PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak teori yang menjelaskan mengenai kedatangan islam ke Indonesia,
baik mengenai asal-usul, waktu dan para pembawanya. Di antaranya ada yang
mengatakan bahwa agama islam datang langsung dari timur tengah, langsung dari
arab dan sudah terjadi pada abad pertama hijriyah.Hal itu dibuktikan dangan
ditemukannya beberapa situs kuno di Sumatra. Bukti itu di perkuat dengan informasi
data yang di peroleh dari berita seorang pendeta budha dari cina bernama ITsing,bahwa sekitar tahun 674 M sudah ada sebuah perkampungan arab di Sumatra
selatan. I-Tsing menyebutnya denganpo-sse dan Ta-shih. Mereka mendapat fasilitas
perkampungan di Palembang dan dari situ, antara lain, agama islam tersebar. Islam
yang datang ke sini berasal langsung dari arab, bukan Persia atau india.
Selain itu, ditemukan istilah bersila dalam nomenklatur melayu. Kata ini
menunjukkan adanya menunjukan adanya hubungan antara raja Budha di Palembang
dengan masyarakat non budha Hindu, yang tidak menyembah selain kepada tuhan.
Mereka ini bisa diidentifikasi sebagai umat islam pertama di Indonesia. Kemudian
pada masa-masa sesudahnya, hubungan perdagangan antara kerajaan-kerajaan
nusantara dengan kerajaan, seperti india dan timur tengah, semakin intens dilakukan.
Hubungan ini semakin memperteguh umat islam untuk menyebarkan ajaran islam ke
tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Selain itu, ditemukan juga bukti-bukti peninggalan sejarah di aceh dan jawa
timur, terutama di Leran, Gresik. Di Leran, ditemukan makam fathimah binti
maimun, salah seorang saudagar muslim yang meninggal dan dimakamkan di
gresik.Terdapat teori lain yang dikembangkan oleh C. Snouck Hurgronye. Dalam
teorinya ia mengatakan bahwa agama islam masuk ke Indonesia bukan dari arab,
tetapi dari Gujarat, india. Hal itu dibuktikan dengan adanya unsur local yang
bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko
Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina
pada 1345M, Agama islam yang bermadzhab SyafiI telah mantap disana selama
seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal
masuknya masuknya agama Islam ke Indonesia.2
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia
bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga
adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah
agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula
berangsur-angsur
meluas
kearah
timur
hingga
Semenanjung
Malaka.
2) Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di
Aceh.
3) Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai
saudagar.
4)
Penyiaran
itu
di
Indonesia
dilakukan
secara
damai.
adat istiadat pendidika tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab utama agama
Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya adalah karena
agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia, tidak membedabedakan baik jenis kelamin maupun kedudukan. Uka Tjandra Sasmita, menyatakan
bahwa proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai
berikut:4
1. Perdagangan
Perdagangan merupakan proses pertama Islamisasi di Indonesia. Pada Abad ke-7
M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia dan India. Mereka
telah mengambil bagian dari kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal itu,
mengakibatkan adanya jalinan hubungan dagang antara pedagang Indonesia
dengan pedagang Islam yang datang dari Arab, Persia dan India.
Kegiatan berdagang dilaksanakan oleh seluruh umat Islam. Selama melakukan
kegiatan dagang, para pedagang Muslim juga melakukan kegiatan dakwah. Dakwah
ini sangat efektif, karena dakwah itu kemudian diteruskan oleh pedagang Indonesia
yang telah masuk Islam, ketika mereka berdagang ke tempat lain. Sasmita
menyatakan banyak di antara para pedagang Islam yang kemudian tinggal menetap di
daerah pesisir di pulau Jawa dan Sumatera.
2. Perkawinan
Pedagang pada saat itu merupakan orang yang dihormati dan memiliki kedudukan
yang tinggi di tengah masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan penduduk pribumi
menginginkan untuk menikahkan putri-putrinya dengan para pedagang tersebut,
dengan terlebih dahulu mereka diislamkan. Cara ini merupakan langkah efektif,
karena dengan pernikahan ini akan terlahir seorang anak yang muslim juga. Harapan
lainnya, dengan pernikahan akan terbentuk masyarakat sehingga suatu saat dapat
terbentuk kerajaan dan pemerintahan Islam.
5. Tasawuf
Para sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan ajaran yang suda h dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Seorang sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang penuh
kesederhanaan. Seorang sufi biasa menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup
bersama di tengah-tengah masyarakat. Para sufi terbiasa membantu masyarakat,
diantara mereka ada yang ahli dalam menyembuhkan penyakit. Selain itu juga aktif
menyiarkan dan mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu yang melakukan
islamisasi dengan pendekatan tasawuf adalah Hamzah Fansuri dari Aceh dan Ki
Ageng Pengging di Jawa.
6. Kesenian
Islamisasi jalur kesenian yang paling terkenal adalah dengan cara mengadakan
pertunjukan seni gamelan dan wayang. Cara ini banyak ditemukan di kawasan
Yogyakarta, Solo, Cirebon. Seni wayang, adalah kesenian yang memiliki banyak
penggemar pada saat itu. Dengan mengemas cerita wayang, para ulama menyisipkan
ajaran Islam ke dalamnya sehingga masyarakat dapat dengan mudah menangkap dan
memahami ajaran Islam. Contoh pertunjukan wayang yang dilaskanakan oleh Sunan
Kalijaga, dimana dalam pertunjukannya masyarakat dapat menonton dengan karcis
membaca dua kalimat syahadat.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran
Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan anakanak.
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenapa
Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Dalam Islam dikenal adanya kewajiban bagi orang yang mampu untuk
mengeluarkan zakat. Zakat ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan
temukan saya mengambil dari Sunnah dan Atsar dari Rasulullah saw yang shahih dan
saya yakini kebenarannya, jika tidak saya temukan di dalam Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah saw, saya cari perkataan Sahabat, saya ambil yang saya butuhkan dan saya
tinggalkan yang tidak saya butuhkan, kemudian saya tidak akan mencari yang di luar
perkataan mereka, jika permasalahan berujung pada Ibrahim, Syabi, al-Hasan, Ibnu
Sirin dan Said bin Musayyib (karena beliau menganggap mereka adalah mujtahid)
maka saya akan berijtihad sebagaimana mereka berijtihad. Metode yang dipakainya
itu jika kita rincikan maka ada 7 Ushul Istinbath yang digunakan oleh Imam Abu
Hanifah yaitu Al-Quran, Sunnah/Hadits, perkataan shahabah, qiyas, ihtishan, ijma
dan urf. Kitab imam hanafi adalah Kitab "Al-Faraid".
b. Mazhab Maliki
Madzhab Maliki adalah merupakan kumpulan pendapat-pendapat yang
berasal dari Imam Malik dan para penerusnya di masa sesudah beliau meninggal
dunia. Nama lengkap dari pendiri madzhab ini ialah: Malik bin Anas bin Abu Amir.
Lahir pada tahun 93 M = 712 M di Madinah. Metode fiqih mazhab maliki adalah
Nashul Kitab (ayat Al Quran yang jelas artinya, yang tidak dapat dipalingkan artinya
kepada arti yang lain). Dzaahirul Kitab (umum, ayat Al Quran yang jelas artinya,
yang tidak dapat dipalingkan artinya kepada arti yang lain). Dalilul Kitab (mafhum
mukholafah dari suatu ayat Al Quran). Mafhum muwafaqah dari suatu ayat Al
Quran. Tanbihul Kitab, terhadap illat (sesuatu yang menjadi tujuan ditetapkannya
hukum,
dengan
kata
lain
illat
merupakan
pemicu/dasar/latar
belakang
disyariatkannya hukum). Nash-nash Sunnah (matan hadist yang jelas artinya yang
tidak dapat dipalingkan artinya kepada arti yang lain). Kitab kitab karya dari imam
maliki adalah Kitab Muwaththa, kitab yang termasyhur merupakan kitab yang
mengandung hadist-hadist dan hukum. Kitab Mudawanah Al-Qubra, yang berisi
fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.
c. Mahdzab Syafii
Mazhab ini dibangun oleh Al-Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'I seorang
keturunan Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdi Manaf. Beliau lahir di Gaza
10
(Palestina) tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah yang
menjadi Mazhab yang pertama. Metode fiqhnya diambil berdasarkan: Al-Quran,
tafsir secara lahiriah, selama tidak ada yang menegaskan bahwa yang dimaksud
bukan arti lahiriahnya. Imam Syafi'i pertama sekali selalu mencari alasannya dari AlQur'an dalam menetapkan hukum Islam. As Sunnah, beliau tidak hanya mengambil
hadits mutawatir saja (sunnah yang diriwayatkan dari rasulullah oleh sekelompok
perawi yang menurut kebiasaan, masing-masing tidak mungkin sepakat untuk
berbohong, karena jumlah mereka yang bayak, kejujuran dan perbedaan pandangan
serta lingkunggan mereka) tetapi hadits-hadits ahad juga beliau pakai untuk dalil.
Dari Rasulullah SAW kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan dari AlQuran. Imam Syafi'i sangat kuat pembelaannya terhadap sunnah sehingga dijuluki
Nashir As-Sunnah (pembela Sunnah Nabi). Al-Ijma' atau kesepakatan para Sahabat
Nabi, yang tidak terdapat perbedaan pendapat dalam suatu masalah. Ijma' yang
diterima Imam Syafi'i sebagai landasan hukum adalah ijma' para sahabat, bukan
kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu hukum, karena
menurutnya hal seperti ini tidak mungkin terjadi. Al-Qiyas yang dalam Ar-Risalah
disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma' tidak juga ditemukan hukumnya. Akan
tetapi Imam Syafi'i menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah satu cara
menetapkan hukum Islam. Istidlal, mencari alasan berdasarkan atas kaidah-kaidah
agama meskipun dari agama ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Kitab-kitab karya imam
syafiI yaitu Kitab al-Risalah, tentang ushul fiqh. Kitab al-Umm, sebuah kitab fiqh
yang didalamnya dihubungkan pula sejumlah kitabnya.6
d. Mahdzab Hambali
Pendiri Madzhab Hambali ialah: Al-Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal
bin Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H. dan wafat
tahun 241 H. Metode fiqhnya diambil berdasarkan. Al-Quran atau As Sunnah yaitu
apabila beliau menemukan nash baik dari Al-Quran maupun hadist beliau tidak lagi
6 Ismail, Ahmad Satori, Pasang Surut Perkembangan Fiqih Islam, Jakarta: Pustaka
Tarbiatuna, 2003
11
memperhatikan dalil-dalil yang lain dan tidak pula memperhatikan pendapatpendapat para sahabat. Fatwa sebagian sahabat, yaitu jika beliau tidak mendapatkan
nash maka beliau berpegang teguh pada fatwa sahaby jika fatwa tersebut tidak ada
yang menantangnya. Pendapat sebagian sahabat, beliau memandang pendapat
sebagian sahabat sebagai dalil hukum. Jika terdapat beberapa pendapat dalam suatu
masalah maka beliau mengambil pendapat yang lebih dekat kepada Kitab dan
Sunnah. Hadist mursal atau hadist dhoif, yakni Hadits yang dimarfukan (diangkat)
oleh seorang tabiin kepada Rasulullah saw, baik berupa sabda, perbuatan dan taqrir,
baik itu tabiin kecil ataupun besar. Hal ini dipakai jika hadis tersebut tidak
berlawanan dengan suatu atsar atau pendapat seorang sahabat. Qiyas, jika beliau tidak
memperoleh sesuatu dasar diantara yang tersebut di atas maka dipergunakanlah qiyas.
