Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

TEORI PELUANG

Istilah peluang merupakan istilah yang sangat luas penggunaannya, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dikalangan ilmuwan. Sering kita mendengar perkataan mungkin dia sakit,
kemungkinan besar hari ini akan turun hujan, mungkin saya dapat mendapat nilai A dalam
mata kuliah statistika, minggu depan mungkin saya akan pergi berlibur dan sebagainya. Istilah
mungkin atau kemungkinan tersebut menunjukkan sesuatu yang tidak pasti, bisa terjadi
atau tidak terjadi. Ukuran (derajat) ketidak pastian suatu peristiwa dinyatakan dengan angka
yang nilainya berkisar 0 sampai dengan 1. Jika peristiwa dipastikan tidak terjadi ukuran
ketidakpastiannya dinyatakan dengan nilai 0, sedangkan

jika peristiwa pasti terjadi

ukurannya dinyatakan dengan nilai 1


6.1 PERISTIWA (EVENT)
Mengundi dengan menggunakan mata uang logam, mengocok dadu, membaca temperatur,
menghitung banyak barang rusak yang diproduksi setiap hari, mencatat jumlah kendaraan
yang melalui sebuah tikungan setiap jam, dan masih banyak lagi contoh-contoh lain
merupakan eksperimen yang hasilnya bisa dicatat. Segala bagian yang mungkin didapat dari
hasil ini dinamakan peristiwa.
Aturan Dasar
Peluang suatu peristiwa dinyatakan sebagai perbandingan banyaknya kemungkinan suatu
peristiwa (n) dengan total peristiwa yang mungkin terjadi (N).
P x)

n
. (6.1)
N

Contoh
1.

Sebuah dadu dilempar sekali. Peluang muncul biji satu =

2.

Dalam sebuah kotak terdapat 4 kelereng Merah dan 6 kelereng


Putih. Peluang terambil satu kelereng Merah:

30

A. Peristiwa Ekslusif
Dua peristiwa atau lebih dinamakan saling ekslusif, jika terjadinya peristiwa yang satu
mencegah terjadinya peristiwa yang lain. Contoh:
Jika E menyatakan suatu peristiwa terjadi, dan E menyatakan peristiwa itu tidak terjadi,
maka peristiwa E dan E disebut saling ekslusif.
E merupakan barang yang dihasilkan rusak, dan E merupakan barang yang dihasilkan
tidak rusak. Peristiwa E dan E saling ekslusif.
Mata uang logam dengan muka H (Head), dan belakang T (Tail). Jika muka H yang
nampak di atas maka T di bawah dengan kata lain peristiwa H meniadakan munculnya
T.Peristiwa munculnya H dan T merupakan dua peristiwa saling ekslusif.
Undian dengan sebuah dadu mendapatkan enam peristiwa yang semuanya saling ekslusif.
P E

n
N

Contoh:
1. Undian dengan sebuah mata uang logam, seluruh peristiwa yang mungkin adalah dua
(N=2), yaitu muncul H atau T. Jika E = H di atas, maka n = 1. Maka P(E) = P(muka H di
atas) = 1/2. untuk muka uang logam homogen berlaku :
P(E) = P(muka H di atas) = P(muka T di atas) = 1/2
2. Undian dengan sebuah dadu bermuka enam menghasilkan 6 (enam) peristiwa (N = 6).
Jika E = muka bermata 4 (empat) di atas, maka n=1. Untuk dadu homogen, P(E) = P(mata
4) = 1/6. Dengan cara yang sama didapat P(mata 1) = P (mata 2) = P (mata 3) = P (mata 4)
= P (mata 5) = P (mata 6) = 1/6.
3. Sebuah kotak berisi 20 kelereng yang identik kecuali warnanya berbeda. Ada 5 (lima)
warna merah, 12 warna kuning, sisanya berwarna hijau. Kelereng di dalam kotak diaduk,
kemudian diambil sebuah kelereng tanpa melihat ke dalam kotak, maka peluang
mengambil satu kelereng berwarna:
Merah = 5/20 = 0,25
Kuning = 12/20 = 0,60
Hijau = 3/20 = 0,15
Dari P(E) = n/N (n = 0, 1, 2,...) dalam hal peristiwa E tidak ada, dan paling besar n = N,
maka paling kecil peluang peristiwa E berharga nol, dan yang paling besar satu. Dapat
dirumuskan: 0 P(E) 1
Keterangan:
30

Bila P(E) = 0, peristiwa E pasti tidak terjadi

Bila P(E) = 1, peristiwa E pasti terjadi

Yang sering terjadi dalam kenhyataan adalah bahwa harga-harga P(E) antara 0 dan 1,
sehingga bila P(E) dekat pada nol diartikan peristiwa E praktis tidak terjadi,
sebaliknya bila P(E) dekat pada satu, diartikan peristiwa E praktis terjadi.

1. Bila E menyatakan bukan peristiwa E, maka:


( N n)
P x)
1 n / N 1 P( E ) .. (6.2)
N
atau
P E P E 1

Peristiwa E dan E disebut saling berkomplemen.


Contoh:
a. Bila peluang mendapatkan hadiah = 0,61, maka peluang tidak mendapatkan hadiah
adalah 0,39
b. Undian dengan sebuah dadu. Misalkan mendapat muka enam di sebelah atas = E.
maka P(E) = 1/6. Untuk E = bukan mata enam yang nampak di atas (mata
1,2,3,4,5) : P( E ) = 5/6.
2. Bila k buah peristiwa E1, E2, ...,Ek saling ekslusif, maka peluang terjadinya E 1 atau E2
atau....atau Ek sama dengan jumlah peluang tiap peristiwa dengan rumus:
P(E1 atau E2 atau ....atau Ek) = P(E1) + P(E2)+.......+P(Ek)
Contoh:
a. Undian dengan mata uang logam
P(H atau T) = P(H) + P(T) = 1
b. Undian dengan sebuah dadu
P(mata 1 atau mata 2 atau ...atau mata 6) = P(1) + P(2) + P(3) + P(4) + P(5) + P(6) = 1
c. Sebuah kotak berisi 10 buah kelereng merah, 18 buah kelereng hijau, dan 22 buah
kelereng kuning kecuali warna lainnya identik. Isi kotak diaduk dengan baik,
kemudian diambil sebuah kelereng secara random. Berapa peluang mengambil
kelereng merah atau kuning?
Solusi:
P(merah) = 10/50 = 0,20
P(hijau) = 18/50 = 0,36
P(kuning) = 22/50 = 0,44
P(merah atau kuning) = P(merah) + P(kuning) = 0,20 + 0,44 = 0,64

30

d. Ada 200 lembar undian berhadiah, terdapat 1 hadiah I, 5 hadiah II, 10 hadiah III, dan
sisanya tak berhadiah. Seorang membelinya selembar. Berapa peluang orang tersebut
akan memenangkan hadiah I atau hadiah II?
Solusi:
P(hadiah I) = 1/200 = 0,005
P(hadiah II) = 5/200 = 0,025
P(hadiah I atau II) = P(hadiah I) + P(hadiah I) = 0,005 + 0,025 = 0,030
B. Hubungan Bersyarat
Dua peristiwa dikatakan memiliki hubungan bersyarat jika peristiwa yang satu menjadi
syarat terjadinya peristiwa yang lain. Bila A B menyatakan peristiwa A terjadi dengan
didahului terjadinya peristiwa B, maka peluangnya ditulis P( A B ) dan disebut peluang
bersyarat.
Jika terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa B tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa
A, maka A dan B disebut peristiwa-peristiwa bebas atau independen.
Bila A dan B menyatakan peristiwa-peristiwa A dan B kedua-duanya terjadi, maka
berlaku:
P(A dan B) = P(B) . P( A B ).. (6.3)
Bila A dan B independen, maka berlaku:
P( A B ) = P(A) .. (6.4)
Maka : P(A dan B) = P(B) . P(A)
Bila k buah peristiwa E1, E2, .....,Ek yang independen, maka:
P(E1 dan E2 dan.....dan Ek) = P(E1).P(E2).......P(Ek)
Contoh:
1. Undian dengan sebuah mata uang logam sebanyak 2 kali. Ambil A = nampak muka H
pada undian pertama, dan B = nampak muka H pada undian kedua. A dan B dua
peristiwa yang independen. Maka:
P(A dan B) = P(B) . P(A) = 1/2.1/2 = 1/4
2. A = si Y akan hidup dalam waktu 30 tahun, B = si Z akan hidup dalam waktu 30
tahun. Diberikan P(A) = 0,65 dan P(B) = 0,52. Maka peluang si Y dan si Z dua-duanya
akan hidup dalam waktu 30 tahun = (0,65).(0,52) = 0,338
3. Sebuah kotak berisi 10 kelereng merah, 18 kelereng hijau, dan 22 kelereng kuning,
kecuali warna lainnya identik. Diambil kelereng 2 kali secara random, tiap
pengambilan tidak disimpan lagi ke dalam kotak. Misalkan E = kelereng merah
pengambilan I, F = kelereng hijau pengambilan II, peristiwa E dan F tidak independen.

30

Jelas bahwa P(E) = 0,02 merupakan peluang kelereng warna merah pada pengambilan
I, sedangkan P( F E ) = peluang kelereng pada pengambilan kedua berwarna hijau
apabila kelereng pada pengambilan I berwarna merah.
18
18

9 18 22 49
P(E dan F) = P(E). P( F E ) = (0,2).(18/49) = 18/245 (merupakan peluang kelereng
merah pada pengambilan I dan kelereng warna hijau pada pengambilan II)
P F E

C. Hubungan Inklusif
Peristiwa A dan B memiliki hubungan insklusif berlaku hubungan atau A atau B atau
kedua-duanya terjadi. Hubungan inklusif berlaku:
P(A + B) = P(A) + P(B) P(A dan B) (6.5)
Dimana A + B = hubungana inklusif antara peristiwa A dan peristiwa B
Contoh:
Tumpukan kartu Bridge ada 52 kartu yang terdiri atas 4 macam, yakni Spade, Heart,
Diamond, dan Club. Tiap macam terdiri atas 13 kartu bernomor 2,3,...,10,J,Q,K, dan A.
Banyaknya kartu Spade = 13, demikian juga banyak kartu Heart, Diamond dan Club.
Peluang menarik Spade dari tumpukan kartu Bridge = 13/52 = 0,25 , demikian juga
peluang menarik Heart, menarik Diamond, dan menarik Club.
Misalkan E = menarik kartu Ace (A) dari tumpukan kartu, dan F = menarik kartu Spade. E
dan F merupakan dua peristiwa yang tidak saling ekslusif karena untuk menarik Ace (A)
tidak meniadakan kemungkinan bahwa Ace (A) yang ditarik adalah Spade.
Kemungkinan yang terjadi adalah

Menarik Ace , peluangnya P(E) 4/52 = 1/13


Menarik Spade, peluangnya P(F) = 13/52 = 1/4

Menarik Ace Spade, peluangnya adalah P(E dan F) = P(E).P(F)=

maka peluang menarik sebuah kartu A atau Spade adalah:


P(E+F) = P(E) + P(F) P(E dan F)
P(E+F) = 4/52 + 13/52 (4/52 x 13/52)
P(E+F) = 17/52 (52/(52+52))
P(E+F) = 17/52 1/52
P(E+F) = 16/52

30

P(E+F) = 4/13
6.2 Ekspektasi
Misalkan k adalah sejumlah peristiwa yang dapat terjadi dalam suatu eksperimen,
sedangkan peluang terjadinya setiap peristiwa masing-masing adalah p1, p2, .......,pk. untuk
setiap peristiwa dengan peluang tersebut terdapat satuan-satuan d 1, d2,.......,dk yang harganya
bisa nol, bisa positif atau negatif sedemikian sehingga p1 + p2 + ........+ pk = 1. Maka
ekspektasinya didefinisikan sebagai:
(6.7)
Dimana : = ekspektasi
Contoh:
Si A dan B taruhan melakukan undian dengan sebuah mata uang logam. Jika dalam undian
itu nampak muka G, si A membayar kepada si B sebesar Rp. 50.000,00. Jika yang nampak
muka H, si B membayar kepada si A sebesar Rp. 50.000,00. Dari permainan ini, untuk si A
peluang menang Rp. 50.000,00 adalah , peluang kalah Rp. 50.000,00 adalah 1/2, sehingga
ekspektasi untuk si A adalah:
(untuk A) = p1d1 p2 d 2

1/ 2 Rp.50.000, 00 1/ 2 Rp.50.000, 00 0
0

(untuk B) = 0
Berarti untuk jangka panjang dalam permainan ini, si A dan si B masing-masing menang
nol rupiah.
TUGAS-5
1. Dua dadu dilempar. Berapakah peluang:
A. Jumlah angka yang muncul pada kedua dadu =7
B. Angka yang muncul pada ke dua dadu sama
2. Sebuah dadu dan sebuah koin dilempar. Berapakah peluang Dadu menunjukkan angka
ganjil dan koin menunjukkan Kepala?

30

30

Anda mungkin juga menyukai