Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL
AMPLITUDE MODULATION
GRUP
2
3B
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
KELOMPOK 2
NAMA PRAKTIKAN
NILAI
KETERANGAN
DAFTAR ISI
2 | Page
DAFTAR ISI.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TUJUAN4
DIAGRAM RANGKAIAN...4
ALAT DAN KOMPONEN...5
DASAR TEORI.5
LANGKAH KERJA DAN DATA PERCOBAAN...8
ANALISA DATA.14
KESIMPULAN.15
REFERENSI.16
TUJUAN
3 | Page
DIAGRAM RANGKAIAN
III.
No.
Alat
Jumlah
4 | Page
15
IV.
DASAR TEORI
1. Pengertian Modulasi
Modulasi merupakan proses mengubah-ubah parameter suatu sinyal (sinyal pembawa
atau carrier) dengan menggunakan sinyal yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa
sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau sinyal
yang lain. Pengertian dari modulasi yang lainnya adalah suatu pengaturan parameter
(Amplitudo, Frekuensi, Phasa dan sebagainya) dari sinyal pembawa (carrier) yang
berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah,
sehingga informasi dapat disampaikan.
2. Amplitude Modulation (AM)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah
amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal pembawa akan berbanding lurus
dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
5 | Page
Gambar
4.1.
Bentuk
Proses
Modulasi AM
Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi audio
(AF, Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal
pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio Frequency) pada rentang frekuensi tengah
(MF,Mid-Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah
pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus. Jika sinyal pemodulasi
dinyatakan sebagai em= Vm sin m t dan sinyal pembawanya dinyatakan sebagai ec= Vc sin c
t , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau eAM. Berikut ini adalah
analisis sinyal termodulasi AM.
eAM
= Vc (1 + m sin mt ) sin ct
= Vc .sin c t + m . Vc. sin c t . sin m t
= Vc .sin c t + m.Vc. cos (c - m) t - m.Vc.cos(c + m) t
Dengan :
eAM
: sinyal termodulasi AM
em
: sinyal pemodulasi
ec
: sinyal pembawa
6 | Page
Vc
Vm
: indeks modulasi AM
sebagai: = 2 f
Komponen pertama sinyal termodulasi AM (Vc sin ct) disebut komponen pembawa,
komponen kedua ( yaitu m.Vc.cos(c - m) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau
LSB (Lower Side Band) dan komponen ketiga ( yaitu m.Vc.cos(c + m) t ) disebut
komponen bidang sisi atas atau USB (Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai
frekuensi sudut sebesar c, komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar c - m, dan
komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar c + m.
G
am
ba
r
4.2. Sinyal Pemodulasi
V.1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (saklar switch ke AM) :
8 | Page
Gambar hasilnya pada input mixer (2) dan output mixer (3)
TP 2
TP 3
A = 2 VPP
F = 1KHz
Vmax =
1
1
x Vpp= x 2=1 Vpp
2
2
Vmin = 0
9 | Page
m=
x 100%
3,4+0
x 100
3,40
= 100%
V.2 Pindahkan output function generator dari input mixer (2) ke input filter (1)
10 | P a g e
Gambar Hasilnya:
TP 1
TP 3
A = 2 VPP
F = 1KHz
Vmax =
1
1
x Vpp= x 2=1 Vpp
2
2
Vmin = 0
Berikan pejelasan tentang kedua ganbar diatas :
Setiap sinyal yang melalui filter akan mengalami pergeseran karena adanya beda fasa
11 | P a g e
VLF = 6 Vpp
Vmax = Vpp
=.6
= 3 Vpp
Vmin = 3,4 Vpp
12 | P a g e
VLF = 8 Vpp
Vmax = Vpp
=.8
= 4 Vpp
Vmin = 5,2 Vpp
Amati sisi samping trapezium, Jelaskan :
Sisi trapezium dapat digunakan untuk mempermudah melihat besarnya
amplitudo maksimum dan minimum. Amplitudo maksimum dapat dilihat dari sisi
yang lebih panjang sedangkan amplitudo minimum dapat dilihat dari sisi yang lebih
pendek. Sehingga dapat lebih mudah menghitung besarnya indeks modulasi.
Bagaimana bila VLF = 8Vpp, Jelaskan:
Bila VLF = 8Vpp maka akan terjadi over modulation karena harga indeks
modulasi lebih dari 100%. Jadi semakin besar Vpp maka akan semakin besar
indeks modulasinya.
13 | P a g e
VI.
ANALISA DATA
Pada percobaan dengan judul Amplitudo Modulation yang bertujuan
dari
gelombang
informasi.
pembawa
Semakin
dipengaruhi
oleh
Amplitudo
informasi (LF), maka semakin tinggi pula Amplitudo gelombang pembawa (HF).
Gelombang sinyal termodulasi dapat digunakan untuk mengukur maksimum dan
minimum sinyal AM maka menghasilkan indeks modulasi. Indeks modulasi yang didapat
pada percobaan ini adalah 100 %. maka keadaan indeks modulasi ini adalah tidak baik
(kritis).
14 | P a g e
Pada percobaan kedua dengan memindahkan output function generator dari input
mixer 2 ke input filter 1 akan menghasilkan bentuk gelombang sinyal amplitudo audio
pada TP1 (sinyal pemodulasi). Tetapi pada TP3 (gelombang termodulasi/gelombang
output) dapat dilihat bahwa bagian sisi atas dan sisi bawah pita frekuensi yang terlihat
tidak sejajar dengan bentuk gelombang informasi yang dimodulasikan dengan sinyal
pembawa yang frekuensinya lebih besar. Hal tersebut dikarenakan adanya filter pada
sinyal informasi. Jadi, jika sinyal informasi melewati filter maka sinyal pembawa dan
sinyal termodulasi akan mengalami pergeseran karena adanya beda fasa.
Pada percobaan ketiga dengan menentukan modulasi trapezium, function generator
diatur dengan bentuk gelombang sinus 2Vpp akan menghasilkan bentuk gelombang pada
osiloskop dengan X-Y indeks modulasi sebesar 100% pada osiloskop. Hal tersebut dapat
dikatakan bahwa A m p l i t u d o m i n i m u m a k a n m e n g e c i l d a n mencapai nilai nol.
Jika nilai Amplitudo minimum (Vpp Min) mencapai nilainol, maka gelombang dalam
keadaan modulasi kritis (indeks modulasi 100 %).
Jika Amplitudo gelombang informasi dinaikkan (6Vpp),
maka
bentuk
osiloskop
gelombang
dengan
X - Y,
pada
osiloskop
gelombang
akan
akan
b e r u b a h . .P a d a
membentuk
seperti
KESIMPULAN
Pada AM, Amplitudo gelombang-gelombang akan dipengaruhi oleh
Kritis.
Pada saat indeks modulasi kurang dari 100% (m<100%) adalah
kondisi terbaik karena dihasilkan bentuk gelombang termodulasi
yang tidak cacat.
15 | P a g e
2. http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/modulasi-amplitudo-amplitudemodulation-am/
Index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi
sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi
AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal
termodulasi tidak maksimal.
16 | P a g e
Kondisi
kondisi ideal, dimana proses modulasi amplitudo menghasilkan output terbesar di penerima
tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar m=0
ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata. Resultan gelombang
semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.
17 | P a g e
Gambar.
m=0,5
ketika
=1,
merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan jika nilai
m=1. Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala
noise.Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasi dari nol
Gambar m = 1
ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi. Overmodulasi akan
menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama sekali berbeda
bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.
Gambar m = 1,5
18 | P a g e
19 | P a g e