Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (HEALTH

SERVICES MANAGEMENT)
Dr. Suparyanto, M.Kes
DEFINISI PUSKESMAS

Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

Maksud unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang
melaksanakan tugas teknis operasional

Maksud pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
VISI PUSKESMAS
Visi Puskesmas adalah: Mewujudkan Kecamatan Sehat
Indikator kecamatan sehat:
1.
Indikator lingkungan sehat
2.

Indikator perilaku sehat

3.

Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu

4.

Indikator derajat kesehatan yang optimal

MISI PUSKESMAS
1.

Menggerakan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan

2.

Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat

3.

Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

4.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
FUNGSI PUSKESMAS

Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga

Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


MANAJEMEN PUSKESMAS
1. Model PIE (Planning, Implementing, Evaluation)
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi manajemen yaitu:
1.
Planning atau Perencanaan
2.

Implementing atau implementasi dan

3.

Controling atau pemantauan

2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling) dengan rincian fungsi manajemen
sebagai berikut:
1.
Planning atau perencanaan
2.

Organizing atau pengorganisasian

3.

.Actuating atau penggerakan dan

4.

Controling atau pemantauan

3.Model P1 P2 P3
1.
P1 = Perencanaan, berbentuk perencanaan tingkat puskesmas
2.

P2 = Penggerakan Pelaksanaan, berbentuk Minilokakarya puskesmas

3.

P3 = Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian Kinerja Puskesmas

P1: Perencanaan
1.
Rencana Usulan Kegiatan
2.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan

P2: Pelaksanaan dan Pengendalian


1.
Pengorganisasian
2.

Penyelenggaraan

3.

Pemantauan

P3: Pengawasan dan Pertanggungjawaban


1.
Pengawasan internal dan eksternal
2.

Pertanggungjawaban

4.Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan Forum Komunikasi)


Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang partisipasi
masyarakat
Manajemen ARRIF menghasilakan profil PSM di tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi
5.Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi)
Model ini sebenarnya sama dengan ARRIF, hanya fungsi forum komunikasi dipecah menjadi
monitoring dan evaluasi

INDIKATOR KEBERHASILAN

Makin baiknya fungsi penggerak pembagunan kesehatan berwawasan kesehatan, yang


ditandai dengan makin tingginya IPTS (Indeks Potensi Tatanan Sehat) yang berarti makin banyak
tatanan yang berpotensi sehat

Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat, yang ditandai dengan makin tumbuh dan
berkembangnya UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat), BPP (Badan Penyantun
Puskesmas), atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat)

Makin baiknya fungsi pemberdayaan keluarga yang ditandai dengan makin tingginya IPKS
(Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang berarti makin banyak keluarga yang berpotensi sehat

Makin baiknya fungsi pelayanan kesehatan, ditandai dengan makin tinggi cakupan program
dan kualitas pelayanan

LOKAKARYA MINI BULANAN


Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff
di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas

Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem


Masukan
Laporan hasil kegiatan bulan lalu

Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep baru
Proses .
Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,

Merumuskan alternatif pemecahan masalah


Keluaran
Rencana kerja bulan yang baru
LOKAKARYA MINI TRIBULANAN
Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh
instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan
jaringannya, serta dipimpin oleh camat

Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem
Masukan
Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait
Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program
kesehatan

Pemberian informasi baru


Proses
Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector

Merumuskan cara penyelesaian masalah

Keluaran
Rencana kerja tribulan yang baru
Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
SUPERVISI

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.
1.
Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.
2.
Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta
berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
POLINDES
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan
dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.

Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah pengawasan dokter Puskesmas

Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor risiko sedang

Kriteria faktor risiko sedang:

Umur Ibu <20th atau >35Th

Tinggi badan <145 cm Jarak antar dua kehamilan <2 th Jumlah paritas >3
Kriteria faktor risiko tinggi:
1.
Perdarahan selama kehamilan
2.

Panas tinggi atau infeksi

3.

Eklamsi

4.

Kelainan letak bayi dalam kandungan

PERSYARATAN POLINDES
1.
Adanya BDD
2.
Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus set, obat sederhana & uterotonika,
buku KIA-KB, inkubator
3.
Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, SPAL,
pekarangan bersih, ukuran minimal: 3x4m2

4.

Lokasi terjangkau roda 4

5.

Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT

TUJUAN POLINDES
Tujuan Umum:
Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB kepada
masyarakat desa
Tujuan Khusus:
1.
Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di desa
2.

Meningkatkan pembinaan dukun desa

3.

Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan

4.

Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan

KEGIATAN POLINDES

1.

