Anda di halaman 1dari 15

KURVA PERTUMBUHAN DAN PENGHITUNGAN KONSENTRASI SEL Eschericia coli NBRC 3301

Tameswari, N.L., N. Nurannida, M. Irawati, T. Suganda, I. Santoso


Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Indonesia
Oktober 2013

Abstrak
Eschericia coli merupakan bakteri gram negatif (ada lipopolisakarida, peptidoglikan tipis) berbentuk basil dan
bersifat fakultatif aerob (atau fakultatif anaerob beda literature- m.o yg dpt menggunakan O2 kalo ada, tp bisa
hidup kalo ga ada. Asalnya aerob beradaptasi-). Eschericia coli umum ditemukan pada saluran pencernaan
manusia (bersama Klebsiella, Proteus, Enterobacter, Serratia, Citrobacter, Morganella, Providencia,
Edwardsiella). Mikroorganisme tersebut bekerja sama dengan mikroorganisme lainnya dalam memproduksi
vitamin (melalui shikimate pathway menghasilkan vit. K2) yang dibutuhkan organisme berdarah panas. Namun
terdapat beberapa strain (Enteroinvasive E. coli (EIEC), mirip Shigella spp secara biokimia, genetik, dan cara
menginfeksi -dg menembus dinding usus- menyebabkan disentri dg demam) dari spesies tersebut yang bersifat
patogen oportunis (bisa berkonjugasi/transformasi ambil materi genetic m.o mati- membuat strain/varietas baru
kalo dg m.o pathogen maka jadi pathogen atau kalo memang daya tahan tubuh sedang lemah). Eschericia coli
merupakan indikator terbaik dalam penentuan polusi fecal pada suatu lingkungan (dg uji air, misal e coli fecal,
berarti tercemar E. coli fecal, mereka berkolerasi dan dapat berkombinasi dg bakteri patogen shg dijadikan
indikator). Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kurva pertumbuhan dan penghitungan konsentrasi sel
Eschericia coli dalam medium Nutrient Broth. Kurva pertumbuhan ditentukan berdasarkan nilai OD dan
penghitungan konsentrasi sel didapat dari regresi linear (untuk mencari persamaan fungsi- yang didapat dari OD
dan TPC, mengistimasi pertumbuhan m.o dg mengkolerasikan OD dan TPC) antara nilai OD dan jumlah sel
berdasarkan Total Plate Count (indirect count). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase log E. coli berada pada
jam ke-16 sampai jam ke-18 (salah tulis, diskusi pertama 16-18 tp diskusi selanjutnya 4-18) dan didapatkan
rumus regresi linear y = 6120x 71,813 dengan nilai R = 0.972.

Kata kunci:
Eschericia coli, Fase Log, Kurva Pertumbuhan, Optical Density, Regresi Linear, TPC.
1

Universitas Indonesia

1. Pendahuluan
Eschericia coli merupakan bakteri gram

pertambahan jumlah sel dalam suatu populasi

negatif berbentuk basil. Anggota dari spesies tersebut

mikroorganisme tertentu. Perubahan jumlah sel atau

bersifat

187).

massa per satuan waktu tertentu disebut sebagai

Eschericia coli umum ditemukan pada saluran

growth rate. Kurva pertumbuhan mikroorganisme

pencernaan

tersebut

adalah kurva yang menggambarkan perubahan jumlah

lainnya

sel mikroorganisme terhadap suatu waktu. Terdapat

memproduksi vitamin yang dibutuhkan organisme

empat fase dalam kurva pertumbuhan, yaitu fase lag,

berdarah panas. Namun beberapa strain dari spesies

fase log, fase stasioner, dan fase kematian (Spellman

tersebut bersifat patogen oportunis karena mampu

& Stoudt 2013: 234235; Madigan dkk. 2012:125).

bekerja

fakultatif

manusia.

sama

memproduksi

aerob

dengan

(Hogg

2005:

Mikroorganisme
mikroorganisme

enteroktoksin

(dihasilkan

o/

Enterotoxigenic E. coli (ETEC), racun yg merangsang


lapisan usus untuk mengeluarkan cairan yang
berlebihan, sehingga menghasilkan diare) yang
membahayakan saluran pencernaan (Gerardi &
Zimermman 2005: 147; Singh & Kapoor 2010: 250
251; & Tortora dkk. 2010: 343).
Nutrient Broth (NB) dan Nutrient Agar (NA)

Fase pertama disebut sebagai fase lag. Ketika


bakteri diinokulasikan ke dalam suatu medium,
pertumbuhannya cenderung berlangsung lambat di
awal. Hal tersebut disebabkan karena bakteri sedang
mengalami masa transisi (adaptasi) pada kondisi
barunya. Selama masa transisi tersebut, bakteri
mengalami peningkatan aktivitas metabolismenya
(melengkapi

komplemen

enzim,

butuh

waktu

merupakan medium yang dapat digunakan untuk

memubat enzim baru, tapi jumlahnya masih sedikit),

kultivasi berbagai jenis mikroorganisme. Medium

seperti mensintesis enzim atau molekul lainnya.

tersebut umum digunakan untuk enumerasi, isolasi,

Setelah kondisi lingkungannya cocok, maka sel-sel

dan pengayaan bakteri dan berbagai kegiatan

bakteri dapat mulai melakukan pembelahan dan

laboratorium lainnya (Merck Microbiology Manual:

memasuki fase log (Spellman & Stoudt 2013: 234

446). (Merupakan medium umum yg dpt ditumbuhi

235; Madigan dkk. 2012:125).

