuk outbond. Alat yang
dibuat berupa tali untuk permainan tali bundet, plastik trash bag yang dibuat
berlubang untuk permainan on the spot, gelas aqua bekas yang digunakan untuk
permainan water transfer, dan kardus bekas untuk people transfer.
6. Pembuatan mading dan papan informasi
Mading dan papan informasi merupakan hal yang cukup fital untuk
persebaran informasi di sebuah desa. Keadaan papan informasi di desa Ngujung
cukup bagus. Tim KKN melakukan beberapa perubahan pada papan informasi
agar lebih fresh dan lebih bagus. Tim KKN juga membuat kotak saran untuk
kemajuan desa karena belum adanya alat penyalur aspirasi warga yang bersifat
tidak langsung. Mading juga dibuat untuk memamerkan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat desa Ngujung, salah satu kegiatannya adalah

memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus


Medika
Dalam bidang kesehatan, tidak ada wabah penyakit tertentu, tidak ada balita
dengan kondisi kurang gizi dan angka kematian ketika melahirkan yang sangat kecil,
menunjukkan bahwa desa Ngujung termasuk desa yang sehat. Namun yang menjadi
persoalan dalam bidang kesehatan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kondisi kesehatan, fasilitas kesehatan dan cara mengakses fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada menjadi sorotan dalam kegiatan KKN UGM tahun 2015 ini.
Adapun permasalahan-permasalahan pada bidang kesehatan yang diperoleh
dari hasil observasi yaitu;

26

1. Kurangnya pemahaman warga mengenai prosedur penggunaan jaminan kesehatan,


sehingga warga menjadi enggan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan secara
optimal
2. Kurangnya akses untuk pengecekan kesehatan terutama pada usia dewasa dan
lansia
3. Terbatasnya fasilitas dan jasa pada pusat kesehatan desa
4. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
termasuk terhadap kasus kanker leher Rahim
5. Terbatasnya jumlah dan kinerja kader-kader kesehatan
6. Kurangnya media informasi mengenai kesehatan di pusat kesehatan
Permasalahan-permasalahan ini nantinya menjadi titik awal penentuan program
kegiatan KKN yang akan dilaksanakan di Desa Ngujung.
Beberapa program yang dapat dilaksanakan untuk mendukung tujuan jangka
panjang kegiatan KKN PPM dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan di Desa
Ngujung, antara lain;
1.

Sosialisasi BPJS Kesehatan


Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan sosialisasi terhadap warga

Desa Ngujung untuk dapat memberikan informasi mengenai BPJS Kesehatan,


bagaimana cara memperoleh dan bagaimana cara penggunaannya.
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan target sasaran seluruh
warga masyarakat, yang secara khusus disampaikan melalui kelompok Tahlil Ibu-ibu
di tiap RT. Sosialisasi pertama dilaksanakan pada kelompok Tahlil RT 4,5,6. Kedua
dilaksanakan pada kelompok Tahlil RT 7 dan yang terakhir dilaksanakan pada
kelompok Tahlil RT 1,2,3.
Tantangan utama dalam melaksanakan kegiatan adalah antusiasme masyarakat
yang kurang untuk menghadiri penyuluhan dalam forum besar. Sehingga untuk
mengatasi hal ini dan mengifisienkan kerja, maka sosialisasi dilakukan pada
kelompok Jamaah Tahlil Ibu-ibu untuk tiap RT. Dengan harapan, banyaknya peserta
dalam sosialisasi yang dapat dijadikan sebagai media untuk meneruskan informasi
kepada masyarakat lainnya.

27

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan atas kerjasama antara


Mahasiswa KKN dan Bidan Desa. Peran mahasiswa KKN adalah sebagai fasilitator
untuk mengundang narasumber. Selain itu dengan adanya sosialisasi yang dilakukan
pada kelompok Jamaah tahlil, menjadi pelopor untuk dilakukannya berbagai macam
sosialisasi yang dapat disampaikan melalui pertemuan jamaah tahlil. Karena selama
ini, jamaah tahlil yang ada pada tiap RT di desa Ngujung belum memanfaatkan
perkumpulan yang ada sebagai media penyampaian berbagai informasi dengan
optimal.
2.

