Anda di halaman 1dari 8

Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)

Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) | Hak Asasi Manusia atau disingkat HAM
merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang didapatkan sejak lahir dimana
secara kodrati HAM sudah melekat dalam diri manusia dan tak ada satupun orang yang
berhak mengganggu gugat karena HAM bagian dari anugrah Tuhan, itulah keyakinan yang
dimiliki oleh manusia yang sadar bahwa kita semua makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki
derajat yang sama dengan manusia yang lainnya sehingga mesti berhak bebas dan memiliki
martabat serta hak-hak secara sama. Jika anda masih belum menyadari betapa pentingnya
Hak asasi manusia atau HAM maka silahkan baca sejarah perkembangan ham didunia
Mulai lahir, manusia telah mempunyai hak asasi yang mesti dijunjung tinggi dan diakui
semua orang. Hak tersebut lebih penting dari hak seorang penguasa atau kepala suku. Hak
asasi berasal dibanding Tuhan Yang Maha Tunggal, diberikan kepada manusia. Bakal tetapi,
hak asasi acap kali dilanggar manusia bakal mempertahankan hak pribadinya. Sebanarnya
apa sih hak asas manusia (HAM) itu? Nah, pada kesempatan kali tersebut akan
membicarakan tuntas mengenai Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM). Moga bermanfaat.
Check this out!!!
Hak Asasi Manusia (HAM) mucul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwasanya semua
manusia selaku makhluk rakitan Tuhan adalah sama serta sederajat. Manusia dilahirkan lepas
dan memiliki martabat juga hak-hak yang sama. Bagi dasar itulah manusia mesti
diperlakukan secara sama setimpal dan beradab. HAM bersifat universal, artinya berlaku
bakal semua manusia tanpa mebeda-bedakannya berdasarkan atas ras, keyakinan, suku dan
bangsa (etnis).
Berbicara tentang Hak Asasi Manusia (HAM), cakupannya sangatlah luas, baik ham yang
bersifat individual (perseorangan) maupun HAM yang bersifat komunal atau kolektif
(masyarakat). Upaya penegakannya juga sudah berlangsung berabad-abad, walaupun di
berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, secara eksplisit baru terlihat sejak berakhirnya
perang Dunia II, dan semakin intensif sejak akhir abad ke-20. Sudah banyak juga dokumen
yang dihasilkan tentang hal itu, yang dari waktu ke waktu terus bertambah.
Khusus dalam kehidupan kita berbangsa, sejak beberapa dasawarsa terakhir ini terlihat
perkembangan yang cukup menggembirakan sehubungan dengan upaya penegakan dan
pemenuhan HAM ini. Misalnya kita melihat terbentuknya sejumlah komisi Nasional HAM;
ada yang bersifat umum atau menyeluruh (yaitu Komnas HAM), dan ada juga yang bersifat
khusus, misalnya untuk perempuan (Komnas Perempuan) dan untuk anak (Komnas Anak). Di
bidang perundang-undangan, perkembangan terakhir yang patut dicatat antara lain adalah
hasil amandemen ke-4 UUD 1945 pada tahun 2002, yang antara lain membuat
ditambahkannya satu bab khusus tentang HAM (yaitu bab XA, yang terdiri dari 10 pasal,
yaitu pasal 28 A -28 J. Bab dan pasal-pasal ini banyak menyerap (mengadopsi dan

meratifikasi ) isi the Universal Declaration of Human Rights maupun dokumen-dokumen


HAM lainnya yang disusun dan disepakati secara internasional

Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)


Landasan HAM tersebut menjadi cikal bakal hadirnya keadilan dan keberadaban,
menyatukan perbedaaan tanpa membeda-bedakan antar agama, ras, suku, dan bangsa.
Pernyataan ini juga mendapat dukungan dari para ahli sehingga memberikan beberapa
pengertian HAM menurut para ahli, berikut pengertian HAM menurut para ahli:
1. Pengertian ham menurut JOHN LOCKE
JOHN LOCKE mengartikan HAM ialah suatu hak yang dihadiahkan oleh Tuhan yang
bersifat kodrati dimana hak asasinya tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari
hakekatnya, sehingga hak asasi merupakan sesuatu yang suci dan mesti dijaga.
2. Pengertian ham menurut DAVID BEETHAM dan Kevin BOYLE
Pengertian ham menurut david beetham dan kevin boyle adalah suatu kebebasan yang
fundamental dan memiliki keterhubungan dengan kapasitas manusia dan kebutuhan manusia.
3. Pengertian ham menurut C. de Rover
Pengertian ham menurut C. de Rover adalah hak hukum yang sama kepada setiap manusia
baik miskin maupun kaya, perempuan atau laki-laki. Walaupun hak-hak yang telah mereka
langgar akan tetapi ham mereka tetap tidak dapat dihilangkan. Hak asasi adalah hukum, yang
mesti terlindungi dari aturan nasional agar semuanya terpenuhi sehingga ham dapat
ditegakkan, dilindungi dan dijunjung tinggi.
4. Pengertian ham menurut Frans Magnis Suseno
Pengertian ham menurut frans magnis suseno adalah ham penjaga martabat kemanusiaan,
manusia memiliki ham karena dia manusia
5.Pengertian ham menurut Miriam Budiarjo
Ham merupakan hak-hak asasi manusia yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia dari
lahir dan kehadirannya dalam masyarakat.
6. Pengertian ham menurut Oemar Seno Adji
Beliau mengartikan ham adalah hak yang telah melekat bersama martabat kemanusiaan,
dimana hak-hak inilah yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun.

7. Pengertian ham menurut G.J Wolhos


HAM adalah sejumlah hak yang telah mengakar dan melekat dalam diri manusia, hak-hak
inilah yang tidak boleh dihingkan, karena menghilangkan HAM sama saja anda
menghilangkan derajat kemanusiaan itu.
Dari sekian banyak pengertian ham menurut para ahli yang diatas maka kita dapat
memberikan kesimpulan bahwa HAM merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam diri
manusia yang tak ada satu orang pun yang bisa menghilangkan dan merusaka Ham, ketika
anda menginginkan melepaskan diri dari HAM maka anda sama saja tidak menghargai
derajat kemanusiaan.
8. Pengertian ham menurut Leah Kevin
bahwa konsepsi tentang hak-hak asasi manusia mempunyai dua makna dasar. Yang pertama
ialah bahwa hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak seseorang hanya karena ia
adalah manusia. Hak-hak itu merupakan hak-hak moral yang berasal dari keberadaannya
sebagai manusia dari setiap umat manusia. Makna kedua dari hak-hak asasi manusia adalah
hak-hak hukum, baik secara nasional maupun internasional
9. Pengertian ham menurut komnas HAM adalah
Hak Asasi manusia mencakup segala bidang kehidupan manusia, baik sipil, politik, maupun
ekonomi, sosial dan kebudayaan. Kelima-limanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Hak-hak asasi politik dan sipil tidak ada artinya apabila rakyat masih harus bergelut dengan
kemiskinan dan penderitaan. Tetapi, dilain pihak, persoalan kemiskinan, keamanan dan lain
alasan, tidak dapat digunakan secara sadar untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia
dan kebebasan politik serta sosial masyarakat. .. Hak asasi manusia tidak mendukung
individualisme, melainkan membendungnya dengan melindunginya individu, kelompok dan
golongan , ditengah-tengah kekerasan kehidupan modern. Ham merupakan tanda solidaritas
nyata suatu bangsa dengan warganya yang lemah.

macam-macam ham atau hak asasi manusia

Selanjutnya kita beralih pada macam-macam hak asasi manusia, hak-hak asasi manusia
tergolong dalam 6( enam) bagianyaitu:

1. Hak asasi pribadi


Hak asasi manusia ini bersifat pribadi sehingga dapat memberikan kebebasan semisal untuk
bergerak, bepergian, bebas menyatakan pendapat, memiliki hak kebebasan untuk aktif dalam
suatu organisasi, dan hak dalam menjalankan perintah Tuhan.
2.Hak asasi Politik
Hak asasi politik merupakan bagian dari hak asasi manusia yang berhak untuk memilih dan
dipilih dalam setiap pemilihan. Kemudian hak asasi pilik adalah berhak untuk ikut dalam
setiap kegiatan pemerintah, dan berhak membuat dan mengajukan suatu petisi.
3.Hak Asas iHukum
Hak asasi hukum adalah hak asasi manusia yang memiliki kesamaan dalam sebuah hukuman
dan pemerintahan, semisal berhak dalam mendapatkan perilaku yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
4.Hak asas iekonomi
Hak asasi ekonomi berhubungan dengan perekonomian dimana setiap orang berhak
melakukan proses jual beli, berhak dalam mengadakan sebuah perjanjian kontrak, berhak
memiliki sesuatu dan pekerjaan yang layak.
5.Hak Asasi Peradilan
Hak asasi peradilan ini diperlukan dalam sebuah tata cara pengadilan, dimana anda berhak
memperoleh persamaan derajat didepan hukum

6.Hak Asasi Sosial Budaya


hak asasi ini berhubungan dengan kondisi masyarakat dimana setiap manusia berhak untuk
memilih dan menentukan pendidikannya nanti, dan berhak untk memilih kemampuan sesuai
dengan bakat dan minatnya.
Perluasan Konsep HAM
Sesungguhnya, sudah sebaik apakah setiap orang di Indonesia memahami HAM? Mampukah
kita membedakan antara hak asasi dan hak tanpa asasi? Siapa sajakah yang mempunyai hak
(baik tanpa asasi mapun dengan asasi) itu) Manusia sajakah atau lembaga juga? Pertanyaanpertanyaan ini penting diajukan, mengingat Indonesia pada 10 mei 2006 telah terpilih
menjadi anggota dewan HAM PBB (didukung oleh 165 negara dari 191 negara anggota
PBB). Itu berarti, sebagai konsekuensinya, Indonesia harus betul-betul menghargai dan
menegakkan aturan main soal HAM baik di dalam maupun di luar negeri.
Saya tak bosan-bosannya mengingatkan bahwa setiap manusia telah diberikan Tuhan hak-hak
yang tidak dapat dicabut oleh pihak manapun juga. Itulah yang disebut hak asasi. Hanya
manusialah yang menerima hak-hak seperti itu, dan bukan makhluk lainnya, karena manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia. Jadi apa yang disebut HAM itu bersifat given
(terberi) dari Tuhan karena itu hanya Tuhan jualah yang boleh mencabutnya, sedangkan
pihak lain tidak boleh termasuk negara.
Itulah HAM, yang berbeda dengan hak ( tanpa asasi). Barang milik saya, itu adalah hak saya.
Orang lain tidak boleh mengambilnya. Bahkan sekedar menggunakan barang itu sesaat pun
tidak boleh, kecuali dengan seizin saya. Tapi, selekas barang itu saya jual, maka hilanglah
hak saya atas barang itu. Itulah hak (tanpa asasi) yang dapat saja dicabut atau terlepas dari
diri manusia karena sebab atau alasan yang bermacam-macam.
Terkait itu, sekali lagi, pendekatan partikularistik dan relativisme budaya yang memandang
bahwa HAM di Indonesia berbeda dengan HAM di negara-negara Barat sudah seharusnya
ditinggalkan. Apalagi sekarang sudah era globalisasi, yang membuat bangsa-bangsa di
belahan dunia mana pun hidup bagaikan di sebuah desa buana (global village), sehingga
berbagai pandangan, sikap, dan nilai-nilai kian lama kian mirip satu sama lain. Salah satunya
adalah pemaknaan atas HAM itu tadi. Bahwa HAM adalah hak asasi setiap manusia yang
bersifat universal (untuk semua manusia sebagai akhluk ciptaanNya yang secitra denganNya
(dalam bahasa latin disebut image dei). Jadi selain bersifat ilahi, HAM itu juga bersifat
individual atau tak terbagi.
Demi tercapainya kehidupan manusia yang sungguh-sungguh bermartabatlah maka negara
harus menjamin pemenuhan HAM bagi setiap warga negaranya. Untuk itulah negara
dibentuk, dan mereka yang memiliki kedudukan sebagai penyelenggara maupun aparatus
negara diberikan sejumlah kewenangan kewajiban. Dalam rangka itu pula maka selanjutnya
negara membuat hukum sebagai landasan untuk upaya pemenuhan HAM tersebut.
Disebabkan adanya hukum, maka tak mungkin kebebasan yang merupakan HAM setiap

orang menjadi liar sebebas-bebasnya. Apalagi kita pada umumnya tak hidup diruang hampa
yang tak ada hukum maupun acuan budayanya. Kita pada umumnya hidup di ruang-ruang
kebersamaan yang memiliki sejumlah aturan main demi terwujudnya keharmonisan dan
ketertiban hidup dalam kebersamaan itu. Kondisi-kondisi itulah yang membuat HAM dalam
pemenuhannya juga harus diimbangi dengan kewajiban-kewajiban. Jadi menghormati HAM
orang lain, itu memang merupakan keniscayaan sebagaimana orang lain pun harus
menghormati HAM yang kita miliki.
Dalam kaitan itu, mana yang utama: kepentingan individual atau kepentingan masyarakat?
Tak mudah menentukannya. Mementingkan diri sendiri, itu jelas penting. Nilai budaya yang
individualistik, yang umumnya sangat dihati oleh orang-orang Barat, ini tak sama dengan
egois. Dengan egois, itu berarti kita menuntut orang-orang lain untuk mementingkan diri kita
sehingga mereka harus selalu mengalah atau berkorban untuk kita. Sedangkan individualistik
berarti setiap orang sadar betul bahwa ia memiliki kedirian (selfness) yang harus diurusinya
sendiri, demi diri sendiri. Penghayatan yang mendalam atas nilai individualistik ini, seiring
waktu, niscaya menumbuhkan nilai independensi (kemandirian), yang terbiasa mengandalkan
diri sendiri dan bertanggung jawab atas nama dan kepada diri sendiri. Berbagai contoh untuk
itulah yang disebut swa (dalam bahas indonesia, semisal swalayan) atau self (dalam bahasa
inggris semisal self service) dan lainnya
Namun bukan berarti karena penghayatan yang mendalam atas nilai individualistik itu maka
masyarakat menjadi tidak penting bagi kita. Tentu saja masyarakat juga penting, karena
dengan dan di dalam masyarakatlah kedirian setiap orang menemukan maknanya. Tapi,
bagaimana mungkin kita dapat mementingkan masyarakat jika mementingkan diri sendiri
saja tak mampu? Dalam konteks inilah maka manusia menjadi makhluk yang bersifat
individual sekaligus juga sosial (homo socius). Manusia memiliki kedirian, tetapi
membutuhkan sesama yang lain. Jadi, masing-masing sama-sama bernilai penting dalam
konteksnya masing-masing.
Berdasarkan itu, maka ada paradigma lain yang juga harus diperbaharui untuk Indonesia
sekarang dan ke depan. Sebuah kalimat klasik bernilai adiluhung jangan tanya apa yang
negara dapat berikan kepadamu, melainkan tanyalah apa yang sudah kau berikan kepada
negara rasanya sudah usang dan karena itu harus dikritisi. Bukankah justru kita patut
bertanya terus-menerus kepada negara ini perihal apa yang mereka (para pejabat negara)
sudah berikan kepada kita? Di dalam pertanyaan itulah tercermin adanya fungsi kontrol kita
selaku warga negara yang baik.
Kembali pada HAM, sesungguhnya pemenuhan HAM itu tidaklah mengenal pembedaan
warga negara atau bukan warga negara. Jadi sekalipun ada banyak orang asing (bukan warga
negara Indonesia) yang ditinggal di Indonesia, HAM mereka harus tetap dihormati. Mereka,
misalnya, berhak untuk hidup dan karena itu tidak boleh dibunuh oleh siapapun. Tetapi untuk
dapat menikmati hidup di Indoneisia, tentu mereka harus memenuhi terlebih dulu sejumlah
syarat tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Dengan demikian maka HAM
juga bersifat dapat diatur (regulable) sekaligus dapat dibatasi (limitable).

Dalam contoh-contoh yang lain, sifat HAM yang regulable dan limitable itu sebenarnya juga
berlaku bagi warga negara Indonesia. Bahkan, ada juga HAM yang bersifat degorable (dapat
ditangguhkan pemenuhannya) karena kondisi-kondisi tertentu dan sebaliknya non-derogable
(tak dapat ditangguhkan pemenuhannya) tak hirau dalam kondisi apapun (Gromme,2001).
Seiring perkembangan peradaban masyarakat dunia dan pemikiran politik modern, HAM pun
semakin berkembang dan bertambah banyak. Menurut Jack Donnely, perluasan konsep HAM
tersebut paling baik ditafsirkan menurut Teori Konstruktivis. Teori yang menekankan aspek
moral tentang hakikat manusia ini mengatakan bahwa HAM timbul dari tindakan manusia
dan merupakan pilihan visi moral tertentu tentang potensi manusia dan lembaga-lembaga
untuk merealisasikan visi itu.
Dengan kata lain, umat manusialah yang memutuskan menurut pengertian mereka sendiri
perihal mengapa HAM harus berkembanga dan perkembangan HAM tersebut diperlukan
demi terciptanya kehidupan yang secara morl berharga. Didasarkan semakin banyaknya
HAM di era modern ini, maka untuk memudahkannya, HAM yang dapat dikategorikan
menurut kronologi perkembangannya. Pertama, disebut HAM Generasi pertama, yakni hakhak sipil dan politik (Sipol). Kedua, HAM Generasi kedua, yakni hak-hak ekonomi, sosial
dan budaya (Ekosob). Ketiga, HAM Generasi Ketiga, yakni hak-hak solidaritas maupun hak
kolektif yang mencakup hak-hak atas pembangunan, kedamaian, dan lingkungan hidup yang
sehat, juga hak-hak kelompok minoritas.
Demikianlah, cukup banyak dimensi-dimensi dalam HAM yang harus betul-betul dipahami
agar Indonesia kelak mendapatkan penilaian }memang pantas menjadi anggota dewan HAM
PBB. Untuk itu, selain harus memperbarui paradigma tentang HAM yang sudah usang dan
mendiseminasikannya kepada masyarakat luas, Pemerintah Indonesia juga harus terus
menerus mengevaluasi kinerjanya dalam pemenuhan HAM terkait dengan orang-orang yang
selama ini mengalami sikap dan perlakuan diskriminatif negara, semisal dalam hal
berkeyakinan dan beribadah sesuai keyakinannya itu. Lebih dari itu, Pemerintah Indonesia
tak boleh melupakan begitu saja pelbagai kasus pelanggaran HAM berat di masa silam.
Sebab, mereka yang melupakan (pelanggaran HAM berat) masa lalu cenderung akan
mengulangi kembali (pelanggaran HAM berat itu ) di masa mendatang.
Peristiwa 27 juli disebut juga sebagai peristiwa KUDATULI (akronim dari kerusuhan 27 juli)
atau peristiwa kelabu karena memang kejadian tersebut pengambil alihan sejarah paksa di
kantor DPP (PDI) dijalan ponorogo 58 jakarta pusat yang saat itu di kuasai penduduk
Megawati Soekarno Putri .peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah
khususnya di kawasan jalan di ponorogo Salemba dan keramat. Hasil penyelidikan KOMISI
NASIONAL HAM : 5 orang meninggal dunia 149 orang ( sipil Maupun Aparat) dan luka
luka 136 di tahan .
Latar Belakang

Presiden Soeharto dan Pembantu Militernya merekayasa Kongres PDI di medan dan
mendudukan kembali Soerjadi menjadi Ketua PDI
Pasca Orde baru
Megawati hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Parpau yang
terbukti mengerahkan massa melempari batu di kantor PDI . Sementara 2 perwira militer
yang di adili, Kol CZi Budi Permana ( MAntan Komandan detasemen Intel Kodam Jaya ) dan
Letnan satu (Inf) Soeharto ( Mantan Komandan Compi C Intansemen Intel Koadam Jaya di
vonis bebas.
Ada 2 Istilah Peristiwa 27 Juli ini :
1. Kudatuli Akronim dari Kerusuhan 27 juli, pertama di buat di tabloid Swadesi dan
kemudian luas di gunakanj oleh berbagai media massa , Mayjen TNI ( Purn ) Prof
Suhardiman juga pernah menggunakan pada bukunya .
2. Sabtu Kelabu . Merujuk Pada hari Sabtu . kata kelabu untuk menggambarkan
Suasana Gelap yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat ini.
Nah, demikianlah informasi tentang pengertian ham menurut parah ahli | Mudah-mudahan
informasi tentang pengertian ham dapat memberikan manfaat dalam menambah wawasan
tentang pengertian ham.

Anda mungkin juga menyukai