berbagai jenis m.o. dalam 1 L medium (akuades),


beef extract 3 gr, pepton 5 gr, agar 15 gr)

Fase logaritmik atau fase log adalah fase


dimana bakteri mengalami pertambahan jumlah sel

Penghitungan pertumbuhan mikroorganisme

yang signifikan (aktivitas enzim tinggi, mungkin

tidak dihitung secara individu (per sel?), melainkan

karna penyerapan nutrisi, kondisi lingkungan spt suhu

dihitung berdasarkan pertumbuhan populasi (koloni?).

dan komposisi medium). Pertambahan jumlah sel

Pertumbuhan mikroorganisme didefinisikan sebagai

terjadi mengikuti deret geometri. Satu sel membelah


2

Universitas Indonesia

menjadi dua, dari dua sel kemudian membelah


menjadi

empat

sel,

dan

begitu

Diketahui cara penghitungan sel ada dua jenis,

seterusnya.

yakni direct count dan viable count (Collins dkk.

Pertambahan jumlah sel yang terjadi dapat dihitung

2004: 144). Direct count merupakan penghitungan sel

rata-rata waktu pembelahan selnya dan disebut

mikroorganisme dengan cara melihat dan menghitung

sebagai generation time (waktu yang dibutuhkan m.o

sel mikroorganisme secara langsung dengan bantuan

untuk membelah jadi dua) (Spellman & Stoudt 2013:

mikroskop (Tortora dkk. 2010: 176 & Madigan dkk.

234235; Madigan dkk. 2012:126).

2012: 128).

Fase stasioner adalah fase setelah fase log.

Penghitungan sel mikroorganisme dengan

Pertumbuhan logaritmik populasi bakteri terhenti dan

direct count dapat dilakukan dengan dua cara, yakni

kurva menjadi horizontal. Hal tersebut terjadi karena

samples dried on slides dan samples in liquid.

pada fase stasioner laju pertumbuhan dan laju

Samples dried on slides dilakukan dengan membuat

kematian bakteri cenderung sama. Jumlah populasi

preparat olesan di atas gelas objek kemudian

bakteri menjadi cenderung konstan karena nutrien

dilakukan pengecatan untuk meningkatkan kontras

esensial

melakukan

warna antara sel mikroorganisme dan latar belakang

pertumbuhan logaritmik telah habis digunakan (juga

sample sehingga mudah untuk diamati. Samples in

mungkin m.o menghasilkan produk

yg jika

liquid dilakukan dengan menghitung sample yang

terakumulasi akan menghambat pertumbuhannya,

telah dimasukkan ke dalam kamar hitung yang telah

misal asam laktat, terlalu byk, maka medium menjadi

diketahui volume dan ukurannya (Madigan dkk.

asam dan m.o tidak dapat tumbuh). Fase stasioner

2012: 128).

yang

dibutuhkan

untuk

kemudian menuju ke fase kematian dan jumlah sel

Contoh penghitungan sel mikroorganisme

populasi bakteri semakin berkurang (Spellman &

dengan cara direct count, yakni menghitung sel

Stoudt 2013: 234235; Madigan dkk. 2012:126).

mikroorganisme

Fase kematian adalah fase dimana bakteri


mengalami laju kematian yang tinggi akibat kondisi
lingkungannya yang terbatas (nutrisi dan produk
buangan).

Fase

kematian

disebabkan

karena

terjadinya perubahan kondisi lingkungan seperti


kehabisan nutrien dan penumpukkan limbah toksik
(Spellman & Stoudt 2013: 234235; Madigan dkk.
2012:126).

dengan

kamar

hitung

Sample yang akan dihitung disuspensikan terlebih


dahulu, catat volume awal dan berapa pengenceran
yang dilakukan. Sample yang diketahui volumenya
diteteskan ke satu kamar pada kamar hitung,
kemudian daerah tersebut ditutup dengan cover glass
yang telah dibersihkan. Jangan sampai ada sample
yang keluar dari kamar tersebut. Apabila cover glass
telah dipasang dengan tepat, akan terlihat Newton's
ring.

Diamkan

selama

lima

menit
3

Universitas Indonesia

Helber.

agar

mikroorganisme beradaptasi. Sample diamati dengan

dengan cara viable count memerlukan pengenceran

menggunakan mikroskop. Kadar cahaya mikroskop

berseri (karna di tumbuhkan di medium baru, agar

tersebut dikurangi untuk mencegah pengeringan pada

tidak sulit saat menghitung) (Collins dkk. 2004: 145;

sample. Sel mikroorganisme dari 50-100 kotak yang

Tortora dkk. 2010: 174; Madigan dkk. 2012: 129).

dipilih

Viable

secara random dihitung.

mikroorganisme

yang

dihitung

sel

diasumsikan

sebagai

satu

sel

dengan

mikroorganisme yang dapat tumbuh, membelah, dan

menggunakan faktor konversi berdasarkan volume

membentuk satu koloni (Collins dkk. 2004: 145146

ruang sample. (Collins dkk. 2004: 144 145 &

& Madigan dkk. 2012: 129). Oleh karena itu, jumlah

Madigan dkk. 2012: 128).

koloni dianggap merefleksikan jumlah sel (Madigan

Keuntungan

didapat

Jumlah sel

penghitungan

jumlah

sel

dkk. 2012: 129).