Cek Kesehatan
Cek kesehatan dilakukan dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat agar

dapat mengetahui kondisi kesehatannya. Selain itu dapat memberikan penanganan


secara dini apabila terjadi keluhan-keluhan kesehatan.
Cek kesehatan dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN bekerjasama dengan Bidan
desa dan Perawat ponkesdes. Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh Ponkesdes, yaitu pada saat Posyandu Lansia.
Tujuannya adalah untuk mengifisienkan kerja dalam proses mengumpulkan massa.
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan berat badan, tekanan darah, penanganan
keluhan kesehatan, cek kadar gula darah dan/atau cek kadar asam urat. Apabila
terdapat keluhan kesehatan dan membutuhkan konsultasi dan pengobatan, maka
pihak Ponkesdes yang menangani.
Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa dalam proses pelaksanaannya adalah
faktor bahasa. Sebagian besar masyarakat lansia Desa Ngujung berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa krama, sehingga mahasiswa sedikit kesusahan dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sehingga, mahasiswa mengandalakan
bidan dan perawat Ponkesdes dalam penyampaian informasi.
3.

Pemeliharaan dan Pelayanan Ponkesdes


Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan potensi mahasiswa dalam

memberdayakan sumber daya sesuai dengan bidangnya terutama kesehatan. Tujuan


utama pemeliharaan adalah menjaga inventaris yang dimiliki desa yang telah

28

dipinjamkan kepada mahasiswa. Selain itu, pelayanan kesehatan yang dilaksanakan


di Ponkesedes juga menjadi wadah mahasiswa untuk belajar, bersosialisasi, dan
observasi terutama dalam bidang kesehatan selama melaksanakan Kuliah kerja nyata
di Desa Ngujung.
Dalam setiap pelaksanaannya, mahasiswa juga mengikuti program-program
yang dimiliki oleh Ponkesdes diantaranya, Pelayanan rutin, Kelas Ibu hamil,
Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Pembagian Obat cacing dan Vitamin A untuk
anak TK dan SD/MI, screening kesehatan untuk anak SD/MI, tim kesehatan upacara
17 Agustus dan sebagainya.
Pemeliharaan dan Pelayanan Ponkesdes dilakukan selama mahasiswa masih
melaksanakan kuliah kerja nyata di Desa Ngujung. Pelayanan aktif dari hari SeninSabtu pukul 08.00-11.30. dan untuk Perawatan dilakukan diluar waktu Pelayanan.
Tidak begitu banyak hambatan dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan
Ponkesdes karena setiap harinya mahasiswa dibimbing oleh Bidan desa dan Perawat
Ponkesdes. Pada masa pelayanan kesehatan juga dimanfaatkan untuk melakukan
observasi kesehatan sehingga dapat diperoleh permasalahan kesehatan yang akhirnya
dapat dijadikan program kegiatan mahasiswa dalam melakukan kuliah kerja nyata
4.

Sosialisasi Kesehatan Reproduksi


Program ini dilaksanakan di MTs Al-Irsyad, Ngujung pada tanggal 25 Agustus

2015 pukul 10.00-12.30. Program ini diikuti oleh siswa-siswi kelas IX.
Sosialisasi kesehtan reproduksi ini diawali dengan observasi untuk mengetahui
kelompok sasaran yang tepat. Lalu dilanjutkan dengan mengurus perijinan ke MTs
Al-Irsyad. Setelah mendapat perijinan, penulis mulai mencari materi yang akan
digunakan sebagai materi sosialisasi.
Pada hari dilaksanakannya sosialisasi, program dapat terlaksana dengan baik.
Program ini dilaksanakan secara interdisipliner karena tidak hanya dari kluster
medika namun juga dari kluster lain yang ikut membantu. Selain itu, peran aktif
peserta sosialisasi membuat kegiatan ini berjalan dengan lancer.

