I. TUJUAN
1. Memahami dan terampil melakukan teknik evaluasi obat obat
laksatif dan antidiare
2. Memahami mekanisme kerja obat pencahar
3. Memahami dan mampu menganalisa efek samping / toksisitas
obat obat laksatif/antidiare tersebut
saat
defekasi,
dan
adanya
evakuasi
manual
untuk
bukan
merupakan
penyakit,
konstipasi
bukan
menderita
perempuan,dan
orang
konstipasi
yang
terutama
berusia
diatas
pada
65
anak-anak,
tahun.
Hal
ini
alam
atau
metilselulosa,
dibuat
natrium
secara
semisintetik. Bulk
karboksilmetilselulosa,
laxative seperti
kalsium
polikarbofil
air
dan
membentuk
suatu
hidrogel
sehingga
terjadi
laksatif
ini,
asupan
cairan
yang
adekuat
sangat
sehingga
diekskresi
melalui
tinja.
Dalam
cairan
usus,
500 mg. Dosis anak 3-4 kali 500 mg / hari, sedangkan dosis dewasa 2-4
kali 1,5 g / hari.
2. Natrium karboksimetilselulosa
Obat ini memiliki sifat-sifat yang sama dengan metilselulosa,
hanya saja tidak larut dalam cairan lambung dan bisa digunakan
sebagai antasid. Sediaan dalam bentuk tablet 0,5 g dan 1 g, atau
kapsul 650 mg. Dosis dewasa adalah 3-6 g.
3. Psilium (Plantago)
Psilium sekarang telah digantikan dengan preparat yang lebih
murni dan ditambahkan musiloid, yaitu merupakan substansi hidrofilik
yang membentuk gelatin bila bercampur dengan air; dosis yang
dianjurkan 1-3 kali 3-3,6 g sehari dalam 250 ml air atau sari buah. Pada
penggunaan kronik, psilium dikatakan dapat menurunkan kadar
kolesterol darah karena mengganggu absorbsi asam empedu.
4. Agar-agar
Merupakan koloid hidrofil, kaya akan hemiselulosa yang tidak
dicerna dan tidak diabsorbsi. Dosis yang dianjurkan ialah 4-16 g. Agaragar yang biasa dibuat merupakan pencahar massa yang muda
didapat. Dosis dewasa 4-16 g.
5) Polikarbofil dan kalsium polikarbofil
Merupakan poliakrilik resin hidrofilik yang tidak diabsorbsi, lebih
banyak
mengikat
air
dari
pencahar
pembentuk
massa
b. Laksatif Emolien
Laksatif
ini
sering
digunakan
sebagai
adjuvan
yang
termasuk
golongan
ini
adalah
dioktilnatrium
kerja
dioktilnatrium
sulfosuksinat
adalah
dengan
pascabedah
anorektal,
dan
bisa
menyebabkan
perangsang
bekerja
merangsang
mukosa,
saraf
jam.
perangsang:
Berikut
akan
dijelaskan
beberapa
jenis
laksatif
yang
berlebihan.
Zat
tidak
aktif
diinginkan
bisa
adalah
ditemukan
efek
pada
ASI
pencahar
sehingga
yang
bisa
hormon
seperti
pergerakan
kolesistokinin
usus
besar
dan
suatu
hormon
sekresi
yang
cairan.atau
disakarida.
Tubuh
manusia
kekurangan
enzim
atau
ion
divalen.
Contohnya
intoleransi
laktosa,
Klasifikasi Diare
Beberapa klasifikasi diare antara lain adalah:
Nifuroxazide
bakterisidal
terhadap
coli,
Shigella
merupakan
derivat
difenoksilat
dengan
khasiat
obstipasi yang dua sampai tiga kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat
terhadap
susunan
saraf
pusat
sehingga
tidak
menimbulkan
ketergantungan. Zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsisekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada
dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali.
Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan
penetrasinya ke dalam otak tidak baik, sifat-sifat ini menunjang
selektifitas kerjanya. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu
4 jam sesudah minum obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh
penghambatan motilitas saluran cerna dan karena obat mengalami
sirkulasi enterohepatik. Loperamid memperlambat motilitas saluran
cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinalis usus. Obat
ini
berikatan
dengan
reseptor
opioid
sehingga
diduga
efek
Berbentuk cair
Kental
Pasta gigi
Obat pencahar
Produk kertas
CMC
berfungsi
membentuk
campuran
eutektik
yang
Timbangan mencit
Stoples pengamat
Alat suntik
Jarum oral
Stopwatch
Alat bedah
Papan operasi
Mistar
Jarum pentul
BAHAN
Larutan Na CMC 1 % BB
Larutan Bisacodyl 10 mg/kg BB dan 30 mg/kg BB
Larutan Loperamid 10 mg/kg BB dan 30 mg/kg BB
Suspensi Norit 10 %
Hewan percobaan : mencit
7. Bandingkan laju transit norit itu pada hewan yang tidak diberi
obat laksatif
8. Bandingkan hasil dengan kelompok lain
V. HASIL
KEL
OBAT
PANJANG
PANJANG
LAJU
USUS
USUS YANG
TRANSIT
SELURUHNYA
DI LEWATI
( %)
1
2
3
4
Na CMC 10 %
Bisacodyl 10 mg/kg BB
Bisacodyl 30 mg/kg BB
Loperamid 10 mg/kg
BB
Loperamid 30 mg/kg
cm
cm
cm
cm
NORIT
7,5 cm
15 cm
20 cm
9 cm
15,625 %
35,71 %
43,47 %
23,6 %
38 cm
7,5 cm
19,73 %
48
42
46
38
BB
Perhitungan
Berat badan mencit : 24 g
Na CMC 1 %
VAO = 1% X BB
1
X 24 g
100
= 0,24 mL
Suspensi norit 10 %
1 mL
X BB
100 g
1 mL
X 24 g
100 g
= 0,24 mL
X 100 %
Panjang usus seluruhnya
: 7,5 cm
X 100%
48 cm
: 15, 625 %
VI. PEMBAHASAN
Konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang susah atau
jarang mengeluarkan feses. Seseorang dikatakan mengalami konstipasi
bila mengalami minimal 2 keluhan berikut ini yaitu defekasi kurang dari
3 kali per minggu, mengejan saat defekasi, feses yang keras, perasaan
tidak lampias setelah defekasi, perasaan adanya hambatan atau
obstruksi
saat
defekasi,
dan
adanya
evakuasi
manual
untuk
risinoleat
yang
merangsang
mukosa
usus,
sehingga
berlangsung
dengan
cepat
sehingga
frekuensi
defekasi
akan
Laju transit pada obat antidiare adalah 23,6 % dengan dosis 10 mg/kg BB
dan 19,73 % dengan dosis 30 mg/kg BB sedangkan pada obat laksatif
adalah 35,71 % dengan dosis 10 mg/kg BB dan 43,47 % dengan dosis 30
mg/kg BB.
VII. KESIMPULAN
1. Laksatif adalah obat yang dapat memperlancar defekasi ( buang air
besar )
2. Antidiare adalah obat yang dapat mengurangi frekuensi defekasi
3. Panjang usus yang dilewati norit pada obat antidiare lebih panjang
daripada panjang usus yang dilewati norit pada obat laksatif.
4. Laju transit pada obat antidiare adalah 23,6 % dengan dosis 10
mg/kg BB dan 19,73 % dengan dosis 30 mg/kg BB sedangkan pada
obat laksatif adalah 35,71 % dengan dosis 10 mg/kg BB dan 43,47
% dengan dosis 30 mg/kg BB.
5.