Satuan yang digunakan, yakni

mikroorganisme menggunakan direct count, yakni

colony forming units (CFU) (Tortora dkk. 2010: 174).

metode sederhana, tidak memerlukan waktu inkubasi,

Contoh penghitungan sel mikroorganisme

dan

mudah

untuk

mengestimasi

jumlah

sel

dengan cara viable count pada medium padat, yakni

mikroorganisme. Akan tetapi hasil yang didapat tidak

menumbuhkan viable sel di atas plate yang berisi

akurat karena sel mikroorganisme yang mati tidak

agar. Cara tersebut disebut dengan Total Plate Count

dapat dibedakan dari sel mikroorganisme yang hidup,

(TPC). TPC diawali dengan membuat pengenceran

sel mikroorganisme yang berukuran kecil akan sulit

berseri dari sample yang akan diamati. Pengenceran

diamati, sulit dihitung apabila tidak dilakukan

berseri

pengecatan pada sample, sel yang bergerak akan sulit

volume sample, kemudian ditambahkan ke dalam

untuk dihitung, dan kotoran di dalam sample dapat

sejumlah medium dengan volume beberapa kali lebih

terhitung sebagai sel mikroorganisme (Tortora dkk.

banyak dari sample tersebut. Setelah beberapa kali

2010: 176 & Madigan dkk. 2012: 129).

diencerkan, sample dimasukkan ke dalam plate. Ada

Viable count merupakan penghitungan sel

dilakukan

dengan

mengambil

beberapa

dua cara memasukkan sample ke dalam plate, yakni

mikroorganisme dengan cara menumbuhkan viable

dengan pour plate dan spread plate.

sel mikroorganisme di dalam medium padat (Collins

dilakukan dengan mencampur sample yang telah

dkk. 2004: 145 146 & Madigan dkk. 2012: 129).

diencerkan ke dalam medium agar yang masih dalam

Namun ada juga yang ditumbuhkan di dalam medium

bentuk cair, kemudian campuran tersebut dimasukkan

cair apabila viable sel mikroorganisme sulit untuk

kedalam plate dan medium yang telah tercampur

tumbuh di medium padat (contoh chemoautotrophic

dengan sel mikroorganisme dibekukan.

nitrifying bacteria, mungkin karna tidak dapat

diinkubasi satu sampai dua hari, akan terbentuk

bergerak) (Tortora dkk. 2010: 175).

koloni di dasar, dalam, dan permukaan medium agar.

Penghitungan

Pour plate

Setelah

Universitas Indonesia

Koloni tersebut dihitung.

Kemudian,

dikalkulasi

tabung dengan hasil negatif (tidak ada pertumbuhan)

dengan faktor pengenceran. Spread plate dilakukan

konstan. Amati ada berapa tabung pada setiap seri

dengan memasukkan sample ke dalam plate yang

yang menghasilkan hasil positif. Kemudian, hitung

berisi medium agar. Sample tersebut disebarkan di

jumlah sel mikroorganisme dengan bantuan table

atas medium agar dengan spatel. Setelah diinkubasi

MPN (Collins dkk. 2004: 150151 & Tortora dkk.

satu sampai dua hari, akan terbentuk koloni di

2010: 175).

permukaan medium agar. Koloni tersebut dihitung.

Keuntungan

penghitungan

jumlah

sel

Kemudian dikalkulasikan dengan faktor pengenceran.

mikroorganisme menggunakan viable count, yakni

Semua langkah kerja dilakukan secara aseptis dengan

jumlah sel mikroorganisme yang didapat lebih akurat,

alat

penghitungan sel mikroorganisme lebih mudah, sel

yang

steril.

Hasil

penghitungan

sel

mikroorganisme akan akurat apabila jumlah koloni

mikroorganisme

yang terbentuk antara 30-300 koloni (kurang dr 30 =

mikroorganisme yang viable, dan penghitungan sel

bias, lebih dari 300 = sulit dihitung) (Collins dkk.

mikroorganisme

2004: 146148; Tortora dkk. 2010: 174175;

penghitungan sel mikroorganisme dengan viable

Madigan dkk. 2012: 129130).

count sangat rentan terhadap kontaminasi.

Contoh penghitungan sel mikroorganisme

yang

dihitung

lebih

merupakan

sensitif.

Akan

sel

tetapi
Jumlah

koloni juga tergantung pada lama waktu inkubasi dan

dengan cara viable count pada medium cair, yakni

medium

menumbuhkan viable sel di dalam tabung yang berisi

mikroorganisme dapat salah karena koloni yang

medium cair.

berukuran sangat kecil mungkin tidak terhitung,

Cara tersebut disebut dengan Most

Probable Number (MPN).


sama

seperti

TPC,

yakni

Cara kerja awal MPN


dengan

yang

digunakan.