Kitab-kitab karya imam hambali adalah Kitab Al-Musnad. Kitab Tafsir al-Quran.
Kitab al-Nasikh dan al-Mansukh.
2. Mazhab Mazhab Akidah Islam
a. Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah berkata: Aku berpegang kepada kitab Allah. Kemudian
yang tidak aku dapatkan (di dalam kitab Allah, aku berpegang) kepada Sunnah
Rasulullah n . Jika aku tidak mendapatkannya di dalam kitab Allah dan Sunnah
Rasulullah, aku berpegang kepada perkataan-perkataan para sahabat Beliau. Aku akan
berpegang kepada perkataan orang yang aku kehendaki, dan aku tinggalkan perkataan
orang yang aku kehendaki di antara mereka. Dan aku tidak akan meninggalkan
perkataan mereka (dan) mengambil perkataan selain (dari) mereka. [Riwayat Ibnu
Main di dalam Tarikh-nya, no. 4219. Dinukil dari Manhaj As Salafi Inda Syaikh
Nashiruddin Al Albani, hlm. 36, karya Amr Abdul Munim Salim]. Imam Abu Jafar
Ath Thahawi (wafat 321 H), salah seorang ulama Hanafiyah, menulis sebuah risalah
tentang aqidah, yang kemudian terkenal dengan nama Aqidah Ath Thahawiyah.
Beliau membukanya dengan perkataan: Ini peringatan dan penjelasan aqidah Ahlis
Sunnah wal Jamaah di atas jalan ahli fiqih-ahli fiqih agama: Abu Hanifah Numan
bin Tsabit Al Kufi, Abu Yusuf Yaqub bin Ibrahim Al Anshari, Abu Abdillah
12
Muhammad bin Al Hasan Asy Syaibani g , dan yang mereka yakini, berupa
ushuluddin (pokok-pokok agama), dan cara beragamanya mereka (dengannya)
kepada Rabbul Alamin. [Kitab Aqidah Ath Thahawiyah]. As Subki rahimahullah
memberikan komentar terhadap Aqidah Ath Thahawiyah dengan perkataan :
Madzhab yang empat ini segala puji hanya bagi Allah- satu dalam aqidah, kecuali
di antara mereka yang mengikuti orang-orang Mutazilah dan orang-orang yang
menganggap Allah berjisim, Namun mayoritas (pengikut) madzhab empat ini, berada
di atas al haq. Mereka mengakui aqidah Abu Jafar Ath Thahawi yang telah diterima
secara utuh oleh para ulama dahulu dan generasi berikutnya. [Ushuluddin Inda
Aimmatil Arbaah Wahidah, hlm. 28, karya Dr. Nashir bin Abdillah Al Qifari].
Penerimaan para ulama terhadap Aqidah Ath Thahawiyah adalah secara umum.
Karena ada beberapa perkara yang perlu dikoreksi, sebagaimana hal itu telah
dilakukan oleh pensyarah (pemberi penjelasan) Aqidah Ath Thahawiyah, (yaitu)
Imam Ibnu Abil Izzi Al Hanafi. Demikian juga oleh para ulama belakangan, seperti
Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam taliq (komentar) beliau, Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al Albani dalam syarah dan taliq beliau, dan Syaikh Dr. Muhammad bin
Abdurrahman Al Khumais di dalam Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah Al Muyassar.
b. Imam Malik Bin Anas
Imam Malik bin Anas dikenal sebagai ulama yang tegas dalam menyikapi
bidah. Di antara perkataan beliau yang masyhur ialah: Barangsiapa membuat bidah
(perkara baru) di dalam Islam (dan) ia menganggapnya sebagai kebaikan, maka ia
telah menyangka bahwa (Nabi) Muhammad n telah mengkhianati risalah. Karena
Allah Taala berfirman:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu. [Al Maidah:3]
13
Maka apa-apa yang pada hari itu bukan agama, pada hari ini pun tidak menjadi
agama. 7
Imam Ibnu Abi Zaid Al Qairawani rahimahullah, (wafat 386 H), salah seorang ulama
Malikiyah, menulis sebuah risalah tentang aqidah, dan berisi aqidah Ahlu Sunnah,
sama dengan aqidah ulama lainnya.