29

Kendala dalam program ini yakni penulis lupa membawa speaker yang
digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi, sehingga suara dari video yang telah
disiapkan tidak dapat terdengar jelas oleh peserta sosialisasi.
Dari program ini diharapkan siswa-siswi MTs mengerti pentingnya menjaga
kesehatan reproduksi.
5. Penyuluhan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) Untuk

Siswa SD dan MI

Program penyuluhan PHBS dilaksanakan di dua tempat yakni SD N 104


Ngujung dan MI Al-Islamiyah. Pelaksanaan penyuluhan di SD pada tanggal 28 Juli
2015 sedangkan penyuluhan di Mi pada tanggal 1 Agustus 2015.
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini dimulai dari observasi kemudian
pengurusan perijinan, selanjutnya pembuatan materi dan media penyuluhan. Materi
penyuluhan yang diberikan yaitu materi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di
sekolah dan pelatihan cuci tangan serta sikat gigi yang benar. Media yang digunakan
yakni poster PHBS di sekolah, poster langkah-langkah cuci tangan, poster tumpeng
gizi seimbang, serta materi presentasi yang dikemas dalam powerpoint.
Program ini dilaksanakan pada minggu awal masuk sekolah supaya tidak
menggantu proses belajar mengajar di SD dan MI. Secara garis besar, program
penyuluhan ini sudah terlaksana dengan baik. Antusiasme siswa-siswi baik di SD
maupun MI sangant baik sehingga materi penyuluhan dapat tersampaikan semua.
Ketika praktik cuci tangan serta sikat gigi pun para siswa juga melakukannya dengan
semangat. Meskipun demikian, ada sedikit kendala di awal seperti kurangnya
persiapan alat-alat pada saat pelaksanaan penyuluhan PHBS di SD sehingga
memakan waktu lebih di awal.
Dari program ini diharapkan siswa-siswi SD dan Mi dapat menerapkan materi
penyuluhan yang diberikan. Penulis berharap materi penyuluhan ini dapat
dimasukkan ke dalam materi pelajaran.
6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Program deteksi dini kanker leher rahim meliputi dua agenda yaitu penyuluhan
dan pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan cek pap
smear.

30

Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2015 pukul 11.00-15.30 di


balai desa Ngujung yang bekerja sama dengan pihak BPJS Kesehatan. Peserta
penyuluhan yaitu ibu-ibu PKK dan pemudi karang taruna. Secara keseluruhan
penyuluhan ini sudah terlaksana dengan baik, hanya ada beberapa kendala seperti
jumlah peserta yang tidak sesuai dengan target. Peserta penyuluhan berjumlah 25
orang sedangkan target yang diharapkan berjumlah 60 orang berasal dari pengurus
PKK dan pemudi karang taruna. Jumlah peserta yang tidak sesuai target ini
disebabkan banyak pemudi karang taruna yang tidak dapat hadir karena jam
penyuluhan bersamaan dengan jam kerja maupun kuliah.
Pelaksanaan cek pap smear dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 pukul
08.00-13.00 di Ponkesdes desa Ngujung yang bekerja sama dengan Fortuna Lab.
Peserta cek pap smear berasal dari ibu-ibu yang ada di desa Ngujung yang sudah
memiliki kartu BPJS. Ibu-ibu yang mengikuti cek pap smear berjumlah 39 orang.
Pada pelaksanaan agenda ini terdapat hambatan yakni adanya kesalahpahaman
informasi sehingga ibu-ibu yang tidak memiliki kartu BPJS juga ingin ikut
melakukan cek secara gratis.
Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kesadaran mengenai
pentingnya deteksi dini kanker leher rahim. Selain itu karena telah ada kasus yang
terjadi sebelumnya sehingga diharapkan ibu-ibu yang lain tergerak untuk mengikuti
cek pap smear supaya bila terbukti terkena penyakit tersebut dapat segera terdeteksi.
7. Penyuluhan Bahaya NAPZA
Budaya masyarakat ngujung yang masih belum tergerus modernisasi dan masih
banyak menganut kearifan lokal membuat sosialisasi tentang bahaya NAPZA
merupakan suatu hal yang baru dan belum familiar di dengar.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2015 di MTs Al-Irsyad
Ngujung. Program ini menghasilkan luaran pengetahuan dan pendidikan dini pada
masyarakat khususnya anak-anak usia SMP tentang bahaya NAPZA, selain itu anakanak usia SMP juga diberikan suatu pendidikan kedisiplinan agar tidak melanggar
aturan-aturan hukum yang berlaku

31

Hambatan yang dialami adalah keterbatasan tempat sosialisasi, yaitu


dilaksanakan di dalam ruang kelas 3 MTs Al-Irsyad Ngujung, sedangkan peserta
yang mengikuti sosialisasi terlalu banyak
Kemitraan yang diperoleh dalam program ini adalah dengan bersedia menjadi
narasumber dalam penyuluhan.
Mulai saat ini dan seterusnya, masyarakat khususnya anak-anak usia SMP
diharapkan memiliki pola pikir yang matang akan bahayanya NAPZA dan dampakdampak negatifnya terhadap kehidupan sehari-hari. Selain itu anak-anak SMP
diharapkan juga dapat mensosialisasikan kepada kerabat dan keluarganya akan
pentingnya hal-hal tersebut.
8. Dokter Cilik
Budaya masyarakat ngujung yang masih belum tergerus modernisasi dan masih
banyak menganut kearifan lokal membuat sosialisasi tentang Dokter Cilik
merupakan suatu hal yang baru dan belum familiar di dengar.
Kegiatan Dokter cilik dilaksanakan pada tanggal 29 dan 31 Juli 2015. Program
ini dilaksanakan di SDN Ngujung dan MI Al-Islaimiyah Ngujung. Dari program
luaran yang didapat adalah pengetahuan dan pendidikan tentang profesi kesehatan,
dokter khususnya dan juga pendidikan dini tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan.
Hambatan yang didapat oleh penulis adalah susahnya mengkondusifkan acara
karena perilaku anak-anak usia SD nya agak susah diatur. Hal ini dikarenakan mental
anak-anak SD di desa ngujung yang masih belum tergerus modernisasi. Sehingga
pengenalan-pengenalan tentang alat-alat kedokteran masih asing bagi mereka.
Kemitraan yang diperoleh bagi penulis adalah peran pihak pengajar guru di
SDN Ngujung dan MI Al-Islaimiyah dalam membantu keberlangsungannya program
ini
Keterlibatan masyarakat dalam program ini adalah peran serta adik-adik kelas
4,5, dan 6 SDN Ngujung dan MI Al-Islaimiyah yang merupakan anak-anak lokal
desa Ngujung sebagai objek dari program yang kami jalankan.

32

Penulis berharap agar masyarakat khususnya adek-adek melanjutkan rantai informasi


tentang Dokter Cilik kepada kerabat-kerabatnya. Selain itu penulis juga berharap agar
mindset tentang penyuluhan Dokter Cilik ini tertanam sampai mereka dewasa.

V.

Kesimpulan dan saran


Kegiatan KKN LPPM unit JTM-05 yang dilaksanakan di Desa Ngujung,
Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 3 Juli 3 September 2015
dinilai telah berjalan lancar dan baik. Baiknya sambutan dan respon masyarakat terhadap
program-program yang dilaksanakan membuat seluruh rangkaian acara program dapat
berjalan dengan kooperatif dan lancar. Selain itu, Sebagai kabupaten yang dikenal
memiliki banyak potensi energi dan lumbung pangan di Indonesia, Bojonegoro butuh
SDM yang mumpuni dan program yang dilakukan dinilai telah tepat sasaran.
Desa Ngujung memiliki lahan kosong yang sangat luas. Lahan tersebut memberi
dua keuntungan, yakni sinar matahari yang cerah sepanjang tahun dan angin yang kuat.
Keduanya dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan. Saran untuk ke depan,
program yang ditonjolkan ketika masyarakat sudah siap yakni lebih ke arah pemanfaatan
energi terbarukan.

33

VI.

Lampiran R3 dan Kartu Pelangi

Kegiatan Observasi dan Koordinasi dengan Puskeswan Dander

Kegiatan Pengendalian Penyakit/Vaksinasi Ternak Unggas

34

Kegiatan Observasi Calon Kandang Sapi Perah pada program Pembinaan Organisasi Kelompok
Tani Peternak

Kegiatan Penyuluhan pada program Pembinaan Organisasi Kelompok Tani Peternak

35

36

Gambar 1. Pelatihan Membuat Brownies dan Roti Kukus Gula Merah

Gambar 2. Penyuluhan Mengenai Greenhouse

Gambar 3. Praktik Membuat Vertikultur

37

Gambar 4. Praktik Membuat Nugget Tempe dan Bubuk Cabai

Gambar 5. Pelatihan Kewirausahaan


Pelatihan Roket Air

38

Bimbingan Belajar untuk Anak-anak

39

Renovasi dan Pengadaan Infrastruktur Desa

40

Peta Potensi Desa Ngujung, Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur

Gambar 1.1 Melakukan observasi awal


kerumah-rumah warga

Gambar 1.3 Peta potensi yang sudah


dicetak, siap untuk dipasang

Gambar 1.2 Melakukan penggambaran peta


menggunakan software ArcGIS dan
AutoCAD

Gambar 1.4 Peta potensi yang sudah


dipasang di kantor balai Desa Ngujung.

Peta Kepadatan Penduduk

41

Gambar 2.1 Melakukan observasi awal


kerumah-rumah warga

Gambar 2.2 melakukan penggambaran peta

Gambar 2.3 Peta kepadatan penduduk


yang sudah dicetak, siap untuk dipasang

Gambar 2.4 Peta kepadatan penduduk yang


sudah terpasang di kantor balai Desa
Ngujung.

Plangisasi

Gambar 3.1 Melakukan observasi awal


kerumah-rumah warga

Gambar 2.2 melakukan penyerahan plang


kepada warga

42

Gambar 3.1 Pemasangan plang dirumahrumah warga

Pembuatan tandon air

Pemasangan tandon air

43

Pembakaran untuk bio briket

Pembuatan bio briket

pembuatan bio briket

44

Gambar 10 pembuatan rak


Gambar 11 Penyortiran Buku

Sosialisasi bio briket

Pembuatan rak buku

Pembuatan rak buku

45

Sortir buku

Gambar 1 : Kegiatan program Pendampingan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dalam rangka


pendampingan program pelatihan kewirausahaan.

46

Gambar 2 : Kegiatan program Tenaga Pengajar Mata Pelajaran SD dalam rangka kegiatan

pramuka.

47

Gambar 3 : Kegiatan program Pendampingan Kesejahteraan Keluarga dalam rangka kegiatan


pendampingan senam Perwosi.

Gambar 4 : Kegiatan program Tenaga Pengajar Kegiatan Pendidikan Al-Quran dalam rangka
Pelatihan Qori

48

Gambar 5 : Kegiatan program Tenaga Pengajar Mata Pelajaran SD di SD Ngujung

Gambar 6 : Kegiatan program Tenaga Pengajar Mata Pelajaran SD dalam rangka mengajar
Bahasa Inggris dan Matematika.

49

Gambar 7 : Kegiatan Pendampingan Karang Taruna dalam rangka Pendampingan HUT RI ke 70

Gambar 8 : Kegiatan program Tenaga Pengajar Kegiatan Pendidikan Al-Quran dalam rangka
kegiatan pondok ramadhan

50

Gambar 9 : Kegiatan Pendampingan Karang Taruna dalam rangka pendampingan HUT RI ke 70

Gambar 10 : Program Pendampingan Kesejahteraan Keluarga dalam rangka kegiatan vertikultur

51

Rapat bersama karang taruna sebagai sarana observasi.

52

Sosialisasi struktur karang taruna.

Pendampingan program sepakbola sarung.

Pendampingan program karang taruna, pembuatan gawang sepakbola sarung

53

Pendampingan program 17an.

Pembuatan mading dan papan informasi.

54

Outbond anak dan remaja MTS Al Irsyad.

Outbond anak dan remaja MTS Al Irsyad.

55

Outbond anak di SD Ngujung

Outbond anak di MI Al Islamiyah

56

(Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi di MTs Al-Irsyad)

(Kegiatan Posyandu Lansia di Pencol)

57

(Foto bersama pihak BPJS setelah penyuluhan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim)

(Kegiatan pameran fotografi)

58

(Pelaksanaan kegiatan dokter kecil di MI)

(Pelaksanaan kegiatan dokter kecil di SD)

59

(Pelaksanaan kegiatan penyuluhan PHBS di SD)

(Pelaksanaan praktik cuci tangan di SD)

60

(Silaturahmi di rumah warga)

(Buka bersama di MI)

61

(Mengajar mata pelajaran untuk anak SD)

62

63

Anda mungkin juga menyukai