Skenario 1
BENJOLAN DI PAYUDARA
Kelompo B 06
Ketua
: Raka Aditya
Sekretaris : Rinda Putri Anggraini
Anggota : Satrio BP. Wijaya
Rezkyana Danil
Leora Annastiti H
M.Fadly Salahuddin
M.Ikhsan Amadea
Nurrisya Sholyhanna
Rina Chairunnisa
Wahyu Solekhudin
1102009234
1102009248
1102007255
1102008212
1102009158
1102009182
1102009186
1102009210
1102009247
1102009295
BENJOLAN DI PAYUDARA
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah
RS YARSI karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula
sebesar buji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya
kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan
terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik
kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak
mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolan payudara.
Pasien juga sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi berkurang dengan
istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, TB 160 cm. T :
110/70 mmHg, N : 88 kali/menit, RR : 24 kali/menit. Status lokalis pada payudara kanan
didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7 cm3 di kuadran medial atas, keras, berbenjol,
melekat di dinding dada, peau dorange, ulkus, retraksi papilla mamae dan nipple discharge.
Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling melekat satu sama lain. Pada
pemeriksaan R thoraks didapatkan coin lesions di lobus superior paru kanan disertai efusi
pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsi insisi memastikan pasien menderita
kanker payudara (stadium terminal) kemudia menjalani operasi simple mastectomy
dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana seharusnya pasien menghadapi penyakit
berat dan terminal yang dideritanya dari sisi Agama Islam?
STEP I
Lo 1. Memahami dan menjelaskan carcinoma mamae
1
STEP II
MANDIRI
2
STEP III
LO 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CARCINOMA MAMAE
1. Memahami dan menjelaskan definisi carcinoma mamae
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase dapat terjadi pada kerlenjar getah bening
(limfe) aksilla ataupun di atas tulang belikat (clavicula). Selain itu, sel-sel kanker dapat
pula bersarang di tulang, paru, hati, kulit dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Kanker payudara adalah salah satu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. (Elizabeth J.
Cowin, 2008)
2. Memahami dan menjelaskan epidemiologi carcinoma mamae
American Cancer Society memperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru kanker
payudara di tahun 2008. Insidens kanker payudara pada wanita bervariasi secara global
dengan peningkatan sebesar 2,5 kali. Kisarannya antara 3,9 kasus per 100.000 di
Mozambique sampai 101,1 kasus per 100.000 di Amerika Serikat. Dalam jangka waktu
25 tahun terakhir, insidens kanker payudara meningkat secara global dengan
peningkatan tertinggi terjadi pada Negara-negara barat. Hal ini terjadi diakibatkan
terjadinya perubahan pada pola reproduksi, peningkatan skrining, perubahan pola
makan dan penurunan aktivitas. Walaupun insidensnya cenderung meningkat secara
global, mortalitasnya cenderung menurun, terutama pada Negara maju.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 192.370 kasus baru dari kanker payudara invasive
akan terjadi pada wanita ditahun 2009. Setelah dua decade terakhirterjadi peningkatan
insidens kanker payudara, justru dari tahun 1999 sampai ke 2005 terjadi penurunan
kasus kanker payudara baru pada wanita sebesar 2,2% per tahun. Hal ini terjadi akibat
menurunnya penggunaan hormone replacement therapy (HRT) yang dipublikasikan
oleh Womens Health Initiative pada tahun 2002. Diperkirakan akan terjadi 62.280 kasus
baru berupa kanker payudara in situ pada wanita di tahun 2009. Diperkirakan 85%
kasus yang terjadi merupakan ductal carcinoma in situ.
Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan,
baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden rendah
seperti di banyak daerah di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada
4
beberapa daerah di Amerika Serikat (di atas 100/100.000). Angka di bawah itu terlihat
pada beberapa negara Eropa Barat (Swiss 73,5/100.000). Untuk Asia, masih berkisar
antara (10-20/100.000). Yang menarik, angka ini ternyata akan berubah bila populasi
dari daerah dengan insiden rendah melakukan migrasi ke daerah yang insidennya lebih
tinggi, suatu bukti adanya peran faktor lingkungan pada proses terjadinya kanker
payudara. Faktor insiden usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. (Tim
Penanggulangan Kanker RS Dharmais, 2003)
Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran
lateral atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena
dibandingkan dengan payudara kanan. (Arif Mansjoer dkk., 2008)
3. Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi carcinoma mamae
Penyebab spesifik dari kanker payudara sampai saat ini masih belum diketahui.
Kuat dugaan hal ini terkait dengan multifaktorial. Faktor yang berpengaruh besar dalam
insiden carcinoma mamae adalah genetik (gen BRCA1 dan BRCA2) dan hormonal
(estrogen). (Felix Kasim, 2008)
Berikut ini adalah beberapa faktor resiko dari insiden carcinoma mamae :
Riwayat pribadi carcinoma mamae, berpotensi besar menjalaran ke payudara
yang sebelahnya
Tinggi melebihi 170 cm
Wanita dengan tinggi lebih dari 170 cm, memiliki resiko terkena carcinoma
mamae. Hal tersebut karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA), pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arahh sel ganas. Berhubungan dengan tingginya kadar
growth hormone.