a. Imam Syafii
Imam SyafiI berkata: Selama ada Al Kitab dan As Sunnah, maka (semua)
alasan tertolak atas siapa saja yang telah mendengarnya, kecuali dengan mengikuti
keduanya. Jika hal itu tidak ada, kita kembali kepada perkataan-perkataan para
sahabat Nabi n , atau salah satu dari mereka. [Riwayat Baihaqi di dalam Al Madkhal
Ilas Sunan Al Kubra, no. 35. Dinukil dari Manhaj As Salafi Inda Syaikh Nashiruddin
Al Albani, hlm. 36]. Dan telah masyhur perkataan Imam Syafii rahimahullah : Aku
beriman kepada Allah dan kepada apa yang datang dari Allah (yakni Al Quran, Pen),
sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Aku beriman kepada utusan Allah dan kepada
apa yang datang dari utusan Allah (yakni Nabi Muhammad n , Pen), sesuai dengan
yang dikehendaki utusan Allah. Imam Abu Bakar Al Ismaili Al Jurjani
rahimahullah, (wafat 371 H), salah seorang ulama Syafiiyah, menulis sebuah risalah
tentang aqidah. Beliau membukanya dengan perkataan: Ketahuilah, semoga Allah
memberikan rahmat kepada kami dan kalian, bahwa jalan Ahli Hadits, Ahli Sunnah
wal Jamaah, ialah mengakui kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, dan menerima apa yang dikatakan oleh kitab Allah Taala, dan apa
yang telah shahih riwayatnya dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam8
b. Imam Ahmad Bin Hambal
Imam Ahmad bin Hambal berkata: Pokok-pokok Sunnah menurut kami ialah,
berpegang kepada apa yang para sahabat Rasulullah n berada di atasnya, dan
7 Asy Syatibi, Al Itisham
8 Abdurrahman Al Khumais, Muhammad, Itiqad Aimmatil Hadist
14
menjelaskan
Sunnah
(ajaran
agama/aqidah)
kepada
umatnya,
telah
menerangkannya kepada para sahabat Beliau, dan mereka adalah Al Jamaah. Mereka
adalah As Sawadul Azham (golongan mayoritas). Dan As Sawadul Azham (yang
dimaksudkan) adalah al haq dan pengikutnya. Barangsiapa menyelisihi para sahabat
Rasulullah n di dalam sesuatu dari urusan agama, (maka) dia telah kafir. 9
15
untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan
membentuk keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih mengasihi, aman
tenteram, bahagia dan kekal.10
2.4.2
Perkawinan adalah tuntutan kodrat hidup dan tujuannya antara lain adalah untuk
memperoleh keturunan, guna melangsungkan kehidupan jenisnya terdapat didalam
QS. Al-Dzariyat:49, QS.Yasin:36, QS.al-Hujurat:13, QS.al-Nahl:72.
2.
Al Hadist
Beberapa contoh penjelasan sunnah tentang hal-hal yang disebutkan dalam AlQuran secara garis besar sebagai berikut:11
a. Pengertian quru yang disebutkan dalam Al-Quran mengenai masa iddah
perempuan yang ditalak suaminya.
b. Bilangan susuan yang mengakibatkan hubungan mahram.
c. Besar kecilnya mahar.
d. Izin keluar rumah bagi perempuan yang mengalami iddah talak raji.
10 Jamaluddin, dkk, Buku Ajar Hukum Perkawinan, Sulawesi, 2016
11 Ibid, hal 22
16
17
islam, meskipun dalam lingkup masyarakat yang jumlahnya masih sangat minim.
Dibeberapa kerajaan Nusantara waktu itu, hukum islam diakui dan dianut oleh
masyarakat, seperti disumatera terdapat Kerajaan Sultan Pasai di Aceh serta Kerajaan
Pagar Ruyung dan Kerajaan Paderi kedua-duanya di Minang Kabau. Di Jawa terdapat
Kerajaan Demak, Mataram, dan Sultan Agung: di Makassar terdapat Kerajaan
Hasanuddin: dan sebagainya, bahkan Malaka serta Brunai (sekarang Brunai
Darussalam) di semenangjung Melayu.
Berikut pasal dari hukum perkawinan islam di Indonesia: Pasal 2 ayat 1 KHI
menyebutkan bahwa : Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Ketentuan ini tidak ada beda
dengan Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan yang menyatakan perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.
Ini menunjukakan isi dari Kompilasi Hukum Islam masih mengakui pluralisme dalam
hukum perkawinan di indonesi. Namun dapat ditegaskan bahwa bagi umat Islam
berlaku hokum perkawinan Islam, sedangkan bagi agama selain islam berlaku hokum
perkawinan yang diatur dalam agamanya. Dalam Hukum perkawinan islam mengatur
agar perkawinan itu dilakukan dengan akad antara pihak-pihak yang bersangkutan
dengan disaksikan dua orang laki-laki setelah dipenuhi syarat-syarat lain menurut
hukum islam.
Dengan dikukuhkannya hukum agama (Fiqh Munakahat) sebagai syarat
sahnya suatu perkawinan, maka berlakunya hukum islam di Indonesia bukan lagi
berdasarkan kepada teori resepsi, melainkan langsung berdasarkan kepada UU
Perkawinan. Dengan demikian, pelaksanaan Hukum Perkawinan Islam itu disamping
menjadi tanggung jawab pribadi umat islam, juga menjadi tanggung jawab
pemerintah untuk ikut mengawasinya. Adanya pengawasan pemerintah itu
dimaksudkan agar supaya dalam pelaksanaan Hukum perkawinan Islam itu tidak
disalah gunakan.
2.5 Peradilan Agama di Indonesia
18
3.
organisasi pengadilan.
Prosedur perkara di pengadilan, yang mencakup jenis perkara, hukum prosedural
(hukum acara) dan produk-produk (putusan dan penetapan). Prosedur itu meliputi
tahapan kegiatan menerima, memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan
4.
sadaqah.
5. Orang-orang yang beragama Islam sebagai pihak yang berperkara atau sengketa atau
6.
7.
peradilan.