Penghitungan

sel

pipetting sample pada saat pengenceran yang tidak

melakukan

tepat, serta koloni yang tumbuh bertumpuk (Collins

pengenceran berseri pada sample. Setelah beberapa

dkk. 2004: 147; Tortora dkk. 2010: 174; Madigan

kali pengenceran, maka sample tersebut dimasukkan

dkk. 2010: 129130).

ke dalam medium cair yang juga memiliki beberapa

Pengukuran viabilitas sel mikroorganisme

seri pengenceran dengan masing-masing pengenceran

dapat

ditentukan

dengan

memiliki lima kali pengulangan. Setelah diinkubasi

(turbiditas)

satu sampai dua hari, mikroorganisme akan tumbuh

spektrofotometer

yang dengan ditandai kekeruhan medium cair yang

mikroorganisme

meningkat atau medium selektif yang berubah warna.

merupakan metode enumerasi secara tidak langsung

Semua dilakukan secara aseptis dengan alat yang

yang cepat dan efisien dalam memperkirakan jumlah

steril. Lihat tiga seri tabung yang terdapat sebelum

mikroorganisme di medium cair dengan mengukur

kultur

mengukur

kekeruhan

mikroorganisme

(turbidometer).
dengan

metode

dengan

Penghitungan
turbidometer

Universitas Indonesia

kekeruhan

(turbiditas)

kultur

(Black

2012:155;

Madigan dkk. 2012:131). Pengukuran turbidometer

absorbansi yang berdeviasi secara linear dengan


kepadatan sel (Madigan dkk. 2012: 131).

tersebut, mengukur jumlah cahaya yang dilewati atau


presentase cahaya
suspensi

bakteri

Persentase

yang ditransmisikan melalui


atau

cahaya

larutan
yang

yang

lewat

Pada
sebanding

organisme
dengan jumlah

uniseluler,

nilai

OD

sel, menggambarkan

diperiksa.

kepadatan sel atau memperkirakan pertumbuhan

merupakan

mikroorganisme dalam medium. Apabila pada hasil

perbandingan langsung dari konsentrasi sel yang

pengukuran,

nilai

cahaya

yang

dinyatakan dengan OD (optical density). OD dapat

mengalami

penurunan

dinyatakan dengan rumus: Absorbansi (OD) = 2 - log

mikroorganisme pada larutan tersebut meningkat

% (dihitung tanpa persen) T (transmitan). Panjang

jumlahnya. Namun, untuk mengestimasi pertumbuhan

gelombang yang umum digunakan untuk pengukuran

kultur mikroorganisme pada waktu sebenarnya, hasil

kekeruhan bakteri adalah 480 nm (biru), 540 nm

pengukuran turbidometer (OD) dikorelasikan dengan

(hijau), 600 nm (oranye),dan 660 nm (merah).

jumlah sel hasil plate count melalui kurva standar

Sensitivitas yang terbaik pada panjang gelombang

(regresi linear). Hal tersebut, dilakukan dengan

lebih pendek, tetapi pengukuran suspensi sel padat

menentukan konsentrasi kekeruhan (turbiditas) dari

lebih akurat panjang gelombang yang panjang. Nilai

spesies mikroorganisme dalam medium tertentu,

OD pada panjang gelombang tertentu, misalnya

memvisualisasikan konsentrasi turbiditas tersebut

OD540 untuk hasil pengukuran spektrofotometri pada

dengan standar plate count, sehingga diketahui

panjang gelombang 540 nm (Gandjar 1992:39;

jumlah organisme yang viabel per mililiter sampel

Tortora dkk. 2010: 211; Madigan dkk. 2012:131).

lalu dihubungkan dengan kurva standar. Kurva

maka

ditransmisikan
populasi

sel

Pada pengukuran turbidometer umumnya

standar dibuat untuk memperkirakan jumlah dan

sampel yang diukur tidak akan mengalami kerusakan

massa sel melalui pembacaan nilai turbiditas (dg

atau gangguan secara signifikan. Oleh karena itu,

persamaan garis/fungsi) (Madigan dkk. 2012:131).

pengukuran turbidometer dapat digunakan untuk

Namun,

mengetahui tingkat pertumbuhan, membuat kurva

turbiditas atau nilai OD (optical density) tertentu

pertumbuhan kultur mikroorganisme dan menghitung

dengan

waktu generasi (generation time) atau parameter

(CFU/ml) diperlukan suatu analisis regresi yaitu

pertumbuhan lainnya dari pertumbuhan kultur. Kurva

regresi linear.

pertumbuhan

merupakan

kurva

yang

untuk
jumlah

menganalisis

hubungan

mikroorganisme

yang

antara
viable

dapat

Analisis regresi adalah metode statistik untuk

menunjukkan hubungan antara jumlah sel dan

mengidentifikasi dan memodelkan hubungan antara


dua variabel, y dan x yang berhubungan. Variabel
6

Universitas Indonesia

koefisien

x, variabel independen (nilai y tergantung pada x).

menggambarkan variabilitas data dalam persamaan

Dalam hal ini, analisis regresi digunakan sebagai

regresi.

model prediksi kepadatan E. coli pada waktu yang

mengambil nilai dalam interval [0,1] (0 sampai 1),

sebenarnya (real time) di medium, terkait dengan

bernilai positif, dan dapat menunjukkan seberapa

kekeruhan atau turbiditas. Variable y (populasi

dekat titik data dengan kurva regresi. Jika nilai r2

mikroorganisme) dan variable x (nilai OD).

Pada

mendekati 1, maka model kurva regresi tersebut dapat

pemodelan analisis regresi, Ms. Excel, kalkulator

dipercaya, namun apabila r2 mendekati 0 maka model

grafik, ataupun Matlab dapat digunakan untuk

tersebut harus dipertimbangkan kembali. Contohnya

menemukan kurva regresi. Dalam analisis korelasi,

adalah jika nilai r2 adalah 0,90 maka 90 % dari

koefisien korelasi

(r) banyak digunakan untuk

variabilitas data dapat dijelaskan oleh persamaan

melihat kemiringan regresi. Nilai r berkisar antara -1

regresi dan data tersebut dapat dipercaya karena

dan +1, negatif jika kemiringan regresi adalah

nilainya mendekati 1 (Paulson 2008: 88,101).

negative (-1), dan positif jika kemiringan regresi


positif

data

(+1).

Koefisien

lainnya

determinasi

(r2),

tersebut terdiri dari y, variable dependen dan variabel

Koefisien

determinasi,

nilai

koefisien

koefisien

yang

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

yang

menentukan kurva pertumbuhan dan mengukur

menggambarkan variable validitas model dan lebih

konsentrasi sel berdasarkan regresi linear serta

berguna (??) daripada koefisien korelasi karena

menghitung doubling time Eschericia coli dalam

nilainya dapat ditafsirkan secara langsung adalah

medium NB (setelah dihitung hasil tidak sesuai

koefisien determinasi (r2). Dalam menginterpretasi

literatur jd tidak dimasukkan, mungkin data aneh).

2. Metodologi
Lokasi dan waktu penelitian: Penelitian dilakukan

[Merck].

Alat

yang

digunakan

adalah

shaker

di Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA UI, Depok

incubator, spektrofotometer, laminar flow cabinet,

pada bulan Maret--Mei 2013.

mikropipet, ose.

Pembuatan Kurva Pertumbuhan Sampel: Bahan

Biakan E. coli NBRC 3301 dari medium NA

yang digunakan dalam penelitian adalah biakan

mirirng disuspensikan dengan akuades steril sebanyak

bakteri Eschericia coli NBRC 3301 dalam medium

5 ml. Sebanyak 0,1 l suspensi E. coli NBRC 3301

Nutrient Agar (NA) [Merck] miring, akuades steril,

diinokulasikan ke dalam 25 ml medium nutrient broth

Erlenmeyer berisi medium nutrient broth (NB)

dalam tabung Duran. Biakan diinkubasi di dalam


7

Universitas Indonesia

shaker incubation selama 18 jam (kalo lebih dari 18

Sebanyak 0,1 l suspensi E. coli NBRC 3301

jam khawatir masuk stasioner, byk yg mati, di

dengan akuades steril diinokulasikan ke dalam 25 ml

medium baru hanya sedikit yang tumbuh). Suspensi

medium nutrient broth dalam tabung Duran. Biakan

E. coli diinokulasikan ke dalam Erlenmeyer berisi

diinkubasi di dalam shaker incubation selama 18 jam.

medium nutrient broth sebanyak 0,1% (0,1% dari total

E. coli berumur 18 jam digunakan untuk penghitungan

medium? Agar tidak terlalu banyak?). Pengukuran

bakteri menggunakan metode Total Plate Count

Optycal Density (OD) menggunakan spektrofotometer

(TPC).

setiap empat jam (butuh beradaptasi, menurut literatur

mengencerkan suspensi bakteri pada pengenceran 10-

doubling time 20 menit, kalo dihitung tiap 2 jam di

awal, jumlah masih sedikit kenaikan nilai OD tidak

inokulum sebanyak 1 ml. Pada pengenceran 10-7, 10-8,

signifikan-, terlalu sering sampel diambil untuk OD

10-9 diambil sejumlah 0,1 ml inokulum untuk disebar

rentan konta) dari jam ke-4 hingga jam ke-18 dan

di medium NA di dalam cawan petri. Setiap

diukur setiap dua jam setelah jam ke-18 hingga jam

pengenceran menggunakan tiga kali pengulangan.

ke-24 setelah diinokulasi. Pola kurva pertumbuhan E.

Biakan diinkubasi pada inkubator selama 2448 jam.

coli dibuat berdasarkan waktu inkubasi dan data OD.

Perhitungan

jumlah

pengamatan.

Pola

Regresi Linear Sampel: Bahan yang digunakan


dalam penelitian antara lain biakan bakteri Eschericia
coli NBRC 3301 dalam medium NA miring, akuades

Pengenceran

berseri

dilakukan

dengan

, 10-4, 10-6, 10-7, 10-8, dan 10-9 dengan jumlah

CFU

regresi

dilakukan
linear

setelah

dapat

dibuat

berdasarkan data OD dan jumlah CFU. CARA


PENGENCERAN

OD

DAN

KENAPA DILAKUIN

PENGENCERAN? OD Pengenceran mungkin diperlukan

steril dalam 9 ml tabung reaksi sebanyak 3 tabung,

sebagai nilai X untuk nanti dimasukkan ke tabel

akuades steril dalam tiga tabung Duran masing-

penghitungan regresi linear. Regresi liner itu untuk dapetin

masing berisi 99 ml, nutrient agar dalam cawan petri.

persamaan /fungsi agar kita bisa tau estimasi jumlah sel

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain

dalam medium pada jam ke sekian tanpa harus melakukan

spaltel drygalski, laminar flow cabinet, vein pipet.

tpc setiap jamnya. Kalo koefisian determinasi regresi bisa


diterima.

63. Hasil Pengamatan


I. Kurva Pertumbuhan

Universitas Indonesia

Pengamatan
Jam ke-0
Jam ke-4
Jam ke-8
Jam ke-12
Jam ke-16
Jam ke-18
Jam ke-20
Jam ke-22
Jam ke-24
Jam ke-26

OD
0
0,01
0,4
0,6
1
1,1
1,1
1,2
1,2
1,2

Kurva Pertumbuhan Eschericia coli NBRC 3301 pada Medium NB


1.4
1.2
1
0.8
Hasil OD

0.6
0.4
0.2
0

8 12 16 18 20 22 24 26
Pengamatan (jam ke-)

II. Analisis Regresi Linier

OD

Sel/ml

Log Sel/ml

(X)
0
(10 )0,327902
(1:1)0,221848
(1:3)0,119186
(1:6)0,070581
(10-1)0,06048
(1:1)0,036212
(1:3)0,022276
(1:6)0,013228
(10-2)0,013228
(1:1)0,008773
(1:3)0,004364

(rata rata TPC)

X2

Y2

XY

2150000000,0
1075000000,0
537500000,0
307142857,1
215000000,0
107500000,0
53750000,0
30714285,7
21500000,0
10750000,0
5375000,0

(Y)
9,33
9,03
8,73
8,49
8,33
8,03
7,73
7,49
7,33
7,03
6,73

0,107520
0,049217
0,014205
0,004982
0,003658
0,001311
0,000496
0,000175
0,000175
0,000077
0,000019

87,094408
81,566339
76,219508
72,034947
69,429531
64,503522
59,758751
56,060267
53,764654
49,440705
45,297994

3,060125
2,003600
1,040539
0,599045
0,503946
0,290833
0,172202
0,099043
0,096993
0,061687
0,029371

(1:6)0,004364

3071428,6

6,49

0,000019

42,085586

0,028311

(10 )0

2150000,0
215000,0

6,33
5,33

0,000000
0,000000

40,099777
28,434900

0,000000
0,000000

-3

(10 )0
-4

Universitas Indonesia

Regresi Linear Eschericia coli pada Medium NB


2500.0
2000.0
f(x) = 6119.97x - 71.81
R = 0.97

1500.0
Sel/ml

Linear ()

1000.0
500.0
0.0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

OD

4. Pembahasan
Eschericia coli digunakan pada percobaan ini

enumerasi dalam cawan petri. Enumerasi dilakukan

karena bakteri tersebut mudah ditemukan di alam

menggunakan teknik total plate count (TPC). NB

dan dikultivasi di laboratorium. Mikroorganisme

dan NA digunakan sebagai medium karena medium

tersebut merupakan mikroflora normal pada tubuh

tersebut merupakan medium dan cocok untuk

manusia.

air

pertumbuhan E. coli (pepton sumber protein asam

mengindikasikan kontaminasi fekal dan mengandung

amino dg rantai yg lebih pendek- mudah larut,

bakteri

mudah dicerna m,o; beef extract sumber C dan

Kehadirannya
enterik

di

pathogen

makanan
(m.o

dan

yang

dapat

menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan


usus-) (Talaro & Talaro 2002: 614; & Singh &
Kapoor 2010: 174).

sebagai

Kurva pertumbuhan
Berdasarkan

Nutrient Broth (NB) dan Nutrient Agar (NA)


digunakan

mungkin vitamin) (Tortora dkk. 2010: 198)

medium

dalam

hasil

eksperimen,

telah

diketahui kurva pertumbuhan Eschericia coli pada

percobaan

medium Nutrient Broth (NB). Kurva pertumbuhan

pembuatan kurva pertumbuhan dan regresi linear.

Eschericia coli pada medium Nutrient Broth (NB)

NB digunakan untuk mengukur optical density untuk

terdiri atas fase lag, fase eksponensial (log), serta

kurva pertumbuhan E. coli yang sebelumnya sudah

fase stasioner. Ketika bakteri Eschericia coli

disuspensi terlebih dahulu. NA digunakan untuk

diinokulasikan ke dalam medium Nutrient Broth


10

Universitas Indonesia

(NB),

pertambahan

cenderung

signifikan dimulai dari jam keempat hingga jam

berlangsung lambat pada empat jam pertama. Hal

kedelapan belas. Nilai OD pada jam keempat yang

tersebut

yang

hanya 0,01 kemudian menjadi 1,1 pada jam

menunjukkan tidak terjadinya peningkatan nilai OD

kedelapan belas. Peningkatan nilai OD tersebut

secara signifikan (peningkatan hanya sebesar 0,01)

menunjukkan terjadinya peningkatan kekeruhan

dan menyebabkan kurva masih terlihat landai

medium yang mengindikasikan bahwa telah terjadi

(Madigan dkk. 2012:125; Tortora dkk. 2010: 173).

pula peningkatan jumlah populasi sel Eschericia coli

dapat

jumlah

dilihat

dari

selnya
hasil

OD

Pertambahan jumlah sel yang cenderung

di dalam medium. Peningkatan jumlah sel tersebut

lambat pada bakteri Eschericia coli disebabkan

terjadi karena sel-sel bakteri telah aktif melakukan

karena bakteri sedang beradaptasi pada kondisi

pembelahan. Fase log digambarkan pada kurva

lingkungan yang baru. Sebelum diinokulasikan ke

pertumbuhan sebagai garis yang meningkat tajam

dalam medium Nutrient Broth (NB), bakteri

(laju pertumbuhan cepat, selain aktif membelah,

Eschericia coli berada pada medium Nutrient Agar

jumlahnya

(NA). Oleh karena itu, bakteri Eschericia coli yang

pertumbuhan cepat) (Madigan dkk. 2012:126;

sebelumnya terbiasa memetabolisme nutrien dalam

Tortora dkk. 2010: 173).

pun

sudah

byk

sehingga

laju

medium solid, kini memerlukan waktu untuk

Peningkatan jumlah sel yang terjadi pada fase

beradaptasi dengan nutrien dalam medium liquid.

log tidak diikuti dengan peningkatan ketersediaan

Selama masa adaptasi tersebut, bakteri sangat aktif

jumlah nutrient, sehingga nutrient yang tersedia

melakukan aktivitas metabolisme, namun sangat

semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan

sedikit yang melakukan pembelahan. Fase adaptasi

pembelahan sel menurun dan diikuti dengan

tersebut disebut sebagai fase lag (Spellman & Stoudt

kematian sel. Pada tabel, terlihat bahwa nilai OD

2013: 234-235; Madigan dkk. 2012:125; Tortora

pada jam kedua puluh dua hingga jam kedua puluh

dkk. 2010: 173).

enam cenderung konstan, yaitu 1,2 dan kurva yang

Setelah sel-sel bakteri telah teradaptasi

terbentuk menjadi horizontal.

Data pada table

dengan baik pada kondisi lingkungannya yang baru,

tersebut menjelaskan bahwa laju pembelahan sel dan

maka

melakukan

laju kematian sel cenderung sama. Kondisi tersebut

pembelahan sel secara signifikan dan memasuki fase

disebut sebagai fase stasioner (Madigan dkk.

logaritmik. Fase logaritmik atau fase log adalah fase

2012:126; Tortora dkk. 2010: 173).

sel-sel

bakteri

dapat

mulai

yang terjadi ketika bakteri mengalami pertambahan

Eksperimen

hanya

dilakukan

sampai

jumlah sel secara signifikan. Pada tabel, terlihat

mendapatkan fase stasioner, karena fase kematian

bahwa telah terjadi peningkatan nilai OD yang

tidak dapat dideteksi dengan metode pengukuran OD


11

Universitas Indonesia

dengan

menggunakan

Spektrofotometer

bekerja

spektrofotometer.
dengan

mengukur

maka

analisis

regresi

linear

dapat

dilakukan

(Madigan dkk. 2012:131).

kekeruhan suatu medium. Kekeruhan yang terjadi

Analisis

pada medium menunjukkan jumlah sel yang terdapat

penilitian ini bertujuan

pada medium tersebut. Semakin keruh medium,

antara data optical density (OD), turbiditas dengan

mengindikasikan bahwa semakin banyak pula

hasil data total plate count (CFU/ml) dari biakan

jumlah sel pada medium tersebut. Setelah fase

Escherichia coli. Selain itu, digunakan sebagai

stasioner, tingkat kekeruhan medium akan tetap

model prediksi kepadatan E. coli pada waktu yang

sama. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada

sebenarnya di medium, terkait dengan kekeruhan

pertambahan jumlah sel. Sel-sel yang mengalami

atau turbiditasnya. Oleh karena itu, nilai OD dalam

kematian

perubahan

persamaan regresi linear ini merupakan variable

kekeruhan, karena sel mati tersebut tetap terlarut

bebas yang dinotasikan dan berada pada sumbu x,

pada medium. Oleh karena itu, eksperimen hanya

dan

dilakukan

stasioner.

merupakan variable terikat, dinotasikan dan berada

Apabila eksperimen tetap dilanjutkan, hasil OD tidak

pada sumbu y. Nilai OD atau absorbansi adalah

akan berubah dan kurva yang terbentuk hanya akan

perbandingan langsung dari konsentrasi sel, yang

menggambarkan garis lurus dari fase stasioner yang

dihitung dengan rumus Absorbansi (OD) = 2 - log %

panjang (Madigan dkk. 2012:126; Tortora dkk. 2010:

T (transmitan) (Montgomery dkk. 2006:1; Tortora

174).

dkk. 2010: 211; Madigan dkk. 2012:131).

juga

tidak

hingga

memengaruhi

mendapatkan

fase

jumlah

regresi linear yang digunakan

sel/ml

mencerminkan hubungan

(populasi

mikroorganisme)

Jumlah sel yang diperoleh menggunakan


Regresi Linear

metode TPC bukan merupakan pertumbuhan satu sel

Hasil pengukuran turbidometer (OD) suatu

mikroorganisme, melainkan kumpulan sel yang

kultur mikroorganisme dapat memperkirakan jumlah

membentuk suatu koloni yang disebut sebagai

sel dalam suspense suatu mikroorganisme. Karena

Colony Forming Unit (CFU). Colony Forming Unit

pada organisme uniseluler, nilai OD sebanding atau

merupakan koloni yang terbentuk dari satu sel

berbanding lurus dengan jumlah sel. Selain itu, nilai

mikroorganisme yang ditumbuhkan. Jumlah koloni

OD yang

yang terdapat di dalam sampel dapat dihitung dengan

dikorelasikan dengan jumlah sel hasil

plate count dapat mengestimasi pertumbuhan kultur


mikroorganisme pada waktu sebenarnya di sampel

rumus:
CFU /ml sampel =

tersebut. Untuk melihat hubungan atau korelasi


antara nilai OD dengan jumlah sel/ml dalam sampel
12

Universitas Indonesia

jumlahkoloni terhitung
volume inokulasi x faktor pengenceran

kenaikan nilai seiring waktu. Sehingga, untuk setiap


kenaikan nilai OD, x, log10 maka terjadi kenaikan
populasi, y, sebesar 6120.