Masa reproduksi yang relatif panjang
o Menarche pada usia muda, sebelum usia 12 tahun
o Wanita yang terlambat memasuki masa menopause, lebih dari usia 60 tahun
o Wanita yang belum memiliki anak, lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan dengan yang sudah memiliki anak
Kehamilan dan menyusui
Terkait erat dengan proliferasi sel-sel kelenjar payudara
Riwayat tumor jinak pada payudara
Pemajanan radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
Pemakaian kontrasepsi oral
Obesitas
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan berkurang
Pemakaian preparat hormon estrogen
Preparat hormon estrogen dapat digunakan untuk keperluan kecantikan, agar
lebih terlihat awet muda. Namun, apabila digunakan selama 5 tahun atau lebih,
dapat meningkatkan insiden carcinoma mamae.
Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Alkohol
Tidak pernah melahirkan anak
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, wanita nulipara
(tidak pernah melahirkan) memiliki kadar estrogen lebih tinggi dibandingkan
5
Gambar 1.12 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar
keluar dari ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)
2) Lobular carcinoma in situ
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan
sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang
memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus.
Mengacu pada National Cancer Institute, Amerika Serikat, seorang wanita
dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker invasive (lobular atau
lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.
carcinoma berupa (1) infiltrat limforetikular yang padat terutama terdiri dari
sel limfosit dan plasma; (2) inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk
dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau
tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini
berhubungan dengan DCIS dengan karakteristik terdapatnya kanker perifer,
dan kurang dari 10% menunjukkan reseptor hormon. Wanita dengan kanker
ini mempunyai 5-year survival rate yang lebih baik dibandingkan NST atau
invasive lobular carcinoma.
c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%)
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe khusus lain
dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif,
biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan ditemukan pada
wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapat
tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.
d. Papillary carcinoma (2%)
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara sekitar
2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada
wanita dekade ketujuh dan sering menyerang wanita non kulit putih.
Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm. McDivitt dan kawankawan menunjukkan frekuensi metastasis ke KGB aksila yang rendah dan 5and 10-year survival rate mirip mucinous dan tubular carcinoma.
e. Tubular carcinoma (2%)
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara
sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan
pada wanita perimenopause dan pada periode awal menopause. Long-term
survival mendekati 100%.
3) Invasive lobular carcinoma (10%)
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran
histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas,
dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adanya musin
dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring cell carcinoma).
Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya yang
tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.
4) Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)
Tabel 1.2. Distribusi lokasi tumor menurut histologisnya pada semua pasien 1
Location
Lobular (%)
Ductal (%)
Combination (%)
Nipple
2.2
1.7
1.9
Central
6.0
5.3
6.1
Upper inner
7.3
9.2
8.3
9
Location
Lobular (%)
Ductal (%)
Combination (%)
Lower inner
3.8
4.7
3.9
Upper outer
37.0
36.9
37.1
Lower outer
5.8
6.4
5.7
Axillary tail
0.8
0.8
0.6
Overlapping*
18.6
18.2
19.9
18.6
16.8
16.5
10
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan
jaringan dan individu.
Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.
Patofisiologi Carsinoma Mammae
a) Pengaturan Replikasi Sel
Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi
sel dapat dibagi menjadi langkah-langkah sebagai berikut: (1) satu molekul, sering
sebagai satu faktor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel;
(2) reseptor faktor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa
protein transduser; (3) sinyal ditansmisikan melewati sitosol melalui second
messenger menuju inti sel; (4)faktor transkri psi inti yang memulai pengaktifan
transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).
Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase
siklus replikasi sel(Gbr. 812). Siklus sd dapat ditetapkan sebagai duplikasi
komponen intraseluler yang lebih awal, termasuk sel genom (DNA), diikuti dengan
11
pembelahan sel menjadi dua. Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: Gl (gap
1), S (sintesis), G2 (gap 2) dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam
keadaan tidak membelah disebut Go. Beberapa sel sering membelah (set labil,
seperti sel epidermal kulit dan usus); sel yang lain jarang membelah (Sel seperti sel
parenkim organ glandula), sedang permanen tidak pernah membelah sejak terbentuk
(misalnya, neuron CNS atau otot jantung). siklus sel G1, disintesis enzim dan zat
untuk replikasi DNA. Selama siklus sel fase S, terjadi sintesis menghasilkan
kromosom yang telah bereplikasi.Peristiwa ini dipicu oleh sel-sel yang
bersangkutan, yang kelihatannya kadang-kadang untuk mengevaluasi sel-sel itu
sendiri dalam fase Gl (titk restriksi G1) dan untuk menentukan apakah sel-sel
tersebut memiiki sumber untuk membelah. Sekali dimulai,proses pembelahan ini
tidak dapat mundur; sel sudah mulai membelah. Sintesis asam ribonukleat (RNA)
dan protein dibutuhkan untuk terjanya mitosis selama fase G2 bersiap untuk mitosis.
pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk protein p53) adalah
emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam perjalanan
replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi
transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan
terlalu berat, maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor
adalah BRCA1 dan BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.