Penegakan hukum dan keadilan sebagai tujuan.13
13 Halim, Abdul, Peradilan Agama dalam Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002
19
Pekawinan;
Kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum
c.
Islam; dan
Wakaf dan sedekah
Kewenangan dibidang perkawinan, menurut pasal 49 ayat (2) ialah hal-hal yang
diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku.
Penjelasan pasal tersebut menyebutkan:
Yang dimaksud dengan bidang perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan antara lain:
1. Izin beristri lebih dari seorang
2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun
dalam hal orang tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan
pendapat
3. Dispensasi kawin
4. Pencegahan perkawinan
5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah
6. Pembatalan perkawinan
7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri
8. Perceraian karena anak
9. Gugatan perceraian
10. Penyelesaian harta bersama
11. Mengenai penguasaan anak-anak
12. Ibu dapat memikul biaya penghidupan anak bilamana bapak yang seharusnya
bertanggung jawab tidak memenuhinya
13. Penentuan kewajiaban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas
istri atau penetuan suatu kewajiaban bagi bekas istri
14. Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak
15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua
16. Pencabutan kekuasaan wali
17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan
seorang wali dicabut
20
18. Menunjuk seseorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18
tahun yang ditinggal kedua orang tuanya pada hal tidak ada penunjukan wali
oleh orang tuanya
19. Pembebanan kewajiban kerugian terhadap wali yang telah menyebabkan
kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah kekuasaannya
20. Penetapan asal-usul seorang anak
21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan
perkawinan campuran, dan
22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawianan dan dijalankan menurut peraturan
yang lain.
Kewenangan dibidang perkawinan lainnya adalah memeriksa dan menetapkan
wali adalah atas permohonan calon mempelai wanita. Kewenangan dibidang
kewarisan, menurut pasal 49 ayat (3) ialah penetuan siapa yang menjadi ahli waris,
penentuan mengenai harta peniggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris,
dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.
Kewenangan absolutlainnya adalah wasiat dan hibah yang dilakukan bersarkan
hukum Islam serta wakaf dan sedekah Kewenangan relatif adalah kekuasaan
mengadili berdasarkan wilayah atau daerah. Kewenangan relatif Pengadilan Agama
sesuai dengan tempat dan kedudukannya. Pengadilan Agama berkedudukan di ibu
kota atau di ibu kota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau
kabupaten. Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah
hukumnya meliputi wilayah provinsi.14
2.6 Kerajan-kerajaan Islam di Indonesia
Berkembangnya agama Islam secara cepat dan meluas di Indonesia terutama di
daerah pesisir karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam dengan pedagang
Indonesia. Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk mendorong
14 A Rasyid, Roihan, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada,
2003
21
22
3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh
Sultan Renggono, Adim Pati Unus.
3. Kerajaan Islam Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan
Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak.
Ia kemudian menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan
kerajaan Demak. Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah
Sultan Adiwijoyo wafat pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto
(dari Demak) mencoba merebut kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu
menjadi penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran
Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri. Perebutan
kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil. Kemudian Pangeran Benowo
menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya yang bernama
Sutowojoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian oleh
Sutowijoyo pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah
kerajaan Pajang.16
4. Kerajaan Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama
Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing. Letak kerajaan ini berada di
Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika memerintah dikerajaan
Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya. Diantara para
bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya adalah bupati Ponogorogo,
Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan Galuh. Namun upaya mereka untuk
melepaskan diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di bidang
kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut. Pada awal
16 Soeroto, Sejarah Indonesia, Jakarta: Gajah Mada, 1968
23
24
ayahnya Fatahillah. Seperti telah kita ketahui bahwa Fatahillah pada mulanya
menguasai daerah Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten. Setelah Hasanuddin wafat
digantikan oleh putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia meluaskan daerah
kekuasaannya dan menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian pada thaun
1580 Pangeran Yusuf wafat. Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa
pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di mana Belanda terus melakukan blokadeblokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak kerajaan Islam Banten.
Walaupun demikian semangar rakyat Banten yang anti penjajah Belanda tetap
menyala.
7. Kerajaan Islam Ternate dan Tidore
Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore,
Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan
Tidore yang berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa
rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan
Timur tengah yang pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang
dagangan berupa pakaian, beras dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampahrempah. Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam
perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini
dipimpin oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis
banyak yang datang berdagang di Maluku. Tetapi mereka sering membuat masalah
seperti melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak sewenang-wenang,
mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya sering terjadi pertempuran
antara penduduk Maluku dengan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun 1570
Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui
perundingan. Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam
perundingan, ia pun dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya
Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh
25
sultan Tidore. Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai,
saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan
Spanyol kedua kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yang
menjurus perang. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka
tidak mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahumembahu dalam menghadapi Portugis.17
8. Kerajaan Islam Makassar
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti
Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa
dan Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini
disebabkan letak kerajaan ini sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak di
tengah-tengah lalu-lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu
Gowa dan Tallo, yang rajanya telah menganut agama Islam bersepakat menyatukan
kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan
Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi
bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo. Kerajaan
Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan hasanuddin
berkuasa (tahun 1654-1669).
Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar melarang
rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli.
Maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini
untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah
mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini sematamata untuk perdagangan tuan". Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat
tekanan hebat dari pasukan Belanda, maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan
Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun dikuasai penjajah Belanda.
Meskipun demikian dalam diri orang-orang Makassar tetap tumbuh semangat anti
17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Umum, Jakarta, 1980
26
penjajahan. Karena itu banyak diantara merek yang pergi merantau ke Madura,
Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang masih berperang melawan
Belanda.