ANC

2.

Persalinan normal

3.

Pelayanan kesehatan bufas dan buteki

4.

Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, imunisasi

5.

Pelayanan KB

6.

Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi

7.

Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg lebih mampu

8.

Melatih dan membina dukun bayi

9.

Penyuluhan kesehatan

10.

Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas

POLINDES
1.
Pembinaan oleh dokter Puskesmas
2.

Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa

3.

Perizinan: bidan harus punya SIPB

Untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia, hak kesehatan di Indonesia telah di akui
secara formal sejak tahun 1960 dengan adanya UUD no 23 tahun 1992 tentang
kesehatan,yang memuat pasal-pasal mengatur hak dan kewajiban warga Negara dan
pemerintahan sebagai berikut:
Setiap hak mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang

optimal.(pasal 4)
Setiap orang berkewajiban untuk ikut dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan perseorangan,keluarga dan lingkungannya. (pasal 5)


Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau

oleh masyarakat (pasal 7).


Pemerintah mengembangkan,membina dan mendorong jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat sebagai cara yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya,berasaskan
usaha bersama dan kekeluargaan (pasal 60 ayat 1).
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan telah dikembangkan pula Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa
indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan umum.
Disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat Puskesmas adalah uni
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama dalam sistem tersebut.
Sejarah perkembangan puskesmas di Indonesia dimulai dari didirikannya berbagai
institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta

diselenggarakannya berbagai upaya kesehatan. Pemikiran mengintergrasikan berbagai


institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien pertama kali
dicetuskan pada pertemuan bandung plan (1951). Selanjutnya konsep pelayanan yang
terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team Approach pada
Master Plan Of Strengthening National Health Service in Indonesia Tahun 1969. Dalam
dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas tiga tipe puskesmas (Tipe A, Tipe B,
Tipe C). Kemudian dalam rapat kerja kesehatan nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya
ada satu tipe puskesmas dengan enam kegiatan pokok. Perkembangan selanjutnya lebih
mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga
kegiatan pokok berkembang menjadi 18 kegiatan pokok, bahkan daerah khusus ibukota
Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. MANAJEMEN PUSKESMAS
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini
hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management mengemukan
sebagai berikut : manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain (Management involves getting things
done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management menyampaikan
pendapatnya : manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and
followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya Management (1982) mengemukakan manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen


memiliki beberapa ciri antara lain :

Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan


Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan
efektif

Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)


Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer

1.1 MODEL MANAJEMEN


Teori manajeman bantyak ragamnya,demikian juga penyebaran fungsi-fungsinya, ada
yang sederhana tetapi ada pula yang rumit. Beberapa contoh manajemen dan penjabaran
fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Model PIE (Planning, implementation & evaluation).
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yaitu:
Planning atau perencanaan
Implementing atau implementasi
Evalutation atau evaluasi
2. Model POAC (Planning, organizing, actuating & controling)
Meliputi 4 fungsi yaitu :
Planning atau perencanaan
Organizing atau pengorganisasian
Actuating atau penggerakkan
Controling atau pemantauan
3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan pelaksanaan, pengawasan
pengendalian penilaian).
Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan,yang di puskesmas di puskesmas di
jabarkan dengan:
P1,perencanaan berbentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
P2,penggerakan pelaksanaan berbentuk lokakarya mini dan,
P3,pengawasan,penendalian

dan

penilaian,berbentk

setempat dan stratifikasi puskesmas.

pemantauan

wilayah

4. ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi).


Model ini digunakan oleh jajaran Depkes,khususnya yang bergerak di bidang
partisipasi
masyarakat,

masyarakat.Manajemen
baik

di

tingkat

ARRIF

menghasilkan

kecamatan,

profil

kabupaten/kota,

peran

provinsi

serta

maupun

pusat/nasional.
5. ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring dan evaluasi).
Model ini sama seperti ARRIF, hanya fungsi monitoring dan evaluasi secara tegas
dipisah, karena aspek yang dikelola meliputi 3 fungsi puskesmas, sehingga fungsi
monitoring dan evaluasi harus di pisah.
6. ARRIMES

(analisis,

rumusan,

rencana,

implementasi,

monitoring,

evaluasi,

sosialisasi).
Model ini merupakan penyempurnaan dari ARRIME yang setelah diterapkan di lokasi
uji coba selama 2 tahun, ada fungsi manajeman yang harus ditambahkan, yaitu
sosialisasi hasil evaluasi pembangunan kesehatan diwilayah tersebut kepada lintas
sector terkait dan juga masyarakat itu sendiri. Ini terutama berkaitan dengan fungsi
pertama yaitu pusat pembangunan berwawasan kesehatan, dan fungsi kedua yaitu
pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan keluarga.

2. STRATIFIKASI PUSKESMAS
Dalam upaya peningkatan fungsi puskesmas telah dikembangkan suatu pola
pembinaan Puskesmas melalui stratifikasi puskesmas. Penilaian prestasi kerja puskesmas
dilakukan dengan menggunakan pedoman stratifikasi puskesmas dimana dikelompokkan
dalam 3 strata yaitu :
a. strata puskesmas dengan prestasi kerja baik
b. strata puskesmas dengan prestasi kerja cukup
c. strata puskesmas dengan prestasi kerja kurang
Aspek yang dinilai dalam stratifikasi puskesmas meliputi 4 aspek atau kelompok
variabel yaitu hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan,
hasil dan cara pelaksanaan menejemen puskesmas, sumberdaya yang tersedia dipuskesmas
serta keadaan lingkungan yang mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan puskesmas.
Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data, pengolahan data, analisis masalah dan
penentuan langkah penanggulangannya yang dilakukan mulai dari tingkat puskesmas,
kabupaten, provinsi sampai ketingkat pusat.srtatifikasi puskesmas dilaksanakan setahun
sekali secara menyeluruh dan serantak disemua puskesmas dan bertahap sesuai dengan
jenjang administrasi sampai kepusat.

3. PERENCANAAN MIKRO

Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut juga Microplanningdikeluarkan


pada tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas adalah
penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk rincian tiap tahunnya.
Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena kurun waktu rencana yang
disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa belum
semua Puskesmas melaksanakan mikropalanning dan kurang dimanfaatkannya hasil
mikroplanning oleh Dinas Kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil
penyusunan rencana tingkat Puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah
dalam pengolahan selanjutnya ditingkat Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan kesehatan
di daerah tingkat ll.Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas ini
diharapkan adanya nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan menejemen Puskesmas
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh
kegiatan pokok Puskesmas.
Penyusunan Rencana Tingkat Puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap
persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
dan tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
a. Tahap persiapan
Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat
dalam proses perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
dalam melaksanakan langkah-langkah Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tahap ini
dilaksanakan melalui pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
b. Tahap analisis situasi
Pada tahap ini diperoleh data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah
operasional Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud dengan masalah
operasional adalah tidak tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang
diharapkan dan penyebabnya. Data yang perlu dikumpulkan adalah data situasi umum
(data kependudukan, data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian target Program.
c. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi tiga langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah
perumusan pendekatan pemecahan masalah dan langkah penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK).
d. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang disebut pula dengan Plan Of Action
(POA) adalah penyusunan rencana yang mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan,
lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, sumber biaya dan penjadwalannya.

4. LOKAKARYA MINI

Sesuai dengan sistem kesehatan nasional, upaya kesehatan diselenggarakan


melalui upaya kesehatan puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya
kesehatan.Puskesmas melalui fungsi sebagai pusat pengembangan peran serata
masyarakat,pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat. Dalam rangka membina petugas puskesmas untuk berkerja sama dalam
tim sehingga dapat melaksanakan fungsi puskesmas dengan baik, telah dikembangkan
lokakarya mini puskesmas. Lokakarya mini puskesmas merupakan suatu pertemuan
antar petugas puskesmas dan petugas puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral)
untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas serta
membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi
puskesmas.ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1),
Pengerakan pelaksanaan (P2) dan pengawasan pengendalian penilaian (P3) maka
lokakarya mini puskesmas merupakan penerapan penggerakan pelaksana (P2).
4.1 TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan umum
Meningkatkan fungsi puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan
puskesmas, berkerjasama dalam tim dan membina kerja sama lintas program
serta lntas sektoral.
b. Tujuan khusus
1. Tergalangnya kerja sama dalam tim antar tenaga puskesmas dan terlaksa.
2. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil
kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan
targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
3. Tergalangnya kerja sama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan
pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.
4. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam rangka mengkaji
kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulanan
berikutnya.
4.2 MANFAAT
Manfaat : mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada bulan lalu dan untuk
merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.
4.3 PENGGALANGAN ATAU PENINGKATAN KERJASAMA DALAMTEAM
Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan puskesmas
sendiri, dalam rangka meningkatkan kerja sama antar petugas puskesmas untuk
meningkatkan fungsi puskesmas.
4.4 LOKAKARYA BULANAN PUSKESMAS

Sebagai tindak lanjut lokakarya penggalangan / peningkatan kerja sama dalam tim,
setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar petugas puskesmas untuk
membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan
daerah binaan. Bilamana dijumpai masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta
kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.
4.5 PENGGALANGAN / PENINGKATAN KERJASAMA LINTAS SEKTORAL
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor
yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerja sama lintas sektor,yang
dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali.untuk itu perlu dijelaskan
manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah
kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembangkan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.Khususnya dalam rangka
peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.

5. SISTEM
PENCATATAN
PUSKESMAS (SP2TP)

DAN

PELAPORAN

TERPADU

Dalam menejemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu dan kontiniu serta
mutakhir secara periodik. Berdasarkan SK Mentri No. 63/Menkes/II/1981,berlaku Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
Puskesmas meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta
hasil yang dicapai oleh Puskesmas. Dengan melakukan SP2TP yang baik maka akan didapat
data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, penggerakan pelaksanaan,
pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penilaian penampilan Puskesmas serta situasi
kesehatan masyarakat umumnya. SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas termasuk
Puskesmas Perawatan, Puskesmas Pembantu danPuskesmas Keliling.
Pencatatan dan pelaporan mencakup data umum dan demografi wilayah kerja
Puskesmas, data ketenagaan, data sarana yang dimiliki Puskesmas yang dilakukan
secara periodik (bulanan, tribulan, semester dan tahunan) dengan menggunakan formulir
yang baku.
TUJUAN UMUM
1. Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas
2. secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui
3. pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yg menunjang
TUJUAN KHUSUS
1. Dasar penyusunan perencanaan Tk. Puskesmas.
2. Dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas

4. Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan diterapkan nya penyelenggaraan puskesmas diharapkan dapat mengikuti dinamika
dan perkembangan cepat yang terjadi dalam dan di luar negeri, antara lain dapat menjawab
tantangan persaingan global, penyelenggaraan otonomi daerah, mengikuti kebijakan
masyarakat perimbangan keungan pusat dan daerah, menumbuhkan pemberdayaan
masyarakat, mewujudkan pemerataan dan keadilan,mengoptimalkan potensi daerah dan
mempertimbangkan keragaman masing-masing daerah serta sejalan dengan strategi
pembangunan kesehatan untuk mewujudkan indonesai sehat 2010.
B. SARAN
Diharapkan puskesmas sebagai unit pelaksana pembangunan kesehatan dapat
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departeman kesehatan. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.
2001. Penyelenggaraan
Departemen Kesehatan.

puskesmas

di

Era

Desentralisasi.

Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah
kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh
keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan status
kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan,
salah satu di antaranya ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di
Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya
dan diberi tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap
wilayah kecamatan dari kabupaten/ kotamadya bersangkutan. Pelayanan
kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan dan Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan

kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam


membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan
puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan:
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam
hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan.
Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan
berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa
pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya B.
RUMUSAN MASALAH 1.
Apakah Pengertian Dari Pelayanan Kesehatan ? 2.
Apakah Pengertian Puskesmas? 3.
Apa Sajakah Fungsi Pelayanan Di
Puskesmas ? 4.
Bagaimana Struktur Organisasi Puskesmas ? 5.
Bagaimana Manajemen Pelayanan Puskesmas? 6.
Bagaimanakah Penerapan
Fungsi Manajemen Di Puskesmas ? 7.
Apa Sajakah Instrumen Manajemen
Puskesmas ? C.
TUJUAN 1. Mengetahui Pengertian Dari Pelayanan
Kesehatan 2.
Mengetahui Pengertian Puskesmas 3.
Mengetahui
Fungsi Pelayanan Di Puskesmas 4.
Mengetahui Bagaimana Struktur
Organisasi Puskesmas 5.
Mengetahui Bagaimana Manajemen Pelayanan
Puskesmas 6.
Mengetahui Bagaimanakah Penerapan Fungsi Manajemen Di
Puskesmas 7.
Mengetahui Instrumen Manajemen Puskes
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pelayanan Kesehatan Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya.
Menurut pendapat Levey dan Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah
setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. B. Pengertian Puskesmas Menurut
DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kesehatan. 1.
Unit Pelaksana Teknis Sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta

ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2.


Pembangunan
Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. 3.
Pertanggung jawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten /
kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten /
kota sesuai dengan kemampuannya. 4.
Wilayah Kerja Secara Nasional
standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu
Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan
kabupaten/kota.
Program pokok puskesmas
Untuk dapat
memberi pelayanan kesehatan secara menyeluruh (comprehensive health care
services) kepada seluruh masyarakat di seluruh wilayahnya, puskesmas
menjalankan beberapa usaha pokkok ( basic health care services, atau publick
health essential) yang meliputi program kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, pemberantasan penyakit menular, peningkatan gizi, kesehatan
lingkungan, pengobatan, penyuluhan kesehatan masyarakat, laboratorium
kesehatan sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan jiwa kesehatan
gigi (Muninjaya Gde, : 143). C. Fungsi Pelayanan Di Puskesmas Puskemas
sebagai penyedia pelayanan kesehatan ditingkat Kecamatan mempunyai 3
( tiga ) fungsi yaitu : a)
Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b)
Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk
dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat
setempat. c)
Pusat strata pelayanan kesehatan s trata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:


1)
Pelayan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah
pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.
2)
Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya. D. Struktur Organisasi Puskesmas Menurut
keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari
kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut : a.
Kepala puskesmas b.
Unit tata usaha yang bertanggung
jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan: a)
Data dan
informasi b)
Perencanaan dan penilaian c)
Keuangan d)
Umum dan
kepegawaian c.
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas Upaya
kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya
kesehatan perorangan. d.
Jaringan pelayanan puskesmas Unit puskesmas
pembantu, Unit puskesmas keliling, dan Unit bidan di desa/komunitas E.
Manajemen pelayanan Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai
dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman
Pelayanan Puskesmas yang baik. Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman.
Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya : 1.
Model
PIE (planning, implementation, evaluation) 2.
Model POAC (planning,
organizing, actuating, controling) 3.
Model P1 P2 P3 (perencanaan,
pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-pengendalian-penilaian) 4.
Model
ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
5.
Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,
evaluasi)
Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya
mempunyai fungsi manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas
menentukan model manajemen yang ingin diterapkan, namun yang terpenting
mempunyai hasil sebagai berikut : 1.
Makin banyaknya fungsi penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS

(indeks potensi tatanan sehat) 2.


Makin baiknya fungsi pemberdayaan
masyarakat dengan ditandai berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis
masyarakat). Serta makin aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan
BPKM (badan peduli kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator
meningkatnya partisipasi masyarakat setempat. 3.
Makin bagusnya
pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks potensi keluarga
sehat) 4.
Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan
tingginya cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program
kesehatan pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang ditandai
dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya kepuasan
pasien.
F. Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas
Fungsi Manajemen Kegiatan Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat
Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi;
kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan
perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara
mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Pengorganisasian
Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas,
sedangkan lainnya bersifat fungsional Pembagian tugas, yang berdasarkan
program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok, yang
melibatkan tenaga perawat dan bidan. Pembagian wilayah kerja, setiap
petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa Penggerakan
Pelaksanaan Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
koordinasi lintas program dan sektor Adanya proses kepemimpinan
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor Pelaksanaan program
pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf Pengawasan dan Evaluasi
Melalui pemantauan laporan kegiatan Pemantauan wilayah setempat (PWS)
Supervisi Rapat rutin (staff meeting) G. Instrumen Manajemen Puskesmas
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : 1.
PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas) Perencanaan tingkat Puskesmas akan
memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan
yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan
Puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan Puskesmas merupakan inti
kegiatan manajemen Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan
para pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan
sumber daya Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk
menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi
diawali dari perencanaan efektif. 2.
Lokakarya mini Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas
Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan
kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran
serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.

3.
PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Dalam rangka pemerataan pelayanan
kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah di bangun Puskesmas.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. BAB III KESIMPULAN Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Untuk
terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu
ditunjang oleh manajeman Pelayanan Puskesmas yang baik. Manajemen
Pelayanan Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Selain itu untuk
menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas
dilengkapidengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1.

Perencanaan tingkat Puskesmas

2.

Lokakarya Mini Puskesmas

3.

Penilaian Kinerja Puskesmas.

Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan


kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut
mencakup, perubahan visi, misi dan strategi, mengembangkan struktur
organisasi sesuai kebutuhan, melakukan manajemen strategis, pengembangan
SDM (manajemen SDM), melakukan upaya-upaya yang mendorong kemandirian
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Arifin. 1973. Kerangka Pokok-pokok Manajemen
Umum. Jakarta: CV Haji Masagung. Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan .
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Administrasi
Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Departemen Kesehatan RI. 2004.
Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi (DRAFT). Jakarta:
Balai Pustaka Gde , A Manunjaya. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta:
Penerbit buku Kedokteran EGC.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai