Anda di halaman 1dari 80

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N Nomor :
616 K /Pid/ 2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara para Terdakwa :
I. N a m a

: H. MAIGUS NASIR, S.Pd pgl


MAIGUS

Tempat lahir

: Padang

Umur/Tanggal lahir

: 36 Tahun / 22 Agustus 1967

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kebangsaan

: Indonesia

Tempat tinggal

: Jalan Ceremai No.1 Ujung Gurun


Padang

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ketua DPRD Kota Padang periode


tahun 1999-2004

II. N a m a
Tempat lahir

: Drs. MUHIDI
: Muko-Muko

Umur / Tanggal lahir : 40 Tahun /1 Nopember 1963


Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kebangsaan

: Indonesia

Tempat tinggal

: Jalan Jati Parak Salai No.126 Padang

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wakil Ketua DPRD Kota Padang


periode tahun 1999-2004

Ill. N a m a
Tempat lahir

: CHAIRUL INDRA pgl INDRA


: Padang

Umur / Tanggal lahir : 54 Tahun / 29 Desember 1949


Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kebangsaan

: Indonesia

Tempat tinggal

: Jalan Aur Duri No.16 Padang

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wakil Ketua DPRD Kota Padang

Hal. 1 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 1

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
periode tahun 1999-2004
Terdakwa I dan II tidak ditahan, sedang Terdakwa III berada
dalam tahanan sejak tanggal 18 Januari 2005 sampai dengan
tanggal 22 Februari 2005 ;
yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Padang tersebut karena
di dakwa :
PRIMAIR :
Bahwa mereka Terdakwa I Maigus Nasir, SPd, Terdakwa II Drs. Muhidi
dan Terdakwa III Chairul Indra, masing-masing telah diresmikan sebagai
Anggota DPRD Kota Padang untuk periode tahun 1999 2004 yang
keanggotaannya diresmikan Gubernur Sumatera Barat dengan Surat Keputusan
Nomor : 171.23.45. 356-1999 tanggal 5 Agustus 1999 dan berdasarkan
Keputusan DPRD Kota Padang No.04/II-DPRD/1999 tanggal 20 September
1999, Terdakwa I diangkat sebagai Ketua DPRD Kota Padang, Terdakwa II dan
Terdakwa III masing-masing diangkat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang
serta berdasarkan SK DPRD Kota Padang No.05/II-DPRD-1999 tanggal 27
Oktober 1999 dan perubahan Atas Peraturan Tata Tertib DPRD Kota Padang
No.03/II-DPRD/1999 Terdakwa I Maigus Nasir, SPd karena jabatannya diangkat
sebagai Penanggung Jawab dan Koordinator Panitia Anggaran dan Terdakwa II
Drs. Muhidi serta Terdakwa III Chairul Indra masing-masing sebagai anggota
Panitia Anggaran DPRD Kota Padang baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama atau berserikat dengan Anggota DPRD Kota Padang lainnya
yaitu antara lain Zainul Arifin, Zal Zailis Are, H. Masdi Ardi, Mairizal Maas, dan
kawan-kawan (yang perkaranya disidangkan secara terpisah) pada hari-hari
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti pada tanggal 16 September 2000
s/d 31 Desember 2002 bertempat di Kantor DPRD Kota Padang Jalan Sawahan
Nomor 50 Padang atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padang, dengan melawan
hukum telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara sejumlah Rp.10.442.529.608,50 (sepuluh
milyar empat ratus empat puluh dua juta lima ratus dua puluh sembilan ribu
enam ratus delapan rupiah koma lima puluh sen), perbuatan para Terdakwa itu
dilakukan secara berlanjut, dengan cara antara lain sebagai berikut :
Para Terdakwa sebagai Pimpinan DPRD Kota Padang periode 1999 s/d 2004
dan sebagai penanggung jawab Panitia Anggaran baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama atau berserikat dengan Anggota DPRD Kota

Hal. 2 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 2

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Padang lainnya yaitu Terdakwa I Maigus Nasir, SPd sebagai Penanggung
Jawab dan koordinator panitia Anggaran dan Terdakwa II Drs. Muhidi serta
Terdakwa III Chairul Indra masing-masing sebagai anggota panitia Anggaran
Kelompok B DPRD Kota Padang, secara bersama-sama dengan Anggota
DPRD Kota Padang lainnya telah melakukan perbuatan melawan hukum yaitu
mereka Terdakwa dengan maksud memperbesar jumlah penghasilan yang
diterima oleh para Terdakwa dan oleh Anggota DPRD Kota Padang lainnya
yang

mengetahui

bahwa

dalam

menyusun

dan

menetapkan

serta

mempergunakan anggaran DPRD harus didasarkan pada :


a. Ketentuan PP Nomor 110 tahun 2000 Pasal 18 :
Pengelolaan Keuangan DPRD dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD dan
pertanggungjawaban keuangan

DPRD

berpedoman

pada

ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku ;


b. Ketentuan PP Nomor 105

Tahun

2000 tentang pengelolaan

dan

pertanggungjawaban Keuangan Daerah :


-

Pengelolaan Keuangan daerah dilakukan secara tertib, taat pada


peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan
kepatutan (Pasal 4) ;

Setiap pembebanan APBD harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap


dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih (Pasal
27) ;

c. Surat Mendagri dan Otoda Nomor 903/2735/SJ tanggal 17 Nopember 2000


dan Nomor : 903/2477/SJ tanggal 5 Desember 2001 masing-masing tentang
Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran
2001 dan 2002 :
-

Belanja DPRD tidak dibenarkan dianggarkan pada bagian / pos-pos


lainnya ;

Penyediaan Belanja DPRD agar mempedomani ketentuan PP Nomor


110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD ;

d. Keppres Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara Atas beban APBN/APBD tidak diperkenankan
melakukan pengeluaran untuk keperluan antara lain :
-

Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga dan


sebagainya untuk berbagai peristiwa ;

Iklan ucapan selamat dsb ;

Hal. 3 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 3

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
-

Pengeluaran lain-lain untuk kegiatan/keperluan yang sejenis/ serupa


dengan yang tersebut di atas (Pasal 11) ;

e. Tata Tertib DPRD Kota Padang Nomor : 03/II-DPRD/1999 Pasal 18 ayat (2)
Pelaksanaan hak-hak DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(1) salah satu diantaranya yaitu menentukan Anggaran Belanja DPRD
dilaksanakan dengan memperhatikan batas-batas kedudukan, tugas dan
wewenang serta tanggung jawab antara DPRD dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
Ternyata para

Terdakwa tidak

ketentuan-ketentuan tersebut

di

melakukan ketentuan/menyimpang
atas diantaranya

menggunakan

dari
uang

perjalanan dinas fiktif/tidak benar karena didalam SPJ Perjalanan Dinas


melampirkan tiket pesawat Garuda dan Mandala yang tidak benar atau fiktif
sebanyak lebih kurang 807 (delapan ratus tujuh) buah ;
Adapun untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar tersebut Terdakwa I,
Terdakwa II dan Terdakwa III bersama Anggota DPRD Kota Padang lainnya
telah melakukan rangkaian perbuatan sebagai berikut :
Pada saat akan memasuki Tahun Anggaran 2001, Terdakwa I, Terdakwa
II, Terdakwa III bersama-sama dengan Panitia Anggaran DPRD Kota Padang
berkewajiban menyusun Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang,
maka berawal dari surat Walikota Padang Nomor : 167-900/II-Keu/2000 tanggal
16 September 2000 yang meminta seluruh unit kerja dilingkungan Pemko
Padang termasuk DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang untuk menyiapkan
DRUKDA tahun 2001 dengan bentuk contoh blanko pengisian dan selambatlambatnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko Padang pada
tanggal 1 Oktober 2000. Setelah menerima surat dari Walikota Padang tersebut,
Terdakwa I memerintahkan saksi Rahima Thaib selaku Pelaksana Tugas
Sekretaris DPRD Kota Padang saat itu untuk membuat draft awal DRUKDA
(Daftar Rencana Usulan Kegiatan Daerah) DPRD dan Sekretariat DPRD Kota
Padang. Lalu Rahima Thaib membuat draft awal DRUKDA dengan menyalin
anggaran tahun sebelumnya, kemudian Terdakwa I selaku Ketua DPRD Kota
Padang mendisposisikan surat dari Walikota Padang itu dengan melampirkan
draft DRUKDA yang sudah dibuat oleh pihak Sekretariat tersebut kepada saksi
Zainul Arifin selaku Ketua Panitia Anggaran Kelompok B (Panggar B) DPRD
Kota Padang untuk membahas draft DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD
Kota Padang. Setelah saksi Zainul Arifin, Masran Nasution, Irdinansyah Tarmizi,
Etty Saridin, Khairul Ikhwan, Saukani, Irvantonius, Jonhar Junir, Amril Jilha,
Syafriadi Autid selaku Anggota Panggar B DPRD Kota Padang menerima surat

Hal. 4 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 4

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Walikota Padang dan draft DRUKDA yang telah dibuat oleh pihak Sekwan
tersebut selanjutnya Panggar B melalui para Terdakwa meminta masukan dari
fraksi-fraksi dan alat kelengkapan dewan lainnya seperti komisi-komisi dan
Panitia Rumah Tangga serta kepada para Terdakwa selaku Pimpinan DPRD
Kota Padang. Oleh karena draft DRUKDA yang dibuat oleh Sekwan belum
memenuhi apa yang diharapkan maka untuk memenuhi kebutuhan DPRD Kota
Padang nantinya, melalui rapat-rapat fraksi dan alat kelengkapan dewan
lainnya, seharusnya sesuai dengan peraturan Tata Tertib DPRD Kota Padang
pelaksanaan rapat-rapat tersebut harus dicatat dalam notulen atau catatan
rapat, akan tetapi hal tersebut tidak mereka lakukan. Pada tanggal 4 Desember
2000 atas usul fraksi-fraksi dan alat kelengkapan DPRD Kota Padang lainnya
dianggarkan dana yang bertentangan dengan PP Nomor 110 tahun 2000 dan
disamping itu juga diusulkan anggaran lain hingga diharapkan semua itu akan
dapat memenuhi kebutuhan DPRD nantinya. Masukan dari fraksi-fraksi dan alat
kelengkapan DPRD Kota Padang lainnya tersebut dikonsultasikan dengan para
Terdakwa dan setelah para Terdakwa menyetujuinya, hal tersebut dikonsultasikan lagi dengan Tim Penyusun Anggaran Pemko untuk mempertanyakan
bagaimana cara menampung kebutuhan DPRD diluar ketentuan PP Nomor 110
Tahun 2000. Saat itu Tim Penyusun Anggaran Pemko Padang yang diwakili
saksi Ali Basar Kabag Keuangan selaku Sekretaris Tim Penyusun Anggaran
menyatakan bahwa mata

anggaran yang mungkin untuk

menampung

kebutuhan DPRD tersebut adalah pada pos mata anggaran 1084 dan 1090
yang terletak pada Pos Sekretariat DPRD ;
Hasil konsultasi dengan Tim Penyusun Anggaran Pemko Padang dijadikan
dasar oleh Panggar B untuk menyusun DRUKDA dengan cara disamping
berpedoman pada ketentuan PP Nomor 110 tahun 2000 juga ditambah dengan
anggaran yang bertentangan dengan PP Nomor 110 Tahun 2000 dan
menempatkan kebutuhan DPRD pada Pos sekretariat DPRD. Selanjutnya
DRUKDA tersebut dikonsultasikan lagi dengan para Terdakwa dan setelah
disetujui oleh para Terdakwa maka DRUKDA tersebut diketik oleh Pihak
Sekretariat.
Dengan adanya penambahan belanja DPRD yang ditempatkan pada Pos
Sekretariat DPRD hingga menambah penghasilan tetap para Terdakwa dan
Anggota DPRD Kota Padang Iainnya dengan menyalahi aturan yang berlaku
tentang penghasilan tetap Anggota DPRD dan 6 (enam) item sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PP Nomor 110 tahun 2000 yaitu :

Hal. 5 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 5

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
1. Uang representasi. 2. Uang Paket, 3. Uang Komisi, 4. Tunjangan Jabatan, 5.
Tunjangan Perbaikan Penghasilan, 6. Tunjangan Khusus.
Kemudian ditambah lagi dengan 4 (empat) jenis penghasilan yang diterima
secara tetap yang bertentangan dengan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahan 2000
yang ditempatkan pada Pos DPRD yaitu :
1. Uang Penunjang kegiatan Fraksi per-fraksi / buIan
2. Uang Penunjang Kegiatan lain per-orang / bulan
3. Uang tunjangan Triwulan Pimpinan/ triwulan.
4. Bantuan Rumah tangga Ketua DPRD/ bulan.
Kemudian juga disusun penghasilan yang diterima secara tetap oleh para
Terdakwa dan Anggota DPRD Kota Padang lainnya yang ditempatkan pada Pos
Sekretariat DPRD yaita :
1. Uang Bantuan Perumahan per-orang /buIan
2. Uang Bantuan Transpor per-orang / bulan
3. Uang Penunjang Kegiatan Fraksi per-orang / bulan
4. Uang Bantuan Penunjang Komisi per-orang / bulan
5. Uang Bantuan Penunjang Monitoring per-orang / bulan
6. Uang Bantuan Biaya Kesejahteraan per-orang / bulan
7. Uang Paket listrik untuk Angota DPRD/bulan.
Sehingga jumlah anggaran dalam DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD
Tahun 2001 adalah Rp.7.251893.700,- (tujuh milyar dua ratus lima puluh
satu juta delapan ratus semblan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) dengan
rincian :
a. Pos DPRD

Rp.1.748.343.000,-

b. Pos Sekretariat DPRD

Rp.5.503.550.700,-

Kemudian DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD tersebut dikirimkan ke


Pemko Padang pada tanggal 27 Maret 2001.
Setelah DRUKDA diterima Pemko Padang pada tanggal 28 Maret 2001
padahal seharusnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko
Padang selambat-Iambatnya pada tanggal 1 Oktoher 2000, Tim Penyusun
Anggaran Pemko Padang berpendapat bahwa anggaran yang diajukan oleh
DPRD tersebut bertentangan dengan PP Nornor 110 PP Nomor 105 Tahun
2000. Surat Mendagri Nomor 903 / 2735 / SJ tanggal 17 Nopember 2000
dan Tata Tertib DPRD Kota Padang Nomor 03/II-DPRD/1999 kemudian Tim
Penyusun Angaran mengundang pihak DPRD Kota Padang tetapi undangan
itu tidak dihadirl oleh Piliak DPRD Kota Padang, selanjutnya Tim Penyusun
Anggaran Pemko Padang melaporkan tentang adanva anggaran DPRD dan

Hal. 6 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 6

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Sekretariat DPRD Kota Padang yang bertentangan dengan peraturan yang
berlaku kepada saksi ZUIYEN RAIS selaku Walikota Padang dan saat itu
ZUIYEN RAIS mengatakan biarkan saja dulu seperti itu, toh nanti akan
dibahas lagi di sidang-sidang DPRD. Setelah itu apa yang terdapat dalam
DRUKDA yang disiapkan oleh DPRD Kota Padang, tersebut oleh Tim
Penyusun Anggaran disalin untuk kemudian digabungkan dengan usulan
DRUKDA-DRUKDA dari seluruh unit kerja dilingkungan Pemko Padang
menjadi RAPBD Kota Padang Tahun 2001 yang akan disampaikan oleh
Walikota Padang pada Tahap I Sidang Paripurna DPRD (Penyampaian Nota
RAPBD).
Sewaktu pembahasan RAPBD dilakukan di DPRD Kota Padang pada tingkat
Rapat Konsultasi Gabungan Komisi dengan Pihak Eksekutif pada hari
Selasa tanggal 17 April 2001, salah seorang Anggota DPRD Kota Padang
yaitu DAHRIEF THAHER, SH mempertanyakan tentang adanya mata
anggaran DPRD yang bertentangan dengan PP Nomor 110 tahun 2000. hal
ini ditindaklanjuti dengan Surat Nomor : 074.900/II-Keu/2001 tanggal 18 April
2001 yang ditandatangani oleh saksi MASRIL PAYAN Sekda Kota Padang
selaku Ketua Tim Penyusun Anggaran Pemko Padang, namun hal ini tidak
diindahkan oleh para Terdakwa dan Anggota DPRD Kota Padang lainnya
bahkan setelah RAPBD disahkan menjadi APBD Kota Padang dengan
Perda Nomor 7 Tahun 2001 tanggal 27 April 2001 jumlah anggaran DPRD
dan

Sekretariat

DPRD

Kota

Padang

yang

semula

sejumlah

Rp.7.251.893.700,- (tujuh milyar dua ratus lima puluh satu juta delapan ratus
sembilan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) naik menjadi Rp.8.568.155.300,(delapan milyar lima ratus enam puluh delapan juta seratus lima puluh lima
ribu tiga ratus rupiah).
Oleh karena adanya beberapa kebutuhan DPRD Kota Padang yang tidak
terpenuhi dalam APBD tahun anggaran berjalan maka para Terdakwa
bersama Anggota DPRD Kota Padang lainnya melakukan perubahan
anggaran dalam Anggaran Biaya tambahan (ABT) pada tanggal 5 Nopember
2001 dengan Perda Nomor 15 Tahun 2001 yang antara lain memindahkan
anggaran yang belum terpakai dalam MA 1012 (Pembelian Inventaris) ke
dalam MA 1071 (Perjalanan Dinas). Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan seluruh Anggota DPRD Kota Padang hingga dicairkan Biaya
Perjalanan Dinas melalui MA 1071 itu hingga Anggaran DPRD dan
Sekretariat DPRD menjadi Rp.8.413.085.276,- dengan rincian sebagai
berikut :

Hal. 7 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 7

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
a. POS DPRD

Rp.1.646.225.000,-

Uang Representasi

Rp. 517.806.000,-

Uang paket

Rp. 137.970.000,-

Uang pemeliharaan kesehatan

Rp. 220.969.000,-

Uang kehormatan

Rp. 359.024.000,-

TPP

Rp.

Uang penunjang kegiatan dewan

Rp. 400.000.000,-

b. POS SEKRETARIAT

10.000.000,-

Rp.6.766.860.276,-

Gaji dan tunjangan lainnya

Rp. 434.026.276,-

Tunjangan beras

Rp.

61.979.000,-

Uang lembur

Rp.

16.150.000,-

Ongkos kantor

Rp. 905.612.000,-

Pembelian Inventaris

Rp.

Biaya pendidikan

Rp. 177.875.000,-

Biaya pustaka

Rp.

Pakaian dinas

Rp. 146.850.000,-

Pemeliharaan gedung

Rp.

14.000.000,-

Pemeliharaan rumah dinas

Rp.

16.000.000,-

Pemeliharaan kendaraan dinas

Rp. 470.185.000,-

Pemeliharaan inventerasi

Rp.

Perjalanan dinas

Rp.1.725.700.000,-

Biaya operasional

Rp.1.077.053.000,-

Biaya kesejahteraan pegawai

Rp.1.639.430.000,-

43.500.000,17.000.000,-

21.500.000,-

Kemudian perbuatan yang sama kembali berlanjut dilakukan oleh para


Terdakwa bersama pimpinan dan anggota DPRD Kota Padang lainnya pada
penyusunan anggaran tahun 2002. Hal ini berawal dari Surat Walikota
Padang Nomor 221.900/II-Keu/2001 tanggal 13 Oktober 2001 yang meminta
kepada seluruh unit kerja dilingkungan Pemko Padang termasuk DPRD dan
Sekretariat DPRD Kota Padang untuk menyiapkan DRUKDA tahun
anggaran 2002 dan selambat-lambatnya DRUKDA tersebut sudah diterima
oleh Pemko Padang pada tanggal 25 Oktober 2001. Setelah Terdakwa I
menerima surat tersebut, Terdakwa memerintahkan saksi Syaiful Dahlan
selaku Sekwan DPRD Kota Padang untuk membuat draft DRUKDA DPRD
dan Sekretariat DPRD Kota Padang. Saksi Syaiful Dahlan lalu membuat
draft DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang untuk tahun 2002
dengan menyalin anggaran pada APRD tahun 2001, kemudian Terdakwa I

Hal. 8 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 8

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
mendisposisikan surut dari Pemko Padang dengan dilampirkan draf
DRUKDA yang sudah dibuat oleh Sekwan kepada saksi ZAINUL ARIFIN
selaku Ketua Panggar B DPRD Kota Padang. Selanjutnya Panggar B
melaIui para Terdakwa meminta masukan kepada Fraksi-fraksi dan alat
kelengkapan DPRD Kota Padang Iainnya seperti komisi-komisi dan Panitia
Rumah Tangga. Setelah memperoleh masukan itu seharusnya para
Terdakwa bersama dengan Anggota DPRD Kota Padang lainnya dalam
menyusun

anggaran

tahun

2002

tidak

lagi

membuat

kesalahan

sebagaimana yang dilakukan pada anggaran tahun 2001 karena dan hasil
temuan BPK Wilayah I Medan setelah melakukan audit terhadap anggaran
DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang telah ditemukan adanya
anggaran belanja DPRD Kota Padang yang bertentangan dengan ketentuan
PP Nomor 110 tahun 2000, PP Nomor 105 Tahun 2000, Surat Mendagri dan
Otoda Nomor : 903 / 2735 / SJ tanggal 17 Nopember 2000 hingga terjadi
pemborosan keuangan negara. Hasil temuan dimaksud telah diterima oleh
Terdakwa I kemudian Terdakwa I melalui disposisinya kepada Sekwan telah
meneruskan temuan BPK Wilayah I Medan itu kepada Terdakwa II,
Terdakwa III dan Ketua-ketua Fraksi dan mengingatkan agar hal serupa
tidak terulang kembali dalam menyusun anggaran berikutnya yaitu untuk
Tahun Angaran 2002. Akan tetapi karena kenyataannya pihak DPRD Kota
Padang, tidak mengindahkan hasil temuan BPK Wilayah I Medan tersebut,
dalam membuat usulan DRUKDA tahun 2002 kembali terjadi hal seperti
yang telah dilakukan pada anggaran tahun 2001 yaitu bahwa sesuai
ketentuan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000 penghasilan tetap Anggota
Dewan adalah 6 (enam) item yaitu :
1. Uang representasi
2. Uang paket
3. Uang Komisi
4. Tunjangan Jabatan
5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan
6. Tunjangan Khusus
Kemudian ditambah lagi dengan 4 (empat) jenis penghasilan yang diterima
secara tetap yang bertentangan dengan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000
yang ditempatkan pada Pos DPRD yaitu :
1. Uang Penunjang kegitan Fraksi per-fraksi / bulan
2. Uang Penunjang Kegiatan lain per-orang / bulan
3. Uang tunjangan Triwulan Pimpinan/ triwulan.

Hal. 9 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 9

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
4. Bantuan Rumah tangga ketua DPRD/ bulan.
Disamping itu juga disusun penghasilan yang diterima secara tetap oleh para
Terdakwa dan Anggota DPRD Kota Padang lainnya yang ditempatkan pada
Pos Sekretariat DPRD yaitu :
1. Uang Bantuan Perumahan per-orang / bulan
2. Uang Bantuan transpor per-orang / bulan
3. Uang Penunjang Kegiatan Fraksi per-orang / bulan
4. Uang Bantuan Penunjang Komisi per-orang / bulan
5. Uang Bantuan Penunjang Monitoring per-orang / bulan
6. Uang Bantuan Biaya Kesejahteraan per-orang / bulan
7. Uang Paket listrik untuk pimpinan DPRD/bulan.
Sehingga jumlah anggaran dalam DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD
Tahun 2002 adalah : Rp.12.422.989.174 (dua belas milyar empat ratus dua
puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu seratus tujuh
puluh empat rupiah) yaitu naik 67% dari anggaran tahun 2001.
Walaupun DRUKDA yang disusun Panggar B dimaksud melalui masukanmasukan yang diterima dan Fraksi-fraksi dan alat kelengkapan DPRD Kota
Padang lainnya tersebut menyimpang dan ketentuan yang berlaku,
Terdakwa I tetap saat meneruskannya ke Pemko Padang sebagai usulan
DRUKDA DPRD dan Sekretaniat DPRD Kota Padang untuk tahun 2002
dengan surat Nomor : 75.A/II-PRD-2002 tanggaI 27 Februari 2002.
Setelah DRUKDA diterima Pemko Padang pada tanggal 2 Februari 2002
padahal seharusnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko
Padang selambat-lambatnya pada tanggal 25 Oktober 2001. Tim Penyusun
Anggaran Pemko Padang berpendapat bahwa anggaran yang diajukan oleh
DPRD tersebut bertentangan dengan PP Nomor 110, PP Nomor 105 Tahun
2000, Surat Mendagri dan Otoda Nomor : 903 / 2477 / SJ tauggal 5
Desember 2001 dan Tata Tertib DPRD Kota Padang Nomor 03/IIDPRD/1999 kemudian Tim Penyusun Anggaran mengundang pihak DPRD
Kota Padang tetapi undangan itu tidak dihadiri oleh Pihak DPRD Kota
Padang. selanjutnya Tim Penyusun Anggaran melaporkan tentang adanva
Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang yang bertentangan
dengan peraturan yang berlaku kepada saksi ZUIYEN RAIS selaku Walikota
Padang dan saat itu saksi ZUIYEN RAIS kembali mengatakan : biarkan saja
dulu seperti itu, toh nanti akan dibahas lagi di sidang-sidang DPRD. Setelah
itu apa yang terdapat dalam DRUKDA yang disiapkan oleh DPRD Kota
Padang tersebut, oleh Tim Penyusun Anggaran disalin untuk kemudian

Hal. 10 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 10

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
digabungkan dengan usulan DRUKDA-DRUKDA dan seluruh unit kerja
dilingkungan Pemko Padang menjadi RAPRD Kota Padang Tahun 2002
yang akan disampaikan oleh Walikota Padang pada Tahap I Sidang
Paripurna DPRD (Penyampaian Nota RAPBD oleh Walikota Padang).
Sampai pada tahap IV (Pendapat akhir Fraksi) Anggaran DPRD dan
Sekretariat DPRD Kota Padang tersebut tetap seperti yang diusulkan dalam
DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang sampai ditetapkan
dengan Perda Nomor 03 tahun 2002 dengan jumlah Rp.12.422.989.177,(dua belas milyar empat ratus dua puluh dua juta sembilan ratus delapan
puluh sembilan ribu seratus tujuh puluh empat rupiah).
Pada saat tahun anggaran 2002 berjalan Pemko Padang kembali
mengingatkan DPRD Kota Padang dengan suratnya Nomor : 111.900/IIKeu/2002 tanggal 22 Mei 2002 tentang adanya 2 mata anggaran yang
dipergunakan oleh DPRD Kota Padang yang bertentangan dengan PP
Nomor 110 tahun 2000. Seharusnya dengan adanya surat ini para Terdakwa
bersama dengan Anggota DPRD Kota Padang lainnya mencermati dengan
melakukan perubahan terhadap anggaran di maksud karena masih dalam
tenggang waktu untuk dilakukan perubahan anggaran tersebut hingga untuk
tahun 2002 dana-dana yang terdapat dalam APBD tahun 2002 kembali
dinikmati oleh para Terdakwa bersama Anggota DPRD Kota Padang lainnya
serta Sekretaris Dewan.
Dalam APBD tahun anggaran berjalan para Terdakwa bersama Anggota
DPRD Kota Padang lainnya melakukan perubahan anggaran dalam
Anggaran Biaya tambahan (ABT) pada tanggal 30 September 2002 dengan
Perda Nornor 34 Tahun 2002 hingga Anggaran DPRD dan Sekretaraiat
DPRD Kota Padang beruhah dari Rp.12.422.989.177,- (dua helas milyar
empat ratus dua puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh sembiIan ribu
seratus tujuh puluh tujuh rupiah) menjadi Rp.11.857.489.177,- (sebelas
milyar delapan ratus lima puluh tujuh juta empat ratus delapan puluh
sembilan ribu seratus tujuh puluh tujuh rupiah) dengan rincian sebagai
berikut :
a. POS DPRD

Rp.2.662.420.750,-

Uang Representasi

Rp. 551.880.000,-

Uang paket

Rp. 137.970.000,-

Uang tunjangan kesejahteraan

Rp. 270.196.000,-

Tunjangan kehormatan

Rp.1.202.374.000,-

Dana penunjang Keg. Dewan

Rp. 500.000.000,-

Hal. 11 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 11

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

b. POS SEKRETARIAT

Rp.9.195.068.427,-

Gaji dan tunjangan lainnya

Rp. 668.832.572,-

Tunjangan beras

Rp.

79.686.920,-

Uang lembur

Rp.

21.600.000,-

Ongkos kantor

Rp. 982.388.500,-

Pembelian inventaris

Rp.

Biaya pendidikan

Rp. 270.685.985,-

Biaya pustaka

Rp.

Pakaian dinas

Rp. 243.670.000,-

Pemeliharaan gedung

Rp.

47.500.000,-

Pemeliharaan rumah dinas

Rp.

15.000.000,-

Pemeliharaan kendaraan dinas

Rp. 607.907.000,-

Pemeliharaan inventaris

Rp.

Perj. Dinas

Rp.2.185.916.800,-

Biaya operasional

Rp.2.765.450.000,-

Biaya kesejahteraan pegawai

Rp.1.808.350.000,-

57.580.000,5.000.000,-

10.000.000,-

Kemudian Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD yang telah menjadi


APBD tahun 2001 dan 2002 tersebut, Terdakwa I selaku Ketua DPRD telah
menyiapkan beberapa surat keputusan untuk mencairkan uang yang ada dalam
Dikda sebagai dasar pembayaran kepada seluruh Anggota DPRD dan kepada
seluruh Pegawai Sekretariat termasuk pekerja lepas yang bukan pegawai,
dengan menyalahi aturan yang berlaku dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
yaitu Pasal 1 angka 4 dan Pasal 2 PP No.105 Tahun 2000 tentang :
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang berbunyi
Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan
Daerah. Artinya Terdakwa I selaku Ketua DPRD Kota Padang bukanlah
pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah tetapi adalah
sebagai pengguna APBD yang

harus

tunduk

kepada aturan

tentang

penyusunan dan pengelolaan keuangan daerah (PP.105 tahun 2000 dan Surat
Mendagri dan Otoda Nomor. 903/2735/SJ tanggal 17 Nepember 2000 dan Surat
Mendagri dan Otoda Nomor 903/2477/SJ tanggal 5 Desember 2001 ;
Untuk mencairkan anggaran tersebut Terdakwa I selaku Ketua DPRD
menerbitkan 2 (dua) buah Surat Keputusan Pimpinan untuk tahun 2001 dan 17
(tujuh belas) buah Surat Keputusan Pimpinan untuk tahun 2002 tentang
pencairan dana Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD dengan menentukan
jumlah uang dan peruntukkannya sebagai berikut :

Hal. 12 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
TAHUN 2001
1. Nomor 18/Pimp-DPRD-2001 Tentang : Bantuan Uang Penunjang Kegiatan
Anggota DPRD Kota Padang.
Bantuan Perumahan Rp.400.000 perorang / perbulan.
Bantuan Transport Rp.345.000 perorang / bulan.
Bantuan Penunjang Kegiatan Fraksi Rp.1.000.000 perorang / bulan.
Bantuan Penunjang Kegiatan Komisi Rp.500.000 perorang/butan
Bantuan Monitoring Rp.250.000 perorang / bulan
Bantuan Kesejahteraan Rp.2.000.000 perorang / perbulan
Bantuan Penunjang Fraksi per Fraksi Rp.500.000 perfraksi /bulan
Bantuan Kegiatan Lainnya Rp.200.000 perorang / bulan
2. Nomor : 19/Pimp-DPRD-2001 Tentang Pemberian Uang Lelah Kepada
Panitia Anggaran DPRD Kota Padang sejumlah Rp.40.000.000 dari Ma
2.2.1- 1005a
TAHUN 2002
1. Nomor : II / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Uang Perangsang Dalam
Pembahasan Perda untuk Sekretariat DPRD.
- Sekwan Rp.100,000
- Kabag Rp.75.000
- Kasubag Rp. 50.000
- Staf Rp.25.000
2. Nomor : 12 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Uang Lelah kepada Anggota
DPRD dalam menghadiri sidang Paripurna Dewan sebesar Rp.50.000 setiap
orang sekali sidang.
3. Nomor : 13 / Pimp DPRD - 2002 Tentang Uang Perangsang Pembahasan,
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah kepada Anggota DPRD sebesar
Rp.295.000- perorang untuk sebuah Raperda.
4. Nomor 14 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Uang Penunjang Kegiatan Kerja
kepada Pegawai Sekretariat DPRD.
Sekwan

Rp.1.000.000

Kabag

Rp. 500.000

Kasubag

Rp. 350.000

Staf

Rp. 100.000

5. Nomor : 15 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Bantuan Biaya Penunjang


Kegiatan Anggota DPRD.
Bantuan paket Iistrik, telp, air Rp.400.000 perorang /bulan.
Bantuan transport Rp.465.000 perorang/bulan

Hal. 13 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 13

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Bantuan biaya penunjang komunikasi dengan masyarakat Rp.1.400.000
perorang/bulan.
Biaya penunjang kegiatan pengawasan perda Rp.1.000.000 perorang/
buIan.
Bantuan fasilitas buku bacaan Rp.345.000 perorang/bulan.
Bantuan kapasitas sebagai Anggota Dewan Rp.350.000 perorang/buIan
6. Nomor : 16 / Pimp DPRD - 2002 Tentang Bantuan Tunjangan Perumahan
Sekretaris Dewan sebesar Rp.50.000 perbulan.
7. Nomor : 17 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Pemberian Honor Bagi Petugas
Piket Malam di Kantor dan Rumah Dinas DPRD.
Kantor Rp.75.000 perorang/bulan.
Rumah Dinas Rp.50.000 perorang/bulan
8. Nomor : 18 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Pemberian Honorium Petugas
Risalah Sekretariat DPRD
Sekwan Rp.150.000
Kabag Rp.125.000
Kasubag Rp.100.000
Staf Rp.50.000
9. Nomor : 19 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang

Pemberian Honor Kepada

Panitia Khusus dan Panitia Kecil DPRD sebesar Rp.75.000 setiap 1 kali
rapat ;
10. Nomor 20 / Pimp DPRD - 2002 Tentang Pemberian uang Perangsang
Pembahasan Anggaran, Perhitungan dan Perubahan Anggaran.
Panitia

Rp.1.475.000

Non Panitia Rp. 590.000


11. Nomor : 21 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Pemberian Uang Perangsang
Dalam Pembahasan Anggaran, Perhitungan dan Perubahan Anggaran bagi
Pegawai Sekretariat DPRD.
Sekwan

Rp.500.000

Kabag

Rp.400.000

Kasubag

Rp.300.000

Staf

Rp.200.000

12. Nomor: 22 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Penetapan Honor / Uang


Perangsang Sopir Sekretariat DPRD sebesar Rp.50.000 / bulan
13. Nomor : 23 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Pemberian Bantuan BBM untuk
Pimpinan Komisi, Sekretariat dan Kendaraan pool.
Ketua DPRD 750 liter/bulan.

Hal. 14 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 14

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
3 orang Wakil Ketua = 1.800 liter/bulan.
Sekwan 600 liter/bulan.
5 orang Komisi = 3000 liter/bulan.
2 orang Kabag = 400 liter/bulan.
5 orang Kasubag = 750 liter/bulan.
Pimpinan keluar daerah 775 liter/bulan.
2 sepeda motor 225 liter/bulan
14. Nomor 24 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Bantuan Uang Lelah Tim
Penunjang Rapat-rapat Pansus DPRD untuk Pegawai Sekretariat DPRD.
a. Sekwan Rp.250,000
b. Kabag Rp.175.000
c. Kasubag Rp.150.000
d. sekretaris Pendamping Rp.125.000
e. Staf Rp.100.000
15. Nomor 25 / Pimp - DPRD - 2002 Tentang Bantuan Biaya untuk Peninjauan
Kelapangan oleh Anggota DPRD sebesar Rp.42.000 perorang setiap satu
kali peninjauan.
16. Nomor 27 / Pimp DPRD-2002 Tentang Uang Insentif Peningkatan Aktifitas
Kerja Pegawai Sekretariat.
- Sekwan Rp.500.000
- Kabag Rp.450.000
- Kasubag Rp.400.000
- Staf Rp.200.000.
17. Nomor 28 /Pimp-DPRD-2002 Tentang Uang Paket / Sidang Pegawai
Sekretariat
o Sekwan Rp.200.000
o Kabag Rp.180,000
o Kasubag Rp.170.000
o Staf Rp.125.000
o Sopir / Piket Rp.100.000
Berdasarkan SK-SK ketua DPRD tersebut Terdakwa I, II dan Ill serta anggota
DPRD Iainnva telah menerima penghasilan menjadi dua bahagian yaitu :
1. Berdasarkan PP. 110 tahun 2000,
2. Berdasarkan SK-SK Pimpinan DPRD.
Sehingga akibat SK-SK Pimpinan DPRD tersebut pada tahun 2001 negara telah
dirugikan sebesar Rp.3.669.532.118,- (tiga miliyar enam ratus enam puluh

Hal. 15 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 15

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
sembilan juta lima ratus tiga puluh dua ribu seratus delapan belas rupiah)
dengan rincian sebagai berikut :
1. Yang diterima sehagai penghasilan tetap yang tidak sah oleh Ketua. Wakil
Ketua dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang (ma 2.2.1- 1010a 1011 (60)
dan (70) 1013. 1053 (40). 1084 dan 1090 sebesar Rp.2.354.412.343,2. Yang diterima sebagai Penghasilan Tidak Tetap yang tidak sah oleh Ketua
Wakil Ketua dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang dan ma 2.2.1 - 1005a,
1011 (20), 101 1((50), 1013, 1053 (40), 1071 (10), 1071 (20), 1084 dan 1090
sebesar Rp.727.249.775,3. Perjalanan Dinas Ketua Wakil Ketua dan Seluruh Angota DPRD Kota
Padang yang tidak benar dan fiktif (ma 1071) sebesar Rp.446.980.000,4. Pengeluaran lain-lain yang tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 2
Tahun 2000 dan Keppres Nomor 17 tahun 2000 seperti Biaya arisan Ibu-ibu
DPRD, Bantuan Kepada pihak ketiga dan lain-lain (ma 2.2. 1-1010a, 1011
(20). 1011 (50). 1090) sebesar Rp.140.890.000,Untuk Tahun 2002 negara telah dirugikan sebesar Rp.6.772.997.490,50,- (enam
milyar tujuh ratus tujuh puluh dua juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu
empat ratus sembilan puluh rupiah lima puluh sen) dengan rincian sebagai
berikut :
a. Yang diterima sebagai penghasilan tetap yang tidak sah oleh Ketua, Wakil
Ketua dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang (ma 2.2.1-1010a, 1011 (60),
1053 (40), 1084 dan 1090 sebesar Rp.2.988.055.648,b. Yang diterima sebagai Penghasilan Tidak tetap yang tidak sah oleh Ketua,
Wakil Ketua dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang dan ma 2.2.1-1004a,
1005a, 1010a. 1011((50), 1013, 1053 (40), 1071 (20) dan 1084 sebesar
Rp.2.336.768.042,50,c. Perjalanan Dinas Ketua, Wakil Ketua dan Seluruh Angota DPRD Kota
Padang yang tidak benar atau fiktif (ma 1071) sebesar Rp.1.353.648.800,d. Pengeluaran lain-lain yang tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 2
Tahun 2000 dan Keppres Nomor 17 Tahun 2000 seperti pembelian kado
untuk acara pisah sambut, bantuan untuk wartawan dan lain-lain (ma 2.2.11010a, 1011 (50), sebesar Rp.94.525.000,-.
Sehingga akibat perbuatan Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III serta
Anggota DPRD Kota Padang lainnya untuk tahun 2001 dan 2002 negara telah
dirugikan sebesar Rp.10.442.529.608,50- (sepuluh milyar empat ratus empat
puluh dua juta lima ratus dua puluh sembilan ribu enam ratus delapan rupiah
lirna puluh sen) ;

Hal. 16 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 16

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Dari jumlah Rp.10.442.529.608,50- (sepuluh mi!yar empat ratus empat puluh
dua juta lima ratus dua puluh sembilan ribu enam ratus delapan rupiah lima
puluh sen) tersebut Terdakwa I, II dan III telah mendapat penghasilan baik diluar
ketentuan PP. 110 tahun 2000 maupun dari tata cara pertanggung jawaban
yang menyalahi PP. 105 tahun 2000 adalah sebagai berikut :
I. Terdakwa I MAIGUS NASIR, SPd
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1.1010a Penunjang Kegiatan berdasarkan perimbangan anggota
= Rp.200.000,2. ma 2.2.1.1010a Bantuan Rumah tangga Ketua DPRD = Rp.18.000.000,3. ma 2.2.1.1010a Batuan Kegiatan Ketua DPRD = Rp.60.000.000,4. ma 2.2.11011 (60) Rekening telkomsel (HP Ketua) = Rp.6.986.343,5. ma 2.2.1.1053 (40) Bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.11.625.000,6. ma 2.2.1.1084 Uang penunjang kegiatan Anggota Fraksi sebesar
Rp.12.000.000,7. ma.2.2.1.1084 Uang penunjang Kegiatan Komisi Rp.6.000.000,8. ma 2.2.1.1084 Uang Monitoring sebesar Rp.3.000.000,9. ma 2.2.1.1084 Uang operasional Anggota ke lapangan menerima
aspirasi sebesar Rp.2.265.000,10. ma 2.2.1.1090 Uang Kesehatan Anggota Rp.375.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa I adalah Rp.134.547.843,- (Rp.141.176.343,- dipotong
pajak sebesar Rp.6.628.500,-)
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a Uang lelah/honor panitia = Rp.4.829.500,2. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD = Rp.2.852.000,3. ma 2.2.1 1011 (20) Pengadaan Kartu lebaran untuk Anggota Rp.300.000,
4. ma 2.2.1 1011 (50) Bantuan untuk Tim Ramadhan = Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 Bantuan penunjang Kegiatan Peserta Lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1. 1053 (40) Bantuan BBM untuk lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) Paket perjalanan dinas Kunker dalam propinsi
sebesar Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1. 1071 (20) Dana Taktis Kunker sebesar Rp.2.000.000,-

Hal. 17 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 17

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa I adalah Rp.17.904.275,- (Rp.19.356.500,dipotong pajak sebesar Rp.1.452.225,-)
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1010a Bantuan kegiatan Ketua DPRD Rp.60.000.000,2. ma 2.2.1 1011 (60) Tagihan Rekening telkomsel/HP Ketua DPRD
Rp.7.128.398,3. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi
Rp.14.906.250,4. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang Komunikasi Anggota Rp.16.800.000,5. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang pengawasan Perda Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1 1084 Bantuan uang Fasilitas Bacaan Rp.4.140.000,7. ma 2.2.1 1090 Bantuan Kesejahteraan Rp.24.000.000,8. ma 2.2.1 1090 Bantuan Rumah Tangga Ketua DPRD Rp.18.000.000,9. ma 2.2.1 1084 Uang operasional dalam rangka Kunker Rp.5.000.000,10. ma 2.2.1
Rp.2.350.000,-

1084

Uang

lelah

Anggota

menghadiri

Paripurna

11. ma 2.2.1 1084 Uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa I adalah Rp.48.018.000,- (Rp.53.730.000,dipotong pajak sebesar Rp.5.712.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa

pada tahun 2001

dan 2002

adalah

Rp.334.172.921,- (tiga ratus tiga puluh empat juta seratus tujuh puluh dua
ribu sembilan ratus dua puluh satu rupiah) ;
Perjalanan Dinas Fiktif oleh Terdakwa I pada tahun 2001 :
1. Dengan menggunakan 4 buah tiket garuda tujuan Bogor dan Jakarta
sebesar Rp.10.570.000,2. Dengan menggunakan 4 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.9.120.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa I pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.19.690.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa I pada tahun 2002 :
1. Dengan menggunakan 5 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat sebesar Rp.15.350.000,-

Hal. 18 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 18

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
2. Dengan menggunakan 3 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.5.250.000,- ;
Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa I pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.20.600.000,Jumlah penerimaan Terdakwa I dari Perjalanan Dinas fiktif untuk tahun 2001
dan 2002 adalah sebesar Rp.40.290.000,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa I serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.374.462.921,- (tiga ratus tujuh puluh
empat juta empat ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus dua puluh satu
rupiah) ;
II. Terdakwa II Drs. MUHIDI
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1010a Penunjang kegiatan berdasarkan perimbangan Anggota
Rp.200.000,2. ma 2.2.1 1011 (60) Paket listrik, air dan telepon Wakil Ketua
Rp.5.000.000,3. ma 2.2.1 1011 (70) Tunjangan Perumahan Anggota Rp.4.800.000,4. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.9.000.000,5. ma 2.2.1 1084 Uang penunjang Kegiatan Anggota Fraksi sebesar
Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1 1084 Uang penunjang kegiatan Komisi Rp.6.000.000,7. ma 2.2.1 1084 Uang monitoring sebesar Rp.3.000.000,8. ma 2.2.1 1084 Uang operasional Anggota ke lapangan menerima
aspirasi sebesar Rp.2.265.000,9. ma 2.2.1 1090 Uang Kesehatan Anggota Rp.375.000,10.
ma
2.2.1
Rp.20.725.000,-

1090

Uang

kesejahteraan

anggota

Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa II adalah Rp.56.316.500,- (Rp.63.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.7.348.500,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a Uang lelah/honor panitia Rp.3.381.000,2. ma 2.2.1 10101a THR untuk Anggota DPRD Rp.2.852.000,-

Hal. 19 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 19

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
3. ma 2.2.1 1011 (20) Pengadaan Kartu Lebaran untuk Anggota sebesar
Rp.150.000,4. ma 2.2.1 1011 (50) Bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 Bantuan penunjang kegiatan peserta Lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) Paket perjalanan dinas Kunker dalam propinsi
sebesar Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1 1071 (20) Dana taktis Kunker sebesar Rp.2.000.000,9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa II adalah Rp.16.523.050,- (Rp.17.758.000,dipotong pajak sebesar Rp.1.234.950,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1011 (60) Uang paket listrik, telepon dan air Wakil Ketua dan
Anggota sebesar Rp.10.800.000,2. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.11.925.000,3. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang Komunikasi Anggota sebesar
Rp.16.800.000,4. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang Pengawasan Perda Rp.12.000.000,5. ma 2.2.1 1084 Bantuan uang Fasilitas bacaan sebesar Rp.4.140.000,6. ma 2.2.1 1090 Bantuan Kesejahteraan Rp.24.000.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2002 oleh Terdakwa II adalah Rp.69.504.000,- (Rp.79.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.10.161.000,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1004a Bantuan biaya Chek up Anggota sebesar Rp.1.150.000,2. ma 2.2.1 1005a Honor/uang lelah panitia Rp.19.880.000,3. ma 2.2.1 1005a Uang perangsang Anggota Rp.590.000,4. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.3.500.000,5. ma 2.2.1 1011 (50) Bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.3.500.000,6. ma 2.2.1 1013 Honor/insentif Anggota DPRD dalam rangka lokakarya
sebesar Rp.4.800.000,7. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk lebaran Rp.1.000.000,-

Hal. 20 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 20

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
8. ma 2.2.1 1084 Uang operasional dalam rangka Kunker Rp.19.500.000,9. ma 2.2.1 1084 Uang lelah Anggota menghadiri Paripurna Rp.2.200.000,10. ma 2.2.1 1084 Uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa II adalah Rp.52.749.500,- (Rp.57.620.000,dipotong pajak sebesar Rp.4.870.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa II

pada tahun 2001 dan 2002 adalah

Rp.195.093.050,- (seratus sembilan puluh lima juta sembilan puluh tiga ribu
lima puluh rupiah) ;
Perjalanan Dinas Fiktif oleh Terdakwa II pada tahun 2001 :
Dengan menggunakan 4 buah tiket garuda tujuan Bogor dan Jakarta
sebesar Rp.11.840.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa II pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.11.840.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa II pada tahun 2002 :
1. Dengan menggunakan 10 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat dan Jember sebesar Rp.30.618.400,2. Dengan menggunakan 6 buah tiket Mandala tujuan Jakarta dan Gresik
sebesar Rp.9.178.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa II pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.40.336.400,Jumlah penerimaan Terdakwa II dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun 2001
dan 2002 adalah sebesar Rp.52.176.400,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa II serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.247.269.450,- (dua ratus empat puluh
tujuh juta dua ratus enam puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh
rupiah);
III. Terdakwa III CHAIRUL INDRA
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 10101a Penunjang kegiatan berdasarkan perimbangan Anggota
Rp.200.000,2. ma 2.2.1 1011 (60) Paket listrik, air dan telepon Wakil Ketua
Rp.5.000.000,-

Hal. 21 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 21

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
3. ma 2.2.1 1011 (70) Tunjangan perumahan Anggota Rp.4.800.000,4. ma 2.2.1 1053 Bantuan BBM Pimpinan dan Komisi Rp.9.000.000,5. ma 2.2.1 1084 Uang penunjang kegiatan Anggota Fraksi Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1 1084 Uang penunjang kegiatan Komisi Rp.6.000.000,7. ma 2.2.1 1084 Uang monitoring Rp.3.000.000,8. ma 2.2.1 1084 Uang operasional Anggota ke lapangan menerima
aspirasi sebesar Rp.2.265.000,9. ma 2.2.1 1090 Uang Kesehatan Anggota Rp.375.000,10.
ma
2.2.1
Rp.20.725.000,-

1090

Uang

Kesejahteraan

Anggota

Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa III adalah Rp.56.316.500,- (Rp.63.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.7.348.500,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a Uang lelah/honor panitia Rp.4.304.000,2. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.2.852.000,3. ma 2.2.1 1011 (20) Pengadaan Kartu lebaran untuk Anggota Rp.150.000,
4. ma 2.2.1 1011 (50) Bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 Bantuan penunjang kegiatan peserta lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) Paket perjalanan dinas Kinker dalam propinsi sebesar
Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1 1071 (20) Dana taktis kunker sebesar Rp.2.000.000,9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa III adalah Rp.17.307.600,- (Rp.18.681.000,dipotong pajak sebesar Rp.1.373.400,-)
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1011 (60) Uang paket listrik, telepon dan air Wakil Ketua dan
Anggota sebesar Rp.10.800.000,-0
2. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi
Rp.11.925.000,3. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang komunikasi Anggota Rp.16.800.000,4. ma 2.2.1 1084 Bantuan penunjang pengawasan Perda Rp.12.000.000,5. ma 2.2.1 1084 Bantuan uang fasilitas bacaan Rp.4.140.000,-

Hal. 22 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
6. ma 2.2.1 1090 Bantuan Kesejahteraan Rp.24.000.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2002 oleh Terdakwa III adalah Rp.69.504.000,- (Rp.79.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.10.161.000,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1004a Bantuan biaya Chek up Anggota Rp.1.150.000,2. ma 2.2.1 1005a Honor/uang lelah panitia Rp.20.330.000,3. ma 2.2.1 1005a Uang perangsang Anggota Rp.590.000,4. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.3.500.000,5. ma 2.2.1 1010a Bantuan perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota
sebesar Rp.1.500.000,6. ma 2.2.1 1011 (50) Bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.3.500.000,7. ma 2.2.1 1013 Honor/insentif Anggota DPRD dalam rangka lokakarya
sebesar Rp.4.800.000,8. ma 2.2.1 1053 (40) Bantuan BBM untuk lebaran Rp.1.000.000,9. ma 2.2.1 1084 Uang operasional dalam rangka kunker Rp.14.000.000,10. ma 2.2.1
Rp.1.800.000,-

1084

Uang

lelah

Anggota

menghadiri

Paripurna

11. ma 2.2.1 1084 Uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa III adalah Rp.48.792.000,- (Rp.53.670.000,dipotong pajak sebesar Rp.4.878.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa III pada tahun 2001 dan 2002 adalah
Rp.191.920.100,- (seratus sembilan puluh satu juta sembilan ratus dua puluh
ribu seratus rupiah) ;
Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa III pada tahun 2001 :
1. Dengan menggunakan 1 buah tiket garuda tujuan Jakarta sebesar
Rp.3.000.000,2. Dengan menggunakan 4 buah tiket mandala tujuan Jakarta dan Bandung
sebesar Rp.5.480.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa III pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.8.480.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa III pada tahun 2002 :
1. Dengan menggunakan 10 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat dan Yogyakarta sebesar Rp.27.170.600,-

Hal. 23 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 23

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
2. Dengan menggunakan 6 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.9.000.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa III pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.36.170.600,Jumlah penerimaan Terdakwa III dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.44.650.600,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa III serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dann 2002 adalah sebesar Rp.236.570.700,- (dua ratus tiga puluh
enam juta lima ratus tujuh puluh ribu tujuh ratus rupiah) ;
Akibat dari perbuatan Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III serta
Anggota DPRD Kota Padang lainnya, telah merugikan keuangan negara /
Keuangan Daerah (Pemko Padang) sejumlah Rp.10.442.529.608,50
(sepuluh milayr empat ratus empat puluh dua juta lima ratus dua puluh
sembilan ribu enam ratus delapan rupiah lima puluh sen), sesuai dengan
Hasil Laporan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Daerah dari Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi
Sumatera Barat dengan suratnya Nomor : S-0023/PW.03/5/2004 tanggal 6
Februari 2004 dan jumlah ini termasuk uang perjalanan dinas fiktif atau tidak
benar dari mereka Terdakwa dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang
lainnya sebesar Rp.1.800.628.800,- (satu milyar delapan ratus juta enam
ratus dua puluh delapan ribu delapan ratus rupiah) dengan mempergunakan
494 (empat ratus sembilan puluh empat) buah tiket Garuda dan 413 tiket
Mandala yang tidak benar atau fiktif antara lain tiket Garuda atau Mandala
Padang Jakarta yang dipergunakan oleh Terdakwa I, Terdakwa II dan
Terdakwa III

dimana

Terdakwa I

telah

menerima/menggunakannya

sebanyak Rp.40.290.000,- (empat puluh juta dua ratus sembilan puluh ribu
rupiah), Terdakwa II sebanyak Rp.52.176.400,- (lima puluh dua juta seratus
tujuh puluh enam ribu empat ratus rupiah) dan Terdakwa III sebanyak
Rp.44.650.000,- (empat puluh empat juta enam ratus lima puluh ribu rupiah);
Bahwa perbuatan Terdakwa-Terdakwa yang telah diuraikan di atas yang
mengakibatkan mereka Terdakwa mempunyai penghasilan yang tidak sah ;
5. Terdakwa I Maigus Nasir, SPd untuk tahun 2001 dan 2002 sebesar
Rp.374.462.921,- atau rata-rata per bulan Rp.15.602.602,6. Terdakwa II Drs. Muhidi untuk tahun 2001 dan 2002 sebesar
Rp.247.269.450,- atau rata-rata per bulan Rp.10.302.894,-

Hal. 24 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 24

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
7. Terdakwa III Chairul Indra untuk tahun 2001 dan 2002 sebesar
Rp.236.570.700,- atau rata-rata per bulan Rp.9.857.112,5
Perbuatan dan penghasilan para Terdakwa yang cukup besar tersebut di
atas setidak-tidaknya dipandang bertentangan dengan norma-norma atau
nilai-nilai kepatutan dalam masyarakat serta perbuatan yang dipandang
tercela

dalam

masyarakat hingga

perbuatan para

Terdakwa dapat

digolongkan kepada perbuatan melawan hukum materil ;


Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undangundang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat
(1) KUHP ;
SUBSIDAIR :
Bahwa mereka Terdakwa I Maigus Nasir, SPd., Terdakwa II Drs. Muhidi
dan Terdakva III Chairul Indra, masing-masing telah diresmikan sebagai
Anggota DPRD Kota Padang untuk Periode Tahun 1999 - 2004 yang
keanggotaannya diremikan oleh Gubernur Sumatera Barat dengan Surat
Keputusan Nomor

:171.23.45.356-1999 tanggal

Agustus 1999

dan

berdasarkan Keputusan DPRD Kota Padang Nomor 04/II-DPRD/1999 tanggal


20 September 1999, Terdakwa I diangkat sebagai Ketua DPRD Kota Padang,
Terdakwa II dan Terdakwa III masing-masing diangkat sebagai Wakil Ketua
DPRD Kota Padang serta berdasarkan SK DPRD Kota Padang No.05/II-DPRD1999 tanggal 27 Oktober 1999 dan perubahan atas Peraturan Tata Tertib DPRD
Kota Padang No.03/II-DPRD/1999 Terdakwa I Maigus Nasir, SPd, koordinator
Panitia Anggaran dan Terdakwa II Drs. Muhidi serta Terdakwa III Chairul Indra
masing-masing sebagai Anggota Panitia Anggaran DPRD Kota Padang baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Anggota DPRD Kota
Padang lainnya (yang perkaranya disidangkan secara terpisah) pada hari-hari
yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti pada tanggal 16 September 2000
s/d 31 Desember 2002 bertempat di Kantor DPRD Kota Padang Jalan Sawahan
No.50 Padang atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padang, telah melakukan
atau turut serta melakukan, dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara yang dilakukan oleh
para Terdakwa dengan cara-cara dan keadaan sebagai berikut :

Hal. 25 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 25

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa mereka Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa Ill, masing-masing
selaku Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Padang Periode Tahun 1999 2004
berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-undang Nomor : 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan
kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai tugas dan
wewenang, hak dan kewajiban antara lain :
-

Bersama-sama dengan Walikota menetapkan APBD.

Menentukan

Anggaran

Belanja

DPRD

dan

membuat

Peraturan

pelaksanaannya berupa Tata Tertib DPRD.


-

Mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta mentaati


segala peraturan perundang-undangan.

Memperhatikan

dan

menyalurkan

aspirasi,

menerima

keluhan

dan

pengaduan masyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya.


Bahwa untuk pelaksanaan tugas dan wewenang tersebut di atas, para
Terdakwa selaku Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Padang dalam Tahun
Anggaran 2001 dan 2002 dalam melaksanakan tugasnya telah menetapkan
Susunan dan Anggota Panitia Musyawarah dan Panitia Anggaran DPRD Kota
Padang dengan Surat Keputusan DPRD Kota Padang Nomor : 05/II/DPRD/1999
tanggal 27 Oktober 1999 ;
Dalam melaksanakan Keputusan DPRD tersebut di atas mereka Terdakwa telah
menyalahgunakan wewenang dan sarana yang ada padanya yaitu :
1. Menyetujui dan menetapkan penyusunan Anggaran DPRD tidak didasar-kan
pada ketentuan PP Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan
DPRD, yang tidak sesuai dengan jenis dan besarnya ;
2. Tidak mengkonsultasikan dengan pihak eksekutif dalam rangka proses
penyusunan dan pengalokasian Anggaran DPRD ;
3. Dalam penyusunan Anggaran Belanja DPRD, pengalokasian jenis dan
besarnya anggaran tidak memperhatikan kemampuan keuangan daerah,
aspek keadilan dan kepatutan ;
4. Menggunakan

Anggaran

Belanja

DPRD

tidak

sesuai

dengan

peruntukkannya ;
5. Menetapkan

kebijakan

baik

tertulis

maupun

tidak

tertulis

untuk

menggunakan/mendapatkan Anggaran Belanja DPRD dan Sekretariat


DPRD tidak sesuai dengan peruntukkannya ;
6. Dalam menetapkan dan menggunakan Anggaran DPRD menyimpang dari
beberapa ketentuan antara lain : Permendagri No.2 Tahun 2000 dan

Hal. 26 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 26

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Keppres No.17 Tahun 2000 serta Surat Mendagri dan Otonomi Daerah
Nomor 903/2735/SJ tanggal 17 Nopember 2000 perihal Pedoman Umum
Penyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001 ;
Rangkaian perbuatan para Terdakwa adalah sebagai berikut :
Dalam Tahun Anggaran 2001, Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III selaku
Ketua/Wakil Ketua DPRD Kota Padang karena jabatannya adalah penanggung
jawab dan Koordinator dibantu secara kolektif oleh Pimpinan Kelompok Panitia
Anggaran secara bersama-sama dengan Panitia Anggaran DPRD Kota Padang
berkewajiban menyusun Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang,
maka berawal dari Surat Walikota Padang Nomor : 167-900/II-Keu/2000 tanggal
16 September 2000 yang meminta seluruh unit kerja dilingkungan Pemko
Padang, termasuk DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang untuk
menyiapkan DRUKDA tahun 2001 dengan bentuk contoh blanko pengisian dan
selambat-lambatnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko
Padang pada tanggal 1 Oktober 2000. Setelah menerima surat dari Walikota
Padang tersebut, Terdakwa I memerintahkan saksi Rahima Thaib selaku
Pelaksana Tugas Sekretaris DPRD Kota Padang saat itu untuk membuat draft
awal DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang. Lalu Rahima Thaib
membuat draft awal DRUKDA dengan menyalin anggaran tahun sebelumnya,
kemudian Terdakwa I selaku Ketua DPRD Kota Padang mendisposisikan surat
dari Walikota Padang itu dengan melampirkan draft DRUKDA yang sudah
dibuat oleh pihak Sekretariat tersebut kepada saksi Zainul Arifin selaku Ketua
Panitia Anggaran Kelompok B (Panggar B) DPRD Kota Padang untuk
membahas draft DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang. Setelah
saksi Zainul Arifin, Masran Nasution, Irdinansyah Tarmizi, Etty Saridin, Khairul
Ikhwan, Saukani, Irvantonius, Jonhar Junir, Amril Jilha, Syafriadi Autid selaku
Anggota Panggar B DPRD Kota Padang menerima surat Walikota Padang dan
draft DRUKDA yang telah dibuat oleh pihak Sekwan tersebut selanjutnya
Panggar B melalui para Terdakwa meminta masukan dari Fraksi-Fraksi dan alat
kelengkapan dewan lainnya seperti komisi-komisi dan Panitia Rumah Tangga
serta kepada para Terdakwa selaku Pimpinan DPRD Kota Padang. Oleh karena
draft DRUKDA yang dibuat oleh Sekwan belum memenuhi apa yang diharapkan
maka untuk memenuhi kebutuhan DPRD Kota Padang, melalui rapat-rapat
fraksi dan alat kelengkapan dewan lainnya, seharusnya sesuai dengan
peraturan Tata Tertib DPRD Kota Padang pelaksanaan rapat-rapat tersebut
harus dicatat dalam notulen atau catatan rapat, akan tetapi hal tersebut tidak
mereka lakukan pada tanggal 4 Desember 2000 atas usul Fraksi-Fraski dan alat

Hal. 27 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 27

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
kelengkapan DPRD Kota Padang lainnya dianggarkan dana yang bertentangan
dengan PP Nomor 110 Tahun 2000 dan disamping itu juga diusulkan anggaran
lain hingga diharapkan semua itu akan dapat memenuhi kebutuhan DPRD
nantinya ;
Masukkan dari Fraksi-Fraksi dan alat kelengkapan DPRD Kota Padang lainnya
tersebut dikonsultasikan dengan para Terdakwa dan setelah para Terdakwa
menyetujuinya, hal tersebut dikonsultasikan lagi dengan Tim Penyusun
Anggaran Pemko untuk mempertanyakan bagaimana cara menampung
kebutuhan DPRD diluar ketentuan PP Nomor 110 Tahun 2000. Saat itu Tim
Penyusun Anggaran yang mungkin untuk menampung kebutuhan DPRD
tersebut adalah pada pos mata anggaran 1084 (Dana Operasional) dan 1090
(Kesejahteraan Pegawai) yang terletak pada Pos Sekretariat DPRD ;
Hasil konsultasi dengan Tim Penyusun Anggaran Pemko Padang dijadikan
dasar oleh Panggar B untuk menyusun DRUKDA dengan cara disamping
berpedoman pada ketentuan PP Nomor 110 Tahun 2000 juga ditambah dengan
anggaran yang bertentangan dengan PP Nomor 110 Tahun 2000 dan
menempatkan kebutuhan DPRD pada Pos Sekretariat DPRD. Selanjut-nya
DRUKDA tersebut dikonsultasikan lagi dengan para Terdakwa dan setelah
disetujui oleh para Terdakwa maka DRKDA tersebut diketik oleh pihak
Sekretariat ;
Dengan adanya penambahan belanja DPRD yang ditempatkan pada Pos
Sekretariat DPRD hingga menambah penghasilan tetap para Terdakwa dan
Anggota DPRD Kota Padang lainnya dengan menyalahi aturan yang berlaku
tentang penghasilan tetap Anggaran DPRD dari 6 (enam) item sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000 yaitu :
1. Uang representasi
2. Uang paket
3. Uang komisi
4. Tunjangan jabatan
5. Tunjangan perbaikan penghasilan
6. Tunjangan Khusus
Kemudian ditambah lagi dengan 4 (empat) jenis penghasilan tetap yang
bertentangan dengan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000 yang ditempatkan
pada Pos DPRD yaitu :
1. Uang penunjang kegiatan Fraksi per-fraksi/bulan
2. Uang penunjang kegiatan lain per-orang/bulan
3. Uang tunjangan Triwulan Pimpinan/triwulan

Hal. 28 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 28

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
4. Bantuan Rumah Tangga Ketua DPRD/bulan
Kemudian juga disusun penghasilan tetap para Terdakwa dan Anggaran DPRD
Kota Padang lainnya yang ditempatkan pada Pos sekretariat DPRD yaitu :
1. Uang bantuan perumahan per-orang/bulan
2. Uang bantuan transpor per-orang/bulan
3. Uang penunjang kegiatan Fraksi per-orang/bulan
4. Uang bantuan penunjang Komisi per-orang/bulan
5. Uang bantuan penunjang Monitoring per-orang/bulan
6. Uang bantuan Biaya Kesejahteraan per-orang/bulan
7. Uang paket listrik untuk Pimpinan DPRD/bulan
Sehingga jumlah anggaran dalam DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD
Tahun 2001 adalah Rp.7.251.893.700,- (tujuh milyar dua ratus lima puluh satu
juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) dengan rincian :
a. Pos DPRD
b. Pos Sekretariat

Rp.1.748.343.000,Rp.5.503.550.700,-

Kemudian DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD tersebut dikirimkan ke


Pemko Padang pada tanggal 27 Maret 2001 ;
Setelah DRUKDA diterima Pemko Padang pada tanggal 28 Maret 2001 padahal
seharusnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko Padang
selambat-lambatnya pada tanggal 1 Oktober 2000, Tim Penyusun Anggaran
Pemko Padang berpendapat bahwa anggaran yang diajukan DPRD tersebut
bertentangan dengan PP No.110, PP No.105 Tahun 2000, Surat Mendagri dan
Otoda Nomor : 903/2735/SJ tanggal 17 Nopember 2000 dan Tata Tertib DPRD
Kota Padang Nomor 03/II-DPRD/1999 kemudian Tim Penyusun Anggaran
mengundang pihak DPRD Kota Padang tetapi undangan itu tidak dihadiri oleh
pihak DPRD Kota Padang, selanjutnya Tim Penyusun Anggaran Pemko Padang
melaporkan tentang adanya anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD Kota
Padang yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku kepada saksi Zuiyen
Rais selaku Walikota Padang dan saat itu Zuiyen Rais mengatakan : biarkan
saja dulu seperti itu, toh nanti akan dibahas lagi disidang-sidang DPRD.
Setelah itu apa yang terdapat dalam DRUKDA yang disiapkan oleh DPRD Kota
Padang tersebut, oleh Tim Penyusun Anggaran disalin untuk kemudian
digabungkan dengan usulan DRUKDA-DRUKDA dari seluruh unit kerja
dilingkungan Pemko Padang menjadi RAPBD Kota Padang tahun 2001 yang
akan disampaikan oleh Walikota Padang pada tahap I Sidang Paripurna DPRD
(Penyampaian Nota RAPBD) ;

Hal. 29 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 29

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Sewaktu pembahasan RAPBD dilakukan di DPRD Kota Padang pada tingkat
Rapat Konsultasi Gabungan Komisi dengan pihak Eksekutif pada hari Selasa
tanggal 17 April 2001, salah seorang Anggota DPRD Kota Padang yaitu Dahrief
Thaher, SH mempertanyakan tentang adanya mata anggaran DPRD yang
bertentangan dengan PP Nomor 110 tahun 2000, hal ini ditindaklanjuti dengan
Surat Nomor : 074.900/II-Keu/2001 tanggal 18 April 2001 yang ditandatangani
oleh saksi Masril Payan, Sekda Kota Padang selaku Ketua Tim Penyusun
Anggaran Pemko Padang, namun hal ini tidak diindahkan oleh para Terdakwa
dan Anggota DPRD Kota Padang lainnya bahkan setelah RAPBD disahkan
menjadi APBD Kota Padang dengan Perda Nomor 7 tahun 2001 tanggal 27
April 2001 jumlah anggaran DPRD dan Sekretaris DPRD Kota Padang yang
semula sejumlah Rp.7.251.893.700,- (tujuh milyar dua ratus lima puluh satu juta
delapan ratus sembilan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) naik menjadi
Rp.8.568.155.300,- (delapan milyar lima ratus enam puluh delapan juta seratus
lima puluh lima ribu tiga ratus rupiah) ;
Oleh karena adanya beberapa kebutuhan DPRD Kota Padang yang tidak
terpenuhi dalam APBD tahun anggaran berjalan maka para Terdakwa bersama
Anggota DPRD Kota Padang lainnya melakukan perubahan anggaran dalam
Anggaran Biaya tambahan (ABT) pada tanggal 5 Nopember 2001 dengan Perda
Nomor 15 Tahun 2001 yang antara lain memindahkan anggaran yang belum
terpakai dalam MA 1012 (Pembelian Inventaris) kedalam MA 1071 (Perjalanan
Dinas). Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh Anggota
DPRD Kota Padang hingga dicairkan Biaya Perjalanan Dinas melalui MA 1071
itu hingga Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD menjadi Rp.8.413.085.276,dengan rincian sebagai berikut :
A. Pos DPRD

Rp.1.646.225.000,-

Uang Representasi

Rp. 517.806.000,-

Uang paket

Rp. 137.970.000,-

Uang komisi

Rp. 220.969.000,-

Tunjangan jabatan

Rp. 359.024.000,-

TPP

Rp.

Tunjangan khusus

Rp. 400.000.000,-

B. Pos Sekretariat

10.000.000,-

Rp.6.766.860.276,-

Gaji dan tunjangan lain

Rp. 434.026.276,-

Tunjangan beras

Rp.

61.979.000,-

Uang lembur

Rp.

16.150.000,-

Ongkos kantor

Rp. 905.612.000,-

Hal. 30 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 30

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Pembelian Inventaris
Biaya pendidikan

Rp.

Rp. 177.875.000,-

Biaya pustaka
Biaya pakaian dinas

43.500.000,-

Rp.

17.000.000,-

Rp. 146.850.000,-

Pemeliharaan gedung

Rp.

14.000.000,-

Pemeliharaan R. Dinas

Rp.

16.000.000,-

Pemeliharaan kendaraan dinas

Rp. 470.000.000,-

Pemeliharaan Inventaris

Rp.

Perjalanan dinas
Biaya operasional
Biaya kesejahteraan pegawai

21.500.000,Rp.1.725.700.000,-

Rp.1.077.053.000,Rp.1.639.430.000,-

Kemudian perbuatan yang sama kembali berlanjut dilakukan oleh para


Terdakwa bersama Anggota DPRD Kota Padang lainnya yaitu pada saat
dilakukan penyusunan anggaran tahun 2002. Hal ini berawal dari surat Walikota
Padang Nomor 221.900/II-Keu/2001 tanggal 13 Oktober 2001 yang meminta
kepada seluruh unit kerja dilingkungan Pemko Padang termasuk DPRD dan
Sekretariat DPRD Kota Padang untuk menyiapkan DRUKDA tahun anggaran
2002 dan selambat-lambatnya DRUKDA tersebut sudah diterima oleh Pemko
Padang pada tanggal 25 Oktober 2001. Setelah Terdakwa I menerima surat
tersebut, Terdakwa memerintahkan saksi Syaiful Dahlan selaku Sekwan DPRD
Kota Padang untuk membuat draft DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota
Padang. Syaiful Dahlan lalu membuat draft DRUKDA DPRD dan Sekretariat
DPRD Kota Padang untuk tahun 2002 dengan menyalin anggaran pada APBD
tahun 2001, kemudian Terdakwa I mendisposisikan surat dari Pemko Padang
dengan melampirkan draft DRUKDA yang sudah dibuat oleh Sekwan kepada
saksi Zainul Arifin selaku Ketua Panggar B DPRD Kota Padang. Selanjutnya
Panggar B melalui para Terdakwa meminta masukan kepada Fraksi-Fraski dan
alat kelengkapan DPRD Kota Padang lainnya seperti Komisi-Komisi dan Panitia
Rumah Tangga. Setelah memperoleh masukan itu seharusnya para Terdakwa
bersama dengan Anggota DPRD Kota Padang lainnya dalam menyusun
anggaran tahun 2002 tidak lagi membuat kesalahan sebagaimana yang
dilakukan pada anggaran tahun 2001 karena dari hasil temuan BPK Wilayah I
Medan setelah melakukan audit terhadap anggaran DPRD dan Sekretariat
DPRD Kota Padang telah ditemukan adanya anggaran belanja DPRD Kota
Padang yang bertentangan dengan ketentuan PP Nomor 110 tahun 2000, PP
Nomor 105 tahun 2000, Surat Mendagri dan Otoda Nomor : 903/2735/SJ
tanggal 17 Nopember 2000 hingga terjadi pemborosan keuangan negara. Hasil

Hal. 31 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 31

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
temuan dimaksud telah diterima oleh Terdakwa I kemudian Terdakwa I melalui
disposisinya kepada Sekwan telah meneruskan temuan BPK Wilayah I Medan
itu kepada Terdakwa II, Terdakwa III dan Ketua-Ketua Fraksi dan mengingatkan
agar hal serupa tidak terulang kembali dalam menyusun anggaran berikutnya
yaitu untuk Tahun Anggaran 2002. Akan tetapi karena kenyataannya pihak
DPRD Kota Padang tidak mengindahkan hasil temuan BPK Wilayah I Medan
tersebut, dalam mem-buat usulan DRUKDA tahun 2002 kembali terjadi hal
seperti yang telah dilakukan pada anggaran tahun 2001 yaitu bahwa sesuai
ketentuan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000 penghasilan tetap Anggota
Dewan adalah 6 (enam) item yaitu :
1. Uang representasi
2. Uang paket
3. Uang Komisi
4. Tunjangan Jabatan
5. Tunjangan perbaikan penghasilan
6. Tunjangan Khusus
Kemudian ditambah lagi dengan 4 (empat) jenis penghasilan tetap yang
bertentangan dengan Pasal 2 PP Nomor 110 Tahun 2000 yang ditempatkan
pada Pos DPRD yaitu :
1) Uang penunjang kegiatan Fraksi per-fraksi/bulan
2) Uang penunjang kegiatan lain per-orang/bulan
3) Uang tunjangan Triwulan Pimpinan/triwulan
4) Bantuan Rumah tangga Ketua DPRD/bulan
Disamping itu juga disusn penghasilan tetap para Terdakwa dan Anggota DPRD
Kota Padang lainnya yang ditempatkan pada Pos Sekretariat DPRD yaitu :
1) Uang bantuan perumahan per-orang/bulan
2) Uang bantuan transpor per-orang/bulan
3) Uang penunjang kegiatan Fraksi per-orang/bulan
4) Uang bantuan penunjang Komisi per-orang/bulan
5) Uang bantuan penunjang Monitoring per-orang/bulan
6) Uang bantuan Biaya Kesejahteraan per-orang/bulan
7) Uang paket listrik untuk Pimpinan DPRD/bulan
Sehingga jumlah anggaran dalam DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD tahun
2002 adalah Rp.12.442.989.174,- (dua belas milyar empat ratus empat puluh
dua juta sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu seratus tujuh puluh empat
rupiah) yaitu naik 67% dari anggaran tahun 2001 ;

Hal. 32 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 32

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Walaupun DRUKDA yang disusun Panggar B dimaksud melalui masukanmasukan yang diterima dari Fraksi-Fraksi dan alat kelengkapan DPRD Kota
Padang lainnya tersebut menyimpang dari ketentuan yang berlaku, Terdakwa I
tetap saja meneruskannya ke Pemko Padang sebagai usulan DRUKDA DPRD
dan Sekretariat DPRD Kota Padang untuk tahun 2002 dengan Surat Nomor :
75.A/II-DPRD-2002 tanggal 27 Februari 2002 ;
Setelah DRUKDA diterima Pemko Padang pada tanggal 28 Februari 2002
padahal seharusnya DRUKDA tersebut sudah diterima kembali oleh Pemko
Padang selambat-lambatnya pada tanggal 25 Oktober 2001,, Tim Penyusun
Anggaran Pemko Padang berpendapat bahwa anggaran yang diajukan oleh
DPRD tersebut bertentangan dengan PP Nomor 110, PP Nomor 105 Tahun
2000, Surat Mendagri dan Otoda Nomor : 903/2477/SJ tanggal 5 Desember
2001 dan Tata Tertib DPRD Kota Padang Nomor 03/II-DPRD/1999 kemudian
Tim Penyusun Anggaran melaporkan tentang adanya Anggaran DPRD dan
Sekretariat DPRD Kota Padang yang ber-tentangan dengan peraturan yang
berlaku kepada saksi Zuiyen Rais selaku Walikota Padang dan saat itu Zuiyen
Rais kembali mengatakan : biarkan saja dulu seperti itu, toh nanti akan dibahas
lagi di sidang-sidang DPRD. Setelah itu apa yang terdapat dalam DRUKDA
yang disiapkan oleh DPRD Kota Padang tersebut, olehh Tim Penyusun
Anggaran disalin untuk kemudian digabungkan dengan usulan DRUKDADRUKDA dari seluruh unit kerja dilingkungan Pemko Padang menjadi RAPBD
Kota Padang tahun 2002 yang akan disampaikan oleh Walikota Padang pada
Tahap I Sidang Paripurna DPRD (Penyampaian Nota RAPBD oleh Walikota
Padang). Sampai pada Tahap IV (Pendapat akhir Fraksi) Anggaran DPRD dan
Sekretariat DPRD Kota Padang tersebut tetap seperti yang diusulkan dalam
DRUKDA DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Padang sampai ditetapkan dengan
Perda Nomor 03 tahun 2002 dengan jumlah Rp.12.422.989.177,- (dua belas
milyar empat ratus dua puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh sembilan
ribu seratus tujuh puluh tujuh rupiah) ;
Pada saat tahun anggaran 2002 berjalan Pemko Padang kembali mengingatkan
DPRD Kota Padang dengan suratnya Nomor : 111.900/II-Keu/2002 tanggal 22
Mei 2002 tentang adanya 2 mata anggaran yang dipergunakan oleh DPRD Kota
Padang yang bertentangan dengan PP Nomor 110 tahun 2000. Seharusnya
dengan adanya surat ini para Terdakwa bersama dengan Anggota DPRD Kota
Padang lainnya mencermati dengan melakukan perubahan terhadap anggaran
dimaksud karena masih dalam tenggang waktu untuk dilakukan perubahan
anggaran tersebut hingga untuk tahun 2002 dana-dana yang terdapat dalam

Hal. 33 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 33

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
APBD tahun 2002 kembali dinikmati oleh para Terdakwa bersama Anggota
DPRD Kota Padang lainnya serta Sekretaris Dewan ;
Oleh karena adanya beberapa kebutuhan DPRD Kota Padang yang tidak
terpenuhi dalam APBD tahun anggaran berjalan maka para Terdakwa bersama
Anggota DPRD Kota Padang lainnya melakukan perubahan anggaran dalam
Anggaran Biaya Tambahan (ABT) pada tanggal 30 September 2002 dengan
Perda Nomor 34 Tahun 2002 hingga Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD
Kota Padang berubah dari Rp.12.422.989.177,- (dua belas milyar empat ratus
dua puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu seratus tujuh
puluh tujuh rupiah) menjadi Rp.11.857.489.177,- (sebelas milyar delapan ratus
lima puluh tujuh juta empat ratus delapan puluh sembilan ribu seratus tujuh
puluh tujuh rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
A. Pos DPRD

Rp.2.662.420.750,-

Uang Representasi

Rp. 551.880.000,-

Uang paket

Rp. 137.970.000,-

Tunjangan kesejahteraan

Rp. 270.196.000,-

Tunjangan kehormatan

Rp.1.202.374.000,-

Dana penunjang keg. Dewan

Rp. 500.000.000,-

B. Pos Sekretariat

Rp.9.195.068.427,-

Gaji dan tunjangan lainnya

Rp. 668.832.752,-

Tunjangan beras

Rp.

79.686.920,-

Uang lembur

Rp.

21.600.000,-

Ongkos kantor

Rp. 982.388.500,-

Pembelian Inventaris

Rp.

Biaya pendidikan

Rp. 270.685.985,-

Biaya pustaka
Biaya pakaian dinas

57.580.000,-

Rp.

5.000.000,-

Rp. 234.670.000,-

Pemeliharaan gedung

Rp.

47.500.000,-

Pemeliharaan R. Dinas

Rp.

15.000.000,-

Pem. kendaraan dinas

Rp. 607.907.000,-

Pemeliharaan Inventaris
Perjalanan dinas
Biaya operasional
Biaya kesejahteraan Pegawai

Rp.

10.000.000,Rp.2.185.916.800,-

Rp.2.765.450.000,Rp.1.808.350.000,-

Kemudian dari Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD yang telah menjadi
APBD tahun 2001 dan 2002 tersebut, Terdakwa selaku Ketua DPRD telah
menyiapkan beberapa surat keputusan untuk mencairkan uang yang ada dalam

Hal. 34 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 34

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Dikda sebagai dasar pembayaran kepada seluruh Anggota DPRD dan kepada
seluruh Pegawai Sekretariat termasuk pekerja lepas yang bukan pegawai,
dengan menyalahi aturan yang berlaku dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
yaitu Pasal 1 angka 4 dan Pasal 2 PP 105 Tahun 2000 tentang : Pengelolaan
dan Pertanggung-jawaban Keuangan Daerah yang berbunyi Kepala Daerah
adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. Artinya
Terdakwa I selaku Ketua DPRD Kota Padang bukanlah pemegang kekuasaan
umum pengelolaan keuangan daerah tetapi adalah sebagai pengguna APBD
yang harus tunduk kepada aturan tentang penyusunan dan pengelolaan
keuangan daerah (PP 105 tahun 2000 dan Surat Mendagri dan Otoda Nomor
903/2735/SJ tanggal 17 Nopember 2000 dan Surat Mendagri dan Otoda Nomor
903/2477/SJ tanggal 5 Desember 2001) ;
Untuk mencairkan anggaran tersebut Terdakwa I selaku Ketua DPRD
menerbitkan 2 (dua) buah Surat Keputusan Pimpinan untuk tahun 2001 dan 17
(tujuh belas) buah Surat Keputusan Pimpinan untuk tahun 2002 tentang
pencairan dana Anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD dengan menentukan
jumlah uang dan peruntukkannya sebagai berikut :
Tahun 2001 :
1. Nomor : 18/Pimp-DPRD-2001 tentang : bantuan uang penunjang kegiatan
Anggota DPRD Kota Padang :
Bantuan perumahan Rp.400.000,- per-orang/perbulan
Bantuan transport Rp.345.000,- per-orang/perbulan
Bantuan penunjang kegiatan Fraksi Rp.1.000.000,- perorang/bulan
Bantuan penunjang kegiatan Komisi Rp.500.000,- perorang/bulan
Bantuan Monitoring Rp.250.000,- perorang/bulan
Bantuan Kesejahteraan Rp.2.000.000,- perorang/bulan
Bantuan kegiatan lainnya Rp.200.000,- perorang/bulan
2. Nomor : 19/Pimp-DPRD-2001 tentang pemberian uang lelah kepada Panitia
Anggaran DPRD Kota Padang sejumlah Rp.40.000.000,- dari Ma 2.2.1
1005a ;
Tahun 2002 :
1. Nomor : 11/Pim/DPRD/2002 tentang uang perangsang dalam pembahasan
Perda untuk Sekretariat DPRD ;
Sekwan

Rp.100.000,-

Kabag

Rp. 75.000,-

Kasubag

Rp. 50.000,-

Hal. 35 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 35

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Staf

Rp. 25.000,-

2. Nomor : 12/Pim/DPRD/2002 tentang uang lelah untuk Anggota DPRD dalam


menghadiri Sidang Paripurna Dewan sebesar Rp.50.000,- setiap orang
sekali sidang ;
3. Nomor : 13/Pim/DPRD/2002 tentang uang perangsang pembahasan,
penyusunan

Rancangan

Perda

kepada

Anggota

DPRD

sebesar

Rp.295.000,- perorang untuk sebuah Raperda ;


4. Nomor : 14/Pim/DPRD/2002 tentang uang penunjang kegiatan kerja pegawai
sekretariat DPRD ;
Sekwan

Rp.1.000.000,-

Kabag

Rp. 500.000,-

Kasubag

Rp. 350.000,-

Staf

Rp. 100.000,-

5. SK Nomor : 15/Pim/DPRD/2002 tentang bantuan penunjang kegiatan


Anggota DPRD ;
Bantuan paket listrik, telp, air Rp.400.000,- perorang/bulan
Bantuan transpot Rp.465.000,- perorang/bulan
Bantuan biaya penunjang komunikasi dengan masyarakat Rp.1.400.000, Biaya penunjang kegiatan pengawasan Perda Rp.1.000.000,- per
orang/bulan
Bantuan fasilitas buku bacaan Rp.345.000,- perorang/bulan
Bantuan kapasitas sebagai Anggota Dewan Rp.350.000,- perorang/bulan
6. Nomor : 16/Pim/DPRD/2002 tentang bantuan tunjangan Sekretaris Dewan
sebesar Rp.50.000,- per bulan ;
7. Nomor : 17/Pim/DPRD/2002 tentang pemberian honor bagi petugas piket
malam di Kantor dan Rumah Dinas DPRD ;
Kantor

Rp.75.000,- per orang/bulan

Rumah Dinas

Rp.50.000,- per orang/bulan

8. Nomor : 18/Pim/DPRD/2002 tentang pemberian honor risalah Sekretariat


DPRD ;
Sekwan

Rp.150.000,-

Kabag

Rp.125.000,-

Kasubag

Rp.100.000,-

Staf

Rp. 50.000,-

9. Nomor : 19/Pim/DPRD/2002 tentang pemberian honor kepada Panitia


Khusus dan Panitia Kecil DPRD sebesar Rp.75.000,- setiap 1 kali rapat ;

Hal. 36 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 36

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
10. Nomor :

20/Pim/DPRD/2002

tentang

pemberian

uang

perangsang

Pembahasan Anggaran, perhitungan dan perubahan Anggaran ;


Panitia

Rp.1.475.000,-

Non Panitia

Rp. 590.000,-

11. Nomor : 21/Pim/DPRD/2002 tentang pemberian uang perangsang dalam


Pembahasan Anggaran, perhitungan dan

perubahan Anggaran bagi

Pegawai Sekretariat DPRD ;


Sekwan

Rp.500.000,-

Kabag

Rp.400.000,-

Kasubag

Rp.300.000,-

Staf

Rp.200.000,-

12. Nomor : 23/Pim/DPRD/2002 tentang penetapan honor/uang perangsang


sopir Sekretariat DPRD sebesar Rp.50.000,-/bulan ;
13. Nomor : 24/Pim/DPRD/2002 tentang pemberian bantuan BBM untuk
Pimpinan Komisi, Sekretariat dan Kendaraan Pool ;
Ketua DPRD

750 liter/bulan

3 orang Wakil Ketua

1.800 liter/bulan

Sekwan

600 liter/bulan

5 orang Komisi

3.000 liter/bulan

2 orang Kabag

400 liter/bulan

5 orang Kasubag

750 liter/bulan

Pimpinan keluar daerah

775 liter/bulan

2 sepeda motor

225 liter/bulan

14. Nomor : 24/Pim/DPRD/2002 tentang bantuan uang lelah Tim Penunjang


Rapat-rapat Pansus DPRD untuk pegawai Sekretariat DPRD ;
Sekwan

Rp.250.000,-

Kabag

Rp.175.000,-

Kasubag

Rp.150.000,-

Sekretaris pendamping

Rp.125.000,-

Staf

Rp.100.000,-

15. Nomor : 25/Pimp-DPRD-2002 tentang bantuan biaya untuk Peninjauan


Kelapangan oleh Anggota DPRD sebesar Rp.42.000,- per orang setiap satu
kali peninjauan ;
16. Nomor : 27/Pimp-DPRD-2002 tentang uang insentif peningkatan aktifitas
kerja pegawai sekretariat ;
Sekwan

Rp.500.000,-

Hal. 37 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 37

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Kabag

Rp.450.000,-

Kasubag

Rp.400.000,-

Staf

Rp.200.000,-

17. Nomor :

28/Pimp-DPRD-2002 tentang

uang

paket/sidang pegawai

sekretariat ;
Sekwan

Rp.200.000,-

Kabag

Rp.180.000,-

Kasubag

Rp.170.000,-

Staf

Rp.125.000,-

Sopir/piket

Rp.100.000,-

Berdasarkan SK-SK Ketua DPRD tersebut Terdakwa I, II dan III serta Anggota
DPRD lainnya telah menerima penghasilan menjadi dua bahagian yaitu :
1. Berdasarkan PP 110 tahun 2000
2. Berdasarkan SK-SK Pimpinan DPRD
Sehingga akibat SK-SK Pimpinan DPRD tersebut pada tahun 2001 negara telah
dirugikan sebesar Rp.4.006.645.771,- (empat milyar enam juta enam ratus
empat puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh satu rupiah) dengan rincian
sebagai berikut :
a. Dari penghasilan yang diterima secara tetap oleh seluruh Anggota DPRD
Kota Padang (MA 2.2.1-1010a, 1011 (60) dan (70), 1053 (40), 1084 dan
1090 sebesar Rp.2.660.340.000,b. Dari MA 2.2.1-1011 (50) (jasa perkantoran) sebesar Rp.269.561.660,c. Dari

MA

2.2.1-1010a

(biaya

penunjang kegiatan Dewan)

sebesar

Rp.150.610.000,d. Dari MA 2.2.1-1084 sebesar Rp.125.350.000,e. Dari MA 2.2.1-1090 (Kesejahteraan Pegawai) sebesar Rp.453.804.095,f. Dari MA 2.2.1-1071 (perjalanan dinas) sebesar Rp.446.980.000,Untuk tahun 2002 negara telah dirugikan sebesar Rp.6.440.883.880,- (enam
milyar empat ratus empat puluh juta delapan ratus delapan puluh tiga ribu
delapan ratus delapan puluh rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
a. Dari penghasilan yang diterima secara tetap oleh seluruh Anggota DPRD
Kota Padang (MA 2.2.1-1010a, 1011 (60), 1053 (40), 1084 dan 1090
sebesar Rp.3.394.260.000,b. Dari MA 2.2.1-1011 (50) (jasa perkantoran) sebesar Rp.294.287.912,c. Dari MA 1005a (uang kehormatan) sebesar Rp.465.001.500,d. Dari

MA

2.2.1-1010a

(biaya

penunjang kegiatan Dewan)

sebesar

Rp.282.475.000,-

Hal. 38 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 38

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
e. Dari MA 2.2.1-1084 sebesar Rp.1.031.104.000,f. Dari MA 2.2.1-1090 (kesejahteraan Pegawai) sebesar Rp.484.766.730,g. Dari Ma 2.2.1-1071 (perjalanan dinas) sebesar Rp.489.088.688,Sehingga akibat perbuatan Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III serta
Anggota DPRD Kota Padang lainnya untuk tahun 2001 dan 2002 negara telah
dirugikan sebesar Rp.10.442.529.608,50 (sepuluh mliyar empat ratus empat
puluh dua juta lima ratus dua puluh sembilan ribu enam ratus delapan rupiah
lima puluh sen) ;
Dari jumlah Rp.10.442.529.608,50 (sepuluh mliyar empat ratus empat puluh
dua juta lima ratus dua puluh sembilan ribu enam ratus delapan rupiah lima
puluh sen) tersebut Terdakwa I, II dan III telah mendapat penghasilan baik diluar
ketentuan PP 110 tahun 2000 maupun dari tata cara pertanggung jawaban yang
menyalahi PP 105 tahun 2000 adalah sebagai berikut :
I. Terdakwa I Maigus Nasir, SPd.
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1.1010a penunjang kegiatan berdasarkan perimbangan anggota
Rp.200.000,2. ma 2.2.1.1010a bantuan rumah tangga Ketua DPRD Rp.18.000.000,3. ma 2.2.1.1010a bantuan kegiatan Ketua DPRD Rp.60.000.000,4. ma 2.2.1.1011 (60) rekening telkomsel (HP Ketua) Rp.6.986.343,5. ma 2.2.1.1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.11.625.000,6. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan Anggota Fraksi sebesar
Rp.12.000.000,7. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan Komisi Rp.6.000.000,8. ma 2.2.1.1084 uang Monitoring sebesar Rp.3.000.000,9. ma 2.2.1.1084 uang operasional Anggota ke lapangan menerima aspirasi
sebesar Rp.2.265.000,10. ma 2.2.1.1090 uang kesehatan Anggota Rp.375.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa I adalah Rp.134.547.843,- (Rp.141.176.343,- dipotong
pajak sebesar Rp.6.628.500,-)
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a uang lelah/honor panitia Rp.4.829.500,2. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.2.852.000,-

Hal. 39 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 39

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
3. ma 2.2.1 1011 (20) pengadaan kartu lebaran untuk Anggota Rp.300.000,4. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 bantuan penunjang kegiatan peserta lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) paket perjalanan dinas kunker dalam propinsi
sebesar Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1 1071 (20) dana taktis kunker sebesar Rp.2.000.000,9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa I adalah Rp.17.904.275,- (Rp.19.356.500,dipotong pajak sebesar Rp.1.452.225,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1010a bantuan kegiatan Ketua DPRD Rp.60.000.000,2. ma 2.2.1 1011 (60) tagihan rekening telkomsel/HP Ketua DPRD
Rp.7.128.398,3. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.14.906.250,4. ma 2.2.1 1084 bantuan penunjang komunikasi anggota Rp.16.800.000,5. ma 2.2.1 1084 bantuan penunjang pengawasan Perda Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1 1084 bantuan uang fasilitas bacaaan Rp.4.140.000,7. ma 2.2.1 1090 bantuan kesejahteraan Rp.24.000.000,8. ma 2.2.1 1090 bantuan rumah tangga Ketua DPRD Rp.18.000.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2002 oleh Terdakwa I adalah Rp.136.733.648,- (Rp.156.974.648,- dipotong
pajak sebesar Rp.20.241.000,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1004a bantuan biaya chek up anggota sebesar Rp.1.150.000,2. ma 2.2.1 1005a honor/uang lelah panitia Rp.25.340.000,3. ma 2.2.1 1005a uang perangsang anggota Rp.590.000,4. ma 2.2.1 1010a THR untuk anggota DPRD Rp.3.500.000,5. ma 2.2.1 1010a bantuan pewrjalanan dinas Pimpinan dan Anggota
sebesar Rp.5.000.000,6. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.3.500.000,-

Hal. 40 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 40

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
7. ma 2.2.1 1013 honor/insentif anggota DPRD dalam rangka lokakarya
sebesar Rp.4.800.000,8. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.1.000.000,9. ma 2.2.1 1084 uang operasional dalam rangka kunker Rp.5.000.000,10. ma 2.2.1
Rp.2.350.000,-

1084

uang

lelah

anggota

menghadiri

Paripurna

11. ma 2.2.1 1084 uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa I adalah Rp.48.018.000,- (Rp.53.730.000,dipotong pajak sebesar Rp.5.712.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa

pada tahun 2001

dan 2002

adalah

Rp.334.172.921,- (tiga ratus tiga puluh empat juta seratus tujuh puluh dua
ribu sembilan ratus dua puluh satu rupiah) ;
Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa I pada tahun 2001.
1. Dengan menggunakan 4 buah tiket garuda tujuan Bogor dan Jakarta
sebesar Rp.10.570.000,2. Dengan menggunakan 4 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.9.120.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa I pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.19.690.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa I pada tahun 2002.
1. Dengan menggunakan 5 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat sebesar Rp.15.350.000,2. Dengan menggunakan 3 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.5.250.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa I pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.20.600.000,Jumlah penerimaan Terdakwa I dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun 2001
dan 2002 adalah sebesar Rp.40.290.000,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa I serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.374.462.921,- (tiga ratus tujuh puluh
empat juta empat ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus dua puluh satu
rupiah) ;
II. Terdakwa II Drs. Muhidi.

Hal. 41 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 41

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1.1010a penunjang kegiatan berdasarkan perimbangan anggota
Rp.200.000,2. ma 2.2.1.1011 (60) paket listrik, air dan telepon Wakil Ketua
Rp.5.000.000,3. ma 2.2.1.1011 (70) tunjangan perumahan anggota Rp.4.800.000,4. ma 2.2.1.1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.9.000.000,5. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan Anggota Fraksi sebesar
Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan Komisi Rp.6.000.000,7. ma 2.2.1.1084 uang penunjang Monitoring sebesar Rp.3.000.000,8. ma 2.2.1.1084 uang operasional Anggota ke lapangan menerima aspirasi
sebesar Rp.2.265.000,9. ma 2.2.1.1084 uang kesehatan Anggota Rp.375.000,10. ma 2.2.1.1090 uang kesejahteraan Anggota Rp.20.725.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa II adalah Rp.56.316.500,- (Rp.63.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.7.348.500,-)
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a uang lelah/honor panitia Rp.3.381.000,2. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.2.852.000,3. ma 2.2.1 1011 (20) pengadaan kartu lebaran untuk Anggota Rp.150.000,4. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 bantuan penunjang kegiatan peserta lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) paket perjalanan dinas kunker dalam propinsi
sebesar Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1 1071 (20) dana taktis kunker sebesar Rp.2.000.000,9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa II adalah Rp.16.523.050,- (Rp.17.758.000,dipotong pajak sebesar Rp.1.234.950,-) ;

Hal. 42 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 42

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1011 (60) uang paket listrik, telepon dan air Wakil Ketua dan
Anggota sebesar Rp.10.800.000,2. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi sebesar
Rp.11.925.000,3. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan penunjang komunikasi anggota sebesar
Rp.16.800.000,4. ma 2.2.1 1084 bantuan penunjang komunikasi anggota Rp.12.000.000,5. ma 2.2.1 1084 bantuan uang fasilitas bacaan sebesar Rp.4.140.000,6. ma 2.2.1 1084 bantuan kesejahteraan Rp.24.000.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2002 oleh Terdakwa II adalah Rp.69.504.000,- (Rp.79.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.10.161.000,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1004a bantuan biaya chek up anggota sebesar Rp.1.150.000,2. ma 2.2.1 1005a honor/uang lelah panitia Rp.19.880.000,3. ma 2.2.1 1005a uang perangsang anggota Rp.590.000,4. ma 2.2.1 1010a THR untuk anggota DPRD Rp.3.500.000,5. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.3.500.000,6. ma 2.2.1 1013 honor/insentif anggota DPRD dalam rangka lokakarya
sebesar Rp.4.800.000,7. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.1.000.000,8. ma 2.2.1 1084 uang operasional dalam rangka kunker Rp.19.500.000,9. ma 2.2.1 1084 uang lelah anggota menghadiri Paripurna Rp.2.200.000,10. ma 2.2.1 1084 uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa II adalah Rp.52.749.500,- (Rp.57.620.000,dipotong pajak sebesar Rp.4.870.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa II

pada tahun 2001 dan 2002 adalah

Rp.195.093.050,- (seratus sembilan puluh lima juta sembilan puluh tiga ribu
lima puluh rupiah) ;
Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa II pada tahun 2001.

Hal. 43 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 43

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Dengan menggunakan 4 buah tiket garuda tujuan Bogor dan Jakarta
sebesar Rp.11.840.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa II pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.11.840.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa II pada tahun 2002.
1. Dengan menggunakan 10 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat dan Jember sebesar Rp.30.618.400,2. Dengan menggunakan 6 buah tiket Mandala tujuan Jakarta dan Gresik
sebesar Rp.9.178.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa II pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.40.336.000,Jumlah penerimaan Terdakwa II dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun 2001
dan 2002 adalah sebesar Rp.52.176.400,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa II serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.247.269.450,- (dua ratus empat puluh
tujuh juta dua ratus enam puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh
rupiah);
III. Terdakwa III Chairul Indra.
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1.1010a penunjang kegiatan berdasarkan perimbangan anggota
Rp.200.000,2. ma 2.2.1.1011

(60)

paket listri,

air dan

telepon Wakil

Ketua

Rp.5.000.000,3. ma 2.2.1.1011 (70) tunjangan perumahan anggota Rp.4.800.000,4. ma 2.2.1.1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi
Rp.9.000.000,5. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan anggota Fraksi Rp.12.000.000,6. ma 2.2.1.1084 uang penunjang kegiatan Anggota Komisi Rp.6.000.000,7. ma 2.2.1.1084 uang Monitoring Rp.3.000.000,8. ma 2.2.1.1084 uang operasional Anggota ke lapangan menerima aspirasi
sebesar Rp.2.265.000,9. ma 2.2.1.1090 uang kesehatan Anggota Rp.375.000,10.
ma
2.2.1.1090
Rp.20.725.000,-

uang

kesejahteraan

Anggota

Hal. 44 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 44

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2001 oleh Terdakwa III adalah Rp.56.316.500,- (Rp.63.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.7.348.500,-)
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2001
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1005a uang lelah/honor panitia Rp.4.304.000,2. ma 2.2.1 1010a THR untuk Anggota DPRD Rp.2.852.000,3. ma 2.2.1 1011 (20) pengadaan kartu lebaran untuk Anggota Rp.150.000,4. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.2.000.000,5. ma 2.2.1 1013 bantuan penunjang kegiatan peserta lokakarya sebesar
Rp.2.000.000,6. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.725.000,7. ma 2.2.1 1071 (10) paket perjalanan dinas kunker dalam propinsi
sebesar Rp.3.150.000,8. ma 2.2.1 1071 (20) dana taktis kunker sebesar Rp.2.000.000,9. ma 2.2.1 1090 Premi Asuransi Anggota Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2001 oleh Terdakwa III adalah Rp.17.307.600,- (Rp.18.681.000,dipotong pajak sebesar Rp.1.373.400,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1011 (60) uang paket listrik, telepon dan air Wakil Ketua dan
Anggota sebesar Rp.10.800.000,2. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk Pimpinan dan Komisi
Rp.11.925.000,3. ma 2.2.1 1084 bantuan penunjang Komunikasi anggota Rp.16.800.000,4. ma 2.2.1 1084 bantuan penunjang pengawasan Perda Rp.12.000.000,5. ma 2.2.1 1084 bantuan uang fasilitas bacaaan Rp.4.140.000,6. ma 2.2.1 1090 bantuan kesejahteraan Rp.24.000.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak sah pada tahun
2002 oleh Terdakwa III adalah Rp.69.504.000,- (Rp.79.665.000,- dipotong
pajak sebesar Rp.10.161.000,-) ;
Penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada tahun 2002
dengan rincian sebagai berikut :
1. ma 2.2.1 1004a bantuan biaya chek up anggota sebesar Rp.1.150.000,2. ma 2.2.1 1005a honor/uang lelah panitia Rp.20.330.000,3. ma 2.2.1 1005a uang perangsang anggota Rp.590.000,-

Hal. 45 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 45

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
4. ma 2.2.1 1010a THR untuk anggota DPRD Rp.3.500.000,5. ma 2.2.1 1010a bantuan perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota
sebesar Rp.1.500.000,6. ma 2.2.1 1011 (50) bantuan untuk Tim Ramadhan Rp.3.500.000,7. ma 2.2.1 1013 honor/insentif anggota DPRD dalam rangka lokakarya
sebesar Rp.4.800.000,8. ma 2.2.1 1053 (40) bantuan BBM untuk lebaran Rp.1.000.000,9. ma 2.2.1 1084 uang operasional dalam rangka kunker Rp.14.000.000,10. ma 2.2.1
Rp.1.800.000,-

1084

uang

lelah

anggota

menghadiri

Paripurna

11. ma 2.2.1 1084 uang lelah menghadiri konsultasi dengan BPK Medan
sebesar Rp.1.500.000,Jumlah penghasilan yang diterima secara tidak tetap dan tidak sah pada
tahun 2002 oleh Terdakwa III adalah Rp.48.792.000,- (Rp.53.670.000,dipotong pajak sebesar Rp.4.878.000,-) ;
Jadi jumlah penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap yang
tidak sah oleh Terdakwa III pada tahun 2001 dan 2002 adalah
Rp.191.920.100,- (seratus sembilan puluh satu juta sembilan ratus dua puluh
ribu seratus rupiah) ;
Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa III pada tahun 2001.
1. Dengan menggunakan 1 buah tiket garuda tujuan Jakarta sebesar
Rp.3.000.000,2. Dengan menggunakan 4 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.5.480.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa III pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.8.480.000,Perjalanan dinas fiktif oleh Terdakwa III pada tahun 2002.
1. Dengan menggunakan 10 buah tiket garuda tujuan Jakarta dan Nusa
Tenggara Barat dan Yogyakarta sebesar Rp.27.170.600,2. Dengan menggunakan 6 buah tiket Mandala tujuan Jakarta sebesar
Rp.9.000.000,Jumlah perjalanan dinas fiktif Terdakwa III pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.36.170.600,Jumlah penerimaan Terdakwa III dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.44.650.600,Jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima secara tetap dan tidak tetap
yang tidak sah oleh Terdakwa III serta dari perjalanan dinas fiktif untuk tahun

Hal. 46 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 46

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
2001 dan 2002 adalah sebesar Rp.236.570.700,- (dua ratus tiga puluh enam
juta lima ratus tujuh puluh ribu tujuh ratus rupiah) ;
Akibat dari perbuatan Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III serta
Anggota DPRD Kota Padang lainnya, telah merugikan keuangan negara/
Keuangan daerah (Pemko Padang) sejumlah Rp.10.442.529.608,50
(sepuluh milyar empat ratus empat puluh dua juta lima ratus dua puluh
sembilan ribu enam ratus delapan rupiah lima puluh sen), sesuai dengan
Hasil Laporan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Daerah dari Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi
Sumatera Barat dengan suratnya Nomor :S-0023/PW.03/5/2004 tanggal 6
Februari 2004 dan jumlah ini termasuk uang perjalanan dinas fiktif atau tidak
benar dari mereka Terdakwa dan seluruh Anggota DPRD Kota Padang
lainnya sebesar Rp.1.800.628.800,- (satu milyar delapan ratus juta enam
ratus dua puluh delapan ribu delapan ratus rupiah) dengan mempergunakan
494 (empat ratus sembilan puluh empat) buah tiket Garuda dan 413 tiket
Mandala yang tidak benar atau fiktif antara lain tiket Garuda atau Mandala
Padang Jakarta yang dipergunakan oleh Terdakwa I, Terdakwa II dan
Terdakwa III

dimana

Terdakwa I

telah

menerima/menggunakannya

sebanyak Rp.40.290.000,- (empat puluh juta dua ratus sembilan puluh ribu
rupiah), Terdakwa II sebanyak Rp.52.176.400,- (lima puluh dua juta seratus
tujuh puluh enam ribu empat ratus rupiah) dan Terdakwa III sebanyak Rp.44.
650.000,- (empat puluh empat juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ;
Bahwa perbuatan Terdakwa-Terdakwa yang telah diuraikan di atas yang
mengakibat mereka Terdakwa mempunyai penghasilan yang tidak sah :
Terdakwa I Maigus Nasir, SPd untuk tahun 2001 dan 2002 sebesar
Rp.374.462.921,- atau rata-rata per bulan Rp.15.602.602,Terdakwa

II

Drs.

Muhidi

untuk

tahun

2001

dan

2002

sebesar

Rp.247.269.450,- atau rata-rata per bulan Rp.10.302.894,Terdakwa III Chairul Indra untuk tahun 2001 dan 2002 sebesar
Rp.236.570.000,- atau rata-rata per bulan Rp.9.857.112,5
Perbuatan para Terdakwa dengan menyalahgunakan kewenangan yang
ada padanya hingga penghasilan para Terdakwa menjadi cukup besar tersebut
di atas setidak-tidaknya dipandang bertentangan dengan norma-norma atau
nilai-nilai kepatutan dalam masyarakat serta perbuatan yang dipandang tercela
dalam masyarakat hingga perbuatan para Terdakwa dapat digolongkan kepada
perbuatan melawan hukum materil ;

Hal. 47 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 47

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 3 jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-uundang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1)
KUHP ;
Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum Kejaksaan Negeri di
Padang tanggal 12 Agustus 2004 sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa I. Maigus Nasir, SPd., Terdakva II. Drs. Muhidi,
Terdakwa III. Chairul Indra, telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana Korupsi yang dilakukan bersama-sama
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayal (1) jo Pasal 18
ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diubah
dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64
(1) KUHP sesuai dakwaan Primair ;
2. Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa I Maigus Nasir, SPd., Terdakwa II
Drs. Muhidi., dan Terdakwa III. Chairul Indra berupa : pidana penjara
masing-masing selama 6 (enam) tahun, khsusus untuk Terdakwa III. Chairul
Indra dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah
agar Terdakwa ditahan ;

Menghukum pula para Terdakwa untuk membayar denda masing-masing


sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) subsidair 6 (enam)
bulan kurungan ;

Menghukum para Terdakwa untuk membayar uang pengganti ;

1. Maigus Nasir, SPd sebesar Rp.374.462.921,- (tiga ratus tujuh puluh


empat juta empat ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus dua puluh
satu rupiah) ;
2. Drs. Muhidi sebesar Rp.265.429.450,- (dua ratus enam puluh lima juta
empat ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh rupiah) ;
3. Chairul Indra sebesar Rp.273.150.700,- (dua ratus tujuh puluh tiga juta
seratus lima puluh ribu tujuh ratus rupiah) ;
Dan jika para Terdakwa tidak membayar uang pengganti maka dipidana
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun ;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
1. Keputusan Walikota Padang Nomor 03 tahun 2000 ;
2. Keputusan Walikota Padang Nomor 48 tahun 2001 ;
3. Keputusan Walikota Padang Nomor 18 tahun 2002 ;

Hal. 48 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 48

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
4. Keputusan Walikota Padang Nomor 21 tahun 2002 ;
5. Keputusan Walikota Padang Nomor 54 tahun 2002 ;
6. Keputusan Walikota Padang Nomor 04 tahun 2003 ;
7. Surat Teguran Eksekutif tahun 2001 2002 ;
8. PERDA No.2 Tahun 2000 tentang Penetapan APBD tahun 2000 ;
9. PERDA No.07 tahun 2001 tanggal 21 April 2001 tentang Penetapan
APBD tahun 2001 ;
10. PERDA No.15 tahun 2001 tanggal 5 November 2001 tentang Penetapan
Perobahan APBD tahun 2001 ;
11. SK Pengangkatan Pimpinan DPRD ;
12. SK Pimpinan DPRD untuk mencairkan m.a yang ditumpangkan pada Pos
Sekwan ;
13. APBD Kota Padang tahun 2001 2002 ;
14. DRUKDA DPRD dan Sekwan tahun 2001 2002 ;
15. Surat Teguran Eksektif tahun 2001 2002 ;
16.Hlasil Temuan BPK Wilayah I Medan tahun 2001 ;
17. Kaset Rekaman Panggar B DPRD Kota Padang ;
18. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterima Pimpinan dan anggota
DPRD Kota Padang tahun 2001 ;
19. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun 2001 ;
20. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterima Pimpinan dan Anggoa DPRD
Kota Padang tahun 2002 ;
21. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun 2002 ;
22. Daftar hadir Rapat :
a. Daftar Hadir Komisi A tahun 2001 2002 ;
b. Daftar Hadir Komisi B tahun 2001 2002 ;
c. Daflar Hadir Komisi C tahun 2002 ;
d. Daftar Hadir Komisi D tuhun 2001 2002 ;
e. Daftar Hadir Komisi E tahun 2001 2002 ;
f. Daftar Hadir Panggar B dalam Pembahasan RAPRD tahun 2002 ;
g. Daftar Hadir Panggar B tahun 1998/1999 / 2000/2001 ;
h. Daftar Hadir Anggota DPRD dalam Rapat Paripurna tahun 2001
2002 ;
23. Surat-surat lain yang terkait pencairan anggaran DPRD Kota Padang
tahun 2001-2002 ;
24. Uang sejumlah Rp.352.103.507,- (tiga ratus lima puluh dua juta seratus
tiga ribu lima ratus tujuh rupiah) ;

Hal. 49 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 49

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Tetap terlampir dalam berkas perkara an Terdakwa Zainul Arifin Cs ;
4. Menetapkan dibebani membayar biaya perkara masing-masing sebesar
Rp.5.000,- (lima ribu rupiah) ;
Membaca putusan

Pengadilan

Negeri

Padang No.94/Pid.B/2004/

PN.PDG., tanggal 14 Juni 2005 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


-

Menyatakan Terdakwa I. MAIGUS NASIR SPd, Terdakwa II Drs. MUHIDI,


dan Terdakwa Ill. CHAIRUL INDRA telah terbukti secara sah dan
meyakinkan

bersalah

melakukan

tindak

pidana

KORUPSI

YANG

DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA DAN BERLANJUT ;


-

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karenanya dengan pidana


penjara masing-masing selama 4 (empat) tahun ;

Menetapkan agar masa tahanan yang telah dijalani Terdakwa III Chairul
Indra dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

Menghukum para Terdakwa untuk membayar denda masing-masing sebesar


Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), denda mana jika tidak

dibayar

diganti dengan kurungan masing-masing untuk selama 4 (empat) bulan ;


-

Menghukun pula para Terdakwa untuk membayar uang pengganti yaitu :


1. Terdakwa I MAIGUS NASIR SPd sebesar Rp.374.462.921,- (tiga ratus
tujuh puluh empat juta empat ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus
dua puluh satu rupiah) ;
2. Drs. MUHIDI sebesar Rp.265.429.450.- (dua ratus enam puluh lima juta
empat ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh rupiah) ;
3. CHAIRUL INDRA sebesar Rp.273.150.700,- (dua ratus tujuh puluh tiga
juta seratus lima puluh ribu tujuh ratus rupiah) ;
Uang pengganti mana jika tidak dibayar diganti dengan pidana penjara
masing-masing untuk selama 1 (satu) tahun ;

Menetapkan agar barang bukti berupa :


1. Keputusan Walikota Padang Nomor 03 tahun 2000
2. Keputusan Walikota Padang Nomor 48 tahun 2001
3. Keputusan Walikota Padang Nomor 18 tahun 2002
4. Keputusan Walikota Padang Nomor 21 tahun 2002
5. Keputusan Walikota Padang Nomor 54 tahun 2002
6. Kenutusan Walikota Padang Nomor 04 tahun 2003
7. Surat Teguran Eksekutif tahun 2001 2002
8. PERDA No.2 tahun 2000 tentang Penetapan APBD tahun 2000
9. PERDA No.07 tahun 2001 tanggal 21 April 2001 tentang Penetapan
APBD tahun 2001

Hal. 50 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 50

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
10. PERDA No.15 tahun 2001 tanggal 5 November 2001 tentang Penetapan
Perobahan APBD tahun 2001
11. SK Pengangkatan Pimpinan DPRD
12. SK Pimpinan DPRD untuk mencairkan M.A yang ditumpangkan pada
Pos
Sekwan
13. APBD Kota Padang tahun 2001
2002
14. DRUKDA DPRD dan Sekwan tahun 2001 2002
15. Surat Teguran Eksektif tahun 2001
2002
16. Hasil Temuan BPK Wilayah I Medan tahun
2001
17. Kaset Rekaman Panggar B DPRD Kota
Padang:
18. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterima Pimpinan dan Anggota
DPRD Kota Padang tahun 2001
19. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun
2001
20. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterirna Pimpinan dan Anggota
DPRD Kota Padang tahun 2002
21. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun
2002
22. Daftar hadir Rapat
a. Daftar Hadir Komisi A tahun 2001 2002
b. Daftar Hadir Komisi B tahun 2001 2002
c. Daftar Hadir Komisi C tahun 2002
d. Daftar Hadir Komisi D tahun 2001 2002
e. Daftar Hadir Komisi E tahun 2001 2002
f. Daftar Hadir Panggar B dalam Pembahasan RAPBD tahun 2002
g. Daflar Hadir Panggar B tahun 1998/1999 / 2000/2001
h. Daftar Hadir Anggota DPRD dalam Rapat Paripurna tahun 2001 2002
23. Surat-surat lain yang terkait pencairan anggaran DPRD Kota Padang
tahun 2001 2002 ;
24. Uang sejumlah Rp.352.103.507,- (tiga ratus lima puluh dua juta seratus
tiga ribu lima ratus tujuh rupiah) ;
Dikembalikan untuk digunakan dalam perkara lain ;
-

Membebani para Terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing


sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Membaca putusan Pengadilan Tinggi di Padang No.03/PID/2006/PT.

PDG, tanggal 28 Februari 2006 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


-

Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum ;

Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Padang tanggal 14 Juni 2005


No.94/Pid.B/2004/PN.PDG yang dimintakan banding ;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 51

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 51 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 52

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
-

Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa-Terdakwa dalam kedua


tingkat peradilan, sedangkan ditingkat banding masing-masing sebesar
Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No.22/Akta/Pid/

2006/PN.PDG., yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Padang


yang menerangkan, bahwa pada tanggal 1 Desember 2006 Terdakwa I dan II
mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
Mengingat pula akan akta tentang permohonan kasasi No.02/Akta.Pid/
2007/PN.PDG, yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Padang
menerangkan, bahwa pada tanggal 15 Januari 2007 Terdakwa III mengajukan
permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tiinggi tersebut ;
Memperhatikan memori kasasi tanggal 12 Desember 2006 dari Terdakwa
I dan II sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Padang pada tanggal 14 Desember 2006 ;
Memperhatikan pula memori kasasi tanggal 26 Januari 2007 dari
Terdakwa III sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Padang pada tanggal 29 Januari 2007 ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang,

bahwa

putusan

Pengadilan

Tinggi

tersebut

telah

diberitahukan kepada Terdakwa I dan II pada tanggal 20 Nopember 2006 dan


Terdakwa III pada tanggal 11 Januari 2007 dan Terdakwa I dan II mengajukan
permohonan kasasi pada tanggal 1 Desember 2006, sedangkan Terdakwa III
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 15 Januari 2007 serta memori
kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang pada
tanggal 14 Desember 2006 dan tanggal 29 Januari 2007 dengan demikian
permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang , bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon
Kasasi/Terdakwa I dan II pada pokoknya adalah sebagai berikut :
A. Bahwa putusan yudex factie dan semula telah mengandung CACAT
HUKUM, karena putusan yudex factie tersebut didasarkan pada Surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang sejak semula telah mengandung
CACAT HUKUM karena ;
01. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum didasarkan pada Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) yang bersumber dari Peraturan Pemerintah

Hal. 52 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 53

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
No.110 Tahun 2000, tanggal 30 Nopember 2000 tentang Kedudukan
Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ;
02. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut dibuat atas
dasar Berita Acara Pemeriksaan (BAP), sedangkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) disusun atas hasil audit yang dilakukan oleh BPK
Wilayah I Medan yang juga mengacu pada Peraturan Pemerintah No.
110 Tahun 2000 (vide Surat Dakwaan hlm 8) ;
03. Bahwa sesungguhnya terhadap Peraturan Pemerintah No.110 Tahun
2000 yang dijadikan dasar dibuatnya Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, telah dilakukan yudicial review oleh Mahkamah Agung Republik
Indonesia dengan Nomor 05.G/HUM/2001 tanggal 09 September 2002
dengan putusan sebagai berikut :
-

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 bertentangan (Tegen


Gesteld) dengan peraturan yang lebih tinggi, yakni Undang-Undang
No. 4 Tahun 1999 dan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 ;

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut BATAL dan


tidak mempunyai kekuatan mengikat (niet verbindend/buiten effect
stellen) ;

Memerintahkan untuk mencabut Peraturan Pemerintah No. 110


Tahun 2000 tesebut, dengan ketentuan apabila dalam waktu 90
(sembilan puluh) hari Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000
tidak dicabut, demi hukum Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun
2000 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum ;

B. Bahwa secara teoritik dalam ilmu hukum pengertian BATAL (nietig, batal
absolute/ absoluut nietig) dan TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT
(niet verbindend/ buiten effect stellen) adalah suatu peraturan yang
dibatalkan akan berlaku surut terhitung sejak tanggal dikeluarkannya
Peraturan yang dinyatakan BATAL tersebut, sehingga konsekuensinya
Peraturan itu dianggap tidak pernah ada dengan segala akibat-akibat hukum
yang ditimbulkannya. Dengan demikian keadaan dikembalikan pada
keadaan semula yakni sebelum dikeluarkannya Peraturan yang dinyatakan
BATAL tersebut (ex-tunc) ;
01. Bahwa istilah BATAL tersebut oleh Kranenburg, Vigting dan Donner
lajim juga disebut dengan istilah BATAL KARENA HUKUM (nietig van
rechtswage). Namun Utrecht menolak istilah BATAL KARENA HUKUM
karena menurut Utrecht, penggunaan istilah BATAL KARENA HUKUM
akan (dapat) menimbulkan berbagai penafsiran, seolah-olah tidak lagi

Hal. 53 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 54

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
dibutuhkan adanya pernyataan dan Badan/ Pejabat yang berwenang
untuk menyatakan peraturan itu BATAL ;
02. Bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh Utrecht adalah harus ada
pernyataan dan badan/pejabat yang berwenang yang menyatakan
peraturan itu BATAL. Artinya peraturan itu tidak batal dengan
sendirinya, tanpa adanya

pernyataan dari

badan/pejabat

yang

berwenang ;
03. Bahwa sesungguhnya dalam terminogi ilmu hukum, pengertian BATAL
(nietig, batal absolute/ absoluut nietig) berbeda dengan pengertian
DAPAT

DIBATALKAN

(vernietigbaar).

Pengertian

DAPAT

DIBATALKAN (vernietigbaar), berarti suatu perbuatan yang dilakukan


dianggap pernah ada sampai dengan saat dinyatakan DIBATALKAN
oleh Hakim atau pejabat yang berwenang, sehingga bagi hukum,
segala akibat-akibat hukum yang ditimbulkan dari perbuatan itu
dinyatakan sah sampai saat perbuatan itu dinyatakan DIBATALKAN
(ex-nunc) ;
C. Bahwa oleh karena bunyi putusan yudicial review Mahkamah Agung
Republik Indonesia, Register Nomor :

04.G/HUM/2001

tanggal 09

September 2002 menyatakan :


-

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 bertentangan (Tegen


Gesteld) dengan peraturan yang lebih tinggi, yakni Undang-Undang No. 4
Tahun 1999 dan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 ;

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut BATAL dan tidak
mempunyai kekuatan mengikat (niet verbindend/ buiten effect stellen);

Memerintahkan untuk mencabut Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun


2000 tersebut, dengan ketentuan dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak dicabut, demi hukum
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut tidak mempunyai
kekuatan hukum ;

Maka sesuai dengan pengertian dan makna BATAL tersebut di atas,


Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 yang dinyatakan BATAL oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut, haruslah dianggap tidak
pernah ada beserta segala akibat hukum yang ditimbulkannya; karenanya
TIDAK MENGIKAT (niet verbindend), BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
(over de rechimatigheid) ;
D. Bahwa sesungguhnya makna BATAL sama dengan TIDAK SAH yang
maksudnya adalah menunjuk kepada penilaian hukum, sedangkan makna

Hal. 54 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 55

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
tidak mempunyai kekuatan mengikat (buiten effect stellen) maknanya sama
dengan tidak mempunyai kekuatan hukum, artinya menunjuk kepada
akibat-akibat sebagai pengaruh bekerjanya hukum dan hal ini menyangkut
kepastian hukum ;
01. Bahwa pengertian BATAL dan DAPAT DIBATALKAN sangatlah penting
untuk diperhatikan oleh yudex factie karena akan membawa akibatakibat hukum bagi suatu perbuatan yang SAH atau TIDAK SAH. Dalam
ilmu pengetahuan hukum di Perancis, istilah TIDAK SAH disebut
dengan istilah inexistence (onbestaanbaar - tidak ada, ketidak-adaan,
atau tidak pernah ada) ;
02. Bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan antara pengertian SAH
(rechtsgeldig) dan pengertian KEKUASAAN / KEKUATAN HUKUM
(rechtskracht). Menurut Stellinga (Grondtrekken van het Nederlands
Adrninistratiefrecht, hlm 131-132) makna SAH berkaitan dengan suatu
perbuatan pemerintah, sedangkan makna KEKUASAAN/ KEKUATAN
HUKUM berkaitan dengan suatu lingkungan kerja atau pengaruh yang
ditimbulkannya ;
03. Bahwa suatu
sebagai

perbuatan

Pemerintah

dinyatakan

suatu perbuatan yang SAH, bilamana perbuatan itu

dapat diterima sebagai bagian dan ketertiban hukum. Disebut sebagai


bagian dan ketertiban hukum, yaitu apabila perbuatan Pemerintah itu
terlebih dahulu disetujui atau dikukuhkan oleh suatu organ yang
lebih tinggi. Artinya, suatu perbuatan Pemerintah akan menjadi SAH
dan mendapat KEKUASAAN/ KEKUATAN HUKUM
telah memperoleh
perbuatan

Pemerintah

persetujuan.

apabila

Sebaliknya,

dinyatakan

suatu

mempunyai

KEKUASAAN/KEKUATAN HUKUM bilamana perbuatan itu dapat


mempengaruhi pergaulan hukum, Dengan demikian, SAH berarti
perbuatan Pemerintah itu dapat diterima sebagai bagian dari ketertiban
hukum (als een onderdeel van de algemene rechisorde) ;
04. Bahwa apabila suatu perbuatan Pemerintah dinyatakan sebagai
perbuatan yang SAH, berarti perbuatan itu diterima sebagai sesuatu
yang berlaku pasti, artinya perbuatan Pemerintah itu diterima sebagai
bagian dan ketertiban hukum umum, sehingga perbuatan Pemerintah
itu

mempunyai

KEKUASAAN/KEKUATAN

HUKUM,

yaitu

dapat

mempengaruhi ketertiban hukum itu dan menimbulkan kepastian


hukum. Itulah salah satu tugas dari hukum ;

Hal. 55 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 56

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
E. Bahwa perbuatan para Terdakwa adalah SAH dan mempunyai kekuatan
hukum karena perbuatan itu didasarkan pada PERDA No. 07 Tahun 2001
dan PERDA No.03 Tahun 2002 tentang APBD Kota Padang. Kedua PERDA
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Gubernur ;
F. Bahwa suatu perbuatan Pemerintah dinyatakan sebagai perbuatan yang
TIDAK SAH dan tidak mempunyai KEKUASAAN/ KEKUATAN HUKUM,
apabila perbuatan itu tidak memperoleh persetujuan. Pada kenyataannya
PERDA No. 07 Tahun 2001 dan PERDA No. 03 Tahun 2002 tidak pernah
dinyatakan TIDAK SAH dan tidak pernah tidak memperoleh persetujuan dari
Gubemur ;
TANGGAPAN

DAN

KEBERATAN

MAHKAMAH

AGUNG

REPUBLIK

TERHADAP

SURAT

INDONESIA No.04

EDARAN

TAHUN

2005

TANGGAL 28 FEBRUARI 2005.


A. Bahwa Kami tidak sependapat terhadap pertimbangan hukum yudexfaclie
yang mendasarkan pada Surat Edaran Mahkamah Agung Republik
Indonesia No. 04 Tahun 2005 tanggal 28 Februari2005, karena ;
01. Surat Edaran Mahkamah Agung itu tidak termasuk jenis dan macan
hukum positif (vide Bagir Manan, Hukum Positf Indonesia, Suatu Kajian
Teoritik,

Fakultas

Hukum

Universitas

Islam

Indonesia

Press,

Yogyakarta, 2004, hIm 13 -16) ;


02. Bahwa menurut Bagir Manan (dalam bukunya tersebut di atas) Surat
Edaran Mahkamah Agung - dari segi bentuknya memang menyerupai
salah satu aturan kebijakan, tetapi Surat Edaran Mahkamah Agung itu
tidak perlu atau tidak dapat dikatagorikan sebagai aturan kebijakan,
karena :

Pertama, Mahkamah Agung bukan administrasi negara ;

Kedua, Wewenang Mahkamah Agung membuat Surat Edaran tidak


didasarkan pada kebebasan bertindak, tetapi atas petunjuk undangundang ;

Ketiga, Surat Edaran Mahkamah Agung berada dalam cakupan


yang terbatas yaitu sebagai PEDOMAN yang berisi PETUNJUK
bagi badan peradilan tingkat rendah yang MANDIRI dalam
menjalankan fungsi peradilan. Dengan demikian, jelas bahwa Surat
Edaran Mahkamah Agung tidak mertipakan hukum positif, karena
tidak termasuk jenis dan macam hukum positif dan hanya berfungsi
sebagai PEDOMAN yang isinya berupa PETUNJUK bagi badan

Hal. 56 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 57

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
peradilan tingkat rendah yang mandiri dalam menjalankan fungsi
peradilan ;
03. Bahwa ditinjau dan segi s (materi) Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2005 tanggal 28 Februari 2005,
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku
berdasarkan Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004,
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ;
B. Bahwa Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 Pasal 32 yang
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000, TIDAK I3ERLAKU.
Dalam hal mi apakah makna dan pemyataan TIDAK BERLAKU dalam Pasal
32 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 tersebut ;
01. Bahwa sesungguhnya makna pernyataan TIDAK BERLAKU di dalam
Pasal 32 Perarturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 adalah berkaitan
dengan kewenangan ilakim Agung Mahkamah Agung;
02. Bahwa Hakim Agung Mahkamah Agung tidak dapat atau tidak
berwenang membatalkan secara langsung Peraturan Pemerintah No.
110 Tahun 2000. Artinya, Hakim Agung Mahkamah Agung tidak
berwenang

menyatakan

Peraturan

Pemerintah

tersebut

TIDAK

BERLAKU. Hakim Agung Mahkamah Agung hanya dapat atau


berwenang menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 tahun 2000
tersebut BATAL, TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet
verbindend/ buiten effect Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN
HUKUM (tegen Gesteld/ over de rechtmatigheid) ;
C. Bahwa kami tidak sependapat dengan pertimbangan hukum yudex facile
yang menjadikan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 04
Tahun 2005 tanggal 28 Pebruari 2005, yang mengutip bunyi Pasal 32
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2004 yang menyatakan Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 TIDAK BERLAKU terhitung sejak
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 ;
D. Bahwa pernyataan TIDAK BERLAKU dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah
No. 24 tahun 2004, haruslah diartikan sebagai PENARIKAN KEMBALI.
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000, karena telah dinyatakan BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect
Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid), oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia ;

Hal. 57 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 58

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
E. Bahwa TIDAK BERLAKU dan PENARIKAN KEMBALI tersebut berada dalam
wilayah administrasi yang bersifat teknis, sedangkan pernyataari BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect
Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid), berada dalam wilayah hukum yang bersifat yuridis ;
F. Bahwa oleh karena itu Hakim haruslah tetap berada dalam wilayah hukum
dengan selalu menggunakan optik yuridis. Hakim tidak boleh masuk ke
dalam wilayah teknik dengan menggunakan optik administrasi(contrarius
actus similiter fit) ;
G. Bahwa berdasarkan alasan-alasan serta uraian tersebut di atas, maka
jelaslah bahwa Peraturan Pemerintah No.110 Tahun 2000 tersebut BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect
Ste/len), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid). Oleh karena itu Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
telah kehilangan pijakan hukum, karena dasar hukum yang dijadikan dasar
dibuatnya Surat Dakwaan sudah tidak mempunyai kekuatan hukum dan
tidak mempunyai kekuatan mengikat. Dengan demikiana Surat Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum sejak semula telah terdapat CACAT HUKUM di
dalamnya dan BATAL DEMI HUKUM ;
H. Bahwa oleh karena dalam proses pemeriksaan suatu perkara pidana, yang
dijadikan bingkai (platform) adalah Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
maka putusan yudex factie yang didasarkan pada Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tersebut juga menjadi BATAL DEMI HUKUM, atau setidaktidaknya haruslah DIBATALKAN ;
DAKWAAN PRIMER DAN UNSUR- UNSURNYA :
A. Bahwa Kami tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap putusan
yudex factie yang menyatakan bahwa terhadap dakwaan primer, semua
unsur-unsurnya telah terbukti secara sah dan meyakinkan ;
B. Bahwa Kami tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap putusan
yudex factie tersebut, karena putusan yudex factie didasarkan pada
pertimbangan hukum dan dasar hukum yang tidak benar ;
C. Bahwa yudex factie telah keliru dalam mempertimbangkan dan menerapkan
hukum, khususnya mengenai unsur perbuatan MELAWAN HUKUM. Dalam
pertimbangan hukumnya yudex factie memberikan pengertian perbuatan
melawan hukum dalam tindak pidana korupsi adalah mencakup pengertian
perbuatan melawan hukum formil dan/atau materiil ;

Hal. 58 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 59

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
D. Bahwa Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam putusannya Nomor :
10/PUU-IV/2006 telah menyatakan bahwa pengertian perbuatan melawan
hukum dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No 31 Tahun 1999 diubah
dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 haruslah
diartikan dalam pengertian formil ;
E. Bahwa dalam Ilmu Hukum terdapat asas dalam Hukum Positif yang berbunyi
lex posterior derogat legi priori. Artinya, secara hukum, ketentuan lama tidak
berlaku lagi pada saat aturan hukum barn muiai berlaku, atau aturan hukum
yang lebih baru mengkesampingkan atau meniadakan aturan hukum yang
lama. Asas ini antara lain bermaksud untuk mencegah terjadinya dualisme
yang dapat menimbulkan ketidak pastian hukum. (vide Bagir Manan, Hukum
Positif Indonesia, Suatu Kajian Teoritik, Fakuitas Hukum Universitas Islam
Indonesia Press, Yogyakarta, 2004, hlm 5 8-59) ;
F. Bahwa asas lex posterior derogat legi priori. juga mengandung makna
apabiia dalam suatu kasus kemudian telah terjadi perubahan/penggantian
aturan hukum baru terhadap hukum lama, maka terhadap kasus tersebut
diberlakukan aturan hukum yang menguntungkan atau meringankan
Terdakwa ;
G. Bahwa apabila asas lex posterior derogat legi priori tersebut disambunghubungkan dengan posisi para Terdakwa (fakta), maka demi kepastian
hukum, terhadap para Terdakwa haruslah diberlakukan ketentuan yang
menguntungkan, yakni ketentuan mengenai perbuatan melawan hukum
dalam pengertian formil Artinya, perbuatan Terdakwa harus dinilai oleh
yudex factie dengan menggunakan peraturan perundang-undangan tertulis
sebagai tolok ukurnya ;
UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM ARTI FORMIL :
01. Bahwa perkara aquo para Terdakwa yang oleh Jaksa Penuntut Umum
telah didakwa melakukan perbuatan melawan hukum dalam arti formil,
dengan cara melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 110
Tahun 2000 ;
02. Bahwa sebagaimana telah Kami uraikan pada bagian terdahulu Peraturan
Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tersebut secara yuridis telah
dinyatakan BATAL (nietig, batal absolute/ absoluut nietig) dan tidak
mempunyai kekuatan mengikat (niet verbindend/ buiten effect stellen) ;
03. Bahwa oleh karena Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 telah
dinyatakan BATAL, maka konsekuensi dan dinyatakan BATAL tersebut
Peraturan Pemerintah No.110 Tahun 2000 itu dalam pelaksanaannya

Hal. 59 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 60

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
haruslah diberlakukan surut terhitung sejak tanggal dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut, yaitu sejak tanggal 30
November 2000, sehingga konsekuensinya Peraturan itu dianggap tidak
peenah ada dengan segala akibat-akibat hukum yang ditimbulkannya dan
keadaan

dikembalikan

pada

keadaan

semula

yakni

sebelum

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut (extunc) ;


04. Bahwa oleh karena perbuatan para Terdakwa tersebut didasarkan pada
PERDA No. 07 Tahun 2001 dan PERDA No. 03 Tahun 2002 yang masih
berlaku dan tidak pernah dibatalkan, maka perbuatan para Terdakwa
adalah SAH dan bukan merupakan perbuatan melawan hukum. Oleh
karena itu putusan yudex factie haruslah dibatalkan dan para Terdakwa
dibebaskan dan segala dakwaan ;
05. Bahwa oleh karena dasar hukum yang digunakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dalam Surat Dakwaannya tersebut adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 110 Tahun 2000 yang kemudian diambil-alih oleh yudex factie,
padahal Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 oleh Mahkamah
Agung telah dinyatakan BATAL atau BATAL KARENA HUKUM, maka
sudah sepantasnya apabila putusan yudex facile tersebut haruslah
dibatalkan dan para Terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan ;
06. Bahwa Kami tidak sependapat dengan pertimbangan yudex facile yang
secara serta merta menerapkan ketentuan Surat Edaran Mahkamah
Agung RI Nomor 04 Tahun 2005, tanpa mempertimbangkan pendapat
saksi ahli maupun teori hukum dalam menghadapi adanya berbagai
penafsiran terhadap putusan yudicial review Mahkamah Agung tersebut,
kemudian menjadikan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2005
tanggal 28 Februari 2005 itu sebagai dasar dalam menentukan batas
waktu mulai TIDAK BERLAKUNYA Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun
2000. Sebab, sesuai dengan pendapat Baqir Manan bahwa Surat Edaran
Mahkamah Agung tidak termasuk jenis dan macam dan hukum positip.
Fungsinya hanyalah sekedar pedoman dan atau petunjuk ;
07. Bahwa sesungguhnya Surat Edaran Mahkamah Agung No.04 Tahun 2005
tanggal 28 Februari 2005 tersebut isinya hanyalah sekedar memberikan
informasi kepada pengadilan tingkat rendah mengenai bunyi Pasal 32
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 yang menyatakan Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku ;

Hal. 60 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 61

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
08. Bahwa Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005, Pasal 32 yang
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku lagi
seharus oleh yudex factie dilihat sebagai aspek teknis administrasi karena
di dalam Hukum Administrasi terdapat asas yang menyatakan badan yang
berwenang mencabut suatu aturan hukum atau keputusan administrasi
adalah badan yang membuat atau mengeluarkan aturan atau keputusan itu
(contrarius actus similiter fit) ;
09. Bahwa sesungguhnya dari aspek yuridis dengan adanya putusan
Mahkamah Agung mengenai yudicial review yang menyatakan Peraturan
Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 BATAL, berarti Peraturan Pemerintah
No. 110 Tahun 2000 adalah TIDAK SAH. Sebab, pengertian BATAL itu
maknanya sama dengan TIDAK SAH yang maksudnya adalah menunjuk
kepada penilaian hukum, sedangkan tidak mempunyai kekuatan
mengikat (buiten effect stellen) maknanya sama dengan tidak mempunyai
kekuatan hukum. Artinya

menunjuk kepada

akibat-akibat sebagai

pengaruh bekerjanya hukum dan hal ini menyangkut kepastian hukum.


Dalam ilmu pengetahuan hukum di Perancis, istilah TIDAK SAH disebut
dengan istilah inexistence (onbestaanbaar - tidak ada, ketidak adaan) ;
10. Bahwa dengan adanya putusan Mahkamah Agung yang menyatakan
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 itu BATAL, berarti Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 adalah TIDAK SAH, berarti pula dari
penilaian hukum Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 TIDAK
MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (buiten effect stellen). Dengan
demikian jelaslah bahwa yudex factie telah keliru dalam menerapkan
hukumnya dan karena itu putusan yudex factie tersebut haruslah
dibatalkan ;
11. Bahwa kami tidak sependapat dengan pertimbangan yudex factie (vide
Putusan hlm 192, 193). Sebab para Terdakwa sejak semula telah
menganggap Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 sudah BATAL
dan TIDAK SAH serta TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT sejak
dikeluarkannya putusan yudicial review dari Mahkamah Agung tersebut.
Karena Peraturan Pemerintah tersebut oleh para Terdakwa dianggap tidak
pernah ada, maka dalam pembuatan DRUKDA para Terdakwa tidak perlu
lagi berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000
tersebut ;
12. Bahwa tindakan mengkesampingkan Peraturan Pemerintah Nomor 110
Tahun 2000 oleh Para Terdakwa tersebut sesungguhnya sejalan dengan

Hal. 61 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 62

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Surat Edaran Mendagri No.903/2477/SJ tanggal 05 Desember 2001 dan
radiogram Mendagri 12 Maret 2003 yang pada pokoknya menyatakan
bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 HANYA SEBAGAI
PEDOMAN. OIeh karena itu tindakan para Terdakwa tersebut jelas-jelas
bukan merupakan perbuatan melawan hukum, sehingga putusan yudex
factie tersebut haruslah

dibatalkan dan

para Terdakwa haruslah

dibebaskan dari segala dakwaan ;


13. Bahwa kami tidak sependapat dengan yudex facile yang menyatakan
bahwa pengajuan Anggaran Belanja DPRD merupakan perbuatan
melawan hukum (vide Putusan him 194). Sebab sesuai dengan ketentuan
Pasal 11 tentang Hak Menentukan Anggaran Belanja DPRD menyatakan :
a. Ayat (1) Dalam setiap tahun anggaran, DPRD menentukan anggaran
belanja DPRD sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
b. Ayat (2) Anggaran belanja DPRD sebagaimana dimaksud ayat (1)
pasal ini di susun oleh Panitia Anggaran setelah menerima masukan
dari fraksi, Komisi dan Sekretaris DPRD untuk disetujui dalam rapat
paripurna DPRD.
c. Ayat (3) Keputusan DPRD disampaikan dalam pembahasan Pra
RAPBD sebelum disampaikan Nota Keuangan oleh Walikota/Bupati.
14. Bahwa menurut Pasal 19 ayat (1) huruf g Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 menyatakan : DPRD mempunyai hak untuk menentukan
Anggaran Belanja DPRD. Karena itu, dalam perkara aquo para Terdakwa
sebagai anggota DPRD Kota Padang mereka telah mengajukan haknya
sesuai dengan kewenangannya tersebut, sehingga perbuatan Para
Terdakwa tersebut adalah sah dan sesuai dengan hukum yang berlaku ;
15. Bahwa persoalannya apakah perbuatan Para Terdakwa mengajukan
Anggaran Belanja tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum ? maka dalam hal ini perlu dicari dulu apakah tolok
ukurnya agar suatu perbuatan tersebut dikatakan melawan hukum
melakukan perbuatan melawan hukum? ;
16. Bahwa oleh karena tolok ukur yang digunakan oleh yudex factie untuk
mengukur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para Terdakwa
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000, sementara
Peraturan Pemerintah tersebut telah dinyatakan BATAL KARENA HUKUM,
maka perbuatan tersebut tidaklah dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum, karenanya putusan yudex factie tersebut haruslah
dibatalkan dan para Terdakwa dibebaskan dari segala hukuman ;

Hal. 62 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 63

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
17. Bahwa di samping secara yuridis perbuatan Para Terdakwa tersebut bukan
merupakan perbuatan melawan hukum, secara teoritis juga bukan
merupakan perbuatan melawan hukum. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bagir Manan, menyatakan : Peraturan Pemerintah (PP) bertingkat lebih
alas dan Peraturan Daerah (Perda). Tetapi Perda yang bertentangan
dengan PP tidak serta merta kalah sehingga dinyatakan batal atau tidak
sah. Kalau ternyata materi muatan PP mengatur ha!ha! yang menjadi
wewenang daerah, dan maleri muatan Perda berada dalam wewenang
daerah, maka PP yang mangalah, bukan Perda. Hal demikian ini sesuai
dengan asas pertingkatan peraturan perundang-undangan (lex superior
derogat legi inferio). Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, Suatu Kajian
Teoritik, Fakuitas Hukum Universitas Islam Indonesia Press, Yogyakarta,
2004, him 56-57) ;
18. Bahwa Kami tidak sependapat dan sangat keberatan atas pertimbangan
yudex factie yang menjadikan Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2004 dan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2005
tanggai 28 Februari 2005, sebagai dasar hukum dan tolok-ukur dalam
menilai perbuatan para Terdakwa. Sebab, hal demikian berarti yudex factie
memberikan persetujuan atau toleransi atas tindakan-tindakan Pemerintah
dan DPRD yang TIDAK SAH dan TIDAK MENGIKAT serta MELAWAN
HUKUM sampai dengan dinyatakannya DICABUT. Peraturan Pemerintah
No.110 Tahun 2000 oleh Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
2004 tertanggal 28 Agustus 2004 ;
19. Bahwa sesuai dengan hal-hal dan uraian di atas, maka jelaslah unsur
perbuatan melawan hukum sama sekali tidak terbukti karena salah satu
dan unsur yang didakwakan tidak terbukti, maka para Terdakwa haruslah
dibebaskan dari segala hukum, karena itu pula para Terdakwa haruslah
direhabilitir nama baiknya dan dikembalikan pada kedudukan serta
martabatnya seperti sedia kala ;
20. Bahwa pertimbangan hukum yudex factie tersebut di atas, jelas-jelas
melanggar prinsip asas legalitas sebagai salah satu prinsip penting dari
negara hukum, utamanya prinsip setiap tindakan pemerintah harus
berdasarkan atas hukum (rechtmatigheid van bestuur) ;
21. Bahwa yadex factie dalam putusannya sama sekali tidak mempertimbangkan teori-teori, saksi ahli atau pendapat ahli hukum, karena itu jelas yudex
factie telah mengkesampingkan ketentuan Pasal 184 KUHAP yang
menempatkan saksi ahli sebagai alat bukti yang sah. Hal ini berbeda

Hal. 63 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 64

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
dengan HIR yang menempatkan saksi ahli bukan merupakan alat bukti
yang mengikat Hakim ;
22. Bahwa yudex factie dalam pertimbangannya selain tidak mempertimbangkan bukti saksi ahli ternyata juga tidak mempertimbangkan secara jelas
alasan-alasan Penasehat Hukum

dan

para

Terdakwa, baik

yang

disampaikan secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, putusan


yudex factie jelas melanggar asas yang menyatakan Hakim harus
mendengar kedua belah pihak dan mempertimbangkan semua hal-hal
yang terungkap dalam persidangan. Oleh karena itu putusan yudex factie
haruslah dibatalkan dan para Terdakwa haruslah dibebaskan ;
Menimbang , bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Terdakwa III pada pokoknya adalah sebagai berikut :
I. Bahwa putusan yudex factie dari semula telah mengandung CACAT
HUKUM, karena :
a. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum didasarkan pada Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) yang bersumber dari Peraturan Pemerintah
No.110 Tahun 2000, tanggal 30 Nopember 2000 tentang Kedudukan
Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ;
b. Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut dibuat atas dasar
Berita Acara Pemeriksaan (BAP), sedangkan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) disusun atas hasil audit yang dilakukan oleh BPK Wilayah I Medan
yang juga mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000
(vide Surat Dakwaan hlm 8) ;
c. Bahwa sesungguhnya terhadap Peraturan Pemerintah No.110 Tahun
2000 yang dijadikan dasar dibuatnya Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, telah dilakukan yudicial review oleh Mahkamah Agung Republik
Indonesia dengan Nomor 05.G/HUM/2001 tanggal 09 September 2002
dengan putusan sebagai berikut :
-

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 bertentangan (Tegen


Gesteld) dengan peraturan yang lebih tinggi, yakni Undang-Undang
No. 4 Tahun 1999 dan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 ;

Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut BATAL dan tidak
mempunyai kekuatan mengikat (niet verbindend/buiten effect stellen) ;

Memerintahkan untuk mencabut Peraturan Pemerintah No. 110


Tahun 2000 tesebut, dengan ketentuan apabila dalam waktu 90
(sembilan puluh) hari Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000

Hal. 64 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 65

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
tidak dicabut, demi hukum Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000
tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum ;
II. Bahwa secara teoritik dalam ilmu hukum pengertian BATAL (nietig, batal
absolute/ absoluut nietig) dan TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT
(niet verbindend/ buiten effect stellen) adalah suatu peraturan yang
dibatalkan akan berlaku surut terhitung sejak tanggal dikeluarkannya
Peraturan yang dinyatakan BATAL tersebut, sehingga konsekuensinya
Peraturan itu dianggap tidak pernah ada dengan segala akibat-akibat hukum
yang ditimbulkannya. Dengan demikian keadaan dikembalikan pada
keadaan semula yakni sebelum dikeluarkannya Peraturan yang dinyatakan
BATAL tersebut (ex-tunc) ;
01. Bahwa istilah BATAL tersebut oleh Kranenburg, Vigting dan Donner
lajim juga disebut dengan istilah BATAL KARENA HUKUM (nietig van
rechtswage). Namun Utrecht menolak istilah BATAL KARENA HUKUM
karena menurut Utrecht, penggunaan istilah BATAL KARENA HUKUM
akan (dapat) menimbulkan berbagai penafsiran, seolah-olah tidak lagi
dibutuhkan adanya pernyataan dan Badan/ Pejabat yang berwenang
untuk menyatakan peraturan itu BATAL ;
02. Bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh Utrecht adalah harus ada
pernyataan dan badan/pejabat yang berwenang yang menyatakan
peraturan itu BATAL. Artinya peraturan itu tidak batal dengan
sendirinya, tanpa adanya

pernyataan dari

badan/pejabat

yang

berwenang ;
03. Bahwa sesungguhnya dalam terminogi ilmu hukum, pengertian BATAL
(nietig, batal absolute/ absoluut nietig) berbeda dengan pengertian
DAPAT

DIBATALKAN

(vernietigbaar).

Pengertian

DAPAT

DIBATALKAN (vernietigbaar), berarti suatu perbuatan yang dilakukan


dianggap pernah ada sampai dengan saat dinyatakan DIBATALKAN
oleh Hakim atau pejabat yang berwenang, sehingga bagi hukum,
segala akibat-akibat hukum yang ditimbulkan dari perbuatan itu
dinyatakan sah sampai saat perbuatan itu dinyatakan DIBATALKAN
(ex-nunc) ;
III. Bahwa sebagaimana bunyi putusan yudicial review Mahkamah Agung
Republik Indonesia, Register Nomor : 05.G/HUM/2001 tanggal 09
September 2002 menyatakan, maka makna batal tersebut di atas
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 yang dinyatakan batal oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut haruslah dianggap tidak

Hal. 65 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 66

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
pernah ada beserta segala akibat hukum yang ditimbulkannya, karena
tidak mengikat (niet verbindend), bertentangan dengan hukum (over de
rechtmatigheid) ;
IV. Bahwa sesungguhnya makna BATAL sama dengan TIDAK SAH yang
maksudnya adalah menunjuk kepada penilaian hukum, sedangkan makna
tidak mempunyai kekuatan mengikat (buiten effect stellen) maknanya sama
dengan tidak mempunyai kekuatan hukum, artinya menunjuk kepada
akibat-akibat sebagai pengaruh bekerjanya hukum dan hal ini menyangkut
kepastian hukum ;
01. Bahwa pengertian BATAL dan DAPAT DIBATALKAN sangatlah penting
untuk diperhatikan oleh yudex factie karena akan membawa akibatakibat hukum bagi suatu perbuatan yang SAH atau TIDAK SAH. Dalam
ilmu pengetahuan hukum di Perancis, istilah TIDAK SAH disebut
dengan istilah inexistence (onbestaanbaar - tidak ada, ketidak-adaan,
atau tidak pernah ada) ;
02. Bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan antara pengertian SAH
(rechtsgeldig) dan pengertian KEKUASAAN / KEKUATAN HUKUM
(rechtskracht). Menurut Stellinga (Grondtrekken van het Nederlands
Adrninistratiefrecht, hlm 131-132) makna SAH berkaitan dengan suatu
perbuatan pemerintah, sedangkan makna KEKUASAAN/ KEKUATAN
HUKUM berkaitan dengan suatu lingkungan kerja atau pengaruh yang
ditimbulkannya ;
03. Bahwa suatu
sebagai

perbuatan

Pemerintah

dinyatakan

suatu perbuatan yang SAH, bilamana perbuatan itu

dapat diterima sebagai bagian dan ketertiban hukum. Disebut sebagai


bagian dan ketertiban hukum, yaitu apabila perbuatan Pemerintah itu
terlebih dahulu disetujui atau dikukuhkan oleh suatu organ yang
lebih tinggi. Artinya, suatu perbuatan Pemerintah akan menjadi SAH
dan mendapat KEKUASAAN/ KEKUATAN HUKUM
telah memperoleh
perbuatan

Pemerintah

persetujuan.

apabila

Sebaliknya,

dinyatakan

suatu

mempunyai

KEKUASAAN/KEKUATAN HUKUM bilamana perbuatan itu dapat


mempengaruhi pergaulan hukum, Dengan demikian, SAH berarti
perbuatan Pemerintah itu dapat diterima sebagai bagian dari ketertiban
hukum (als een onderdeel van de algemene rechisorde) ;
04. Bahwa apabila suatu perbuatan Pemerintah dinyatakan sebagai
perbuatan yang SAH, berarti perbuatan itu diterima sebagai sesuatu
yang berlaku pasti, artinya perbuatan Pemerintah itu diterima sebagai

Hal. 66 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 67

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
bagian dan ketertiban hukum umum, sehingga perbuatan Pemerintah
itu

mempunyai

KEKUASAAN/KEKUATAN

HUKUM,

yaitu

dapat

mempengaruhi ketertiban hukum itu dan menimbulkan kepastian


hukum. Itulah salah satu tugas dari hukum ;
V. Bahwa perbuatan para Terdakwa adalah SAH dan mempunyai kekuatan
hukum karena perbuatan itu didasarkan pada PERDA No. 07 Tahun 2001
dan PERDA No.03 Tahun 2002 tentang APBD Kota Padang. Kedua PERDA
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Gubernur ;
VI. Bahwa suatu perbuatan Pemerintah dinyatakan sebagai perbuatan yang
TIDAK SAH dan tidak mempunyai KEKUASAAN/ KEKUATAN HUKUM,
apabila perbuatan itu tidak memperoleh persetujuan. Pada kenyataannya
PERDA No. 07 Tahun 2001 dan PERDA No. 03 Tahun 2002 tidak pernah
dinyatakan TIDAK SAH dan tidak pernah tidak memperoleh persetujuan dari
Gubemur ;
TANGGAPAN

DAN

KEBERATAN

MAHKAMAH

AGUNG

REPUBLIK

TERHADAP

SURAT

INDONESIA No.04

EDARAN

TAHUN

2005

TANGGAL 28 FEBRUARI 2005.


A. Bahwa PEMOHON tidak sependapat terhadap pertimbangan hukum
yudexfaclie yang mendasarkan pada Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia No. 04 Tahun 2005 tanggal 28 Februari2005, karena ;
01. Surat Edaran Mahkamah Agung itu tidak termasuk jenis dan macan
hukum positif (vide Bagir Manan, Hukum Positf Indonesia, Suatu Kajian
Teoritik,

Fakultas

Hukum

Universitas

Islam

Indonesia

Press,

Yogyakarta, 2004, hIm 13 -16) ;


02. Bahwa menurut Bagir Manan (dalam bukunya tersebut di atas) Surat
Edaran Mahkamah Agung dari segi bentuknya memang menyerupai
salah satu aturan kebijakan, tetapi Surat Edaran Mahkamah Agung itu
tidak perlu atau tidak dapat dikatagorikan sebagai aturan kebijakan,
karena :

Pertama, Mahkamah Agung bukan administrasi negara ;

Kedua, Wewenang Mahkamah Agung membuat Surat Edaran tidak


didasarkan pada kebebasan bertindak, tetapi atas petunjuk undangundang ;

Ketiga, Surat Edaran Mahkamah Agung berada dalam cakupan


yang terbatas yaitu sebagai PEDOMAN yang berisi PETUNJUK
bagi badan peradilan tingkat rendah yang MANDIRI dalam
menjalankan fungsi peradilan. Dengan demikian, jelas bahwa Surat

Hal. 67 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 68

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Edaran Mahkamah Agung tidak mertipakan hukum positif, karena
tidak termasuk jenis dan macam hukum positif dan hanya berfungsi
sebagai PEDOMAN yang isinya berupa PETUNJUK bagi badan
peradilan tingkat rendah yang mandiri dalam menjalankan fungsi
peradilan ;
03. Bahwa ditinjau dan segi s (materi) Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2005 tanggal 28 Februari 2005,
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku
berdasarkan Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004,
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ;
B. Bahwa Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 Pasal 32 yang
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000, TIDAK I3ERLAKU.
Dalam hal mi apakah makna dan pemyataan TIDAK BERLAKU dalam Pasal
32 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 tersebut ;
01. Bahwa sesungguhnya makna pernyataan TIDAK BERLAKU di dalam
Pasal 32 Perarturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 adalah berkaitan
dengan kewenangan ilakim Agung Mahkamah Agung;
02. Bahwa Hakim Agung Mahkamah Agung tidak dapat atau tidak
berwenang membatalkan secara langsung Peraturan Pemerintah No.
110 Tahun 2000. Artinya, Hakim Agung Mahkamah Agung tidak
berwenang

menyatakan

Peraturan

Pemerintah

tersebut

TIDAK

BERLAKU. Hakim Agung Mahkamah Agung hanya dapat atau


berwenang menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 tahun 2000
tersebut BATAL, TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet
verbindend/ buiten effect Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN
HUKUM (tegen Gesteld/ over de rechtmatigheid) ;
C. Bahwa kami tidak sependapat dengan pertimbangan hukum yudex facile
yang menjadikan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 04
Tahun 2005 tanggal 28 Pebruari 2005, yang mengutip bunyi Pasal 32
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2004 yang menyatakan Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 TIDAK BERLAKU terhitung sejak
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 ;
D. Bahwa pernyataan TIDAK BERLAKU dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah
No. 24 tahun 2004, haruslah diartikan sebagai PENARIKAN KEMBALI.
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000, karena telah dinyatakan BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect

Hal. 68 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 69

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid), oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia ;
E. Bahwa TIDAK BERLAKU dan PENARIKAN KEMBALI tersebut berada dalam
wilayah administrasi yang bersifat teknis, sedangkan pernyataari BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect
Stellen), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid), berada dalam wilayah hukum yang bersifat yuridis ;
F. Bahwa oleh karena Hakim haruslah tetap berada dalam wilayah hukum
dengan selalu menggunakan optik yuridis. Hakim tidak boleh masuk ke
dalam wilayah teknik dengan menggunakan optik administrasi(contrarius
actus similiter fit) ;
G. Bahwa berdasarkan alasan-alasan serta uraian tersebut di atas, maka
jelaslah bahwa Peraturan Pemerintah No.110 Tahun 2000 tersebut BATAL,
TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (niet verbindend/ buiten effect
Ste/len), atau BERTENTANGAN DENGAN HUKUM (tegen Gesteld/ over de
rechtmatigheid). Oleh karena itu Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
telah kehilangan pijakan hukum, karena dasar hukum yang dijadikan dasar
dibuatnya Surat Dakwaan sudah tidak mempunyai kekuatan hukum dan
tidak mempunyai kekuatan mengikat. Dengan demikiana Surat Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum sejak semula telah terdapat CACAT HUKUM di
dalamnya dan BATAL DEMI HUKUM ;
H. Bahwa oleh karena dalam proses pemeriksaan suatu perkara pidana, yang
dijadikan bingkai (platform) adalah Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
maka putusan yudex factie yang didasarkan pada Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tersebut juga menjadi BATAL DEMI HUKUM, atau setidaktidaknya haruslah DIBATALKAN ;
DAKWAAN PRIMER DAN UNSUR- UNSURNYA :
A. Bahwa Kami tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap putusan
yudex factie yang menyatakan bahwa terhadap dakwaan primer, semua
unsur-unsurnya telah terbukti secara sah dan meyakinkan ;
B. Bahwa Kami tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap putusan
yudex factie tersebut, karena putusan yudex factie didasarkan pada
pertimbangan hukum dan dasar hukum yang tidak benar ;
C. Bahwa yudex factie telah keliru dalam mempertimbangkan dan menerapkan
hukum, khususnya mengenai unsur perbuatan MELAWAN HUKUM. Dalam
pertimbangan hukumnya yudex factie memberikan pengertian perbuatan

Hal. 69 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 70

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
melawan hukum dalam tindak pidana korupsi adalah mencakup pengertian
perbuatan melawan hukum formil dan/atau materiil ;
D. Bahwa Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam putusannya Nomor :
10/PUU-IV/2006 telah menyatakan bahwa pengertian perbuatan melawan
hukum dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No 31 Tahun 1999 diubah
dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 haruslah
diartikan dalam pengertian formil ;
E. Bahwa dalam Ilmu Hukum terdapat asas dalam Hukum Positif yang berbunyi
lex posterior derogat legi priori. Artinya, secara hukum, ketentuan lama tidak
berlaku lagi pada saat aturan hukum barn muiai berlaku, atau aturan hukum
yang lebih baru mengkesampingkan atau meniadakan aturan hukum yang
lama. Asas ini antara lain bermaksud untuk mencegah terjadinya dualisme
yang dapat menimbulkan ketidak pastian hukum. (vide Bagir Manan, Hukum
Positif Indonesia, Suatu Kajian Teoritik, Fakuitas Hukum Universitas Islam
Indonesia Press, Yogyakarta, 2004, hlm 58-59) ;
F. Bahwa asas lex posterior derogat legi priori. juga mengandung makna
apabiia dalam suatu kasus kemudian telah terjadi perubahan/penggantian
aturan hukum baru terhadap hukum lama, maka terhadap kasus tersebut
diberlakukan aturan hukum yang menguntungkan atau meringankan
Terdakwa/Pemohon ;
G. Bahwa apabila asas lex posterior derogat legi priori tersebut disambunghubungkan dengan posisi para Terdakwa (fakta), maka demi kepastian
hukum, terhadap para Terdakwa haruslah diberlakukan ketentuan yang
menguntungkan, yakni ketentuan mengenai perbuatan melawan hukum
dalam pengertian formil Artinya, perbuatan Terdakwa harus dinilai oleh
yudex factie dengan menggunakan peraturan perundang-undangan tertulis
sebagai tolok ukurnya ;
UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM ARTI FORMIL :
01. Bahwa perkara aquo Pemohon oleh Jaksa Penuntut Umum telah didakwa
melakukan perbuatan melawan hukum dalam arti formil, dengan cara
melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 ;
02. Bahwa sebagaimana telah Kami uraikan pada bagian terdahulu Peraturan
Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tersebut secara yuridis telah
dinyatakan BATAL (nietig, batal absolute/ absoluut nietig) dan tidak
mempunyai kekuatan mengikat (niet verbindend/ buiten effect stellen) ;
03. Bahwa oleh karena Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 telah
dinyatakan BATAL, maka konsekuensi dan dinyatakan BATAL tersebut

Hal. 70 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 71

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Peraturan Pemerintah No.110 Tahun 2000 itu dalam pelaksanaannya
haruslah diberlakukan surut terhitung sejak tanggal dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut, yaitu sejak tanggal 30
November 2000, sehingga konsekuensinya Peraturan itu dianggap tidak
peenah ada dengan segala akibat-akibat hukum yang ditimbulkannya dan
keadaan

dikembalikan

pada

keadaan

semula

yakni

sebelum

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tersebut (extunc) ;


04. Bahwa oleh karena perbuatan para Terdakwa tersebut didasarkan pada
PERDA No. 07 Tahun 2001 dan PERDA No. 03 Tahun 2002 yang masih
berlaku dan tidak pernah dibatalkan, maka perbuatan para Terdakwa
adalah SAH dan bukan merupakan perbuatan melawan hukum. Oleh
karena itu putusan yudex factie haruslah dibatalkan dan para Terdakwa
dibebaskan dan segala dakwaan ;
05. Bahwa oleh karena dasar hukum yang digunakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dalam Surat Dakwaannya tersebut adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 110 Tahun 2000 yang kemudian diambil-alih oleh yudex factie,
padahal Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 oleh Mahkamah
Agung telah dinyatakan BATAL atau BATAL KARENA HUKUM, maka
sudah sepantasnya apabila putusan yudex facile tersebut haruslah
dibatalkan dan para Terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan ;
06. Bahwa Kami tidak sependapat dengan pertimbangan yudex facile yang
secara serta merta menerapkan ketentuan Surat Edaran Mahkamah
Agung RI Nomor 04 Tahun 2005, tanpa mempertimbangkan pendapat
saksi ahli maupun teori hukum dalam menghadapi adanya berbagai
penafsiran terhadap putusan yudicial review Mahkamah Agung tersebut,
kemudian menjadikan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2005
tanggal 28 Februari 2005 itu sebagai dasar dalam menentukan batas
waktu mulai TIDAK BERLAKUNYA Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun
2000. Sebab, sesuai dengan pendapat Baqir Manan bahwa Surat Edaran
Mahkamah Agung tidak termasuk jenis dan macam dan hukum positip.
Fungsinya hanyalah sekedar pedoman dan atau petunjuk ;
07. Bahwa sesungguhnya Surat Edaran Mahkamah Agung No.04 Tahun 2005
tanggal 28 Februari 2005 tersebut isinya hanyalah sekedar memberikan
informasi kepada pengadilan tingkat rendah mengenai bunyi Pasal 32
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 yang menyatakan Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku ;

Hal. 71 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 72

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
08. Bahwa Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005, Pasal 32 yang
menyatakan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 tidak berlaku lagi
seharus oleh yudex factie dilihat sebagai aspek teknis administrasi karena
di dalam Hukum Administrasi terdapat asas yang menyatakan badan yang
berwenang mencabut suatu aturan hukum atau keputusan administrasi
adalah badan yang membuat atau mengeluarkan aturan atau keputusan itu
(contrarius actus similiter fit) ;
09. Bahwa sesungguhnya dari aspek yuridis dengan adanya putusan
Mahkamah Agung mengenai yudicial review yang menyatakan Peraturan
Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 BATAL, berarti Peraturan Pemerintah
No. 110 Tahun 2000 adalah TIDAK SAH. Sebab, pengertian BATAL itu
maknanya sama dengan TIDAK SAH yang maksudnya adalah menunjuk
kepada penilaian hukum, sedangkan tidak mempunyai kekuatan
mengikat (buiten effect stellen) maknanya sama dengan tidak mempunyai
kekuatan hukum. Artinya

menunjuk kepada

akibat-akibat sebagai

pengaruh bekerjanya hukum dan hal ini menyangkut kepastian hukum.


Dalam ilmu pengetahuan hukum di Perancis, istilah TIDAK SAH disebut
dengan istilah inexistence (onbestaanbaar - tidak ada, ketidak adaan) ;
10. Bahwa dengan adanya putusan Mahkamah Agung yang menyatakan
Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 itu BATAL, berarti Peraturan
Pemerintah No. 110 Tahun 2000 adalah TIDAK SAH, berarti pula dari
penilaian hukum Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000 TIDAK
MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT (buiten effect stellen). Dengan
demikian jelaslah bahwa yudex factie telah keliru dalam menerapkan
hukumnya dan karena itu putusan yudex factie tersebut haruslah
dibatalkan ;
11. Bahwa kami tidak sependapat dengan pertimbangan yudex factie (vide
Putusan hlm 192, 193). Sebab para Terdakwa sejak semula telah
menganggap Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 sudah BATAL
dan TIDAK SAH serta TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT sejak
dikeluarkannya putusan yudicial review dari Mahkamah Agung tersebut.
Karena Peraturan Pemerintah tersebut oleh para Terdakwa dianggap tidak
pernah ada, maka dalam pembuatan DRUKDA para Terdakwa tidak perlu
lagi berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000
tersebut ;
12. Bahwa tindakan mengkesampingkan Peraturan Pemerintah Nomor 110
Tahun 2000 oleh Para Terdakwa tersebut sesungguhnya sejalan dengan

Hal. 72 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 73

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
Surat Edaran Mendagri No.903/2477/SJ tanggal 05 Desember 2001 dan
radiogram Mendagri 12 Maret 2003 yang pada pokoknya menyatakan
bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 HANYA SEBAGAI
PEDOMAN. OIeh karena itu tindakan para Terdakwa tersebut jelas-jelas
bukan merupakan perbuatan melawan hukum, sehingga putusan yudex
factie tersebut haruslah

dibatalkan dan

para Terdakwa haruslah

dibebaskan dari segala dakwaan ;


13. Bahwa kami tidak sependapat dengan yudex facile yang menyatakan
bahwa pengajuan Anggaran Belanja DPRD merupakan perbuatan
melawan hukum (vide Putusan him 194). Sebab sesuai dengan ketentuan
Pasal 11 tentang Hak Menentukan Anggaran Belanja DPRD menyatakan :
a. Ayat (1) Dalam setiap tahun anggaran, DPRD menentukan anggaran
belanja DPRD sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
b. Ayat (2) Anggaran belanja DPRD sebagaimana dimaksud ayat (1)
pasal ini di susun oleh Panitia Anggaran setelah menerima masukan
dari fraksi, Komisi dan Sekretaris DPRD untuk disetujui dalam rapat
paripurna DPRD.
c. Ayat (3) Keputusan DPRD disampaikan dalam pembahasan Pra
RAPBD sebelum disampaikan Nota Keuangan oleh Walikota/Bupati.
14. Bahwa menurut Pasal 19 ayat (1) huruf g Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 menyatakan : DPRD mempunyai hak untuk menentukan
Anggaran Belanja DPRD. Karena itu, dalam perkara aquo para Terdakwa
sebagai anggota DPRD Kota Padang mereka telah mengajukan haknya
sesuai dengan kewenangannya tersebut, sehingga perbuatan Para
Terdakwa tersebut adalah sah dan sesuai dengan hukum yang berlaku ;
15. Bahwa persoalannya apakah perbuatan Para Terdakwa mengajukan
Anggaran Belanja tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum ? maka dalam hal ini perlu dicari dulu apakah tolok
ukurnya agar suatu perbuatan tersebut dikatakan melawan hukum
melakukan perbuatan melawan hukum? ;
16. Bahwa oleh karena tolok ukur yang digunakan oleh yudex factie untuk
mengukur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para Terdakwa
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000, sementara
Peraturan Pemerintah tersebut telah dinyatakan BATAL KARENA HUKUM,
maka perbuatan tersebut tidaklah dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum, karenanya putusan yudex factie tersebut haruslah
dibatalkan dan para Terdakwa dibebaskan dari segala hukuman ;

Hal. 73 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 74

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
17. Bahwa di samping secara yuridis perbuatan Para Terdakwa tersebut bukan
merupakan perbuatan melawan hukum, secara teoritis juga bukan
merupakan perbuatan melawan hukum. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bagir Manan, menyatakan : Peraturan Pemerintah (PP) bertingkat lebih
alas dan Peraturan Daerah (Perda). Tetapi Perda yang bertentangan
dengan PP tidak serta merta kalah sehingga dinyatakan batal atau tidak
sah. Kalau ternyata materi muatan PP mengatur ha!ha! yang menjadi
wewenang daerah, dan maleri muatan Perda berada dalam wewenang
daerah, maka PP yang mangalah, bukan Perda. Hal demikian ini sesuai
dengan asas pertingkatan peraturan perundang-undangan (lex superior
derogat legi inferio). Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, Suatu Kajian
Teoritik, Fakuitas Hukum Universitas Islam Indonesia Press, Yogyakarta,
2004, him 56-57) ;
18. Bahwa

Pemohon

tidak

sependapat

pertimbangan yudex factie

yang

dan

sangat

keberatan

menjadikan Pasal

32

atas

Peraturan

Pemerintah No. 24 Tahun 2004 dan Surat Edaran Mahkamah Agung No.
04 Tahun 2005 tanggai 28 Februari 2005, sebagai dasar hukum dan tolokukur dalam menilai perbuatan para Terdakwa. Sebab, hal demikian berarti
yudex factie memberikan persetujuan atau toleransi atas tindakan-tindakan
Pemerintah dan DPRD yang TIDAK SAH dan TIDAK MENGIKAT serta
MELAWAN HUKUM sampai dengan dinyatakannya DICABUT. Peraturan
Pemerintah No.110 Tahun 2000 oleh Pasal 32 Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 2004 tertanggal 28 Agustus 2004 ;
19. Bahwa sesuai dengan hal-hal dan uraian di atas, maka jelaslah unsur
perbuatan melawan hukum sama sekali tidak terbukti karena salah satu
dan unsur yang didakwakan tidak terbukti, maka para Terdakwa haruslah
dibebaskan dari segala hukum, karena itu pula para Terdakwa haruslah
direhabilitir nama baiknya dan dikembalikan pada kedudukan serta
martabatnya seperti sedia kala ;
20. Bahwa pertimbangan hukum yudex factie tersebut di atas, jelas-jelas
melanggar prinsip asas legalitas sebagai salah satu prinsip penting dari
negara hukum, utamanya prinsip setiap tindakan pemerintah harus
berdasarkan atas hukum (rechtmatigheid van bestuur) ;
21. Bahwa yadex factie dalam putusannya sama sekali tidak mempertimbangkan teori-teori, saksi ahli atau pendapat ahli hukum, karena itu jelas yudex
factie telah mengkesampingkan ketentuan Pasal 184 KUHAP yang
menempatkan saksi ahli sebagai alat bukti yang sah. Hal ini berbeda

Hal. 74 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 75

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
dengan HIR yang menempatkan saksi ahli bukan merupakan alat bukti
yang mengikat Hakim ;
22. Bahwa yudex factie dalam pertimbangannya selain tidak mempertimbangkan bukti saksi ahli ternyata juga tidak mempertimbangkan secara jelas
alasan-alasan Penasehat Hukum

dan

para

Terdakwa, baik

yang

disampaikan secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, putusan


yudex factie jelas melanggar asas yang menyatakan Hakim harus
mendengar kedua belah pihak dan mempertimbangkan semua hal-hal
yang terungkap dalam persidangan. Oleh karena itu putusan yudex factie
haruslah dibatalkan dan para Terdakwa haruslah dibebaskan ;
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
mengenai alasan-alasan ad. I s/d ad. III :
Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, judex facti telah salah
menerapkan hukum/menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya, karena
proses penyusunan, pembahasan Daftar Rencana Usulan Kegiatan Daerah
Kota Padang yang kemudian menjadi RAPBD, Keputusan Walikota Padang dan
kemudian menjadi Perda Kota Padang No.7 Tahun 2001 tentang Penetapan
Perubahan APBD Tahun 2001 dan Perda No.34 Tahun 2002 yang akhirnya
direalisasikan, semua perbuatan tersebut merupakan perbuatan yuridis ke
Tatanegaraan yang tunduk pada ketentuan tentang Pengawasan Pasal 113 dan
Pasal 114 Undang-Undang No.22 Tahun 1999 (sekarang Undang-Undang
No.32 Tahun 2004) yang menentukan bahwa Pemerintah yang berwenang
dalam rangka pengawasan terhadap Perda dan Keputusan Kepala Daerah,
serta Pemerintah dapat membatalkan Perda dan Keputusan Kepala Daerah
yang bertentangan dengan kepentingan umum atau perundang-undangan yang
lebih tinggi atau Peraturan Perundang-undangan lainnya, sedangkan para
Terdakwa selaku Anggota DPRD Kota Padang yang menerima dana yang
berasal realisasi

Perda-Perda APBD Kota

Padang

tersebut bukanlah

merupakan perbuatan yang dapat di pertanggung jawabkan secara pidana ;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas Mahkamah Agung
berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Padang No.03/PID/2006/
PT.PDG, tanggal 28 Februari 2006 tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena
itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara
tersebut seperti tertera dibawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi para Terdakwa I, II
dan III dikabulkan dan para Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum,

Hal. 75 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 76

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
maka

biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada

Negara;
Memperhatikan Pasal 191 ayat (2) KUHAP (Undang-undang No.8 tahun
1981), Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004, Undang-Undang No. 14 tahun
1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 tahun
2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Terdakwa : 1.
MAIGUS NASIR SPd Pgl MAIGUS, dan Terdakwa 2. Drs. MUHIDI dan
Pemohon Kasasi II/Terdakwa 3. CHAIRUL INDRA Pgl INDRA tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Padang No.03/PID/2006/
PT.PDG., tanggal 28 Februari 2006 yang menguatkan putusan Pengadilan
Negeri Padang No.94/PID.B/2004/PN.PDG., tanggal 14 Juni 2005 ;
MENGADILI SENDIRI :
1. Menyatakan para Terdakwa : I. MAIGUS NASIR SPd Pgl MAIGUS, II. Drs.
MUHIDI dan III. CHAIRUL INDRA terbukti melakukan perbuatan yang
didakwakan kepadanya, akan tetapi perbuatan tersebut bukan merupakan
tindak pidana ;
2. Melepaskan para Terdakwa tersebut dari segala tuntutan hukum ;
3. Memulihkan hak para Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya ;
4. Menetapkan barang bukti dikembalikan dari mana asal barang bukti itu
disita, berupa :
1. Keputusan Walikota Padang Nomor 03 tahun 2000
2. Keputusan Walikota Padang Nomor 48 tahun 2001
3. Keputusan Walikota Padang Nomor 18 tahun 2002
4. Keputusan Walikota Padang Nomor 21 tahun 2002
5. Keputusan Walikota Padang Nomor 54 tahun 2002
6. Kenutusan Walikota Padang Nomor 04 tahun 2002
7. Surat Teguran Eksekutif tahun 2001 2002
8. PERDA No.2 tahun 2000 tentang Penetapan APBD tahun 2000
9. PERDA No.07 tahun 2001 tanggal 21 April 2001 tentang Penetapan
APBD tahun 2001
10. PERDA No.15 tahun 2001 tanggal 5 November 2001 tentang Penetapan
Perobahan APBD tahun 2001
11. SK Pengangkatan Pimpinan DPRD Kota Padang

Hal. 76 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 77

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
12. SK Pimpinan DPRD untuk mencairkan M.A yang ditumpangkan pada Pos
Sekwan
13. APBD Kota Padang tahun 2001 2002
14. DRUKDA DPRD dan Sekwan tahun 2001 2002
15. Surat Teguran Eksektif tahun 2001 2002
16. Hasil Temuan BPK Wilayah I Medan tahun 2001
17. Kasct Rckaman Panggar B DPRD Kota Padang:
18. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterima Pimpinan dan Anggota
DPRD Kota Padang tahun 2001
19. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun 2001
20. Bukti-bukti Pengeluaran uang yang diterirna Pimpinan dan Anggota
DPRD Kota Padang tahun 2002
21. Buku Kas Bendaharawan Rutin DPRD Kota Padang tahun 2002
22. Daftar hadir Rapat
a. Daftar Hadir Komisi A tahun 2001 2002
b. Daftar Hadir Komisi B tahun 2001 2002
c. Daftar Hadir Komisi C tahun 2002
d. Daftar Hadir Komisi D tahun 2001 2002
e. Daftar Hadir Komisi E tahun 2001 2002
f. Daftar Hadir Panggar B dalam Pembahasan RAPBD tahun 2002
g. Daflar Hadir Panggar B tahun 1998/1999 / 2000/2001
h. Daftar Hadir Anggota DPRD dalam Rapat Paripurna tahun 2001
2002
23. Surat-surat lain yang terkait pencairan anggaran DPRD Kota Padang
tahun 2001 2002 ;
24. Uang sejumlah Rp.352.103.507,- (tiga ratus lima puluh dua juta seratus
tiga ribu lima ratus tujuh rupiah) ;
Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Selasa, tanggal 24 Juni 2008 oleh Iskandar Kamil, SH
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Moegihardjo, SH dan M. Bahaudin Qaudry, SH Hakim-Hakim Agung
sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari
itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim anggota tersebut, dan dibantu

Hal. 77 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 78

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
oleh Soesilo Atmoko, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh
Pemohon Kasasi / Terdakwa I, II, III dan Jaksa/Penuntut Umum.
Hakim Hakim Anggota :

Ketua :

ttd./

ttd./

Moegihardjo, SH.

Iskandar Kamil, SH.

ttd./
M. Bahaudin Qaudry, SH.

Panitera Pengganti :
ttd./
Soesilo Atmoko, SH.

Untuk
Salinan
MAHKAMAH
AGUNG RI
a.n. Panitera
Panitera Muda
Perkara Pidana

M ACHMUD
RACHIMI, SH. ,
M H.
NIP : 040
018 310

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 79

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 78 dari 78 hal. Put. No. 616 K /Pid/ 2007

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 80

Anda mungkin juga menyukai