2.7 Karakteristik Muslim di Indonesia
1. Majemuk atau Plural
Kemajemukan merupakan ciri khas masyarakat Indonesia pada umumnya.
Keragaman model-model beragama dapat ditemukan di dalam Islam. Seorang
antropolog Amerika Serikat bernama Clifford Geertz pernah membagi perilaku
keberagaman umat Islam Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu abangan, santri
dan priyai. Abangan merupakan turunan dari kata abang (Jawa: merah). Istilah
abangan dipakai bagi pemeluk Islam yang tidak begitu memperhatikan perintah
perintah agama Islam dan kurang teliti dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
agamanya. Santri merupakan penganut islam yang taat. Istilah ini seringkali kita
dengar untuk menyebut orang-orang yang belajar di pesantren. Priyai adalah
kelompok ketiga penganut Islam, yang menurut Greetz adalah kelompok Islam kelas
elit. Biasanya adalah mereka yang disebut sebagai Muslim birokrat atau Muslim
berdasi.
2. Toleran
Toleransi adalah salah satu semangat dari Islam. Semangat ini tumbuh seiring
dengan perkawinan antara budaya Islam dan budaya lokal. Sehingga corak
singkretisme (campuran faham) tidak isa dihindarkan. Sifat toleransi Muslim
Indonesia muncul karena bangsa Indonesia disatukan dalam rumpun budaya. Muslim
Indonesia sudah terbiasa dengan ragam budaya dan agama sejak mula kedatangannya.
3. Moderat
Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat. Moderat dalam hal ini
dimaksudkan untuk menggambarkan kehidupan keagamaan yang berada di tengahtengah, tidak ekstrim dan tidak liberal. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius,
umat Islam adalah mayoritas di negeri ini, iini berarti bahwa religiusitas bangsa
Indonesia adalah cerminan religiusitas umat Islam itu sendiri. Islam indonesia
merupakanagama yang melindungi kehidupan agama dan kepercayaan lain. Agama
27
dan kepercayaan lain dapat hidup aman dan damai di tengah-tengah mayoritas umat
Islam. Hal ini tentu saja berbeda dengan keadaan umat Islam di beberapa negara yang
hidup mayoritas di tengah-tengah mayoritas agama lain.
4. Singkretik
Singkretisme juga bisa dikatakan merupakan akibat dari akulturasi Islam dan
budaya lokal. Makna singkretik di sini maksudnya adalah adanya campuran unsur
Islam dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan semangat fundamental Islam
itu sendiri. Singkretisme Islam dan budaya lokal inilah yang melahirkan Islam dalam
bentuknya sekarang. Sebagai contoh, tradisi menggunakan peci hitam sebenarnya
adalah tradisi orang-orang Turki yang kemudian menjadi pakaian orang Indonesia,
terutama oleh orang-orang Islam. Demikian pula dalam ritual-ritual Islam, unsurunsur budaya lokal masih sangat jelas, termasuk pada sebagian bangunan masjid. Jadi
meskipun berasal dari Timur Tengah, tampilan Islam di Indonesia tidak selalu
bernuansa Arab.18
2.8 Ideologi Trans Nasional di Indonesia
Transnasional adalah kosakata yang belakangan ini semakin popular dan
diperbincangkan dengan serius, bukan saja di Indonesia, melainkan juga di belahan
dunia yang lain. Secara literal, kata berbahasa Inggris atau Amerika ini, berarti lintas
nasional, atau lintas kebangsaan. Ideologi Transnasional bukan semata sebuah istilah
tanpa makna yang penting. Ia kini dipahami sebagai sebuah istilah bagi gerakan
politik internasional yang berusaha mengubah tatanan dunia berdasarkan ideologi
keagamaan fundamentalistik, radikal dan sangat puritan. Istilah-istilah yang ini dalam
pengertian umum menunjuk pada cara pandang dan ideologi yang berusaha
mendirikan sebuah tatanan dunia baru yang didasarkan pada kekuasaan atas nama
Tuhan (hakimiyyah Allah) dan bersikap eksklusif. Mereka menyebutnya Nizam
Islami (Sistem Islam). Di dalamnya aturan-aturan keagamaan (syariah)- tentu saja
menurut tafsir mereka- dan tunggal wajib diberlakukan bagi semua wilayah
18 https://ferarita.wordpress.com/2012/01/14/makalah-islam-di-indonesia/, diakses pada
tanggal 30 September 2016
28
kehendak
melalui
tindakan
kekerasan,
represi,
teror, seraya
mengingkari, menafikan atau membidatkan keyakinan orang lain (the others), dan
mengkafirkan selain mereka, baik dari kalangan umat agama lain maupun dalam
internal Islam yang tidak sejalan dengan ideologi mereka. Gerakan politik
transnasional tak ragu-ragu melakukan klaim kebenaran sepihak atas nama agama
atau Tuhan.
2.9 Akulturasi Islam dan Budaya di Indonesia
2.9.1 Akulturasi Kebudayaan Lokal Indonesia dengan Budaya Hindu-Budha
Masuk dan berkembangnya budaya India ke Indonesia membawa pengaruh
yang sangat besar yang menyebabkan interaksi sehingga menciptakan berbagai jenis
kebudayaan yang merupakan perpaduan antara budaya India dengan Indonesia
diantaranya adalah:
a. Seni Bangunan
Munculnya budaya Hindu-Budha di Indonesia sangat besar terhadap bangunan
terutama pada bangunan candi. Pada dasarnya bangunan candi merupakan
pembangunan bangsa Indonesia pada zaman megalitikum yaitu bangunan punden
berundak yang mendapat pengaruh dari Hindu-Budha sehingga berwujud sebuah
candi.
b. Seni Ukir/Seni Rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia terbukti dengan ditemukannya patung
Budha berlanggam gandaran di kota bangun dan juga dapat ditemukan di candi
borobudur berupa relief yang menceritakan Budha Gautama serta direlief ini dilukis
rumah panggung, perahu bercadik dan hiasan burung merpati yang merupakan
29
lukisan asli Indonesia. Selain candi borobudur di candi lain di Indonesia juga terdapat
seni ukir/seni rupa perpaduan antara budaya India dengan budaya Indonesia.
c. Seni Sastra
Seni sastra India turut memberi warna dalam seni sastra di Indonesia. Bahasa
Sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia,
terbukti dengan banyak ditemukannya prasasti-prasasti di Indonesia yang
menggunakan bahasa sansekerta dan hurup pallawa. Dalam perkembangannya bahasa
Indonesia dewasa ini mendapat pengaruh bahasa sansekerta dan sangat dominan
terutama dalam istilah pemerintahan serta dalam kitab-kitab kuno juga menggunakan
bahasa sansekerta.
d. Sosial
Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tatanan kehidupan sosial
masyarakat, misalnya dalam Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.
e. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruhnya dan tidak begitu banyak
terjadi
perubahan,
karena
masyarakat
Indonesia
telah
mengenal
aktivitas
diapakai
dalam
sistem
penanggalan,
disamping
itu,
ditemukan
pengaruh
Hindu-Budha
ke
Indonesia
mengakibatkan
terjadinya
30
asli Indonesia, terutama dilihat dari segi pemujaan roh nenek moyang dan pemujaan
terhadap dewa-dewa alam.
h. Pemerintahan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia sistim pemerintahan berlaku
di Indonesia adalah kepala suku dimana salah seorang kepala suku merupakan
pimpinan yang dipilih dari kelompok sukunya karena memiliki kelebihan dibanding
anggota lain dan berlangsung secara demokrasi, akan tetapi setelah masuknya
pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan sesuai dengan pemerintahan di India yaitu
seorang raja bukan seorang kepala suku, dan pemerintahan raja memerintah secara
turun temurun.19
2.9.2
31
Kuburan atau makam biasanya diabadikan atau diperkuat dengan bangunan dari
sebuah batu yang disebut jirat/kijing dan dan diatasnya biasanya didirikan sebuah
rumah yang disebut dengan cangkup yang sebenarnya bertentangan ajaran agama
Islam karena di dalam Islam terdapat larangan untuk menembok kuburan apalagi
membuat rumah di atasnya, tapi cangkup didirikan untuk mengenang orang-orang
penting. Gugusan makam ini dibagi lagi dalam berbagai halaman menurut kelompok,
keluarga masing-masing gugus dipisahkan oleh tembok-tembok tapi dihubungkan
oleh gapura-gapura dan pada umumnya makamnya terletak di lereng gunung.
b. Aksara dan Seni Rupa
Penulisan aksara-aksara arab di Indonesia, biasanya dipadukan dengan seni jawa yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Huruf-huruf arab yang ditulis sangat indah yang
disebut seni kaligrafi. Seperti juga jenis seni rupa Islam lainnya perkembangan seni
kaligrafi arab di Indonesia kurang begitu pesat dibanding dengan negara lain. Seni
kaligrafi biasanya digunakan untuk hiasan masjid, motif hiasan batik, batu nisan dll.
Sampai saat ini seni kaligrafi terus berkembang di Indonesia, terutama dalam seni
ukir sebagaimana dikembangkan oleh masyarakat dari Jepara.
c. Seni Sastra
Perkembangan seni sastra Indonesia pada zaman Islam berkisar sekitar Selat Malaka
dan di Jawa. Dibandingkan dengan seni sastra zaman hindu, hasil-hasil seni sastra
zaman Islam tidak terlalu banyak yang sampai pada kita disebabkan seni sastra
daerah belum sebagai tempat menyimpan dan meneruskan hasil karangan sastra Islam
kepada kita.
Sebagian besar seni sastra zaman Islam yang berkembang di Indonesia mendapat
pengaruh dari Persia.
d. Filsafat dan Ajaran Islam
Dalam perjalanannya, Islam sebagai agama mengalami banyak perkembangan dalam
alam pikir yang pada hakikatnya untuk mengimbangi perkembangan jiwa masyarakat
pendukungnya, dalam abad ke-8 M tersusun dasar-dasar ilmu fiqih, ilmu kalam dan
32
ilmu tasawuf, ketiga ilmu itulah yang mendasar pada filsafat dan pegangan umat
Islam.
e. Sistem Pemerintahan
Sejalan dengan melemahnya kekuasaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia,
pedagang-pedagang Islam dan para mubaligh menggunakan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan dagang dan politik. Mereka juga mendukung munculnya
daerah-daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam. Dalam
perkembangan selanjutnya di daerah-daerah lain mulai bermunculan sistim
pemerintahan bercorak Islam dan pada abad 10 M Islam sudah hampir tersebar di
seluruh Indonesia.
f. Gubahan Seni Sastra Zaman Hindu
Seni sastra zaman Hindu tidak kurang peranannya dalam perkembangan sastra Islam
di Jawa. Seni sastra yang muncul pun pada zaman Hindu disesuaikan dengan
perkembangan keadaan zaman Islam. Disamping seni sastra juga terdapat kitab suluk
(primbon). Kitab ini bercorak megis dan berisi ramalan-ramalan dan penentuan hari
baik dan buruk serta pemberian makna pada suatu kejadian.20
2.10 Pendidikan Keislaman di Indonesia
Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang, dalam pengertian yang
seluas-luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu
sendiri di indonesia.21
2.10.1Pendidikan Etimologi dan Terminologi
Adapun penjelasan tentang pendidikan etimologi dan terminology adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan Etimologi
20 Idris, ZH, dkk, Sejarah Umum untuk SMA, Jakarta: Penerbit Mutiara , 1980
21 Azyumardi, Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2002
33
22 Ibid, hal 22
23 Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987, hal 5
34
35
mengandung
pengertian:
Pertama,
proses
perkembangan
kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya. Kedua, proses sosial di mana seseorang yang dipengaruhi oleh
sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat
mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.26
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan ialah usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis
melalui kegiatan bimbingan dan pengembangan baik mental, fisik maupun
moral agar individu mempunyai akhlak mulia, diterima dalam kehidupan sosial
dan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat dan tanah air serta berlangsung
semasa hidup.
2.11 Organisasi Islam di Indonesia
Adapun oraganisasi-organisasi islam di Indonesia yaitu sebagai berikut:
2.11.1 Organisasi Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul
Ulama (Kebangkitan
Cendekiawan
Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi
ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan ,sosial,
dan ekonomi. Sebab jauh sebelum NU lahir dalam bentuk jamiyyah (organisasi), ia
terlebih dahulu mewujud dalam bentuk jamaah (community) yang terikat kuat oleh
aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai karakter tersendiri. Dalam merespon
persoalan,
baik
kemasyarakatan,
yang
berkenaan
Nahdlatul
Ulama
dengan
persoalan
memiliki manhaj
keagamaan
Ahlis
maupun
Sunnah
Wal-
36
1.
2.
3.
Dalam Bidang Tasawuf, Nahdlatul Ulama mengikuti Imam al-Junaid alBaghdadi (w.297H) dan Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M).
37
muamalah
dunyawiyat
29 Djamuludin, M.Amin, Kumpas Tuntas Kesesatan dan Kebohongan LDII, Jakarta: Gema
insani, 2008
38
rakyatnya untuk mengaji Al-Quran dan al-Hadits yang hal itu berbeda dengan
imam-imam mereka.
3. Mengharamkan taqlid dalam fiqh.
4. Mengharamkan budaya-budaya seperti yasinan, tahlilan, maulid Nabi
Muhammad dan lain-lain.
5. Mereka hanya mau mendengar pengajian isi kandungan/arti Al-Quran dan AlHadits hanya dari orang-orang yang mengaji dengan guru/imam mereka. Bagi
mereka arti yang disampaikan oleh imamnya adalah bak wahyu yang tidak
boleh dibantah. Keluar dari pemahaman yang diartikan oleh imamnya adalah
sesat.
2.11.4 Organisasi Salafi
Kata Salafi adalah
sebuah
bentuk
Kata as-
salaf sendiri secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup
sebelum zaman kita. Adapun makna teminologis As-Salaf adalah generasi yang
dibatasi oleh sebuah penjelasan Rasulullah SAW. Dalam haditsnya, Sebaik-baik
manusia adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabiin),
kemudian yang mengikuti mereka (tabiat-tabiin). (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelompok yang sekarang mengaku-aku sebagai Salafi ini, dahulu dikenal dengan
nama Wahabi. Tidak ada perbedaan antara Salafi yang ini dengan Wahabi. Mereka
lebih tepat jika disebut Salafi Wahabi, yakni pengikut Muhammad ibnu Abdul Wahab
yang lahir di Uyainah, Najd, Saudi Arabia tahun 1115 H (1703 M) dan wafat tahun
1206 H (1792 M). Pendiri Wahabi ini sangat mengagumi Ibnu Taimiyah, seorang
ulama kontroversial yang hidup di abad ke-8 H dan banyak mempengaruhi cara
berpikirnya.30
Ajaran-ajaran dari salafi adalah:
1.
Mengkafirkan seperti Ibnu Arabi, Ibnu Sabin, Ibnu Faridh, Abu Yazid alBusthami, Maruf al-Karkhi dan lain-lain.
30 Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Mereka Membunuh Semuanya
Termasuk Para Ulama, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011
39
2.
3.
4.
Maturidiyyah.
Sebagian dari mereka ada yang anti qiyas.
Menolak segala bentuk bidah meskipun yang kategori baik (hasanah), karena
5.
6.
7.
8.
hadistnya.
Mereka menilai acara yasinan dan tahlilan adalah ritual bidah.
Mereka juga ada yang menolak ziarah kubur.
Mereka menolak qunut subuh, dengan alasan hadist tentang qunut adalah dhaif
9.
semua.
Mereka memvonis syirik akbar terhadap pengamal tawassul dengan lewat
manusia.
40
32 Rahmat, M. Imdadun, Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah ke Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2007
41
6. Menerima tafsr dari para sahabat dalam memahami ayat-ayat al-Quran (tidak
hanya penafsiran ahl al-bait), dan mengambil penafsiran sahabat yang lebih ahli
jika terjadi perbedaan penafsiran di kalangan para sahabat.
7. Mengutamakan tafsr bi al-Matsr dari pada bi al-Rayi.
8. Menerima Hadits-hadits sebagai bayan terhadap al-Quran, kecuali ayat yang
telah diungkapkan dengan shighat hasr, seperti ayat tentang makanan yang
diharamkan.
42