D) Gen- gen yang Mengatur Apoptosis
Gen- gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan
menghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan
apoptosis (seperti sebagai bad atau bax).
E) Gen- gen Perbaikan DNA
Gen - gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat
menyebabkan kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan
mutasi selanjutnya pada gen supresor tumor dan protoonkogen untuk menumpuk.
(Price dan Wilson, 2006)
14
15
16
Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam (retraksi).
c) Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan
tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada
apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah
atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
T
Tis (LCIS/DCIS)
T1
T1
T2
T2
T3
T1/T2
T3
T4
Any T
T
Tis (LCIS/DCIS)
T1
T1
T2
T2
T3
T1/T2
T3
T4
Any T
N
N0
N1
N0
N1
N0
N2
N1/N2
Any N
Any N
N
N0
N1
N0
N1
N0
N2
N1/N2
Any N
Any N
M
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
M
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Mx : Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya
Perkembangan Kanker
Stadium I (Stadium Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase
ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi
sel-sel kanker yang tertinggal.
18
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin.
19
Stadium IV
Sudah mengalami metastase jauh, seperti pada paru, tulang, hati ataupun otak.
20
c) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk membantu diagnosis karsinoma payudara yaitu USG payudara,
mammografi, MRI mammae, pemeriksaan laboratorium, aspirasi jarum halus, dan
pemeriksaan
biopsi.
Untuk
menentukan
adanya
metastasis
dapat
dilakukan pemeriksaan foto thoraks, bone survey, USG abdomen/hepar.
USG
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid atau kistik,
tetapi dapat mengetahui pasokan darah serta kondisi jaringan sekitarnya.
Mammografi
Radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting.
Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba.
Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat
keganasan dari massa yang teraba.Mamografi dapat digunakan sebagai
21
FAM
Fibrokistik
Kistosarkom
a foloides
Konsistensi
Batas
Nyeri
padat-kenyal
padat-kenyal
kistik
padat-kenyal
>> FAM
tegas
tidak
difus
saat haid
Tegas
Tidak
Mobil
e
ya
Terapi
ya
mastektomi simple
eksisi
medika mentosa
simptomatis
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi
pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat
sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah
mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving
(hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan
Pembedahan breast-conserving
Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di
sekitarnya
Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan
normal di sekitarnya yang lebih banyak
Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan
peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari
pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik.
Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan
berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
Mastektomi radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh
kelenjar mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik,
lemak subskapular.
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m.
pektoralis mayor dan minor.
Mastektomi total
Hanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar
limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien
lanjut usia.
Mastektomi segmental
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi
mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.
Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi
tumor.
Terapi penyinaran
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi
resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di
sekitarnya. Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening
mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm
bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm,
setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih
besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan.
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat
dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral
(pengangkatan kedua payudara). Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang
menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak
menjalani pengobatan.
24
dan memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya
mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta meningkatkan
resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak mengurangi hot flashes
ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intraarterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap
semua pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau
sama dengan 1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.
Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan
metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai
regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis
golongan antrasiklin.
Terapi Hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya
adalah berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping
trombosis vena dalam, karsinoma endometrium.
Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi
atau mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah
melalui umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamushipofisis-adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan
manjadi estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang
paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan
kulit. Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau
bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.
Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala
biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya pengobatan
seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi
untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya
ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan
pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke
otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
kanker yang didukung oleh estrogen
26
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk
mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi
maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
C. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara
sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang
harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh
banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,
dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk
mencari pengobatan alternatif.
10. Memahami dan menjelaskan komplikasi carcinoma mamae
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
11. Memahami dan menjelaskan prognosis carcinoma mamae
Faktor yang mempengaruhi prognosis:
a) Ukuran tumor, makin besar makin buruk prognosisnya.
b) Penyebaran ke KGB dan banyaknya kelenjar yang positif maka kelangsungan
hidup akan 5 tahun:
80% pada pasien dengan KGB negative
50 % dengan 1-3 kelenjar positif
21% untuk pasien dengan 4 atau lebih kelenjar positif
c) Stadium tumor secara histologi, meliputi gambaran inti sel dan derajat
diferensiasi. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara
yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
95% untuk stadium 0
88% untuk stadium I
66% untuk stadium II
36% untuk stadium III
7% untuk stadium IV
28
29
30
Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang
yang berbuat salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us
Shaghir 4391).
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Mansjoer dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
2. Kumay Vinar, Robbins S.T. 2007. Robbins Basic Pathology Ed 8th. Pennsylvania :
Saunders
3. Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit
Edisi 6. Jakarta : EGC
4. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
5. Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC
6. Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI
7. www.itokindo.org
8. http://www.eramuslim.com/syariah/
31