Data penghitungan TPC yang didapat kemudian


dijadikan log sehingga didapat nilai log CFU/ml.
Nilai log CFU/ml dan nilai OD diplotkan dalam
kurva standar (Yousef & Carlston 2003: 12; Madigan
dkk. 2012:131). Selanjutnya, untuk menganalisis
regresi linear, data-data tersebut kemudian diolah
berdasarkan
persamaan

rumus
regresi.

regresi

sehingga

Persamaan

regresi

didapat
linear

memiliki bentuk persamaan y = a + bx, dimana x


adalah variable bebas, y adalah variabel terkait, b
adalah slope dan a adalah intercept (jika x = 0) (kalo
x= 0, maka y masih memiliki nilai) (Paulson 2008:
86).

nilai

koefisien

determinasi

(r2)

dapat

menggambarkan variabilitas data dalam persamaan


regresi, menunjukkan seberapa dekat titik data
dengan kurva regresi. Jika nilai r2 bernilai atau
mendekati 1 maka terdapat relasi pada regresi linear,
data tersebut dapat dikatakan valid dan nilai r2
bernilai atau mendekati 0 menunjukan tidak terdapat
relasi (Paulson 2008: 101). Berdasarkan kurva
standar dan persamaan regresi yang terbentuk, pada
penelitian kami menunjukan bahwa nilai r2 0,972.
Hal

tersebut

menunjukan

bahwa

97,2%

dari

variabilitas data dapat dijelaskan oleh persamaan


Hasil

perhitungan

regresi

linear

yang

didapatkan pada penilitian kami menggunakan


Eschirichia coli adalah y = 6120x 71,813.
Berdasarkan persamaan tersebut, nilai intercept atau
a jika x = 0 adalah -71,813, dan slope atau b adalah
6120.

Selain dari bentuk persamaan regresi linear,

Nilai

slope

atau

koefisien

regresi,

menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan


variabel dependen (y) yang didasarkan pada variabel
independen (x). Nilai positif pada slope, (+) 6120
menandakan

pada

persamaan

tersebut

regresi. Pengertian dari nilai 97,2% adalah terdapat


variasi total dalam y yang dapat dijelaskan oleh
hubungan linear antara x dan y. Sedangkan 2,78%
lainnya dari total variasi y tidak dapat dijelaskan
(Paulson 2008: 96). Sehingga, data penelitian yang
kami peroleh dapat dikatakakan memiliki validitas
varibilitas yang baik dan korelasi antara dua
variabel,

pengukuran OD dan TPC memiliki

korelasi yang baik.

terjadi

5. Kesimpulan
Telah

didapatkan

kurva

pertumbuhan

inkubasi 26 jam. Fase lag terjadi selama 4 jam setelah

Eschericia coli NBRC 3301 pada medium NB yang

inkubasi. Fase log terjadi pada akhir jam ke-4 hingga

terdiri atas fase lag, fase log, dan fase stasioner pada

jam ke-22. Fase stasioner terjadi pada jam ke-22

13

Universitas Indonesia

hingga jam ke-26. Jumlah sel Eschericia coli NBRC

3301 dapat diprediksi dari hasil regresi linear dengan


rumus y = 6120x 71,813.

Daftar Pustaka
Black, J. G. 2008. Microbiology. 7th Ed. John Wiley & Sons
Inc., New Jersey: xxv + 846 + A-24 + G-30 + Ans-11
+ I-18 hlm.

hlm.
Paulson, D.S. 2008. Biostatistics and microbiology: a

Collins, C.H., Lyne, P.M, Grange, J.M., &


Falkinham, J.O. 2004. Microbiological
methods 8th ed. Arnold, London:
viii+456 hlm.
Gerardi, M.H. & M.C. Zimmerman. 2005. Wastewater
pathogens. John Wiley & Sons Inc., Hoboken:
ix + 177 hlm.

Sons Ltd., West Sussex: ix + 454 hlm.


Madigan, M., J. Martinko, D. Stahl, D. Clark. 2012.
Brock: biology of microorganisms. 13th Ed.
Pearson Education Inc., San Francisco: xxviii +
1043 + A-13 + G-16 + P-3 + I-41 hlm.
Merck Microbiology Manual. Standards I nutrient
broth. Merck Microbiology Manual 12th ed. : 1
689 hlm.

Media, New York: ix + 216 hlm.


Singh, U.S. & K. Kapoor. 2010. Introductory
microbiology. Oxford Book Companny, Jaipur:
v + 316 hlm.
Spellman, F.R. & Stoudt, M.L. 2013. Environmental
Rowman & Littlefield: 709 hlm.
Talaro, K.P. & A. Talaro. 2002. Foundations in
microbiology

4th

ed.

The

McGraw-Hill

Companies, New York: xxix + 834 hlm.


Tortora, G. J., B. R. Funke, C. L. Case. 2010.
Microbiology an introduction. 10th Ed. Pearson
Education Inc., San Francisco: xxxi + 812 +
AN-22 + AP-22 + G-17 + C-3 + I-52 hlm.
Yousef, A. E. & C. Carlstrom. 2003. Food
microbiology : a laboratory manual. John

Montgomery, D.C., Peck, E.A., and Vining, G.G.


Introduction

survival manual. Springer Science + Business

sciences: principles and practices. Maryland,

Hogg, S. 2005. Essential microbiology. John Wiley &

2006.

statistics. John Wiley & Sons, New York: 612

to

linear

regression

Wiley & Sons, Inc., New Jersey: viii + 277


hlm.

analysisWiley series in probability and

14

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai