Makalah Psikoanalisa Individu
Makalah Psikoanalisa Individu
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendekatan
psikoanalisa
dikembangkan
oleh
Sigmund
(analytical
psychology)
dan
psikologi
individual
ke-19,
ilmu
kedokteran
berpendapat
bahwa
semua
yang Anti
secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongandorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di
dalam ke arah dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak
sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido
mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido
terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan
thanatos sebagai dorongan untuk mati.
Mengetahui
Psikoanalisa
2) Untuk Mengetahui
Landasan
Asumsi
Historis
Perilaku
Konsep
Dasar
Bermasalah
Dalam
Psikoanalisa
3) Untuk mengetahui hakekat manusia dalam pendekatan
konseling psikoanalisa
4) Untuk Mengetahui Hakekat Konseling dalam Pendekatan
Konseling Psikoanalisa
5) Untuk Mengetahui Tujuan Konseling Pendekatan Konseling
Psikoanalisa
6) Untuk Mengetahui
Karakteristik
Psikoanalisa
7) Untuk Mengetahui
Peran
dan
Pendekatan
Fungsi
Konseling
Konselor
dalam
11)
Untuk
Mengetahui
Kelebihan
dan
Keterbatasan
penerapan
konseling
psikoanalisa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Psikoanalisa merupakan suatu sistem psikologi. Sebagai
suatu sistem psikologi, psikoanalisa merupakan sistem yang
paling
lengkap
yang
tersedia.
Psikoanalisa
mengandaikan
itu
merupakan
aspek
psikis
(mental)
yang
saja
perasaan,
dari
dan
kehidupan
ingatan)
mental
yang
(fikiran,
masuk
ke
persepsi,
kesadaran
(consciousness)
2. Prasadar (preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory),
yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara
sadar dan tidak sadar.
3. Tak sadar (unconscious)
Yaitu bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran
dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa
manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuks dan
drivers
yang
dibawa
dari
lahir,
dan
pengalaman-
Id
beroperasi
berdasarkan
prinsip
kenikmatan
mengejapkan
mata
yang
dipakai
untuk
lapar
membayangkan
makanan
atau
putting
ibunya.
2. Ego
Merupakan Bagian rasional dan dasar dari pikiran,
yang membuat keputusan dan berhadapan dengan realitas
dunia luar. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia
kenyataan.
Secara teoretis ego lebih mudah menghadapi nahayabahaya eksternal daripada bahaya-bahaya internal. Bahaya
eksternal dihadapi dengan cara menghindar, sementara
bahaya internal tidaklah mungkin ditangani dengan cara
demikian. Guna melindungi organism yang mudah menjadi
rusak sebagai akibat pemunahan atau bahkan kesadaran
terhadap
dorongan-dorongan
inernal
ini,
suatu
ego
nutrisi
misalnya
akan
mengganggu
batas
tertentu)
penggerak
instingnya
semakin besar.
2. jenis-jenis insting :
- insting hidup (Life Instinct): Disebut juga EROS adalah
dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti
lapar, haus, dan seks.
- Insting mati (Death Instinct): Disebut juga insting-insting
merusak
(destruktif).
Ini
fungsinya
kurang
jelas
jika
variabel
penting
dari
hampir
semua
teori
- Subtitusi
adalah
pemindahan
atau
kompromi
dimana
ego
untuk
tertentu
karena
perkembangan
lanjutannya
terlalu
kuat.
Frustasi,
kecemasan
dan
pengalaman
seolah-olah
ancaman
itu
terproyeksi
dari
obyek
penghalusan struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam hubumgan dengan
empat sumber tegangan pokok yaitu proses pertumbuhan fisiologis, prustasi, konflik
dan ancaman. Metodemetode atau cara yang dipergunakan oleh individu untuk
mrngatasi prustasi, konflik, serta kecemasan, yaitu sebagai berikut :
a) Identifikasi Identifikasi
yaitu metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan
membuatnya menjadi bagian dari pada keprubadiannya.
b) Pemindahan objek
Apabila objek pilihan sesuatu instink yang asli tidak dapat dicapai karena
rintangan (anti cathexis) baik dari dalam maupun dari luar. Adapun arah
pemindahan objek ditentukan oleh dua faktor yaitu : Kemiripan objek pengganti
terhadap objek aslinya. Sanksi sanksi dan larangan larangan masyarakat.
c) Mekanisme pertahanan ego
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang betlebihan, maka ego
terkadang mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau mereduksikan
tegangan atau disebut mekanisme pertahanan. Bentuk bentuk pokok mekanisme
pertahanan itu adalah :
Denial / Penyangkalan
Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan dengan menutup
mata
terhadap
kenyataan
yang
mengancam.
Individu
mempunyai
dorongan negatif.
Fiksasi
Fiksasi yaitu terpaku atau tetap pada tahap tahap perkembangan yang lebih
awal karena individu memiliki kecemasan untuk mengambil langkah ke tahap
berikutnya. Anak yang memakai mekanisme pertahanan fiksasi biasanya
Rasionalisasi
adalah
menciptakan
alasan-alasan
yang
baik
untuk
Sublimasi
Sublimasi yaitu menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau lebih dapat
diterima secara sosial, mekanisme pertahanan sublimasi ini lebih bersifat positif
karena individu mencari jalan lain bagi pengungkapan perasaan agresinya dengan
perkembangan
pada
enam
tahun
pertama
kehidupannya.
Tahapan
psikoseksual
pada
masa
ini
merupakan
landasan
bagi
Pribadi Bermasalah
Kepribadian yang bermasalah memiliki mekanisme pertahanan yang buruk.
Pribadi yang bermasalah adalah pribadi yang tidak bisa mengorganisir struktur
kepribadiannya dengan baik dan tidak bisa menyelaraskan antara id, ego, dan
superegonya, dimungkinkan Ego selalu mengikuti dorongandorongannya dan
mengabaikan tuntutan moral atau Ego selalu mempertahankan kata hatinya tanpa
menyalurkan keinginan atau kebutuhan atau Ego bisa saja membiarkan dorongandorongan atau menekan perasaanperasaan seksual dengan melakukan tindakan
yang irasional dalam menghadapi kecemasan dan juga proses belajar yang tidak
benar pada masa kanakkanak
peroleh
sejak
lahir,
terutama
kecenderungan
mengembangkan dirinya.
d) Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada
tujuan untuk meredakan ketegangang, menolak dan kesakitan
dan mencari kenikmatan.
proses
membantu
individu untuk
menyadari
telah
dapat
menyadari
dengan
sendirinya
akan
dapat
afektif
serta
penekanannya
terletak pada
faktor
interpersonal.
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam proses
konseling, yaitu :
1. Kontrak dan mengatur teknik.
Didalam kontrak dan mengatur teknik ini lebih mengarah
bagaimama seorang konselor mampu membuat kesepakatankesepakatan dengan klien, baik dari sisi batasan waktu untuk
memulai dan mengakhiri, cara menghadapai klien serta
bagaimana konselor mampu membuat kondisi klien nyaman
namun tidak menyebabkan kecanduan (addict).
2. Fase pembukaan analitik
Dalam fase ini merupakan fase dimana seorang konselor
dituntutuntuk
mampu mengungkapkan
permasalahnnya,
juga
terdapat
teknik-teknik
pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 25 tahun. Pengalamanpengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan dengan
tujuan agar kepribadian konseli dapat direkontruksi kembali. Jadi penekanan
konseling adalah pada aspek afektif sebagai pokok pangkal munculnya
ketidaksadaran manusia. Sudah barang tentu tilikan kognitif tetap diperhatikan,
akan tetapi tidak sepenting aspek afektif.
Menurut Corey (2005), tujuan konseling psikoanalisa adalah untuk
membentuk kembali struktur karakter individu, dengan cara merekonstruksi,
membahas, menganalisa, dan menafsirkan kembali pengalamanpengalaman
masa lampau, yang terjadi di masa kanakkanak. Membantu konseli untuk
membentuk kembali struktur karakternya dengan menjadikan halhal yang tidak
disadari menjadi disadari oleh konseli. Secara spesifik, membawa konseli dari
dorongandorongan
yang
ditekan
(ketidaksadaran)
yang
mengakibatkan
mekanisme pertahanan ego sehingga lebih efektif, lebih matang, dan lebih dapat
diterima. Mengembangkan perspektif yang lebih berlandaskan pada assesmen
realitas
yang
jelas
dan
akurat
dan
yang
mendorong
penyesuaian.
16
menembus
konflik
yangdirepres.
Membentuk
kembali
struktur
Memberikan kesempatan
kepada konseli untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
17
2.6 Karakteristik
Karakteristik dari teori ini adalah :
- Anti rasionalisme.
- Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar,
konflik dan simbolisme.
- Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan
dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan
fungsi yang di dalam ke arah dorongan tadi. Libido atau eros
mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, sebagai
lawan lawan dari Thanatos.
- Semua kejadian psikis ditentukan
oleh
kejadian
psikis
sebelumnya.
- Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak
merupakan proses mental yang berciri biasa.
2.7
Peran konseling
Peran Konselor
Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu konseli
dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang
lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui caracara yang realistis,
serta dalam rangka memperoleh kembali kendali atas tingkah lakunya yang
impulsif dan irasional. Konselor membangun hubungan kerja sama dengan
konseli dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan
menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi konseli untuk
mempercepat proses penyadaran halhal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
Sementara konseli berbicara, konselor berperan mendengarkan dengan penuh
perhatian, menganalisis dan menginterpretasikan ungkapanungkapan konseli,
kemudian memberikan tafsirantafsiran terhadap informasi konseli, selain itu
konselor juga harus peka terhadap isyaratisyarat non verbal darikonseli.
Konselor memberikan penjelasan tentang makna proses kepada konseli
sehingga konseli mencapai pemahaman terhadap masalahnya sendiri,
mengalami peningkatan kesadaran atas caracara berubah, sehingga konseli
mampu mendaptakan kendali yang lebih rasional atas hidupnya sendiri.
18
agar
mendapatkan
pemahaman
terhadap
masalahnya
sendiri,
- Sedikit
dirinya
dan
jarang
sekali
- Konselor
keadaan
cara transferensi.
Fungsi Konselor :
Berusaha membantu
konseli
dalam
mencapai
kesadaran
diri,
19
Peran Konseli
Konseli harus bersedia terlibat dalam proses konseling secara intensif,
dan melakukan asosiasi bebas dengan mengatakan segala sesuatu yang
terlintas dalam pikirannya, karena produksi verbal konseli merupakan
esensi dari kegiatan konseling psikoanalisa. Pada kasuskasus tertentu
konseli diminta secara khusus untuk tidak mengubah gaya hidupnya selama
proses konseling. Dalam pelaksanaan konseling psikoanalisa, konseli
menelusuri apa yang tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan
mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku baru.
Pengalaman Konseli dalam Konseling yaitu bersedia melibatkan diri
kedalam
proses
konseling
yang
intesif
danberjangka
panjang.
Hubungan
Kontratransferensi
yaitu
kondisi
dimana
konselor
Tilikan
secara
positif
ini
mencakup
klien
sebagi
mendalami
orang
yang
pemecahan
terus
dan
melakukan
menghindari
adanya
ketergantungan
klien
kepada
konselornya.
Jika klien dan konselor berkeyakinan bahwa transferensi
bekerja terus, konseling dapat di akhiri untuk menghindari
klien melawan konselor. Jika hubungan konseling tidak di
akhiri maka konselor dapat mengikuti transferensi itu untuk
mengembangkan secara objektif sehingga tercapai otonomi
klien.
pengetahuan dan evaluasi diri sendiri. Hal ini disebut sebagai katarsis.
Katarsis secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang
menyakitkan, akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses
penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan
dan evaluasi diri sendiri, konselor menafsirkan makna-makna yang menjadi
kinci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas konselor adalah untuk
mengidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dalam ketaksadaran.
2. Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis
asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis ristensi dan analisis
transpsransi.
Prosedurnya
terdiri
atas
penetapan
analisi,
ego
untuk
mencerna
materi
baru
dan
sebelum
Analisis Mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal
yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh
tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. proses
23
terjadinya mimpi adalah karena di waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan
kompleks yang terdesakpun muncul ke permukaan karena dalam mimpi semua
keinginan, kebutuhan, dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan.
4.
pengalaman-
hingga
sekarang
dan
menghambat
perkembangan emosinya.
5.
seseorang
untuk
mempertahankan
terhadap
bantuan klien
untuk
menyadari
alasan timbulnya
resistensi.
kehidupan
seolah-olah
sepenuhnya
25
26
Konseli : Begini pak, saya merasa mengalami kebosanan berada di sekolah ini dan saya
merasa belum menemukan teman yang benarbenar cocok dengan saya di sekolah
ini.
(Personalizing)
Konselor : Lalu (Pertanyaan terbuka)
Konseli : Selain itu saya juga memiliki masalah dengan Guru Matematika saya pak, saya
merasa kesal dengan guru Matematika tersebut yang bernama Bu suratmi saya
merasa diperlakukan dengan tidak baik dia sering menghina saya dan selalu
membawabawa nama orang tua saya jika menghina, jika dikelas Bu suratmi selalu
bilang pada anakanak kalau saya anak yang tidak baik, suka membuat onar, dan
bodoh.
Konselor : Ooh terus?.
( Respon minimal )
Konseli : Ya selain menghina saya dengan perkataan yang membuat saya tidak nyaman,
selain itu bu suratmi juga sering mengatakan kalau anak nakal itu bagaimana orang
tuanya kalau orang tuanya benar anaknya juga tidak akan nakal. Saya tidak suka
kalau bu suratmi membawabawa nama orang tua saya apalagi di depan kelas pada
saat belajar. Makanya saya sering tidak masuk pada saat mata pelajarannya bu
suratmi karena saya kesal sering dihinahina sama dia.
Konselor : Memangnya kenapa kamu merasa bosan dan tidak nyaman berada di sekolah?
(Pertanyaan Terbuka)
Konseli : Saya merasa bosan dan tidak nyaman di sekolah selain karena saya kesal dengan
bu suratmi , saya juga merasa tidak mempunyai kecocokan dengan temanteman
yang ada di sekolah, saya merasa lebih cocok dengan temanteman lama saya
sewaktu di SD.
Konselor : Apakah temanteman yang sering membolos bersama kamu berbeda sekolah?
(Pertanyaan terbuka)
27
Konseli : Iya pak temanteman saya yang lain berbeda SMP dengan saya, kami biasanya
membolos dan nongkrong di suatu tepat, kami berkumpul dan menghabiskan jam
sekolah disana.
Konselor : Mengapa kamu merasa tidak memiliki kecocokan dengan temanteman di
sekolah, memangnya kamu tidak memiliki teman dekat di sekolah? apa yang membuat
kamu tidak cocok dengan teman anda?
(Eksplorasi)
Konseli : Saya merasa tidak nyaman saja pak, ada pak saya memiliki teman dekat namanya
boy, saya juga kalau bolos bareng dengan dia.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Konselor : Lalu apa saja yang kamu lakukan jika membolos dengan temanteman kamu?
Konseli : Saya dan temanteman hanya mengobrol dan bercanda-canda saja.
Konselor : Oh...ya, tentang bu suratmi apakah kamu tau mengapa bu suratmi sering berkata
sepert itu sama kamu, apa yang menyebabkan bu suratmi bersikap seperti itu?
(Eksplorasi)
Konseli : Mungkin karena saya di kelas suka membuat onar dan bodoh, bu suratmi itu hanya
memperhatikan anakanak yang pintar saja bu di kelas. Padahal saya sudah
berusaha untuk meminta maaf pada bu suratmi kalau saya memiliki kesalahan tapi
bu suratmi malah mencuekan saya dan tidak menghiraukan maaf saya, itu
membuat saya menjadi tambah kesal sama bu suratmi, mungkin memang bu
suratmi tidak menyukai saya pak.
Konselor : Ya mungkin saja Bu suratmi bersikap seperti itu terhadap kamu karena sikap
kamu yang membuat bu suratmi jengkel. Saya mengerti perasaan kamu
(Respon perasaan)
Konseli : Iya pak.... tapi kan saya sudah berusaha untuk meminta maaf pada Bu suratmi dan
sudah merubah sikap saya pada saat mata pelajaran dia tapi tetap saja Bu suratmi
masih suka menghina saya. Setiap orang juga kan bisa berubah sepertinya Bu
suratmi tidak percaya kalau saya ingin berubah.
28
Konselor : Apakah ada hal lain yang membuat Bu suratmi seperti itu dan hal lain yang
membuat kamu tidak betah di sekolah? (Eksplorasi pengalaman)
Konseli : Saya rasa tidak ada pak, Ya pak... saya merasa teman teman yang lain pada takut
sama saya dan tidak ada yang berani kepada saya.
Konselor : Apakah dengan tidak masuk pelajaran Bu Suratmi itu tidak merugikan kamu dan
tidak membuat kamu tertinggal pelajaran?
Konseli : Iya pak... Itu sangat merugikan bagi saya.
Konselor : Mengapa mereka takut pada kamu?
Konseli : Mungkin karena saya pernah menonjok teman sekelas saya karena kesal pak.
Konselor : Mengapa kamu seperti itu?
Konseli : Karena saya kesal pak.
Konselor : Sekarang menurut kamu apakah semua perbuatan kamu itu benar?
Konseli : Tidak pak
Konselor : Apakah dengan membolos dapat menguntungkan kamu dan membuat menjadi
lebih baik.
( Konfrontasi )
Konseli : Tidak pak
Konselor : Saya ingin kamu menjadi lebih baik dan dapat merubah semua sikap kamu, jika
kamu bersikap baik maka pandangan temanteman dan bu Suratmi akan baik
juga sama kamu. Kamu mau kan merubah sikap kamu, ini semua buat kamu
kalau kamu melakukan halhal yang merugikan dampaknya juga kan tidak baik
buat diri kamu sendiri. Saya senang jika orangorang berpandangan positif
tentang kamu, kamu pasti senang kan jika kamu dianngap anak yang baik oleh
temanteman danBu Suratmi. Dan apakah kamu juga tidak mau menjadi contoh
bagi temanteman kamu yang lainnya dan membawanya untuk berubah
Konseli : Saya mengerti pak , dan saya juga ingin berubah?
29
( Initiating )
Konselor : Bagus sekali jika kmau ingin berubah, saya ingin melihat kamu menjadi anak
yang berhasil dan dapat dibanggakan oleh orang tua kamu. Bagaimana dengan Bu
Suratmi, apakah kamu akan terus seperti itu?
Konseli : Kalau Bu Suratmi, Saya juga tidak tahu harus bagaimana?
Konselor : Ya memang ya kamu setiap orang itu mempunyai karakteristiknya masing
masing, nah...kamu kan sudah meminta maaf sama Bu Suratmi, saya ingin kamu
memahami kalau Bu Suratmi dengan karakteristiknya yang seperti itu dan
memahami sikap Bu Suratmi, saya tidak mau kalau kamu tertinggal mata
pelajaran IPA hanya karena Bu Suratmi, sekarang Kamu mencoba membuktikan
pada Bu Suratmi kalau kamu juga bisa menjadi lebih baik. Bagaimana? Nah...
sekarang apa yang ingin kamu lakukan?
( Initiating )
Konseli : Ya pak, saya ingin mencoba untuk berubah, tapi saya bingung jika ada teman saya
yang mengajak membolos lagi?
Konselor : kamu harus mmepunyai sikap yang asertif, kamu harus bisa berkata tidak jika
kamu ingin berubah kamu harus memiliki komitmen yang kuat untuk berubah,
semua tergantung pada diri kamu sendiri jika kamu mempunyai keinginan yang
besar untuk berubah, saya yakin pasti kamu bisa untuk berubah.
Konseli : Baik pak, kalau begitu saya akan mencoba untuk dapat berubah dan berusaha
untuk menjadi lebih baik. Saya juga ingin menjadi orang yang bisa dibanggakan
orang tua dan diapandang baik oleh orangorang.
Konselor : Ya bagus... Saya senang sekali mendengarnya jika kamu mau berusaha untuk
berubah. Apakah ada yang ingin kamu bicarakan lagi?
Konseli : Saya kira seperti sudah cukup pak.
Konselor : Baiklah jika tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, cukup diskusi kita hari.
Terimakasih kamu sudah percaya kepada saya untuk menceritakan masalah kamu.
( Closing )
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikoanalisa
berkembang
dari
ilmu
kedokteran
dan
dasarnya
psikoanalisa
yaitu
pendekatan
yang
Daftar pustaka
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Breman, james F. 2006. Sejarah dan sisem psikologi. Jakarta: PT.
Raja Grafndo Persada.
(Inggris) Ciccarelli, S. K., White, N. J. (200). Psychology. New Jersey:
Pearson.
(Inggris) Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah.
http://ibnusuny.blogspot.com/2010/06/pendekatan-psikoanalisis-dalam.html
http://rasyaamalia.blogspot.com/2013/05/pendekatan-konseling-psikoanalisa- pa.html
http://agusnoffitasepti.blogspot.com/2012/04/teori-psikoanalisa.html
http://hifasmadasolusi.blogspot.com/2012/11/pendekatan-psikoanalisis_27.html
http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/teori-dan-pendekatan-konseling.html
http://chabib-agung.blogspot.com/
32
http://juergenkollink.blogspot.com/2013/04/psikoanalisa-freud-teknik-dalam.html
http://13nixa3asti2.blogspot.com/2012/08/psychoanalysis-counseling.html
http://080222.blogspot.com/2013/05/makalah-pendekatan-psikoanalisa.html
http://dwiamaliamulyani.blogspot.com/2013/05/makalah-psikoanalisa.html
http://modelkonseling.blogspot.com/2013/09/konseling-psikoanalisa.html
http://putriroshe2010b.blogspot.com/2012/05/teori-konseling-psikoanalisa.html
http://my-lieza.blogspot.com/2014/09/konseling-psikoanalisis-klasik.html
Kramer, G.P., et all. (2010). Introduction to Clinical Psychology (7th
ed). New Jersey: Pearson.
Pujosuwarno Sayekti, 1993, Berbagai Pendekatan Dalam Konseling, Yogyakarta :
Menara Mas Offseta
Suryabrata,
S.
(2000).
Psikologi
Kepribadian.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada.
33